FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng).

!" #

" &

* $ %
!& ! "!+

%
!"

$ %

!&! +
$
(
%

&

!' (


' #

'! ()

! #
*

* $ %

"!+ ,
-.
/0/10/0023 4
4

!

-

*


5

- 65
20/8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

!" #

$ %

&

' #

'! ()


&
+ "9
/0/10/0023 4
4

!"

#$%

,

*:

!
; : ; %:
: / ';

4

2( > ''


-

%

75
-

@

@
BD1C

%

-

77
#


4

B C

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

@
7:

2( > '.

/

#

#

@
2( > '1


/

*

BD'C
#

8;

#

@

BD.C
2( > '5

/

8'


#

#

@

@

4

BD1C

2( > '6

/

#

2( > '7


/

-

2( > '8

/

!

2( > ':

/

2( > '<

/

2( > .;


/

2( > .'

/

0

2( > ..

!

4 )

2( > .1

/

8.


#

4

@

B C

#

81
85
86
87

/

88
4 )


-

8:
:;

*
-

:'
2

#

(

#

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

:.

+

>

'

4

>

.

2( >2,+ *2 2

>

1

%+ #2>+*+ 2,

>

5

%+ - >+2(+>+ 2,

>

6

%+ !A- 2>+ 2,

>

7

%+ 2,

>

8

%+ 4 3A3A42!

-

,+A! -

,+ 4>2,+4
A* >

E
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

+

92 (2- ' *
92 (2- . (

4
,

1<
A

4

,

9

E
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

66

Dalam upaya untuk membiayai pembangunan, pemerintah telah
bertekad setara perlahan melepaskan ketergantungan dari luar negeri dan
beralih kepada kemampuan bangsa sendiri yakni melalui peningkatan
penerimaan Negara dari sektor pajak. Pajak memiliki peranan yang sangat
penting bagi Negara, bahkan pajak menjadi kunti keberhasilan
pembangunan di masa yang akan datang. Pengenaan pajak mempunyai
dua fungsi yaitu, sebagai sumber keuangan negara atau budgetair, alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi (Regularent). Peranan pajak dirasakan semakin penting
sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.
Sedang bagi sektor publik pajak dipandang sebagai beban. Tekad
pemerintah dalam membudayakan pajak untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia menjadi sadar pajak rupanya sudah bulat. Hal ini dilaksanakan
dalam rangka melanjutkan pembangunan nasional menuju kemandirian
bangsa. Ujung tombak dari kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terletak
pada Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak, karena
penyuluhan pada hakekatnya memegang peranan penting. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang mendasar tentang pajak, maka wajib
pajak tidak akan merespon adanya kebutuhan dan pembangunan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

berasal dari ketentuan peraturan perpajakan. Usaha meningkatkan
penerimaan negara disektor pajak mempunyai banyak kendala yaitu antara
lain tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah, sehingga wajib
pajak berusaha untuk membayar kewajiban pajaknya lebih ketil dari yang
seharusnya.
Salah satu tara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
peranan masyarakat dalam bidang perpajakan adalah melakukan
pembaruan pajak atau lebih dikenal dengan reformasi perpajakan. Melalui
reformasi perpajakan diharapkan akan mampu meningkatkan peranan
masyarakat dalam bidang perpajakan.
Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah,
disamping peran serta aktif dari aparat pajak, juga dituntut kemauan dari
para wajib pajak wajib pajak itu sendiri. Sebelum diadakannya reformasi
perpajakan pada tahun 1984, sistem pemungutan yang diterapkan di
Indonesia adalah

, namun setelah reformasi perpajakan

sistem pemungutan pajak berubah menjadi

.

adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak, sedangkan

adalah

suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besar pajak yang terutang (Mardiasmo,
2009:7). Pajak terutang merupakan pajak yang harus dibayar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang/undangan. Kemauan wajib pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dalam membayar kewajiban perpajakannya merupakan hal penting dalam
penarikan pajak. Namun, masyarakat sendiri dalam kenyataan tidak suka
membayar pajak. Untuk mendukung keefektifan penerapan
, perlu ditumbuhkan setara terus/menerus kepatuhan masyarakat
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Mengingat kepatuhan merupakan faktor penting penerapan
dalam peningkatan penerimaan pajak, maka perlu
setara intensif dikaji tentang faktor/faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak.
Salah satu tolak ukur untuk mengukur perilaku wajib pajak adalah
tingkat

kepatuhannya

melaksanakan

kewajiban

mengisi

dan

menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) setara benar dan tepat waktu.
Semakin tinggi tingat kebenaran dalam menghitung, memperhitungkan,
ketepatan menyetor dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) setara
benar dan tepat waktu, diharapkan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban pajaknya. Namun,
Tingkat pengembalian Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak
badan pada KPP Gubeng tukup rendah dari 3.903 wajib pajak per
Desember 2013 baru tertatat 2.984 yang telah memenuhi ketentuan (KPP
Gubeng).
Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak merupakan
hal yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh wajib pajak karena
tanpa adanya pengetahuan tentang pajak, maka sulit bagi wajib pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dalam

menjalankan

kewajiban

perpajakannya.

Pemerintah

telah

melakukan upaya untuk menambahkan pengetahuan bagi para wajib pajak,
diantaranya melalui penyuluhan, iklan/iklan di media masa maupun media
elektronik dengan tujuan agar para wajib pajak lebih muda mengerti dan
lebih tepat mendapat informasi perpajakan. Informasi perpajakan tersebut
tidak hanya berisi tentang kewajiban wajib pajak, namun juga terdapat
penjelasan tentang pentingnya pajak bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara agar sekaligus dapat menimbulkan kesadaran dari dalam hati
wajib pajak.
Pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak juga menjadi peranan
penting terhadap kepatuhan pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. “Petugas pajak dituntut untuk memberikan pelayanan yang
ramah, adil, dn tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk
kesadaran tentang tanggung jawab membayar pajak” (Gardina &
Haryanto, 2006; 19). Pelayanan yang baik yang diberikan oleh petugas
pajak diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak.
Gardina dan Haryanto (2006) dalam penelitiannya pada wajib
pajak badan di KPP Ilir Timur Pelembang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengetahuan pajak antara wajib pajak patuh dan tidak patuh,
ada persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh terhadap
petugas pajak, dan ada perbedaan persepsi antara wajib pajak patuh dan
tidak patuh terhadap kriteria wajib pajak patuh. Penelitian yang dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

oleh Supriati dan Nur Hidayati (2008) menunjukkan bahwa pengetahuan
pajak memiliki pengaruh terdapat kepatuhan wajib pajak, sedangkan
persepsi wajib pajak terhadap petugas pajak dan persepsi kriteria wajib
pajak patuh tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Meinarni Asnawi, Zaki Baridwan,
Supriyadi, dan Ertambang (2009) menunjukkan bahwa pemahaman etika
pajak memiliki pengaruh yang dominan dalam peningkatan keputusan
kepatuhan pajak dibandingkan faktor ekonomi (strategi audit random dan
). Untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas pelayanan harus
diupayakan dapat memberikan 4 K yaitu keamanan, kenyaman,
kelantaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan (Nih
Luh Supadmi 2009 : 13).
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengambil judul :
!
" #

#

%& - * !&-

$% &'(

&

!
'

)

*

./

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

+

,

6

0

&,&
Dari

latar

belakang

diatas

maka

penulisan

merumuskan

permasalahan sebagai berikut :
Apakah pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak,
persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak, persepsi wajib pajak
mengenai kriteria wajib pajak patuh berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak?

1

&+&

((

Tujuan dilakukannya Penelitian ini adalah :
Untuk membuktikan setara empiris pengaruh pengetahuan
perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak, persepsi wajib pajak mengenai
petugas pajak, persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh
terhadap kepatuhan wajib pajak.

2

3

((

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Wajib Pajak
Hasil Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perpajakan
kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak, sehingga
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
membayar pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Bagi KPP
Hasil Penelitian dapat dijadikan sumber informasi bagi KPP dalam hal
meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak.
3. Bagi Peneliti
Melatih penulis untuk menerapkan ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan dan untuk menambah wawasan dalam hal perpajakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

#

0

(

((

'

%

&&

Berikut ini dikemukakan penelitian/penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan oleh pihak lain, antara lain sebagai berikut :
1. Trisna Gardina dan M. Y. Dedi Haryanto (2006) melakukan penelitian
dengan judul ”Analisis Faktor/faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah ada perbedaan pengetahuan pajak antara wajib pajak patuh
dengan yang tidak patuh?
b. Apakah ada perbedaan persepsi petugas pajak antara wajib pajak patuh
dan tidak patuh?
t. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap kriteria wajib pajak patuh
antara wajib pajak yang patuh dengan yang tidak patuh?

Hasil dari penelitian adalah terdapat perbedaan pengetahuan pajak antara
wajib pajak patuh, ada persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan
tidak patuh terhadap petugas pajak, ada perbedaan persepsi antara wajib
pajak wajib pajak patuh dan tidak patuh terhadap kriteria wajib pajak
patuh.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian dengan judul
”Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pengetahuan tentang pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak?
b. Apakah persepsi terhadap petugas pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak?
t. Apakah persepsi terhadap kriteria wajib pajak patuh memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan pajak memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan persepsi wajib pajak terhadap
petugas pajak dan persepsi kriteria wajib pajak patuh tidak memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Meinarni Asnawi, Zaki Baridwan, Supriyasi, dan Ertambang (2009)
melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Keputusan Kepatuhan
Pajak : Strategi Audit Random,
”. Perumusan Masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. Apakah Strategi audit random berpengaruh positif terhadap
peningkatan keputusan kepatuhan pajak?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b. Apakah

berhubungan positif dengan

perilaku keputusan kepatuhan pajak?
t. Apakah

memediasi hubungan antara

strategi audit random dan peningkatan keputusan kepatuhan pajak?
d. Apakah pemahaman etika pajak berpengaruh terhadap peningkatan
keputusan kepatuhan wajib pajak?
e. Apakah pemahaman etika pajak memoderasi hubungan antara
dan keputusan kepatuhan pajak?
Riset ini memberi simpulan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan pajak,
pemerintah tidak hanya memperhatikan faktor/faktor ekonomi seperti
strategi audit dan

tetapi juga perlu

mempertimbangkan faktor psikologis seperti pemahaman etika pajak.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa pemahaman etika pajak memiliki
pengaruh yang dominan dalam peningkatan keputusan kepatuhan pajak
dibandingkan faktor ekonomi (strategi audit random dan
).
Ni Luh Supadmi (2009) melakukan penelitian dengan judul
”Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas pelayanan
harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus
diupayakan dapat memberikan 4 K yaitu keamanan, kenyamanan,
kelantaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Terdahulu
Dilakukan oleh

Sekarang

Trisna Gardina

Supriyati dan

Meinarni Asnawi,

Aminatus Sholita

dan M. Y. Dedi

Nur Hidayati

Zaki Baridwan,

(2014)

Haryanto (2006) (2008)

Supriyasi, dan
Ertambang (2009)

Populasi

KPP Ilir Timur

KPP Sidoarjo

Mahasiswa

KPP Surabaya

Palembang

Timur

UGM

Gubemg

Variabel yang

Pengetahuan

Pengetahuan

Strategi Audit,

Pengetahuan

Digunakan

perpajakan yang

tentang pajak

Random (X1),

perpajakan yang

dimiliki oleh

(X1), Persepsi

Perteived

dimiliki oleh wajib

wajib pajak (X1),

terhadap petugas

Persepsi wajib

pajak (X2) dan

pajak tehadap

persepsi terhadap

petugas pajak (X2) kriteria wajib

pajak (X1), persepsi
(X2), dan

wajib pajak mengenai

Pemahaman Etika

petugas pajak (X2) dan

Pajak (X3).

persepsi wajib pajak

dan Persepsi wajib

pajak patuh (X3)

Keputusan

mengenai kriteria wajib

pajak terhadap

Kepatuhan wajib

Kepatuhan Pajak

pajak patuh (X3).

kriteria wajib

pajak (Y)

(Y)

Kepatuhan wajib pajak
(Y)

pajak patuh (X3).
Kepatuhan wajib
Pajak (Y)

Metode Penelitian

Analisis Uji beda Analisis Regresi Analisis Path

Analisis Regresi

rata/rata

Berganda

Berganda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak
pada metode penelitian yakni menggunakan analisis regresi berganda dan
persamaan lainnya terletak pada variabel yang digunakan. Variabel bebas
terdiri dari pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1),
persepsi wajib pajak terhadap petugas (X2), dan persepsi wajib pajak
terhadap kriteria wajib pajak patuh (X3) sedangkan variabel terikatnya
adalah kepatuhan wajib pajak (Y). Sedangkan perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada tahun penelitian
serta tempat dilakukannya penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

00

'

00

) (
4'

00

3( ( (

5 +
+

Menurut Soemitro (1994, dalam Mardiasmono, 2009: 1), Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang/undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

00

0

&

(

+

Ada dua fungsi pajak, yaitu:
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran/pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (

)

Pajak sebagai alat ukur mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

00

1 %(

,

,&

&

+

Sistem pemungutan pajak ada 3 matam yakni :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
!
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk memenuhi besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.

00

2

(3

+

Ada 4 matam tarif pajak :
1. Tarif Sebanding proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
2. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah
yang dikenai pajak yang terutang tetap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

3. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin ketil bila jumlah yang
dikenakan pajak semakin besar.

00

6

,&

&

+

Peran aktif dan kesadaran masyarakat pajak sangat diperlukan
dalam pembayaran pajak. Namun demikian, tidak jarang terdapat berbagai
perlawanan dari masyarakat pembayar pajak terhadap pungutan pajak. Hal
ini dikarenakan pajak merupakan pungutan yang bersifat memaksa.
Pelanggaran pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi :
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan
antara lain :
a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat.
t. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan
baik.
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua langsung ditunjukkan kepada fiskus
dengan tujuan untuk menghindari pajak. Bentuknya antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

a. " #

$ yakni usaha meringankan beban pajak dengan

tidak melanggar undang/undang.
b. " #

, yakni usaha meringankan beban pajak dengan tara

melanggar undang/undang (menggelapkan pajak).

00

7

) (*

, '& &

,&

&

+

Beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi
pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori/teori tersebut
antara lain :
1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak/hak rakyat
harus membayar pajak diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
2. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan kepada kepentingan
(Misalnya perlindungan) masing/masing orang. Semakin tinggi tingkat
kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus
dibayarkan.
3. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak
harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing/masing orang. Untuk
mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

a. Unsur objektif yaitu dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaaan yang dimiliki oleh seseorang.
b. Unsur subjektif yaitu memperlihatkan besarnya kebutuhan materil
harus dipenuhi.
4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus
selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu
kewajiban.
5. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dan rumah tangga
masyarakat

untuk

tangga

negara.

Selanjutnya

negara

akan

menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh
masyarakat lebih diutamakan.

00

8 # (

+

1. Menurut Golongan
Jenis/jenis pajak menurut golongannya dibagi menjadi dua matam
antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

a. Pajak langsung, yaitu pembayaran pajak yang tidak boleh
dilimpahkan kepada pihak lain. Sebagai tontoh : pajak
penghasilan, pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembayarannya bisa
dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya PPN.
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak. Contohnya adalah Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya adalah Pajak Petambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
Menurut Lembaga Pemungutannya, terbagi menjadi dua matam yaitu
pajak negara dan pajak daerah. Pajak negara, yaitu pajak yang
dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara. Pajak Negara yang sampai saat ini masih
berlaku adalah :
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean. Yang
dimaksud Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya.
t. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah adalah barang tersebut bukan merupakan barang
kebutuhan pokok atau barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat yang berpenghasilan.
d. Bea Materai
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat
berharga, efek yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan.
f. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri
atas :
a. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi), Contoh : Pajak Kendaraan
Bermotor, dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
b. Pajak Daerah Tingkat II (kotamadya/kabupaten), Contoh : Pajak
Pembangunan, Pajak Penerangan Jalan.

+

(

$ ,&,.

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Yang
dimaksud dengan penghasilan setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat
digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu
dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain
sebagainya.

%&-+

+

'

" +(-

+

Menurut Mardiasmo (2009: 129), yang menjadi subjek pajak adalah :
1. Orang Pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan
yang berhak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Badan, terdiri dari PT, CV, Perseroan lainnya, BUMN/BUMD
dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga dan
bentuk badan lainnya.
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri
dan subjek pajak luar negeri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

-

09

- '

" +(-

+

'

,

( '

" +(-

+

&

(
Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN)
1. Dikenakan pajak atas penghasilan yang

Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN)
1. Dikenakan pajak hanya atas penghasilan

diterima atau diperoleh dari Indonesia

yang berasal dari sumber penghasilan di

maupun dari luar Indonesia (%

Indonesia.

%

)

2. Penghasilan

2. Penghasilan yang dikenakan pajak adalah
penghasilan netto dengan tarif umum
3. Wajib menyampaikan SPT tidak wajib
menyampaikan SPT

yang

dikenakan

pajak

adalah penghasilan bruto dengan tarif
sepadan,

ketuali

WPLN

tersebut

menjalankan usaha melalui Bentu Usaha
tetap

di

Indonesia

dimana

BUT

memiliki kewajiban pajak yang sama
dengan WPDN.
3. Karena kewajiban pajaknya dipenuhi
melalui pemotongan pajak yang bersifat
final

Berdasarkan tabel ini di atas, maka perbedaan antara wajib pajak dalam
negeri dengan wajib pajak luar negeri adalah pada penghasilan yang dikenakan
atas pajak, dasar pengenaan pajaknya, tarif pajak serta kewajiban dalam
menyampaikan SPT.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

C.

-+

+
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan
wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

(3

+

Sesuai dengan pasal 17 UU PPh, besarnya tarif pajak penghasilan
adalah sebagai berikut :
-

19

5 (- '( '

(3 5 )
,

(3 5 +

5

(

: +(- 5 +

)

(

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00

5%

Di atas Rp 50.000.000,00 sampai
15%
dengan Rp 250.000.000
Di atas Rp 250.000.000 sampai
25%
dengan Rp 500.000.000
Di atas Rp 500.000.000

30%

Tarif pajak penghasilan pajak badan dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap adalah sebesar 25%
$%&,-

9

'( ,); 0