PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Prileksi Pada Siswa Kelas V SD N II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2013/2014.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE
PRILEKSI PADA SISWA KELAS V SD N II
PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2013/2014

Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:
ISNA MUHAMMAD FATHONI
A510090062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
METODE PRILEKSI PADA SISWA KELAS V SD N II

PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2013/2014

ISNA MUHAMMAD FATHONI
A 510090062

ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar IPA melalui metode prileksi pada siswa kelas V SD N II Pracimantoro
Wonogiri 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun
pelajaran 2013/2014, dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Proses
pembelajaran dengan menggunakan metode prileksi. Subjek penelitian ini adalah
guru dan siswa kelas V SD N II Pracimantoro 2013/2014 yang berjumlah 27
siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I, 68,03 atau
mencapai kriteria keaktifan cukup. Sebanyak 8 siswa (30,77%) mencapai kriteria
keaktifan baik. Pada siklus II meningkat menjadi 80,10, atau mencapai kriteria
baik sebanyak 25 siswa (96,15%). Sementara itu, untuk rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus I, 62,36 atau belum mencapai ketuntasan. Ketuntasan pada
siklus I sebanyak 8 siswa (30,77%). Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa
meningkat menjadi 74,81 dengan ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA
melalui metode prileksi pada siswa kelas V SD N II Pracimantoro Wonogiri
2013/2014 dengan 2 siklus mampu mencapai nilai rata-rata hingga 74,81 dengan
prosentase ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%) untuk hasil belajar siswa.
Nilai rata-rata keaktifan mencapai 80,10 atau kriteria BAIK dengan prosentase
keaktifan hingga sebanyak 25 siswa (96,15%) untuk keaktifan siswa.
Kata kunci
: keaktifan, hasil belajar, metode prileksi, IPA
PENDAHULUAN
SD N II Pracimantoro Wonogiri merupakan sekolah dasar yang terletak di
desa Sedayu kecamatan Pracimantoro kabupaten Wonogiri. Sekolah Dasar yang
berada di daerah pedesaan ini masih belum mampu secara maksimal
melaksanakan pembelajaran di kelas. Secara umum, keaktifan siswa selama
mengikuti proses pembelajaran masih rendah. Keaktifan siswa pada saat
1

pembelajaran IPA di kelas V SD N II Pracimantoro ini juga masih rendah.

Sebagaimana yang telah disampaikan walikelas V, bapak Fendi pada wawancara
awal mengenai keaktifan siswa dan pelaksanaan pembelajaran. Rendahnya
keaktifan siswa terlihat pada sikap siswa yang kurang memperhatikan guru saat
menyampaian materi, reaksi siswa setelah menerima materi pembelajaran lebih
cenderung pasif dan masih kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat
seperti bertanya, mengungkapkan pendapat dan menyanggah. Kebanyakan siswa
di kelas V di SD N II Pracimantoro lebih cenderung pendiam ketika proses
pembelajaran. Hal ini terjadi karena metode yang dipilih oleh guru kelas V dalam
melaksanakan pembelajaran menggunkan

metode ceramah konvensional.

Sehingga membuat para siswa cenderung pasif dan cepat bosan dalam mengikuti
pembelajaran. Hal seperti itu juga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa di awal semester I 2013/2014 ini.
Faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai keberhasilan
pembelajaran salah satunya adalah metode pembelajaran. Moh. Sholeh Hamid
(2011: 208) menyatakan bahwa salah satu komponen pembelajaran adalah
metode, metode pembelajaran interaktif adalah penjabaran dari pola kolaboratif,
yang menuntut adanya kerja sama dan interaksi antara para siswa dalam

membahas suatu materi pelajaran bersama dengan guru di dalam kelas. Metode
adalah cara umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran (Surtikanti
dan Joko Santoso, 2008: 31). Maka metode pembelajaran merupakan cara atau
jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan serta penggunaan metode
pembelajaran yang tepat akan memberikan motovasi, membangkitkan motif,
minat atau gairah belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran secara tepat
oleh guru juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang penuh tangung
jawab, setiap siswa aktif mengemukakan pendapat dengan lantang, berpegang
pada prinsip ilmu. Sehingga siswa akan mampu secara optimal untuk aktif
mengikuti proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat juga akan
menciptakan suasana yang bersemangat bagi para siswa dari aspek ekstrinsik. Hal
itu dapat mendorong para siswa untuk terus bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran hingga akhir semester. Ciri-ciri metode pembelajaran yang baik

2

yaitu mampu memposisikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Artinya siswa
bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena dalam suatu metode
pembelajaran yang telah direncanakan menempatkan siswa untuk dapat
mengoptimalkan kemampuan belajarnya sesuai tingkat kemampuannya masingmasing. Metode pembelajaran yang baik juga harus dapat memberikan dorongan

pada siswa untuk bentidak aktif dalam proses belajar. Karena apapun yang
dipelajari siswa, dialah yang harus belajar. Metode itu juga memberikan
tanggungjawab pada siswa yang akan meningkatkan motivasinya dalam belajar.
Memberikan penguatan langsung dan penguasaan yang sempurna disetiap langkah
atau tahap yang dilakukan selama proses belajar.
Deskripsi permasalahan tersebut di atas menunjukkan bahwa pada
pembelajaran IPA kelas V di SD N II Pracimantoro Wonogiri membutuhkan
metode pembelajaran yang tidak hanya ceramah. Metode yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Memposisikan siswa
tidak hanya sebagi objek, tetapi juga sekaligus subyek pembelajaran. Sehingga
nantinya, dengan metode pembelajaran ini akan dapat meningkatkan pula hasil
belajar siswa. Maka dari itu, penelitian ini penting dan akan memberikan alternatif
solusi untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut. Karena dalam
penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pembelajaran belajar aktif
(active learning) untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.
Surtikanti dan Joko Santoso (2011: 63) menyatakan bahwa belajar aktif
merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui
cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar
mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk dapat mencapai hal
tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi

siswa. Belajar yang bermakna terjadi apabila siswa berperan secara aktif dalam
proses belajar. Metode prileksi, merupakan metode yang baik sekali digunakan
untuk mengurangi kelemahan-kelemahan metode ceramah (S. Ulihbukit Ign,
1981: 32). Karena metode prileksi akan memposisikan siswa untuk aktif dalam
proses kegiatan pembelajaran.

3

S. Ulihbukit Ign (1981: 32) menjelaskan bahwa metode prileksi adalah
suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan, menyuruh para
pelajar mendiskusikan, menganalisa, membanding-bandingkan dan akhirnya
menarik kesimpulan dari apa yang disajikan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Bahasa lisan dalam metode prileksi ini berfungsi untuk menerangkan,
menjelaskan, mengomentari (mengkritik dan memuji) isi bahan pelajaran.
Sehingga aktifitas pelajar yang tampak pada suatu pembelajaran yang
menggunakan metode prileksi adalah mendengarkan uraian serta mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Jalannya pembelajaran dengan penerapan
metode prileksi adalah sebagai berikut:
1. Dengan tidak ada interrupsi/ hambatan apapun juga, guru membacakan
sesuatu passage (bahan tertulis) yang sebelumnya telah dibacakan atau

dipelajari oleh pelajar. Pada waktu guru membacakan materi pelajaran
pelajar harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan berusaha
menangkap isi bahan materi yang dibacakan oleh guru.
2. Selanjutnya guru mengulangi membacakan bagian-bagian penting dari
passage materi, diteruskan memperluas pembicaraan tentang bagianbagian penting tadi misalnya menghubung-hubungkan antara bagianbagian materi pelajaran atau menghubung-hubungkan dengan bahanbahan lain.
3. Menganalisa bagian-bagian materi secara lisan. Dalam langkah ini
termasuk pula menguraikan bagian-bagian yang dianggap penting dari
materi pelajaran yang disampaikan.
4. Pelajar disuruh mendiskusikan materi pelajaran ini, pelajar-pelajar
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok diskusi. Kelompokkelompok diskusi ini dikompetisikan satu dengan yang lain.
5. Membandingkan pendapat-pendapat orang lain atau kutipan-kutipan
tertentu dengan bahan yang sedang dipelajari.
6. Membuat kesimpulan dari bahan yang dipelajari. Dalam membuat
kesimpulan ini hendaknya pelajar lebih aktif daripada guru.

4

Kelebihan yang dimiliki metode prileksi diantaranya: (1) Siswa dan guru
sama-sama aktif.; (2) Baik untuk mengurangi kelemahan-kelemahan metode
ceramah.; (3) Pelajar aktif dalam mendengarkan, menangkap isi pelajaran,

menganalisa, mendiskusikan dan akhirnya menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu.; (4) Menimbulkan kompetisi yang sehat antar siswa.; (5) Menimbulkan
keberanian pada diri siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Sehingga dengan
menggunakan metode prileksi pada suatu pembelajaran IPA akan mampu
meningkatkan keaktifan siswa. Penguasaan yang sempurna pada setiap langkah
selama pembelajaran yang menggunakan metode prileksi juga akan sebanding
dengan penguasaan materi yang diperoleh siswa. Sehingga akan didapatkan
peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SD N II Pracimantoro.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini secara nyata adalah untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui penerapan metode prileksi
pada siswa kelas V di SD Negeri II Pracimantoro Wonogiri Tahun 2013/2014.
Permasalahan-permasalahan yang ada pada proses pembelajaran IPA di kelas V
yang berkaitan dengan keaktifan siswa dan juga hasil belajar siswa sebagaimana
di atas akan dikurangi dan dihilangkan. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode prileksi pada penelitian tindakan kelas ini akan menjadi
alternatif solusi dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V.
Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode prileksi dalam
penelitian ini akan dilakukan sampai pada kriteria keaktifan yang baik dan
mencapai 80%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa akan ditingkatkan status
siswa yang mencapai ketuntasan belajar hingga mencapai 80%. Penelitian

tindakan kelas ini juga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman
bagi guru untuk mencoba dan menggunakan metode prileksi dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Memberikan alternatif solusi untuk guru, bagaimana
mengingkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang kemudian juga
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Pada akhirnya dengan penelitian tindakan kelas ini, guru akan menjadi tahu
bahwa dengan metode prileksi akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Sehingga akan membantu meningkatkan layanan profesional guru dalam

5

menangani proses belajar mengajar. Mengembangkan kemampuan-keterampilan
guru untuk menghadapi masalah aktual di kelasnya dan mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar. Serta
menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru sebgai pendidik (Depdikbud,
1999: 10). Dengan begitu akan terbentuk siswa yang lebih percaya diri, suka
bekerjasama, dan mandiri. Dan guru yang lebih profesional sebagai tenaga
pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan bermakna.

METODE PENELITIAN

Tempat atau setting lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di SD N II
Pracimantoro Wonogiri. Sekolah dasar yang terletak di dusun sawahan, desa
sedayu, kecamatan pracimantoro ini sudah berdiri sejak tahun 1947. Terdaftar
sebagai sekolah negeri di desa sedayu dengan nomor statistik sekolah
101112916008 dan memiliki luas tanah 2.805 m2 serta luas bangunan 432 m2.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada awal semester I tahun ajaran
2013/2014. Dilakukan pada hari kamis, 19 dan 26 september 2013 di kelas V SD
N II Pracimantoro dengan jumlah siswa 27 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan
15 siswa perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memggunakan
prosedur pelaksanaan menurut Kemmis & Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc
Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh
Kurt Lewin. Akan tetapi, komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan karena implementasi antara
keduanya merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua
kegiatan tersebut harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu
berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi harus dilaksanakan. Menurut
model Kemmis & Mc Taggart, pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat
langkah.
1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.

2. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/monitoring.
3. Merefleksi hasil pengamatan.

6

4. Mengubah/merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya.
Secara diagramatis, langkah-langkah PTK menurut Kemmis & Mc Taggart yaitu,
(1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3)
pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting) (Herawati Susilo, Husnul
Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2009: 12-13).
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
beberapa teknik diantaranya 1.) teknik observasi yang digunakan untuk
mengamati keaktifan siswa. Yaitu dengan menggunakan lembar observasi, 2.)
teknik dokumentasi yang digunkan untuk mencari data mengenai informasi
tertulis tentang data siswa dan profil sekolah, 3.) teknik tes yang digunakan untuk
mencari data mengenai hasil belajar siswa. Alat yang digunakan dalam teknik tes
ini berupa soal tes yang terdiri dari soal pilihan ganda, isian dan kuis. dan 4.)
teknik wawancara yang digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari
data observasi.
H.E. Mulyasa (2009: 69), menjelaskan bahwa beberapa pedoman atau
instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam PTK, antara lain sebagai
berikut.
a. Tes: instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik,
baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan.
b. Skala sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap peserta
didik terhadap pembelajaran yang diikuti.
c. Observasi: instrumen yang mengadakan pengamatan terhadap aktivitas
dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun
di luar kelas.
d. Wawancara: instrumrn untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data
atau subjek penelitian secara langsung.
e. Studi dokumentasi: instrumen untuk mengumpulkan data tentang
peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Teknik observasi digunakan untuk
mengamati guru dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran IPA dengan

7

metode prileksi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai
informasi tertulis mengenai data siswa yang meliputi nama siswa, daftar nilai
siswa, identitas atau profil sekolah dan foto selama proses penelitian tindakan
kelas. Teknik tes digunakan untuk mencari data mengenai hasil belajar IPA siswa
atau nilai siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode prileksi.
Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat dan
memperjelas data yang diperoleh melalui teknik observasi. Dalam mengumpulkan
data-data maka digunakan beberapa instrumen seperti lembar observasi, soal tes
yang terdiri dari tes pilihan ganda dan tes isian, serta lembar wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
yaitu dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis
data kuantitatif dilakukan penyusunan pengumpulan hasil perhitungan rerata.
Perhitungan rerata nilai keaktifan dan hasil tes atau hasil belajar siswa. Analisis
data kualitatif dengan alur kegiatan analisis dimulai dari reduksi data yaitu
menyederhanakan, mengelompokkan data mentah dari lapangan menjadi data
yang bermakna dan diolah untuk bahan evaluasi, yaitu data yang diperoleh data
observasi, wawancara dan dokumentasi. Penyajian data yaitu tahap penyajian data
dalam bentuk tek naratif sehingga lebih jelas dan mudah dipahami tentang proses
dan hasil tindakan yang dilakukan. Penarikan kesimpulan yaitu tahap untuk
menyimpulkan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk
pernyataan yang singkat,padat dan bermakna.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh data mengenai
rata-rata nilai keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I masih belum
mencapai indikator pencapaian yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh pada
siklus I yakni, nilai rata-rata keaktifan siswa mencapai pada kriteria cukup dengan
notasi angka 68,03, sebanyak 8 siswa (30,77%) yang mencapai kriteria keaktifan
baik. Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 62,36 dengan ketuntasan
sebanyak 8 siswa (30,77%). Pada siklus II data yang diperoleh yakni, nilai ratarata keaktifan siswa mencapai pada kriteria baik dengan notasi angka 80,10

8

sebanyak 25 siswa (96,15%). Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa 74, 81
dengan ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%).
Data akhir yang diperoleh pada siklus II dengan pencapai rata-rata keaktifan
siswa masuk kriteria baik dengan notasi angka 80,10 sebanyak 25 siswa atau
96,15% dan rata-rata hasil belajar siswa mencapai 74,81 dengan ketuntasan
sebanyak 22 siswa atau 84,61%. Hal itu menunjukkan bahwa ada peningkatan
keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelaksanaan penelitian ini. Pada
pelaksanaan siklus I dengan hasil rata-rata keaktifan 68,03 atau kriteria cukup dan
rata-rata hasil belajar siswa mencapai 62,36 dengan sebanyak 8 siswa yang tuntas.
Kemudian setelah dilaksanakan siklus yang ke II tejadi peningkatan yang baik.
Keaktifan siswa pada siklus II meningkat menjadi kriteria baik (80,10) dengan
prosentase mencapai 96,15%. Artinya sebanyak 25 siswa telah mengikuti proses
pembelajaran IPA dengan kriteria keaktifan yang baik. Peningkatan nilai
keaktifan siswa juga berbanding lurus dengan hasil belajar siswa yang juga
mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat
yang pada siklus I mencapai 62,36 menjadi 74,81 dengan ketuntasan 84,61%.
Artinya sebanyak 22 siswa mencapai ketuntasan pada siklus II, yang tadinya
hanya 8 siswa yang mencapai ketuntasan. Hasil yang dicapai pada siklus II
sekaligus telah mencapai dan melebihi indikator pencapaian yang telah ditetapkan
dalam penelitian tindakan kelas ini. Walaupun pada siklus II penggunan metode
prileksi pada pembelajaran IPA telah berhasil untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan siklus I ditemukan kondisi-kondisi yang
membuat nilai rata-rata keaktifan dan hasil belajar siswa masih belum mencapai
indikator pencapaian yang ditetapkan. Adapun kondisi-kondisi yang ditemukan
selama pelaksanaan siklus I yang mengakibatkan pencapaian nilai keaktifan dan
hasil belajar siswa belum mampu mencapai indikator yang ditetapkan adalah
karena masih didapati siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Masih ada siswa yang kurang berani atau sungkan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses diskusi kelompok. Adanya siswa yang
terlalu medominasi di suatu kelompok diskusi. Masih kurangnya kerjasama antar
anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok. Kurangnya kepahaman

9

siswa dengan materi yang telah disampaikan. Kondisi-kondisi tersebutlah yang
membuat nilai keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I masih kurang
memuaskan dan belum mampu mencapai indikator pencapaian yang ditetapkan.
Selain itu, penggunaan metode prileksi dalam proses pembelajaran di kelas V SD
N II Pracimantoro ini masih dirasa baru oleh para siswa. Sehingga membutuhkan
pengenalan bagi mereka untuk lebih bisa meningkatkan lagi nilai keaktifan dan
hasil belajar para siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode
prileksi.
Maka setelah dilakukan analisis dan refleksi pada hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan siklus I dilaksanakan siklus II dengan memperhatikan dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan siklus I. Akhirnya
sebagaimana terlihat pada hasil yang diperoleh dari siklus II. Penggunaan metode
prileksi pada pembelajaran IPA kelas V SD N II Pracimantoro mampu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa pada siklus II telah berhasil melebihi indikator pencapaian yang
ditetapkan. Keaktifan siswa dengan kriteria baik berhasil mencapai 96,15% dan
hasil rata-rata belajar siswa 74,81 dengan ketuntasan mencapai 84,61%. Maka
dengan hasil penelitian ini peningkatan kekatifan dan hasil belajar IPA melalui
metode prileksi siswa kelas V SD N II Pracimantoro tahun 2013/2014 telah
berhasil. Penggunaan metode prileksi dalam pembelajaran IPA dapat dijadikan
alternatif solusi untuk membantu guru dalam upaya meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada
semester I tahun pelajaran 2013/2014 di kelas V SD N II Pracimantoro dapat
disimpulkan bahwa, penggunaan metode prileksi dalam pembelajaran IPA materi
alat pencernaan manusia dan pembuatan makanan pada tumbuhan mampu
meningkatkan rata-rata keaktifan siswa mencapai kriteria baik. Yaitu dalam nilai
notasi angka 80,10 dan prosentase keaktifan baik mencapai 96,15%. Dan mampu
meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa mencapai 74,81 dengan prosentase

10

ketuntasan 84,61%. Dan penelitian tindakan kelas ini telah berhasil memperbaiki
proses pembelajaran IPA di kelas V.

DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1999. Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan. Jakarta: Depdikbud,
Dirjen Dikdasmen, Dikmenum.
Hamid, Moh. Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press
Ign. S. Ulihbukit Karo-Karo, dkk. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV
Saudara.
Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA
Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Badan
Penerbit-FKIP UMS
Samino, dkk. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Solo: Fairuz Media.
Susilo, Herawati, Chotimah Husnul dan Yuyun Dwita Sari. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesian Guru dan
Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing.

11

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR

0 20 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 24 47

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 57