PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME
SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara
Abstract: This study aims to examine the influence of size, operating profit margin and leverage toward income smoothing practice in manufacture listed companies in Indonesian Stock Exchange. The factors being examined were size, operating profit margin and leverage. Income smoothing is a dependent variable in this research. Index Eckel is used to determine the income smoothing practice. The population in this research is manufacture listed companies in Indonesian Stock Exchange in 2006 until 2010 of 145 companies. The sampling used is the purposive sampling method and number of sample received in this research is 60 companies. The hypothesis was tested using linier regression to examine the influence of size, operating profit margin and leverage toward income smoothing practice. The result of t-test showed that size and operating profit margin have significant influence to income smoothing. Leverage did not have significant influence to income smoothing. The result of F-test showed that size, operating profit margin and leverage have significant influence to income smoothing.
Abstrak: Ini bertujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran, margin laba operasi dan leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diperiksa adalah ukuran, margin laba operasi dan leverage. Perataan laba merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Indeks Eckel digunakan untuk menentukan praktik perataan laba. Populasi dalam penelitian ini adalah memproduksi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah 145 perusahaan. Pemilihan sampel diperoleh dengan metode ‘purposive sampling’ dengan jumlah sampel adalah 60 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan regresi linier untuk menguji pengaruh ukuran, margin laba operasi dan leverage terhadap praktik perataan laba. Hasil uji-t menunjukkan bahwa ukuran dan marjin laba usaha berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Hasil dari F-test menunjukkan bahwa ukuran, laba margin dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Kata kunci: ukuran, laba operasional margin, leverage, perataan laba.
PENDAHULUAN Ketatnya persaingan dalam dunia
bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya. Karena baik buruknya performa perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan di pasar dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam investasi atau menarik investasinya di sebuah perusahaan. Selain bertanggung jawab untuk menampilkan
performa terbaik perusahaan, manajemen juga bertanggung jawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan informasi akuntansi perusahaan. “Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008). Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta
106
perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Informasi laba secara umum menjadi perhatian utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba ini juga membantu pemilik atau pihak lain untuk melakukan penaksiran atas kekuatan laba perusahaan di masa yang akan datang. Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen, sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya), yaitu dengan melakukan perataan laba (income smoothing) untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Disfunctional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi (information asymetry) dalam konsep teori keagenan (agency theory).
Asimetri informasi antara organisasi (agent) dan pemilik (principal) dapat memicu manajer untuk melakukan disfuctional behaviour. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan principal.
Income smoothing didorong oleh berbagai faktor. Faktor pendorong perataan laba dapat dibedakan atas faktor konsekuensi ekonomi dari pilihan akuntansi dan faktor laba. Faktor konsekuensi dari pilihan akuntansi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi, sehingga perubahan akuntansi yang mempengaruhi angka-angka akuntansi akan mempengaruhi kondisi laba itu sendiri, sedangkan faktor laba adalah pengaruh dari angka-angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong income smoothing. Income smoothing tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya.
Penelitian tentang berbagai faktor yang mempengaruhi income smoothing telah banyak dilakukan, seperti penelitian Yulianto (2007) menemukan bahwa income smoothing tidak dipengaruhi oleh size dan operating profit margin. Hasil yang berbeda terlihat pada penelitian Syahriana
107
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
(2006) yang menunjukkan bahwa operating
profit margin berpengaruh terhadap income
smoothing, namun tidak dipengaruhi oleh
size. Budhijono (2006) menyatakan bahwa
size berpengaruh terhadap income
smoothing. Dewi (2010) menyatakan size
dan financial leverage tidak berpengaruh
terhadap income smoothing. Dewi dan
Carina (2008) memiliki pernyataan yang
sama bahwa size dan financial leverage
tidak berpengaruh terhadap income
smoothing. Namun Santoso (2010)
menyatakan bahwa financial leverage
berpengaruh terhadap income smoothing.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
income
smoothing
menunjukkan
ketidakkonsistenan hasil penelitian
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah size,
operating profit margin dan leverage
berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap income smoothing.
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
Definisi terbaik dari income smoothing dikemukakan oleh Beidleman dalam Belkaoui (2007) yaitu perataan dari laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini dianggap normal oleh perusahaan, dengan pengertian ini, income smoothing mencerminkan suatu usaha dari manajemen perusahaan untuk menurunkan variasi yang abnormal dalam laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang baik.
Aliran income smoothing yang alami (naturally income smoothing) secara sederhana mempunyai implikasi bahwa sifat proses perolehan laba itu sendiri yang menghasilkan suatu aliran laba yang rata. Berbeda dengan income smoothing yang secara alami, income smoothing yang disengaja (intentionally income smoothing) mengandung intervensi manajemen. Ada dua jenis income smoothing yang disengaja, yaitu perataan laba riil dan perataan laba artifisial.
Perataan laba riil menunjukkan tindakan manajemen yang berusaha untuk mengendalikan peristiwa ekonomi yang secara langsung mempengaruhi laba
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
perusahaan di masa yang akan datang. Perataan laba artifisial menunjukkan usaha manipulasi yang dilakukan oleh manajemen untuk meratakan laba. Manipulasi yang dilakukan tidak menunjukkan peristiwa ekonomi yang mendasar atau mempengaruhi aliran kas, tetapi menggeser biaya dan/atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN Size
Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya size hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan size ini didasarkan kepada total aset perusahaan.
Operating Profit Margin Operating profit margin merupakan
bagian dari analisis profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Jadi manajer dimungkinkan melakukan income smoothing dengan keadaan tersebut.
Leverage
Leverage dapat diartikan sebagai
pengunaan aktiva atau dana dimana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus
menutup biaya tetap atau beban tetap.
Leverage terdiri atas operating leverage
dan financial leverage. Penelitian ini
menggunakan financial leverage. Financial
leverage
menunjukkan
proporsi
penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Weston dalam Dewi (2010)
menyatakan financial leverage adalah rasio
nilai buku seluruh hutang terhadap total
aktiva.
Riyanto dalam Dewi (2010)
menyatakan perusahaan yang menggunakan
dana dengan beban tetap dikatakan
menghasilkan
leverage
yang
menguntungkan (favorable financial
leverage) atau efek yang positif jika
pendapatan yang diterima dari penggunaan
dana tersebut lebih besar daripada beban
tetap dari penggunaan dana itu. Financial
leverage merugikan (unfavorable leverage)
jika perusahaan tidak dapat memperoleh
pendapatan dari penggunaan dana tersebut
sebanyak beban tetap yang harus dibayar.
PERUMUSAN HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini adalah size,
operating profit margin dan leverage berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap income smoothing.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan dalam industri
manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa
Efek Indonesia. Teknik penarikan sampel
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode purposive sampling yaitu sampel
dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik
sampel dengan kriteria pemilihan sampel
yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih
dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dari tahun 2006-2010.
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan dan tidak pernah
mengalami delisting tahun 2006-2010.
3. Perusahaan yang tidak melakukan
akuisisi atau merger selama periode
pengamatan. Bila perusahaan
melakukan akusisi dan merger selama
periode
pengamatan
akan
mengakibatkan
variabel-variabel
dalam penelitian mengalami perubahan
yang tidak sebanding dengan periode
sebelumnya. Bila suatu perusahaan
dilikuidasi maka hasil penelitian tidak
akan berguna karena perusahaan
tersebut di masa yang akan datang
tidak lagi beroperasi.
108
4. Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2006-2010 tidak merugi.
OPERASIONAL VARIABEL Size
Size dihitung dengan logaritma natural dari total aktiva yang dirumuskan sebagai berikut :
Size = Ln Total Aktiva
Operating Profit Margin
Leverage Financial leverage diproksikan
dengan debt to total assets dengan rumus sebagai berikut :
VARIABEL DEPENDEN Income smoothing dihitung
menggunakan Indeks Eckel berikut.
Keterangan :
: Coefficients of Variation of Sales
: Coefficients of Variation of Earnings
Berdasarkan Indeks Eckel suatu perusahaan di klasifikasikan ke dalam kelompok income smoothing apabila : CVi earnings > CVi sales
Jika Coefficients of Variation of Earnings suatu perusahaan lebih besar dari Coefficients of Variation of Sales yang dimiliki perusahaan tersebut maka perusahaan tersebut termasuk yng melakukan income smoothing.
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yakni size, operating profit margin dan leverage terhadap variabel terikat yaitu perataan laba (income smoothing) dengan menggunakan rumus :
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Y = a + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3)
Keterangan :
Y : Perataan Laba (Income Smoothing)
a : Konstanta
b1-4 : Koefisien
regresi
variabel
independent
X1 : Size
X2 : Operating Profit Margin
X3 : Financial Leverage
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji t dan uji F.
ANALISA DAN PEMBAHASAN UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas
Dasar pengambilan keputusan di dalam uji normalitas adalah bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Uji KolmogorovSmirnov juga akan terdistribusi normal apabila nilai signifikan lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05.
Gambar 1. Histogram
Gambar 1 menyatakan bahwa data distribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan.
109
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
Gambar 2. Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik yang menyebar mengikuti data dari sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garisi diagonal berdistribusi normal makan dilakukan uji Kolmogorv Smirnov dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai Signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai Signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji Kolmogorov Smirnov :
Tabel 1.
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 280
Normal
Mean ,0000000
Parametersa,b
Std.
,44007283
Deviation
Most Extreme Absolute ,069
Differences
Positive ,069
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z 1,159
Asymp. Sig. (2-tailed)
,136
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil
pengolahan
data
menunjukkan besar nilai Kolmogorov
Smirnov adalah 1,159 dan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) adalah 0,136 dan berada di
atas nilai signifikan 0,05 berarti variabel
residual berdistribusi normal. Kesimpulan
secara keseluruhan yang dapat diambil
adalah bahwa nilai-nilai observasi data
telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Uji Multikolinieritas
Pengujian
multikolinieritas
dilakukan dengan menggunakan nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multolinearitas adalah nilai
tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai
VIF < 10. Nilai VIF dari variabel bebas
pada model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Size ,848 1,179
OPM
,822 1,216
Leverage
,807 1,240
a. Dependent Variable: Income Smoothing
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Size, Operating Profit Margin dan Leverage menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolineritas atau dapat dipercaya dan obyektif.
Uji Autokolerasi Uji autokorelasi dilakukan dengan
uji Durbin Watson yang hasilnya diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1 1,872
a. Predictors: (Constant), Leverage, Size,
OPM
b. Dependent Variable: Income Smoothing
110
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson menunjukkan nilai sebesar 1,872 dengan nilai dl = 1,78970 dan du = 1,81846 maka dihasilkan du = 1,82575 < d = 1,872 < 4 - du = 2,18154 yang menunjukkan tidak adanya autokorelasi positif ataupun negatif.
Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan
menggunakan
grafik
heterokedastisitas antara nilai prediksi
variable dependen dengan variabel
indepeden. Dari scatterplots dibawah ini
terlihat titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak untuk
digunakan dalam melakukan pengujian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan
untuk menguji goodness of-fit dari model regresi, yaitu seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variable dependen.
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Std. Adjusted Error of R R the
Model R Square Square Estimate 1 ,391a ,153 ,144 ,44246
111
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat besar Adjusted R2 sebesar 0,144 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 14,4%. Hal ini berarti 14,4% tindakan perataan laba dipengaruhi variabel size, operating profit margin dan leverage sedangkan sisanya 85,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Standar Error of the Estimate (SEE) menunjukkan nilai 0,44246. Hal ini menunjukkan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Sementara itu nilai R sebesar 0,391 menunjukkan hubungan antara variabel dependen yaitu income smoothing dengan variabel independen yaitu size, operating profit margin dan leverage cukup kuat.
PENGUJIAN HIPOTESIS Hasil Uji F (F test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara memperoleh nilai Ftabel adalah dengan menentukan terlebih dahulu baris dari df (degree of freedom) yaitu n-k dan kolom yaitu k-1 (n = banyak sampel, k = constract yaitu jumlah Y+X). Penentuan hipotesis yang diterima dengan menggunakan kriteria berikut : (+) H0, diterima apabila Fhitung < Ftabel
Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel Dari hasil pengujian pada tabel 5
dapat dilihat pada Fhitung = 16,644 > Ftabel = 2,63 dan Sig = 0,00 < α = 0,05 dengan demikian diterima Ha yang bermakna bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel size, operating profit margin dan leverage mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur.
Tabel 5. Hasil Uji F ANOVAb
Model
F
1 Regression 16,644
Residual
Total
Sig. ,000a
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
Hasil Uji t Uji t dilakukan untuk memeriksa
lebih lanjut variabel mana diantara size, operating profit margin dan leverage yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Cara memperoleh nilai ttabel adalah dengan menentukan terlebih dahulu baris dari df (degree of freedom) yaitu n-k (n = banyak sampel, k = constract yaitu jumlah Y+X) dan kolom yaitu α = 5%/2 untuk area in one tail. Penentuan hipotesis yang diterima dengan menggunakan kriteria berikut : (+) H0, diterima apabila thitung < ttabel
Ha diterima apabila thitung > ttabel (-) H0, diterima apabila thitung > ttabel
Ha diterima apabila thitung < ttabel Hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6. Hasil Uji t Coefficientsa
Model
T Sig.
1
(Constant)
,078 ,938
Size 2,258 ,025
OPM
-6,723 ,000
Leverage
-,611 ,542
a. Dependent Variable: Income Smoothing
Hasil diatas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. 1. Size, thitung = 2,258 > ttabel = 1,968 dan
Sig 0,025 < 0,05 maka diterima Ha yang bermakna bahwa variabel size berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap income smoothing. 2. Operating profit margin, thitung = 6,723 < ttabel = -1,968 dan Sig 0,00 < 0,05 maka diterima Ha yang bermakna bahwa variabel operating profit margin berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap income smoothing. 3. Leverage, thitung = -0,611 > ttabel = 1,968 dan Sig 0,542 > 0,05 maka diterima Ho yang bermakna bahwa variabel leverage berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap income smoothing.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis
data dan pembahasan pada bab sebelumnya
diperoleh 4 kesimpulan.
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa size
berpengaruh signifikan terhadap
income smoothing pada perusahaan
manufaktur. Hasil pengujian ini
konsisten
dengan
penelitian
Budhijono (2006) yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antar size
dengan income smoothing.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa
operating profit margin berpengaruh
signifikan terhadap income smoothing
pada perusahaan manufaktur. Hasil
pengujian ini konsisten dengan
penelitian Syahriana (2006) yang
menyatakan bahwa operating profit
margin berpengaruh signifikan
terhadap income smoothing.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa
financial leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap income smoothing
pada perusahaan manufaktur. Hasil
pengujian ini konsisten dengan
penelitian Dewi (2010), I Made Narsa
(2003) dan Budiasih (2005) yang
menyatakan bahwa financial leverage
tidak berpengaruh terhadap income
smoothing.
4. Hasil pengujian uji-F menunjukkan
bahwa size, operating profit margin
dan leverage secara bersama-sama
berpengaruh terhadap income
smoothing.
REKOMENDASI
Ada beberapa saran yang diberikan
berkaitan dengan hasil penelitian ini.
1. Penelitian yang akan datang sebaiknya
menggunakan sampel perusahaan yang
lebih banyak dan rentang waktu yang
lebih lama agar hasil pengujian lebih
akurat.
2. Untuk penelitian yang akan datang,
dapat menggunakan variabel lain
seperti harga saham, umur perusahaan,
struktur kepemilikan, dan sektor
industri.
3. Penggunaan indeks lain, seperti indeks
Michelson
(1995)
untuk
mengklasifikasikan perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan yang
tidak melakukan perataan laba.
112
DAFTAR PUSTAKA Ashari, N., Koh H.C., Tan S.L., dan Wong
W.H., 1994. “Factors Affecting Income Smoothing among Listed Companies in Singapore”, Journal of Accounting and Business Research, Vol. 24 (96) Autumn, hal 291-304. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007. Teori Akuntansi, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Budhijono, Fongnawati, 2006. “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”, Akuntabilitas, Vol. 6, No. 1, hal 7079. Dewi, Diastiti Okkarisma, 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris di BEI), Universitas Diponegoro, Semarang, Skripsi. Dewi, Sofia Prima dan Carina, 2008. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi/ tahun XII Universitas Tarumanegara Nomor 02, hal 117-131. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Ssatu (S1), Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Fudenberg, Drew dan Tirole Jean, 1973. “A Theory of Income and Dividend Smoothing Based on Incumbency
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Rents”. Journal of Political
Economy. Vol 103. Hal 75-93.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan,
PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Moses, O.D, 1987. “Income Smoothing and
Incentives: Empirical Test Using
Accounting
Change”,
The
Accounting Review, Vol. 62 (2), hal
358-377.
Santoso, Yosika Tri, 2010. Analysis of The
Effect of NPM, ROA, Company
Size, Financial Leverage and DER
Income Smoothing to Practice on
Property and Real Estate Companies
Listed in Indonesia Stock Exchange,
Universitas Gunadarma, Jakarta,
Skripsi.
Suwito, Edi dan Arleen Herawaty, 2005.
Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba yang Dilakukan oleh
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta, SNA VIII, STIE
Trisakti.
Syahriana, Nani, 2006. Analisis Perataan
Laba dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
(2000-2004), Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, Skripsi.
Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi
2, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Yulianto, Agus, 2007. Analisis Perataan
Laba : Faktor-faktor yang
Mempengaruhi dan Kaitannya
dengan Kinerja Saham Perusahaan
Publik di Indonesia, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, Skripsi.
113
PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME
SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara
Abstract: This study aims to examine the influence of size, operating profit margin and leverage toward income smoothing practice in manufacture listed companies in Indonesian Stock Exchange. The factors being examined were size, operating profit margin and leverage. Income smoothing is a dependent variable in this research. Index Eckel is used to determine the income smoothing practice. The population in this research is manufacture listed companies in Indonesian Stock Exchange in 2006 until 2010 of 145 companies. The sampling used is the purposive sampling method and number of sample received in this research is 60 companies. The hypothesis was tested using linier regression to examine the influence of size, operating profit margin and leverage toward income smoothing practice. The result of t-test showed that size and operating profit margin have significant influence to income smoothing. Leverage did not have significant influence to income smoothing. The result of F-test showed that size, operating profit margin and leverage have significant influence to income smoothing.
Abstrak: Ini bertujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran, margin laba operasi dan leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diperiksa adalah ukuran, margin laba operasi dan leverage. Perataan laba merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Indeks Eckel digunakan untuk menentukan praktik perataan laba. Populasi dalam penelitian ini adalah memproduksi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah 145 perusahaan. Pemilihan sampel diperoleh dengan metode ‘purposive sampling’ dengan jumlah sampel adalah 60 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan regresi linier untuk menguji pengaruh ukuran, margin laba operasi dan leverage terhadap praktik perataan laba. Hasil uji-t menunjukkan bahwa ukuran dan marjin laba usaha berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Hasil dari F-test menunjukkan bahwa ukuran, laba margin dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Kata kunci: ukuran, laba operasional margin, leverage, perataan laba.
PENDAHULUAN Ketatnya persaingan dalam dunia
bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya. Karena baik buruknya performa perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan di pasar dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam investasi atau menarik investasinya di sebuah perusahaan. Selain bertanggung jawab untuk menampilkan
performa terbaik perusahaan, manajemen juga bertanggung jawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan informasi akuntansi perusahaan. “Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008). Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta
106
perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Informasi laba secara umum menjadi perhatian utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba ini juga membantu pemilik atau pihak lain untuk melakukan penaksiran atas kekuatan laba perusahaan di masa yang akan datang. Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen, sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya), yaitu dengan melakukan perataan laba (income smoothing) untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Disfunctional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi (information asymetry) dalam konsep teori keagenan (agency theory).
Asimetri informasi antara organisasi (agent) dan pemilik (principal) dapat memicu manajer untuk melakukan disfuctional behaviour. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan principal.
Income smoothing didorong oleh berbagai faktor. Faktor pendorong perataan laba dapat dibedakan atas faktor konsekuensi ekonomi dari pilihan akuntansi dan faktor laba. Faktor konsekuensi dari pilihan akuntansi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi, sehingga perubahan akuntansi yang mempengaruhi angka-angka akuntansi akan mempengaruhi kondisi laba itu sendiri, sedangkan faktor laba adalah pengaruh dari angka-angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong income smoothing. Income smoothing tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya.
Penelitian tentang berbagai faktor yang mempengaruhi income smoothing telah banyak dilakukan, seperti penelitian Yulianto (2007) menemukan bahwa income smoothing tidak dipengaruhi oleh size dan operating profit margin. Hasil yang berbeda terlihat pada penelitian Syahriana
107
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
(2006) yang menunjukkan bahwa operating
profit margin berpengaruh terhadap income
smoothing, namun tidak dipengaruhi oleh
size. Budhijono (2006) menyatakan bahwa
size berpengaruh terhadap income
smoothing. Dewi (2010) menyatakan size
dan financial leverage tidak berpengaruh
terhadap income smoothing. Dewi dan
Carina (2008) memiliki pernyataan yang
sama bahwa size dan financial leverage
tidak berpengaruh terhadap income
smoothing. Namun Santoso (2010)
menyatakan bahwa financial leverage
berpengaruh terhadap income smoothing.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
income
smoothing
menunjukkan
ketidakkonsistenan hasil penelitian
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah size,
operating profit margin dan leverage
berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap income smoothing.
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
Definisi terbaik dari income smoothing dikemukakan oleh Beidleman dalam Belkaoui (2007) yaitu perataan dari laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini dianggap normal oleh perusahaan, dengan pengertian ini, income smoothing mencerminkan suatu usaha dari manajemen perusahaan untuk menurunkan variasi yang abnormal dalam laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang baik.
Aliran income smoothing yang alami (naturally income smoothing) secara sederhana mempunyai implikasi bahwa sifat proses perolehan laba itu sendiri yang menghasilkan suatu aliran laba yang rata. Berbeda dengan income smoothing yang secara alami, income smoothing yang disengaja (intentionally income smoothing) mengandung intervensi manajemen. Ada dua jenis income smoothing yang disengaja, yaitu perataan laba riil dan perataan laba artifisial.
Perataan laba riil menunjukkan tindakan manajemen yang berusaha untuk mengendalikan peristiwa ekonomi yang secara langsung mempengaruhi laba
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
perusahaan di masa yang akan datang. Perataan laba artifisial menunjukkan usaha manipulasi yang dilakukan oleh manajemen untuk meratakan laba. Manipulasi yang dilakukan tidak menunjukkan peristiwa ekonomi yang mendasar atau mempengaruhi aliran kas, tetapi menggeser biaya dan/atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN Size
Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya size hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan size ini didasarkan kepada total aset perusahaan.
Operating Profit Margin Operating profit margin merupakan
bagian dari analisis profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Jadi manajer dimungkinkan melakukan income smoothing dengan keadaan tersebut.
Leverage
Leverage dapat diartikan sebagai
pengunaan aktiva atau dana dimana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus
menutup biaya tetap atau beban tetap.
Leverage terdiri atas operating leverage
dan financial leverage. Penelitian ini
menggunakan financial leverage. Financial
leverage
menunjukkan
proporsi
penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Weston dalam Dewi (2010)
menyatakan financial leverage adalah rasio
nilai buku seluruh hutang terhadap total
aktiva.
Riyanto dalam Dewi (2010)
menyatakan perusahaan yang menggunakan
dana dengan beban tetap dikatakan
menghasilkan
leverage
yang
menguntungkan (favorable financial
leverage) atau efek yang positif jika
pendapatan yang diterima dari penggunaan
dana tersebut lebih besar daripada beban
tetap dari penggunaan dana itu. Financial
leverage merugikan (unfavorable leverage)
jika perusahaan tidak dapat memperoleh
pendapatan dari penggunaan dana tersebut
sebanyak beban tetap yang harus dibayar.
PERUMUSAN HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini adalah size,
operating profit margin dan leverage berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap income smoothing.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan dalam industri
manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa
Efek Indonesia. Teknik penarikan sampel
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode purposive sampling yaitu sampel
dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik
sampel dengan kriteria pemilihan sampel
yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih
dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dari tahun 2006-2010.
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan dan tidak pernah
mengalami delisting tahun 2006-2010.
3. Perusahaan yang tidak melakukan
akuisisi atau merger selama periode
pengamatan. Bila perusahaan
melakukan akusisi dan merger selama
periode
pengamatan
akan
mengakibatkan
variabel-variabel
dalam penelitian mengalami perubahan
yang tidak sebanding dengan periode
sebelumnya. Bila suatu perusahaan
dilikuidasi maka hasil penelitian tidak
akan berguna karena perusahaan
tersebut di masa yang akan datang
tidak lagi beroperasi.
108
4. Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2006-2010 tidak merugi.
OPERASIONAL VARIABEL Size
Size dihitung dengan logaritma natural dari total aktiva yang dirumuskan sebagai berikut :
Size = Ln Total Aktiva
Operating Profit Margin
Leverage Financial leverage diproksikan
dengan debt to total assets dengan rumus sebagai berikut :
VARIABEL DEPENDEN Income smoothing dihitung
menggunakan Indeks Eckel berikut.
Keterangan :
: Coefficients of Variation of Sales
: Coefficients of Variation of Earnings
Berdasarkan Indeks Eckel suatu perusahaan di klasifikasikan ke dalam kelompok income smoothing apabila : CVi earnings > CVi sales
Jika Coefficients of Variation of Earnings suatu perusahaan lebih besar dari Coefficients of Variation of Sales yang dimiliki perusahaan tersebut maka perusahaan tersebut termasuk yng melakukan income smoothing.
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yakni size, operating profit margin dan leverage terhadap variabel terikat yaitu perataan laba (income smoothing) dengan menggunakan rumus :
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Y = a + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3)
Keterangan :
Y : Perataan Laba (Income Smoothing)
a : Konstanta
b1-4 : Koefisien
regresi
variabel
independent
X1 : Size
X2 : Operating Profit Margin
X3 : Financial Leverage
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji t dan uji F.
ANALISA DAN PEMBAHASAN UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas
Dasar pengambilan keputusan di dalam uji normalitas adalah bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Uji KolmogorovSmirnov juga akan terdistribusi normal apabila nilai signifikan lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05.
Gambar 1. Histogram
Gambar 1 menyatakan bahwa data distribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan.
109
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
Gambar 2. Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik yang menyebar mengikuti data dari sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garisi diagonal berdistribusi normal makan dilakukan uji Kolmogorv Smirnov dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai Signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai Signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji Kolmogorov Smirnov :
Tabel 1.
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 280
Normal
Mean ,0000000
Parametersa,b
Std.
,44007283
Deviation
Most Extreme Absolute ,069
Differences
Positive ,069
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z 1,159
Asymp. Sig. (2-tailed)
,136
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil
pengolahan
data
menunjukkan besar nilai Kolmogorov
Smirnov adalah 1,159 dan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) adalah 0,136 dan berada di
atas nilai signifikan 0,05 berarti variabel
residual berdistribusi normal. Kesimpulan
secara keseluruhan yang dapat diambil
adalah bahwa nilai-nilai observasi data
telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Uji Multikolinieritas
Pengujian
multikolinieritas
dilakukan dengan menggunakan nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multolinearitas adalah nilai
tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai
VIF < 10. Nilai VIF dari variabel bebas
pada model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Size ,848 1,179
OPM
,822 1,216
Leverage
,807 1,240
a. Dependent Variable: Income Smoothing
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Size, Operating Profit Margin dan Leverage menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolineritas atau dapat dipercaya dan obyektif.
Uji Autokolerasi Uji autokorelasi dilakukan dengan
uji Durbin Watson yang hasilnya diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1 1,872
a. Predictors: (Constant), Leverage, Size,
OPM
b. Dependent Variable: Income Smoothing
110
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson menunjukkan nilai sebesar 1,872 dengan nilai dl = 1,78970 dan du = 1,81846 maka dihasilkan du = 1,82575 < d = 1,872 < 4 - du = 2,18154 yang menunjukkan tidak adanya autokorelasi positif ataupun negatif.
Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan
menggunakan
grafik
heterokedastisitas antara nilai prediksi
variable dependen dengan variabel
indepeden. Dari scatterplots dibawah ini
terlihat titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak untuk
digunakan dalam melakukan pengujian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan
untuk menguji goodness of-fit dari model regresi, yaitu seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variable dependen.
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Std. Adjusted Error of R R the
Model R Square Square Estimate 1 ,391a ,153 ,144 ,44246
111
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat besar Adjusted R2 sebesar 0,144 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 14,4%. Hal ini berarti 14,4% tindakan perataan laba dipengaruhi variabel size, operating profit margin dan leverage sedangkan sisanya 85,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Standar Error of the Estimate (SEE) menunjukkan nilai 0,44246. Hal ini menunjukkan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Sementara itu nilai R sebesar 0,391 menunjukkan hubungan antara variabel dependen yaitu income smoothing dengan variabel independen yaitu size, operating profit margin dan leverage cukup kuat.
PENGUJIAN HIPOTESIS Hasil Uji F (F test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara memperoleh nilai Ftabel adalah dengan menentukan terlebih dahulu baris dari df (degree of freedom) yaitu n-k dan kolom yaitu k-1 (n = banyak sampel, k = constract yaitu jumlah Y+X). Penentuan hipotesis yang diterima dengan menggunakan kriteria berikut : (+) H0, diterima apabila Fhitung < Ftabel
Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel Dari hasil pengujian pada tabel 5
dapat dilihat pada Fhitung = 16,644 > Ftabel = 2,63 dan Sig = 0,00 < α = 0,05 dengan demikian diterima Ha yang bermakna bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel size, operating profit margin dan leverage mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur.
Tabel 5. Hasil Uji F ANOVAb
Model
F
1 Regression 16,644
Residual
Total
Sig. ,000a
Herdina Aprilia, Hasan Sakti Siregar, Fahmi Natigor Nasution: Pengaruh Size, Operating Profit…
Hasil Uji t Uji t dilakukan untuk memeriksa
lebih lanjut variabel mana diantara size, operating profit margin dan leverage yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Cara memperoleh nilai ttabel adalah dengan menentukan terlebih dahulu baris dari df (degree of freedom) yaitu n-k (n = banyak sampel, k = constract yaitu jumlah Y+X) dan kolom yaitu α = 5%/2 untuk area in one tail. Penentuan hipotesis yang diterima dengan menggunakan kriteria berikut : (+) H0, diterima apabila thitung < ttabel
Ha diterima apabila thitung > ttabel (-) H0, diterima apabila thitung > ttabel
Ha diterima apabila thitung < ttabel Hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6. Hasil Uji t Coefficientsa
Model
T Sig.
1
(Constant)
,078 ,938
Size 2,258 ,025
OPM
-6,723 ,000
Leverage
-,611 ,542
a. Dependent Variable: Income Smoothing
Hasil diatas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. 1. Size, thitung = 2,258 > ttabel = 1,968 dan
Sig 0,025 < 0,05 maka diterima Ha yang bermakna bahwa variabel size berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap income smoothing. 2. Operating profit margin, thitung = 6,723 < ttabel = -1,968 dan Sig 0,00 < 0,05 maka diterima Ha yang bermakna bahwa variabel operating profit margin berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap income smoothing. 3. Leverage, thitung = -0,611 > ttabel = 1,968 dan Sig 0,542 > 0,05 maka diterima Ho yang bermakna bahwa variabel leverage berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap income smoothing.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis
data dan pembahasan pada bab sebelumnya
diperoleh 4 kesimpulan.
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa size
berpengaruh signifikan terhadap
income smoothing pada perusahaan
manufaktur. Hasil pengujian ini
konsisten
dengan
penelitian
Budhijono (2006) yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antar size
dengan income smoothing.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa
operating profit margin berpengaruh
signifikan terhadap income smoothing
pada perusahaan manufaktur. Hasil
pengujian ini konsisten dengan
penelitian Syahriana (2006) yang
menyatakan bahwa operating profit
margin berpengaruh signifikan
terhadap income smoothing.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa
financial leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap income smoothing
pada perusahaan manufaktur. Hasil
pengujian ini konsisten dengan
penelitian Dewi (2010), I Made Narsa
(2003) dan Budiasih (2005) yang
menyatakan bahwa financial leverage
tidak berpengaruh terhadap income
smoothing.
4. Hasil pengujian uji-F menunjukkan
bahwa size, operating profit margin
dan leverage secara bersama-sama
berpengaruh terhadap income
smoothing.
REKOMENDASI
Ada beberapa saran yang diberikan
berkaitan dengan hasil penelitian ini.
1. Penelitian yang akan datang sebaiknya
menggunakan sampel perusahaan yang
lebih banyak dan rentang waktu yang
lebih lama agar hasil pengujian lebih
akurat.
2. Untuk penelitian yang akan datang,
dapat menggunakan variabel lain
seperti harga saham, umur perusahaan,
struktur kepemilikan, dan sektor
industri.
3. Penggunaan indeks lain, seperti indeks
Michelson
(1995)
untuk
mengklasifikasikan perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan yang
tidak melakukan perataan laba.
112
DAFTAR PUSTAKA Ashari, N., Koh H.C., Tan S.L., dan Wong
W.H., 1994. “Factors Affecting Income Smoothing among Listed Companies in Singapore”, Journal of Accounting and Business Research, Vol. 24 (96) Autumn, hal 291-304. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007. Teori Akuntansi, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Budhijono, Fongnawati, 2006. “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”, Akuntabilitas, Vol. 6, No. 1, hal 7079. Dewi, Diastiti Okkarisma, 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris di BEI), Universitas Diponegoro, Semarang, Skripsi. Dewi, Sofia Prima dan Carina, 2008. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi/ tahun XII Universitas Tarumanegara Nomor 02, hal 117-131. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Ssatu (S1), Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Fudenberg, Drew dan Tirole Jean, 1973. “A Theory of Income and Dividend Smoothing Based on Incumbency
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012
Rents”. Journal of Political
Economy. Vol 103. Hal 75-93.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan,
PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Moses, O.D, 1987. “Income Smoothing and
Incentives: Empirical Test Using
Accounting
Change”,
The
Accounting Review, Vol. 62 (2), hal
358-377.
Santoso, Yosika Tri, 2010. Analysis of The
Effect of NPM, ROA, Company
Size, Financial Leverage and DER
Income Smoothing to Practice on
Property and Real Estate Companies
Listed in Indonesia Stock Exchange,
Universitas Gunadarma, Jakarta,
Skripsi.
Suwito, Edi dan Arleen Herawaty, 2005.
Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba yang Dilakukan oleh
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta, SNA VIII, STIE
Trisakti.
Syahriana, Nani, 2006. Analisis Perataan
Laba dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
(2000-2004), Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, Skripsi.
Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi
2, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Yulianto, Agus, 2007. Analisis Perataan
Laba : Faktor-faktor yang
Mempengaruhi dan Kaitannya
dengan Kinerja Saham Perusahaan
Publik di Indonesia, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, Skripsi.
113