PERBANDINGAN PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON.
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
PERBANDINGAN PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP MINAT SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh Donny Suhartono
0800223
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
PERBANDINGAN PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP MINAT SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON
Oleh Donny Suhartono
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Donny Suhartono 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Okteber 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
DONNY SUHARTONO
PERBANDINGAN PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP MINAT SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M. Kes NIP.196106121987031002
Pembimbing II
Dr. Nuryadi, M. Pd NIP.197101171998021001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP.196508171990011001
(4)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP MINAT SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON
Oleh: Donny Suhartono
Pendekatan mengajar yang diterapkan guru penjas amat beragam, namun dalam penelitian ini yang diteliti adalah perbandingan penerapan pendekatan mengajar penjas dan mengetahui Apakah pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih tinggi dan signifikan jika dibandingkan dengan pendekatan teknis terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon?. Tujuan penelitian tersebut yaitu Untuk menggungkap perbedaan yang signifikan antara pendekatan taktis dengan pendekatan teknis terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon sebanyak 320 peserta didik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakaan sampel random sampling, sampel yang diambil yaitu peserta didik kelas XI IPS 2 (kelas kontrol) sebanyak 30 peserta didik dan kelas XI ips 1 (kelas eksperimen) sebanyak 30 peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretest-posttest control group desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala minat dalam bentuk skala likert. Berdasarkan hasil perhitungan kedua kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen lebih memberikan pengaruh yang signifikan atau pendekatan taktis memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan jika dibandingkan dengan pendekatan teknis terhadap minat siswa pada pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon. Hal ini terlihat dari kelompok eksperimen nilai thitung (24,15) > ttabel (1,699) dan untuk kelompok kontrol nilai thitung (8,13) > ttabel (1,669). Sebagai saran dari peneliti Bagi guru pendidikan jasmani perlu untuk menerapakan model pendekatan taktis dan dapat dijadikan alternatif solusi untuk pembelajaran olahraga permainan khususnya dalam olahraga permainan sepakbola, karena berdasarkan penelitian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon.
Kata kunci: Pendekatan taktis, pendekatan teknis, pembelajaran sepakbola dan minat belajar peserta didik.
(5)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
ABSTRAC
COMPARISON EFFECT BETWEEN TACTIC THEORY AND TECHNICAL THEORY OF PUPIL'S INTEREST IN FOOTBALL
LEARNING AT SMA NEGERI 1 SUMBER, CIREBON
By: Donny Suhartono
There are a lot of teaching theory applied by sport teachers. in this research, writer try to explore about the comparison of applying theory to teach sport subject and knowing if tactic theory give a higher effect and significan if it is compared with technical theory of pupil's learning interest in football learning at SMA Negeri 1 Sumber, cirebon. This research was meant to reveal the difference of signifi cant of tactical and technical approach to the interest of the students of SMA 1 Sumber Cirebon. The population in this research is all of SMA Negeri 1 Sumber pupils, cirebon are 320 pupils. Sample taking in this research using random sampling. 30 pupils are taken from XI social 2 pupils (control class) and 30 pupils are taken from XI social 1 pupils (experiment class). The method which is used is experiment method with pretest-posttest control group design. the instrument which is used in this research is interest scale in likert. Based on the results of the calculations of the two groups between the experimental and control group, the experimental group would give significant effects or a tactical approach to delivering higher and significant influence compared to the technical approach towards the interest of students in learning in SMA Negeri 1 Sumber, Cirebon. This is apparent from the experimental values of the Group thitung (24.15) & gt; ttabel (1,699) and for the control group values thitung (8,13) & gt; ttabel (1,669). As a suggestion from researchers For physical education teachers need to the tactical approach and applying the model can be an alternative solution for learning sports games especially in the sport of football learning, because based on the research give significant effects against the interest of students in learning in SMA Negeri 1 Sumber, Cirebon.
key words: Tactic theory, technical theory, football learning and pupil's learn
(6)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Pembatasan Masalah ... 9
G. Penjelasan Istilah ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 12
1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 12
a. Pengartian Pendidikan Jasmani ... 12
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13
2. Pendidikan Jasmani di Sekolah ... 14
3. Hakikat Permainan Sepakbola ... 15
a. Definisi Sepakbola ... 15
b. Karakteristik Permainan Sepakbola ... 16
c. Teknik Dasar Permainan Sepakbola ... 17
4. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah ... 23
(7)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
a. Pendekatan Pembelajaran ... 26
1) Pendekatan Taktis ... 28
2) Pendekatan Teknis ... 36
6. Hakikat Minat Belajar ... 39
a. Pengertian Minat ... 39
b. Jenis-jenis Minat ... 41
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 42
d. Indikator Minat ... 45
e. Pembentukan dan Perkembangan Minat ... 45
f. Pengukuran Minat ... 47
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 49
1. Kerangka Pemikiran ... 49
2. Hipotesis Penelitian ... 50
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 51
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 52
C. Desain Penelitian ... 53
D. Instrumen Penelitian... 54
E. Uji Coba Instrumen ... 59
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 67
G. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 71
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 73
1. Uji Normalitas ... 73
2. Uji Homogenitas ... 74
3. Uji Hipotesis Minat Belajar Peserta Didik ... 75
(8)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 81
(9)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
DAFTAR TABEL Tabel
1.1 Karakteristik Pendekatan Mengajar Penjas ... 7
2.1 Permasalahan Taktis, Gerakan, dan Keterampilan SepakBola ... 34
3.1 Distribusi Sampel Mata Pelajaran Penjas dalam Permainan Sepak Bola ... 51
3.2 Desain Penelitian(pretest-posttest control group Design) ... 52
3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 56
3.4 Kisi-kisi tentang minat dalam mengikuti pembelajaran sepakbola uji coba .... 57
3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Pembelajaran Sepak Bola ... 61
3.6 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Item Soal ... 62
3.7 Kisi-kisi Angket Minat dalam Pembelajaran Sepak Bola ... 63
3.8 Hasil Penghitungan Reliabilitas Instrumen dari Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sepak Bola... 65
4.1 Daftar Hasil Tes Awal (Pre-Test) ... 72
4.2 Data Hasil Tes Akhir (Post-test) ... 72
4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Perhitungan Uji Normalitas Dengan Uji Lilliefors Tes Awal (Pre-Test) ... 73
4.4 Data Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Lilliefors Tes Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 73
4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Tes awal (pre-test) ... 74
4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Tes Akhir (post-test) ... 74
4.7 Hasil Uji t Minat Belajar Pembelajaran Sepak Bola Kelompok Kontrol (Pendekatan Teknis) Dan Kelompok Eksperimen (Pendekatan Taktis) ... 75
(10)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
DAFTAR BAGAN Bagan
2.1 Pembelajaran Konsep Bermain ... 33
2.2 Mekanisme Perilaku Manusia... 46
(11)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
A. Alur Penelitian
B. Angket Minat Penjas Dalam Pembelajaran Sepakbola (uji coba)
C. Angket minat belajar mata pelajaran pasca penjas (setelah uji coba)
D. Program Pembelajaran Sepakbola Dengan Menggunakan Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis
E. Data perolehan skor kelas
F. Uji Statistik Data
G. Dokumentasi
H. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing
I. Surat Rekomendasi Penelitian
J. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
(12)
Donny Suhartono, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program pendidikan jasmani (penjas) dan olahraga di sekolah diarahkan pada potensi aspek-aspek pembangunan utuh peserta didik. Prosesnya lebih mengutamakan pada elaborasi hubungan kuat antara sisi sosial-emosional, kognitif reflektif, gerak keterampilan peserta didik, dan sisi psikologis peserta didik. Pengajaran pendidikan jasmani sangatlah diharapkan dapat bermanfaat dalam menopang kualitas hidup peserta didik yang lebih bermakna baik bagi kehidupan peserta didik di masa kini maupun di masa mendatang.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) banyak terdapat pengaruh yang menyebabkan peserta didik tidak dapat berpartisipasi secara optimal dalam belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Menurut Hilgard yang di kutip Slameto, (2003:57) mengemukakan rumusan minat sebagai berikut:
Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content. Artinya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang”.
Mengembangkan minat belajar gerak peserta didik pada dasarnya merupakan usaha guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap suatu hal yang baru dan mau mempelajarinya tanpa ada paksaan yang berlebih namun tetap menyenangkan. Perkembangan minat belajar tersebut diharapkan relatif menetap, artinya minat belajar tidak hanya pada mata pelajaran yang menurut peserta didik menyenangkan sesaat akan tetapi minat belajar tersebut dapat berdampak positif dan dapat terjaga sampai dengan mata pelajaran selesai. Dengan demikian dapat
(13)
2
Donny Suhartono, 2013
disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik merupakan suatu kecenderungan yang relatif menetap dalam suasana yang menyenangkan.
Menurut Slameto (2003:58) berpendapat bahwa “Minat tidak dibawa sejak
lahir melainkan diperoleh kemudian, terutama dalam belajar gerak. Minat
terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian”. Artinya
minat terhadap sesuatu yang dipelajari dapat mempengaruhi proses belajar serta menjadi hasil belajar dari proses perubahan dari proses belajar. Oleh karena minat belajar merupakan hasil belajar peserta didik, dalam pengembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dengan adanya pembelajaran pendidikan jasmani, diharapkan perserta didik dapat melepaskan rasa penat mereka, dan mereka dapat berinteraksi dengan temannya yang lain. Dimana dalam bermain, proses interaksi satu sama lain akan terjadi secara alami. Dalam setiap pengajaran pendidikan jasmani tentu saja banyak cara yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk mencapai tujuan pengajaran pendidikan jasmani yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani dalam kurikulum penjas SMA 2004 (Dikdasmen, 2004:8), Yang didalamnya menjelaskan tentang tujuan pendidikan jasmani:
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam penjas.
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktifitas jasman.
e. Mengembangakan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education). f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
g. Mengembangakan keterampilan untuk menjaga keselamtan diri sendiri dan orang lain.
h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.
i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
(14)
3
Donny Suhartono, 2013
Dari tujuan pendidikan jasmani di atas, pendidikan jasmani mempunyai ciri-ciri yang unik dan khas. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang baik, dalam pembelajarannya ada suatu suasana pendidikan yang tercipta dari suasana belajar yang didalamnya timbul sosialisasi alami dari semua pelaku yang terlibat didalamnya. Suasana dalam yang dinamis akan tercipta manakala seorang guru penjas mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran penjas. Hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran penjas dapat dibangkitkan melalui banyak hal. Salah satunya pendeketan belajar yang diberikan pada saat pembelajaran penjas. Proses sosialisasi ini, akan tercipta manakala semua siswa dapat terlibat didalamnya dan mengalami suatu pengalaman gerak yang sangat penting untuk masa depanya
kelak. Mengenai hal ini, Lutan (2001:15) menjelaskan bahwa “pendidikan
jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui
gerak”. Dari pernyataan itu dapat kita pahami bahwa peserta didik diajarkan untuk belajar gerakan dasar pada tubuh manusia, yaitu gerakan kaki berjalan, berlari, melompat, melempar, menangkap, merayap, merangkak, loncat dan bentuk gerak dasar lainnya. Dalam aplikasi pembelajaran penjas pun, sebenarnya menggunakan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga pada akhirnya peserta didik memahami bahwa penjas itu bukanlah suatu mata pelajaran pelengkap saja, tetapi merupakan mata pelajaran penting yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dimasa mendatang.
Pendekatan pembelajaran teknis yang telah diberikan pada proses pembelajaran penjas, cenderung membuat peserta didik menjadi tidak begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas. Bahkan, banyak diantara peserta didik yang dengan merasa terpaksa mengikuti pembelajaran penjas. Akibatnya, siswa tidak merasakan sebuah pelepasan rasa penat tetapi kelelahan yang berlebihan dirasakan setelah mengikuti pembelajaran mata pelajaran teori yang memerlukan konsentrasi tinggi. Sesuai dengan teori rekreasi atau pelepasan yang diutarakan oleh Slameto (2003:59) menerangkan bahwa:
(15)
4
Donny Suhartono, 2013
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Dan yang kedua yaitu kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, keadaan seperti ini peneliti menemukan pula di lingkungan SMAN 1 Sumber yang menjadi tempat penelitian. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani masih cenderung menekankan pada penguasaan teknik dasar, dan berorientasi pada keterampilan teknik bermain berbagai cabang olahraga. Ini mengakibatkan peserta didik tidak termotivasi ini ditunjukan dengan perserta didik merasa jenuh dan bosan selama proses pembelajaran penjas berlangsung. Ini diperkuat dengan rendahnya pencapaian hasil belajar penjas khususnya sepakbola.
Penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bertujuan agar peserta didik menyadari tentang konsep bermain melalui penerapan teknik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2000:4) “Tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh peserta didik akan meningkat secara khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan teknik yang rendah pendekatan taktis ini tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik. Dengan demikian seorang guru harus mampu memberikan pengajaran yang interaktif untuk merangsang peserta didik agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola.
Kaitannya dengan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh semua pihak, terutama peserta didik dalam mendapatkan pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan kesehatan kurang begitu maksimal. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran terhadap pendidikan dan kesehatan untuk lebih memaksimalkan tujuan pendidikan tersebut. Selain itu dalam mencapai tujuan
(16)
5
Donny Suhartono, 2013
pembelajaran olahraga dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan adalah menumbuhkembangkan daya kreasi dan kemampuan untuk melakukan berbagai permainan dalam setiap cabang ilmu olahraga, selain dari memahami keilmuan teoritis, khususnya dalam pembelajaran permainan sepakbola. Hal tersebut dikarenakan seorang guru sering menggunakan pendekatan drill sehingga tidak berpikir untuk memecahkan masalah kesulitan pemahaman dan penerapan dalam pembelajaran sepakbola.
Pada pembelajaran pendekatan taktis dengan strategi game-drill-game yaitu, guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan taktis peserta didik yang mengarah pada permainan sebenarnya, sehingga peserta didik dituntut untuk mampu memecahkan masalah taktis dalam situasi bermain, seperti keterampilan dasar dalam permainan sepakbola. Penggunaan pendekatan taktis diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran permainan sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon.
Selanjutnya dijelaskan pula oleh Subroto (2000:10) bahwa “dalam pendekatan taktis, pembelajaran keterampilan teknik tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian teknik yang terpisah, namun sekaligus didalam suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya”. Dengan demikian bahwa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan taktis tidak sepenuhnya bermain hingga akhir pelajaran melainkan ada selang waktu untuk penyampaian teknik yang relevan untuk dilakukan. Oleh karena itu, strategi dalam pendekatan taktis disebut dengan game-drill-game.
Selain peserta didik belajar untuk bergerak, penjas pun mengajarkan peserta didik untuk belajar melalui gerak. Melalui gerak ini, peserta didik mengalami suatu pengalaman gerak yang bermakna dengan kehidupan. Mengenai ini Abduljabar (2010:5) dalam Landasan Ilmiah pendidikan intelektual dalam penjas
menjelaskan bahwa “pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani juga memberikan kesempatan unik untuk memecahkan masalah ekspresi diri, sosialisasi, dan penyelesaian konflik”. Jadi, penjas dapat memberikan sebuah pengalaman gerak yang didalamnya mengandung banyak makna dalam menjalani
(17)
6
Donny Suhartono, 2013
kehidupan. Sehingga memberikan sebuah pelajaran penting dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Hal inilah yang menjadikan pendidikan jasmani begitu unik dibanding dengan mata pelajaran lain yang hanya mengajarkan secara teoritis yang belum tentu semua peserta didik dapat memahami makna dari apa yang telah dipelajari. Pendidikan jasmani memberikan suatu yang bermanfaat dalam kehidupannya kelak. Sehingga dalam pembelajaran penjas, terjadi sebuah pendidikan karakter yang sangat penting bagi kemajuan negara ini.
Sesuai pemaparan di atas mengenai berbagai permasalahan yang timbul pada saat peserta didik mengikuti PBM penjas, minat belajar peserta didik menurun diakibatkan karena pembelajaran penjas yang guru berikan monoton. Oleh karena itu guru penjas harus mensiasatinya dengan memodifikasi suatu pembelajaran agar berdampak positif terhadap mata pelajaran penjas khusus pada permainan sepakbola, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana perbandingan pengaruh pendekatan taktis dengan pendekatan teknis terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran sepakbola.
B. Indentifkasi Masalah
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Sumber taraf minat belajar gerak peserta didik dalam PBM penjas sangatlah kurang dan khsususnya terhadap minat belajar pada permainan sepakbola. Terlihat dengan hanya beberapa peserta didik yang serius mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan bersemangat, sungguh-sungguh, dan ceria (senang), namun sisanya mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani hanya karena keterpaksaan yang diakibatkan kelelahan yang berlebihan yang dirasakan peserta didik mengakibatkan minat peserta didik menurun. Hal ini disebabkan tidak adanya minat dalam diri peserta didik itu sendiri untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dan mempertahankannya hingga mata pelajaran penjas berakhir. Berikut adalah karekteristik pendekatan mengajar penjas antara pendekatan taktis dengan pendekatan teknis:
(18)
7
Donny Suhartono, 2013
Tabel 1.1
Karakteristik Pendekatan Mengajar Penjas
Dari beberapa kendala atau hambatan yang guru penjas hadapi misalnya kuota peserta didik dalam satu waktu PBM mencapai 30 orang mengakibatkan guru penjas harus pintar mensiasati PBM semenarik mungkin dengan penggunaan metode atau pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sehingga bisa meningkatkan minat belajar peserta didik dalam permainan sepakbola. Salah satu guru penjas SMA Negeri 1 Sumber beranggapan semua peserta didik dapat melakukan aktivitas pendidikan jasmani yang diberikan dengan menggunakan pendekatan teknis dan harus ada pengulangan (Drill) agar peserta didik dapat menguasai teknis kecabangan olahraga dan guru penjas mudah menilai hasil belajar peserta didik. Pendekatan atau metode pembelajaran tersebut adalah pendekatan teknis yang cenderung menyebabkan kelelahan berlebihan karena peserta didik menjadi objek pembelajaran dan seorang guru sebagai subjek pembelajaran. Sedangkan guru penjas SMA Negeri 1 Sumber yang lainnya beranggapan dengan menggunakan pendekatan taktis, peserta didik termotivasi untuk belajar keterampilan bermain secara lebih baik. Menurut Slameto (2003:59) menerangkan bahwa
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Dan yang kedua yaitu kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dengan kata lain jika guru penjas ingin meningkatkan minat, maka haruslah mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkan selama proses belajar
Pendekatan Teknis Pendekatan Taktis 1. Guru sebagai sumber belajar
2. Siswa adalah objek utama dalam belajar
3. Pengulangan gerakan yang diperintahkan guru
4. Orientasi keterampilan atau teknik dasar
1. Guru sebagai fasilitator belajar 2. Siswa adalah subjek dan objek
belajar
3. Belajar sambil bermain
4. Perkembangan psikologi peserta didik
(19)
8
Donny Suhartono, 2013
mengajar berlangsung. menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar penjas terlebih dahulu.
Oleh karena itu, guru penjas harus pintar mengemas PBM dalam suasana yang menyenangkan agar peserta didik ikut berpartisipsi aktif dalam PBM. Artinya jika peserta didik merasakan kesenangan dan ikut aktif dalam PBM penjas maka dapat dikatakan minat belajar peserta didik meningkat dan diharapkan bertahan hingga mata pelajaran penjas selesai. Salah satu modifikasi pembelajaran yang dapat dilakukan guru penjas salah satunya yaitu dengan menerapkan pendekatan taktis yang menitikberatkan pada aktivitas permainan yang membawa peserta didik dalam suasana senang, ceria dan gembira sehingga minat belajar peserta didik dalam PBM penjas meningkat dan relatif menetap sampai waktu pulang sekolah tiba.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut permasalahan pendidikan jasmani yang ada di SMAN 1 Sumber adalah pada pendekatan belajar yang guru terapkan dalam proses pembelajaran penjas dengan menggunakan pendekatan teknis yang berpengaruh terhadap peserta didik merasakan kelelahan yang berlebihan, bosan dan jenuh yang mengakibatkan peserta didik kurang berminat dalam mengikuti penjas. Sehingga, perlu adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran penjas. Dalam hal ini, peneliti ingin memberikan sebuah perlakuan pendekatan belajar yang akan diberikan kepada peserta didik pada saat pembelajaran penjas berlangsung. Model pembelajaran penjas yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Sehingga, yang akan dilihat adalah minat belajar peserta didik pada materi sepakbola. Maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah Apakah pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih tinggi dan signifikan dibandingkan dengan pendekatan teknis terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon?
(20)
9
Donny Suhartono, 2013
D. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba menjabarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Tujuan penelitian tersebut yaitu Untuk menggungkap perbedaan yang signifikan antara pendekatan taktis dengan pendekatan teknis terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.
E. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses pembelajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha menanamkan arti pentingnya mengunakan sebuah pendekatan pembelajaran.
2. Secara praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan mengenai pembelajaran pendekatan taktis dengan pendekatan teknis terhadap minat belajar. Hal ini dapat diharapkan bisa membantu guru pendidikan jasmani dalam mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran.
F. Pembatasan Masalah
Batasan masalah bukan batasan pengertian. Menurut Arikanto (2007:14)
menjelaskan bahwa “...batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan masalah sebenarnya adalah batasan
permasalahan”.
Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas, dan untuk memperoleh gambaran yang jelas maka perlu adanya batasan masalah penelitian sebagai berikut:
(21)
10
Donny Suhartono, 2013
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perbandingan pengaruh pendekatan taktis dengan pendekatan teknis Terhadap Minat Belajar pada pembelajaran sepakbola.
2. Dalam proses pengambilan data hanya fokus pada minat belajar mata pelajaran penjas khususnya pada pembelajaran sepakbola.
3. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan pendekatan atau metode yang diberikan kepada sampel.
4. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penulisan ini adalah pendekatan taktis dan pendekatan teknis, sedangkan variable terikat dalam penulisan ini adalah minat belajar pada pembelajaran sepakbola.
5. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sumber dan sampelnya yang pengambilannya dilakukan secara random maka didapatlah peserta didik kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon yang mendapatkan materi permainan sepakbola.
G. Penjelasan Istilah
Arikunto (2007:12) menjelaskan mengenai batasan istilah sebagai berikut:
Batasan istilah adalah bagian dari proposal maupun laporan penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan penelitiannya. Pentingnya peneliti memberikan penjelasan tenteng pengertian ini agar pihak lain yang berkepentingan dengan peneliti tersebut mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti. Sehingga agar tidak terdapat kesalah pahaman dan salah penafsiran terhadap ruang lingkup penelitian ini maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting dalam penelitian ini.
Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian “Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa Dalam pembelajaran SepakBola” dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendidikan jasmani menurut Lutan (1992:7) adalah Pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani, termasuk olahraga, yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing,
(22)
11
Donny Suhartono, 2013
diharapkan dapat tercapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual.
2. Pendekatan taktis menurut Subroto (2000:5) adalah Pembelajaran keterampilan teknik tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian teknik yang terpisah, namun sekaligus didalam suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya.
3. Model pembelajaran teknis menurut Dick yang dikutip Suparlan (2009:11) adalah proses kegiatan latihan aktivitas fisik yang dilaksankan secara bertahap untuk mengkoordinasikan pola-pola gerak dasar menjadi satu-kesatuan.
4. Minat menurut Doyle Fryer yang dikutip Nurkancana dan Sumartana (1986:229) yaitu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.
5. Sepakbola menurut Sucipto, dkk (2000:7) adalah permainan beregu yang setiap regunya terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang, masing-masing regu berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.
(23)
Donny Suhartono, 2013
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1998:131) bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatutujuan”. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.
Dalam penelitiannya ini penulis menggunakan metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2009:72) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati.
Berdasarkan sifatnya dari penelitian eksperimental, maka dalam metode eksperimen ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah pendekatan taktis dengan pendekatan teknis untuk diketahui pengaruhnya terhadap minat belajar peserta didik dalam pembelajaran sepakbola.
(24)
52
Donny Suhartono, 2013
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk mempelajari dan kemudian tarik kesimpulannya. Dari pernyataan diatas penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas X, XI dan XII SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/2013. Dengan alasan penulis menganggap karakteristik yang relatif homogen, artinya minat peserta didik terhadap mata pelajaran setelah peserta didik mengikuti pembelajaran penjas relatif rendah khususnya dalam pembelajaran permaianan sepak bola yang tampak secara keseluruhan.
Mengenai sampel Sugiyono (2011:81) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Lebih lanjut Arikunto (2002:104) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian atau mewakili sebagian populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini penagambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling dengan maksud suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sugiyono (2013:120) menjelaskan tentang pengertian sampel random sampling adalah sebagai berikut: “merupakan salah satu cara pengambilan sampel dimana sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu”.
Berdasarkan penjelasan tersebut penulis mengambil sampel peserta didik sacara acak dengan cara mengundi, maka didapatlah kelas XI IPS 1 sebagai kelompok kontrol yang mendapatkan pembelajaran sepakbola dengan menggunakan pendekatan teknis dan XI IPS 2 sebagai kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis.
Tabel 3.1
Distribusi Sampel Mata Pelajaran Penjas dalam Permainan Sepak Bola
Pendekatan pembelajaran Kelas Kelompok
Pendekatan Taktis Xi IPS 1 Ekperimen
(25)
53
Donny Suhartono, 2013
C. Desain Penelitian
Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, penggunaan desain dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design, yakni suatu desain yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sugiyono (2011:112) menjelaskan dalam pola sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pretest-posttest control group design
Kelompok Pre Test Treatment/ perlakuan Post test Eksperimen
(pendekatan taktis) O1 X1 O2
Kontrol
(pendekatan teknis) O3 X2 O4
Keterangan:
X1 adalah Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu model pendekatan taktis
X2 adalah Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok kontrol yaitu model pendekatan teknis
O1 adalah pretest yang dilakukan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan taktis pada permbelajaran sepakbola O3 adalah pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontol dengan
menggunakan pendekatan teknis pada pembelajaran sepakbola O2 adalah posttest yang dilakukan pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan pendekatan taktis pada pembelajaran sepakbola O4 adalah posttest yang dilakukan pada kelompok kontrol dengan
menggunakan pendekatan teknis pada pembelajaran sepakbola
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan maka, dapat dibuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
(26)
54
Donny Suhartono, 2013
Bagan 3.1
Langkah-Langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Mengenai instrumen ini, Arikunto (2002:138) menerangkan sebagai berikut:
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.
Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Dengan berdasarkan pada metode penelitian yang telah penulis pilih, maka yang menjadi instrumen penelitian adalah kuesioner atau angket, hal ini dikarenakan responden dapat meluapkan apa yang dirasakannya secara mandiri dengan obyektif dan cepat tanpa ada tekanan dan rasa takut dari siapa pun. Mengenai pengertian kuesioner atau angket Arikunto (2002:124) sebagai berikut: “Kuesioner adalah sejumlah
POPULASI
SAMPEL (KELOMPOK EKSPERIMEN) SAMPEL (KELOMPOK KONTROL)
PRETEST (TES AWAL) PRETEST (TES AWAL)
KELOMPOK EKSPERIMEN YANG PEMBELAJARANNYA DENGAN
PENDEKATAN TAKTIS
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
KELOMPOK KONTROL YANG PEMBELAJARANNYA DENGAN
PENDEKATAN TEKNIS
(27)
55
Donny Suhartono, 2013
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Adapun jenis angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup, menurut Arikunto (2002:28), “Angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih”. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan penulis menggunakan angket tertutup yaitu sebagai berikut:
a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif. b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.
c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.
Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya, angket dalam penelitian yaitu untuk peserta didik berisi pernyatan dan peserta didik diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS).
Agar memudahkan penulis dalam menyusun setiap butir pertanyaaan dalam kuesioner atau angket, penulis membuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu. Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Doyle Fryer yang dikutip Nurkancana dan Sumartana (1986:226) menjelaskan bahwa: “Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”. Kemudian Surya (1979:37) menyatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berasal dari dalam diri maupun dari luar, di antaranya: dari faktor potensial, yaitu intelegansia dan bakat dan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan”. Sedangkan Syamsudin (1981:7) mendeskripsikan tentang mekanisme perilaku manusia berdasarkan pembentukan dan perkembangan minat, yaitu: “Kebutuhan dirasakan, dorongan timbul, aktivitas dilakukan, dan tujuan dihayati”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka minat merupakan suatu gejala psikis atau aktivitas fisik yang diekspresikan melalui perasaan senang atau tertarik terhadap sesuatu objek atau bidang tertentu yang dipilih secara bebas. Selain itu juga minat merupakan salah satu aspek
(28)
56
Donny Suhartono, 2013
kepribadian yang diekspresikan dengan perhatian dan perasaan senang atau tertarik pada objek-objek yang mempunyai keterkaitan dengan dirinya.
Atas dasar uraian di atas, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan pembuatan pernyataan pada kisi-kisi mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak bola diadobsi berdasarkan pendapat di atas, antara lain; perasaan, dorongan, akibat, bakat, dan lingkungan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:
1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut.
2. Penyusunan Angket
Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert.
Data terkumpul dari angket berupa angka-angka yang dapat menunjukkan tentang minat belajar yang hendak diteliti. Skala yang penulis gunakan adalah dengan Skala Likert. Mengenai skala Likert, Sukardi (2003:146) menjelaskan sebagai berikut:
Skala ini telah banyak digunakan oleh para penulis guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para penulis dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Dalam altenatif jawaban terdapat rentang nomor dari angka lima sampai dengan angka satu. Angka lima menunjukkan bahwa pernyataan dalam angket melekat dalam diri responden, semakin rendah nomor yang responden pilih maka pernyataan tersebut semakin terisolasi jauh dari diri responden. Adapun kategori
(29)
57
Donny Suhartono, 2013
penyekoran untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 5. Kategori penyekoran setiap alternatif jawaban tampak dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184) sebagai berikut:
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
(30)
58
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Tentang Minat dalam Mengikuti Pembelajaran Sepak Bola Uji Coba Definisi Minat Variabel Sub
Variabel
Indikator No pernyataan No yang diacak Pernyataan
+ – + – + –
Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau
aktivitas yang menstimulir perasaan senang
pada individu. (Doyle Fryer yang dikutip Nurkancana
dan Sumartana (1986:226)) Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat berasal dari dalam diri maupun
dari luar, di antaranya: dari faktor potensial, yaitu intelegansia dan bakat dan faktor
eksternal diperoleh dari lingkungan. (Surya (1979:37)) Mendeskripsikan tentang mekanisme perilaku manusia berdasarkan pembentukan dan perkembangan minat, yaitu: “Kebutuhan dirasakan, dorongan timbul, aktivitas dilakukan, dan tujuan dihayati”. (Syamsudin (1981:7)) MINAT SISWA Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka minat merupakan suatu gejala psikis atau aktivitas fisik yang diekspresikan melalui perasaan senang atau tertarik terhadap sesuatu objek atau bidang tertentu yang dipilih secara bebas. Selain itu
juga minat merupakan salah satu aspek kepribadian yang diekspresikan dengan perhatian dan perasaan senang atau tertarik pada objek-objek yang mempunyai keterkaitan dengan dirinya. Perasaan Dorongan Akibat Bakat Lingkungan
1.Peserta didik mengekspresikan rasa Senang saat pembelajaran sepak bola.)
2.Pembelajaran sepak bola
Memberi arti kepuasan kepada
peserta didik
1.Peserta didik memiliki Tujuan saat mengikuti pembelajaran sepak bola
2.Peserta didik merasa
membutuhkan ilmu saat proses pembelajaran sepak bola
3.Peserta didik merasakan
Keuntungan setelah mengikuti
pembelajaran sepak bola 1.Peserta didik mengalami
peningkatan Hasil Belajar
setelah mendapatkan pembelajaran sepak bola 2.Peserta didik mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat pembelajaran sepak bola Pengalaman
1.Peserta didik mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat pembelajaran sepak bola Intelegensi
1.Peserta didik mendapatkan dukungan dari Keluarga
untuk mengembangkan kemampuannya
2.Peserta didik mengikuti kegiatan latihan sepak bola yang ada di Masyarakat
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 1 21 39 23 31 37 29 35 25 19 3 7 17 27 13 9 33 15 11 5 30 24 22 34 28 36 38 16 32 40 6 4 26 10 2 18 8 12 14 20
1. Saya merasa senang jika mengikuti pembelajaran sepak bola
21.Meskipun saya hobi berbagai olahraga tetapi saya merasa senang jika mengikuti pembelajaran sepak bola
39.Saya puas mengikuti pembelajaran sepak bola 23.Kepuasan diri dapat dicapai dengan mengikuti
pembelajaran sepak bola
31.Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak bola, karena ingin mengetahui cara bermain sepak bola yang baik
37.Tujuan saya mengikuti pembelajaran sepak bola yaitu ingin mengembangkan kemampuan saya
29.Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak bola, karena saya senang olahraga
35.Bagi saya mengikuti pembelajaran sepak bola adalah suatu kebutuhan untuk menambah ilmu pengetahuan
25.Saya mendapatkan banyak keuntungan mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 19.Dorongan saya mengikuti pembelajaran sepak
bola adalah ingin sehat dan bugar 3. Hasil belajar sepak bola saya meningkat 7. Pembelajaran sepak bola yang saya dapatkan
saya terapkan dalam melakukan olahraga permainan
17.Saya mempunyai pengalaman banyak dari mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 27.Pengalaman bermain sepak bola saya
menambah setelah mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah
13. Kemampuan saya berkembang setelah mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 9. Karena mengerti peraturan permainan sepak
bola, maka saya memilih menjadi atlet sepak bola
33.Saya belajar sepak bola, karena keluarga mendukung saya untuk berolahraga
15.Keluarga berpatisipasi demi meningkatkan kemampuan saya dalam bermain sepak bola 11.Masyarakat sekitar tempat tinggal umumnya
menyukai olahraga sepak bola
5. Saya mengikuti latihan sepak bola di lingkungan masyarakat
30.Saya merasa malas jika mengikuti pembelajaran sepak bola
24.Walaupun saya bisa bermain sepak bola tetapi saya terbebanni jika mengikuti pembelajaran sepak bola
25.Hasil belajar sepak bola saya menurun
34.Jika waktu berolahraga untuk mengikuti belajar sepak bola saya rasa percuma
28.Saya lebih kepada mengikuti proses pembelajaran sepak bola saja
36.Saya terpaksa mengikuti belajar sepak bola, karena materi tersebut harus saya pelajari 38. Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak
bola, karena dipaksa oleh teman
16.Saya mengikuti pembelajaran sepak bola hanya sekedar berpatisipasi saja
32.Setelah saya mengikuti pembelajaran sepak bola belum pernah memperoleh keuntungan apapun 40. Setelah saya mengikuti pembelajaran sepak bola
kemampuan saya masih sama dengan kemampuan saya sebelum mendapatkan pembelajaran sepak bola
6. Saya kecewa mengikuti pembelajaran sepakbola 4. Hasil belajar sepak bola belum pernah saya
terapkan dalam olahraga permainan
26.Saya belum siap mengikuti pertandingan sepak bola, karena saya belum memiliki pengalaman dalam permainan sepak bola
10. Saya kurang memiliki bakat untuk belajar bermain sepak bola
2. Setelah mendapatkan pembelajaran sepak bola kemampuan saya masih sama dengan kemampuan saya sebelum mendapatkan pembelajaran sepak bola
18.Saya menyenangi sepak bola tetapi setelah saya belajar sepak bola disekolah saya kurang memilki kemajuan yang berarti
8. Saya kurang belajar sepak bola, karena keluarga menentang saya untuk berolahraga
12.Keluarga kurang berpatisipasi dalam meningkatkan kemampuan saya dalam bermain sepak bola
14.Olahraga sepak bola bukan olahraga yang diminati oleh masyarakat sekitar tempat tinggal 20.Saya lebih senang di rumah sehingga saya kurang
mengikuti latihan sepak bola di lingkungan masyarakat
(31)
59
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
E. Uji Coba Instrumen
Setelah angket tersusun dengan bentuk yang telah direncakan sebelumnya, maka selanjutnya harus diuji cobakan kepada responden (selain sampel penelitian) untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir soal yang diajukan menjadi instrumen penelitian.
Hal ini selaras dengan pernyataan dari Arikunto (2002:211) yang menyatakan bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.” Artinya suatu instrumen atau alat pengumpul data yang tidak baku maka harus mengukur kesahihan dan tingkat kepercayaan untuk mengungkap data dari variabel yang tepat agar dapat diterima sebagai alat ukur dalam penelitian yang dilakukan. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.
Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 di SMA Negeri 1 Sumber. Angket minat pembelajaran permainan sepak bola ini diuji cobakan kepada peserta didik kelas XII IPA 1 yang berjumlah 30 orang yang merupakan kelompok populasi yang bukan anggota sampel penelitian yang hendak diteliti.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen yang berpedoman pada buku aplikasi statistika dalam penjas oleh Bambang Abduljabar dan Jajat Sudrajat (2010) adalah sebagai berikut :
1. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan.
2. Menjumlahkan skor pada seluruh jumlah butir pernyataan.
3. Merangking skor responden dari yang skor yang tertinggi sampai yang terendah.
4. Memisahkan antara skor tertinggi (kelompok atas) dan skor terendah (kelompok bawah)
5. Menetapkan 27% responden kelompok atas (kelompok yang memperoleh skor tinggi)
(32)
60
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
6. Menetapkan 27% responden kelompok bawah (kelompok yang memperoleh skor rendah)
7. Mencari nilai rata-rata dari setiap butir pernyataan kelompok atas, dan nilai rata-rata setiap butir pernyataan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X
n X
Keterangan:
X = Nilai rata-rata untuk kelompok atas dan kelompok bawah
X = Jumlah skor n = Jumlah sampel.
8. Mencari simpangan baku dari setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1 2
n X X
S i
Keterangan:
S = Simpangan baku X = Skor rata-rata n = Jumlah sampel
(Xi–X)2 = Jumlah dari skor X yang dikurangi rata-rata X yang dikuadratkan.
9. Mencari nilai thitung untuk tiap butir soal kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus:
2 2 2
1 1 2
2 1
n S n S
X X t
(33)
61
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
Keterangan:
t = Nilai thitung tiap butir pernyataan
1
X = Nilai rata-rata kelompok atas
2
X = Nilai rata-rata kelompok bawah S12 = Simpangan baku kelompok atas S22 = Simpangan baku kelompok bawah n1 = Jumlah responden kelompok atas n2 = Jumlah responden kelompok bawah
Setelah nilai diketahui, maka selanjutnya membandingkan nilai
t
hitung yang telah dicari dengant
tabel dalam taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% dengan n = 30, maka nilait
tabel menunjukkan nilai 1,70. Sebuah butir tes dikatakan valid apabila setelah dilakukan pendekatan signifikansi yaitu jikat
hitung lebih besar dari atau sama dengant
tabel, maka pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai tes dalam pengumpulan data. Tetapi jika sebaliknyat
hitung lebih kecil darit
tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak dapat digunakan kembali dalam pengambilan data karena tidak signifikan pada tingkat kepercayaan tertentu. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel 3. 5.(34)
62
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Pembelajaran Sepak Bola t-tabel (dk = 30 dan = 0.05) =1.70
No. Soal t hitung t table Keterangan
1 2,73 1,70 Valid
2 3,90 1,70 Valid
3 8,82 1,70 Valid
4 2,67 1,70 Valid
5 9,08 1,70 Valid
6 7,36 1,70 Valid
7 12,0 1,70 Valid
8 10,39 1,70 Valid
9 2,72 1,70 Valid
10 2,90 1,70 Valid
11 3,19 1,70 Valid
12 13,89 1,70 Valid
13 9,72 1,70 Valid
14 9,84 1,70 Valid
15 11,24 1,70 Valid
16 8,07 1,70 Valid
17 7,12 1,70 Valid
18 2,18 1,70 Valid
19 2,73 1,70 Valid
20 10,26 1,70 Valid
21 3,77 1,70 Valid
22 3,34 1,70 Valid
23 3,41 1,70 Valid
24 2,66 1,70 Valid
25 2,49 1,70 Valid
26 5,03 1,70 Valid
27 11,31 1,70 Valid
28 1,33 1,70 Tidak Valid
29 3,42 1,70 Valid
30 -0,25 1,70 Tidak Valid
31 2,36 1,70 Valid
32 8,30 1,70 Valid
33 2,53 1,70 Valid
34 3,53 1,70 Valid
35 2,81 1,70 Valid
36 2,64 1,70 Valid
37 5,94 1,70 Valid
38 4,78 1,70 Valid
39 1,33 1,70 Tidak Valid
(35)
63
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa
Tabel 3.6
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Item Soal
Jenis Instrumen No Item Tidak Valid No Item Valid
Angket Minat Belajar dalam Pembelajaran
Sepak Bola
28, 30, 39
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan kelas XI IPA 1 yang berjumlah 30 orang yang merupakan kelompok populasi yang bukan anggota sampel penelitian yang hendak diteliti, selain itu pemilihan kelas XI IPA 1 dikarenakan kelas tersebut merupakan salah satu kelas yang sudah mendapatkan pembelajaran sepakbola. Maka diperolehlah beberapa butir pernyataan yang tidak valid. Terdapat tiga pernyataan yang tidak valid (7,5%), pernyataan tersebut terdapat pada nomor 28, 30, dan 39. Pernyataan yang tidak valid tersebut maka direvisi kembali sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan butir pernyataan yang dapat mengukur minat belajar peserta didik dalam pembelajaran sepakbola.
(36)
64
Tabel 3.7
Kisi-kisi Angket Minat dalam Pembelajaran Sepakbola Setelah Uji coba
Definisi Minat Variabel Sub
variabel Indikator
No Pernyataan
Valid Pernyataan
+ – + –
Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan
objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu. (Doyle Fryer yang dikutip Nurkancana
dan Sumartana (1986:226)) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berasal dari dalam diri
maupun dari luar, di antaranya: dari faktor
potensial, yaitu intelegansia dan bakat
dan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan. (Surya (1979:37)) Mendeskripsikan tentang mekanisme perilaku manusia berdasarkan pembentukan dan perkembangan minat, yaitu: “Kebutuhan dirasakan, dorongan timbul, aktivitas dilakukan, dan tujuan
dihayati”. (Syamsudin (1981:7))
MINAT SISWA Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka minat
merupakan suatu gejala psikis atau aktivitas fisik yang
diekspresikan melalui perasaan senang atau tertarik
terhadap sesuatu objek atau bidang tertentu yang dipilih secara bebas. Selain
itu juga minat merupakan salah
satu aspek kepribadian yang
diekspresikan dengan perhatian dan perasaan senang
atau tertarik pada objek-objek yang mempunyai keterkaitan dengan dirinya. Perasaan Dorongan Akibat Bakat Lingkungan
1. Peserta didik mengekspresikan rasa
Senang saat pembelajaran sepak
bola.)
2. Pembelajaran sepak bola Memberi
arti kepuasan kepada peserta didik
1. Peserta didik memiliki Tujuan saat mengikuti pembelajaran sepak bola 2. Peserta didik merasa
membutuhkan ilmu saat proses
pembelajaran sepak bola
3. Peserta didik merasakan
Keuntungan setelah mengikuti
pembelajaran sepak bola
1. Peserta didik mengalami peningkatan Hasil Belajar setelah mendapatkan pembelajaran sepak bola
2. Peserta didik mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat pembelajaran sepak bola
Pengalaman
1. Peserta didik mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat pembelajaran sepak bola
Intelegensi
1. Peserta didik mendapatkan dukungan dari Keluarga untuk mengembangkan kemampuannya 2. Peserta didik mengikuti kegiatan
latihan sepak bola yang ada di
Masyarakat 1 21 23 29 35 28 33 25 19 3 7 17 27 13 9 31 15 11 5 24 22 32 34 36 16 30 37 6 4 26 10 2 8 8 12 14 20
1. Saya merasa senang jika mengikuti pembelajaran sepak bola
21. Meskipun saya hobi berbagai olahraga tetapi saya merasa senang jika mengikuti pembelajaran sepak bola
23. Kepuasan diri dapat dicapai dengan mengikuti pembelajaran sepak bola
29. Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak bola, karena ingin mengetahui cara bermain sepak bola yang baik
35. Tujuan saya mengikuti pembelajaran sepak bola yaitu ingin mengembangkan kemampuan saya
28. Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak bola, karena saya senang olahraga
33. Bagi saya mengikuti pembelajaran sepak bola adalah suatu kebutuhan untuk menambah ilmu pengetahuan
25. Saya mendapatkan banyak keuntungan mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 19. Dorongan saya mengikuti pembelajaran sepak
bola adalah ingin sehat dan bugar 3. Hasil belajar sepak bola saya meningkat 7. Pembelajaran sepak bola yang saya dapatkan
saya terapkan dalam melakukan olahraga permainan
17. Saya mempunyai pengalaman banyak dari mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 27. Pengalaman bermain sepak bola saya menambah setelah mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah
13. Kemampuan saya berkembang setelah mengikuti pembelajaran sepak bola di sekolah 9. Karena mengerti peraturan permainan sepak bola, maka saya memilih menjadi atlet sepak bola
31. Saya belajar sepak bola, karena keluarga mendukung saya untuk berolahraga
15. Keluarga berpatisipasi demi meningkatkan kemampuan saya dalam bermain sepak bola 11. Masyarakat sekitar tempat tinggal umumnya
menyukai olahraga sepak bola
5. Saya mengikuti latihan sepak bola di lingkungan masyarakat
24. Walaupun saya bisa bermain sepak bola tetapi saya terbebanni jika mengikuti pembelajaran sepak bola
22. Saya kecewa mengikuti pembelajaran sepak bola
32.Jika waktu berolahraga untuk mengikuti belajar sepak bola saya rasa percuma
34.Saya terpaksa mengikuti belajar sepak bola, karena materi tersebut harus saya pelajari 36.Saya bersedia mengikuti pembelajaran sepak
bola, karena dipaksa oleh teman
16. Saya mengikuti pembelajaran sepak bola hanya sekedar berpatisipasi saja
30.Setelah saya mengikuti pembelajaran sepak bola belum pernah memperoleh keuntungan apapun
37.Setelah saya mengikuti pembelajaran sepak bola kemampuan saya masih sama dengan kemampuan saya sebelum mendapatkan pembelajaran sepak bola
6. Hasil belajar sepakbola saya menurun 4. Hasil belajar sepak bola belum pernah saya
terapkan dalam olahraga permainan
26. Saya belum siap mengikuti pertandingan sepak bola, karena saya belum memiliki pengalaman dalam permainan sepak bola
10.Saya kurang memiliki bakat untuk belajar bermain sepak bola
2. Setelah mendapatkan pembelajaran sepak bola kemampuan saya masih sama dengan kemampuan saya sebelum mendapatkan pembelajaran sepak bola
18. Saya menyenangi sepak bola tetapi setelah saya belajar sepak bola disekolah saya kurang memilki kemajuan yang berarti
8. Saya kurang belajar sepak bola, karena keluarga menentang saya untuk berolahraga 12. Keluarga kurang berpatisipasi dalam
meningkatkan kemampuan saya dalam bermain sepak bola
14. Olahraga sepak bola bukan olahraga yang diminati oleh masyarakat sekitar tempat tinggal
20.Saya lebih senang di rumah sehingga saya kurang mengikuti latihan sepak bola di lingkungan masyarakat
(37)
65
Donny Suhartono, 2013
Kisi-kisi kuesioner dalam tabel diatas digunakan dalam penyusunan butir-butir pernyataan untuk memperoleh data penelitian mengenai perbandingan minat belajar mata pembelajaran sepak bola antara kelompok peserta didik yang mendapatkan dua metode berbeda yaitu pendekatan taktis dan pendekatan teknis di SMA Negeri 1 Sumber.
Langkah berikutnya adalah menentukan reliabilitas untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan dari setiap butir pernyataan, sebagai berikut :
a. Membagi soal yang valid menjadi dua bagian yaitu soal yang bernomor genap dan soal yang bernomor ganjil.
b. Skor dari butir-butir soal yang bernomor genap dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir soal ganjil dijadikan variabel Y.
c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal yang bernomor genap dengan butir-butir soal yang bernomor ganjil, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment.
rxy =
2 2 2 2
n n
n
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang dicari XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y X2 = Jumlah skor X2
Y2 = Jumlah skor Y2
n = Jumlah banyaknya soal
d. Mencari reliabilitas seluruh butir pernyataan dengan menggunakan rumus Spearman Brown yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
= koefisien yang dicari
= dua kali koefisien korelasi
= satu tambah koefisien korelasi
(38)
66
Donny Suhartono, 2013
Adapun hasil perhitungan reliabilitas instrumen dari angket minat belajar mata pelajaran pasca penjas dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
√
√ Keterangan:
t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes
n – 2 = Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua
Tabel 3.8
Hasil Penghitungan Reliabilitas Instrumen dari Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sepak Bola
NO X (Ganjil) Y (Genap) X2 Y2 X.Y
1 114 111 12996 12321 12654
2 90 127 8100 16129 11430
3 104 119 10816 14161 12376
4 115 80 13225 6400 9200
5 91 77 8281 5929 7007
6 77 90 5929 8100 6930
7 89 71 7921 5041 6319
8 94 102 8836 10404 9588
9 104 99 10816 9801 10296
10 112 130 12544 16900 14560
11 107 115 11449 13225 12305
12 99 81 9801 6561 8019
13 89 89 7921 7921 7921
14 89 93 7921 8649 8277
15 87 88 7569 7744 7656
16 83 87 6889 7569 7221
17 93 98 8649 9604 9114
18 96 75 9216 5625 7200
19 96 89 9216 7921 8544
20 84 82 7056 6724 6888
∑ 1913 1903 185151 186729 183505
Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment I sebagai berikut:
(39)
67
Donny Suhartono, 2013
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
√
√ √ √
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh rhitung = 0,422 dan rhitung gabungan =0,593 sedangkan pada rtabel product moment diketahui bahwa dengan n = 30 (dk : n – 2 = 28) harga r 0,05 = 0,374. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini menunjukan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel. Hasil uji signifikansi korelasi menunjukan thitung = 1,975, sedangkan ttabel (dk = 28, a = 0,05) = 0.374. hasil ini berarti thitung lebih besar dari ttabel, ini menunjukan bahwa reliabilitas dari instrumen minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak bola signifikan.
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis
(40)
68
Donny Suhartono, 2013
diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket tersebut disebarkan kepada kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon pada tanggal 1-30 September, butir soal dari variabel angket minat siswa dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 37 soal dari 40 soal dari variabel angket minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sepak bola.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan cara-cara statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan rata-rata dengan uji t. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari Nilai Rata-Rata ( ̅) Dari Setiap Kelompok
̅= ∑xi n Keterangan:
̅ : rata-rata suatu kelompok n : jumlah sampel
xi : nilai data
∑xi : jumlah sampel suatu kelompok 2. Mencari Simpangan Baku
S = ∑√
2
√ Keterangan:
S : simpangan baku yang dicari n : jumlah sampel
∑(xi-x)2
(41)
69
Donny Suhartono, 2013
3. Uji Kenormalan Secara Parametrik Dengan Uji Liliefors, Dimana Prosedur Pengujiannya Adalah Sebagai Berikut:
a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan menggunakan rumus:
Zi = S
X Xi
b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,...Zn ∑Zi. Jika proporesi ini dinyatakan S (Zi), maka:
S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi N
d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0)
f. Kriteria pengujian Normalitas Liliefors, adalah:
Hipotesis ditolak apabila Lo > L table, Kesimpulan adalah populasi berdistribusi tidak Normal.
Hipotesis diterima apabila Lo < L table, Kesimpulan adalah populasi berdistribusi Normal
4. Menguji Homogenitas
2 2 2 1 S S F
Keterangan: 2
1
S = Varians dari kelompok lebih besar
2 2
S = Varians dari kelompok kecil
(42)
70
Donny Suhartono, 2013
1. Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05
5. Pengujian Signifikan
Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh atau tidak suatu pendekatan pembelajaran terhadap objek penelitian , dengan sebagai berikut:
a. Hipotesis
Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan satu pihak atau uji t satu arah dengan dengan rumus:
t =
n S
x 1 1
Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan (dk) = n-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak, dan begitu pula sebaliknya.
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t kesamaan rata-rata 1 pihak, dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
1) Pendekatan Taktis (Kelompok Eksperimen)
H0: μ1= 0, pendekatan teknis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
Ha: μ1> 0, pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
2) Pendekatan Teknis (Kelompok Kontrol)
H0: μ1= 0, pendekatan teknis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
Ha: μ1> 0, pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
(1)
69
3. Uji Kenormalan Secara Parametrik Dengan Uji Liliefors, Dimana
Prosedur Pengujiannya Adalah Sebagai Berikut:
a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan menggunakan rumus:
Zi =
S X Xi
b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,...Zn ∑Zi. Jika proporesi ini dinyatakan S (Zi), maka:
S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi N
d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0)
f. Kriteria pengujian Normalitas Liliefors, adalah:
Hipotesis ditolak apabila Lo > L table, Kesimpulan adalah populasi berdistribusi tidak Normal.
Hipotesis diterima apabila Lo < L table, Kesimpulan adalah populasi berdistribusi Normal
4. Menguji Homogenitas
2 2 2 1
S S F
Keterangan: 2
1
S = Varians dari kelompok lebih besar
2 2
S = Varians dari kelompok kecil
(2)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa Dalam Pembelajaran Sepakbola Di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05
5. Pengujian Signifikan
Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh atau tidak suatu pendekatan pembelajaran terhadap objek penelitian , dengan sebagai berikut:
a. Hipotesis
Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan satu pihak atau uji t satu arah dengan dengan rumus:
t =
n S
x
1 1
Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan (dk) = n-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak, dan begitu pula sebaliknya.
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t kesamaan rata-rata 1 pihak, dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
1) Pendekatan Taktis (Kelompok Eksperimen)
H0: μ1= 0, pendekatan teknis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
Ha: μ1> 0, pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
2) Pendekatan Teknis (Kelompok Kontrol)
H0: μ1= 0, pendekatan teknis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
Ha: μ1> 0, pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola.
(3)
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih tinggi dan signifikan dibandingkan dengan pendekatan teknis terhadap minat siswa pada pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon.
B. Saran
Saran-saran yang dapat peneliti Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah peneliti kemukakan di atas, berikut beberapa saran peneliti, diantaranya:
1. Bagi guru pendidikan jasmani perlu untuk menerapan model pendekatan taktis dan dapat dijadikan alternatif solusi untuk pembelajaran olahraga permainan khususnya dalam olahraga permainan sepakbola, karena berdasarkan penelitian pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih tinggi dan signifikan terhadap minat siswa dalam pembelajaran sepakbola di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon.
2. Bagi lembaga diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan memberikan banyak manfaat
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agara dapat menyempurnakan penelitian dengan wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis masih merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta materi.
Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan jasmani di Indonesia.
(4)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa Dalam Pembelajaran Sepakbola Di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam
Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.
Abduljabar, Bambang. 2011. Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Ahmadi, Nuril. (1997). Panduan Olahraga Bolavoli. Surakarta: Era Pustaka Utama.
Amung Ma’mun dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Voli. Dirjen Dikdasmen, Depdiknas, 2001
Arikunto, Suharsimi. (1992). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemin Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Belatasar, Tarigan. (2009). Optimal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga: sebuah Analisis Kritis. Bandung:
FPOK UPI.
Buchori, Ahmad. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara baru. Damiri, Ahmad. (1992). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Dikdasmen. (2004). Konsep-konsep Dasar Penjas SMA. (Online). Tersedia:
http://www.docstoc.com/docs/1991916/
Hoedaya, Danu (2001). Esensi Pembelajaran Melalui Pendekatan Taktis. Bandung: Tarsito.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambal Kurnia.
Hurlock. (1981). Devolepmental Psychology Life-Span Approach. New Delhi: McGraw Hill Inc.
Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Kartini, kartono. (1994). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa
(5)
83
Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Presindo.
Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2001). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. PPN. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Sartiwi. (1993). Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soedjono. 1985. Sepakbola: Taktik dan Kerjasama. Yogyakarta: PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.
Subroto, Toto (2000). Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Di
Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis, Jakarta: Dirjen
Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.
Sucipto, dkk. (2000). Sepak Bola. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A (2008). Bahan Ajar Diklat PLPG UPI. Bandung
(6)
Donny Suhartono, 2013
Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis Terhadap Minat Siswa Dalam Pembelajaran Sepakbola Di SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sukatamsi, (1992:19). http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psy-ab&q=dasar+permainan+sepakbola+menurut+sukatamsi+1992:19&oq=da sar+permainan+sepakBola.
Sukatamsi, (2001). Permainan Besar Sepak Bola. Jakarta: Pusat Penerbitan
Sukintaka, (1983). Permainan dan Metodik. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparlan, A. (2009). Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Dan
Teknis Berdasarkan Pada Kemampuan Keterampilan Awal Yang Berbeda Terhadap Keterampilan Bermain Softball. Tesis PPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito
Surya, M. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung:Jurusan PPB FIP IKIP
Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada Syamsudin, Abin. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.
Usman, E dan Juhaya S. Praja. (1985). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Yudiana, Y dkk. 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia
http://repository.upi.edu/operator/s_jrm_060079_chapter4.pdf diunduh 26 maret