HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM GERAKAN KB DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

(1)

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI

DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR

(PUS) DALAM GERAKAN KELUARGA BERENCANA

DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NANDA PERMATA SARI

NIM. 309331032

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Nanda Permata Sari, NIM 309331032. Hubungan Sosial Ekonomi

Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan sosial ekonomi dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013, dengan populasi Pasangan Usia Subur (PUS) yang aktif dalam mengikuti program KB yang tersebar di 20 desa sebanyak 3.396 KK. Sampel dimbil secara proportional random sampling sebanyak 5 %, berjumlah 170 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan komunikasi tidak langsung berupa angket skala likert kemudian data dianalisis dengan menggunakan tekhnik analisis korelasi product moment.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara kondisi sosial ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Hasil perhitungan koefisien korelasi dengan rxy sebesar 0,22

diperoleh hasil dengan taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel

dimana 2,95 ≥ 1,98 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Besarnya hubungan sosial

ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 4,928 % maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 4,928% dan sisanya yaitu 95,072% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.


(5)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBER PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 8

B. Penelitian Relevan ... 23

C. Kerangka Berfikir ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 28


(6)

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

D. . Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELEITIAN A. . Keadaan Fisik ... 39

B. Keadaan Non Fisik ... 43

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. . Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(7)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1. Uji Homogenitas ... 34

2. Luas Kecamatan Sipispis Berdasarkan Desa Tahun 2012 ... 42

3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 44

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 45

5. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 47

6. Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 48

7. Komposisi penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan SipispisTahun 2012 ... 48

8. Komposisi penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 49

9. Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Sipispis 2012 ... 50

10.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 51

11.Tabel distribusi frekuensi untuk sosial ekonomi responden ... 53

12.Tabel Distribusi frekuensi untuk partisipasi responden ... 55

13.Uji Normalitas Data Sosial Ekonomi ... 57


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 27

2. Peta Kabupaten Serdang Bedagai ... 39

3. Peta Kecamatan Sipispis ... 40

4. Grafik Penafsiran Skor Hubungan Sosial Ekonomi ... 53


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Lembar Angket Penelitian... 64

2. Data mentah tingkat pendidikan pasangan usia subur berdasarkan frekuensi... 67

3. Data Mentah Tingkat Sosial Ekonomi dan Partisipasi Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis ... 72

4. Data mentah tingkat sosial ekonomi berdasarkan harkat ... 77

5. Data Mentah tingkat partisipasi pasangan usia subur berdasarkan hasil skala likert ... 82

6. Organisasi Pengolahan Data ... 92

7. Perhitungan Uji Normalitas Data... 94

8. Uji Homogenitas ... 97

9. Uji Linieritas Persamaan Regresi ... 104


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan bertujuan secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh. Usaha-usaha tersebut dapat mengalami hambatan-hambatan, antara lain oleh karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat karena tingginya angka kelahiran. Tujuan lain untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran, sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya, tiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa. Menurut BKKBN, tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta.Menurut Riski, 2010 (dalam Reducdyanta, 2012) jumlah penduduk Indonesia setiap saat mengalami peningkatan, padahal pemerintah telah berupaya untuk menargetkan idealnya 2 atau 1 anak per wanita. Meski begitu, masih ada saja dari keluarga Indonesia yang senang mempunyai anak banyak.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD


(11)

1945, diperlukan dukungan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, antara lain melalui pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk. Dalam rangka pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk dilaksanakan program kesehatan, salah satunya melalui program Keluarga Berencana. Kenyataannya masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala yang berdampak bagi lajunya pembangunan nasional.

Program KB, sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif . Oleh karena itu, program KB memiliki posisi strategis dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan (secara kuantitatif), maupun pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga (secara kualitatif) dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Menurut Pinem, 2009 (dalam Reducdyanta, 2012) sekarang ini program keluarga berencana nasional mempunyai paradigma baru dengan visi yang telah di ubah menjadi mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015, keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan program Keluarga Berencana merupakan bagian integral dari program pembangunan nasional secara menyeluruh. Dengan demikian program Keluarga Berencana pada dasarnya merupakan program bagi seluruh lapisan masyarakat dan seluruh golongan. Oleh karena itu seluruh masyarakat yang


(12)

bertempat tinggal dan hidup di Indonesia tanpa membedakan golongan, suku bangsa, agama dan sebagainya, wajib turut berpartisipasi aktif dalam program Keluarga Berencana.

Gerakan program Keluarga Berencana Nasional merupakan keadaan sikap mental dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan serta aktivitas Keluarga Berencana atas dasar kemauan Pasangan Usia Subur (PUS) sendiri tanpa tergantung pada orang lain dalam mempelopori serta sekaligus sebagai pengelolaannya ataupun suatu gerakan yang menghimpun dan mengajak potensi masyasrakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua.

Jadi dalam hal ini Gerakan Keluarga Berencana Nasional menitikberatkan kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri. Pelaksanaan Keluarga Berencana ini lebih dikenal sebagai Gerakan Keluarga Berencana Mandiri. Gerakan keluarga berencana mandiri merupakan gerakan masyarakat yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam pelaksanaan dan pelayanan Keluarga Berencana, masyarakat dengan inisiatif dan prakarsa sendiri menyisihkan tenaga, pikiran, waktu dan dananya untuk mengelola kegiatan Keluarga Berencana, yang dalam pelaksanaannya mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Masyarakat dan Pemerintah merupakan dua aspek penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan Keluarga Berencana. Oleh


(13)

karena itu partisipasi masyarakat semakin penting artinya mengingat keterbatasan pemerintah untuk menjangkau seluruh daerah di Indonesia terutama di pedesaan.

Sampai dengan tahun 1979 seluruh wilayah di Indonesia sudah tercakup dalam program Keluarga Berencana, begitu pula Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang telah berhasil meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam ber KB. Selama tahun 2008 Kabupaten Serdang Bedagai telah berhasil mendapatkan akseptor KB baru sebanyak 19.373 atau 105,8 % dari target 18.308 peserta KB, sedangkan peserta KB yang berhasil dibina sebesar 78.774 akseptor atau 73,72 % dari jumlah pasangan usia subur sebesar 106.850. Keberhasilan program KB di Serdang Bedagai juga diperkuat dengan dianugerahkannya Satya Lencana Wira Karya dalam bidang keluarga berencana oleh pemerintah pusat tahun 2010. Penghargaan tersebut merupakan bukti prestasi Kabupaten Serdang Bedagai dibidang KB. Kesadaran warga Serdang Bedagai yang telah mendukung pemerintah dengan turut serta melaksanakan program pengendalian penduduk melalui keluarga berencana (KB). (http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=cont ent&jenis=2&id_content=2145&detail=Y /diakses 09.05.2013/10.43)

Fokus penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Kecamatan Sipispis. Pada tahun 2012, Kecamatan Sipispis memiliki jumlah penduduk 31. 829 jiwa yang terdiri dari 16. 236 laki-laki dan 15. 593 Perempuan. Kecamatan Sipispis terdiri 20 desa dan 115 dusun. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sipispis sebanyak 8.152, Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Sipispis sebanyak 4. 845, dan yang mengikuti program KB sebanyak 3. 396.


(14)

(http://serdangbedagaikab.bps.go.id/publikasi/pub2012/2_stat_kec/030_statkec_2 012/f_030_statkec_2012/search/searchtext.xml)

Pengamatan penulis sebagai putri daerah, pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kecamatan Sipispis justru belum terlaksana dengan baik. Hal ini ditandai oleh, banyak keluarga yang memiliki anak yang jumlahnya lebih dari dua orang dalam setiap pasangan usia subur, bahkan mencapai 3-7 orang anak. Faktor sosial ekonomi sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan pendapatan masyarakat. Jika dilihat dari mata pencaharian masyarakat di kecamatan Sipispis berbeda-beda, yang paling dominan yaitu bekerja sebagai petani dengan tingkat pendidikan yang tergolong rendah yaitu tamatan SD/SMP. Tingkat pendidikan dan mata pencaharian sebagai petani tentunya mempengaruhi jumlah pendapatan masyarakat dimana akan berpengaruh terhadap partisipasi dalam mensukseskan program Gerakan Keluarga Berencana.

Partisipasi masyarakat merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu program karena semakin banyak jumlah penduduk, berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya baik fisik maupun psikis. Kesadaran para akseptor pada prinsipnya menyangkut perubahan perilaku yaitu setiap Pasangan Usia Subur di wilayah pedesaan yang tidak atau belum berperan dalam gerakan KB nasional dengan menjadi akseptor KB. Kondisi ini berkaitan dengan partisipasi aktif masyarakat, hal ini dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang melatar belakangi setiap Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis dalam melaksanakan Program KB. Karena itu melalui penelitian ini penulis tertarik untuk mengangkat judul


(15)

“Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam Gerakan KB Di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai”

B. Identifikasi Masalah

Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Tingginya pencapaian realisasi persentase akseptor KB ini berhubungan dengan faktor sosio demografi berupa tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur, jumlah keluarga, dan lain-lain sedangkan faktor sosio psikologis berupa nilai-nilai budaya seperti adat – istiadat, agama, dan lain – lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi


(16)

(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti yang lain pada wilayah yang berbeda.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian ilmiah

c. Sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran, sehingga hal ini akan menjadi masukan bagi pelaksanaan program keluarga berencana dalam melakukan sosialisasi tentang keluarga berencana guna menekan jumlah pertumbuhan penduduk sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(17)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dengan diselenggarakannya gerakan KB di Kecamatan Sipispis, tampak bahwa partisipasi pasangan usia subur tergolong rendah, ini dibuktikan dengan pasangan usia subur mengikuti gerakan KB tapi sebagian besar tidak berpartisipasi dalam tujuan gerakan KB tersebut. Hal ini sejalan dengan keadaan sosial ekonomi pasangan usia subur berada dalam kategori rendah. Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy sebesar0,22,

ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Diketahui bahwa Indeks Determinasi sebesar 4,928% hal ini berarti besarnya hubungan sosial ekonomi dengan partisipasi PUS dalam penelitian ini sebesar 4,928% dan sisanya sebesar 95,072% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur secara empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian sosial ekonomi PUS secara nyata dapat menentukan dan berkontribusi dengan partisipasi PUS dalam gerakan KB di Kecamatan .Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.


(18)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran antara lain perlunya perhatian pemerintah khususnya pemerintah Kecamatan Sipispis terhadap program gerakan KB dengan cara meningkatkan akses dan penyuluhan tentang pentingnya melaksanakan program KB untuk mengurangi dampak dari ledakan penduduk.mengingat semakin besar jumlah penduduk maka akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Agar partisipasi pasangan usia subur meningkat dalam melaksanakan program KB , maka diperlukan kesadaran dari pasangan usia subur itu sendiri. Untuk meningkatkan kesadaran PUS antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan penyuluhan yang menunjang terlaksananya tujuan gerakan KB sehingga PUS tidak hanya sekedar mengikuti gerakan KB tetapi mereka juga paham akan prinsip, prosedur pelaksanaan, serta tujuan pelaksanaan gerakan KB itu sendiri.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto,Suharsimi. 2006 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

Atika, 2011 . Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program KeluargaBerencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25410/4/Chapter%20I.pdf/ diakses 20/05/2013 15:58)

Barifi, Muhammad. 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana di Kecamatan Leung Bata Kota Banda Aceh. http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/271076 BPS, 2012 . Kecamatan Sipispis Dalam Angka Tahun 2012. Sumatera Utara:BPS Fitri. 2011. Persepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Pembatasan Jumlah

Kelahiran Anak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Husna, Nurul. 2013. Karakteristik Industri Kecil Ikan Asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/2006/07/26/1573/Tekan-Angka Kemiskinan,-Program-KB-Dikembangkan

http://www.scribd.com/doc/32711118/Ppt-Pasangan-Usia-Subur

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=conte nt&jenis=2&id_content=2145&detail=Y/Diakses 11 Mei 2013)

http://www.slideshare.net/kangkumis/teori-partisipasi

http://www.turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html diakses: 25 Mei 2013/21:48

Meilani, Niken, dkk .2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

Muliani, Juli. 2011. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pengajaran Remedial Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Air Joman Tahun Pembelajaran


(20)

Nisa, 2008. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Sibowi.

http://www.scribd.com/doc/14044745/diakses 20/05/2013 16:05

Ocbrianto, Hosea. 2012. Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Balita ( Studi Kasus Pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok) . http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280831-Hosea%20Ocbrianto.pdf/ Diakses 20/05/2013 15:33)

Pinem, Reducdyanta. 2012 . Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentan

Alat Kontrasepsi Pria Di Desa JuharPerangin – Angin Kecamatan Juhar

KabupateKaro.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34870/diakses 20/05/2013 15:42

Sandra Devi, Azura. 2013. Eksistensi Jembatan Tabayang Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sei Kepayang Barat

Kabupaten Asahan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Sudjana. 2003. Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Penerbit. Bandung : Tarsito

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suratun,dkk .2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media

Tiumlafu, Ratna. 2012. Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Mengikuti Program KB di Desa Weulun Kecamatan Wewiku Kabupaten Belu. (http://www.scribd.com/doc/111072517/Proposalx-Ratna/Diakses 2 Mei 2013


(1)

“Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam Gerakan KB Di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai”

B. Identifikasi Masalah

Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Tingginya pencapaian realisasi persentase akseptor KB ini berhubungan dengan faktor sosio demografi berupa tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur, jumlah keluarga, dan lain-lain sedangkan faktor sosio psikologis berupa nilai-nilai budaya seperti adat – istiadat, agama, dan lain – lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi


(2)

(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti yang lain pada wilayah yang berbeda.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian ilmiah

c. Sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran, sehingga hal ini akan menjadi masukan bagi pelaksanaan program keluarga berencana dalam melakukan sosialisasi tentang keluarga berencana guna menekan jumlah pertumbuhan penduduk sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan kesimpulan bahwa dengan diselenggarakannya gerakan KB di Kecamatan Sipispis, tampak bahwa partisipasi pasangan usia subur tergolong rendah, ini dibuktikan dengan pasangan usia subur mengikuti gerakan KB tapi sebagian besar tidak berpartisipasi dalam tujuan gerakan KB tersebut. Hal ini sejalan dengan keadaan sosial ekonomi pasangan usia subur berada dalam kategori rendah. Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy sebesar 0,22, ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Diketahui bahwa Indeks Determinasi sebesar 4,928% hal ini berarti besarnya hubungan sosial ekonomi dengan partisipasi PUS dalam penelitian ini sebesar 4,928% dan sisanya sebesar 95,072% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur secara empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian sosial ekonomi PUS secara nyata dapat menentukan dan berkontribusi dengan partisipasi PUS dalam gerakan KB di Kecamatan .Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran antara lain perlunya perhatian pemerintah khususnya pemerintah Kecamatan Sipispis terhadap program gerakan KB dengan cara meningkatkan akses dan penyuluhan tentang pentingnya melaksanakan program KB untuk mengurangi dampak dari ledakan penduduk.mengingat semakin besar jumlah penduduk maka akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Agar partisipasi pasangan usia subur meningkat dalam melaksanakan program KB , maka diperlukan kesadaran dari pasangan usia subur itu sendiri. Untuk meningkatkan kesadaran PUS antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan penyuluhan yang menunjang terlaksananya tujuan gerakan KB sehingga PUS tidak hanya sekedar mengikuti gerakan KB tetapi mereka juga paham akan prinsip, prosedur pelaksanaan, serta tujuan pelaksanaan gerakan KB itu sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Arikunto,Suharsimi. 2006 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

Atika, 2011 . Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program KeluargaBerencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25410/4/Chapter%20I.pdf/ diakses 20/05/2013 15:58)

Barifi, Muhammad. 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Gerakan

Keluarga Berencana di Kecamatan Leung Bata Kota Banda Aceh.

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/271076 BPS, 2012 . Kecamatan Sipispis Dalam Angka Tahun 2012. Sumatera Utara:BPS Fitri. 2011. Persepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Pembatasan Jumlah

Kelahiran Anak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Husna, Nurul. 2013. Karakteristik Industri Kecil Ikan Asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/2006/07/26/1573/Tekan-Angka Kemiskinan,-Program-KB-Dikembangkan

http://www.scribd.com/doc/32711118/Ppt-Pasangan-Usia-Subur

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=conte nt&jenis=2&id_content=2145&detail=Y/Diakses 11 Mei 2013)

http://www.slideshare.net/kangkumis/teori-partisipasi

http://www.turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html diakses: 25 Mei 2013/21:48

Meilani, Niken, dkk .2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

Muliani, Juli. 2011. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pengajaran Remedial Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Air Joman Tahun Pembelajaran


(6)

Nisa, 2008. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Sibowi.

http://www.scribd.com/doc/14044745/diakses 20/05/2013 16:05

Ocbrianto, Hosea. 2012. Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu Dalam

Upaya Pelayanan Kesehatan Balita ( Studi Kasus Pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok) .

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280831-Hosea%20Ocbrianto.pdf/ Diakses 20/05/2013 15:33)

Pinem, Reducdyanta. 2012 . Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentan

Alat Kontrasepsi Pria Di Desa JuharPerangin – Angin Kecamatan Juhar

KabupateKaro.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34870/diakses 20/05/2013 15:42

Sandra Devi, Azura. 2013. Eksistensi Jembatan Tabayang Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sei Kepayang Barat

Kabupaten Asahan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Sudjana. 2003. Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Penerbit.

Bandung : Tarsito

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suratun,dkk .2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media

Tiumlafu, Ratna. 2012. Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Mengikuti

Program KB di Desa Weulun Kecamatan Wewiku Kabupaten Belu.

(http://www.scribd.com/doc/111072517/Proposalx-Ratna/Diakses 2 Mei 2013


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Pengaruh Pasangan Usia Subur dan Pengguna Alat/Cara KB Terhadap Angka Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1998-2012

0 32 80

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Wanita Usia Subur dalam Upaya Deteksi Dini Penyakit Kanker Leher Rahim di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

1 84 110

Faktor-faktor Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur menjadi Akseptor KB di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 62 58

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

1 30 90

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

5 65 53

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54