Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA USIA

SUBUR (WUS) DALAM MENENTUKAN MASA SUBUR DI

KELURAHAN SARI REJO MEDAN TAHUN 2010

SRI ASTUTI SIREGAR

095102017

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Sri Astuti Siregar

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

viii + 31 hal + 4 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Masa subur sangat besar artinya bagi pasangan suami-istri yang menginginkan kehamilan dan bagi yang ingin menunda kehamilan. Masa subur dapat dijadikan patokan untuk melakukan hubungan seksual, karena pada masa ini proses ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) sedang terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan hubungan antara pengetahuan dan sikap dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel yaitu seluruh wanita usia subur (WUS) yang menikah dan belum pernah hamil kurang dari satu tahun di Kelurahan sari Rejo Tahun 2010 sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia subur (WUS) di Kelurahan Sari Rejo memiliki pengetahuan baik yaitu 56,7% dan sebanyak 43,3% wanita usia subur memiliki pengetahuan kurang baik. Wanita usia subur yang memiliki sikap atau penerimaan positif dalam menentukan masa subur yaitu sebanyak 60%, dan yang memiliki sikap atau penerimaan negatif yaitu sebanyak 40%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p=0,013, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur, karena dari 30 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (82,4%) diantaranya bersikap positif dan 3 orang (17,6%) bersikap negatif. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 4 orang (30,8%) diantaranya bersikap positif dan 9 orang (69,2%) bersikap negatif. Oleh karena itu diharapkan kepada pelaksana pelayanan atau profesi agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan konseling tentang menentukan masa subur.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Wanita Usia Subur (WUS), Masa Subur Daftar Pustaka : 19 (1999-2009)


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah memberikan

kekuatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia

Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun

2010”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan,

akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK selaku ketua program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. dr. Christoffel Tobing, SpOG, (K), selaku dosen pembimbing dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan USU.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan

berupa moril dan materil serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan


(4)

iii dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan

saran dari pembaca yang dapat membangun agar Karya Tulis Ilmiah ini lebih baik lagi.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, akhir kata peneliti

mengucapkan terima kasih.

Medan, 17 Juni 2010

Peneliti


(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian Pengetahuan ... 5

B. Pengertian Sikap ... 7

C. Pengertian Masa Subur ... 9

D. Hormon Yang Mempengaruhi Masa Subur ... 9

E. Syarat-Syarat Kesuburan ... 10

F. Cara Menentukan Masa Subur ... 11

G. Kegunaan Mengetahui Masa Subur ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 15

A. Kerangka Konsep ... 15

B. Defenisi Operasional ... 16

C. Hipotesa ... 17

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19


(6)

F.

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 22

H. Analisis Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil ... 23

B. Pembahasan ... 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA


(7)

vi

DAFTAR SKEMA

Halaman


(8)

vii

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun

2010 ……… 25

Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan WUS dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan

Sari Rejo Medan Tahun 2010 ………... 26

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap WUS dalam Menentukan Masa Subur di

Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010 ……….. 27

Tabel 5.4. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap WUS dalam Menentukan Masa


(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Content Validity Index

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 5 : Output Chi-Square

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Sari Rejo

Lampiran 8 : Surat Pernyataan Content Validity Index

Lampiran 9 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 10 : Jadwal Penelitian


(10)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Sri Astuti Siregar

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

viii + 31 hal + 4 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Masa subur sangat besar artinya bagi pasangan suami-istri yang menginginkan kehamilan dan bagi yang ingin menunda kehamilan. Masa subur dapat dijadikan patokan untuk melakukan hubungan seksual, karena pada masa ini proses ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) sedang terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan hubungan antara pengetahuan dan sikap dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel yaitu seluruh wanita usia subur (WUS) yang menikah dan belum pernah hamil kurang dari satu tahun di Kelurahan sari Rejo Tahun 2010 sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia subur (WUS) di Kelurahan Sari Rejo memiliki pengetahuan baik yaitu 56,7% dan sebanyak 43,3% wanita usia subur memiliki pengetahuan kurang baik. Wanita usia subur yang memiliki sikap atau penerimaan positif dalam menentukan masa subur yaitu sebanyak 60%, dan yang memiliki sikap atau penerimaan negatif yaitu sebanyak 40%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p=0,013, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur, karena dari 30 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (82,4%) diantaranya bersikap positif dan 3 orang (17,6%) bersikap negatif. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 4 orang (30,8%) diantaranya bersikap positif dan 9 orang (69,2%) bersikap negatif. Oleh karena itu diharapkan kepada pelaksana pelayanan atau profesi agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan konseling tentang menentukan masa subur.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Wanita Usia Subur (WUS), Masa Subur Daftar Pustaka : 19 (1999-2009)


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa subur sangat besar artinya bagi pasangan suami-istri yang menginginkan

kehamilan dan bagi yang ingin menunda kehamilan. Masa subur dapat dijadikan patokan

untuk melakukan hubungan seksual, karena pada masa ini proses ovulasi (pelepasan sel

telur dari indung telur) sedang terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar.

Sedangkan bagi yang ingin menunda kehamilan, masa subur harus dihindari untuk

mencegah terjadinya kehamilan.

Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi satu bulan sekali.

Ibarat bercocok tanam, maka melihat musim yang subur sangat menentukan hasilnya.

Demikian juga wanita usia subur yang ingin segera mendapatkan keturunan, perlu

mengetahui masa subur ini. Sebaliknya, bagi yang ingin menunda, menghentikan atau

tidak menghendaki kehamilan harus mengetahui masa subur ini untuk menghindari

melakukan persetubuhan (Indiarti.2008.hlm 32)

Selama ini, para ahli meyakini bahwa masa subur seorang wanita berkisar antara

hari ke-10 dan hari ke-17 dari siklus menstruasi. Pedoman ini juga diikuti oleh para

wanita untuk mengetahui masa subur mereka. Namun, sebuah penelitian yang

dipublikasikan dalam British Medical Journal menunjukkan bahwa hanya sepertiga


(12)

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 213 wanita sehat di Amerika untuk

mengetahui masa subur mereka. Para peneliti mencari jejak hormon kunci yang berperan

dalam ovulasi dengan menguji sampel urine harian mereka. Dari hasil pengujian

ditemukan bahwa para wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur sekalipun, tidak

memiliki masa subur yang tepat seperti yang diyakini selama ini. Sebagian dari mereka

sebenarnya mulai berovulasi tiga hari sebelum masa subur, dan sebagian lagi bahkan

tetap subur setelah melewati hari ke-17 siklus menstruasi (Wirawan, 2009, ¶

6,

Metode-metode pengendalian kesuburan yang ditujukan untuk membantu para

wanita menentukan saat aman berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, dapat

dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan-pemeriksaan

itu meliputi pemeriksaan suhu tubuh pagi,pemeriksaan lendir mulut rahim, metode

kalender dan pemeriksaan melalui urin. Gabungan dari metode-metode itu memiliki

tingkat keberhasilan sebesar 98%.

Menurut pendapat Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG(K), sekitar 11-15% pasangan

suami-istri sulit mendapatkan keturunan (Nasandi,2009,¶ 3,http: medicastore.com,

diperoleh tanggal 3 Oktober 2009). Tahun 2001 American Infertility Association

memberikan kuesioner tentang masa subur terhadap 12.383 wanita. Dari jumlah tersebut

ternyata hanya satu orang wanita saja yang sanggup menjawab hampir semua pertanyaan

dengan benar (Sone,2006,¶ 2,http://www.indoforum.org

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur di

Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

, diperoleh tanggal 5 Oktober


(13)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah

tentang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam

Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS)

dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam

menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

b. Untuk mengidentifikasi sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan

masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

c. Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap wanita usia

subur (WUS) dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan

Tahun 2010.

D. Manfaat Penenlitian

1. Bagi Profesi

Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam

memberikan konseling tentang menentukan masa subur kepada wanita usia subur

(WUS) dan masyarakat.


(14)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan kepustakaan di

D-IV Bidan Pendidik USU dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat, juga berguna untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap objek tertentu (Maulana.2009.hlm 194).

1. Tingkat Pengetahuan Domain Di dalam Kognitif, yaitu :

Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi 6

tingkatan, yakni : a. Tahu (know)

Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu struktur


(16)

e. Sintetis (syntetis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek pengukuran pengetahuan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

1. Umur

Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden.

Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena

semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya. 2. Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin

meningkat.pendidikan memeliki peranan yang penting dalam kwalitas. Lewat

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. 3. Sumber informasi

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang

mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi

keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari


(17)

Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, foster, rubrik, dan lain-lain.

2. Media elektronik, seperti televisi,video, slaide, radio, dan lain-lain.

3. Non-media, seperti didapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo.2007.hlm.142).

B. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus

atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan. Sikap

merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan

dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap

objek tersebut (Azwar.2007.hlm.5)

Menurut Maulana (2009, dalam Sarwono, 1997, hlm 196), sikap merupakan

kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi, atau objek tertentu.

Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci, dan sedih),

kognitif (kecenderungan bertindak).

1. Komponen Pokok Sikap

Komponen pokok sikap meliputi hal-hal berikut :

a. Kepercayaan, ide, dan konsep terhaap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan bertindak (tend to behave)


(18)

2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (receiving)

Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan merupakan indikasi sikap.

c. Menghargai (valuing)

Pada tingkat ini, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Merupakan sikap yang paling tinggi, dengan segala resiko bertanggung

jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

a. Faktor internal

Faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa

selektivity (daya pilih seseorang) untuk menerima atau menolak

pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. b. Faktor eksternal

Faktor yang terdapat dari luar manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi

sosial di luar kelompok. Misalnya interaksi antarmanusia dalam bentuk

kebudayaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi,


(19)

C. Pengertian Masa Subur

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana

terdapat sel telur matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut

melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi sebulan sekali (Indiarti.

2008. hlm. 32).

Masa subur wanita adalah masa di mana ada satu sel telur yang siap untuk

dibuahi oleh sel sperma di saluran telur (tuba fallopi) yang terjadi satu bulan sekali. Sel

telur ini mampu bertahan hidup dalam keadaan siap dibuahi hanya selama 1-2 hari

(Dewi. 2009. hlm 17),

D. Hormon yang Mempengaruhi Masa Subur

Masa subur berkaitan erat dengan siklus menstruasi yang ditandai dengan

peningkatan Luteinizing Hormone (LH), dan Folicle Stimulating Hormone (FSH),

selain itu kondisi kejiwaan wanita juga turut mempengaruhi siklus sehingga bisa

mengakibatkan siklus maju atau mundur (Kurnia.2009.hlm 27). Siklus menstruasi

dikendalikan oleh lingkaran siklus hormon seks wanita. Untuk memudahkan, siklus ini

dibagi dalam 2 fase yaitu fase sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.

Pada fase sebelum ovulasi dikontrol oleh folicle stimulating hormone (FSH) dan

estrogen. Kelenjar pituitari pada dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan

merangsang pematangan folikel di ovarium (indung telur). Pematangan folikel ini akan

meningkatkan produksi estrogen.


(20)

Ketika estrogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar pituitari

distimulasi untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) yang meningkat cepat yan

kemudian akan menimbulkan ovulasi (pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan

ovum) dalam 36 jam kemudian.

Kenaikan kadar LH yang tinggi sesaat sebelum ovulasi dapat digunakan sebagai

indikator untuk mengetahui masa sebelum ovulasi terjadi. Kadar LH dapat dideteksi

melalui darah dan urin.

Fase setelah ovulasi dikontrol oleh progesteron. Setelah ovulasi, Lh

menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel tersebut akan berkembang

menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Di bawah pengaruh

progesteron terjadi perubahan-perubahan yang menunjukkan masa tidak subur seperti

hilangnya lendir (Dewi 2009).

E. Syarat-syarat Kesuburan

Menurut Indiarti (2009), syarat-syarat kesuburan adalah sebagai berikut : 1. Ovulasi yang memuaskan

2. Saluran-saluran telur yang sehat sehingga memungkinkan perjalanan sel-sel

sperma untuk bertemu dengan sel telur

3. Selaput dinding rahim yang sehat bagi proses implantasi

4. Fungsi leher rahim yang memadai untuk menghasilkan lendir yang melancarkan

perjalanan sel-sel sperma sehat sampai saluran telur


(21)

F. Cara Menentukan Masa Subur

1. Deteksi Suhu Basal

Alat yang digunakan yakni termometer suhu. Peningkatan suhu menunjukkan

adanya ovulasi. Peningkatan suhu yang menetap selama 3 hari mengindikasikan

48 jam setelah ovulasi dan menandakan dimulainya masa tidak subur setelah

ovulasi. Lazimnya menjelang ovulasi, suhu tubuh akan meningkat yakni sekitar

0,5º Celcius. Cara untuk menggunakan indikator ini adalah :

a. Suhu diukur segera setelah bangun tidur sebelum bangkit dari tempat tidur

dan melakukan aktivitas.

b. Suhu diukur lewat mulut, vagina, atau anus.

c. Grafik dibuat dengan menggambarkan hasil pembacaan suhu dengan sebuah

titik pada lokasi yang sesuai. Titik-titik ini kemudian dihubungkan untuk

membentuk sebuah grafik. Jika terjadi kelupaan pengukuran, titik-titik

tersebut tidak boleh disambung.

1) Termometer manual, jika air raksa berhenti diantara dua angka, angka

yang terendah yang dicatat.

2) Termometer digital, hanya mencatat satu angka desimal.

d. Segala sesuatu yang tidak biasa seperti demam, tidur larut, kondisi sedang

stres sebaiknya dicatat.

2. Deteksi Lendir Leher Rahim

Lendir leher rahim melindungi sel-sel sperma sehingga sperma dapat

mempertahankan daya pembuahan tiga sampai lima hari, hanya jika ada lendir

(Billings & Westmore.2008.hlm.19).


(22)

Perubahan lendir serviks dapat diamati melalui vulva dan dicatat setiap hari.

Lendir serviks ini dapat dikenali dengan rasa/sensasi, penampakan, dan tes

dengan jari tangan.

a. Sensasi

Ada atau tidaknya lendir dikenali dengan sensasi pada vulva. Sensasi

mungkin merupakan rasa yang jelas tentang kering, lembab, lengket, basah,

licin, atau lubrikasi. b. Penampakan

Kertas tisu putih dan lembut diusapkan pada vulva. Tisu akan basah dan bila

ada lendir serviks, lendir akan terlihat menggumpal pada tisu. Warna lendir

dicatat, mungkin putih, krem, buram, atau transparan. Lendir sering terlihat

pula pada celana dalam, dalam kondisi kering sehingga karakteristiknya telah

berubah.

c. Tes jari

Tes ini dilakukan dengan cara mengambil lendir tersebut memakai ujung jari

telunjuk dan ibu jari. Secara perlahan, jari telunjuk ditarik, untuk melihat

elastisitas lendir. Elastisitas ini dikenal dengan nama Efek Spin dan

menunjukkan bahwa lendir subur.

3. Pemeriksaan Melalui Air Seni

Pada pemeriksaan ini menggunakan alat test pengukuran kesuburan,

bentuknya hampir sama dengan alat pengukuran kehamilan. Alat ini cukup

akurat untuk memperkirakan masa subur, yakni dengan melihat kadar LH


(23)

Lazimnya, bereaksi seperti berubah warna, atau memunculkan tanda, satu hari

sebelum masa subur. Pemeriksaan ini bisa dilakukan pada pertengahan siklus

haid.

Adapun cara pemakaiannya :

a. Tampung urin pertama pada tempat yang bersih dan kering, gunakan urin

pertama setelah bangun tidur.

b. Masukkan ujung penyerap alat test pada penampung urin selama 5 detik.

c. Tunggu sampai muncul garis warna (3 menit). Jika positif, berarti dalam

masa subur, ditandai dengan munculnya dua garis warna pada daerah test (T)

lebih gelap atau sama dengan garis daerah control (C). Ovulasi akan terjadi

dalam waktu 24-48 jam berikutnya, hubungan seksual sebaiknya dilakukan

sebelum 48 jam dari waktu test. Jika negatif, berarti masa tidak subur,

ditandai dengan munculnya satu garis warna atau jika garis warna daerah test

(T) lebih muda dari garis warna dari daerah control (C).

4. Kalender Menstruasi

Cara ini lebih sederhana, karena hanya bergantung pada siklus menstruasi.

a. Pada siklus menstruasi ideal, yaitu 28 hari masa subur adalah 14 hari sebelum

menstruasi berikutnya.

b. Pada siklus yang tidak ideal, tentukan lama siklus terpendek dan terpanjang.

Kemudian siklus terpendek dikurangi dengan 18 hari dan siklus haid

terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan

batasan masa subur (Simanungkalit & Bien. 2008. hlm 48)


(24)

G. Kegunaan Mengetahui Masa Subur

Dengan mengetahui masa subur dan tidak subur, maka dapat membantu

pasangan suami-istri dalam mengambil keputusan untuk hamil atau tidak hamil.

Kemungkinan terjadinya kehamilan pada masa subur sangatlah besar sehingga kalau

ingin hamil hendaknya melakukan hubungan seksual pada masa subur (Aulia. 2009. hlm


(25)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian mengenai hubungan pengetahuan

dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari

Rejo Medan tahun 2010, adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Wanita Usia Subur

(WUS) dalam Menentukan Masa Subur Pengetahuan WUS :

-Baik

-Kurang Baik

Sikap WUS : -Positif -Negatif


(26)

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil

Ukur

Skala

1 Pengeta

huan Pengetahuan : Segala sesuatu yang diketahui WUS dalam menentukan masa subur Kuesioner sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban multiple choice

Wawancara Baik =

0-5

Kurang

Baik =

6-10

Ordinal

2 Sikap Sikap:

Respon/perasa

an positif atau

negatif WUS dalam menentukan masa subur Kuesioner Sebanyak 10 Pertanyaan Dengan Pilihan Jawaban: 1.Sangat Setuju 2.Setuju 3.Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju

Wawancara Negatif =

10-25

Positif =

26-40


(27)

C. Hipotesa

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha),

dimana terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS)

dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan tahun 2010.


(28)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan crossectional

yaitu jenis penelitian yang pengukuran variable-variabelnya dilakukan hanya satu kali,

pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael.2008.hlm 112)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subyek dalam penelitian yang telah

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam.2008.hlm 89), yakni seluruh wanita

usia subur yang menikah dan belum pernah hamil kurang dari 1 tahun di kelurahan Sari

Rejo Medan tahun 2010.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik total sampling,

dimana seluruh populasi penelitian diambil sebagai sampel, yaitu pasangan usia subur

yang menikah dan belum pernah hamil kurang dari 1 tahun di kelurahan Sari Rejo

Medan tahun 2010.

Total keseluruhan sampel adalah 30 orang dan memenuhi kriteria inklusi sebagai

berikut :

1. Bersedia menjadi responden


(29)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Sari Rejo Medan dimulai pada bulan

Februari 2010 sampai April 2010. Lokasi ini dipilih karena belum pernah dilakukan

penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam

menentukan masa subur.

D. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari ketua Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan

permohonan izin kepada kepala kelurahan yang akan diteliti.

Lembar persetujuan menjadi responden di berikan kepada calon responden yang

di teliti. Penelitian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian maka responden di minta

untuk menandatangani lembar persetujuan dengan pengisian kuesioner, dan kerahasiaan

responden dijamin oleh peneliti.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari

tiga bagian, yakni data demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap. 1. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur, pendidikan, dan

sumber informasi yang diperoleh responden.

2. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden

dalam menentukan masa subur. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan 19


(30)

dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai

terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan tertinggi adalah 10.

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai

terendah dimana rentang kelas sebesar 10 dan banyak kelas sebesar 2, yaitu baik,

kurang baik sehingga diperoleh P = 2. Kisaran nilai antara 0 sampai 10, maka

pengetahuan akan diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yakni : Baik (skor 6-10), dan

Kurang Baik (skor 0-5).

3. Kuesioner Sikap

Instrumen penelitian tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Penilaian

menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap

item pernyataan positif, dimana skor pernyataan positif yaitu Sangat Setuju (skor 4),

Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai skor

terendah adalah 10 dan yang tertinggi adalah 40. Semakin tinggi skor yang didapat,

maka semakin positif sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa

subur.

Berdasarkan rumus statistika : P =

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 30 dan 2 kategori kelas untuk

menilai sikap, yaitu sikap positif dan negatif, maka didapatkan panjang kelas adalah 15,

dengan interval 10-25 adalah sikap negatif dan interval 26-40 adalah sikap positif. Rentang

Banyak Kelas

Rentang Banyak Kelas


(31)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kriteria kuesioner yang baik adalah setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas yang akan dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi

adalah suau alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili

semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidikdo.2008.hlm.152).

Penilaian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah instrumen

sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Dalam hal ini uji validitas

telah dilakukan oleh dr. M. Fahdy Sp.OG, M.sc dan didapatkan nilai validitas 0,76,

diperoleh dari hasil perhitungan jumlah skor total dibagi jumlah seluruh item

pertanyaan/pernyataan.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan

jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan tehnik cronbach’s alpha. Instrumen diujikan

pada 20 responden yang memiliki kriteria sama dengan responden yang diteliti.

Kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi,

diperoleh nilai alpha cronbach 0,7.

G. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan

/ pernyataan tentang pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam

menentukan masa subur.


(32)

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan.

Pengolahan data diolah dengan sistem komputerisasi dengan menggunakan program

SPSS 17.0.

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai dari masing-masing variabel yang

diteliti, yakni pengetahuan dan sikap wanita usia subur dalam menentukan masa subur,

dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentasenya. Kemudian disajikan dalam

bentuk tabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengko relasikan pengetahuan dengan sikap wanita

usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur. Pengujian data dilakukan dengan

menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95% serta tingkat

signifikansi 5% artinya resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak

hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (Priyatno.2008.hlm.113). Pedoman dalam

menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) >


(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur di

Kelurahan Sari Rejo Medan tahun 2010. Hasil penelitian untuk data pengetahuan dan

sikap WUS diperoleh melalui pengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang

disebarkan kepada 30 responden.

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur

1. 16-20 tahun 2. 21-25 tahun

9 21

30 70 Pendidikan

1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

5 8 11 6 16,7 26,7 36,7 26,0 Sumber Informasi

1. Media

2. Tenaga Kesehatan 3. Sumber Lain

9 7 14 30,0 23,3 46,7


(34)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden adalah

21-25 tahun sebanyak 21 orang (70%), dengan mayoritas pendidikan adalah SMA

sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian besar responden mendapatkan sumber

informasi dari sumber lain (keluarga, teman, masyarakat) yaitu sebanyak 14 orang

(46,7%).

2. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di

Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Tabel 5.2

Distribusi Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 56,7

Kurang Baik 13 43,3

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa wanita usia subur (WUS) di

Kelurahan Sari Rejo Medan sebagian besar memiliki pengetahuan baik (56,7 %) dan


(35)

3. Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari

Rejo Medan Tahun 2010

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Positif 18 60

Negatif 12 40

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki

sikap yang positif (60%) dalam menentukan masa subur, sedangkan responden yang

memiliki sikap negatif sebanyak 40 %.

4. Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Sikap WUS dalam Menetukan Masa Subur

di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap WUS dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Pengetahuan

Sikap

Total

P Value

Positif Negatif

N % N % N %

Baik 14 82,4 3 17,6 17 100 0,004

Kurang Baik 4 30,8 9 69,2 13 100


(36)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memiliki pengetahuan

baik, 14 orang (82,4%) diantaranya bersikap positif dan 3 orang (17,6%) bersikap

negatif. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 4 orang (30,8%)

diantaranya bersikap positif dan 9 orang (69,2%) bersikap negatif.

Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,004 yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan sikap wanita usia subur (WUS) dalam

menentukan masa subur.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan WUS dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan

Tahun 2010

Berdasarkan tabel pengetahuan WUS dalam menentukan masa subur (tabel 5.2)

diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu 17 orang

(56,7%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 13

orang (43,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswarati (2003),

bahwa di Indonesia sebanyak 52,3% wanita usia subur mengetahui tentang masa subur,

sedangkan yang tidak mengetahui sebanyak 47,2% (Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana

dan Kesehatan Reproduksi, 2008, hlm.27).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap objek tertentu (Maulana.2009.hlm 194). Menurut peneliti sendiri,

pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan sesorang. Dimana, taraf pendidikan

yang rendah pada umumnya berdampingan dengan informasi dan pengetahuan yang


(37)

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang

pendidikan seseorang, maka semakin meningkat pula informasi dan pengetahuan yang

didapatkannya. Dalam penelitian ini, mayoritas pendidikan responden adalah SMA

dengan rata-rata umur responden 21-25 tahun.

Pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur dapat pula

dipengaruhi oleh sumber informasi yang mereka peroleh, diantaranya informasi dari

berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Selain itu informasi dapat

juga didapatkan tenaga kesehatan, serta sumber informasi lain.

Dalam penelitian ini, sebagian besar responden mendapatkan informasi dalam

menentukan masa subur dari sumber lain (46,7%), yang dapat berasal dari keluarga,

teman dan masyarakat.

2. Sikap WUS Dalam Menentukan Masa Subur Di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun

2010

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap

positif dalam menentukan masa subur yaitu sebanyak 18 orang (60%), sedangkan

responden yang bersikap negatif sebanyak 12 orang (40%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang positif

atau penerimaan yang baik dalam menentukan masa subur.

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek.Sikap tidak dapat langsung dilihat dan merupakan kesiapan bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.


(38)

Sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal atau yang

terdapat di dalam diri sendiri sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar

(Maulana, 2009, hlm 196).

Menurut peneliti, masih adanya responden yang bersikap negatif dapat disebabkan

karena kecenderungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor internal) untuk

meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang

sebenarnya melalui berbagai sumber informasi. Faktor dari luar (eksternal) responden

juga turut mempengaruhi, dalam hal ini pengalaman dalam menentukan masa subur,

baik pengalaman dari diri sendiri maupun pengalaman orang lain.

3. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap WUS dalam Menentukan Masa Subur di

Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010

Berdasarkan uji satatistik yang dilakukan didapatkan adanya hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur (WUS) dalam menentukan

masa subur dimana p value = 0,013, dengan taraf signifikansi 5%.

Dari data yang diperoleh, pengetahuan responden dapat dikategorikan baik, 14 orang

(82,4%) diantaranya bersikap positif dan 3 orang (17,6%) bersikap negatif. Sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 4 orang (30,8%) diantaranya

bersikap positif dan 9 orang (69,2%) bersikap negatif.

Pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan sikap

seseorang. Akan tetapi sikap tidak hanya di pengaruhi oleh pengetahuan saja. Ada faktor

internal dan faktor eksternal lain yang mempengaruhinya seperti kesadaran dan juga


(39)

Krech dkk mengatakan bahwa individu akan membentuk sikap positf terhadap

hal-hal yang dirasakannya aka mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif

terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Ini dapat diartikan bahwa

semakin seseorang mengerti an memiliki pengetahuan yang baik tentang menentukan

masa subur, maka orang tersebut akan cenderung bersikap lebih baik atau positif.

Menurut peneliti seseorang yang mempunyai pengetahuan kurang baik dalam

menentukan masa subur akan membentuk sikap negatif dalam penerimaannya. Dengan

kata lain sikap negatif ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang.

Sehingga individu akan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan

merugikan dirinya.


(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap

wanita usia subur (WUS) dalam menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan

tahun 2010, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan yang dimiliki WUS menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat

17 responden (56,7%) memiliki pengetahuan baik dan 13 responden (43,3%)

memiliki pengetahuan kurang baik dalam menentukan masa subur.

2. Sikap yang dimiliki WUS menunjukan bahwa dari 30 responden terdapat 18

responden (60%) memiliki sikap yang positif dan 12 responden lainnya (40%)

memiliki sikap yang negatif dalam menentukan masa subur.

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap WUS dalam

menentukan masa subur di Kelurahan Sari Rejo Medan tahun 2010, karena dari

30 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (82,4%) diantaranya

bersikap positif dan 3 orang (17,6%) bersikap negatif. Sedangkan responden

yang memiliki pengetahuan kurang baik, 4 orang (30,8%) diantaranya bersikap


(41)

B. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Profesi

Diharapkan bagi profesi dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam

memberikan konseling tentang menentukan masa subur. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

kepustakaan di D-IV Bidan Pendidik USU dan dapat di jadikan sebagai bahan

penelitian selanjutnya, serta dapat menambah bahan kepustakaan khususnya

tentang menentukan masa subur. 3. Bagi Peneliti

Diharapkan akan menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan

ilmu yang telah di dapat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta

sebagai masukan akan pengetahuan tentang menentukan masa subur.


(42)

Aulia. (2009). Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta : Milestone

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Jakarta : Pustaka

Belajar

Billings, E., & Westmore, A., (2008). Metode Ovulasi Billings. Jakarta : Gramedia

Dewi, P.R. (2009). Rahasia Kehamilan. Jakarta : Shira Media

Indiarti, M.T. (2008). 7 Cara Jitu Memilih Anak Laki-Laki atau Perempuan. Yogyakarta

: Elmatera Publishing

Iswarati, T.Y. (2008). Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Tahun II. No.2

Kurnia, N.S. (2009). Merancang Kelahiran Bayi. Yogyakarta : Grha Pustaka

Maulana, H.D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Nasandi.(2009).Talk Show Mendambakan Punya Momongan. http: medicastore.com,

diperoleh 3 Oktober 2009

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom

Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset


(43)

Sastroasmoro, S., & Ismael, S., (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta : Sagung Seto

Simanungkalit, B., & P, B., (2008). Cara Memilih Jenis Kelamin Bayi + Mengatasi

Kesulitan Mendapatkan Anak. Jakarta : Papas Sinar Sinanti

Sone.(2006).Misteri di Balik Masa Subur.

Oktober 2009

Wirawan.(2009).Menentukan Masa Subur.


(44)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Sri Astuti Siregar / 095102017 adalah mahasiswi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Dalam

Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010”. Penelitian ini

merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam melakukan

pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika ibu bersedia silahkan tanda tangani

lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk

mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua

informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010

Peneliti Responden


(45)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM MENENTUKAN MASA SUBUR DI KELURAHAN SARI REJO

MEDAN TAHUN 2010

I. DATA DEMOGRAFI

No.Responden :

Umur :

Pendidikan :

Sumber informasi : a. Media (elektronik/cetak)

b. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan)

c. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)

II. PENGETAHUAN

Berilah tanda silang (Х) pada jawaban yang menurut Anda benar. 1. Masa subur wanita adalah ?

a. Masa yang memungkinkan untuk terjadinya kehamilan sebelum menstruasi

b. Masa yang memungkinkan untuk terjadinya kehamilan setelah menstruasi

c. Masa yang memungkinkan untuk terjadinya kehamilan karena ada sel telur

matang yang siap untuk dibuahi 2. Guna mengetahui masa subur adalah ?

a. Mengetahui waktu yang tepat untuk berhubungan seksual

b. Membantu pasangan dalam mengambil keputusan untuk hamil


(46)

a. Lamanya waktu haid

b. Siklus menstruasi

c. Frekuensi hubungan seksual

4. Salah satu hambatan kesuburan adalah ?

a. Pola makan yang tidak teratur

b. Olahraga yang tidak rutin

c. Merokok

5. Yang bukan merupakan lokasi pengukuran suhu tubuh dalam menentukan masa

subur adalah ? a. Telinga

b. Mulut

c. Vagina

6. Sperma dapat bertahan hidup bila ada lender mulut rahim pada masa subur selama ?

a. 1-2 hari

b. 3-5 hari

c. 7 hari

7. Ciri-ciri lendir mulut rahim pada masa subur adalah ?

a. Berwarna putih pekat

b. Sulit untuk direntangkan

c. Berwarna bening seperti putih telur

8. Urine yang digunakan dalam menentukan masa subur adalah ?

a. Urine antara jam 10.00-20.00


(47)

c. Hanya urine saat pagi hari

9. Fungsi lendir mulut rahim sebagai tanda kesuburan adalah ?

a. Mengubah suasana basa pada vagina

b. Mengubah keasaman pada vagina

c. Menghambat pertemuan sperma dengan sel telur

10. Perubahan yang umum terjadi pada masa subur adalah ?

a. Suhu tubuh yang menurun

b. Peningkatan libido (gairah seks)

c. Adanya lendir di kemaluan seperti keputihan

III. SIKAP

Berikan tanda check list (√) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat Anda.

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

No Pertanyaan STS TS S SS

1. Masa subur penting diketahui bagi pasangan yang mengkehendaki kehamilan

2 Hubungan seks dilakukan setiap hari selama masa

subur

3 Lendir mulut rahim berperan sebagai penanda


(48)

diukur dengan termometer

5 Setiap hubungan seksual selalu menyebabkan

kehamilan

6 Untuk mendapatkan kehamilan, disarankan segera

mencuci alat kelamin setelah berhubungan intim

7 Pasangan yang mengharapkan kehamilan dianjurkan

melakukan hubungan seks sejak sebelum masa subur

8 Lendir mulut rahim bersifat sangat elastis, sehingga

bila ditarik seakan-akan tidak putus

9 Mengukur kesuburan (dengan alat test) melalui air

seni yang menunjukan satu garis warna, berarti

negatif

10 Siklus haid ideal (28 hari), maka masa suburnya


(49)

OUTPUT CHI-SQUARE

GET FILE='F:\ASLI.sav'. FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pendidikan S.Info SkorPengBnr SkorSkpBnr KatPeng KatSikap /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] F:\ASLI.sav

Statistics

Umur Pendidikan

Sumber Informasi

Skor Pengetahuan

Benar

Skor Sikap Benar

Kategori Pengetahuan

Kategori Sikap

NValid 30 30 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16-20 9 30.0 30.0 30.0

21-25 21 70.0 70.0 100.0


(50)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 5 16.7 16.7 16.7

SMP 8 26.7 26.7 43.3

SMA 11 36.7 36.7 80.0

PT 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Media 9 30.0 30.0 30.0

Nakes 7 23.3 23.3 53.3

S.Lain 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Skor Pengetahuan Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 3 10.0 10.0 10.0

4 2 6.7 6.7 16.7

5 8 26.7 26.7 43.3

6 12 40.0 40.0 83.3

7 4 13.3 13.3 96.7

8 1 3.3 3.3 100.0


(51)

Skor Sikap Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 22 3 10.0 10.0 10.0

23 3 10.0 10.0 20.0

24 5 16.7 16.7 36.7

25 1 3.3 3.3 40.0

26 2 6.7 6.7 46.7

27 3 10.0 10.0 56.7

28 6 20.0 20.0 76.7

29 5 16.7 16.7 93.3

30 1 3.3 3.3 96.7

32 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Baik (0-5) 13 43.3 43.3 43.3

Baik (6-10) 17 56.7 56.7 100.0


(52)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif (10-25) 12 40.0 40.0 40.0

Positif (26-40) 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori Pengetahuan * Kategori Sikap

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Kategori Pengetahuan * Kategori Sikap Crosstabulation

Kategori Sikap

Total Negatif

(10-25) Positif (26-40)

Kategori Pengetahuan

Kurang Baik (0-5)

Count 9 4 13

% within Kategori Pengetahuan 69.2% 30.8% 100.0%

Baik (6-10) Count 3 14 17

% within Kategori Pengetahuan 17.6% 82.4% 100.0%

Total Count 12 18 30


(53)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.167a 1 .004

Continuity Correctionb 6.160 1 .013

Likelihood Ratio 8.488 1 .004

Fisher's Exact Test .008 .006

Linear-by-Linear Association

7.895 1 .005

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Pengetahuan (Kurang Baik (0-5) / Baik (6-10))

10.500 1.889 58.359

For cohort Kategori Sikap = Negatif (10-25)

3.923 1.320 11.656

For cohort Kategori Sikap = Positif (26-40)

.374 .161 .869


(1)

4

Masa subur ditandai dengan suhu yang menurun bila

diukur dengan termometer

5

Setiap hubungan seksual selalu menyebabkan

kehamilan

6

Untuk mendapatkan kehamilan, disarankan segera

mencuci alat kelamin setelah berhubungan intim

7

Pasangan yang mengharapkan kehamilan dianjurkan

melakukan hubungan seks sejak sebelum masa subur

8

Lendir mulut rahim bersifat sangat elastis, sehingga

bila ditarik seakan-akan tidak putus

9

Mengukur kesuburan (dengan alat test) melalui air

seni yang menunjukan satu garis warna, berarti

negatif

10

Siklus haid ideal (28 hari), maka masa suburnya


(2)

OUTPUT CHI-SQUARE

GET FILE='F:\ASLI.sav'. FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pendidikan S.Info

SkorPengBnr SkorSkpBnr KatPeng KatSikap /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] F:\ASLI.sav

Statistics

Umur Pendidikan

Sumber Informasi

Skor Pengetahuan

Benar

Skor Sikap Benar

Kategori Pengetahuan

Kategori Sikap

NValid 30 30 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16-20 9 30.0 30.0 30.0

21-25 21 70.0 70.0 100.0


(3)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 5 16.7 16.7 16.7

SMP 8 26.7 26.7 43.3

SMA 11 36.7 36.7 80.0

PT 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Media 9 30.0 30.0 30.0

Nakes 7 23.3 23.3 53.3

S.Lain 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Skor Pengetahuan Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 3 10.0 10.0 10.0

4 2 6.7 6.7 16.7


(4)

Skor Sikap Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 22 3 10.0 10.0 10.0

23 3 10.0 10.0 20.0

24 5 16.7 16.7 36.7

25 1 3.3 3.3 40.0

26 2 6.7 6.7 46.7

27 3 10.0 10.0 56.7

28 6 20.0 20.0 76.7

29 5 16.7 16.7 93.3

30 1 3.3 3.3 96.7

32 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kurang Baik (0-5) 13 43.3 43.3 43.3

Baik (6-10) 17 56.7 56.7 100.0


(5)

Kategori Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Negatif (10-25) 12 40.0 40.0 40.0

Positif (26-40) 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Kategori Pengetahuan *

Kategori Sikap

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Kategori Pengetahuan * Kategori Sikap Crosstabulation

Kategori Sikap

Total Negatif

(10-25) Positif (26-40) Kategori

Pengetahuan

Kurang Baik (0-5)


(6)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 8.167a 1 .004

Continuity Correctionb 6.160 1 .013 Likelihood Ratio 8.488 1 .004

Fisher's Exact Test .008 .006

Linear-by-Linear Association

7.895 1 .005

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,20. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Kategori

Pengetahuan (Kurang Baik (0-5) / Baik (6-10))

10.500 1.889 58.359

For cohort Kategori Sikap = Negatif (10-25)

3.923 1.320 11.656

For cohort Kategori Sikap = Positif (26-40)

.374 .161 .869


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Persepsi Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Kanker Leher Rahim (KLR) dan Program Inspeksi Visual Asetat (IVA) Terhadap Pemanfaatan Pelayanan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tah

6 57 85

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang

2 45 86

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116