PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH Peran Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh (Studi Kasus Kelas X Di Laboratorium Agama Man Parakan Temanggung Tahun Pelajaran 2

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH
(Studi Kasus kelas X di Laboratorium Agama MAN Parakan
Temanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:
VITA YULIANTI
G000090078

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i

ii


ABSTRAK
Media pembelajaran merupakan salah satu fasilitas yang dapat membantu
dalam proses belajar mengajar, salah satunya yaitu laboratorium agama. MAN
Parakan Temanggung adalah satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri yang
mempunyai laboratorium agama di wilayah Temanggung. Dengan proses belajar
mengajar yang monoton siswa akan merasakan kejenuhan saat proses belajar
mengajar, maka adanya media pembelajaran di laboratorium agama akan
membantu dalam peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adalah bagaimana
peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh (tentang materi ibadah Haji) dan apa faktor pendukung dan faktor
penghambat proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran di
laboratorium agama MAN Parakan Temanggung tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh dan mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran di laboratorium agama
MAN Parakan Temanggung tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau penelitian kualitatif.

Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan
fenomena dari seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan
induktif. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa, guru, dan yang
berhubungan dengan laboratorium agama MAN Parakan Temanggung.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Media
pembelajaran berperan positif terhadap proses pembelajaran Fiqh yaitu: Pertama,
dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui langsung bagaimana tata cara
pelaksanaan haji. Kedua, dapat digunakan untuk mengamati langsung peralatan
yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ketiga, dapat memungkinkan
terjadinya kontak langsung dengan masyarakat. Keempat, dapat membangkitkan
semangat belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Kelima, dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera siswa. Keenam, dapat
mengatasi kekurangan kemampuan yang dimiliki siswa. Peran media
pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh
dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan dan nilai praktik yang meningkat
sebanyak 79,04% dari tahun pelajaran 2006/2007 (sebelum ada media
pembelajaran) dengan tahun pelajaran 2012/2013 (sesudah ada media
pembelajaran). Faktor pendukung: adanya fasilitas penunjang untuk siswa dapat
mengamati dan memahami pelajaran khususnya mata pelajaran Fiqh, partisipasi

dari guru-guru agama dan guru yang sudah pernah melaksanakan haji, semangat
siswa untuk mencoba dan memahami langsung tentang pelaksanaan ibadah haji.
Faktor penghambat: fasilitas belum lengkap, lokasi yang belum menyerupai
seperti aslinya, jam pelajaran yang terbatas.
Kata kunci: Media Pembelajaran, Mata Pelajaran Fiqh, dan Ibadah Haji

iii

agama juga membantu siswa lebih
memahami tentang keagamaan.
MAN Parakan Temanggung
adalah suatu lembaga pendidikan
yang mempunyai sarana dan
prasarana yang memadai. Sekolah
tersebut juga mempunyai media
pembelajaran
yang
berkualitas.
banyak pembaharuan-pembaharuan
yang dilakukan oleh sekolah

tersebut. Salah satu fasilitas yang
tidak dimiliki oleh sekolah lain di
wilayah
Temanggung
yang
mendukung pembelajaran siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama
Islam
(PAI)
yaitu
adanya
laboratorium agama untuk membantu
proses belajar mengajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama
Islam (PAI) khususnya mata
pelajaran Fiqh.
Laboratorium agama di MAN
Parakan Temanggung dilengkapi
dengan alat atau media pembelajaran
seperti: (1) peralatan jenazah yang

meliputi: boneka, kain kafan, ember,
gayung untuk memandikan jenazah
bahkan di sana juga telah disiapkan
liang lahat untuk praktik penguburan
jenazah, (2) peralatan untuk haji dan
umrah yang meliputi: ka’bah tiruan,
pakaian ihram, jumarat dan lain-lain.
Selain
alat
praktikum,
di
laboratorium agama juga sudah
dilengkapi dengan LCD proyektor,
biasanya LCD ini digunakan untuk
mata pelajaran sejarah kebudayaan
Islam seperti digunakan untuk
penayangan film-film sejarah Islam.
Berkaitan
dengan
latar

belakang di atas, bahwa dengan
adanya laboratorium agama yang
lengkap
dan
modern
akan
meningkatkan pemahaman siswa
khususnya pada mata pelajaran Fiqh.
Karena sebelum adanya laboratorium

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan sangat
berkaitan dengan pembelajaran,
kurikulum, tenaga kependidikan
yang profesional, fasilitas (sarana
dan prasarana), anggaran dan
sebagainya, apalagi dihubungkan
dengan kualitas lulusan atau sering
disebut lulusan pendidikan (Sagala,

2009: 14). Maka, Potensi peserta
didik akan lebih terangsang bila
dibantu salah satunya dengan sarana
dan
prasarana
atau
media
pembelajaran
yang mendukung
proses interaksi yang sedang
dilaksanakan peserta didik. Media
pembelajaran
dalam
perspektif
pendidikan merupakan salah satu
instrumen yang sangat strategis
dalam menentukan keberhasilan
proses belajar mengajar.
Salah satu yang berkembang
saat ini adalah lengkapnya sarana

prasarana atau fasilitas sekolah yang
berupa media pembelajaran. Salah
satu sarana dan prasarana yaitu
laboratorium. Laboratorium sebagai
media pembelajaran akan membantu
dalam proses belajar mengajar.
Dalam dunia pendidikan antara lain
terdapat laboratorium IPA dan
Bahasa yang sudah tidak asing lagi.
Tetapi ada laboratorium lain yang
perlu diketahui, yaitu laboratorium
agama.
Di laboratorium agama ada
beberapa media pembelajaran untuk
membantu
siswa
belajar dan
membantu guru mengajar. media
pembelajaran di laboratorium agama
selain membantu dalam proses

belajar mengajar media laboratorium

1

agama proses belajar mengajar
dengan cara yang monoton akan
menimbulkan kejenuhan kepada
siswanya.

bertujuan, dan terkendali (Rusman.
2012: 160).
Fungsi media pembelajaran
yaitu: Sebagai alat bantu dalam
proses
pembelajaran,
sebagai
komponen
dari
sub
sistem

pembelajaran, sebagai pengarah
dalam
pembelajaran,
sebagai
permainan atau membangkitkan
perhatian dan motivasi siswa,
meningkatkan hasil dan proses
pembelajaran, mengurangi terjadinya
verbalisme, mengatasi keterbatasan
ruang, waktu tenaga dan daya indera
(Rusman, 2012: 162).
Manfaat media pembelajaran
dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Materi pembelajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkan siswa menguasai
tujuan pembelajaran lebih baik.
c. Metode pembelajaran akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi
verbal
melalui
penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru harus mengajar
untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain
(Rusman. 2012: 164).

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan
peran
media
pembelajaran dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh serta mengetahui
faktor pendukung dan faktor
penghambat proses pembelajaran
dengan media pembelajaran di
laboratorium agama MAN Parakan
temanggung
tahun
pelajaran
2012/2013 .
LANDASAN TEORI
Peran adalah sesuatu yang
jadi bagian atau yang memegang
pimpinan terutama (KUBI, 2007:
870). Peran juga dapat dikatakan
sesuatu yang melakukan atau
keikutsertaan dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan. Peran dalam teori
sosiologi disebut dengan peran sosial
yaitu suatu perbuatan seseorang
dengan cara tertentu dalam usaha
menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai
dengan
status
yang
dimilikinya. Seseorang dikatakan
berperan jika ia telah melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan
status sosialnya (Abdulsyani, 2002:
94).
Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat
merangsang
pikiran,
perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja,

2

Peranan media pembelajaran
yaitu:
a. Dapat
mengatasi
perbedaan
pengalaman pribadi peserta didik.
b. Dapat mengatasi batas-batas
ruang kelas.
c. Dapat mengatasi apabila suatu
benda secara langsung tidak dapat
diamati karena terlalu kecil.
d. Dapat mengatasi gerak benda
secara cepat atau terlalu lambat.
e. Dapat mengatasi hal-hal yang
terlalu kompleks dapat dipisahkan
bagian demi bagian untuk diamati
secara terpisah.
f. Dapat mengatasi suara yang
terlalu halus untuk didengar
secara langsung melalui telinga.
g. Dapat
mengatasi
peristiwaperistiwa alam, memungkinkan
terjadinya
kontak
langsung
dengan masyarakat atau dengan
keadaan sekitar.
h. Dapat
memberikan
kesamaan/kesatuan
dalam
pengamatan terhadap sesuatu
yang pada awal pengamatan
peserta didik berbeda-beda.
i. Dapat membangkitkan motivasi
kegiatan belajar peserta didik.
Prinsip media pembelajaran,
yaitu:
a. efektivitas,
pemilihan
media
pembelajaran harus berdasarkan
pada
ketepatgunaan
dalam
pembelajaran dan pencapaian
tujuan
pembelajaran
atau
pembentukan kompetensi
b. Relevansi, kesesuaian media
pembelajaran yang digunakan
dengan
tujuan,
karakteristik
materi pelajaran, potensi dan
perkembangan sisw serta dengan
waktu yang tersedia.
c. Efisiensi,
pemilihan
dan
penggunaan media pembelajaran

harus benar-benar memperhatikan
bahwa media tersebut murah
tetapi dapat menyampaikan inti
pesan yang dimaksud, persiapan
dan
penggunaannya
relatif
memerlukan waktu yang singkat,
kemudian hanya memerlukan
sedikit tenaga.
d. Dapat
digunakan,
media
pembelajaran yang dipilih harus
benar-benar dapat digunakan atau
diterapkan dalam pembelajaran,
sehingga
dapat
menambah
pemahaman
siswa
dan
meningkatkan
kualias
pembelajaran.
e. Kontekstual,
pemilihan
dan
penggunaan media pembelajaran
harus mengedepankan aspek
lingkungan sosial dan budaya
siswa (Rusman, 2012: 167).
Jenis media pembelajaran
yaitu:
a. Media visual, yaitu media yang
berkaitan dengan penglihatan.
b. Media audio, yaitu media yang
penggunaannya menekankan pada
aspek pendengaran.
c. Media audio visual, yaitu jenis
media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung
unsur gambar yang bisa dilihat.
d. Media kinestetik (gerak), yaitu
media jenis ini lebih menekankan
pengalaman dan analisis suasana
dalam penerapannya.
Jenis media pembelajaran
dalam penelitian ini adalah Media
kinestetik adalah media yang
penggunaan dan pemfungsiannya
memerlukan sentuhan antara guru
dan siswa atau perlu perasaan
mendalam agar pesan pembelajaran
bisa diterima dengan baik. Biasanya
media jenis ini lebih menekankan
pengalaman dan analisis suasana

3

dalam penerapannya. Sebab media
tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi
lingkungan dan suasana juga bagian
dari pembelajaran. (Musfiqon, 2012:
94).
Salah satu jenis media ini
yang akan peneliti pakai dalam
penelitiannya
yaitu
jenis
demonstrasi.
Demonstrasi
merupakan teknik dan media
pembelajaran yang bersifat kinestetik
(bergerak).
Metode demonstrasi dapat
digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh. Fiqh yaitu atau
hukum Islam adalah hukum tentang
amal perbuatan manusia yang
diambil
dari
dalil-dalil
yang
terperinci. mata pelajaran Fiqh dalam
kurikulum
2004
dimaksudkan
sebagai bagian dari Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik
untuk
mengenal,
memahami,
menghayati,
dan
mengamalkan
hukum Islam yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman,
pembiasaan,
dan
keteladanan (Mudlofir, 2011: 52).
Adapun fungsi mata pelajaran
Fiqh pada madrasah Aliyah adalah
untuk:
Penanaman
nilai-nilai
kesadaran beribadah peserta didik
kepada Allah Swt. Sebagai jalan
mendapat kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat, penanaman
kebiasaan melaksanakan hukum
Islam di kalangan peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku
di madrasah dan masyarakat,
pembentukan kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab sosial di madrasah

dan masyarakat, pengembangan
keimanan dan ketakwaan kepada
Allah Swt serta akhlak mulia peserta
didik seoptimal mungkin yang telah
ditanamkan lebih dahulu pada
lingkungan keluarga, pembangunan
mental peserta didik terhadap
lingkungan fisik dan sosial melalui
Fiqh Islam, perbaikan kesalahankesalahan,
kelemahan-kelemahan
peserta didik dalam keyakinan dan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan
sehari-hari, pembekalan bagi peserta
didik untuk mendalami Fiqh/hukum
Islam pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi (Mudlofir, 2011: 53).
Materi mata pelajaran Fiqh
pada kelas X tentang ibadah haji
meliputi: pengertian haji yang berarti
menyengaja
atau
mengunjungi,
maksudnya sengaja mengunjungi
ka’bah dan
sekitarnya untuk
melakukan ibadah kepada Allah
SWT pada waktu tertentu, dengan
cara tertentu, dan secara tertib.
Syarat wajib haji ada empat, yaitu:
Islam, baligh, berakal, mampu dalam
berbagai hal, misalnya dalam biaya,
kesehatan, keamanan, dan nafkah
bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Para ulama berpendapat bahwa rukun
haji adalah kegiatan-kegiatan yang
wajib dilakukan.
Urutan tata cara pelaksanaan
ibadah haji yaitu: Pada tanggal 8
zulhijjah memulai ihram dari miqat
yang telah ditentukan kemudian
mandi, memakai kain ihram, shalat
fardlu atau sunah, berniat haji dan
berangkat
ke
Mina
dengan
memperbanyak bacaan talbiyyah,
Shalat fardlu lima kali di Mina,
Wukuf di padang Arofah, Mabit
(bermalam)
di
Muzdalifah,
Melempar jumrah Aqabah, Tahallul
awal (berlepas diri dari kain ihram),

4

disebut dengan “pengamatan atau
observasi”. (Ali, 1982: 91). Metode
ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang letak geografis, sarana
dan prasarana, kondisi umum yang
ada di MAN Parakan Temanggung,
penggunaan media pembelajaran di
laboratorium
agama
dalam
meningkatkan pemahaman siswa
pada mata pelajaran Fiqh. (3)
dokumentasi,
dokumentasi
merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan peneliti kualitatif
untuk mendapatkan gambaran dari
sudut pandang subjek melalui suatu
media tertulis atau dibuat langsung
oleh subjek yang bersangkutan
(Herdiansyah, 2012: 143). Metode
ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang profil sekolah, struktur
organisasi sekolah, denah lokasi,
keadaan guru, karyawan, keadaan
siswa, sarana dan prasarana, struktur
pengurus laboratorium agama dan
lain-lain.

Thawaf ifadlah, Sa’i, Berjalan dari
bukit Sofa ke bukit Marwah,
Tahallul tsani, Mabit (bermalam) di
Mina.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan atau penelitian
kualitatif yakni penelitian yang
bermaksud
untuk
memahami
fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya
perilaku,
persepsi,
motivasi,
tindakan, dan lain-lain. secara
holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah (Moleong, 2010: 6).
Subjek pada penelitian ini adalah
siswa kelas X, guru, dan yang
berhubungan
dengan
laboratoratorium
agama
MAN
Parakan Temanggung.
Metode yang digunakan
adalah (1) Wawancara, Wawancara
adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden secara langsung
(siswanto: 2012: 58). Metode ini
digunakan
untuk
mendapatkan
informasi
tentang
media
pembelajaran di laboratorium agama
dan pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh secara langsung dari
responden serta faktor pendukung
dan faktor penghambat proses
pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran di laboratorium
agama. (2) Observasi, Observasi
adalah penelitian yang dilakukan
dengan
cara
mengadakan
pengamatan terhadap objek, baik
secara langsung maupun tidak
langsung, menggunakan teknik yang

HASIL PENELITIAN
Berhubungan dengan Peran
media pembelajaran di laboratorium
agama MAN Parakan Temanggung
adalah sebagai berikut: dapat
digunakan sebagai alat untuk
mengetahui langsung bagaimana
peristiwa yang terjadi, misalnya
siswa dapat mengetahui secara
langsung bagaimana ibadah haji
melalui praktik atau kegiatan
langsung
dengan
media
pembelajaran
yang
ada
di
laboratorium
agama
yang
menyerupai keadaan aslinya, dapat
digunakan
untuk
mengamati
langsung bagian-bagian yang perlu
diamati seperti peralatan untuk
ibadah haji, dapat memungkinkan

5

dimisalkan di halaman depan
GOR dengan membaca talbiyah,
kemudian
mabit/istirahat
walaupun
hanya
sejenak,
kemudian mengumpulkan batu
kerikil untuk melontarkan jumrah,
batu kerikil sudah tersebar atau
sudah di sediakan oleh guru.
Kemudian seolah-olah setelah
lewat tengah malam (menjelang
pagi) menuju Mina.
e. Praktik melontar jumrah, Mabit,
dan Tahallul di Mina, kegiatannya
meliputi: berjalan dari Muzdalifah
menuju ke Mina. Mina dimisalkan
di lapangan basket. Kemudian
memasuki kemah yang telah
disiapkan,
istirahat
sambil
menunggu waktu melontar jumrah
yang telah ditetapkan. Kemudian
melontar
jumrah
aqabah,
kemudian
Tahallul
awal
(memotong minimal tiga helai
rambut).
Kemudian
Mabit,
kemudian melontar jumrah ula,
wustho, dan aqabah (untuk
tanggal 11, 12, dan 13).
f. Praktik Thawaf Ifadlah, Sa’i,
Tahallul tsani, dan Thawaf
wada’, kegiatannya meliputi:
mengelilingi Ka’bah tujuh kali
putaran, dimulai dan diakhiri di
Hajar aswad, kemudian berlarilari kecil antara bukit Shafa dan
Marwah sebanyak tujuh kali
pulang
pergi,
kemudian
mengelilingi Ka’bah tujuh kali
putaran, dimulai dan diakhiri di
Hajar aswad.
g. Penutupan, penutupan
yang
disertai dengan tanya jawab
dilaksanakan
di
Halaman
madrasah kemudian kembali ke
kelas.

terjadinya kontak langsung dengan
masyarakat, misalnya berkunjung ke
Kantor Urusan Agama (KUA)
setempat, dapat membangkitkan
semangat belajar siswa dengan
menggunakan metode baru, seperti
demonstrasi, dapat mengatasi batasbatas ruang, waktu dan panca indera
siswa. tidak semua peralatan
memungkinkan untuk disimpan di
kelas dan digunakan di kelas, media
pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien dalam menggunakan waktu,
media laboratorium dapat di lihat
atau dijangkau semua siswa tanpa
siswa mengalami kesulitan.
Pada pelaksanaan dan penggunaan
media pembelajaran pada mata
pelajaran Fiqh pada materi haji di
MAN Parakan Temanggung yaitu:
Berkumpul
dihalaman
untuk
diberikan pengarahan teknis acara.
a. Pemaparan materi disampaikan di
masjid
b. Praktik
ihram,
kegiatannya
meliputi: bersuci, berpakaian
ihram kemudian shalat dhuha,
mengucapkan niat “labbaika
allahumma hajja” atau nawaitu al
hajja wa ahramtu bihi lillahi
ta’ala” dari miqat yaitu masjid,
kemudian berangkat
menuju
Arafah disertai membaca talbiyah.
Tempatnya berada dihalaman
depan ruang ketrampilan yang
seolah-olah
adalah
masjidil
Haram/Mekkah.
c. Praktik
Wukuf,
kegiatannya
meliputi: berjalan dari Makkah ke
Arafah. Arafah di misalkan di
halaman depan kelas XII Bahasa,
mendengarkan khotbah Wukuf,
memperbanyak talbiyah.
d. Praktik
Mabit,
kegiatannya
meliputi: berjalan dari Arafah
menuju Muzdalifah. Muzdalifah

6

mencoba dan memahami langsung
tentang pelaksanaan ibadah haji,
Pembimbing yang profesional
mulai dari guru yang sudah
menjadi pembimbing haji, guru
yang pernah melaksanakan haji,
dan
guru
Fiqh
yang
berpengalaman dalam praktik
pelaksanaan ibadah haji.
b. Faktor penghambat, fasilitas yang
terdapat di laboratorium agama
belum lengkap. Dalam ibadah
haji, tidak lengkapnya pakaian
ihram yang memenuhi semua
siswa baik siswa laki-laki maupun
perempuan, okasi yang belum
menyerupai tempat haji seperti
aslinya, jam pelajaran yang
terbatas hanya dua jam pelajaran,
kurangnya
kesadaran
siswa
sehingga ada beberapa peralatan
di laboratorium yang rusak.

Peran media pembelajaran
dalam meningkatkan pemahaman
siswa dapat di lihat dari rata-rata
nilai ulangan dan nilai praktik setelah
menggunakan media pembelajaran.
Rata-rata siswa kelas X yaitu
sebanyak 388 siswa mendapat nilai
rata-rata
lebih
dari
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
lebih dari 75. Dan yang mendapat
kurang dari 75 hanya 2 orang siswa
saja dari total siswa yang berjumlah
390 siswa terbagi dalam 12 kelas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata
nilai siswa yang diperoleh sebelum
adanya media pembelajaran di
laboratorium agama, nilai siswa lebih
rendah
daripada
setelah
menggunakan media pembelajaran di
laboratorium agama. Rata-rata nilai
siswa yang sudah melebihi 75 hanya
sebanyak 64 orang siswa, sedangkan
yang masih di bawah 75 yaitu
sebanyak 249 siswa dari total jumlah
siswa kelas X yang berjumlah 313
siswa terbagi dalam 8 kelas.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Proses
Pembelajaran
dengan
Menggunakan Media Pembelajaran
di Laboratorium Agama di MAN
Parakan
Temanggung
Tahun
Pelajaran 2012/2013.
a. Faktor
Pendukung,
Adanya
fasilitas penunjang untuk siswa
dapat mengamati dan memahami
pelajaran
khususnya
mata
pelajaran
Fiqh.Pada
proses
pembelajaran pada materi haji
sudah tersedianya alat atau media
visual atau kinestetik yang bisa
menggambarkan kondisi asli di
Mekkah, Partisipasi dari guruguru agama dan dewan guru yang
sudah pernah melaksanakan haji
membantu pelaksanaan praktik
haji, Semangat siswa untuk

KESIMPULAN
1. Media pembelajaran berperan
positif
terhadap
proses
pembelajaran
Fiqh
yaitu:
Pertama,
dapat
digunakan
sebagai alat untuk mengetahui
langsung bagaimana tata cara
pelaksanaan haji. Kedua, dapat
digunakan untuk mengamati
langsung
peralatan
yang
digunakan dalam pelaksanaan
ibadah haji. Ketiga, dapat
memungkinkan
terjadinya
kontak
langsung
dengan
masyarakat. Keempat, dapat
membangkitkan
semangat
belajar
siswa
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi. Kelima, dapat
mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan panca indera siswa.
Keenam,
dapat
mengatasi

7

pembelajaran yang ada di
laboratorium agama.
2. Bagi siswa, Kesadaran dari siswa
dalam
pemanfaatannya
dan
perawatan peralatan atau media
pembelajaran
yang
sudah
tersedia, memperhatikan apa
yang diinstrusikan atau diajarkan
guru sebelum menggunakan
media pembelajaran.
3. Bagi guru, penggunaan media
pembelajaran di laboratorium
dapat digunakan secara rutin
untuk semua kelas, memberikan
motivasi tentang kesadaran diri
kepada
siswa
dalam
hal
penggunaan,
pemanfaatan,
perawatan media pembelajaran.

kekurangan kemampuan yang
dimiliki siswa.
2. Peran
media
pembelajaran
dalam
meningkatkan
pemahaman siswa pada mata
pelajaran Fiqh dapat dilihat dari
rata-rata hasil ulangan dan nilai
praktik yang meningkat dari
tahun 2006/2007 yang mencapai
20,44% meningkat sebanyak
79,04% pada tahun 2012/2013
mencapai 99,49% siswa yang
mendapat nilai rata-rata lebih
dari 75.
3. Faktor
pendukung:
adanya
fasilitas penunjang untuk siswa
dapat mengamati dan memahami
pelajaran
khususnya
mata
pelajaran fiqh, partisipasi dari
guru-guru agama dan dewan
guru
yang sudah pernah
melaksanakan haji, semangat
siswa untuk mencoba dan
memahami langsung tentang
pelaksanaan ibadah haji. Faktor
penghambat:
fasilitas
yang
terdapat di laboratorium agama
belum lengkap, lokasi yang
belum menyerupai tempat haji
seperti aslinya, jam pelajaran
yang terbatas hanya dua jam
pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani.
2002.
Sosiologi
Skematika,
Teori,
dan
Terapan. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
Ali, Mohamad. 1987. Penelitian
Kependidikan Prosedur dan
Strategi.
Bandung:
Angkasa.
Arsyad,

SARAN

Azhar. 2003. Media
Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode
Penelitian.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

1. Bagi kepala sekolah, Menunjuk
beberapa guru untuk mengelola
laboratorium
agama,
meningkatkan kualitas media
pembelajaran yang ada di
laboratorium
agama,
meningkatkan atau menambah
perlengkapan atau fasilitas yang
diperlukan
siswa
dalam
laboratorium
agama,
meningkatkan penggunaan media

Bakry, Nazar. 1994. Fiqh dan Ushul
Fiqh. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.

8

Nata, Abuddin. 2009. Metodologi
Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Decaprio, Richard. 2013. Tips
Mengelola
Laboratorium
Sekolah. Yogyakarta: Diva
Press.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme
Guru. Purwokerto: STAIN
Press.

Herdiansyah,
Haris.
2010.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Poerwadarminta.
2007.
Kamus
Umum Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rusman.

Miles, B. Mathew dan A, Michael
Huberman. 1992. Data
Kualitatif Buku Sumber
Tentang
Metode-Metode
Baru. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.

.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan
Pembelajaran
Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

2009.
Manajemen
Kurikulum.
Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
2012.
Belajar
dan
Pembelajaran
Berbasis
Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad
21. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief S. dkk. 2002. Media
Pendidikan:
Pengertian,
Pengembangan
dan
Pemanfaatannya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Mudlofir, Ali. 2011. Aplikasi
Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Bahan Ajar
dalam Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi
Pendidikan Kontemporer.
Bandung: Mizan.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran
dalam
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi.
Jakarta:
Prenada Media Group.

Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan
Bermutu
dan
Berdaya
Saing. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Siswanto, Victorius Aries. 2012.
Strategi dan Langkah-langkah
Penelitian. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Musfiqon. 2012. Pengembangan
Media
dan
Sumber
Pembelajaran.
Jakarta:
Prestasi Pustaka.

9

Sudjana,

Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Nana. 2012. Penilaian
Hasil Belajar Mengajar.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi
Guru Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Rosda Karya.
Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran
Mikro, Pendekatan Praktis
Dalam Menyiapkan Pendidik
Profesional. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Syarafuddin, dkk. 2008. Studi Islam
2.
Surakarta:
LPID

10

Dokumen yang terkait

ENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS WONDERSHARE QUIZ CREATOR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Mata Pelajaran Ekonomi K

0 4 18

ENGGUNAAN MEDIA TIRUAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN PEMAHAMAN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Arjasa Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal Umum

0 3 21

Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug

0 8 198

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Peran Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Mata Pelajaran Geografi di SMP Dharma Siswa Tangerang

0 9 88

Pembangunan Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Berbasis (Studi Kasus: SMAN 1 Tanjungsari)

0 6 1

Pembangunan Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X (Studi Kasus SMAN Taraju Tasikmalaya)

2 27 168

Pembangunan Media Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VII Di SMP Negeri 2 Jeruklegi

2 68 114

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 2 6