Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH HUTANG, OPERATING RATIO, EARNING POWER OF TOTAL INVESMENT, WORKING CAPITAL, QUICK RATIO TERHADAP DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH

POLTAK KRISTIAN PANGARIBUAN 110522154

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for the Owners, Working Capital,

Quick Ratio berpengruh terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan

Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma , kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2015

Poltak Kristian Pangaribuan NIM : 110522154


(3)

ABSTRAK

PENGARUH HUTANG, OPERATING RATIO, EARNING POWER OF

TOTAL INVESMENT, MODAL KERJA, QUICK RATIO TERHADAP

DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PERIODE TAHUN 2009- 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan Pelaksanaan operasional suatu perusahaan yang harus berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan, baik mengenai pengolahan maupun pengadaan. Dan pada dasarnya tujuan utama dari para investor dalam menanamkan dananya

untuk memperoleh return yang disebut dengan dividen atau peningkatan investasi

di masa yang akan datang serta meningkatkan kesejahteraan perusahaan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power Of Total

Invesment, Modal Kerja, dan Quick Ratio terhadap Deviden Tunai.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013 yang berjumlah 15 perusahaan.

Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling

method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen

yang digunakan adalah Hutang, Operating Ratio, Earning Power Total Invesment,

Modal Kerja dan Quick Ratio . Sedangkan variabel dependen adalah Deviden

Tunai.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial hutang berpengaruh signifikan

terhadap Deviden tunai, (2) Operating ratio, Earning Power of Total, Modal

Kerja, dan Quick Ratio secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap Deviden Tunai, (3) secara simultan Hutang, Operating Ratio, Earning

Power Total Invesment, Modal Kerja, dan Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Deviden Tunai. Besarnya variabel independen terhadap dependen variabel yang diukur melalui koefisien determinasi adalah sebesar 84,8 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Hutang, Operating Ratio, Earning Power Of Total Invesment,Modal


(4)

ABSTRACT

Effect of Debt, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio, of Cash Dividend in Plantation Period 2009-2013

This research is motivated by the implementation of the operations of a company that should be guided by the work plan set by the management policy Companies, both regarding processing and procurement. And basically the main goal of the investors in their funds to obtain the return of the so-called dividend or an increase in investment in the future and to improve the welfare of the company in the future.

Based on the above, the study aims to determine the effect of Debt,

Operating Ratio, Earning Power Of Total Investment, Working Capital, and

Quick Ratio to Cash Dividend.

The population in this study are listed plantation company in Indonesia Stock Exchange period 2009- 2013, amounting to 15 companies. The samples were taken by using purposive sampling method. Data used is secondary data. The

independent variables used were Debt, Operating Ratio, Total Earning Power

Investment, Working Capital and the Quick Ratio. While the dependent variable is the Cash Dividend.

The data analysis technique used is multiple linear regression. The results showed that: (1) Partially significant effect on dividend payable in cash, (2)

Operating ratio, Earning Power of Total, Working Capital, and the Quick Ratio

partially there is no significant effect on the Cash Dividend, (3) simultaneously

Debt, Operating Ratio, Total Earning Power Investment, Working Capital, and

the Quick Ratio positive and significant effect on the dependent variable is Cash Dividend. The amount of the independent variable on the dependent variable that is measured through the coefficient of determination is equal to 84.8%, while the rest influenced by other factors.

Kata Kunci: Debt, Operating Ratio, Earning Power of Total Invensment, Working Capital, Quick Ratio, Cash Dividend


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan untuk boleh menikmati masa- masa perkuliahan

sampai akhirnya dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of

Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2013.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih banyak buat keluarga tercinta orang tua penulis ( T R Pangaribuan dan N br Sianipar) serta kakak ( Indriani, Lenny, Sry Yanti, Edison) yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa melalui doa, kasih sayang yang selalu diberikan dengan tulus selama ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.,Ak.,CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Drs.Hotmal Jafar,MM.,Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs.Firman Syarif ,M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia Ismail,MM.,Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M Utama Nasution, MM.,Ak selaku Dosen Pembimbing penulis

yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu DR Rina BR Bukit, SE, Msi, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sahabat- sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini Lopiani, Ernita, Cenji, Cinbon, Gelora, dan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu. Seluruh teman- teman Padus BMPD-SU, Djarum Black Community dan Keluarga Besar Bus Samsat Keliling 1.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Mei 2015 Penulis

Poltak Kristian Pangaribuan NIM: 110522154


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Modal Kerja ... 10

2.1.2 Unsur Modal Kerja ... 10

2.1.3 Peranan Modal Kerja ... 11

2.1.4 Macam- macam Modal Kerja ... 12

2.1.5 Manajemen Modal Kerja ... 15

2.1.6 Sumber Pemenuhan Modal Kerja ... 16

2.1.7 Penggunaan Modal Kerja ... 16

2.1.8 Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 17

2.1.9 Perputaran Modal Kerja ... 18

2.1.10 Profitabilitas ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis ... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 31

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data... 35


(8)

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35

3.8.2 Model Analisis Data ... 36

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.9.1 Uji Normalitas ... 36

3.9.2 Uji Multikolinearitas ... 39

3.9.3 Uji Autokorelasi ... 39

3.9.4 Uji Heteroskedasitas ... 40

3.10 Pengujian Hipotesis ... 42

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 42

3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial) ... 44

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46

4.2 Hasil Penelitian ... 62

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 62

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 63

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 67

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 68

4.2.2.4 Uji Heteroskedatisitas ... 69

4.2.3 Analisis Linear Berganda ... 72

4.2.4 Uji Hipotesis ... 73

4.2.4.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)... 73

4.2.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)... 75

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi ( R2) ... 75

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 19

3.1 Defenisi Operasional Variabel... 26

3.2 Daftar Perusahaan Perkebunan ... 28

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 56

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 61

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

4.4 Hasil Uji Run Test ... 63

4.5 Hasil Uji Glejser ... 65

4.6 Coefficientsa ... 66

4.7 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 69

4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 71


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual ... 21

4.1 Grafik Histogram... 59

4.2 Grafik P- Plot... 60


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

1 Daftar Sampel Penelitian... . 1 2 Perhitungan Rasio Variabel Dependen dan Independen ... . 2 3 Hasil Output SPSS 22 ... 3


(12)

ABSTRAK

PENGARUH HUTANG, OPERATING RATIO, EARNING POWER OF

TOTAL INVESMENT, MODAL KERJA, QUICK RATIO TERHADAP

DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PERIODE TAHUN 2009- 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan Pelaksanaan operasional suatu perusahaan yang harus berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan, baik mengenai pengolahan maupun pengadaan. Dan pada dasarnya tujuan utama dari para investor dalam menanamkan dananya

untuk memperoleh return yang disebut dengan dividen atau peningkatan investasi

di masa yang akan datang serta meningkatkan kesejahteraan perusahaan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power Of Total

Invesment, Modal Kerja, dan Quick Ratio terhadap Deviden Tunai.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013 yang berjumlah 15 perusahaan.

Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling

method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen

yang digunakan adalah Hutang, Operating Ratio, Earning Power Total Invesment,

Modal Kerja dan Quick Ratio . Sedangkan variabel dependen adalah Deviden

Tunai.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial hutang berpengaruh signifikan

terhadap Deviden tunai, (2) Operating ratio, Earning Power of Total, Modal

Kerja, dan Quick Ratio secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap Deviden Tunai, (3) secara simultan Hutang, Operating Ratio, Earning

Power Total Invesment, Modal Kerja, dan Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Deviden Tunai. Besarnya variabel independen terhadap dependen variabel yang diukur melalui koefisien determinasi adalah sebesar 84,8 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Hutang, Operating Ratio, Earning Power Of Total Invesment,Modal


(13)

ABSTRACT

Effect of Debt, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio, of Cash Dividend in Plantation Period 2009-2013

This research is motivated by the implementation of the operations of a company that should be guided by the work plan set by the management policy Companies, both regarding processing and procurement. And basically the main goal of the investors in their funds to obtain the return of the so-called dividend or an increase in investment in the future and to improve the welfare of the company in the future.

Based on the above, the study aims to determine the effect of Debt,

Operating Ratio, Earning Power Of Total Investment, Working Capital, and

Quick Ratio to Cash Dividend.

The population in this study are listed plantation company in Indonesia Stock Exchange period 2009- 2013, amounting to 15 companies. The samples were taken by using purposive sampling method. Data used is secondary data. The

independent variables used were Debt, Operating Ratio, Total Earning Power

Investment, Working Capital and the Quick Ratio. While the dependent variable is the Cash Dividend.

The data analysis technique used is multiple linear regression. The results showed that: (1) Partially significant effect on dividend payable in cash, (2)

Operating ratio, Earning Power of Total, Working Capital, and the Quick Ratio

partially there is no significant effect on the Cash Dividend, (3) simultaneously

Debt, Operating Ratio, Total Earning Power Investment, Working Capital, and

the Quick Ratio positive and significant effect on the dependent variable is Cash Dividend. The amount of the independent variable on the dependent variable that is measured through the coefficient of determination is equal to 84.8%, while the rest influenced by other factors.

Kata Kunci: Debt, Operating Ratio, Earning Power of Total Invensment, Working Capital, Quick Ratio, Cash Dividend


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan operasional suatu perusahaan harus berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan tersebut, baik mengenai pengolahan maupun pengadaan. Sekarang ini para pelaku pasar dapat memasuki dunia investasi dengan sangat mudah karena didukung oleh keterbukaan informasi. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para investor. Bagi seorang investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan ada hal- hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan apakah

investasi tersebut mampu memberikan rate of return yang diharapkan atau tidak.

Para investor juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai prospek suatu perusahaan. Dan pada dasarnya tujuan utama dari para investor dalam menanamkan dananya untuk memperoleh

return yang disebut dengan dividen atau peningkatan investasi di masa yang akan datang serta meningkatkan kesejahteraan dimasa yang akan datang.

Kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak manajemen, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan yang disebut kebijakan dividen (Rosdini, 2009). Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Di pihak lain, perusahaan


(15)

juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan juga untuk memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham. Tentunya hal ini akan menjadi unit karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham agar mendatangkan keuntungan. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegam saham dan manajemen perusahaanyang dapat mempunyai kepentingan berbeda. Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan seperti konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham yang disebabkan satu pihak dimana, pihak manajemen perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut namun dipihak lain para pemegang saham ingin memperoleh return dana yang telah mereka investasikan tersebut. Kedua hal ini sangat bertentangan sehingga sulit dilakukan kedua duanya dalam waktu yang bersamaan. Karena semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan maka semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan akibatnya adalah dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Untuk menjaga kedua kepentingan manajer keuangan harus menempuh kebijakan dividen yang optimal yaitu dengan menciptakan keseimbangan antara pembayaran deviden saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan datang.

Dalam hal pembayaran dividen (Hidayati: 2006) mengatakan pembayaran dividen dalam bentuk tunai atau kas lebih banyak diinginkan investor daripada


(16)

bentuk yang lain, karena pembayaran tunai membantu mengurangi ketidakpastiaan dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas dividen merupakan faktor penting yang harus perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan.

Mengingat akan arti pentingnya laba, baik bagi perusahaan maupun bagi pihak investor, dimana perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sementara di lain pihak investor, mereka mengharapkan adanya pembagian keuntungan atas laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investor memperoleh apa yang diinginkan sehingga investor tidak mengalihkan investasinya keperusahaan lain.

Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil akan mempunyai perhatian yang sangat besar dibidang keuangan terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju yang menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat khususnya perusahaan yang sejenis. Belum lagi karena kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengalami keruntuhan atau bangkrut. Oleh karena itu agar perusahaan dapat bertahan atau dapat tumbuh berkembang maka perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan baik dan dianalisi dengan baik dan tepat.


(17)

Dalam penelitian ini hal yang perlu diperhatikan dan diketahui adalah bagaimana perusahaan itu khususnya perusahaan perkebunan dapat menjaga pertumbuhan perusahaan itu dan juga tingkat kepercayaan para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan itu dengan asumsi atau harapan return dana yang diperoleh semakin meningkat setiap tahunnya melalui deviden tunai yang diperoleh setiap investor. Untuk mengambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan perkebunan yang dimaksud dalam penelitian ini, penelitian memperhatikan total hutang dan rasio keuangan perusahaan perkebunan tersebut.

Utang merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sebuah usaha. Baik perusahaan berskala besar maupun skala kecil. Utang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas pendanaan sebuah perusahaan sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.

Rasio keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) Quick ratio

atau rasio sangat lancar atau test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aset lancar tampa memperhitungkan nilai persediaan. Ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan, sedangkan perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayarkan

kewajibannya dibandingkan dengan aset lancar lainnya. (2) Operating ratio

digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil

angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik.(3) Earning power of total

invesment digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk


(18)

menghasilkan keuntungan bagi semua investor atau pemegang saham atau obligasi.

Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayarkan. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang, sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien sehingga mengakibatkan tingkat penjualan dalam perusahaan semakin rendah.

Sehubungan dengan hal tersebut dapat diambil suatu cara dimana modal kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah- ubah dibiayai dengan kredit jangka pendek. Untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi suatu perusahaan pengelolaan modal kerja harus digunakan secara efektif dan efisien. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya atau harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran perusahaan dalam kegiatan operasionalnya sehari- hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan juga tidak mengalami kekurangan atau masalah keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dapat dilihat dari ketepatan penggunaannya,


(19)

adapun penggunaan modal kerja menurut (Kamaruddin, 2002:103) adalah untuk: (1) Pembelian aset tetap, (2) Pembayaran utang dan pembelian saham, (3) Pembayaran Deviden dan (4) Pembayaran beban atau biaya- biaya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan analisis lebih lanjut temuan-

temuan empiris mengenai hutang, modal kerja dan rasio keuangan yaitu operating

ratio,earning power of total invesment, dan quick ratio khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam mempengaruhi pengembalian dana melalui deviden tunai yang diharapkan para investor perusahaan khususnya perusahaan perkebunan.

Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas dan juga melihat kembali dari penelitian terdahulu bahwa perusahaan sektor perkebunan sangat jarang digunakan sebagai bahan atau data penelitian maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning

Power of Total Investment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 -

2013”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Apakah hutang berpengaruh secara parsial terhadap deviden tunai pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

2. Apakah Operating Ratio berpengaruh secara parsial terhadap deviden tunai


(20)

3. Apakah Earning Power of Total Invesment berpengaruh secara parsial terhadap deviden tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

4. Apakah Working Capital berpengaruh secara parsial terhadap deviden tunai

pada Perusuahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

5. Apakah Quick Ratio berpengaruh secara parsial terhadap deviden tunai pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

6. Apakah Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment,Working

Capital, Quick Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Hutang,

1. Untuk mengetahui pengaruh hutang secara parsial terhadap deviden tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Operating Ratio secara parsial terhadap deviden

tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Power of Total Invesment secara parsial

terhadap deviden tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh Working Capital secara parsial terhadap deviden

tunai pada Perusuahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.

5. Untuk mengetahui pengaruh Quick Ratio secara parsial terhadap deviden tunai


(21)

6. Untuk mengetahui pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment,Working Capital, Quick Ratio secara simultan terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti,sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan khusunya

tentang Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working

Capital, Quick Ratio dan implikasinya terhadap deviden tunai.

2. Bagi perusahaan, manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan atau evaluasi

bagi kebijakan dalam memahami kinerja suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

3. Bagi investor atau calon investor manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan

untuk menilai kredibilitas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia khususnya sektor perkebunan dan pembuatan kebijakan- kebijakan di Bursa Efek Indonesia tersebut.

4. Untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Pustaka

2.1.1 Deviden Tunai

Deviden Tunai adalah Deviden yang dibagikan dalam bentuk cash atau tunai. Menurut Dewi Utari dkk ( 2014: 250) faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen ialah :

a. Hukum yang berlaku, Dividen harus dibayar dari laba bersih setelah pajak

tahun berjalan atau tahun lalu.

b. Perusahaan tak mampu membayar dividen. Perusahaan tidak boleh

membangun dividen jika tidak mampu membayar atau dalam keadaan bangkrut.

2.1.2 Kebijakan Dividen

Pada umumnya perusahaan ingin mempertahankan deviden yang stabil beberapa kebijakan dividen menurut Dewi Utari dkk ( 2014: 253) yaitu antara lain:

a. Kebijakan dividen stabil

Kebijakan yang demikian dapat mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi.

b. Kebijakan dividen residu

Kebijakan ini berorientasi pada ekspansi usaha karena pemegang saham lebih suka mengembangkan perusahaan daripada menerima deviden. Disamping itu instansi yang dibiayai dengan laba ditahan lebih baik daripada dengan utang


(23)

jangka panjang atau mengeluarkan saham baru karena biaya, modal dan laba ditahan sama dengan biaya modal saham biasa.

c. Kebijakan dividen kecil

Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa laba ditahan itu sangat fleksibel untuk mengembangkan usaha atau untuk menambah modal kerja.

d. Kebijakan dividen besar. Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa dengan

membayar dividen besar dapat menaikkan nilai saham sehingga banyak investor yang tertarik.

2.1.3 Prosedur Pembayaran Dividen Tunai

Pembayaraan dividen pada umumnya dilakukan sekali setahun. Tetapi jika disetujui oleh pemegang saham bisa dilakukan setiap 6 bulan atau bahkan 3 bulan sekali. Itu semua tergantung pada kemampuan perusahaan memperoleh laba. Prosedur pembayaran dividen adalah:

a. Tanggal pengumuman.

Komisaris perusahaaan dapat mengumumkan pembagian dividen pertanggal 15 november dan dibayar pertanggal 02 januari.

b. Tanggal pencatatan saham

Pemegang saham baru harus mencatat sahamnya selambat-lambatnya pertanggal 15 desember jika tidak maka dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham yang lama.

c. Tanggal pembayaran

pada umunnya perusahaan akan membayar dividen tanggal 2 atau 3 januari tahun berikutnya.


(24)

2.1.4 Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahan kepada pihak -pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal suatu perusahaan. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Hutang lancar

Hutang lancar yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaraan akan dilakukan dalam waktu kurang dari 12 bulan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

2) Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang yaitu kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya melebihi dari 1 tahun.

2.1.5. Operating Ratio

Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio operasional yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap penjualan yang terserap dalam biaya yang tinggi dan laba yang tersedia kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh management, tetapi juga factor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. Selisih antara net margin ratio (rasio laba bersih dengan penjualan) dengan 100%.

Menunjukkan persentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase ini dinamakan operating ratio atau rasio antara (Harga pokok penjualan + biaya operasi ) dengan penjualan bersih. (Munawir, 2004:100).


(25)

2.1.6. Earning Power of Total Invesment

Earning Power of total Invesment digunakan mengukur kemampuan manajemen perusahan dalam mengelola perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham + saham). Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:

2.1.7. Modal Kerja

Modal kerja adalah kekayaan atau aset yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari- hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.Menurut Weston dan Brigham (1999: 82) modal kerja secara umum dapat diartikan sebagai:

1. Seluruh aset lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau

konsep kuantitatif.

2. Aset lancar dikurangi utang lancar atau (Net Working Capital) atau konsep

kualitatif.

3. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan

atau Functional Working Capital atau konsep fungsional. Termasuk dana yng

berasal dari penyusutan.

2.1.8. Unsur Modal Kerja

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aset lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan- perkiraan yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Misalnya persediaan, untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mungkin hanya akun persediaan barang dagang sedangkan perusahaan manufaktur persediaannya akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi (Weston dan Brigham).


(26)

2.1.9. Peranan Modal Kerja

Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus- menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan harta tetap. Bagi perusahaan yang sedang berjalan, pembiayaan atau dana untuk melakukan pembelian bahan, membayar upah, membayar gaji, listrik dan sebagainya, tanpa harus menunggu diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat berjalan kontinue. Menurut Kamaruddin (2002: 108) Modal kerja mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat

pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran.

2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara

langsung dengan produksi dan penjualan.

Menurut H.indriyono dan H.Basri (2002:33) ada tiga konsep modal kerja yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Dalam konsep kuantitatif modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang- piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang singkat. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar.

2. Konsep Kualitatif

Dalam konsep kualitatif modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar- benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.atau dengan kata lain besarnya modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.

3. Konsep Fungsional

Dalam konsep Fungsional modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan


(27)

dalam satu periode (Accounting Curretn income) bukan pada periode

berikutnya (future income).

2.1.10 Macam- Macam Modal Kerja

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi dua yaitu:

a. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu sejumlah modal kerja

minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.

b. Modal kerja normal (Normal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang

digunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.

2. Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital)

yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat- saat tertentu dengan jumlah yang berubah- ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.Modal kerja variabel ini terdiri dari:

a. Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu sejumlah modal kerja

yang besarnya berubah- ubah disebabkan oleh perubahan musim.

b. Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang

besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

c. Modal kerja darurat( Emergency working capital) yaitu modal kerja yang

besarnya berubah- ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya).


(28)

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Volume penjualan yaitu faktor yang paling utama karena perusahaan

memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tingkat penjualan.

2. Kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan seperti : (1) Politik

penjualan kredit yaitu panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam satu periode, (2) Politik penentu persediaan besi dimana jika persediaan yang diinginkan tinggi,baik persediaan kas, persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan modal yang relatif besar dan sebaliknya bila ditetapkan persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang relatif rendah.

3. Pengaruh musim yaitu dengan adanya pergantian musim, akan dapat

mempengaruhi besar kecilnya barang dan jasa serta tingkat penjualan. Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi.

4. Kemajuan teknologi dimana perkembangan teknologi dapat mempengaruhi

atau mengubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis dengan demikian akan dapat mengurangi besarnya kebutuhan modal kerja. Tetapi dengan perkembangan teknologi maka perusahaan perlu mengimbangi dengan membeli alat- alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif besar.


(29)

Sedangkan menurut Kamaruddin(2002:16) faktor yang menentukan jumlah modal kerja adalah:

1. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (Produksi dan penjualan),

dimana semakin besar kegiatan perusahaan maka semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha , sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.

2. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai). Persediaan (dengan EOQ

= Econimic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan (tunai atau kredit).

3. Faktor lainnya adalah:

a. faktor- faktor ekonomi

b. peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat.

c. tingkat bunga yang berlaku.

d. peredaran uang.

e. tersedianya bahan- bahan di pasar.

f. kebijakan perusahaan lainnya.

2.1.11 Quick Ratio

Quick ratio atau rasio cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan dan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran dalam menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban tampa memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan harta yang tidak mudah diperoleh atau membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas walaupun sebenarnya persediaan lebih


(30)

2.2 Penelitian Terdahulu

Surya Warni Sibarani (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi terhadap deviden tunai dimana, pada penelitian ini antara laba akuntansi dan arus kas operasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai.

Weni Artika Sari (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden kas pada perusahaan perbankan

yang go public yang terdaftar di BEI. Dimana dalam penelitian ini secara parsial

bahwa laba bersih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas sedangkan arus kas operasi memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan dividen kas. Dan secara simultan antara laba bersih dan arus kas operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan dividen kas.

Tri Susilowati 2005 melakukan penelitian yang berjudul tentang pengaruh informasi laporan keuangan terhadap pendapatan deviden tunai (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode 1999- 2003) . Dalam penelitian ini Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh secra

signifikan tehadap deviden tunai. Sedangkan varibel ROI, ROE, Curren Ratio,

DTA, DER tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai. Yeti Meliany Lubis 2009 melakukan penelitian yang berjudul analisis factor factor yang mempengaruhi deviden tunai pada perusahaan manufaktur jenis

consumer good yang go public di Bursa Efek Jakarta. Dari hasil penelitian ini


(31)

pengauh signifikan terhadap deviden tunai, sedangkan variabel ROI, DTA, EPS, tidak memilliki hubungan signifikan terhadap deviden tunai.

Untuk lebih jelasnya kedua hasil penelitian diatas, dapat dilihat pada tabel 2.1 yaitu:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti

Variabel yang digunakan

Kesimpulan

1 Surya Warni Sibarani, 2011 Variabel independen: Laba akuntansi Arus kas operasi Variabel

dependen: Deviden tunai

1. Melalui nilai koefisien korelasi Spearman Rank (rs) antara laba akuntansi dengan deviden kas selama periode 2007-2009 berarti bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan deviden tunai. Nilai uji t juga mendukung kesimpulan menolak H01 dan menerima HA1 yang berbunyi

“terdapat hubungan yang signifikan

antara laba akuntansi dengan dividen

tunai”.

2. Melalui nilai koefisien korelasi Spearman Rank (rs) antara arus kas operasi dengan deviden tunai selama periode pengamatan bahwa terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan deviden tunai. Namun nilai uji t tidak mendukung kesimpulan ini menolak H02 dan menerima HA2 yang berbunyi

“terdapat hubungan antara arus kas


(32)

2 Weni Artika Sari, 2011

Variabel independen: Laba bersih Arus kas operasi Variabel

dependen: Deviden Kas

1. Secara parsial laba bersih memiliki hubungan dengan dividen kas perusahaan perbankan yang go publik

2. Secara parsial arus kas operasi memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan dividen kas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa arus kas operasi bukanlah hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur oleh manajemen dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan

3. Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dengan dividen kas.

3 Tri Susilowati 2005

Variabel Indenpenden ROI,ROE,

Current Ratio, DTA,DER,EPS Variabel Dependen: Deviden Tunai

Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh secra signifikan tehadap deviden tunai. Sedangkan varibel ROI,ROE,Curren Ratio,DTA, DER tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai.

4 Yeti Meliany Lubis 2009

Varibel Independen ROI,Cash Ratio, Current Ratio, DTA, EPS, DER,DPR

Variabel Dependen: Deviden Tunai

Secara parsial variable Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang memiliki pengauh signifikan terhadap deviden tunai, sedangkan variabel ROI, DTA,EPS, tidak memilliki hubungan signifikan tehdap deviden tunai.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel dependen

(Y) dalam penelitian ini adalah Deviden Tunai, sedangkan Hutang, Operating

Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio


(33)

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan dugaan yang logis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Erlina (2008:49) Hipotesis

merupakan “preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruksi yang

menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”. Sedangkan menurut

Sekaran (2006:135) Hipotesis dapat didefinisikan sebagai “hubungan yaang

Hutang (X1)

Operating Ratio (X2)

Earning Power Of Total Invesment (X3)

Working capital (X4)

Quick ratio (X5)


(34)

diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.

Variabel hutang merupakan semua kewajiban keuangan perusahan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hubungan antara hutang dan deviden tunai sangat lah erat karena jika hutang suatu perusahaan besar makan return dana yang dimiliki oleh perusahaan relatif kecil dan pembagian deviden kepada investor juga relatif kecil. Sama hal nya dengan Rasio keuangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Quick ratio merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai

persediaan( inventory) dimana variabel ini juga berkaitan erat dengan variabel

deviden tunai karena jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban maka kelangsungan hidup perusahaan tidak akan bertahan lama dan return dana yang

diharapkan investor akan sangat sulit untuk memperolehnya. (2) Operating ratio

digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik. Hubungan variabel operating ratio dengan deviden tunai adalah hubungan yang menunjukkan kinerja dan tata cara pengelolaan biaya yang dimiliki oleh perusahaan, dimana jika perusahaan itu mampu mengoperasionalkan biaya yang tersedia relatif kecil tetapi mampu memperoleh return yang relatif besar makan kinerja perusahaan itu dikatakan bagus karena mampu memberikan return yang lebih bagus dengan

biaya yang dikeluarkan relatif kecil. Sama halnya dengan Earning power of total


(35)

untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor atau pemegang saham atau obligasi, dimana semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan maka pembagian deviden kepada investor juga akan relatif banyak.

Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga return dana akan cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang dan dengan adanya return dana yang diperoleh maka para investor akan memperoleh deviden yang diharapkan.

Deviden merupakan sebagian laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagian kepada investor atau pemegang saham. Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan setelah perusahaan mampe memenuhi seluruh kewajiban tetap perusahaan yaitu beban bunga dan pajak. perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan lebih besar sebagai deviden, dimana semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.


(36)

Dari uraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Hutang berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI

H2: Operating Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial

pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI

H3: Earning Power of Total Invesment berpengaruh signifikan terhadap deviden

tunai secara parsial pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI

H4: Working Capital berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial

pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI

H5: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI

H6: Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working

Capital, Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara simultan pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI


(37)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori- teori melalui pengujian variabel- variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini

menjelaskan pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total

Investment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet

dengan situs www.idx.co.id dan website resmi masing- masing perusahaan

sampel. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari Hutang, Operating Ratio, Earning

Power of Total Investment,Working Capital, Quick Ratio.Variabel terikatnya adalah Deviden Tunai.


(38)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Deviden Tunai. Deviden Tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Deviden yang dibagikan dalam bentuk cash atau tunai yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai tahun 2013.

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Hutang

Hutang dalam penelitian ini merupakan variabel bebas pertama (X1). Hutang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kewajiban yang harus dipenuhi dan laksanakan kepada pihak lain yang melalui yang telah disetujui bersama. b) Operating Ratio

Operating Ratio dalam penelitian ini merupakan variabel bebas kedua (X2).

Operating Ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka ratio menunjukan kinerja yang semakin baik. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:

c) Earning Power of Total Invesment

Earning Power of Total Invesment dalam penelitian ini merupakan variabel

bebas ketiga (X3). Earning Power of Total Invesment yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen perusahan dalam mengelola perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:


(39)

d) Working Capital

Working Capital dalam penelitian ini merupakan variabel bebas kelima

(X5). Working Capital (MK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal

kerja konsep kualitatif kelebihan hutang lancar diatas aktiva lancar. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:

Working Capital (MK) = Aset Lancar – Hutang Lancar

e) Quick Ratio

Quick Ratio dalam penelitian ini merupakan variabel bebas keenam (X6).

Quick Ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mebayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rumus Quick Ratio adalah:


(40)

Untuk lebih jelasnya, operasional penelitian dalam penelitian ini terdaftar pada tabel 3.1yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel N

o

Variabel Penelitian Definisi Skala

1 Hutang

(X1)

Kewajiban yang harus di penuhi dan laksanakan kepada pihak lain yang melalui yang telah disetujui bersama.

Nominal

2 Operating Ratio

(X2)

Untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka ratio menunjukan kinerja yang semakin baik.

Rasio

3 Earning Power Of Total Invensment

(X3)

Untuk mengukur kemampuan manajemen perusahan dalam mengelola perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham + saham).

Rasio

4 Working Capital (X5)

Modal kerja konsep kualitatif kelebihan hutang lancar diatas aset lancar.

Rasio

5 Quick Ratio (X6) Untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar

kewajiban yang harus segera

dipenuhi dengan aset lancar yang lebih liquidasi

Rasio

7 Deviden Tunai (Y) Deviden yang dibagikan dalam bentuk cash atau tunai


(41)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 yang berjumlah 15 perusahaan.

3.5.2 Sampel

Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel

secara purpose sampling yaitu penetapan sampel dengan didasar pada kriteria

tertentu. Kriteria populasi untuk dipilih menjadi sampel adalah :

1. Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian (tahun

2009 sampai dengan 2013).

2. Perusahaan Perkebunan yang menyediakan data laporan keuangan lengkap

selama kurun waktu penelitian (tahun 2009 sampai dengan 2013).

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka diperoleh 11 sampel yang diperlihatkan dalam tabel ini.


(42)

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Perkebunan

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Keterangan

I II

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk   Sampel 1

2 ANJT PT. Austindo Nusantara Jaya

Tbk

 - Bukan

Sampel

3 BWPT PT. BW Plantion Tbk   Sampel 2

4 DNSG PT. Dharma Satya Nusantara

Tbk

 - Bukan

Sampel

5 GZCO PT. Gozco Plantation Tbk  - Sampel 3

6 JAWA PT. Jaya Agra Wattie Tbk   Sampel 4

7 LSIP PT. PP Lonsum Sumatera

Indonesia Tbk

  Sampel 5

8 MAGP PT.Multi Agro Gemilang

Plantation Tbk

 - Bukan

Sampel

9 PALM PT. Provident Agro Tbk   Sampel 6

10 SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk   Sampel 7

11 SIMP PT. Salim Ivomas Pratama Tbk   Sampel 8

12 SMAR PT. Sinar Mas Agro Resources

and Tehcnology Tbk

  Sampel 9

13 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana

Tbk

 - Bukan

Sampel

14 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk   Sampel 10

15 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk


(43)

3.6Jenis dan Sumber Data

penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan dari tahun 2009 - 2013. Data tersebut didapatkan melalui Website Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder dari laporan keuangan Perusahaan Perkebunan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,2008:206). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif tentang data setiap variabel- variabel penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai rata- rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari variabel dependen yaitu Deviden Tunai, dan variabel independen yaitu Hutang,

Operating ratio, Earning Power of Total Invesment,Working Capital, Quick Ratio

pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2013.


(44)

3.8.2 Model Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi

linier berganda ini digunakan untuk menguji Hutang, Operating ratio, Earning

Power of Total Invesment,Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai dengan persamaan sebagai berikut:

Y =

Dimana:

Y = Deviden Tunai X1 = Hutang

X2 = Operating Ratio

X3= Earning Power of Total Invesment X4= Working Capital

X5= Quick Ratio 3.9Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan menggunakan data sekunder dalam penelitian ini maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi diatas. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari:


(45)

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Priyatno (2008:28) jika analisis menggunakan metode parametric, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau jumlah sample sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah

statistic nonparametrik. Statitsik parametrik merupakan metode analisis yang digunakan untuk jenis data skala interval dan rasio dengan ukuran sample yang relative (Priyatno:2008).

Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekat normal.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak terdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka

metode yang digunakan adalah statistik non parametric.Untuk mendeteksi

normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan


(46)

Smirnov test (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang

kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai

berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis

statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnovtest (K-S).

Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho = Data residual terdistribusi normal


(47)

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka

Ho ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal.

b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka

Ho diterima, yang berarti data terdistibusi normal.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat

dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar

acuannya dapat disimpulkan:

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa

ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.9.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada


(48)

masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu (time series). Konsekuensi

adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat

menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan

tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu (Ghozali, 2005). Kriteria pengujian Autokorelasi dengan

menggunakan uji Run Test (Ghozali, 2006):

1. Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih besar dari 5% maka data

tidak mengalami autokorelasi.

2. Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih kecil dari 5% maka data

mengalami autokorelasi.

3.9.4 Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan


(49)

Dasar analisisnya:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk suatu pola tertentu,

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka

nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plots

memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan

mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin

sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin

keakuratan hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005). Dasar

pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan

sebagai berikut.

1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan

oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit

jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.


(50)

hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan

keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut:

1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik,

yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data

empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

3.10 Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-asumsi

klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas hipotesis 1 (H1)

sampai dengan hipotesis 2 (H2). Pengujian tingkat penting (Test of significance)

ini merupakan suatu prosedur dimana hasil sampel digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis (Gujarati, 1999) dengan alat analisis yaitu uji t, uji F

dan nilai koefisien determinansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikan

secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya of Return berada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Hutang, Operating

Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel dependen ( Ghozali, 2006).


(51)

Perumuskan Hipotesis:

a. H0 : bi = 0, artinya secara simultan Hutang, Operating Ratio, Earning Power

of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Tunai pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013.

b. Ha : bi ≠ 0, artinya secara simultan Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap Deviden Tunai pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013.

Adapun prosedur pengujiannya adalah melakukan perhitungan terhadap Fhitung kemudian membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Apabila Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi (α) <0,05 maka H0 menyatakan

bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen.

2. Apabila Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka H0 menyatakan

secara simultan semua variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji-t statistik yang dimaksud adalah untuk menguji pengaruh secara

parsial antara Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate

of Return for the Owners, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI dengan asumsi bahwa variabel


(52)

lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05). Uji ini

dilakukan sekaligus untuk melihat koefisien regresi secara individual variabel penelitian.

Perumusan hipotesis:

1. H0 : bi = 0, artinya secara parsial Hutang, Operating Ratio, Earning Power of

Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Tunai pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013.

2. Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment,Working Capital, Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap Deviden Tunai pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009- 2013.

Adapun prosedur pengujiannya adalah melakukan perhitungan terhadap Fhitung kemudian membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Apabila Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi (α) <0,05 maka H0 menyatakan

bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berarti secara parsial semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Apabila Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka H0 diterima,

yang berarti secara parsial semua variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.


(53)

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai yang digunakan adalah

adjusted R2 karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 PT.Astra Agro Lestari Tbk

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang management bahan-bahan perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, teh, cokelat dan minyak masak, Perusahaan yang telah berdiri sejak tanggal 3 Oktober 1988 ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah memenuhi berbagai segmen pasar, baik di dalam dan luar negeri. Perusahaan ini memperluas cakupan bisnisnya dengan merangkul induk perusahaannya yakni PT Astra International Tbk yang memutuskan untuk menciptakan bisnis baru di sektor perkebunan singkong dan karet. Di samping itu, karena bisnis kelapa sawit terlihat sangat menjanjikan di pasaran membuat AALI mencoba peruntungan untuk lebih fokus dalam pengembangan bisnis kelapa sawit.

Pada tahun 1984, management bersama PT Tunggal Perkasa Plantations yang telah memiliki lebih dari 15.000 hektar perkebunan kelapa sawit yang terletak di Riau, Sumatera bekerja dalam pertumbuhan produksi kelapa sawit. Beberapa tahun kemudian, pada 1988 PT Astra International Tbk memutuskan untuk membentuk bisnis kelapa sawit terbaru yang berlabel PT Suryaraya Cakrawala untuk lebih memperkokoh kedudukan industri ini. Selanjutnya, pada tahun 1989 perusahaan ini kembali berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga yang pada akhirnya bersama PT Suryaraya Bahtera merger membentuk perusahaan baru bernama PT Astra Agro Lestari pada tahun 1997.


(55)

Sejak Desember 1997, perusahaan ini telah berhasil masuk dalam daftar saham di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham publik sebesar 20,3%. Setelah mengalami merger, akuisisi dan mengalami beberapa perkembangan, PT Astra Agro Lestari Tbk berhasil membukukan total aset sebesar Rp. 12,42 triliun pada akhir 2012. Hingga sekarang, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 28.109 orang karyawan yang bertanggungjawab untuk mengelola lebih dari 272.994 hektar perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan sulawesi. Salah satu bentuk prestasi yang ditorehkan AAIL adalah berhasil mendapatkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tanggal 8 Maret 2013. Dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap perkembangan kelapa sawit Indonesia, AAIL ke depannya diharapkan bisa menjaga eksistensinya sebagai perusahaan sektor perkebunan yang paling produktif dan inovatif di dunia.

4.1.2 PT Gozco Plantation Tbk

PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) (GZCO)

didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat Gozco terletak di Gedung Graha Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GZCO adalah PT Golden Zaga Indonesia (27,53%), Wildwood Investment Pte., Limited (26,37%) dan Amfraser Securities Pte., Limited (7,84%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang


(56)

berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri. Saat ini kegiatan usaha GZCO adalah pengembangan dan pengoperasian perkebunan, perdagangan dan pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati (crude palm oil) melalui anak-anak usaha.

4.1.3 PT Tunas Baru Lampung Tbk

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) didirikan tanggal 22 Desember

1973. Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma Budi, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Lampung, Surabaya, Tangerang, Palembang dan Kuala Enok, dengan

perkebunan yang terletak di Terbanggi Besar – Lampung Tengah dan Banyuasin –

Sumatera Selatan, sedangkan perkebunan anak perusahaan terletak di Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Kalimantan Barat dengan jumlah lahan perkebunan kurang lebih seluas 99,60 ribu hektar. Adapun jumlah luas lahan yang ditanami kurang lebih seluas 57,32 ribu hektar.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang pertanian, industri, perdagangan, pembangunan, jasa dan pengangkutan. Perusahaan dan anak perusahaan (Grup) tergabung dalam kelompok usaha PT Sungai Budi. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa, minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) dan sabun, serta bidang perkebunan kelapa sawit, nanas, jeruk, kelapa hibrida dan tebu


(57)

4.1.4 PT.PP London Sumatera Indonesia Tbk

Sejarah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 dengan kiprah Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama "Lonsum", berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, memiliki hampir 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia.

Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan.

Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Bidang bisnis Lonsum mencakup pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan, pemprosesan dan penjualan produk-produk kelapa sawit, karet, kakao dan teh. Perseroan saat ini memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan.


(58)

Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama.(http://www.londonsumatra.com/)

4.1.5 PT Sampoerna Agro Tbk

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) didirikan 07 Juni 1993 dengan nama PT

Selapan Jaya dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1998. Kantor pusat SGRO berlokasi di Jalan Basuki Rahmat No. 788, Palembang, Sumatera Selatan.

Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd. merupakan induk SGRO (Entitas induk terakhir: Xian Investment Holding Ltd.).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SGRO adalah bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih kelapa sawit, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (sagu) dan lainnya, yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Riau. Di samping mengelola perkebunannya sendiri, SGRO dan Entitas Anak tertentu juga mengembangkan perkebunan Plasma dan membina kerjasama dengan petani Plasma.


(1)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4.4105 10.4084 6.8693 1.56486 25

Std. Predicted Value -1.571 2.262 .000 1.000 25

Standard Error of Predicted

Value .212 .651 .347 .113 25

Adjusted Predicted Value 4.3853 10.5015 6.7554 1.58035 25

Residual -1.43197 1.19799 .00000 .66239 25

Std. Residual -1.923 1.609 .000 .890 25

Stud. Residual -2.044 2.613 .058 1.106 25

Deleted Residual -1.64280 3.15976 .11387 1.07566 25

Stud. Deleted Residual -2.252 3.178 .078 1.211 25

Mahal. Distance .991 17.367 4.800 4.119 25

Cook's Distance .000 1.864 .142 .389 25

Centered Leverage Value .041 .724 .200 .172 25


(2)

Uji Normalitas

Charts


(3)

Uji Statistik

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 25

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .66239252 Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .063

Negative -.072

Test Statistic .072

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Standardized Coefficients Sig. Collinearity Statistics

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .581

Htg2 .411 .018 .357 2.798

Q.R2 .083 .422 .903 1.108

EPTI2 -.002 .983 .791 1.264

MK2 .544 .002 .389 2.573


(4)

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Value

a

-.09521

Cases < Test Value

12

Cases >= Test

Value

13

Total Cases

25

Number of Runs

12

Z

-.401

Asymp. Sig.

(2-tailed)

.688

a. Median


(5)

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .003 .938 .003 .997

hutang1 .677 .203 .550 3.330 .004

op1 .426 .355 .114 1.199 .245

epti1 -.453 .515 -.098 -.879 .390

mk1 .220 .203 .231 1.084 .292

qr1 2.144 1.085 .313 1.977 .063

a. Dependent Variable: deviden1

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .003 .938 .003 .997

hutang1 .677 .203 .550 3.330 .014

op1 .426 .355 .114 1.199 .245

epti1 -.453 .515 -.098 -.879 .390

mk1 .220 .203 .231 1.084 .292

qr1 2.144 1.085 .313 1.977 .063

a. Dependent Variable: deviden1

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 58.771 5 11.754 21.208 .000b


(6)

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .003 .938 .003 .997

hutang1 .677 .203 .550 3.330 .004

op1 .426 .355 .114 1.199 .245

epti1 -.453 .515 -.098 -.879 .390

mk1 .220 .203 .231 1.084 .292

qr1 2.144 1.085 .313 1.977 .063

a. Dependent Variable: deviden1

Uji Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1

.921a .848 .808 .74446

a. Predictors: (Constant), qr1, hutang1, op1, epti1, mk1 b. Dependent Variable: deviden1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 60 115

Pengaruh Dividend Pay Out Ratio, Current Ratio, Variance Of Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 73 99

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSETS Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets Ratio Dan Return On Invesment Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2007-2011.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets Ratio Dan Return On Invesment Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2007-2011.

0 1 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Pustaka 2.1.1 Deviden Tunai - Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 200

0 0 8

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

0 0 11