ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJ AK
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pr atama
Sur abaya Kar ang Pilang)
SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Er vansyah Supr apto
0913010086/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJ AK

(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pr atama
Sur abaya Kar ang Pilang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Er vansyah Supr apto
0913010086/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pr atama
Sur abaya Kar ang Pilang)
Disusun Oleh :
Ervansyah Suprapto
0913010086/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing :

Tim Penguji :

Pembimbing Utama

Ketua


Dr s. Ec. Sjafii, Ak, MM
NIP. 19510807 198303 1001

Dr. Sri Trisnaningsih, M. Si
NIP. 19650929 199203 2001
Sekretaris

Dr s. Ec. Muslimin, M.si
NIP. 19620712 99203 1001
Anggota

Dr s. Ec. Sjafii, Ak, MM
NIP. 19510807 198303 1001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM.
NIP. 196 309 241 989 031 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan
hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan Sripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang)” dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun maksud penyususnan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Dalam Penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
dan dorongan dari banyak pihak, maka melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sangat dalam kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” JawaTimur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin, MM selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

3.

Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

4.

Bapak Dr. Hero Priono, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. EC. Sjafii, Ak, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah mengorbankan

waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing dan memberi petunjuk sangat berguna
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

KPP Pratama Surabaya Karang Pilang, Segenap Staff KPP Pratama Surabaya Karang
Pilang yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

8.

Bapak, Ibu, dan adikku Vivi yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan

bantuannya secara moril maupun materil sehingga mampu menghantarkan penulis
menyelesaikan studinya.

9.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa,
dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini,

oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa
datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penyusunan
skripsi ini, semoga sumbangan dan amal kebaikan yang telah diberikan diterima oleh Allah
SWT dan mendapat imbalan dari-Nya. Amin

Surabaya, J uni 2013

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

BAB I

: PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1. Latar Belakang …......................................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................


6

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................

6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

7

2.1. Penelitian Terdahulu ...............................................................................

7

2.2. Landasan Teori ........................................................................................

12

2.2.1. Dasar- dasar Perpajakan ....................................................................


12

2.2.1.1. Definisi Pajak .............................................................................

12

2.2.1.2. Fungsi Pajak ................................................................................

12

2.2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak ..........................................................

12

2.2.1.4. Tarif Pajak ..................................................................................

13

2.2.1.5. Hambatan Pemungutan Pajak ....................................................


14

2.2.1.6. Teori yang mendukung pemungutan Pajak ................................

15

2.2.1.7. Jenis Pajak ................................................................................

17

2.2.3. Kepatuhan Wajib Pajak........... ...........................................................

22

2.2.4. Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak ................. 24
2.2.5. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak ..................................

25

2.2.6. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh..............

26

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7. Persepsi...............................................................................................

29

2.2.7.1. Pengertian Persepsi.................................................................

29

2.2.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi...........................

29

2.2.7.3. Teori-teori Persepsi.................................................................

30

2.2.8. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...................................................

31

2.2.9.Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak ...................................................................

34

2.3.10.Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ..................................................

35

2.3. Kerangka Pikir .........................................................................................

36

2.4. Hipotesis ..................................................................................................

39

BAB III : METODE PENELITIAN ....................................................................

40

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...........................................

40

3.1.1. Definisi Operasional .........................................................................

40

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel .............................................................

42

3.2. Obyek Penelitian........................................................................................

43

3.2.1. Populasi .............................................................................................

43

3.2.2. Penentuan Sampel................................................................................... 43
3.3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................

44

3.3.1. Jenis Data ..........................................................................................

44

3.3.2. Sumber Data ......................................................................................

45

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.3. Pengumpulan Data .............................................................................

45

3.4. Uji Kualitas Data .....................................................................................

45

3.4.1. Uji Validitas ......................................................................................

46

3.4.2. Uji Reabilitas .....................................................................................

46

3.4.3. Uji Normalitas ...................................................................................

47

3.4.4. Uji Asumsi Klasik ..............................................................................

47

3.4.4.1. Uji Multikolineritas ..................................................................

47

3.4.4.2. Uji Heteroskedastisitas .............................................................

48

3.4.5. Teknik Analisis ..................................................................................

48

3.4.5. Uji Hipotesis ......................................................................................

49

3.4.5.1. Uji F ...........................................................................................

49

3.4.5.2. Uji t ..........................................................................................

50

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................................

53

4.1.1.Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karang Pilang

53

4.1.2. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Surabaya Karang Pilang.................

54

4.1.2.1. Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang 54
4.1.2.2.Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang 54
4.1.3. Struktur organisasi KPP Pratama Surabaya Karang Pilang...............

49

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................

58

4.2.1. Karakteristik Responden

...............................................................

4.2.2. Karakteristik Jawaban Responden

58

..................................................

60

4.3. Teknik dan Analisis Uji Hipotesis ..........................................................

68

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1. Uji Kualitas Data .............................................................................

68

4.3.1.1. Uji Validitas ……………………………….............................

68

4.3.1.2. Uji Reliabilitas...........................................................................

73

4.3.1.3. Uji Normalitas .........................................................................

74

4.3.2. Uji Asumsi Klasik...............................................................................

75

4.3.2.1. Multikolinieritas ......................................................................

75

4.3.2.3. Heteroskedastisitas ...................................................................

76

4.3.3. Teknik Analisis .................................................................................

76

4.3.4. Uji Hipotesis .......................................................................................

78

4.3.4.1. Uji F ………..............................................................................

78

4.3.4.2. Uji t ……..................................................................................

80

4.4. Pembahasan ..............................................................................................

82

4.4.1. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 89

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..............................................................................................

90

5.2. Saran .........................................................................................................

91

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
WAJ IB PAJ AK
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang
Pilang)
Oleh :
Ervansyah Suprapto
Abstrak
Dalam upaya untuk membiayai pembangunan, pemerintah telah bertekad
secara perlahan melepaskan ketergantungan dari luar negeri dan beralih kepada
kemampuan bangsa sendiri yakni melalui peningkatan penerimaan negara dari
sektor pajak. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi negara, bahkan
pajak menjadi kunci keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang.
Pengenaan pajak mempunyai dua fungsi yaitu, sebagai sumber keuangan negara
atau budgetair, alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi (Regularent). Peranan pajak dirasakan semakin
penting sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan..
Banyak faktor yang menyebabkan Wajib Pajak enggan dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya diantaranya masih minimnya pengetahuan Wajib Pajak,
pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak, persepsi wajib pajak mengenai
kriteria Wajib Pajak patuh, dan lain-lain. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan
yang dimiliki oleh Wajib Pajak, persepsi Wajib Pajak mengenai petugas pajak,
dan persepsi Wajib Pajak mengenai kriteria Wajib Pajak patuh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diperoleh secara langsung dengan menggunakan teknik kuesioner yang
dibagikan kepada Wajib pajak. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan
Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
Karang Pilang, sedangkan variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak,
dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang.

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Key Words : Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak,
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak, Persepsi Wajib
Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh dan Kepatuhan Wajib
Pajak

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dalam upaya untuk membiayai pembangunan, pemerintah telah
bertekad secara perlahan melepaskan ketergantungan dari luar negeri dan
beralih kepada kemampuan bangsa sendiri yakni

melalui peningkatan

penerimaan negara dari sektor pajak. Pajak memiliki peranan yang sangat
penting

bagi

negara,

bahkan

pajak

menjadi kunci

keberhasilan

pembangunan di masa yang akan datang. Pengenaan pajak mempunyai dua
fungsi yaitu, sebagai sumber keuangan negara atau budgetair, alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi (Regularent). Peranan pajak dirasakan semakin penting
sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.
Sedang bagi sektor publik pajak dipandang sebagai beban. Tekad
pemerintah dalam membudayakan pajak untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia menjadi sadar pajak rupanya sudah bulat. Hal ini dilaksanakan
dalam rangka melanjutkan pembangunan nasional menuju kemandirian
bangsa. Ujung tombak dari kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terletak
pada Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak, karena
penyuluhan pada hakekatnya memegang peranan penting. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang mendasar tentang pajak, maka wajib
pajak tidak akan merespon adanya kebutuhan dan pembangunan yang
berasal dari ketentuan peraturan perpajakan. Usaha meningkatkan
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

penerimaan negara disektor pajak mempunyai banyak kendala yaitu antara
lain tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah, sehingga wajib
pajak berusaha untuk membayar kewajiban pajaknya lebih kecil dari yang
seharusnya.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
peranan

masyarakat

dalam

bidang

perpajakan adalah

melakukan

pembaharuan pajak atau lebih dikenal dengan reformasi perpajakan.
Melalui reformasi perpajakan diharapkan akan mampu meningkatkan
peranan masyarakat dalam bidang perpajakan.
Pemungutan

pajak

memang

bukan

suatu

pekerjaan

yang

mudah, disamping peran serta aktif dari aparat pajak, juga dituntut
kemauan dari para wajib pajak itu sendiri. Sebelum diadakannya reformasi
perpajakan pada tahun 1984, sistem pemungutan yang diterapkan di
Indonesia adalah official assessment, namun setelah reformasi perpajakan
sistem pemungutan pajak berubah menjadi self assessment system. Official
assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak, sedangkan self assessment system adalah
suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo,
2009:7). Pajak terutang merupakan pajak yang harus dibayar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemauan wajib pajak dalam
membayar kewajiban perpajakannya merupakan hal penting dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

penarikan pajak. Namun, masyarakat sendiri dalam kenyataanya tidak suka
membayar pajak. Untuk mendukung keefektifan penerapan self assessment
system, perlu ditumbuhkan secara terus-menerus kepatuhan masyarakat
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Mengingat kepatuhan merupakan faktor penting penerapan
self assessment system dalam peningkatan penerimaan pajak, maka perlu
secara intensif dikaji tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak.
Salah satu tolak ukur untuk mengukur perilaku wajib pajak adalah
tingkat

kepatuhannya

melaksanakan

kewajiban

mengisi

dan

menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat waktu.
Semakin tinggi tingkat kebenaran dalam menghitung, memperhitungkan,
ketepatan menyetor dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara
benar dan tepat waktu, diharapkan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban pajaknya. Namun,
Tingkat pengembalian Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak
badan pada KPP Karang Pilang cukup rendah dari 2.978 wajib pajak per
Desember 2011 baru tercatat 1.837 yang telah memenuhi ketentuan (KPP
Karang Pilang).
Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak merupakan
hal yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh wajib pajak karena
tanpa adanya pengetahuan tentang pajak, maka sulit bagi wajib pajak
dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Pemerintah telah melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

upaya untuk menambahkan pengetahuan bagi para wajib pajak,
diantaranya melalui penyuluhan, iklan-iklan di media masa maupun media
elektronik dengan tujuan agar para wajib pajak lebih mudah mengerti dan
lebih cepat mendapat informasi perpajakan. Informasi perpajakan tersebut
tidak hanya berisi tentang kewajiban wajib pajak, namun juga terdapat
penjelasan tentang pentingnya pajak bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara agar sekaligus dapat menimbulkan kesadaran dari dalam hati
wajib pajak.
Pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak juga menjadi peranan
penting terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. “Petugas pajak dituntut untuk memberikan pelayanan yang
ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk
kesadaran tentang tanggung jawab membayar pajak (Gardian & Haryanto,
2006; 19). Pelayanan yang baik yang diberikan oleh petugas pajak
diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran wajib pajak dalam membayar
pajak.
Gardina dan Haryanto (2006) dalam penelitiannya pada wajib pajak
badan di KPP Ilir Timur Palembang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengetahuan pajak antara wajib pajak patuh dan tidak patuh, ada
persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh terhadap
petugas pajak, dan ada perbedaan persepsi antara wajib pajak patuh dan
tidak patuh terhadap kriteria wajib pajak patuh. Penelitian yang dilakukan
oleh Supriati dan Nur Hidayati (2008) menunjukkan bahwa pengetahuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan
persepsi wajib pajak terhadap petugas pajak dan persepsi kriteria wajib
pajak patuh tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Meinarni Asnawi, Zaki Baridwan,
Supriyadi, dan Ertambang (2009) menunjukkan bahwa pemahaman etika
pajak memiliki pengaruh yang dominan dalam peningkatan keputusan
kepatuhan pajak dibandingkan faktor ekonomi (strategi audit random dan
preceived probability of audit). Untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas pelayanan harus
ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus
diupayakan dapat memberikan 4 K yaitu keamanan, kenyamanan,
kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan (Nih
Luh Supadmi 2009 : 13).
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, oleh karena itu penulis
mengambil

judul

:

ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karang Pilang)

1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Apakah pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak, persepsi
wajib pajak mengenai petugas pajak, persepsi wajib pajak mengenai
kriteria wajib pajak patuh berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?
1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya Penelitian ini adalah :
Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengetahuan perpajakan
yang dimiliki oleh wajib pajak, persepsi wajib pajak mengenai petugas
pajak, persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh terhadap
kepatuhan wajib pajak.

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Bagi Wajib Pajak
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perpajakan
kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak, sehingga
dapat meningkatkan kepatuahan wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban membayar pajak.
2. Bagi KPP
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi bagi KPP dalam hal
meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak.
3. Bagi Peneliti
Melatih penulis untuk menerapkan ilmu yang didapat dari bangku
kuliah dan untuk menambah wawasan dalam hal perpajakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan oleh pihak lain, antara lain sebagai berikut :
1. Trisna Gardina dan M.Y. Dedi Haryanto (2006) melakukan penelitian
dengan judul “Anilisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah ada perbedaan pengetahuan pajak antara wajib pajak patuh
dengan yang tidak patuh?
b. Apakah ada perbedaan persepsi petugas pajak antara wajib pajak patuh
dan tidak patuh?
c. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap kriteria wajib pajak patuh
antara wajib pajak yang patuh dengan yang tidak patuh?
Hasil dari penelitian adalah terdapat perbedaan pengetahuan pajak antara
wajib pajak patuh dan tidak patuh, ada persamaan persepi antara wajib
pajak patuh dan tidak patuh terhadap petugas pajak, ada perbedaan
persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh terhadap kriteria wajib
pajak patuh
2. Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap
7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Kepatuhan Wajib Pajak”. Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. Apakah pengetahuan tentang pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak?
b. Apakah persepsi terhadap petugas pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak?
c. Apakah persepsi terhadap kriteria wajib pajak patuh memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?
Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan pajak memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan persepsi wajib pajak terhadap
petugas pajak dan persepsi kriteria wajib pajak patuh tidak memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Meinarni Asnawi, Zaki Baridwan, Supriyasi, dan Ertambang (2009)
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keputusan Kepatuhan
Pajak : Srategi Audit Random, Perceived Probability of Audit dan
Pemahaman Etika Pajak”. Perumusan Masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Apakah

Strategi

audit

random

berpengaruh

positif

terhadap

peningkatan keputusan kepatuhan pajak?
b. Apakah Perceived probability of audit berhubungan positif dengan
perilaku keputusan kepatuhan pajak?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

c. Apakah Perceived probability of audit memediasi hubungan antara
strategi audit random dan peningkatan keputusan kepatuhan pajak?
d. Apakah pemahaman etika pajak berpengaruh terhadap peningkatan
keputusan kepatuhan pajak?
e. apakah pemahaman etika pajak memoderasi hubungan antara
perceived probability of audit dan keputusan kepatuhan pajak.
Riset ini memberi simpulan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan pajak,
pemerintah tidak hanya memperhatikan faktor-faktor ekonomi seperti
strategi audit dan perceived probability of audit tetapi juga perlu
mempertimbangkn faktor psikologis seperti pemahaman etika pajak. Hasil
riset ini menunjukkan bahwa pemahaman etika pajak memiliki pengaruh
yang

dominan

dalam

peningkatan

keputusan

kepatuhan

pajak

dibandingkan faktor ekonomi (strategi audit random dan perceived
probability of audit).
Ni Luh Supadmi (2009) melakukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan.”
Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas pelayanan
harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus
diupayakan dapat memberikan 4 K yaitu keamanan, kenyamanan,
kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Terdahulu

Sekarang

Dilakukan oleh Trisna Gardina

Supriyati dan

Meinarni

Ervansyah

dan M.Y. Dedi

Nur Hidayati

Asnawi, Zaki

Suprapto

Haryanto

(2008)

Baridwan,

(2012)

(2006)

Supriyasi, dan
Ertambang
(2009)

Populasi

KPP Ilir Timur

KPP Sidoarjo

Mahasiswa

KPP Karang

Palembang

Timur

UGM

Pilang
Surabaya

Variabel yang

Pengetahuan

Pengetahuan

Srategi Audit

Pengetahuan

digunakan

perpajakan

tentang pajak

Random (X1),

perpajakan yang

yang dimiliki

(X1), persepsi

Perceived

dimiliki oleh

oleh wajib

terhadap

Probability of

pajak (X1),

petugas pajak

Audit (X2), dan

persepsi wajib

(X2) dan

Pemahaman

wajib pajak
(X1), persepsi
wajib pajak
mengenai

pajak terhadap

persepsi

Etika Pajak
petugas pajak

petugas pajak

terhadap

(X3).Keputusan

(X2) dan

kriteria wajib

Kepatuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(X2) dan
persepsi wajib

11

Pajak (Y)

pajak mengenai

persepsi wajib

pajak patuh

pajak terhadap

(X3).

kriteria wajib

kriteria wajib

Kepatuhan

pajak patuh

pajak patuh

wajib pajak

(X3).

(Y)

(X3). Kepatuhan
wajib pajak (Y)

Kepatuhan
wajib pajak
(Y)
Metode

Analisis Uji

Analisis

Analisis Path

Analisis

Penelitian

beda rata- rata

Regresi

Regresi

Berganda

Berganda

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak
pada metode penelitian yakni menggunakan analisis regresi berganda dan
persamaan lainnya terletak pada variabel yang digunakan. Variabel bebas
terdiri dari pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1),
persepsi wajib pajak terhadap petugas pajak (X2), dan persepsi wajib
pajak terhadap kriteria wajib pajak patuh (X3) sedangkan variabel
terikatnya adalah kepatuhan wajib pajak (Y). Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada tahun
penelitian serta tempat dilakukannya penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Dasar – dasar Perpajakan
2.2.1.1. Definisi Pajak
Menurut Soemitro (1994, dalam Mardiasmono, 2009: 1), Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

2.2.1.2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu :
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat ukur mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak ada 3 macam yakni :
1. official assessment system

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
2. self assessemnt system
Adalah suatu sistem emungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
3.

with holding system
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk memenuhi besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.

2.2.1.4. Tarif Pajak
Ada 4 macam tarif pajak :
1. Tarif Sebanding/proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah
yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap
3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang
dikenakan pajak semakin besar.

2.2.1.5. Hambatan Pemungutan Pajak
Peran aktif dan kesadaran masyarakat membayar pajak sangat
diperlukan dalam pembayaran pajak. Namun demikian, tidak jarang
terdapat berbagai perlawanan dari masyarakat pembayar pajak terhadap
pungutan pajak. Hal ini dikarenakan pajak merupakan pungutan yang
bersifat memaksa. Hambatan pemungutan pajak dapat dikelompokkan
menjadi
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan
antara lain :
a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat.
c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan
baik.
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukkan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari
pajak. Bentuknya antara lain :
a. Tax Avoidance, yakni usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar undang- undang.
b. Tax Evasion, yakni usaha meringankan beban pajak dengan cra
melanggar undang- undang (menggelapkan pajak).

2.2.1.6. Teori yang mendukung Pemungutan Pajak
Beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi
pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut
antara lain adalah :
1.

Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak diibaratkan
sebagai

seuatu

premi

asuransi

perlindungan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

karena

memperoleh

jaminan

16

2.

Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan kepada kepentingan
(Misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin tinggi
tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak
yang harus dibayarkan.

3. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak
harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk
mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu:
a. Unsur objektif yaitu dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
b. Unsur subjektif yaitu memperlihatkan besarnya kebutuhan materil
harus dipenuhi.
4.

Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus
selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu
kewajiban.

5.

Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dan rumah tangga
mayarakat untuk rumah tanggan negara. Selanjutnya negara akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh
masyarakat lebih diutamakan.
2.2.1.7. J enis Pajak
1. Menurut Golongan
Jenis-jenis pajak menurut golongannya dibagi menjadi dua macam
antara lain :
a. Pajak langsung, yaitu pembayaran pajak yang tidak boleh
dilimpahkan kepada pihak lain . Sebagai contoh : pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembayarannya bisa
dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya PPN
2. Menurut Sifatnya
a.

Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya adalah Pajak Penghasilan.

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Menurut Lembaga Pemungutannya, terbagi menjadi dua macam yaitu
pajak negara dan pajak daerah. Pajak negara, yaitu pajak yang dipungut
oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai numah tangga
negara. Pajak Negara yang sampai saat ini masih berlaku adalah :
a.

Pajak Penghasilan (PPh)
adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.

b.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean. Yang
dimaksud Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya.

c.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
adalah barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok
atau

barang

tersebut

dikonsumsi

oleh

masyarakat

yang

berpenghasilan tinggi.
d. Bea Materai
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan.
f. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah
dan atau bangunan.
Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemenntah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri
atas:
a. Pajak Daerah Tingkat I (propinsi), Contoh: Pajak Kendaraan
Bermotor, dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
b. Pajak Daerah Tingkat II (kotamadya/kabupaten), Contoh: Pajak
Pembangunan, Pajak Penerangan Jalan.

2.2.3. Pajak Penghasilan (Umum)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak.

Yang

dimaksud

dengan penghasilan

setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan
demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2.2.3.1. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2009: 129), yang menjadi subjek pajak adalah :
1. Orang pribadi
2. Wrisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak.
3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan
nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga dan bentuk badan
lainnya.
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan
subjek pajak luar negeri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Tabel 2: Perbedaan Wajib Pajak dalam neger i dan Wajib Pajak
Luar Negeri
Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN)
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN)
1. Dikenakan pajak atas penghasilan 1. Dikenakan
pajak
hanya
atas
yang diterima atau diperoleh dari
penghasilan yang berasal dari sumber
penghasilan di Indonesia.
Indonesia
maupun
dari
luar
Indonesia (world wide income)
2. Penghasilan yang dikenakan pajak
2. Penghasilan yang dikenakan pajak
adalah penghasilan bruto dengan tarif
adalah penghasilan netto dengan
sepadan, kecuali WPLN tersebut
tarif umum
menjalankan usaha melalui Bentuk
Usaha tetap di Indonesia dimana BUT
3. Wajib menyampaikan SPT tidak
memiliki kewajiban pajak yang sama
wajib menyampaikan SPT
dengan WPDN.
3. karena kewajiban pajaknya dipenuhi
melalui pemotongan pajak yang
bersifat final.

Berdasarkan tabel di atas, maka perbedaan antara wajib pajak
dalam negeri dengan wajib pajak luar negeri adalah pada penghasilan yang
dikenakan atas pajak, dasar pengenaan pajaknya, tarif pajak serta
kewajiban dalam menyampaikan SPT.

2.2.3.2. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib
pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.3.3. Tarif Pajak
Sesuai dengan pasal 17 UU PPh, besarnya tarif pajak penghasilan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 : Tarif progresif pajak penghasilan wajib pajak orang
pribadi dalam negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00

5%

Di atas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan
Rp. 250.000.000
Di atas Rp 250.000.000 sampai dengan
Rp. 500.000.000
Di atas Rp 500.000.000

15 %
25 %
30 %

Tarif pajak penghasilan pajak badan dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap adalah sebesar 25%.
(Sumber :Mardiasmo, 2009 : 144)
2.2.3. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Zain, Mohammad (2005: 31), Misi utama dari instansi pajak
adalah menciptakan dan mengembangkan iklim perpajakan yang
bercirikan :
1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami ketentuan
peraturan perundang- undangan perpajakan.
2. Mengisi formulir pajak dengan tepat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Menghitung pajak dengan jumlah yang benar
4. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Dari keempat misi tersebut diatas, satu sama lain saling terkait,
tidak dapat berdiri sendiri jadi wajib pajak patuh tidak hanya karena satu
tindakan saja melainkan beberapa tindakan yang merupakan kewajiban
perpajakan wajib pajak seperti yang telah diuraikan yaitu wajib pajak
memahami ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, mengisi
formulir pajak dengan tepat, menghitung pajak dengan jumlah yang benar
dan membayar pajak tepat pada waktunya.
Apabila wajib pajak gagal memenuhi semua kewajiban di atas
maka mereka dapat dianggap sebagai wajib pajak yang tidak patuh.
Namun, ada perbedaan dalam menentukan derajat ketidakpatuhan apakah
kesalahan wajib pajak itu atas kesengajaan untuk tidak memenuhi
kewajiban atau karena ketidaktahuan atau juga karena perbedaan
intepretasi dalam memandang peraturan yang berlaku.
Wajib pajak yang tergolong patuh dapat mencerminkan bahwa
dalam diri wajib pajak telah tertanam jiwa kebangsaan yang kuat dalam
mempertahankan

kemaslahatan

hidup

manusia,

sepanjang

dalam

membayar pajak tersebut tidak merasa adanya unsur paksaan, walaupun
secara teori paksa merupakan unsur pengertian pajak. Penekanan jiwa
kebangsaan dalam diri Wajib Pajak Patuh berkaitan dengan pelayanan
yang diberikan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan adalah hal wajar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

terlebih dalam era reformasi dan transparansi yang saat ini dituntut oleh
semua pihak.

2.2.4. Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak
“Menurut Gardina & Haryanto (2006 :19), secara teoritis untuk
menumbuhkan sikap positif tentang suatu hal harus bermula dari adanya
pengetahuan tentang hal tersebut, dalam hal ini adalah pengetahuan
tentang pajak”. Jadi bisa dikatakan bahwa pengetahuan merupakan syarat
utam dalam tercapainya tujuan pemerintah dalam meningkatkan
penerimaan pajak. Hal tersebut sangat disadari oleh pemerintah, oleh
karena itu pemerintah akan berupaya untuk menambah pengetahuan
perpajakannya.
Dalam tahun belakangan ini, pemerintah aktif melakukan
sosialisasi dalam bidang perpajakan kepada masyarakat umum. Sosialisasi
yang dilakukan yakni dengan melalui berbagai media massa maupun
media elektronik. Seminar dan penyuluhan tentang pajak juga telah
dilakukan oleh pemerintah. Seminar tentang pajak tidak hanya
diselenggarakan oleh pihak fiskus, berbagai kalangan intelektual dalam
bidang perpajakan pun juga turut serta dalam mengadakan seminar tentang
pajak. Hal ini pastinya akan menambah pengetahuan tentang perpajakan
bagi para wajib pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.5. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak
“Menurut Zain, Mohammad (2005: 36), para petugas pajak
hendaknya memiliki tujuan untuk mencapai reputasi yang baik sepanjang
yang menyangkut kecakapan teknis, efisien dan efektif dalam hal
kecepatan, tepat dan keputusan yang adil”. Tujuan ini sangat jelas dan
sederhana. Dengan tujuan ini, diharapkan para wajib pajak respek terhadap
petugas pajak, sehingga petugas pajak pun akan respek terhadap wajib
pajak.
“Menurut Zain, Mohammad (2005: 36), petugas pajak yang
behubungan dengan masyarakat pembayar pajak, haruslah berkaliber
tinggi, terlatih baik, bergaji baik, dan bermoral tinggi. Paling sedikit
diperlukan lima kebijakan dasar kepegawaian sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh petugas yang cakap, mereka harus dibayar dengan
baik.
2. Agar mereka dapat melakukan tugasnya, sistem perpajakan harus
diorganisasikan dengan baik.
3. Petugas harus memperoleh latihan (training) yang memadai yang
diperlukan untuk mengembangkan kepatuhan memenuhi kewajiban
perpajakan.
4. Para petugas senior harus memahami apa yang menjadi sasarannya
dan merasa bebas untuk mencapainya dengan cara apapun sepanjang
kebudayaan dan sistemnya mengizinkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

5. Akhirnya, agar mereka dapat melaksanakan tugasnya, kesulitankesulitan, pembatasan-pembatasan, dan kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
harus dihilangkan.
Dari kelima kebijakan dasar diatas, antara yang satu dengan yang
lainnya merupakan faktor yang sama-sama menunjang dalam membentuk
aparatur perpajakan yang mampu meningkatkan kepuasan para wajib
pajak sehingga mampu meningkatkan kepatuahan wajib pajak.
“Menurut Zain, Mohammad (2005: 36), petugas pajak hendaknya
menyadari bahwa semua tindakan yang dilakuknnya serta sikapnya
terhadap pembayar pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya, mempunyai
pengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat akan sistem
perpajakan secara keseluruhan.” Dengan demikian hendaknya para
petugas pajak bersikap positif dalam usahanya untuk mengembangkan
hubungan yang baik dan menyenangkan dengan para pembayar pajak
sehingga para wajib pajak memberikan reaksi yang positif terhadap sikap
petugas pajak.

2.2.6. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh
Dasar hukum penetapan kriteria wajib pajak patuh ini terdapat
pada Peraturan Mentri Keuangan No 192/PMK.03/2007. Wajib pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

dengan kriteria tertentu yang selanjutnya disebut sebagai wajib pajak patuh
adalah wajib pajak yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
3. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian selama tiga tahun berturut- turut, dan
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.
Bagi wajib pajak yang dapat memenuhi kriteria tersebut, akan
diberikan pembayaran restitusi di muka dan penghargan dari Direktorat
Jenderal Pajak. Wajib pajak dapat memperoleh hak atas restitusi dalam
jangka waktu tiga bulan untuk pajak penghasilan (PPh) tanpa melalui
pemeriksaan oleh petugas paja