Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR

TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN

KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

TAHUN 2010

KRISTIN NATALIA NAPITUPULU

NIM : 095102072

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A. 2010


(2)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010.

Nama : Kristin Natalia Napitupu lu Nim : 095102072

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

……… ……… Penguji I

( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M.Kep ) ( dr. Zulkifli, Msi )

………. Penguji

II ( dr. Christoffel L. Tobing, SpOG ( K )

………... Penguji

III ( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M. Kep ) Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

... ... ( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M.Kep ) ( dr. Murniati Manik, MSc, SpKK ) NIP. 197 405 052 002 122 001 NIP. 130 810 201

Koordinator Ketua Pelaksana


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN KEMENANGAN TANI

KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepenjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010 Yang menyatakan


(4)

CURRICULUM VITAE

I. Data Pribadi

Nama : Kristin Natalia Napitupulu Tempat/Tanggal Lahir : Duri, 28 Desember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 5 ( lima ) dari 5 Bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Staf Dosen Akbid Darmo Medan Alamat : Jl. Tali Air no. 23 Medan

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : P. Napitupulu Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : M. Siagian Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Yos Sudarso no.2 Minas-Riau

III. Data Pendidikan

1. Tahun 1998-2000 : SD Negeri 042 Mandau-Duri 2. Tahun 2000-2003 : SMP Negeri 1 Minas-Riau 3. Tahun 2003-2005 : SMU Negeri 1 Minas-Riau


(5)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Kristin Natalia Napitupulu

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

vii + 38 hal + 7 tabel + 9 lampiran Abstrak

Infertilitas ( kemandulan ) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur ( 2-3 kali seminggu ) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang

infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

Berdasarkan sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik tentang infertilitas.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas Daftar pustaka 20 (1999-2010)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010 ”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun dari susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan untuk perbaikan.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murni Manik, M.Sc, Sp.KK selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing materi dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan. 4. dr. Zulkifli, M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dalam

penelitian ini

5. dr. Christoffel L.Tobing, Sp.OG (K) selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dalam penelitian ini


(7)

6. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam penelitian ini

7. Arih Sembiring, SE selaku kepala Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti selama melaksanakan penelitian

8. Kepada kedua otang tuaku P. Napitupulu / M. Siagian yang telah memberikan bantuan baik dalam doa, moril maupun materil sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga dapat bermanfaat.

Medan, Juni 2010 Peneliti


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. Tinjauan Pustaka ... 5

A. Pengetahuan ... 5

1. Defenisi Pengetahuan ... 5

2. Tingkatan Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 6

1. Defenisi Sikap ... 6

2. Tingkatan Sikap ... 6

C. Infertilitas ... 6

1. Defenisi Infertilitas ... 6

2. Etiologi ... 7

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas ... 8

4. Pemeriksaan Pasangan Infertiltas ... 8

5. Pengobatan Infertilitas ... 9


(9)

BAB III. Kerangka Konsep ... 12

A. Kerangka Konsep ... 12

B. Defenisi Operasional ... 13

BAB IV. Metodologi Penelitian ... 15

A. Desain Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel ... 15

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 16

E. Instrumen Penelitian ... 17

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 19

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 19

H. Analisis Data ... 21

BAB V. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

1. Karakteristik Responden ... 22

2. Pengetahuan Suami ... 25

3. Pengetahuan Istri ... 26

4. Sikap Suami... 28

5. Sikap Istri ... 29

B. Pembahasan ... 31

1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas ... 31

2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas ... 33

BAB VI. Kesimpulan dan Saran ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 23 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Suami

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 25 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Istri

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 26 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasangan Usia

Subur Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 27 Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Suami

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 28 Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Istri Tentang

Infertilitas Tahun 2010 ... 29 Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 30


(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Kuisioner

Lampiran 3 : Lembar Conten Validity Indeks

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian Lampiran 7 : Lembar Konsul

Lampiran 8 : Time Tabel Lampiran 9 : Master Data


(12)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Kristin Natalia Napitupulu Nama Pembimbing

: Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep

NIM : 095102072 NIP : 197 405 052 002 122

001 Judul KTI : Pengetahuan dan sikap

pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

Hari / Tanggal

Materi Saran / Perbaikan Paraf Dosen Paraf

Mahasiswa Senin,

14-9-2009

Pengajuan Judul ACC Judul Senin,

21-9-2009

Pengajuan BAB I Perbaikan BAB I Sabtu,

26-9-2009

Pengajuan BAB I, II Perbaikan BAB I, II Sabtu,

03-10-2009

Pengajuan BAB I, II ACC BAB I, Perbaikan BAB II Sabtu,

10-10-2009

Pengajuan BAB II, III ACC BAB II, Perbaikan BAB III Jumat,

23-10-2009

Pengajuan BAB III Perbaikan BAB III Kamis,

29-10-2009

Pengajuan BAB III, IV ACC BAB III, Perbaikan BAB IV Seniin,

02-11-2009

Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV Kamis,

05-11-2009

Pengajuan BAB IV ACC BAB IV Senin,

29-02-2010

Perbaikan Proposal Perbaikan BAB I, BAB II, III, Kuisoner

Senin, 03-05-2010

Pengajuan BAB V, VI Perbaikan BAB V, VI Rabu,

09-06-2010

Pengajuan BAB V, VI, Abstrak

ACC BAB V, VI, Perbaikan Abstrak Rabu, 09-06-2010 Pengajuan Abstrak, Penyusunan KTI ACC Abstrak, Perbaikan Penyusunan Sabtu, 12-06-2010 Pengajuan Perbaikan Penyusunan KTI ACC KTI


(13)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Kristin Natalia Napitupulu NIM : 095102072

JUDUL : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI

Medan, Juni 2010 Pembimbing

( Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep ) NIP. 197 405 052 002 122 001


(14)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Kristin Natalia Napitupulu / 095102072 adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang ” Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan ”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak dan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan bapak dan ibu dalam melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika, bapak dan ibu bersedia silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan bapak dan ibu.

Partisipasi Bapak dan Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak dan ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada saksi apapun. Identitas pribadi bapak dan ibu dan semua informasi yang bapak dan ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi bapak dan ibu dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010

Peneliti Responden


(15)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA NAMA : Kristin Natalia Napitupulu

NIM : 095102072

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa indonesia yang telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dalam Karya Ilmiah.

Medan, Juni 2010

Diuji oleh,

Drs. Syahrial Isa, S.U.

Nip. 194705031974121001


(16)

i

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Kristin Natalia Napitupulu

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

vii + 38 hal + 7 tabel + 9 lampiran Abstrak

Infertilitas ( kemandulan ) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur ( 2-3 kali seminggu ) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang

infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

Berdasarkan sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik tentang infertilitas.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas Daftar pustaka 20 (1999-2010)


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan (Llewellyn. D, 2002, hal. 234).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sekitar 50-80 juta pasangan

mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. Masalah ketidaksuburan (infertilitas) ini tentu merisaukan, tidak hanya bagi pasangan suami-istri, juga

keluarganya. Diperkirakan sekitar 10-15 % pasangan usia subur mengalami masalah

infertilitas (Yan. I, 2008, http://www.infertilitas.com, diperoleh tanggal 28 Agustus

2008).

Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20 % dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia pasangan usia subur.com, diperoleh tanggal 6 April 2009).

Soetomo (2006) menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 % dari faktor suami, 40 % dari faktor istri dan 20 % adalah karena faktor hubungan di antara keduanya (Wikipedia, 2006,


(18)

Indra (2008) mengatakan seorang dinyatakan infertil atau kurang subur jika dalam satu tahun pernikahan dengan hubungan suami-istri usia produktif ( di bawah 35 tahun ) secara teratur tanpa alat kontrasepsi tetapi belum juga hamil (Wikipedia, 2006,

Kegagalan mempunyai anak pada pasangan suami istri akan menyebabkan rasa sedih yang mendalam, membuat perasaan bersalah dam membuat stress. Stress berperan besar menyumbang angka kemungkinan infertilitas, yaitu sebesar 15-20 %. Ketika seseorang mengalami kondisi jiwa demikian bisa menyebabkan gangguan ovulasi

spermatogenesis, spasme tuba fallopi dan disfungsi seksual yaitu menurunnya frekuensi

hubungan suami istri. Aspek gaya hidup ternyata juga menyumbang 15-20 % pengaruh terhadap angka kejadian infertilitas. Salah satu trend seperti menunda usia perkawinan demi mengejar karier yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini. Padahal tingkat kesuburan wanita akan menurun mulai usia 35 tahun (Yan.I, 2008, infertilitas hambat hadirnya momongan.com, diperoleh tangga l 28 Agustus 2008).

Dari survei pendahuluan pada tanggal 23 November 2009 di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, peneliti mendapat informasi dari seorang kader bahwa di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan ada 30 pasangan suami istri yang belum mempunyai anak setelah satu tahun berkeluarga tanpa menggunakan alat kontrasepsi.


(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut dengan adanya fenomena, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “ Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan“.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan pasangan usia subur tentang infertilitas

di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. c. Untuk mengidentifikasi sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di


(20)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang infertilitas

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi tenaga

kesehatan lainnya diseluruh lapisan masyarakat untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan tentang infertilitas.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo. S, 2007, hal. 139).

2. Tingkatan Pengetahuan

(a) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima; (b) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar; (c) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya); (d) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain; (e) Sintesis (synthesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


(22)

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru; (f) Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasiatau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

B. Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo. S, 2007, hal. 142).

2. Tingkatan Sikap

(a) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi; (b) Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap; (c) Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga; (d) tanggungjawab (responsible) bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

C. Infertilitas

1. Defenisi Infertilitas

Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan yang menjalani hubungan seksual secara

teratur (2-3 kali seminggu) tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan (Llewellyn. D, 2002, hal. 234).


(23)

(a) Infertilitas Primer, bila pasangan tersebut belum pernah memiliki keturunan walaupun bersenggama secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan alat kontrasepsi; (b) Infertilitas Sekunder, bila pasangan tersebut sudah pernah memiliki

anak, dan tidak memiliki anak lagi walaupun bersenggama secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan alat kontrasepsi (Prawirohardjo. S, 2002, hal. 497).

2. Etiologi

a. Pada Wanita : (1) infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma kevagina; (2) kelainan pada serviks akibat defisiensi hormone estrogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma kedalam rahim terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim; (3) kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesiuterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang; (4) kelainan tuba fallopi akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba fallopi dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu; (5) gangguan

ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan

pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi; (6) lingkungan paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anastesi, zat kimia dan pestisida dapat menyebabkan toksin pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.


(24)

b. Pada Pria : (1) abnormalitas sperma: morfologi, motilitas; (2) abnormalitas

ejakulasi; (3) abnormalitas ereksi; (4) abnormalitas cairan semen : perubahan PH dan

perubahan komposisi kimiawi; (5) infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital (Wikipedia, 2006,

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas

Faktor laki-laki produksi sperma cacat, kesulitan inseminasi (30-40 %), faktor ovulasi (5-25 %), faktor tuba atau uterus (15-25 %), faktor serviks atau imunologik

(5-10 %), tidak dapat dijelaskan setelah investigasi (10-25 %) (Llewellyn. D, 2002, hal 234)

Yan (2009) mengatakan sepasang suami-istri dikatakan infertil jika (1) tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun; (2) tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun; (3) perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai waktunya (37-42 minggu) 4. Pemeriksaan Pasangan Infertilitas

Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Ini berarti kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak bisa diperiksa. Adapun syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut: (a) istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila : pernah mengalami keguguran berulang, diketahui mengidap kelainan endokrin, pernah


(25)

mengalami peradangan rongga panggul, pernah mengalami bedah ginekologi; (b) Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang kedokter; (c) Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas jika belum memiliki anak dari perkawinan ini; (d) Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu anggota

pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri ( Prawirohardjo. S, 2002, hal. 500 ).

5. Pengobatan Infertilitas a. Infertilitas laki-laki

Azoospermia merupakan penghalang absolut bagi kehamilan, dan lazimnya tidak

terjadi kehamilan pada pasangan yang laki-lakinya mengalami oligospermia berat. Untuk pasangan ini, inseminasi semen donor merupakan pilihan. Dengan menggunakan

inseminasi donor setiap bulan selama 12 bulan, akan memungkinkan lebih dari 65 %

wanita menjadi hamil.

Perbaikan pada jumlah sperma laki-laki penderita oligospermia yang tidak berat telah diusahakan dengan menggunakan testosteron bentuk oral mestrolon) dan yang lebih baru, klomifen yang diberikan sekurang-kurangnya 12 minggu, tetapi disangsikan apakah ada perbaikan yang nyata atau apakah angka kehamilan lebih tinggi dari pada yang terjadi secara kebetulan. Alternatif yang menarik adalah mengambil konsentrat sampel semen dan membuahi beberapa ovum dengan menggunakan teknik Fertilitas In


(26)

b. Infertilitas perempuan - Kerusakan tuba

Terdapat dua pilihan dan mana yang dipilih bergantung pada keparahan kerusakan tuba dan keinginan pasien. Pendekatan pertama adalah mengusahakan membuat tuba fallopi menjadi paten, dengan menggunakan pembedahan mikro. Jika ujung fimbria tuba saja yang terhambat, dapat dilakukan salfingotomi atau fimbriolisis. Hasilnya memungkinkan 40 % wanita hamil dalam waktu 2 tahun setelah operasi. Kerusakan tuba yang lebih besar memerlukan anastomosis tuba, dengan angka keberhasilan tidak lebih dari 20 %, sedangkan melepaskan kembali ligasi tuba diikuti dengan angka kehamilan 60 %.

Karena hasil yang relatif buruk (kecuali pelepasan kembali ligasi tuba), pendekatan alternatif, dengan IVF telah dianjurkan oleh beberapa ahli ginekologi. Mereka menyatakan bahwa prosedur ini kurang invasif , resiko kehamilan ektopik lebih kecil dan kemungkinan melahirkan anak sehat lebih besar.

- Teknologi bantuan reproduksi yang baru

Teknologi-teknologi ini, IVF dan variannya menambah dimensi baru untuk pengobatan pasangan infertil. Telah banyak kemajuan yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Prosedur ini adalah sebagai berikut : (1) wanita diberi obat perangsang ovulasi untuk menghasilkan superovulasi; (2) sel telur diambil dari ovarium melalui jalur transvagina di bawah pengarahan ultrason; (3) sel telur dipersiapkan untuk pembuahan dan hanya dipilih sel telur yang ‘ baik’; (4) sperma ditambahkan in vitro pada sel telur yang terpilih; (5) dua atau tiga sel telur yang dibuahi dipindahkan ke dalam uterus atau kedalam tuba fallopi dengan menggunakan tehnik yang disebut


(27)

Angka keberhasilan dari sekali prosedur IVF, dalam arti bayi hidup dan sehat adalah kira-kira 10 %, sedangkan sekali prosedur GIFT berhasil kira-kira 20%. Jika masing-masing prosedur diulangi sebanyak 5 kali, angka menghasilkan bayi hidup kumulatif dengan IVF adalh 40 % dan dengan GIFT adalah 50 %.

- Penolakan serviks (infertilitas imunologik)

Metode pengobatan yang paling tua pada laki-laki adalah menggunakan kondom selama 6 bulan dengan harapan antibodi antisperma dapat hilang. Pengobatan lain bagi laki-laki adalah menggunakan kortikosteroid dosis rendah (prednisone 20 mg dua kali sehari pada 10 hari pertama siklus menstruasi wanita) selama 3 bulan, menggunakan sperma yang telah dicuci yang dimasukkan kedalam rongga uterus, atau menggunakan teknik IVF atau GIFT. Masing-masing pengobatan tersebut belum dievaluasi dengan baik dan nampaknya banyak kehamilan dapat terjadi sekalipun tidak diberikan pengobatan.

- Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan

Pendapat sekarang mengenai pengobatan pada pasangan yang didiagnosis sebagai infertilitas yang tidak dapat dijelaskan masih membingungkan. Jika tidak diberi pengobatan, melainkan dengan keyakinan bahwa tidak ada penyebab infertilitas, lebih dari 40 % wanita akan hamil dalam waktu 3 tahun. Namun, jika pasangan menginginkan atau jika wanita berusia lebih dari 35 tahun, dapat dipilih IVF atau GIFT segera setelah diagnosis, daripada menunda selama 3 tahun.

- Angka keberhasilan dengan pengobatan

Empat dari setiap sepuluh pasangan yang diobati untuk infertilitas akan memperoleh bayi sehat. Pada kebanyakan kasus, kehamilan terjadi karena pengobatan, tetapi kira-kira 20 % tidak dapat dihubungkan dengan pengobatan Llewellyn.D, 2002,


(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2002, hal. 55).

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudu l Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur

Infertilitas :

- Defenisi Infertilitas - Penyebab Infertilitas - Penanganan Infertilitas

- Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas

- Angka keberhasilan infertiltas dengan pengobatan


(29)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Hasil dari tahu, yang terjadi setelah pasangan usia subur yang infertil di Lingkungan I Kelurahan

Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan melakukan pengideraan terhadap objek tertentu

Kuesioner Wawancara 1.Kurang : bila responden benar menjawab 6 pertanyaan dari

20 jumlah

pertanyaan

2.Cukup : bila responden benar

menjawab 7-13 pertanyaan dari 20 jumlah pertanyaan 3.Baik : bila responden benar menjawab 14-20 pertanyaan dari

20 jumlah

pertanyaan

Ordinal

2 Sikap Reaksi atau

respon yang masih tertutup dari pasangan usia subur yang

infertil di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan terhadap objek atau stimulus

Kuesioner Wawancara 1. Negatif : bila responden

memiliki jumlah kategori

pernyataan < 20 2. Positif : bila responden

memiliki jumlah kategori

pernyataan > 20

Ordinal

3 Umur Usia pasangan

usia subur yang infertil di Lingkungan I Kelurahan

Kemenangan Tani Kecamatan

Kuesioner Wawancara 1. 21-25 Tahun 2. 26-30 Tahun 3. 31-35 Tahun


(30)

Tuntungan

terhitung mulai saat

dilakukannya penelitian. 4 Pendidikan Jenjang

pendidikan yang telah dilalui pasangan usia subur yang infertil di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Kuesioner Wawancara 1.Pendidikan dasar : TK dan SD / sederajat 2.Pendidikan menengah : SMP

dan SMA/ sederajat

3.Perguruan tinggi : D-I, D-II, D-III, D-IV,S-I, S-II, S-III

Ordinal

5 Pekerjaan Status sosial pasangan usia subur yang infertil di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan didalam keluarga yang biasanya menghasilkan finansial bagi keluarga

Kuesioner Wawancra 1.Ibu rumah tangga

2. PNS 3. Karyawan

Nominal

6 Sumber informasi

Media yang digunakan

pasangan usia subur yang

infertil di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan untuk mendapatkan informasi tentang infertilitas

Kuesioner Wawancara 1.Langsung: keluarga, teman

dan tenaga kesehatan.

2.Tidak langsung: media cetak, media elektronik, media papan.


(31)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan bulan Januari – Mei 2010.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur yang infertil yang ada di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan dengan usia 20-35 tahun yang tidak mempunyai anak setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan kontrasepsi. Jumlah populasi hingga bulan November 2009 sebanyak 30 pasangan usia subur.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi akan menjadi objek penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 pasangan usia subur.


(32)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Alasan pemilihan Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan sebagai lokasi penelitian adalah Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan memiliki 30 orang pasangan usia subur dengan usia 20-35 tahun yang belum memiliki keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2010.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial.


(33)

Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, yang berisikan keusioner pengetahuan yang meliputi pengertian infertilitas, kuesioner sikap yang meliputi setujukah ibu informasi infertilitas disebarkan di masyarakat. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed ended ) dengan variasi pertanyaan berupa multiple choice, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya. Alat pengumpulan data terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi.

Bagian kedua instrumen dibuat sendiri oleh peneliti dengan konsultasi kepada dosen pembimbing berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur terhadap infertilitas. Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk menilai pengetahuan pasangan usia subur, dilakukan penyekoran dengan kriteria penyekoran menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban, yaitu : (a) bila bentuk pernyataan positif jawabannya “ ya “ maka skor dari pernyataan itu 1 ( satu ), namun jika jawabannya “ tidak “ skor dari pernyataan itu 0 ( nol ) ; (b) bila bentuk pernyataan negatif jawabannya “ ya “ maka skor dari pernyataan itu 0 ( nol ), namun jika jawabannya “ tidak “ maka skor dari pernyataan itu 1 satu ).


(34)

Untuk mendapatkan kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

(1) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar 20, skor terkecil 0; (2) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar - skor terkecil ( 20-0 = 20 ) ; (3) Menentukan nilai panjang kelas (i). Panjang kelas = rentang : banyak kelas, berarti 20 : 3 = 6,6 ; (4) Menentukan skor kategori. Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 ( Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan ), Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3

( Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan ), Baik = 13,4 + 6,6 = 20 ( Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan ).

Bagian kedua yaitu kuesioner berisi pernyataan untuk mengetahui sikap pasangan usia subur terhadap infertilitas. Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk menilai penerimaan sikap pasangan usia subur yang dijadikan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pernyataan sebagai berikut : a) bila pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornnya 3, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1; b) bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : (1) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar 60, skor terkecil 20; (2) Menentukan nilai rentang (R), rentang = skor terbesar – skor terkecil ( 60-20 = 40 ); (3) Menentukan nilai panjang kelas (i), panjang kelas (i) = rentang dibagi banyaknya kelas ( 40 dibagi 2 = 20 ); (4) Menentukan skor kategori. Positif, jika responden memiliki jumlah pernyataan >20. Negatif, jika responden memiliki jumlah pernyataan <20.


(35)

E. Uji Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Dimaksud agar pertanyaan yang memuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan content validiy. Uji validitas dilakukan oleh pakarnya yaitu dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG, Nilai Content Validity Indeks 0,80.

2. Uji Reliabilitas

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya 0,7 atau lebih dari 0,7 sudah memadai syarat realibilitas. Uji validitas dilakukan pada 10 orang pasangan usia subur yang ada di Lingkungan II Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, dengan mencari koefisien realibilitas. Nilai reliabilitas 0,78.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan


(36)

Medan Tuntungan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti menanyakan kepada kader Lingkungan I lokasi rumah pasangan usia subur yang infertil yang ada di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Selanjutnya peneliti mengunjungi rumah pasangan usia subur yang infertil pada sore hari karena apabila pada pagi hari pasangan suami-istri sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga sore hari adalah waktu yang tepat untuk dilakukannya penelitian. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Kemudian peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner. Setelah memberikan penjelasan, peneliti memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. lembar kuesioner diisi oleh masing-masing suami-istri dengan waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selama penelitian ini berlangsung ada dua orang ibu yang tidak bersedia menjadi responden karena mereka malu dan takut namanya akan dipublikasikan keluar. Dengan adanya penjelasan dan masukan dari peneliti, kedua orang ibu tersebut akhirnya mau bersedia mengisi kuesioner yang telah disediakan peneliti. Penelitian ini dilakukan selama dua minggu dari tanggal 05 Februari sampai 19 Februari 2010.


(37)

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat untuk mengetahui frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti. Kemudian hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Data yang telah terkumpul diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Editing (pemeriksaan data) dilakukan pengecekan kelengkapan-kelengkapan pada data pertanyaan yang telah terkumpul. Bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka diperbaiki kembali; (2) Coding (pemberian kode) data yang telah dikumpul dan hasil jawaban dari setiap pertanyaan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah kekomputer; (3) Entry (pemasukan data komputer) data yang diproses kemudian dimasukkan kedalam program komputer untuk diolah ; (4) Tabulating (memperoleh analisis dan pengolahan data serta mengambil kesimpulan data dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi) ; (5) Cleaning data entry, Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.


(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, mempunyai jumlah penduduk 678 jiwa dan terdiri atas 152 Kepala Keluarga. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai Mei 2010.

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, yang terdiri atas 30 pasangan usia subur.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:


(39)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Tahun 2010

No Karakteristik f %

A. 1 2 3 Umur Suami 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 8 11 11 26,7 36,7 36,7

Total 30 100.0

B. 1 2 3 Umur Istri 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 7 14 9 23,3 46,7 30

Total 30 100.0

A. 1 2 3 4 Pendidikan Suami SD SMP SLTA Perguruan Tinggi 0 7 17 6 0 23,3 56,7 20

Total 30 100.0

B. 1 2 3 4 Pendidikan Istri SD SMP SLTA Perguruan Tinggi 0 12 13 5 0 40 43,3 16,7

Total 30 100.0

A. 1 2 3 Pekerjaan Suami PNS Karyawan Wiraswasta 18 5 7 60 16,7 23,3

Total 30 100.0

B. 1 2 3 Pekerjaan Istri PNS Wiraswasta Ibu rumah tangga

2 5 23 6,7 16,7 76,7

Total 30 100.0

A. 1 2 3 4 5

Sumber Informasi Suami

Teman Tenaga Kesehatan Media Cetak Media Elektronik Media Papan 3 21 4 1 1 10 70 13,3 3,3 3,3

Total 30 100.0

B. 1 2 3 4 5

Sumber Informasi Istri

Teman Tenaga Kesehatan Media Cetak Media Elektronik Media Papan 2 23 2 2 1 6,7 76,7 6,7 6,7 3,3


(40)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa suami berumur 26-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA yaitu 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA yaitu 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak PNS yaitu 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri yaitu sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). 2. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang malakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


(41)

Tabel 5.2.

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1 Defenisi Kemandulan. 20 66,7 10 33,3

2 Penyebabkan kemandulan. 10 33,3 20 66,7

3 Seorang wanita akan menurun kesuburannya pada usia. 24 80 6 20

4 Pengobatan kemandulan pada wanita biasanya dengan cara. 23 76,7 7 23,3

5 Kondisi ideal untuk terjadinya kehamilan. 24 80 6 20

6 Masalah kesehatan yang meningkatkan resiko terjadinya kemandulan. 19 63,3 11 36,7

7 Cara untuk mengetahui masa subur. 19 63,3 11 36,7

8 Penanganan kemandulan. 22 73,3 8 26,7

9 Cara penanganan pasangan suami-istri yang mengalami kemandulan. 25 83,3 5 16,7

10 Angka keberhasilan jika pasangan suami-istri segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah 1 tahun menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

13 43,3 17 56,7

11 Pasangan suami-istri disebut mandul bila. 21 70 9 30

12 Bentuk normal lendir pada alat kelamin wanita saat masa subur. 18 60 12 40

13 Sebab-sebab kemandulan pada pria. 23 76,7 7 23,3

14 Pengobatan kemandulan pada pria biasanya dilakukan dengan cara. 20 66,7 10 33,3

15 Bila pasangan suami-istri pernah memiliki seorang anak, tetapi tidak bisa memiliki anak lagi setelah 12 bulan menikah tanpa kontrasepsi dengan frekuensi hubungan secara teratur (2-3 kali seminggu ) disebut dengan.

11 36,7 19 63,3

16 Faktor yang menunda atau menurunnya kesuburan pada wanita. 20 66,7 10 33,3

17 Pemeriksaan masalah-masalah kemandulan meliputi. 25 83,3 5 16,7

18 Pemeriksaan wanita yang mandul dapat dilakukan lebih dini apabila. 15 50 15 50

19 Penyebab kemandulan pada perempuan. 24 80 6 20

20 Bila pasangan suami-istri belum juga mendapatkan keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan frekuensi


(42)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan suami, didapati bahwa suami yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 3 ada 24 orang, pertanyaan nomor 5 ada 24 orang, pertanyaan nomor 9 ada 25 orang, pertanyaan nomor 17 ada 25 orang dan pertanyaan nomor 19 ada 24 orang. Sedangkan suami yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 2 ada 20 orang, pertanyaan nomor 10 ada 17 orang, pertanyaan nomor 15 ada 19 orang.

Tabel 5.3.

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Istri Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1 Defenisi Kemandulan. 21 70 9 30

2 Penyebab kemandulan. 21 70 9 30

3 Seorang wanita akan menurun kesuburannya pada usia. 20 66,7 10 33,3

4 Pengobatan kemandulan pada wanita biasanya dengan cara. 17 56,7 13 43,3

5 Kondisi ideal untuk terjadinya kehamilan. 23 76,7 7 23,3

6 Masalah kesehatan yang meningkatkan resiko terjadinya kemandulan.

23 76,7 7 23,3

7 Cara untuk mengetahui masa subur. 20 66,7 10 33,3

8 Penanganan Kemandulan. 23 76,7 7 23,3

9 Cara penanganan pasangan suami-istri yang mengalami kemandulan. 21 70 9 30

10 Angka keberhasilan jika pasangan suami-istri segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah 1 tahun menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

18 60 12 40

11 Pasangan suami-istri disebut mandul bila. 19 63,3 11 36,7

12 Bentuk normal lendir pada alat kelamin wanita saat masa subur. 19 63,3 11 36,7

13 Sebab-sebab kemandulan pada pria. 19 63,3 11 36,7

14 Pengobatan kemandulan pada pria biasanya dilakukan dengan cara ? 19 63,3 11 36,7 15 Bila pasangan suami-istri pernah memiliki seorang anak, tetapi tidak

bisa memiliki anak lagi setelah 12 bulan menikah tanpa kontrasepsi dengan frekuensi hubungan secara teratur (2-3 kali seminggu ) disebut dengan.

16 53,3 14 46,7

16 Faktor yang menunda atau menurunnya kesuburan pada wanita. 20 66,7 10 33,3

17 Pemeriksaan masalah-masalah kemandulan meliputi. 18 60 12 40

18 Pemeriksaan wanita yang mandul dapat dilakukan lebih dini apabila. 23 76,7 7 23,3

19 Penyebab kemandulan pada perempuan. 17 56,7 13 43,3

20 Bila pasangan suami-istri belum juga mendapatkan keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan frekuensi berhubungan secara teratur (2-3 kali seminggu) disebut dengan.


(43)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan istri, didapati bahwa istri yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 5 ada 23 orang, pertanyaan nomor 6 ada 23 orang, pertanyaan nomor 8 ada 23 orang, pertanyaan nomor 18 ada 23 orang dan pertanyaan nomor 20 ada 22 orang. Sedangkan istri yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 4 ada 13 orang, pertanyaan nomor 15 ada 14 orang, pertanyaan nomor 19 ada 13 orang

Tabel 5.4.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Tahun 2010

No Variabel Suami Istri

f % f %

1 2

Baik Cukup

11 19

36,7 63,3

14 16

46,7 53,3

Total 30 100.0 30 100.0

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%) dan istri sebanyak 16 orang (53,3 %).

3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.


(44)

Tabel 5.5.

Distribusi Pernyataan Sikap Suami Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak

Setuju

f % f % f %

1 Kemandulan hanya milik perempuan. 7 22,3 10 33,3 13 43,3

2 Agar keinginan menimang buah hati cepat terwujud, kurangi mengkonsumsi makanan ringan.

10 33,3 8 26,7 12 40

3 Gaya hidup trend ( menunda kehamilan ) memegang peran dalam menyumbang angka kemandulan.

6 20 14 46,7 10 33,3

4 Merokok, suka minum alkohol, suka menggunakan narkoba

menyebabkan resiko kemandulan pada laki-laki meningkat.

11 36,7 13 43,3 6 20

5 Bertambahnya umur dapat menurunkan kemampuan seorang

perempuan untuk hamil.

1 3,3 12 40 17 56,7

6 Sepasang suami-istri dikatakan mandul jika tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan kontrasepsi.

2 6,7 11 36,7 17 56,7

7 Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan

memperbesar kemungkinan terjadinya kemandulan.

3 10 8 26,7 19 63,3

8 Stress dapat menyebabkan kemandulan. 4 13,3 8 26,7 18 60

9 Penanganan kemandulan harus melibatkan pihak suami maupun istri.

3 10 17 56,7 10 33,3

10 Gemar melakukan hubungan seks berganti pasangan juga bisa menyebabkan kemandulan.

3 10 15 50 12 40

11 Kualitas lendir pada alat kemaluan wanita yang buruk bisa menjadi penghalang masuknya sperma

1 3,3 13 43,3 16 53,3

12 Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya.

1 3,3 13 43,3 16 53,3

13 Rencana dan jadwal pemeriksaan kemandulan terhadap suami-istri selama 3 siklus haid istri.

4 13,3 11 36,7 15 50

14 Pemeriksaan kemandulan dapat dilakukan lebih dini apabila istri pernah mengalami keguguran berulang.

4 13,3 8 26,7 18 60

15 Pemeriksaan kemandulan tidak dilakukan pada pasangan mandul yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya.

2 6,7 22 73,3 6 20

16 Pasangan suami-istri yang mandul harus segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi.

15 50 9 30 6 20

17 Setiap pasangan yang mandul harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan suami tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

12 40 16 53,3 2 6,7

18 Ketidaksuburan pada pasangan suami-istri perlu perhatian khusus, sehingga dapat ditangani dengan segera.

10 33,3 13 43,3 7 22,3

19 Kesuburan maksimal pada wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurun perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.

11 36,7 18 60 1 3,3


(45)

Tabel 5.6.

Distribusi Pernyataan Sikap Istri Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

f % f % f %

1 Kemandulan hanya milik perempuan. 0 0.0 0 0.0 30 100

2 Agar keinginan menimang buah hati cepat terwujud, kurangi mengkonsumsi makanan ringan.

10 33,3 12 40 8 26,7

3 Gaya hidup trend ( menunda kehamilan ) memegang peran dalam

menyumbang angka kemandulan.

6 20 16 53,3 8 26,7

4 Merokok, suka minum alkohol, suka menggunakan narkoba menyebabkan resiko kemandulan pada laki-laki meningkat.

18 60 11 36,7 1 3,3

5 Bertambahnya umur dapat menurunkan kemampuan seorang perempuan

untuk hamil.

13 43,3 9 30 8 26,7

6 Sepasang suami-istri dikatakan mandul jika tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan kontrasepsi.

10 33,3 15 50 5 16,7

7 Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar

kemungkinan terjadinya kemandulan.

0 0.0 5 16,7 25 83,3

8 Stress dapat menyebabkan kemandulan. 0 0.0 8 26,7 22 73,3

9 Penanganan kemandulan harus melibatkan pihak suami maupun istri. 25 83,3 5 16,7 0 0,0

10 Gemar melakukan hubungan seks berganti pasangan juga bisa menyebabkan kemandulan.

5 16,7 14 46,7 11 36,7

11 Kualitas lendir pada alat kemaluan wanita yang buruk bisa menjadi penghalang masuknya sperma .

1 3,3 8 26,7 21 70

12 Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya.

0 0.0 18 60 12 40

13 Rencana dan jadwal pemeriksaan kemandulan terhadap suami-istri selama 3 siklus haid istri.

0 0.0 4 13,3 26 86,7

14 Pemeriksaan kemandulan dapat dilakukan lebih dini apabila istri pernah mengalami keguguran berulang.

0 0.0 7 23,3 23 76,7

15 Pemeriksaan kemandulan tidak dilakukan pada pasangan mandul yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya..

3 10 8 26,7 19 63,3

16 Pasangan suami-istri yang mandul harus segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi.

20 66,7 5 16,7 5 16,7

17 Setiap pasangan yang mandul harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan suami tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

23 76,7 7 23,3 0 0,0

18 Ketidaksuburan pada pasangan suami-istri perlu perhatian khusus, sehingga dapat ditangani dengan segera.

25 83,3 5 16,7 0 0,0

19 Kesuburan maksimal pada wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurun perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.

0 0.0 3 10 27 90


(46)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban istri mengenai pernyataan sikap tentang infertilitas didapatkan hasil bahwa istri yang banyak menjawab sangat setuju pada pernyataan nomor 9 ada 25 orang, nomor 18 ada 25 orang, nomor 17 ada 23 orang, nomor 16 ada 20 orang, istri yang banyak menjawab setuju pada pernyataan nomor 12 ada 18 orang, nomor 3 ada 16 orang, nomor 6 ada 15 orang, istri yang banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 1 ada 30 orang, nomor 19 ada 27 orang, nomor 13 ada 26, nomor 7 ada 25 orang.

Tabel 5.7.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Variabel Suami Istri

F % f %

1 2

Positif Negatif

30 0

100.0 0

30 0

100.0 0

Total 30 100.0 30 100.0

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%) dan istri sebanyak 30 orang (100%).


(47)

B. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%). Hal ini dikarenakan pasangan usia subur tidak mengetahui salah satu penyebab infertilitas; masalah kesehatan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infertilitas; salah satu cara untuk mengetahui masa subur; angka keberhasilan jika pasangan tersebut segera memeriksakan kesehatannya ke dokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah satu tahun menikah tanpa menggunaan kontrasepsi.

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan pasangan usia subur mayoritas berpendidikan SLTA. Suami berpendidikan SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), istri berpendidikan SLTA sebanyak 13 orang (43,3). Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki pasangan usia subur, maka semakin mudah mereka mengetahui tentang infertilitas.

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat pasangan usia subur tentang infertilitas, mayoritas pasangan usia subur mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan. Sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak 23 orang (76,7%). Hal ini dikerenakan pengetahuan tenaga kesehatan masih menggunakan ilmu yang lama untuk memberikan informasi tentang infertilitas sehingga pengetahuan pasangan usia subur tentang infertilitas tidak bertambah.


(48)

oleh organisasi maupun yang dilaksanakan oleh pemerintah sehingga dalam memberikan informasi kepada pasangan usia subur dapat bertambah pengetahuannya tentang infertilitas.

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang diteliti, istri yang berumur 26-30 tahun ada 14 orang (46,7%), yang berumur 31-35 tahun ada 9 orang (30%), istri yang berumur 21-25 tahun ada 7 orang (23,3%). Hal tersebut dikarenakan istri yang berumur 21-25 tahun memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi seperti gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi selain itu beberapa istri juga pernah mengalami operasi pada serviks yang mengakibatkan bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim, istri yang berumur 26-30 tahun ada 14 orang memiliki berat badan berlebihan (kegemukan), bila dilihat dari berat badan hal ini sesuai dengan teori, dimana secara teori kegemukan dapat menyebabkan infertilitas. Bila dilihat dari umur suami, suami yang banyak mengalami infertil pada umur 26-35 tahun ada 22 orang, hal ini disebabkan karena suami mengalami abnormalitas ejakulasi dan abnormalitas ereksi pada waktu bersenggama. Hal ini diketahui peneliti pada saat suami mengatakan bahwa setiap berhubungan intim bersama istrinya, suami tidak mampu untuk mengeluarkan spermanya kedalam rahim istri, setiap sperma yang mau keluar suami selalu membuangnya keluar. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu penyebab pria mengalami infertil adanya abnormalitas ejakulasi, abnormalitas ereksi, abnormalitas cairan semen dan infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan


(49)

parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital (Wikipedia, 2006).

(Sugiarto, 2006) mengatakan bahwa salah satu langkah penting yang dilakukan dalam menangani infertilitas adalah memberikan pengetahuan yang cukup tentang

infertilitas dan penanggulangannya pada kedua pasangan suami-istri serta masyarakat

yang rata-rata memiliki pengetahuan yang minim mengenai masalah infertilitas. Sepertinya sudah terbiasa bila pasangan infertil, maka sang perempuanlah yang paling dicurigai bahkan langsung divonis sebagai penyebabnya. Hal ini bertentangan dengan data statistik yang menunjukkan bahwa penyebab infertilitas pada pria lebih besar dibandingkan wanita.

Dengan pengetahuan yang rendah mengenai infertilitas memungkinkan terjadinya sikap negatif terhadap pemeriksaan infertilitas sehingga menyebabkan tidak tertanggulanginya masalah infertilitas.

2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan sikap tentang infertilitas didapatkan hasil bahwa pasangan usia subur yang banyak menjawab sangat setuju pada pernyataan nomor 16 yaitu pasangan suami-istri yang mandul harus segera memeriksakan kesehatannya ke dokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi. Pernyataan ini sangat penting


(50)

setelah mereka mengetahui tidak memiliki keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan kontrasepsi dengan frekuensi hubungan seksual yang teratur (Vitahealth, 2007).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan sikap tentang infertilitas didapat hasil bahwa pasangan usia subur banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 1 yaitu kemandulan hanya milik perempuan, pasangan usia subur tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini disebabkan karena pasangan usia berpendapat bahwa kemandulan itu dapat disebabkan oleh suami, istri ataupun kedua belah pihak. Berdasarkan penelitian Soetomo (Dikutip dari Wikipedia, 2006, Data Infertil) menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 % dari faktor suami, 40 % dari faktor istri dan 20 % adalah karena faktor hubungan di antara keduanya.

Pasangan usia subur juga tidak setuju pada pernyataan nomor 8 yaitu stress dapat menyebabkan kemandulan, hal ini disebabkan karena pasangan usia subur tidak percaya dan tidak pernah mendengar teori itu. Ini bertentangan dengan (Penelitian Kurniawan, 2008 di Poli Infertilitas RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008) menyatakan bahwa stress dapat menyebabkan kemandulan, kondisi jiwa yang penuh gejolak juga bisa menyebabkan gangguan ovulasi, spasme tuba fallopi, menurunnya frekuensi hubungan suami istri dan personal hygien yang kurang sehingga menyebabkan terjadinya infeksi yang tidak diketahui.


(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik pasangan usia subur, dilihat dari umur bahwa

suami berumur 26-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA yaitu 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA yaitu 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) yaitu 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga yaitu 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri yaitu sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantra sebanyak 23 orang (76,7%).

2. Berdasarkan kategori pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

3. Berdasarkan kategori sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%).


(52)

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang infertilitas. Pasangan usia subur berusaha menggali informasi sebanyak mungkin mengenai pengetahuan tentang infertilitas dan kesehatan reproduksi baik melalui media massa maupun langsung kepakarnya sehingga pengetahuannya dapat bertambah.

2. Bagi Peneliti

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur yang mengalami infertil tidak segera memeriksakan kesehatannya ketenaga kesehatan sehingga masalah infertilitas dapat ditangani dengan segera dan masyarakat memiliki wawasan yang luas tentang infertilitas.

3. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang masih menggunakan ilmu yang lama lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai infertilitas melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal masyarakat dan membuka posko-posko infertil di lingkungan tersebut sehingga pasangan usia subur yang mengalami infertil bertambah pengetahuan dan pemahamannya tentang infertilitas dan mau segera memeriksakan kesehatannya.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. ( 2004 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Depkes RI. ( 2008 ). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Depkes.

Hastono. ( 2010 ). Modul Analisa Data. Jakarta : FKM Indonesia.

Irsal, 2008. Data Infertil. ( Online ), diakses 20 April 2009 Pukul 23.00 wib ) Kasdu, D. ( 2005 ). Solusi Problema Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara. Llwellyn, D. ( 2002 ). Dasar-Dasar Obstetri Ginekologi. Jakarta : Hipocrates. Llwellyn, D. ( 2002 ). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratesa.

Mansjoer, et al. ( 1999 ). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media Manuaba. ( 1999 ). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Maulana, H. ( 2009 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. ( 2007 ). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. ( 2002 ). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rayburn, W.F. ( 2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

Riduwan. ( 2009 ). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sastroasmoro, S. ( 2008 ). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sangung Seto


(54)

Scott Naylor. ( 2004 ). Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC.

Vitahealth. ( 2007 ). Infertil : Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia. ( 2006 ), Yan, I. ( 2008 ),


(1)

parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital (Wikipedia, 2006).

(Sugiarto, 2006) mengatakan bahwa salah satu langkah penting yang dilakukan dalam menangani infertilitas adalah memberikan pengetahuan yang cukup tentang infertilitas dan penanggulangannya pada kedua pasangan suami-istri serta masyarakat yang rata-rata memiliki pengetahuan yang minim mengenai masalah infertilitas. Sepertinya sudah terbiasa bila pasangan infertil, maka sang perempuanlah yang paling dicurigai bahkan langsung divonis sebagai penyebabnya. Hal ini bertentangan dengan data statistik yang menunjukkan bahwa penyebab infertilitas pada pria lebih besar dibandingkan wanita.

Dengan pengetahuan yang rendah mengenai infertilitas memungkinkan terjadinya sikap negatif terhadap pemeriksaan infertilitas sehingga menyebabkan tidak tertanggulanginya masalah infertilitas.

2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan sikap tentang infertilitas didapatkan hasil bahwa pasangan usia subur yang banyak


(2)

menggunakan kontrasepsi dengan frekuensi hubungan seksual yang teratur (Vitahealth, 2007).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan sikap tentang infertilitas didapat hasil bahwa pasangan usia subur banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 1 yaitu kemandulan hanya milik perempuan, pasangan usia subur tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini disebabkan karena pasangan usia berpendapat bahwa kemandulan itu dapat disebabkan oleh suami, istri ataupun kedua belah pihak. Berdasarkan penelitian Soetomo (Dikutip dari Wikipedia, 2006, Data Infertil) menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 % dari faktor suami, 40 % dari faktor istri dan 20 % adalah karena faktor hubungan di antara keduanya.

Pasangan usia subur juga tidak setuju pada pernyataan nomor 8 yaitu stress dapat menyebabkan kemandulan, hal ini disebabkan karena pasangan usia subur tidak percaya dan tidak pernah mendengar teori itu. Ini bertentangan dengan (Penelitian Kurniawan, 2008 di Poli Infertilitas RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008) menyatakan bahwa stress dapat menyebabkan kemandulan, kondisi jiwa yang penuh gejolak juga bisa menyebabkan gangguan ovulasi, spasme tuba fallopi, menurunnya frekuensi hubungan suami istri dan personal hygien yang kurang sehingga menyebabkan terjadinya infeksi yang tidak diketahui.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik pasangan usia subur, dilihat dari umur bahwa

suami berumur 26-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA yaitu 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA yaitu 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) yaitu 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga yaitu 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri yaitu sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantra sebanyak 23 orang (76,7%).

2. Berdasarkan kategori pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).


(4)

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang infertilitas. Pasangan usia subur berusaha menggali informasi sebanyak mungkin mengenai pengetahuan tentang infertilitas dan kesehatan reproduksi baik melalui media massa maupun langsung kepakarnya sehingga pengetahuannya dapat bertambah.

2. Bagi Peneliti

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur yang mengalami infertil tidak segera memeriksakan kesehatannya ketenaga kesehatan sehingga masalah infertilitas dapat ditangani dengan segera dan masyarakat memiliki wawasan yang luas tentang infertilitas.

3. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang masih menggunakan ilmu yang lama lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai infertilitas melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal masyarakat dan membuka posko-posko infertil di lingkungan tersebut sehingga pasangan usia subur yang mengalami infertil bertambah pengetahuan dan pemahamannya tentang infertilitas dan mau segera memeriksakan kesehatannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. ( 2004 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Depkes RI. ( 2008 ). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Depkes.

Hastono. ( 2010 ). Modul Analisa Data. Jakarta : FKM Indonesia.

Irsal, 2008. Data Infertil. ( Online ), diakses 20 April 2009 Pukul 23.00 wib ) Kasdu, D. ( 2005 ). Solusi Problema Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara. Llwellyn, D. ( 2002 ). Dasar-Dasar Obstetri Ginekologi. Jakarta : Hipocrates. Llwellyn, D. ( 2002 ). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratesa.

Mansjoer, et al. ( 1999 ). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media Manuaba. ( 1999 ). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Maulana, H. ( 2009 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. ( 2007 ). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. ( 2002 ). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rayburn, W.F. ( 2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.


(6)

Vitahealth. ( 2007 ). Infertil : Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia. ( 2006 ), Yan, I. ( 2008 ),