Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

(1)

RESPON PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PROGRAM

KELUARGA BERENCANA GRATIS DI KELURAHAN

PALUH KEMIRI KECAMATAN LUBUK PAKAM

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

ATIKA

(070902023)

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH:

NAMA

: ATIKA

NIM

: 070902023

DEPARTEMEN

: ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

JUDUL

: Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana

Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang

Medan, 02 Maret 2011

PEMBIMBING

(Dra. Tuti Atika, M.S.P)

NIP. 19630117 198803 2 001

KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

(Hairani Siregar, S.sos, M.S.P)

NIP. 19710927 199801 2 001

DEKAN FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)

NIP. 19680525 199203 1 002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Atika

Nim

: 070902023

ABSTRAK

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis di Kelurahan

Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Ini Terdiri dari 6

Bab, 76 Halaman, 2 Bagan dan 36 Tabel.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, yaitu

235.355.196 jiwa pada tahun 2010. Sedangkan kualitas sumber daya manusianya masih

terbilang rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah membuat program Keluarga

Berencana (KB), khususnya program KB gratis agar Pasangan Usia Subur (PUS) yang

tergolong miskin dapat mengkikuti KB.

Program KB gratis ini tentunya akan mendapat respon dari masyarakat, meskipun

secara teori program tersebut akan mendapat respon yang positif. Namun, hal ini belum dapat

dipastikan karena dalam menentukan respon dapat dilihat dari tiga variabel, yaitu persepsi,

sikap, dan partisipasi. Mengingat kondisi ini, setiap masyarakat di berbagai wilayah akan

memiliki respon yang berbeda-beda terhadap suatu program yang diberikan oleh pemerintah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program

Keluarga Berencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang.

Metode penelitian menggunakan tipe deskriptif yaitu membuat gambaran kondisi

secara menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat. Penelitian ini dilakukan di

Kecamatan Paluh Kemiri dengan responden yang berjumlah 54 PUS. Teknik prngumpulan

data melalui angket kepada responden, observasi, dan wawancara langsung kepada responden

yang bisa memperkuat data penelitian ini. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah

deskriptif, data yang diperoleh dari penelitian diteliti dan jawaban-jawaban diklasifikasikan

menurut macamnya serta ditabulasikan kedalam tabel frekuensi selanjutnya dianalisa, dan

menggunakan skala likert untuk mengukur variabel-variabelnya.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dapat disimpulkan

bahwa secara rata-rata program KB gratis mendapat respon positif dari PUS dengan nilai

0,73. Terdiri dari persepsi dengan nilai 0,72 dan sikap dengan nilai 0,96 serta partisipasi

dengan nilai 0,5. Masyarakat berharap program KB gratis tetap dilanjutkan.


(4)

NORTH UNIVERSITY SUMATERA

FACULTY SOCIAL SCIENCE AND POLITICS

DEPARTMENTAL SOCIAL PROSPERITY SCIENCE

Name : Atika

Nim

: 070902023

ABSTRACTION

Fertile Respon Age Couple To Free Family Berencana Program [in] Sub-District of Paluh of

Walnut of District of Deep Hollow of Pakam of Sub-Province of Deli Serdang. This Skripsi

Consist of by 6 Chapter, 76 Page;Yard, 2 Schema and 36 Tables.

Indonesia is one of the state owning the amount of big resident, that is 235.355.196

[soul/ head] in the year 2010. While quality of its human resource still spelled out members

to by lower. To overcome the the problem governmental make the program of Family

Berencana (KB), specially free program KB [so that/ to be] Fertile Age Couple pertained

impecunious earn the mengkikuti KB.

This free Program KB it is of course will get the respon from society, though

theoretically the program will get the respon which are positive. But, this matter yet still

unpredictable because in determining visible respon from three variable, that is perception,

attitude, and participation. Considering this condition, each;every society in various region

will have the respon which different each other to an program given by government. This

research aim to to know the Fertile Respon Age Couple To Free Family Berencana Program

in Sub-District of Paluh of Walnut of District of Deep Hollow of Pakam of Sub-Province of

Deli Serdang.

Research method use the descriptive type that is making picture of[is condition of by

totally about how respon society. This research is [done/conducted] in District of Paluh

Walnut with the responder amounting to 54

fertile age couple.

Technique of Prngumpulan data

[pass/through] the enquette to responder, observation, and direct interview to responder

which can strengthen the this research data. While analysis method used is descriptive, data

obtained from research checked and answer classified by according to kinds of tabulation nya

and also into tables of frequency is hereinafter analysed, and use the scale likert to measure

its variables.

Pursuant to data which have been collected and analysed inferential that in mean of

program KB free of charge get the positive respon from PUS with the value 0,73. Consist of

by perception with the value 0,72 and attitude with the value 0,92 and also participation with

the value 0,56. Society hope the free program KB remain to be continued


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Respon Pasangan Usia Subur Terhadap

Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang”.

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana respon PUS yang berada di

Kelurahan Paluh Kemiri terhadap program KB gratis yang diberikan pemerintah. Dalam

penulisan skripsi ini, tentunya penulis berusaha menyusunnya ke dalam bentuk yang mudah

dimengerti dan menjabarkannya secara jelas. Namun di samping itu penulis hanyalah

manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan maupun kekhilafan. Untuk itu penulis mohon

maaf jika ada sesuatu kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tentunya banyak mengalami hambatan. Namun

itu tidaklah penulis jadikan sebagai beban, karena adanya bantuan dan motivasi dari orang

tua, keluarga dan berbagai pihak lain. Di sini, penulis ingim menyampaikan terima kasih

kepada :

Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

Ibu Hairani Siregar, S.sos, M.S.P, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Dra. Tuti Atika, M.S.P, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Perumusan Masalah...7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…...7

D. Sistematika Penulisan...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Respon………...10

B. Keluarga Berencana...12


(7)

B.2. Tujuan KB………....13

B.3. Program KB Gratis………....14

C. Penyuluhan Dalam Program KB………...17

D. Pasangan Usia Subur (PUS)………...18

E. Keluarga Kecil, Bahagia Sejahtera………....19

F. Kesejahteraan Sosial………22

G. Kebijakan Sosial………..23

H. Pelayanan Sosial………..25

I. Kerangka Pemikiran……….……...27

J. Defenisi Konsep Dan Operasional...29

J.1 Defesi Konsep...30

J.2 Defenisi Operasional...31

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian...32

B. Lokasi Penelitian...32

C. Populasi Dan Sampel……….32

C.1 Populasi...32


(8)

D. Teknik Pengumpulan Data...33

E. Teknik Analisa Data...34

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Paluh Kemiri...35

B. Data Monografi ……...37

B.1. Batas Wilayah……….37

B.2. Pemerintahan………..37

C. Kependudukan………..……..39

C.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia………..39

C.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan………...40

C.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok…………...41

C.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama………...41

C.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis/ Suku Bangsa………42

D. Fasilitas/ Prasarana……….42

E. KB Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri……….……43


(9)

BAB V

ANALISIS DATA

A. Data Identitas Responden...45

A.1. Data Umur Responden...45

A.2. Data Jenis Kelamin Responden...46

A.3. Data Agama Responden ...46

A.4. Data Tingkat Pendidikan Responden...47

A.5. Data Suku Responden...48

A.6. Data Jumlah Anak Responden...49

A.7. Data Pekerjaan Responden...50

A.8. Data Pendapatan Rumah Tangga Responden...51

A.9. Data Tahun Mengikuti Program KB……….…………....………52

A.10. Data Jenis KB yang Diikuti……….53

A.11. Data Tempat Mendapatkan Peleyanan………54

A.12. Data Sumber Mendapatkan Informasi………54

B. Analisa Data Responden Terhadap Program KB Gratis...55

B.1 Persepsi Responden Terhadap Program KB Gratis...56

B.2 Sikap Responden Terhadap Program KB Gratis...61

B.3 Partisipasi...66


(10)

C.1 Persepsi Responden Terhadap Program KB Gratis...70

C.2 Sikap Responden Terhadap Program KB Gratis...71

C.3 Partisipasi Responden Terhadap Program KB Gratis...,,...73

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan...75

B. Saran...76

DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

1.

Tabel data potensi Kelurahan Paluh Kemiri

2.

Tabel komposisi penduduk berdasarkan usia

3.

Tabel komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

4.

Tabel komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian pokok

5.

Tabel komposisi penduduk berdasarkan agama

6.

Tabel komposisi penduduk berdasarkan etnis/ suku bangsa

7.

Tabel data umur responden

8.

Tabel data jenis kelamin responden

9.

Tabel data agama responden

10.

Tabel data tingkat pendidikan responden

11.

Tabel data suku bangsa responden

12.

Tabel data jumlah anak responden

13.

Tabel data pekerjaan responden

14.

Tabel data pendapatan rumah tangga responden

15.

Tabel data tahun responden mengikuti program KB

16.

Tabel data jenis KB yang diikuti responden

17.

Tabel data tempat responden mendapatkan pelayanan KB

18.

Tabel data sumber informasi KB gratis

19.

Tabel data pengetahuan responden tentang KB gratis

20.

Tabel data tingkat pemahaman responden tentang informasi KB gratis

21.

Tabel data pengetahuan responden tentang maksud dan tujuan program KB

gratis


(12)

23.

Tabel data pengetahuan responden mengenai informasi yang berkenaan

dengan KB gratis

24.

Tabel data pengetahuan responden mengenai perencanaan program KB gratis

25.

Tabel data pengetahuan responden mengenai adanya tim penyuluh

26.

Tabel data sikap responden mengenai pelaksanaan program KB gratis

27.

Tabel data sikap responden mengenai kesukaan terhadap program KB gratis

28.

Tabel data sikap responden mengenai sosialisasi untuk menginformasikan

program KB gratis

29.

Tabel data sikap responden mengenai alat kontrasepsi yang diberikan secara

gratis

30.

Tabel data sikap responden terhadap pelayanan KB gratis

31.

Tabel data partisipasi frekuensi responden dalam mengikuti KB gratis

32.

Tabel data partisipasi responden dalam sosialisasi/ penyuluhan

33.

Tabel data tanggapan responden mengenai sikap petugas pemberi pelayanan

34.

Tabel data sikap responden terhadap himbauan pemerintah dalam

mensosialisasikan KB gratis

35.

Tabel data kuantitatif persepsi

36.

Tabel data kuantitatif sikap

37.

Tabel data kuantitatif partisipasi


(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Atika

Nim

: 070902023

ABSTRAK

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis di Kelurahan

Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Ini Terdiri dari 6

Bab, 76 Halaman, 2 Bagan dan 36 Tabel.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, yaitu

235.355.196 jiwa pada tahun 2010. Sedangkan kualitas sumber daya manusianya masih

terbilang rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah membuat program Keluarga

Berencana (KB), khususnya program KB gratis agar Pasangan Usia Subur (PUS) yang

tergolong miskin dapat mengkikuti KB.

Program KB gratis ini tentunya akan mendapat respon dari masyarakat, meskipun

secara teori program tersebut akan mendapat respon yang positif. Namun, hal ini belum dapat

dipastikan karena dalam menentukan respon dapat dilihat dari tiga variabel, yaitu persepsi,

sikap, dan partisipasi. Mengingat kondisi ini, setiap masyarakat di berbagai wilayah akan

memiliki respon yang berbeda-beda terhadap suatu program yang diberikan oleh pemerintah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program

Keluarga Berencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang.

Metode penelitian menggunakan tipe deskriptif yaitu membuat gambaran kondisi

secara menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat. Penelitian ini dilakukan di

Kecamatan Paluh Kemiri dengan responden yang berjumlah 54 PUS. Teknik prngumpulan

data melalui angket kepada responden, observasi, dan wawancara langsung kepada responden

yang bisa memperkuat data penelitian ini. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah

deskriptif, data yang diperoleh dari penelitian diteliti dan jawaban-jawaban diklasifikasikan

menurut macamnya serta ditabulasikan kedalam tabel frekuensi selanjutnya dianalisa, dan

menggunakan skala likert untuk mengukur variabel-variabelnya.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dapat disimpulkan

bahwa secara rata-rata program KB gratis mendapat respon positif dari PUS dengan nilai

0,73. Terdiri dari persepsi dengan nilai 0,72 dan sikap dengan nilai 0,96 serta partisipasi

dengan nilai 0,5. Masyarakat berharap program KB gratis tetap dilanjutkan.


(14)

NORTH UNIVERSITY SUMATERA

FACULTY SOCIAL SCIENCE AND POLITICS

DEPARTMENTAL SOCIAL PROSPERITY SCIENCE

Name : Atika

Nim

: 070902023

ABSTRACTION

Fertile Respon Age Couple To Free Family Berencana Program [in] Sub-District of Paluh of

Walnut of District of Deep Hollow of Pakam of Sub-Province of Deli Serdang. This Skripsi

Consist of by 6 Chapter, 76 Page;Yard, 2 Schema and 36 Tables.

Indonesia is one of the state owning the amount of big resident, that is 235.355.196

[soul/ head] in the year 2010. While quality of its human resource still spelled out members

to by lower. To overcome the the problem governmental make the program of Family

Berencana (KB), specially free program KB [so that/ to be] Fertile Age Couple pertained

impecunious earn the mengkikuti KB.

This free Program KB it is of course will get the respon from society, though

theoretically the program will get the respon which are positive. But, this matter yet still

unpredictable because in determining visible respon from three variable, that is perception,

attitude, and participation. Considering this condition, each;every society in various region

will have the respon which different each other to an program given by government. This

research aim to to know the Fertile Respon Age Couple To Free Family Berencana Program

in Sub-District of Paluh of Walnut of District of Deep Hollow of Pakam of Sub-Province of

Deli Serdang.

Research method use the descriptive type that is making picture of[is condition of by

totally about how respon society. This research is [done/conducted] in District of Paluh

Walnut with the responder amounting to 54

fertile age couple.

Technique of Prngumpulan data

[pass/through] the enquette to responder, observation, and direct interview to responder

which can strengthen the this research data. While analysis method used is descriptive, data

obtained from research checked and answer classified by according to kinds of tabulation nya

and also into tables of frequency is hereinafter analysed, and use the scale likert to measure

its variables.

Pursuant to data which have been collected and analysed inferential that in mean of

program KB free of charge get the positive respon from PUS with the value 0,73. Consist of

by perception with the value 0,72 and attitude with the value 0,92 and also participation with

the value 0,56. Society hope the free program KB remain to be continued


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas, pembangunan adalah segenap usaha perubahan yang diinginkan dan direncanakan (intended and planned changes) untuk mencapai kemakmuran material (standard of life) dan sosial (quality of life) yang lebih baik, lebih maju, dan lebih diharapkan dari kondisi sebelumnya. (Suharto, 1997;1)

Tujuan utama dari suatu proses pembangunan adalah untuk secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh. Usaha-usaha tersebut dapat mengalami hambatan-hambatan, antara lain oleh karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat karena tingginya angka kelahiran. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran, sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi. (Soekanto, 1995;431)

Malthus berpendapat bahwa penduduk bertambah menurut deret ukur sementara persediaan bahan pangan bertambah menurut deret hitung, sehingga pertumbuhan penduduk akan selalu melewati pertumbuhan persediaan bahan pangan. (Soelaiman, 1996; 124)

Penduduk suatu negara pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan. Yang dimaksud dengan manusia merupakan subjek dari pembangunan adalah bahwasanya manusia sebagai pelaksana pembangunan, sedangkan pengertian bahwa manusia merupakan objek dari pembangunan adalah manusia sebagai penerima pembangunan. Salah satu tanggung jawab


(16)

utama negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap masalah kesejahteraan.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 berjumlah sekitar 235.355.196 jiwa. (nasional.kompas.com/read/2010/06/23). Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah merupakan beban bagi negara. Apabila tidak diambil langkah-langkah pencegahan, akan terjadi berbagai masalah kesejahteraan penduduk oleh adanya perubahan demografis yang seringkali tidak dirasakan.

Masalah-masalah kesejahteraan tersebut menimbulkan berbagai keadaan, antara lain; bagaimana menyebarkan penduduk sehingga tercipta penduduk yang serasi untuk seluruh Indonesia, selanjutnya adalah bagaimana mengusahakan penurunan angka kelahiran sehingga perkembangan kependudukan dapat diawasi dengan seksama.

Masalah tingginya angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Program KB merupakan suatu program pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB ini mengubah paradigma masyarakat selama ini bahwa dalam sebuah keluarga harus ada anak laki-laki dan perempuan. Hal ini berarti sejalan dengan slogan KB bahwa dalam satu keluarga dua anak lebih baik, laki-laki maupun perempuan sama saja.

Program KB yang dikenal seperti sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan tokoh-tokoh atau pelopor di bidang itu, baik di dalam maupun di luar negeri. Di luar negeri upaya KB mula-mula timbul atas prakarsa kelompok orang-orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Hal tersebut sejalan dengan ditinggalkannya cara-cara mengatur kehamilan secara tradisional dan mulai digunakannya alat-alat kontrasepsi yang memenuhi syarat medis, maka dimulailah usaha-usaha KB dengan tujuan dan sasaran yang lebih luas, tidak terbatas pada upaya mewujudkan kesehatan ibu dan anak dengan cara membatasi kehamilan/ kelahiran saja.


(17)

Di Indonesia, KB diperkenalkan oleh Persatuan Keluarga Besar Indonesia (PKBI), sebuah lembaga sosial masyarakat pada tahun 1950-an dimana Indonesia berada di bawah kepemimpinan Soekarno. Beliau dikenal sebagai seorang nasionalis yang pro-natalis. Dengan sikapnya yang menunjukkan ketidaktergantungannya terhadap berbagai tekanan kebijakan negara asing, ia banyak bertentangan dengan kekuatan-kekuatan Barat yang mendukung ide pengendalian kehamilan. Pengaruhnya terlihat pada tidak adanya dukungan terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh PKBI.

Pendekatan yang dilakukan oleh PKBI pada masa itu lebih ke pendekatan yang berorientasi pada kesehatan ibu, dan pelayanan terutama diberikan pada para ibu yang memiliki resiko tinggi bila melahirkan. Menghadapi kondisi seperti ini, badan-badan dana asing mengambil sikap dengan mengirimkan para intelektual setempat ke negara-negara Barat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan masalah KB dengan harapan bahwa pada suatu waktu mereka akan mewarisi kekuasaan di negeri ini. Investasi ini memberi hasil ketika Indonesia mulai berada di bawah pimpinan Soeharto.

(Adrina, 1998;16)

Pada tahun 1970 KB diresmikan menjadi program Nasional dan dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yaitu badan yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dalam mengkoordinasikan segala upaya untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk, baik dari sisi finansial maupun organisasionalnya. Sejak saat itulah orientasi program tidak lagi ditekankan pada kesehatan perempuan, akan tetapi diorientasikan pada penekanan laju pertumbuhan penduduk yang sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya demi lajunya pertumbuhan ekonomi yang direncanakan.

Selama hampir 30 tahun program KB berjalan, dari tahun 1970 sampai tahun 2000, masyarakat Indonesia baru dapat menerima bahwa KB adalah kebutuhan. Angka tercatat terdapat penurunan TFR dari tahun 1970 sampai tahun 2000. TFR adalah singkatan dari Total


(18)

Fertility Rate, yaitu rata-rata kemampuan seorang perempuan melahirkan bayi. (tentangkb.wordpress.com/2010/04)

Pada tahun 1970 TFR tercatat 5,6. Ini artinya pada tahun tersebut rata-rata perempuan Indonesia melahirkan bayi antara 5 hingga 6 bayi selama masa suburnya. Sedangkan pada tahun 2000 TFR turun menjadi 2,3. Artinya pada tahun ini rata-rata perempuan Indonesia melahirkan bayi antara 2 hinggga 3 bayi selama masa suburnya. (tentangkb.wordpress.com/2010/04)

Berdasarkan data yang dicatat BKKBN, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1970 tercatat lebih kurang 110 juta jiwa. Setelah dilaksanakan program KB, pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 203 juta jiwa. Jika program KB tidak dilaksanakan, BKKBN memprediksikan jumlah penduduk Indonesia akan meledak hingga 282 juta jiwa pada tahun 2000. (tentangkb.wordpress.com/2010/04)

BKKBN seiring dengan perubahan paradigma di masyarakat dalam pengelolaan KB Nasional, ingin menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Pembangunan di Indonesia sejak awal reformasi, hingga era desentralisasi dan globalisasi, serta good government, akan banyak mewarnai perjalanan program KB ke depan. Rencana dan strategi BKKBN adalah merumuskan kembali visi dan misi, yaitu “Seluruh keluarga ikut KB dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera”.

BKKBN sukses melaksanakan programnya pada tahun 1980-1990. dengan adanya bukti bahwa Indonesia sempat menjadi kiblat dunia internasional dalam pengelolaan KB. Pada saat itu tidak kurang dari 4.000 peserta dari sekitar 97 negara telah belajar KB di Indonesia. Namun sayang akhir-akhir ini terjadi penurunan citra dan BKKBN nyaris tidak terdengar lagi kiprahnya. Hal ini disebabkan adanya demokrasi dan kebebasan menentukan jumlah anak. Oleh karena itu BKKBN sedang berupaya meningkatkan citra dari BKKBN yang menurun dengan melakukan Rebranding. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menilai BKKBN kembali seperti semula di tahun 1980-1990. (Meilani, 2010; 31)


(19)

Selain itu BKKBN juga membangun citra baru dengan program-program yang inovatif, seperti yang kita ketahui di beberapa daerah telah diadakan program KB gratis. Program KB gratis mungkin masih kalah pamor dengan program sekolah gratis dan kesehatan gratis.

KB gratis merupakan pelayanan KB yang diberikan oleh pemerintah khusunya untuk keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, namun tidak tertutup untuk umum, yaitu Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III. Pelayanan KB gratis juga merupakan salah satu komitmen BKKBN dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat, dimana saat ini masih ada masyarakat yang belum paham akan tujuan mengikuti program KB. (suaramerdeka.com/2010/01/06)

Program KB gratis akan mendorong masyarakat usia subur (terutama penduduk miskin) dengan sukarela datang ke bidan atau puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Salah satu faktor keengganan masyarakat untuk ikutserta dalam program KB adalah karena mahalnya biaya program ini. Jadi, dengan diadakannya pelayanan KB gratis diharapkan ke depannya dapat lebih menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga terwujud kehidupan masyarakat yang berkualitas, sebagaimana sesuai dengan visi dan misi BKKBN yaitu mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Program pelayanan KB gratis telah digalakkan di beberapa kecamatan maupun kelurahan. Salah satunya adalah Kelurahan Paluh Kemiri yang merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari kelurahan, pada tahun 2009 di kelurahan ini terdapat 488 Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah peserta KB aktif di kelurahan Paluh Kemiri pada tahun 2009 tercatat sebesar 72% dari jumlah PUS yang ada di kelurahan tersebut. (sumber: Kantor Kelurahan Paluh Kemiri)

Berdasarkan pengamatan oleh PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Kelurahan Paluh Kemiri, selama ini penduduk khususnya PUS Kelurahan Paluh Kemiri memberikan respon yang positif terhadap program KB. Terbukti bahwa beberapa tahun


(20)

terakhir selalu terjadi peningkatan jumlah peserta program KB, khususnya KB gratis. Namun di samping itu juga terdapat beberapa PUS yang enggan mengikuti program KB ini.

Dengan melihat kenyataan yang ada di Kelurahan Paluh Kemiri, di mana masih ada beberapa PUS yang enggan mengikuti program KB, khususnya program KB yang diberikan secara gratis oleh pemerintah, penulis tertarik meneliti bagaimana respon masyarakat khususnya para PUS terhadap pelayanan program KB gratis yang diberikan oleh pemerintah di Kelurahan Paluh Kemiri. Maka penulis menyusun penelitian ini dengan judul “Respon Pasangan Usia Subur terhadap Program Keluarga Berencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana respon pasangan usia subur terhadap program Keluarga Berencana gratis di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pasangan usia subur terhadap program Keluarga Berencana gratis di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.


(21)

C.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada pengembangan ilmu dan aspek guna laksana:

1. Pengembangan ilmu:

1.1. Sebagai salah satu informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial, khususnya mengenai program KB.

1.2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian ilmiah.

2. Aspek guna laksana:

2.1. Bagi dinas dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pembuatan program untuk mencari solusi dalam upaya penekanan jumlah penduduk, dan upaya pembentukan keluarga sejahtera dan berkualitas.

2.2. Bagi masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur di Kelurahan Paluh Kemiri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan respon positif masyarakat terhadap program KB.


(22)

D. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang terperinci dan untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka penulis menyusun skripsi ini ke dalam enam bab. Adapun urutan penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang konsep-konsep penelitian, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menggambarkan lokasi penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan serta masukan berupa saran-saran yang bermanfaat dan bersifat mambangun.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Respon

Pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan media perubahan terhadap masyarakat dan lingkungan dengan maksud menjadikan lebih baik dari sebelumnya. Salah satu faktor yang penting untuk menilai apakah program-program pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil atau bahkan gagal, akan ditunjukkan oleh bagaimana tanggapan masyarakat yang menjadi target atau sasaran dari program-program pembangunan tersebut.

Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu:

1. Persepsi, berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut.

2. Sikap, berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan.

3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut.

Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan resiko yang


(24)

diterima sebagai akibat pelaksanaan program pembangunan kepada seseorang atau

sekelompok orang.

Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban.

Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja. Peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan.

Dalam pembahasan, teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.

3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.

Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,


(25)

maka teori Skiner disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon. Skiner membedakan adanya dua proses:

1. Respondent Response, atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

2. Operant Response, atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu. Stimulus ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce. Misalnya, apabila seseorang selalu ikut serta secara aktif dalam program KB, kemudian mendapatkan penghargaan dari pemerintah, maka orang akan lebih aktif lagi dalam mengikuti program KB tersebut.

Dalam merespon stimulus, tidak terlepas dari subjek dan objeknya. Subjek merupakan seseorang atau sekelompok orang yang merespon, sedangkan objek merupakan stimulus atau yang akan direspon. Dalam hal ini yang menjadi subjeknya adalah PUS, sedangkan yang menjadi objeknya adalah program KB gratis.

B. Keluarga Berencana (KB) B.1. Pengertian KB

Menurut Entjang, KB adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hokum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga. (Ritonga, 2003; 87)

Menurut WHO (Expert Committe, 1970), KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan


(26)

dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.(bkkbn.go.id/2009)

Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudakan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

B.2. Tujuan KB

Adapun tujuan dari pelaksanaan program KB antara lain:

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan


(27)

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS)

B.3. Program KB Gratis

Program pelayanan KB gratis merupakan salah satu komitmen BKKBN dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Tujuan pemerintah mengadakan program KB gratis adalah agar masyarakat PUS khususnya yang tergolong masyarakat Pra-Sejahtera dapat mengikuti program KB. Selama ini masyarakat enggan mengikuti program KB salah satu faktornya adalah biaya yang cukup mahal . Maka dari itu, pemerintah mengadakan program KB gratis setiap tahun sekali atau pada setiap perayaan hari-hari besar ke setiap tingkat kecamatan sampai pada tingkat kelurahan. Sehingga nantinya akan tercapai terbentuknya keluarga kecil bahagia sejahtera, yaitu dengan mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa.

Adapun sasaran dari program KB gratis adalah:

1. Keluarga Pra-Sejahtera, yaitu keluarga yang belum memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, kesehatan, dan KB. 2. Keluarga Sejahtera I, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

3. Keluarga Sejahtera II, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan informasi.


(28)

4. Keluarga Sejahtera III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangannya secara teratur kepada masyarakat sekitarnya, misalnya dalam bentuk sumbangan materiil dan keuangan, serta secara aktif menjadi pengurus lembaga sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungannya. (Hartanto, 2004; 21)

Program pelayanan KB gratis yang diberikan pemerintah ini dilaksanakan pada perayaan-perayaan hari-hari besar, antara lain :

1. Hari Bulan Bakti Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Program Pelayanan KB gratis pada peringatan hari bulan bakti IBI ini diberikan mulai bulan Januari sampai bulan Mei. Adapun sasaran utama dari pelayanan KB gratis ini adalah keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dan tidak tertutup untuk umum (Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III).

2. Hari Bulan Bakti TNI Manunggal

Program Pelayanan KB gratis pada peringatan hari bulan bakti TNI Manunggal ini diberikan mulai bulan Juni sampai bulan Oktober. Adapun sasaran utama dari pelayanan KB gratis ini adalah keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dan tidak tertutup untuk umum (Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III).

3. Hari Bulan Bakti PKK

Program Pelayanan KB gratis pada peringatan hari bulan bakti PKK ini diberikan mulai bulan Oktober sampai bulan Desember. Adapun sasaran utama dari pelayanan KB gratis ini adalah keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dan tidak tertutup untuk umum (Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III).


(29)

Dari ketiga Pelayanan KB gratis ini dapat disimpulkan bahwa sasaran utama dari pelayanan KB gratis ini adalah PUS yang tergolong dalam keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dan tidak tertutup untuk umum, yaitu Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III.

Alat kontrasepi yang disediakan antara lain pemberian berupa mini pil, suntikan, spiral, implant, Intra Uterine Devices (IUD), dan kondom. Semua diberikan secara gratis oleh pemerintah. Peserta KB hanya tinggal memilih jenis alat kontrasepsi apa yang diinginkan. Pelayanan KB gratis bisa didapat di puskesmas, posyandu, kantor kelurahan, atau bahkan bidan desa setempat.

C. Penyuluhan dalam Program KB

Kenyataan yang dengan mudah terlihat sehari-hari bahwa pertumbuhan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang merupakan masalah yang disadari harus dapat dipecahkan secara cepat, tetapi rasional.

Pertambahan penduduk yang tidak terkendali memang sangat merupakan penghalang besar ke arah kemajuan dalam mengejar ketinggalan dalam kesejahteraan sosial, baik pada tingkat perorangan maupun pada tingkat nasional. Memang benar bahwa pertambahan penduduk secara tidak terkendali mudah terjadi, baik karena tingkat kelahiran yang tinggi maupun karena tingkat kematian yang rendah, di samping angka harapan hidup yang lebih lama.

Tingkat kematian yang rendah dan harapan hidup yang lama memang merupakan hal-hal yang diinginkan terjadi, maka sasaran dalam hal pengendalian pertambahan penduduk terutama ditujukan pada pembatasan jumlah anak dengan segala teknik dan metodenya.

Dalam menyusun program pembangunan untuk sektor ini, nampaknya semakin disadari baik oleh para perencana dan penyusun program maupun oleh para pelaksananya di lapangan,


(30)

bahwa mengendalikan penduduk melalui pembatasan kelahiran anak, tidak bisa dilihat dari teknik dan metodenya saja, akan tetapi harus dikaitkan dengan faktor-faktor psikologis yang bersumber dari nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat tertentu. (Siagian, 153)

Berdasarkan keadaan tersebut di atas, maka sangat diperlukan adanya upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya menurunkan tingkat kelahiran, pembatasan jumlah anak, penjarangan kelahiran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini sangat perlu dilakukan penyuluhan program KB, dimana dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut segala potensi-potensi yang ada dalam masyarakat wajib dilibatkan, baik itu instansi-instansi pemerintah, swasta, perkumpulan-perkumpulan maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan.

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

KIE merupakan salah satu tahapan yang tidak boleh ditinggalkan dalam memberikan pelayanan KB. KIE merupakan kunci dalam pelayanan KB. (Meilani, 2010; 36)

Tujuan KIE adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru, membina kelestarian peserta KB, dan meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan.

Sesuai dengan kondisi tempat masyarakat, maka metode KIE yang dapat digunakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1. Secara langsung, jika penyampaian pesan-pesan dilakukan melalui tatap muka. Hal ini sangat diharapkan setiap kali melakukan pemeriksaan, terutama pada waktu konseling dapat disampaikan pesan-pesan atau informasi tentang KB.

2. Secara tidak langsung , jika penyampaian pesan dilakukan melalui media, seperti radio, televisi, mobil unit penerangan, dan penerbitan/ publikasi.


(31)

D. Pasangan Usia Subur (PUS)

KB merupakan upaya peningkatan kepeduluan dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Saat ini baru 66% PUS di Indonesia yang mengikuti program KB. (stasiunbidan.blogspot.com/2009)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau

cerai.

Menurut pedoman Potensi Desa (Podes) 2008, definisi PUS adalah pasangan suami istri yang masih berpotensi untuk mempunyai keturunan atau biasanya ditandai dengan belum datangnya waktu menopause (terhenti menstruasi bagi istri). Sedangkan peserta KB (akseptor) adalah PUS dimana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program. (andi.stk31.com/pasangan-usia-subur-2009/09/10)

E. Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

Keluarga adalah suatu lembaga dasar yang cenderung untuk tetap bertahan hidup melawan serangan-serangan yang sedang berlangsung dan masa datang. (Sanderson, 2000; 482)

Pembangunan keluarga sejahtera merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan masing-masing keluarga dalam mengantisipasi setiap pengaruh negatif yang mengancam keutuhan keluarga sebagai unit terkecil yang paling utama dari masyarakat.

Kualitas keluarga Indonesia pasca krisis ekonomi 1997 kondisinya makin memprihatinkan, baik dilihat dari besarnya jumlah kelurga miskin (Pra-Sejahera dan Keluarga


(32)

Sejahtera I alasan ekonomi), maupun melemahnya ketahanan keluarga yang ditandai oleh tidak dapat dilaksanakannya fungsi-fungsi keluarga secara optimal.

Bila sebelum krisis jumlah keluarga miskin di Indonesia hanya sekitar 11,5 juta keluarga, di tahun 2006 telah bertambah menjadi 24 juta keluarga. Selanjutnya berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2007 yang dilakukan oleh BKKBN menunjukkan bahwa 46,7% dari 57,7 juta keluarga di Indonesia berada dalam kondisi Pra-Sejahtera dan Kelurga Sejahtera I. Sedangkan dalam hitungan kuantitas, Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2008 lalu mencatat bahwa tidak kurang dari 35 juta penduduk di Indonesia berada di garis kemiskinan. (mardiya.wordpress.com/2009/08/19)

Dalam hal di atas berarti tugas berat terkait upaya pemberdayaan keluarga harus segera dituntaskan agar tidak menjadi beban pembangunan, mengingat dimensi kualitas selalu menjadi persoalan yang menggelayuti bangsa kita.

Selain itu, di era globalisasi ini, keluarga-keluarga Indonesia mengalami tantangan yang sangat berat. Derasnya arus informasi dan budaya buruk dari luar seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, telah menyebabkan ketahanan keluarga mulai goyah. Bila kita mau merefleksi diri, dahulu keluarga merupakan lembaga yang ampuh sebagai wahana pembentukan dan pengembangan karakter, kepribadian, etika, moral dan sopan santun.

Keluarga juga menjadi institusi pendidikan yang handal bagi setiap anggotanya dalam penanaman nilai-nilai sosial dan religi. Namun semenjak informasi dan budaya luar yang negatif mudah sekali diadopsi oleh para remaja yang notabene adalah anggota keluarga, maka keluarga tidak dapat lagi menjaga eksistensinya sebagai keluarga berketahanan yang mampu membendung pengaruh negatif dari luar.

Buktinya sekarang ini banyak sekali peristiwa kenakalan remaja yang kelewat batas, tidak sekedar berperilaku buruk seperti merokok dan meminum minuman keras, tetapi sudah merambah pada perilaku premanisme, suka menipu, mencuri, merampok dan membunuh untuk memenuhi kepuasan sesaat.


(33)

Belakangan, kasus penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas oleh anak dan remaja menjadi fenomena tersendiri yang sangat memprihatinkan. Ini masih ditambah dengan kasus-kasus ketidakharmonisan keluarga saat ini, seperti tingginya angka perselingkuhan, perceraian, kekerasan terhadap anak dan perempuan, dan lain sebagainya.

Atas dasar hal tersebut di atas, sangat tepat manakala visi dan misi baru program KB dimunculkan. Dengan membangun keluarga kecil bahagia dan sejahtera, diharapkan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan insan berkualitas yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan dapat segera terwujud.

Kedelapan fungsi keluarga yang dimaksud adalah: 1. Fungsi keagamaan

2. Fungsi sosial budaya 3. Fungsi cinta kasih 4. Fungsi melindungi 5. Fungsi reproduksi

6. Fungsi sosialisasai dan pendidikan 7. Fungsi ekonomi, dan

8. Fungsi pembinaan lingkungan

Dalam operasionalisasinya di lapangan, pemerintah bersama segenap komponen masyarakat telah melakukan banyak hal dalam upaya mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program dan kegiatannya tidak hanya menyangkut pelayanan kontrasepsi yang notabene sasarannya PUS saja, tetapi menyangkut semua aspek kehidupan berkeluarga dengan sasaran seluruh anggota keluarga dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Bahkan bayi dalam kandungan pun telah menjadi bidang garapan KB.

Secara implisit, luas garapan KB yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat sekarang ini dapat terbaca dari pengertian KB menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang


(34)

keberadaannya telah disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 16 April 1992 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 35 Tahun 1992, TLN 3475.

Dalam undang-undang tersebut KB diterjemahkan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (mardiya.wordpress.com/2009/08/19)

F. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Berdasarkan hasil pra-konferensi kelompok kerja Konferensi Internasional bidang Kesejahteraan Sosial XV (XVth International Conference on Social Welfare), kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan; jaminan sosial; kesehatan; perumahan; pendidikan; rekreasi; tradisi budaya; dan lain sebagainya. (Adi, 1994; 5)

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat 1, yang berbunyi “Kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya ”. (khoirulilmawan.com/10/2010)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup


(35)

manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.

G. Kebijakan Sosial

Pembangunan selalu mengakibatkan perubahan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan pembangunan tidak saja bersifat positif, melainkan dapat pula bersifat negatif. Dampak positif dan negatif ini baik secara alternative maupun kumulatif, mendorong munculnya perhatian terhadap pentingnya kebijakan sosial dalam memandu kegiatan-kegiatan pembangunan.

Menurut Marshall, kebijakan sosial adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan.

Dalam konteks pembangunan sosial, kebijakan sosial merupakan suatu perangkat, mekanisme, dan sistem yang dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan sosial senantiasa mengandung dua pengertian yang saling terkait, yaitu “memecahkan masalah sosial” dan “memenuhi kebutuhan sosial”.

Tujuan pemecahan masalah mengandung arti mengusahakan atau mengadakan perbaikan karena ada sesuatu keadaan yang tidak diharapkan (misalnya kemiskinan) atau kejadian yang bersifat destruktif atau patologis yang mengganggu dan merusak tatanan masyarakat.

Tujuan pemenuhan kebutuhan mengandung arti menyediakan pelayanan-pelayanan sosial yang diperlukan, baik dikarenakan adanya masalah maupun tidak ada masalah, dalam arti bersifat pencegahan (mencegah terjadinya masalah, mencegah tidak terulang atau timbul lagi masalah, atau mencegah meluasnya masalah) atau pengembangan (meningkatkan kualitas suatu kondisi agar lebih baik dari kondisi sebelumnya).


(36)

Secara lebih rinci, tujuan-tujuan kebijakan sosial adalah:

1. Mengantisipasi, mengurangi, atau mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang tidak dapat mereka penuhi secara sendiri-sendiri melainkan harus melakukan tindakan kolektif.

3. Meningkatkan hubungan intrasosial manusia dengan mengurangi kedisfungsian sosial individu atau kelompok yang disebabkan oleh faktor-faktor internal-personal maupun eksternal-struktural.

4. Meningkatkan situasi dan lingkungan sosial-ekonomi yang kondusif bagi upaya pelaksanaan peranan-peranan sosial dan pencapaian kebutuhan masyarakat sesuai dengan hak, harkat dan martabat kemanusiaan.

5. Menggali, mengalokasikan dan mengembangkan sumber-sumber kemasyarakatan demi tercapainya kesejahteraan sosial dan keadilan sosial.

Menurut David Gil, untuk mencapai tujuan kebijakan-kebijakan sosial, terdapat perangkat dan mekanisme kemasyarakatan yang perlu diubah, yaitu yang menyangkut antara lain:

1. Pengembangan sumber-sumber, meliputi pembuatan keputusan-keputusan masyarakat dan penentuan pilihan-pilihan tindakan berkenaan dengan jenis, kualitas dan kuantitas semua barang-barang dan pelayanan-pelayanan sosial yang ada di masyarakat.

2. Pengalokasian status, menyangkut peningkatan dan perluasan akses serta keterbukaan kriteria dalam menentukan akses tersebut bagi seluruh anggota masyarakat.

3. Pendistribusian hak, menunjuk pada perluasan kesempatan individu dan kelompok dalam mengontrol sumber-sumber material dan non-material.

Ketiga aspek tersebut merupakan kerangka acuan dalam menentukan tujuan kebijakan sosial. Kebijakan sosial harus memperhatikan distribusi barang dan pelayanan, kesempatan,


(37)

dan kekuasaan yang lebih luas, adil dan merata bagi segenap warga masyarakat. (Suharto,1997;116)

H. Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.

Adapun pelayanan sosial yang dimaksud sebagaimana dikemukakan Alfred J. Khan dalam Soetarso sebagai berikut: “program-program yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkat dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan kehidupan bermasyarakat serta kemampuan perorangan untuk melaksanakan fungsi-fungsinya untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran”.

Secara umum kualitas maupun kuantitas pelayanan sosial berbeda menurut tingkat perkembangan suatu negara yang disesuaikan dengan faktor sosio-kultural dan juga politik yang menentukan prioritas masalah dalam pelayanan sosial. Berdasarkan hal tersebut, maka pelayanan sosial di antara negara maju dengan negara berkembang akan berbeda, bahkan di antara negara-negara berkembang juga akan berbeda.

Motif utama dalam pelayanan sosial adalah masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk membantu masyarakat yang lebih lemah dan kurang beruntung serta memberikan perlindungan dengan pelayanan-pelayanan yang tiak mungkin dipenuhi oleh mereka sendiri secara perorangan.


(38)

Beberapa tujuan dari pelayanan sosial yang dikemukakan oleh Soetarso, yaitu:

1. Melindungi atau memulihkan kehidupan keluarga.

2. Membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya.

3. Meningkatkan proses perkembangan, yaitu membantu individu atau kelompok untuk mengembangkan atau memanfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya.

4. Mengembangkan kemampuan orang untuk memahami, manjangkau dan mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan.

Selain itu, pelayanan sosial memiliki fungsi mengembangkan kemampuan untuk menjangkau dan mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan atau kemampuan untuk memahami pelayanan sosial manakah yang sesuai dengan permasalahan. Di sini terlihat keterlibatan pekerja sosial sebagai pemberi pertolongan untuk meningkatkan kemampuan penyandang masalah sehingga mereka mampu mengatasi masalahnya sendiri.(ripmolt078.blog/2009/11/20)

I. Kerangka Pemikiran

Meskipun telah dilakukan pembangunan secara terus menerus, namun sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah kependudukan. Masalah kependudukan merupakan keadaan yang tidak mendukung peran penduduk sebagai subjek dan objek dari pembangunan itu sendiri.

Maksud dari pernyataan manusia merupakan subjek dari pembangunan adalah bahwasanya manusia sebagai pelaksana pembangunan, sedangkan pengertian bahwa manusia merupakan objek dari pembangunan adalah manusia sebagai penerima pembangunan.

Apabila ditelaah secara rinci, sumber masalah utamanya adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk yang telah berlangsung cukup lama. Jumlah penduduk Indonesia


(39)

tahun 2010 berjumlah sekitar 235.355.196 jiwa.(nasional.kompas.com/read/2010/06/23). Ini merupakan masalah, karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah merupakan beban bagi negara.

Untuk mengatasi tingginya angka pertumbuhan penduduk, pemerintah mencanangkan program KB. Program KB merupakan suatu program pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dimana sasaran utama dari program ini adalah para PUS.

Dalam pelaksanaannya, upaya yang dilakukan pemerintah tersebut masih banyak mengalami kendala-kendala. Misalnya, masih ada PUS yang tidak mau mengikuti program KB, alasannya antara lain karena apabila mengikuti program KB berarti harus membayar.

Maka dari itu pemerintah saat ini membuat program KB gratis bagi PUS yang tergolong ke dalam Keluarga Pra-Sejahtera ataupun Keluarga Sejahtera I. Namun KB gratis ini juga tidak tertutup untuk umum, yaitu Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III.

Program pelayanan KB gratis telah digalakkan di beberapa kecamatan maupun kelurahan. Salah satunya adalah Kelurahan Paluh Kemiri yang merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan data dari kelurahan, pada tahun 2009 di kelurahan ini terdapat 488 Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah peserta KB aktif di kelurahan Paluh Kemiri pada tahun 2009 tercatat sebesar 72% dari jumlah PUS yang ada di kelurahan tersebut. Namun di samping itu masih ada juga sebagian dari PUS yang tidak mau mengikuti KB gratis dengan alasan tertentu.

Untuk lebih memperjelas, penulis membuat skema yang menggambarkan isi dari kerangka pemikiran di atas:


(40)

Program KB gratis

Respon Positif:

- Memahami dan mengerti proses dan tujuan dari program - Menyukai, menyenangi

dan mengharapkan adanya program - Berpartisipasi aktif

dalam pelaksanaan program

Respon Negatif:

- Tidak memahami dan tidak mengerti proses serta tujuan dari program

- Tidak menyukai, tidak menyenangi dan tidak mengharapkan adanya program

- Tidak berpartisipasi dalam pelaksanaan program

J. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

J.1. Definisi Konsep

Definisi konsep berisi uraian singkat dari variabel yang akan diteliti. (digilib.petra.ac.id). Untuk memfokuskan penelitian ini penulis memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Respon adalah persepsi, sikap, ataupun tindakan terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut.

Respon PUS


(41)

2. PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai.

3. KB Gratis adalah salah satu program BKKBN dalam memberikan pelayanan KB dan kesehatan gratis kepada PUS sebagai upaya mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

J.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. (Young, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1991; 23).

Dengan adanya program KB gratis dari pemerintah di Kelurahan Paluh Kemiri, maka hal ini akan memberikan pengaruh dan respon yang akan muncul terhadap program ini. Dimana variabel dalam mengukur respon ada tiga, yaitu pemahaman, sikap dan pemanfaatan.

Definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu:

- Respon positif

1. PUS memahami dan mengerti proses dan tujuan dari program KB gratis.

2. PUS menyukai, menyenangi dan mengharapkan adanya program KB gratis.

3. PUS berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program KB gratis.

- Respon negatif

1. PUS tidak memahami dan tidak mengerti proses serta tujuan dari program KB gratis.


(42)

2. PUS tidak menyukai, tidak menyenangi dan tidak mengharapkan adanya program KB gratis.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada. (Subyantoro, 2006; 28)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan Paluh Kemiri adalah kelurahan yang penduduknya mayoritas etnis Jawa, dan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah buruh tani. Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia adalah berupa posyandu.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Kelurahan Paluh Kemiri merupakan salah satu kelurahan yang mendapatkan program pelayanan KB gratis dari pemerintah.

C. Populasi dan Sampel C.1. Populasi

Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. (arifkurniawan045.blogspot). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah 544 PUS di Kelurahan Paluh Kemiri.


(44)

C.2. Sampel

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Jika jumlah sampel lebih dari 100, maka diambil sampelnya antara 10% - 15% atau 20% - 25% dari jumlah populasi. Karena jumlah populasi di Kelurahan Paluh Kemiri sangat besar serta kemampuan peneliti yang terbatas, maka peneliti menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi, yaitu 10%x544 = 54,4 dibulatkan menjadi 54 PUS.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan, peneliti mempergunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Data Primer, diperoleh melalui cara:

a. Quesioner, yaitu cara pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah disediakan kepada responden.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan dalam mendukung data yang telah terkumpul.

2. Data Sekunder, diperoleh melalui cara:

Studi dokumenter, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, baik dari buku, majalah, surat kabar, blog, maupun tulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.


(45)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab dari data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu analisis data di sini berfungsi untuk member arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data ini.

Agar data bias dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut elemen dan struktur), kemudian mengaduknya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.

Untuk penelitian kuantitatif, analisis data baru bias dimulai bila seluruh data telah dikumpulkan, karena rancangan penelitian kuantitatif telah disusun sedemikian rupa komplitnya, sehingga semua data telah ditentikan secara telliti, lengkap dan pasti. Sebelum melangkah menyiapkan data untuk dianalisis, untuk memenuhi konsep dasar penelitian kuantitatif, maka semua data yang dikumpulkan harus sudah berupa data angka.

Kegiatan dalam analisis data kuantitatif adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (jika ada). (tizarrahmawan.wordpress.com/2009/11)


(46)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Paluh Kemiri

Pada mulanya, Kelurahan Paluh Kemiri merupakan sebuah desa. Akibat adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan industri dan lain sebagainya, pada tahun 1981 Desa Paluh Kemiri berkembang menjadi kelurahan di Kecamatan Lubuk Pakam.

Kelurahan Paluh Kemiri adalah suatu kelurahan yang terletak di pinggiran kota kurang lebih 1 Km dari ibukota kecamatan. Kelurahan ini mempunyai areal seluas kurang lebih 187 Ha dengan jumlah penduduk kurang lebih 2934 jiwa pada tahun 2010, yang terdiri dari beragam suku bangsa yang mayoritas suku Jawa.

Kelurahan Paluh Kemiri terbagi atas empat lingkungan, dimana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani. Dari areal tanah seluas kurang lebih 187 Ha, Kelurahan Paluh Kemiri memiliki tanah kering yang digunakan sebagai lahan pemukiman seluas kurang lebih 60 Ha, selain itu terdapat juga lahan persawahan kurang lebih 127 Ha. Dimana 93 Ha tanah sawah dijadikan sawah irigasi teknis, sedangkan 34 Ha lagi digunakan sebagai sawah irigasi semi teknis.

Di Kelurahan Paluh Kemiri, terdapat sarana di bidang kesehatan, antara lain adalah Posyandu Tunas Baru I yang berada di lingkungan III dan Posyandu Tunas Baru II yang berada di lingkungan I. selain itu, Kelurahan Paluh Kemiri memiliki potensi kelurahan sebagai berikut:


(47)

Tabel 1

Lingkup Data Potensi Kelurahan

No. Potensi Jenis Data

A. Potensi Sumber Daya Alam 1. Luas Kelurahan

2. Orbitasi

3. Sumber daya air

4. Iklim

B. Potensi Sumber Daya Manusia 1. Umur

2. Pendidikan

3. Mata pencaharian

4. Tenaga kerja

5. Agama

6. Etnis/ Suku bangsa

C. Potensi Kelembagaan 1. Lembaga pemerintahan

2. Lembaga kemasyarakatan

3. Kelembagaan politik

4. Kelembagaan ekonomi


(48)

6. Lembaga Keamanan

D. Potensi Prasarana/ Sarana 1. Transportasi

2. Komunikasi

3. Air Bersih

4. Pemerintahan

5. Peribadatan

6. Kesehatan

7. Pendidikan

B. Data Monografi

B.1. Batas Wilayah

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Paluh Kemiri, antara lain:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bakaran Batu 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Petapahan 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pekan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Perdamaian/ Kecamatan Tanjung Morawa.

B.2. Pemerintahan

Kelurahan Paluh Kemiri terbagi atas empat lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan I : dipimpin oleh OK Syahnan 2. Lingkungan II : dipimpin oleh Febry Akhyar 3. Lingkungan III : dipimpin oleh Budi Wahyono


(49)

4. Lingkungan IV : dipimpin oleh Yusnita

Adapun personil kantor Kelurahan Paluh Kemiri, yaitu:

1. Lurah 2. Sekrataris

3. Kepala Seksi Pemerintahan 4. Kepala Seksi Pelayanan Umum 5. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial 6. Kepala Seksi Trantib

Di bawah ini akan digambarkan struktur organisasi pemerintahan Kelurahan Paluh Kemiri.


(50)

STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN PALUH KEMIRI

Lurah

Khairil S.T Lurah

Kh i il S T

Jabatan Fungsional:

LKMD, Bidan Desa, PKK

Sekretaris

Raden Mewah Ristanto,

Kepala Urusan Pemerintahan

Staf: Chairuddin

Kepala Urusan Pelayanan Umum

Staf: M. Idris Ritonga,

Kepala Urusan Kesejahteraan

Sosial

Kepala Urusan Trantib


(51)

C. Kependudukan

Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Paluh Kemiri tahun 2010 berjumlah 759 KK. Penduduk Kelurahan Paluh Kemiri mempunyai komposisi penduduk sebagai berikut:

1. Penduduk berdasarkan usia 2. Penduduk berdasarkan pendidikan 3. Penduduk berdasarkan mata pencaharian 4. Penduduk berdasarkan agama

5. Penduduk berdasarkan etnis/ suku bangsa

C.1. Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kantor Kelurahan Paluh Kemiri diketahui bahwa jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 2934 jiwa. Data penduduk Kelurahan Paluh Kemiri berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

No. Usia (tahun) Jumlah Persen (%)

1.

2

3.

4.

5.

0 – 5 tahun

6 – 17 tahun

17 – 45 tahun

45 – 60 tahun

60 tahun ke atas

272

827

891

786

158

9,2

28,2

30,4

26,8

5,4


(52)

C.2. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Belum Sekolah

Usia 7 – 45 tahun tidak pernah sekolah

Pernah sekolah tapi tidak tamat Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D1 Tamat D3 Tamat S1 Tamat S2 440 44 179 358 793 1031 5 35 45 4 14,9 1,6 6,2 12,3 27,0 35,2 0,1 1,1 1,5 0,1 Sumber: Kantor Kelurahan Paluh Kemiri


(53)

C.3. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Persen (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petani

Buruh Tani

Buruh/ swasta

Pegawai Negeri

Pengrajin

Pedagang

Peternak

Montir

385

522

352

34

10

163

133

10

23,9

32,5

21,9

2,1

0,6

10,1

8,3

0,6


(54)

C.4. Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Persen (%)

1.

2.

3.

4.

Islam

Kristen

Katholik

Buddha

2.446

388

42

58

83,4

13,2

1,4

2,0


(55)

C.5. Penduduk Berdasarkan Etnis/ Suku Bangsa

Tabel 6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis/ Suku Bangsa

No. Etnis/ Suku Bangsa Jumlah Persen (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Batak

Tionghoa

Mandailing

Melayu

Jawa

Lain-lain

725

58

77

825

965

284

24,7

2,0

2,6

28,1

32,9

9,7

Sumber: Kantor Kelurahan Paluh Kemiri

D. Fasilitas/ Prasarana 1. Jumlah tempat ibadah:

- Mesjid 3 buah

- Langgar 2 buah

- Vihara 1 buah

2. Jumlah fasilitas kesehatan:


(56)

3. Jumlah fasilitas pendidikan:

- PAUD 2 buah

- TK 1 buah

- SD/ sederajat 1 buah

E. Program KB Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri

Tujuan pemerintah mengadakan program KB gratis adalah agar masyarakat PUS khususnya yang tergolong masyarakat Pra-Sejahtera dapat mengikuti program KB. Selama ini masyarakat enggan mengikuti program KB salah satu faktornya adalah biaya yang cukup mahal .

Maka dari itu, pemerintah mengadakan program KB gratis setiap tahun sekali atau pada setiap perayaan hari-hari besar ke setiap tingkat kecamatan sampai pada tingkat kelurahan. Sehingga nantinya akan tercapai terbentuknya keluarga kecil bahagia sejahtera, yaitu dengan mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa. Tidak terkecuali Kelurahan Paluh Kemiri yang juga mendapatkan pelayanan program KB gratis

Sasaran utama dari pelayanan KB gratis ini adalah PUS yang tergolong dalam keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dan tidak tertutup untuk umum, yaitu Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III.

Alat kontrasepi yang disediakan antara lain pemberian berupa mini pil, suntikan, spiral, implant (susuk), Intra Uterine Devices (IUD), dan kondom. Semua diberikan secara gratis oleh pemerintah. Peserta KB hanya tinggal memilih jenis alat kontrasepsi apa yang diinginkan. Pelayanan KB gratis bisa didapat di puskesmas, posyandu, kantor kelurahan, atau bahkan bidan desa setempat.


(57)

Berdasarkan informasi dari Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) Kelurahan Paluh Kemiri, setiap tahun terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti program KB gratis. Pada awal tahun 2009 tercatat kurang lebih 72% PUS yang mengikuti program KB, dan terakhir tercatat sekitar kurang lebih 75% PUS di Kelurahan Paluh Kemiri sudah mau berpartisipasi dalam program ini. Bahkan seorang warga Kelurahan Paluh Kemiri pernah menerima penghargaan dari pemerintah atas partisipasinya terus-menerus secara aktif mengikuti KB.


(58)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa dari 544 PUS di Kelurahan Paluh Kemiri, ditetapkan sebanyak 54 orang sebagai responden (sampel penelitian).

Dalam hal ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian yang meliputi penyajian data dalam bentuk distribusi tunggal. Melalui distribusi tunggal inilah akan diketahui dengan jelas data-data yang telah terkumpul melalui angket/ kuesioner yang telah diedarkan.

A. Data Identitas Responden

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur (tahun) Jumlah Persen (%)

1 2 3

20-29 30-39 40-49

18 21 15

33,3 38,9 27,8

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Tabel 7 menunjukkan kelompok umur responden. Dari tabel di atas terlihat kelompok umur 20-29 tahun berjumlah 18 orang (33,3%). Kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 21 orang (38,9%). Kemudian kelompok umur 40-49 tahun berjumlah 15 orang (27,8%).


(59)

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

1 2 Perempuan Laki-laki 53 1 98,2 1,8

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 8 di atas terlihat bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 53 orang atau sebesar 98,2%. Begitupun, hanya ada 1 responden (1,8%) yang berjenis kelamin laki-laki yang mengikuti program KB, yaitu dengan vasektomi.

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Persen (%)

1 2 3 4 Islam Katholik Protestan Budha 50 1 2 1 92,6 1,8 3,8 1,8

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 9 di atas terlihat bahwa agama responden yang paling dominan adalah agama Islam, yaitu sebanyak 50 orang (92,6%). Selanjutnya kelompok responden yang beragama Protestan berjumlah 2 orang (3,8%), sedangkan kelompok responden yang beragama Katholik dan Budha masing-masing hanya berjumlah 1 orang dengan persentase 1,8%.


(60)

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persen (%)

1 2 3 4 5

SD SMP SMA Diploma

Sarjana

2 7 40

2 3

3,8 12,8 74,1 3,8 5,5

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 10 terlihat jelas bahwa responden yang paling banyak adalah yang pendidikan terakhirnya adalah SMA dengan jumlah 40 orang (74,1%). Sedangkan responden yang tingkat pendidikannya SMP berjumlah 7 orang (12,8%). Pendidikan sarjana berjumlah 3 orang (5,5%). Sementara responden yang jumlahnya paling sedikit adalah dengan tingkat pendidikan SD dan Diploma, dimana masing-masing hanya berjumlah 2 orang responden dengan persentase sebesar 3,8%.

Bila dianalisis, terlihat bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi seseorang dalam memahami maksud dari kesejahteraan keluarga. Contohnya dapat dilihat pada tabel di atas bahwa dari tingkat pendidikan SD yang mengikuti program KB hanya 2 orang. Itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesejahteraan keluarga.


(61)

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Jumlah Persen (%)

1 2 3 4 5

Jawa Batak Melayu Minang Lain-lain

41 4 6 1 2

75,9 7,4 11,1

1,8 3,8

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 11 di atas terlihat bahwa suku Jawa merupakan kelompok yang dominan dengan jumlah 41 responden (75,9%). Hal ini wajar, karena penduduk di Kelurahan Paluh Kemiri mayoritas adalah suku Jawa. Kelompok suku “lain-lain” diatas terdiri dari responden yang bersuku bangsa Gayo dan Tionghoa, di mana masing-masing berjumlah 1 orang responden dengan persentase sebesar 1,8%. Seperti yang terlihat bahwa memang suku Tionghoa pada umumnya jarang yang mengikuti KB.


(62)

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No. Jumlah Anak Jumlah Persen (%)

1 2 3 4 5

Belum ada Satu Dua Tiga Lebih dari tiga

1 19 20 8 6

1,8 35,2 37,1 14,8 11,1

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa program KB di Kelurahan Paluh Kemiri tergolong berjalan dengan baik. Terbukti dengan banyaknya responden yang memiliki anak tidak lebih dari 2 anak saja dengan jumlah 39 orang, dimana jumlah responden yang memiliki anak 1 berjumlah 19 orang (35,2%) dan responden yang memiliki anak 2 berjumlah 20 orang (37,1%). Sedangkan responden yang memiliki anak lebih dari 3 tergolong sedikit, hanya berjumlah 6 orang (11,1%). Disamping itu ada juga 1 orang (1,8%) yang belum memiliki anak, namun mengikuti program KB dengan alasan ingin menunda kelahiran.


(63)

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persen (%)

1 2 3 4 5

Bertani Wiraswasta Pegawai Negeri Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

4 12

7 6 25

7,4 22,4 12,8 11,1 46,3

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling dominan adalah sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 25 orang (46,3%). Responden yang berwiraswasta berjumlah 12 orang (22,4%). Pekerjaan responden yang paling sedikit adalah bertani dengan jumlah 4 orang (7,4%). Dalam pekerjaan bertani ini termasuk responden yang pekerjaannya sebagai petani di ladangnya sendiri, dan sebagai buruh tani di ladang orang lain.


(64)

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan No. Pendapatan Rumah Tangga

Per Bulan

Jumlah Persen (%)

1 2 3

Rp 260.000 – Rp 500.000 Rp 510.000 – Rp 750.000

Diatas Rp 750.000

1 22 31

1,8 40,8 57,4

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa pendapatan rumah tangga terendah adalah berkisar antara Rp 260.000 – Rp 500.000 dengan jumlah 1 orang responden (1,8%). Sedangkan responden dengan pendapatan rumah tangga per bulan yang berkisar antara Rp 510.000 – Rp 750.000 berjumlah 22 orang (40,8%). Pendapatan rumah tangga yang dominan adalah pendapatan yang berkisar di atas Rp 750.000 dengan jumlah 31 orang (57,4%).

Dengan terjadinya kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok di negara kita, keluarga dengan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 750.000 per bulan jika dibandingkan dengan UMK Deli Serdang saat ini sebesar Rp 980.000 sebenarnya kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun keadaan ini tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk mengikuti program KB, karena pemerintah telah meyediakan KB gratis yang sasaran utamanya adalah keluarga yang kurang mampu.


(1)

Jumlah sub variabel partisipasi ada 4 sub variabel, sehingga rata-rata V1=∑ skor variabel:4 (lihat lampiran). Data pemberian skor ada pada tabel berikut:

Tabel 36

Partisipasi Responden Terhadap Program KB Gratis

No. Variabel Jumlah Persen (%)

1 2 3 Positif Netral Negatif 38 5 11 70,3 9,2 20,5

Total 54 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan data pada tabel 37, dapat dilihat bahwa terdapat 38 orang (70,3%) responden memiliki partisipasi yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah ikutserta dalam pelaksanaan program KB gratis, dan merasa puas dengan adanya program tersebut. Terdapat 4 orang (9,2%) responden memiliki partisipasi yang netral. Hal ini berarti bahwa responden tidak begitu aktif dalam pelaksanaan program KB gratis ini. Selanjutnya terdapat 11 orang (20,5%) responden yang memiliki partisipasi yang negatif. Ini berarti bahwa responden tidak ikutserta aktif dalam pelaksanaan program KB gratis.

Untuk mengetahui apakah partisipasi masyarakat tersebut termasuk respon positif atau negatif, maka dilakukan analisis dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah partisipasi positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert.


(2)

Partisipasi Positif : 38 x 1 = 38

Partisipasi Netral : 4 x 0 = 0

Partisipasi Negatif : 11 x (-1) = -11 +

= 27 / 54

= 0,5


(3)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melewati beberapa bab terdahulu, akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain :

• Respon PUS di Kelurahan Paluh Kemiri terhadap program KB gratis adalah positif. Dapat terlihat dari persepsi, sikap dan partisipasi PUS terhadap program KB itu sendiri.

• Tingkat respon dan minat PUS untuk mengikuti KB sudah cukup baik dan meningkat sejak bergulirnya program KB gratis ini.

• Dengan adanya program KB gratis ini, sangat membantu PUS yang tergolong kurang mampu untuk dapat mengikuti program KB.

• Dari segi tempat untuk mendapatkan pelayanan KB, PUS Kelurahan Paluh Kemiri lebih memilih Puskesmas karena letaknya yang terjangkau.

• PUS pada umumnya sangat berharap agar program ini terus berjalan dan terlaksana dengan baik.


(4)

B. Saran

• Kepada petugas yang menangani masalah KB, khususnya di Kelurahan Paluh Kemiri agar dapat lebih mensosialisasikan dan mengadakan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat menyangkut program KB, khususnya KB gratis. Agar masyarakat lebih memahami dan diharapkan kedepannya lebih dapat meningkatkan jumlah peserta KB baru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Adrina, dkk. 1998. Hak-Hak Reproduksi Perempuan yang Terpasung. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, cetakan V. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Meilani, Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana (dilengkapi dengan penuntun

belajar), cetakan I. Fitramaya, Yogyakarta

Ritonga, Abdurrahman, dkk. 2003. Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sanderson, K, Stephen. 2000. Makro Sosiologi Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial,

Edisi Kedua (Pengantar Edisi Indonesia oleh Hotman M. Siahaan). PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Siagian, P, Sondang. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. Haji Masagung, Jakarta

Soekanto, Soerjono. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar, cetakan XX. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soelaiman, Holil. 1996. Dinamika Cita-cita, Pandangan, Konsep dan Kebijakan tentang

Kesejahteraan Sosial, Cerminan dari Negara-negara Industri Maju (NIM). Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial.

Subyantoro, Arief. & FX, Suwarto. 2006. Metode & Teknik Penelitian Sosial. C.V Andi Offset, Yogyakarta


(6)

Suharto, Edy. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial & Pekerjaan Sosial. LSP-STKS Bandung

http://www.arifkurniawan045.blogspot.com/2007 (diakses pada Kamis, 05 Agustus 2010) http://www.digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/sip4 (diakses pada Jum’at, 06 Agustus 2010)


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Pengaruh Alokasi Dana Kelurahan terhadap Perkembangan Kelurahan di Kecamatan Lubuk Pakam (Studi Kasus tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Paluh Kemiri)”

9 73 105

Pengaruh Pupuk Terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Kelurahan Paluh Kemiri, Kecamatan Lubuk Pakam)

15 106 86

PENGARUH KEGIATAN POS PELAYANAN TERPADU LANSIA TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI KELURAHAN LUBUK PAKAM PEKAN KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG.

0 5 29

RESPON PASANGAN USIA SUBUR PUS TERHADAP

0 0 15

UNMED NEED KELUARGA BERENCANA PADA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PADANG BARAT TAHUN 2015

0 0 6

Strategi Komunikasi Petugas Lapangan Keluarga Berencana dalam Meningkatkan Partisipasi Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi

0 0 13

PENGARUH SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA TERHADAP SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KELURAHAN PARANG BANOA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

0 0 116