JURNAL PUBLIKASI MENINGKATKAN MOTIVASI MENYELESAIKAN SOAL CERITA Meningkatkan Motivasi Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw Di Kelas 5 SD Negeri 1 Tegalyoso Klaten Selatan Tahun 2012/2013.

JURNAL PUBLIKASI
MENINGKATKAN MOTIVASI MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
JIGSAW DI KELAS 5 SD NEGERI 1 TEGALYOSO
KLATEN SELATAN TAHUN 2012/2013

Disusun oleh
DAVID RUSI HANTORO
A54B090135

PROGRAM STUDI S 1 PGSD
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013

ABSTRAK
MENINGKATKAN MOTIVASI MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
JIGSAW DI KELAS 5 SD NEGERI 1 TEGALYOSO
KLATEN SELATAN TAHUN 2012/2013


*David Rusi Hantoro,** Drs. Muhroji, SE, M.Si, A54B090135, Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.

Tujuan penelitiaan ini adalah untuk meningkatkan motivasi menyelesaikan
soal cerita matematika melalui strategi pembelajaran jigsaw dan meningkatkan
hasil belajar Matematika melalui strategi pembelajaran jigsaw. Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan dua kali tindakan (dua siklus). Setiap siklus tindakan
meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan
refleksi. Subyek penerima adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Tegalyoso. Penelitian
ini dilaksanakan bulan Januari Sampai dengan April tahun 2013. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, test dan dokumentasi. Teknik Analisa
data menggunakan model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berupa
kesimpulan menunjukkan Siklus I siswa yang tekun menghadapi tugas 68%, ulet
menghadapi kesulitan 64%, minat terhadap pelajaran 67%, dapat
mempertahankan pendapatnya
54%. Sedangkan siklus II siswa yang tekun
menghadapi tugas 72%, ulet menghadapi kesulitan 76%, minat terhadap pelajaran
76%, dapat mempertahankan pendapatnya 70%. Strategi pembelajaran jigsaw

dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal cerita
matematika, dari kondisi prasiklus 54,38, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
59,66 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 70,31. penulis dapat memberikan
saran-saran menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi
pelajaran matematika agar lebih mudah dan menarik bagi siswa, memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam proses belajar mengajar

Kata kunci : soal cerita matematika, jigsaw, motivasi
*) Peneliti
**) Dosen Pembimbing

PENDAHULUAN
Pembelajaran didalam kelas khususnya sekolah dasar sangat membutuhkan
ketrampilan guru dalam memilih dan menerapkan strategi. Siswa akan merasa
jemu dan bosan bila selama berjam-jam mereka hanya akan mendengarkan
penjelasan guru, dan hanya diselingi tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu
guru dalam ceramah menggunakan metode ceramah dan hasilnya dimungkinkan
kurang maksimal dan juga bisa mengurangi sifat kekanak-kanakan yang pada
dasarnya masih senang bermain, selain itu belajar dengan metode konvensional
dikhawatirkan bisa membentuk sifat individualisme yang kuat pada diri siswa.

Guru memiliki peranan penting dalam menentukan kuantitas dan pengajaran yang
dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan
secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
Selama ini ketika mengajar Matematika peneliti hanya menggunakan
metode konvensional yaitu ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi. Peneliti
belum menggunakan teknik-teknik mengajar yang lebih efektif misalnya strategi
Jigsaw. Peneliti dalam menggunakan metode ceramah belum begitu jelas
sehingga sebagian besar peserta didik kesulitan memahami materi pelajaran.
Hasil survei yang telah dilakukan peneliti menunjukkan kualitas
pembelajaran Matematika di kelas 5 ( lima )

SD Negeri 1 Tegalyoso masih

rendah. Nilai rata-rata tes formatif hanya mencapai 54,38. Padahal

kriteria

ketuntasan minimal untuk standar kompetensi Menggunakan pecahan
pemecahan masalah di SD Negeri 1 Tegalyoso adalah 65.


dalam

Dengan timbulnya kesenjangan antara kenyataan dan harapan maka
diperlukan suatu upaya untuk menuju keadaan yang ideal,
melakukan tindakan yaitu melakukan metode

maka peneliti

pembelajaran yang kooperatif,

menggunakan model jigsaw sebagai strategi agar dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika.
Penulis menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar
Matematika. Kenyataan yang demikian ini mendorong peneliti melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

judul: meningkatkan Motivasi

Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw di Kelas
5 SD Negeri 1 Tegalyoso Klaten Selatan Tahun 2012/2013


LANDASAN TEORI
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap,
kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi
sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang
itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.
Menurut Sardiman (2001: 81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam - macam

4. Dapat mempertahankan pendapatnya.
Matematika berasal dari bahasa Yunani kuno manthanein atau mathema
yang pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti
teknisnya menjadi "pengkajian matematika", bahkan demikian juga pada zaman
kuno. Kata sifatnya adalah mathƝmatikós yang berarti matematis . Matematika
adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif

dan keruangan yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari. Soal cerita matematika adalah

tugas atau kegiatan siswa

dalam pelajaran matematika yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan
sehari-hari, di mana soal tersebut dapat digunakan untuk melatih siswa berpikir
secara deduktif, membiasakan siswa untuk melihat hubungan kehidupn sehari-hari
dengan pengetahuan matematika yang telah diperoleh di sekolah, dan memperkuat
pemahaman siswa terhadap konsep matematika tertentu. soal cerita matematika
adalah tugas atau kegiatan siswa dalam pelajaran matematika yang erat kaitannya
dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana soal tersebut dapat digunakan
untuk melatih siswa berpikir secara deduktif, membiasakan siswa untuk melihat
hubungan

kehidupn

sehari-hari dengan pengetahuan matematika

yang telah


diperoleh di sekolah, dan memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep
matematika tertentu
Menurut Polya (2007) pemecahan masalah dalam matematika terdiri atas
empat indikator, yaitu:
1) Memahami masalah
2) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah

3) Melaksanakan penyelesaian soal
4) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh
Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning) adalah suatu pembelajaran
dimana siswa belajar secara berkelompok saling berrtukar gagasan untuk
mencapai tujuan atau keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif (
cooperative learning) adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar secara
berkelompok saling berrtukar gagasan untuk mencapai tujuan atau keberhasilan
kelompoknya.
Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Menyajikan strategi pembelajaran alternatife selain strategi pembelajaran
yang sudah biasa dilakukan;
2. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa;

3. Mengaktifkan cara berpikir siswa untuk menerima input; dan
4. Melatih kerjasama yang positif dan produktif.
Gagasan utama dibalik strategi Jigsaw adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dan membantu satu sama lain
untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan yang disajikan oleh guru. Jika para
siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka
harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan.
Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakuakn yang terbaik dan
menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan. Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian

dan materi tersebut tidak mengharuskan penyampaian atau perlu tatap muka
dikelas. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam
belajar sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Cara ini dapat menumbuhkan
kerjasama, saling asah, asih dan asuh antar teman sebaya. Gagasan utama dibalik
model Jigsaw adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita dan membantu satu sama lain untuk menguasai
ketrampilan-ketrampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan
agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman

sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong
teman mereka untuk melakuakn yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa
belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif Jigsaw berdasarkan uraian di
atas adalah sebagai berikut :
Kelebihan pembelajaran kooperatif Jigsaw : Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif
serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya, Mendorong siswa untuk berfikir
kritis, memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk
menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut, diskusi
tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi
aktif dalam diskusi tersebut.
Kekurangan dari pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu:
Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang
lain, bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok
membutuhkan penanganan yang berbeda

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan strategi pembelajaran jigsaw
hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Tegalyoso sangat rendah.
Guru berupaya mengemas pembelajarannya melalui strategi pembelajaran jigsaw.
Penelitian ini akan membuktikan adanya peningkatan hasil belajar dengan metode

jigsaw siswa kelas 5 SD Negeri 1 Tegalyoso Klaten Selatan Klaten.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat diajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut : Melalui strategi pembelajaran jigsaw dapat
meningkatkan motivasi menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas 5 SD
Negeri 1 Tegalyoso. Melalui strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Tegalyoso.

METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Tegalyoso pada Penelitian
dilakukan di tempat tersebut karena peneliti mengajar di SD tersebut.
Waktu Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari Sampai dengan April tahun 2013
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas 5. Prosedur penelitian
tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam penelitian. Prosedur penelitian mecakup tahap-tahap: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan
refleksi.Jenis data yang digunakan ada tiga yaitu data yang berhubungan dengan
proses, dampak tindakan yang dilakukan dan data yang digunakan sebagai dasar
menilai keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan
dengan proses berupa data tentang meningkatkan motivasi menyelesaikan soal


cerita matematika melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw Observasi
adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.
Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok. Dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan,
dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Silabus, Rencana Pelajaran (RP)
Lembar Kegiatan Siswa, Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar, Lembar
observasi pengolahan metode pembelajaran demons trasi, Lembar observasi
motivasi siswa dan guru, tes formatif . Hasil belajar berupa nilai tes menentukan
validasi data secara teoretik maupun validasi secara empiric.Teknik triangulasi
data juga dipergunakan dalam penelitian ini dengan maksud mengecek keabsahan
data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan sumber data dan ahli
model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi
data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses
siklus. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator kinerja adalah: apabila 70% dari jumlah siswa kelas 5

mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika
adalah 65,00

PEMBAHASAN
Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan pembelajaran Jigsaw pada pelajaran
matematika menunjukan pemahaman konsep siswa masih rendah, terutama pada
pemahaman soal-soal berbentuk cerita. Hal ini terbukti dari 32 siswa, hanya 25 % atau
8 siswa yang mendapatkan nilai diatas batas KKM ( nilai 65 ), sedangkan sisanya
ada 75 % atau ada 24 siswa yang nilainya di bawah KKM.
Berdasarkan data hasil tes awal

dapat disimpulkan seperti pada tabel 1

berikut :
Tabel 1. Hasil Tes Awal
KETERANGAN

UJIAN AWAL

Nilai Terendah

30

Nilai Tertinggi

75

Rata-rata Nilai
Siswa belajar tuntas

54,38
25%

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa, diperoleh nilai rata-rata prasiklus siswa
kelas 5 dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu 54,38. Dari hasil ratarata nilai siswa tersebut ternyata masih di bawah nilai rata-rata yang diinginkan
dari pihak guru, sekolah dan peneliti yaitu 65. Besarnya prosentase siswa tuntas
belajar yaitu 25%,

Tabel 2. Motivasi Siswa
SIKLUS I
No

Indikator

Prosentase

1

Tekun menghadapi tugas

68%

2

Ulet menghadapi kesulitan

64%

3

Minat terhadap pelajaran

67%

4

Dapat mempertahankan pendapatnya

54%

Dari tabel 2 dapat dijelaskan Siswa yang tekun menghadapi tugas 68%,
ulet menghadapi tugas

64%, minat terhadap pelajaran

67%, dapat

mempertahankan pendapatnya 54%.
Berdasarkan data hasil siklus I dapat disimpulkan seperti pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Tes Siklus I
KETERANGAN
UJIAN AWAL
Nilai Terendah
35
Nilai Tertinggi
85
Rata-rata Nilai
59,7
Siswa belajar tuntas
40,63%

Analisis hasil evaluasi dari tes siklus I , diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal
siswa kelas 5 dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu 59,7. Dari hasil
rata-rata nilai siswa tersebut ternyata masih di bawah nilai rata-rata yang
diinginkan sekolah dan peneliti yaitu 65. Besarnya prosentase siswa tuntas belajar
yaitu 40,63%, sedangkan ketuntasan siswa diharapkan belum mencapai 70%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II

, dapat peneliti laporkan

tentang hasil pengamatan yang akan ditunjukkan dalam tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Motivasi Siswa
SIKLUS II
No

Indikator

Prosentase

1

Tekun menghadapi tugas

72%

2

Ulet menghadapi kesulitan

76%

3

Minat terhadap pelajaran

76%

4

Dapat mempertahankan pendapatnya

70%

Dari tabel 4 dapat dijelaskan siswa yang tekun menghadapi tugas 72%, ulet
menghadpai kesulitan

76%, minat terhadap pelajaran

76%, dapat

mempertahankan pendapatnya 70%.
Berdasarkan data hasil siklus II dapat disimpulkan seperti pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Hasil Tes Siklus II
KETERANGAN
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai
Siswa belajar tuntas

UJIAN AWAL
40
95
70,3125
78,13%

Analisis hasil evaluasi dari tes siklus II , diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal
siswa kelas V dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu 70,3. Dari hasil
rata-rata nilai siswa tersebut ternyata sudah diatas nilai rata-rata yang diinginkan
sekolah dan peneliti yaitu 65. Besarnya prosentase siswa tuntas belajar yaitu
78,13%, sedangkan ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 70%.
Berdasarkan data antar siklus , Motivasi siswa pada pelaksanaan siklus I dan
siklus II dapat di lihat dalam tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Motivasi Siswa
No

Indikator

SIKLUS 1

SIKLUS 2

1

Tekun menghadapi tugas

68%

72%

2

Ulet menghadapi kesulitan

64%

76%

3

Minat terhadap pelajaran

67%

76%

4

Dapat mempertahankan pendapatnya

54%

70%

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa motivasi siswa pada pelaksanaan siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan itu ditunjukkan dengan
semakin banyaknya siswa yang termotivasi. Siklus I siswa yang tekun
menghadapi tugas 68%, ulet menghadapi kesulitan 64%, minat terhadap pelajaran

67%, dapat mempertahankan pendapatnya 54%. Sedangkan, siklus II siswa yang
tekun menghadapi tugas 72%, ulet menghadapi kesulitan 76%, minat terhadap
pelajaran 76%, dapat mempertahankan pendapatnya 70%. Sampai dengan
berakhirnya siklus II hampir semua siswa termotivasi dalam pembelajaran.
Perubahan hasi tes akhir siswa pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat
digambarkan pada tabel 7 dibawah ini
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Matematika

No Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

30-35
36-40
41-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
91-95
96-100

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
3
5
1
2
5
8
3
4
1

32

9%
16%
3%
6%
16%
25%
9%
13%
3%
0%
0%
0%
0%
0%
100%

1
4
3
1
1
7
4
8
2
1

32

3%
13%
9%
3%
3%
22%
13%
25%
6%
3%
0%
0%
0%
0%
100%

1
1
5
4
12
2
2
1
3
1
32

0%
3%
0%
3%
0%
16%
13%
38%
6%
6%
3%
9%
3%
0%
100%

Berdasarkan data hasil tes antar Siklus dapat disimpulkan seperti pada tabel 8
berikut :
Tabel 8. Data Hasil Tes antar Siklus
KETERANGAN

PRA SIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

Nilai Terendah

30

35

40

Nilai Tertinggi

75

85

95

Rata-rata Nilai

54,38

59,66

70,31

Siswa belajar tuntas

25%

41%

78%

Pada tabel 8 diatas jelas tergambar bahwa perolehan nilai rata-rata pada kegiatan
prasiklus 54,38,

pada

siklus I diperoleh nilai rata-rata 59,66 dan pada siklus II

diperoleh nilai rata-rata 70,31. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Pada kegiatan pra siklus ketuntasan belajar siswa mencapai 25%, pada
siklus I mencapai 41 % dan di siklus II mencapai 78%.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus dapat
disimpulkan sebagai berikut Strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Djamarah,Syaiful Bahri.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Putra.
Joko Suwandi,2011, Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ).
PSKGJ-FKIP UMS.Solobaru:Qinant
Mohammad Asrori,2008, Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:Wacana Prima.
Mulyadi,2011, Pembelajaran Terpadu. PSKGJ-FKIP UMS.Solobaru:Qinant
,2011,Paedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar.Surakarta:Badan Peneribit FKIP-UMS
Nur, Moh. 2001. Permotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya
Nurhadi.2003. Pembelajaran Konstektusl dan penerapannya dalam KBK Malang:
Universitas Negeri Malang
Rubino,2011,Metode Penelitian Pendidikan.PSKGJ-FKIP UMS.Solobaru:Qinant
Sri Hartini, 2011, Evaluasi Pembelajaran.PSKGJ-FKIP UMS.Solobaru:Qinant
Wahyuni,Dwi.2001.Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Malang : Program Sarjana
Universitas Negeri Malang

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Sub Pokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember;

2 39 174

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember

1 18 5

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Soal UAS Matematika Kelas 5 Semester 1

0 13 5

Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Menggunakan Alat bantu Gambar dan Cerita di Kelas 2 SD Negeri 1 Banding Agung Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 44

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons dengan Media Flip Chart pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

0 9 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 251