PENILAIAN KOGNITIF TERHADAP KEAMANAN DAN KENYAMANAN PARKIR DI UPI : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor di Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

PENILAIAN KOGNITIF TERHADAP KEAMANAN DAN KENYAMANAN PARKIR DI UPI

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor di Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Jurusan Psikologi

Oleh: Widia Wardhani

0607509

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan

Kenyamanan Parkir di UPI

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda

Motor di Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh Widia Wardhani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Widia Wardhani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Widia Wardhani (0607509). Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor di Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung. (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor dan faktor-faktor yang menentukan penilaian tersebut. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Pendidikan Indonesia yang berpartisipasi sebanyak 99 orang. Analisis menggunakan uji-Z dengan bantuan program SPSS 19.0. Hasil penelitian ini adalah penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor berada dalam kategori netral dengan skor persentase 69,70% dalam rentang nilai rata-rata skor responden sebesar 23,86 – 31,64. Berdasarkan hasil olah data dengan analisis deskripsi menggunakan uji-Z, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan ditolak. Maka, dapat disimpulkan “Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian yang negatif.”. Rekomendasi untuk mahasiswa pengendara sepeda motor dan Divisi K3 UPI selanjutnya dibahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Penilaian Kognitif, Keamanan dan Kenyamanan Parkir, Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor


(7)

ABSTRACT

Widia Wardhani (0607509). Cognitive Appraisal on the Safety and Convenience of Parking at UPI (A Descriptive Study among Students Riding Motorcycles at Indonesia University of Education). Research on Department of Psychology Faculty of Education Indonesia University of Education, Bandung. (2013).

The aim of the research is to find the description of cognitive appraisal on parking safety and convenience at UPI among students riding motorcycles and the factors determining the appraisal.The technique used for sample taking is simple random sampling. Students riding motorcycles who participated in this research is 99 respondents. The analysis employed Z-test with the aid of SPSS 19.0 Program. The result of the research is the cognitive appraisal of the students riding motorcycles was in neutral category with a percentage of 69.70% with the range of average total scores of the respondents as much as 23.86-31.64. Based on the data processed by the descriptive analysis using Z-test, it can be inferred that “The cognitive appraisal on the safety and convenience of parking at UPI among students riding motorcycles is not negative”. Even though in the trend test many respondent’s answers agreed with negative statements, the fact is not statistically significant. Reccomendations for students riding motorcycles and K3 Division at UPI is discussed later in the research.

Key Words: Cognitive Appraisal, Safety and Convenience of Parking, Students Riding Motorcycles


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR HAK CIPTA ……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……… iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG ………. iv

KATA MUTIARA ……….. v

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN SKRIPSI ……… vi

KATA PENGANTAR ……… vii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. viii

ABSTRAK ……… ix

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GAMBAR ………. xvi

DAFTAR BAGAN ……….. xvii

BAB I : 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2.Rumusan Masalah ………. 6

1.3.Tujuan Penelitian……… 6

1.4.Manfaat Penelitian ……… 7

1.5.Asumsi ………. 7

1.6.Hipotesis ……….. 9

1.7.Metode Penelitian ……… 10

1.8.Lokasi, Populasi dan Sampel penelitian …………... 10

1.9.Definisi Operasional ………. 10

BAB II : KONSEP PENILAIAN KOGNITIF, KONSEP KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN SERTA KONSEP TEMPAT PARKIR 1. Konsep Penilaian Kognitif 1.1 Sejarah Penilaian Kognitif ………. 12

1.2 Penilaian Kognitif ……….. 14


(9)

1.4 Komponen Penilaian Kognitif ……….. 19

1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kognitif 20 2. Konsep Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 2.1 Konsep Keamanan ……….… 22

2.2 Konsep Kenyamanan ………….……… 23

3. Konsep Tempat Parkir ……… 25

4. Studi-Studi Terdahulu ……… 27

5. Kerangka Teroritis ……….. 27

BAB III: METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian ……. ………. 31

2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 31

3. Definisi ………. 32

4. Instrumen ………. 33

5. Proses Pengembangan Instrumen 5.1 Uji Validitas ……….. 42

5.2 Uji Reliabilitas ………. 51

5.3 Uji Hipotesis Deskriptif ………. 54

6. Teknik Pengumpulan Data ……… 55

7. Prosedur dan Tahapan Penelitian ……….. 57

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1 Profil Responden yang Terlibat dalam Penelitian ……… 59

1.2 Gambaran Umum Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor………. 61

1.3 Deskripsi Data Tanggapan Responden terhadap Subdimensi Penilaian Kognitif ………. 64

1.4 Deskripsi Saran dan Kritik Responden terhadap Kemanan dan Kenyamanan Parkir di UPI ……….. 74 1.5 Faktor-faktor yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif


(10)

mahasiswa pengendara sepeda motor ……… 81

1.6 Uji Normalitas Variabel Penilaian Kognitif ……….. 82

1.7 Uji Hipotesis ……… 84

2. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 85

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ………... 88

2. Rekomendasi ……...……….. 89

DAFTAR PUSTAKA ………. 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 96


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intrepretasi Anak yang pesimis dan yang optimis terhadap peristiwa buruk yang mereka alami (Santrock, 2007:347)………

16 Tabel 2.2 Intrepretasi Anak yang pesimis dan yang optimis terhadap

peristiwa baik yang mereka alami (Santrock,

2007:347)……… 17

Tabel 3.1 Enam Dimensi Penilaian Kognitif oleh Smith dan Lazarus

(dalam Hogg & Cooper, 2007:150)……… 33 Tabel 3.2 Kisi-Kisi/Matriks Pengembangan Instrumen Penilaian

Kognitif mahasiswa Pengendara Sepeda Motor …………. 36 Tabel 3.3 Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin ………. 43 Tabel 3.4 Hasil validasi dari Bapak MIF Baihaqi ………... 45 Tabel 3.5 Hasil validasi dari Bapak Helli Ihsan ……….. 46 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment dengan

Angka Kasar ……… 50 Tabel 3.7 Reliability Statistics Instrumen Penilaian Kognitif ………. 53 Tabel 3.8 Penggunaan Statistik Parametrik dan Nonparametrik untuk

Menguji Hipotesis Macam Data dan Bentuk Hipotesis ….. 54 Tabel 3.9 Pola Penyekoran Instrumen Penilaian Kognitif terhadap

Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada

Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor ………... 57 Tabel 4.1 Deskripsi Data Penilaian Kognitif terhadap Keamanan

dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa

Pengendara Sepeda Motor ……….. 62 Tabel 4.2 Rumus Norma Penilaian Kognitif terhadap Keamanan

dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa

Pengendara Sepeda Motor ……….. 62 Tabel 4.3 Norma Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan


(12)

Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara

Sepeda Motor ………... 63 Tabel 4.4 Gambaran Umum Penilaian Kognitif terhadap Keamanan

dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa

Pengendara Sepeda Motor ……….. 63 Tabel 4.5 Deskripsi Saran dan Kritik Responden terhadap

Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI ……… 74 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Penilaian Kognitif ………… 83 Tabel 4.7 Hasil Uji-Z Skor Penilaian Kognitif Terhadap Keamanan

dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Jenis Kelamin Responden ………... 60 Gambar 4.2 Persentase Pengalaman Responden ……….. 60 Gambar 4.3 Persentase Asal Fakultas Responden ……… 61 Gambar 4.4 Persentase Gambaran Umum Level Penilaian

Kognitif ………. 64

Gambar 4.5 Skor Situasi Memberikan Dampak Positif ………… 65 Gambar 4.6 Skor Situasi yang dipandang Memberikan Tekanan 67 Gambar 4.7 Skor Situasi yang Tidak Memberikan Efek Apapun 68 Gambar 4.8 Skor Motivational Congruence ………. 69 Gambar 4.9 Skor Accountability ………... 70 Gambar 4.10 Skor Problem Focused Coping Potential ………….. 72 Gambar 4.11 Skor Emotion Focused Coping Potential ………….. 73 Gambar 4.12 Persentase Lokasi Responden Pemberi Saran dan

Kritik ………. 79

Gambar 4.13 Persentase Tema Saran dan Kritik Responden

Penelitian ……….. 80


(14)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ……… 9 Bagan 2.1 Kerangka Teoritis ………... 30


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara, daerah perkotaan menawarkan kesempatan lebih baik bagi penghuninya. Hal ini mudah diamati karena pertumbuhan wilayah di daerah pedalaman lebih lambat dibandingkan dengan daerah perkotaan. Perbedaan tersebut menyebabkan tersedia lebih banyak lapangan kerja serta upah dan gaji yang lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan daerah pedalaman. Kota-kota yang dimaksud diantaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.

Meningkatnya laju perpindahan penduduk ke daerah perkotaan tentu akan menimbulkan sejumlah permasalahan, salah satu diantaranya masalah transportasi. Dalam konteks kota di Indonesia, fenomena permasalahan transportasi di kota-kota besar mulai terlihat dan akan terus berkembang menjadi persoalan yang semakin rumit di kemudian hari. Kemacetan di jalan raya, pelanggaran peraturan lalu lintas, pencurian kendaraan bermotor, hingga kecelakaan lalu lintas merupakan beberapa masalah yang ada pada saat ini.

Adanya pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya membuat seseorang dapat memilih berbagai sarana alat transportasi yang sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Namun, dampak krisis moneter yang masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, menyebabkan terbatasnya pilihan jenis kendaraan yang akan dipergunakan sehari-hari.

Bentuk pilihan alat transportasi yang begitu populer di daerah perkotaan, khususnya di daerah perkotaan Indonesia adalah sepeda motor. Sepeda motor menjadi pilihan karena dianggap sebagai alat transportasi yang menghasilkan kinerja yang efektif dan yang pasti terjangkau. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Pusat Litbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2007 proporsi penggunaan sepeda motor di jalanan sudah mencapai


(16)

70 persen (Kusnandar, 2009). Hal ini diperkuat dengan peningkatan pada penjualan sepeda motor di Indonesia yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang pada tahun 2005 saja mencapai 5 juta unit (Kusnandar, 2009).

Di wilayah Jawa Barat, jumlah sepeda motor juga terus meningkat dari tahun ke tahun jauh melebihi kendaraan roda empat (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar, total jumlah kendaraan baru dan lama yang terdaftar di Jawa Barat pada tahun 2009 mencapai angka 921.686 unit atau meningkat 10,98 persen dari tahun 2008 yang angkanya menembus 850.508 unit (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Dari jumlah tersebut (921.686), lebih dari setengahnya adalah sepeda motor yaitu 571.025 unit dan selebihnya kendaraan roda empat yaitu 350.661 unit (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Jumlah sepeda motor itu mengalami kenaikan 15,86 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah kendaraan roda empat hanya naik 3,68 persen (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Penambahan jumlah kendaraan roda dua memang tak bisa dihindari karena masyarakat membutuhkan alat transportasi yang murah dan cepat sedangkan negara belum mampu menyediakan alat transportasi massal yang aman dan nyaman.

Melimpahnya pengguna sepeda motor di jalanan kota-kota besar Indonesia tentu tidak lepas dari konsekuensi negatif yang dimilikinya. Salah satunya adalah pencurian kendaraan bermotor. Di wilayah Bandung sendiri, polisi meminta warga untuk waspada terhadap pencurian kendaraan bermotor (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010). “Sudah meresahkan”, pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung, Komisaris Besar Imam Budi Supeno (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010). Beliau beralasan, tanggal 10 Februari 2010 saja dalam satu hari terjadi 11 kali pencurian sepeda motor (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010). Kasus pencuriannya sendiri


(17)

tersebar, kendati mayoritas berada di wilayah Bandung Tengah. Menurut Komisaris Besar Imam Budi Supeno angka ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi di Bandung (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010).

Mencermati fakta di atas, mau tak mau para pengguna sepeda motor harus meningkatkan kewaspadaannya agar tidak kehilangan sepeda motor mereka. Mahasiswa merupakan bagian dari penghuni kota yang memanfaatkan sarana transportasi sepeda motor. Berdasarkan pengamatan informal yang peneliti lakukan di Universitas Pendidikan Indonesia, tempat parkir kampus didominasi oleh kendaraan beroda dua ini.

Pelayanan keamanan di Universitas Pendidikan Indonesia menyediakan satpam jaga di beberapa daerah parkir dan tidak di bagian lainnya. Mahasiswa yang mengendarai motor ke kampus harus dengan hati-hati memilih tempat parkir kendaraannya. Karena, meskipun menggunakan kunci ganda, berkat keahlian pencuri motor yang bertambah lihai kunci ganda itu mungkin saja dijebol, atau tanpa di jebol langsung diangkut ke dalam mobil box. Berikut ini merupakan salah satu pengalaman Intany Pamella yang dimuat dalam majalah Isola Pos ( edisi Maret 2013):

Kecewa Terhadap Satpam UPI

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Isola Pos atas dimuatnya surat pembaca ini. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman kepada pembaca Isola Pos terkait pelayanan satpam UPI yang berjaga di parkiran.

Saya pernah mengalami pengalaman buruk beberapa saat sebelum parkir ditertibkan seperti sekarang ini. Waktu itu, motor saya diparkir di depan Lembaga Penelitian dan Pengembangan masyarakat UPI. Saat pulang kuliah, motor saya telah dikelilingi motor lain yang berserakan padat. Tentunya saat itu, saya kesulitan untuk mengeluarkan motor saya,


(18)

ditambah saya perempuan yang tak begitu kuat untuk memindahkan motor-motor yang menghalangi.

Tidak begitu jauh, saya lihat dua bapak Satpam UPI yang ditugaskan jaga parkir di sana. Kontan saya pun berteriak memanggil

bapak Satpam untuk menolong saya. “Pak, pak, tolong keluarin motor saya!” teriak saya berkali-kali kepada bapak satpam. Namun betapa kerasnya saya berteriak minta tolong, bapak Satpam tidak juga menolong saya. Padahal mereka tidak begitu jauh dari saya yang kesulitan menggeser-geser motor.

Beberapa kali berteriak, akhirnya pak Satpam melihat kepada saya. Namun bukannya menolong saya, bapak Satpam malah kembali meneruskan kegiatannya membaca koran. Sepertinya mereka tak tergerak sedikitpun hatinya untuk menolong saya. Untungnya waktu itu ada mahasiswa yang mendengar teriakan saya. Akhirnya mahasiswa tersebut bersusah payah membantu saya.

Sayangnya Pak Satpam masih tetap saja membaca koran seperti tak peduli. Dengan kejadian itu, saya sungguh kecewa! Saya memang tak menganggap bapak Satpam sebagai tukang parkir, bukan juga tugasnya menggeser motor, tapi bukankah untuk menolong mah sah-sah saja? Lagian, cuma santai-santai baca koran juga bukan tugasnya bapak Satpam bukan?

Melihat kejadian itu juga, saya jadi sangsi. Apakah dengan posisi parkir sekarang bisa membuat pelayanannya semakin membaik? Saya berharap dengan posisi parkir yang sudah terpusat seperti sekarang, tidak ada kejadian yang pernah saya alami seperti waktu itu lagi. Satpam UPI juga harus benar-benar bekerja, tak hanya membaca koran. Setidaknya menolong mahasiswa, apalagi titik parkir sekarang semakin padat.

Intany Pamella

Mahasiswi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2009


(19)

Kejadian di atas merupakan contoh nyata situasi parkir sepeda motor di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa tidak mempercayai kinerja satpam dan menganggap kejadian tersebut sebagai bukti kelalaian kinerja satpan dalam mengatur ketertiban di tempat parkir yang dijaganya.

Mahasiswa yang membawa sepeda motor saat ini juga meningkatkan kewaspadaannya dengan pemasangan kunci ganda pada kendaraannya. Namun, individu yang berbeda dapat menginterpretasikan situasi sama yang mereka hadapi dengan cara berbeda. Ada yang telah merasa aman dengan pemasangan kunci ganda itu, dan ada pula yang terus khawatir akan keselamatan kendaraan dan atribut miliknya. Helm merupakan atribut yang penting bagi pengguna sepeda motor. Para pengguna sepeda motor pun tidak akan mempercayakan helmnya di tempat yang tidak terlindungi. Apalagi jika mereka memang pernah kehilangan helm saat sedang parkir. Peneliti melihat bahwa beberapa mahasiswa UPI menitipkan helmnya di ruang administrasi dalam kantor jurusannya, bahkan ada juga mahasiswa UPI yang membawa-bawa helm ke mana pun ia pergi.

Hal ini tergantung bagaimana mereka melihat dan merasakan posisi mereka dalam situasi tersebut. Jika dilihat lebih spesifik, maka penilaian kognitif terhadap situasi yang berlangsung mempengaruhi reaksi tubuh, ekspresi wajah dan kecenderungan tindakan yang juga menimbulkan efek langsung pada pengalaman emosional (Eysenck & Keane, 2005: 2). Pertimbangan-pertimbangan tersebut menibulkan gagasan yang kuat bahwa faktor kognitif (terutama penilaian kognitif) selalu menjadi dasar yang penting dalam menentukan pengalaman emosional (Eysenck & Keane, 2005: 2).

Hal ini dengan tepat dikemukakan oleh Lazarus (1982,1991) dalam teori penilaian kognitifnya, yang mengawali perkembangan beberapa teori penilaian kognitif lainnya (Eysenck & Keane, 2005: 2). Inti dari


(20)

pendekatan teoritis ini adalah sebagai berikut: “Mengenai apakah emosi dihasilkan sebagai respons untuk dirasakan, diingat atau dibayangkan dalam suatu situasi, atau apakah proses tersebut merupakan proses yang otomatis terjadi atau terkontrol (Eysenck & Keane, 2005: 2). Teori penilaian kognitif dari Roseman & Smith menyatakan bahwa penilaian kognitif mengaktifkan proses emosi, mengawali ekspresi fisiologis, behavioral dan perubahan lainnya yang menghasilkan kondisi emosional” (Eysenck & Keane, 2005: 2).

Fenomena ini menarik minat peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di Universitas Pendidikan Indonesia pada mahasiswa pengendara sepeda motor.

Beberapa pertanyaan yang dapat diidentifikasi terkait fokus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI?

2. Faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui penilaian kognitif (cognitive appraisal) mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.


(21)

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.

4. Manfaat Penelitian

Beberapa hal yang dapat disumbangkan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, tema penelitian ini menggunakan konsep penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang dikembangkan oleh Lazarus sebagai pengembangan teori perkembangan emosi pada mahasiswa pengendara sepeda motor di UPI. Tema ini akan menarik, karena mahasiswa diharapkan menampilkan kompetensi yang nantinya akan mereka miliki sebagai seorang ahli di bidang mereka masing-masing. Mahasiswa diharapkan dapat menyadari bahwa pengalaman-pengalaman hidupnya akan mendasari hubungan yang mereka bangun dengan klien dan kolega mereka di masa yang akan datang. Hasil akhir kajian penelitian ini diharapkan menambah wacana Psikologi perkembangan, Psikologi sosial, dan Psikologi kognitif, khususnya teori penilaian kognitif Lazarus.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna untuk:

a. Bagi Divisi Keamanan Universitas Pendidikan Indonesia, penelitian ini memberikan masukan dan informasi mengenai pelayanan perparkiran di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia.


(22)

b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bermanfaat sebagai rintisan bagi penelitian yang menggunakan konsep penilaian kognitif.

5. Asumsi

Penilaian kognitif sebagai penentu interpretasi seseorang dalam suatu situasi memiliki peranan penting dalam diri seseorang. Dalam penelitian ini situasi tersebut adalah perasaan yang timbul dalam diri mahasiswa saat parkir dan meninggalkan motor di wilayah Universitas pendidikan Indonesia. Perasaan itu tidak akan timbul tanpa didahului oleh interpretasi mahasiswa tersebut terhadap situasi yang dihadapinya saat itu.

Ketika mahasiswa pengendara sepeda motor telah merasakan perasaan tertentu, ia telah melakukan evaluasi atas situasi yang dihadapi dan evaluasi tersebut didasari oleh pemahaman mahasiswa tersebut atas sebuah ancaman. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan dan keyakinan mahasiswa pengendara sepeda motor atas hal yang dianggapnya sebagai ancaman dalam suatu situasi dapat memicu timbulnya perasaan tak nyaman. Sebagai tambahan, peneliti juga mempercayai bahwa primary appraisal sendiri dibentuk oleh mahasiswa pengendara sepeda motor dengan faktor-faktor yang terlibat dalam suatu situasi seperti komitmen dan belief. Faktor-faktor ini juga menentukan tindakan yang diambil tiap mahasiswa pengendara sepeda motor saat menghadapi situasi tertentu, dalam penelitian ini situasi tersebut adalah saat mahasiswa parkir dan meninggalkan sepeda motornya di lahan parkir sepeda motor Universitas Pendidikan Indonesia. Komitmen mengungkapkan apa hal yang penting dan utama bagi seseorang, sementara belief dideskripsikan oleh Folkman sebagai dugaan yang telah ada sebelumnya tentang situasi nyata yang dihadapi dan berperan sebagai lensa perseptual (Frisancho,1997).

Berdasarkan pada keterangan tersebut, dapat diduga bahwa penilaian kognitif memegang peranan penting terhadap munculnya tindakan berbeda pada mahasiswa saat parkir dan meninggalkan motor di


(23)

wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Atas dasar kerangka pemikiran di atas, maka peneliti memiliki beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI berperan dalam munculnya tindakan mahasiswa pengendara sepeda motor saat parkir dan meninggalkan motor di Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada

mahasiswa pengendara sepeda motor adalah penilaian yang negatif. (a) Bawaan diri individu:

Komitmen dan belief

(b) Karakteristik situasi, misalnya: Tuntutan, kerugian, dan kapasitas

coping; dan karakteristik formal

seperti keambiguitasan dan kesegeraan situasi.

Penilaian Kognitif (Cognitive Appraisal)

Situasi saat parkir dan meninggalkan

motor

Coping

Interaksi seseorang dengan situasi saat parkir dan meninggalkan motor


(24)

6. Hipotesis

Berdasarkan asumsi yang dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Ho: μ > μo

Ho: Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian yang negatif.

2) Ha: μ < μo

Ha: Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah penilaian yang negatif. 7. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel (Siregar, 2010: 211). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal atau angka yang diolah dengan metoda statistika inferensial.

Instrumen yang digunakan berupa angket atau kuesioner yang berisi sejumlah pernyataan yang mengukur penilaian kognitif saat mahasiswa parkir dan meninggalkan motor di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini disebut sebagai penelitian survey.

Penelitian survey dapat disebut sebagai penelitian deskriptif (Ary, et al., 2006: 31). Penelitian ini menggunakan instrumen seperti kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan informasi dari kelompok atau perorangan (Ary, et al., 2006: 31). Penelitian survey membuat peneliti dapat menyimpulkan karakteristik berbagai kelompok dan mengukur sikap dan opini mereka terhadap berberapa hal (Ary, et al., 2006: 31).

8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah fasilitas parkir Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung.


(25)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengendara motor di Universitas Pendidikan Indonesia.

Sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang mahasiswa pengendara sepeda motor yang menggunakan fasilitas parkir sepeda motor di Universitas Pendidikan Indonesia.

9. Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penilaian kognitif (cognitive appraisal) dari teori yang digagas oleh Richard S. Lazarus.

1. Definisi Konseptual

Menurut Santrock (2007) penilaian kognitif (cognitive appraisal) adalah istilah Lazarus untuk interpretasi yang dikenakan seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam hidupnya mengenai bahayanya, ancamannya, maupun tantangannya dan penilaian mereka apakah mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk menghadapi peristiwa tersebut secara efektif.

2. Definisi Operasional

Menurut Lazarus (dalam Frisancho, 1997: 4) penilaian kognitif (cognitive appraisal) merupakan interaksi antara situasi nyata dengan karakteristik yang dimiliki oleh individu yang tergambar dari derajat skor skala penilaian kognitif yang dirumuskan berdasarkan teori Lazarus dan Smith (dalam Eysenck, 1997: 35) dengan komponen sebagai berikut:

1) Motivational relevance (ketika situasi dianggap berhubungan dengan komitmen pribadi),

2) Motivational congruence (ketika situasi dianggap berhubungan dengan tujuan pribadi),


(26)

3) Accountability (seberapa besar diri atau orang lain bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi),

4) Problem focused coping potential (kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani), 5) Emotion focused coping potential (kemungkinan yang

dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam situasi ditangani), dan

6) Future expectancy (penilaian mengenai bagaimana situasi akan berubah saat dihadapi).


(27)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain (Siregar, 2010: 107). Prosedur pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya (Siregar, 2010: 108). Selanjutnya hasil penemuan akan dideskripsikan, yaitu dengan melakukan pengamatan serta menggambarkan sifat atau peristiwa yang tengah berlangsung pada saat peristiwa dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Travers:1998). Penelitian ini digunakan untuk mengkaji parameter populasi yang berbentuk penggambaran melalui responden yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini mengkaji gambaran penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor.

1. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

William Emory dan Donald R. Cooper (1991) menyatakan bahwa, populasi merupakan himpunan yang sempurna dari unit observasi dimana unit observasi merupakan kelompok sosial, perusahaan atau organisasi yang dapat memberikan keterangan mengenai sesuatu yang diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan contoh atau wakil yang diambil dari populasi yang besar jumlahnya.


(28)

32

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengendara sepeda motor yang parkir dan meninggalkan motor di Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak ± 7500 orang.

Jumlah sampel penelitian didasarkan pada teori Husein Umar (1998) yang menjelaskan pendapat Slovin dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal menggunakan rumus:

2 1 Ne

N n

 

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan yaitu sebesar 0,1 (10%)

Dengan rumus slovin tersebut maka didapat angka n adalah:

n =

) 1 , 0 7500 ( 1

7500

2  

= 98,68 (dibulatkan menjadi 99 orang)

Metode sampling yang digunakan adalah simpel random sampling sehingga dari 7500 (jumlah populasi) orang dipilih 99 (jumlah sesuai perhitungan) orang secara acak sebagai angota sampel. Hal ini mungkin dilakukan mengingat bahwa anggota populasi bersifat homogen, sehingga tiap-tiap anggota populasi memiliki peluang yang sama menjadi anggota sampel.


(29)

33

Penelitian ini melibatkan satu variabel, yaitu penilaian kognitif (cognitive appraisal).

Penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari dua proses psikologis yang meliputi penilaian kognitif (cognitive appraisal), yaitu primary appraisal dan secondary appraisal yang dikemukakan oleh Lazarus dan Smith (dalam Hogg & Cooper, 2007:150). Penilaian kognitif (cognitive appraisal) merupakan interaksi antara situasi nyata dengan karakteristik yang dimiliki oleh individu.

4. INSTRUMEN

Alat ukur penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor jurusan Psikologi UPI menggunakan 2 kriteria penilaian kognitif berdasarkan Teori Smith dan Lazarus (dalam Hogg & Cooper, 2007:150) yang dikembangkan dan disesuaikan dengan konteks dan masalah penelitian oleh peneliti. Kedua kriteria penilaian adalah primary appraisal dan secondary appraisal.

Tabel 3.1 Enam Dimensi Penilaian Kognitif oleh Smith dan Lazarus (dalam Hogg & Cooper, 2007:150)

Primary Appraisal Deskripsi

1.

Motivational relevance

Positive appraisal keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan dampak positif bagi dirinya.

Stressful appraisal keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan tekanan atau stres bagi dirinya.

Irrelevant appraisal

keadaan saat seseorang menilai suatu situasi tidak memberikan efek atau pengaruh apapun bagi dirinya.


(30)

34

berhubungan dengan tujuan pribadi. Secondary Appraisal Deskripsi

3. Accountability

Self accountability Seberapa besar diri sendiri bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi.

Other

accountability

Seberapa orang lain bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi.

4. Problem focused coping potential

Kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani.

5. Emotion focused coping potential

Kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam situasi ditangani.

6. Future expectancy penilaian mengenai bagaimana

situasi akan berubah saat dihadapi.

Primary appraisal melibatkan 2 aspek, yaitu: motivational relevance dan motivational congruence. Motivational relevance adalah ketika situasi dianggap berhubungan dengan komitmen pribadi. Motivational relevance dipandang dalam 3 cara, yaitu positive appraisal, stressful appraisal dan irrelevant appraisal. Positive appraisal adalah keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan dampak positif bagi dirinya. Stressful appraisal adalah keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan tekanan atau stres bagi dirinya. Irrelevant appraisal adalah keadaan saat seseorang menilai suatu situasi tidak memberikan efek atau pengaruh apapun bagi dirinya. Motivational congruence adalah keadaan ketika situasi dianggap berhubungan dengan tujuan pribadi.


(31)

35

Secondary appraisal lebih ke arah usaha responden untuk mengantisipasi situasi saat parkir yang menimbulkan ancaman yaitu berupa sumber daya adekuat yang dimiliki responden. Sumber daya adekuat responden terbagi menjadi empat aspek, yaitu: accountability, problem focused coping potential, emotion focused coping potential, dan future expectancy. Accountability adalah seberapa besar diri atau orang lain bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi. Problem focused coping potential adalah kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani. Emotion focused coping potential adalah kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam situasi ditangani. Future expectancy adalah penilaian mengenai bagaimana situasi akan berubah saat dihadapi.

Penelitian yang baik, dihasilkan oleh data yang baik. Baik atau tidaknya suatu data tergantung pada instrumen pengumpulan datanya. Instrumen penelitian ini dikembangkan berdasarkan variabel tersebut di atas. Instrumen data yang telah dikembangkan kemudian dilakukan pengujian untuk memenuhi dua syarat penting, yakni valid dan reliabel.

Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori penilaian kognitif dari Smith & Lazarus (dalam Hogg & Cooper, 2007). Gambaran mengenai kisi-kisi instrumen disajikan dalam tabel di bawah ini:


(32)

36

Tabel 3.2 Kisi-Kisi/Matriks Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif mahasiswa Pengendara Sepeda Motor

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

Primary appraisal

Positive appraisal

Situasi dipandang memberikan dampak positif.

1. Sistem pencatatan dengan karcis parkir di pintu masuk dan keluar kampus menciptakan situasi aman.

2. Satpam di area parkir dapat diandalkan untuk mengamankan sepeda motor.

3. Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir sepeda motor di kampus.

4. Penataan area parkir dengan batas-batas yang jelas memberikan jaminan keamanan parkir sepeda motor.

F

F

F

F

Stressful appraisal

Situasi dipandang memberikan

5. Mudahnya akses keluar masuk tempat parkir tanpa adanya pencatatan yang jelas, membuat saya merasa tidak aman dan nyaman untuk parkir di kampus.


(33)

37

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

tekanan. 6. Penataan area parkir yang terlalu terbuka untuk umum tidak memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan parkir sepeda motor.

7. Tidak adanya satpam yang menjaga tempat parkir membuat saya cemas dengan keamanan dan kenyamanan ketika parkir sepeda motor di kampus.

8. Tidak adanya pengamanan tambahan pada sepeda motor saya yang diparkir membuat saya cemas dengan keamanan ketika parkir di kampus.

U

U

U

Irrelevant appraisal

Situasi tidak memberikan efek apapun.

9. Saya mengetahui adanya pohon-pohon peneduh di area parkir sepeda motor.

10. Saya tahu adanya spanduk-spanduk petunjuk kawasan parkir sepeda motor di dalam kampus.

11. Bagi saya kebersihan area parkir sepeda motor tidak mempengaruhi keputusan saya untuk parkir di area

F

F


(34)

38

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

tersebut.

12. Saya tidak merasakan perbedaan saat harus parkir di area parkir sepeda motor yang beraspal ataupun yang tidak beraspal

F

Motivational congruence

Situasi dianggap berhubungan dengan tujuan pribadi.

13. Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok sepeda motor tidak menjadi panas.

14. Parkir di tempat terdekat dengan tujuan lebih baik agar tidak perlu susah payah berjalan.

15. Tempat parkir yang paling aman adalah tempat parkir yang paling dekat dengan keberadaan satpam.

16. Daya tahan tubuh saya yang lemah dan wilayah kampus yang jauh, mengharuskan saya untuk menggunakan sepeda motor.

F

F

U

U


(35)

39

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

appraisal yang

bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi.

sepeda motor dan atributnya adalah diri sendiri.

18. Orang yang paling bertanggungjawab terhadap keamanan sepeda motor dan atributnya adalah satpam.

19. Menjaga keamanan parkir motor adalah tangungjawab pengendara sepeda motor dan satpam.

U

F

Problem focused coping potential

Kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani.

20. Jika saya mengenal satpam yang bertugas di area parkir sepeda motor dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.

21. Keamanan dan kenyamanan tidak akan terjamin jika saya parkir di tempat yang tidak seharusnya.

22. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor saja tidak akan memberikan jaminan rasa aman dan

F

U


(36)

40

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

nyaman saya ketika parkir di kampus.

23. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor dan satpam tanpa pengelolaan yang baik, tidak akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman saya ketika parkir di kampus

24. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor dan satpam serta pengelolaan yang baik, akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman saya ketika parkir di kampus.

U

F

Emotion focused coping potential

Kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam

25. Saya merasa lebih aman jika membawa serta helm bersama saya daripada ditinggal di motor.

26. Saya akan merasa sangat bersalah jika lupa mengunci sepeda motor saya saat parkir.

27. Kunci pengaman tambahan sepeda motor yang lebih mahal harganya pasti lebih bagus kualitasnya, dan akan memberikan rasa aman bagi saya untuk parkir.

U

U


(37)

41

Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)

situasi ditangani.

28. Saya yakin helm saya takkan hilang meski ditinggal di motor.

29. Jika seandainya motor saya hilang, saya tidak bisa mengatasi rasa kehilangan saya.

F

U

Future Expectancy

Penilaian mengenai bagaimana situasi akan berubah saat ditangani.

30. Pengetahuan saya tentang seluk beluk keamanan area parkir motor di kampus membantu saya untuk selalu parkir motor di wilayah parkir yang “aman” dalam kampus.

31. Kewaspadaan saya dalam memberikan pengamanan tambahan terhadap sepeda motor dan atributnya, akan memberi rasa aman dan nyaman untuk parkir di kampus. 32. Kedisiplinan Satpam dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di area parkir, memberi rasa aman dan nyaman bagi saya untuk parkir di kampus.

U

U


(38)

5. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

5. 1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas internal. Validitas internal juga bisa disebut sebagai validitas logis (Widoyoko, 2012: 142). Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berarti penalaran atau rasional (Widoyoko, 2012: 142). Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen menunjuk pada kondisi sebuah istrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran atau rasional (Widoyoko, 2012: 142).

Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada di dalamnya secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Widoyoko, 2012: 142). Jadi kriteria validitas instrumen ada dalam instrumen itu sendiri. Validitas internal ini dibedakan menjadi dua, yaitu: validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity) (Widoyoko, 2012: 143). Dalam penelitian ini, validitas internal yang dipergunakan adalah validitas konstruk (construct validity).

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang digunakan (Widoyoko, 2012: 145).

Validitas konstruk dapat diuji dengan menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Instrumen yang telah dikonstruksi tentang aspek-aspek yang yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu akan dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan akan memberikan keputusan apakah instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Menurut Sugiono dalam Widoyoko (2012: 146) jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang. Tenaga ahli yang diminta pendapatnya dalam penelitian ini adalah Bapak Mubiar Agustin, Bapak MIF Baihaqi, dan Bapak Helli Ihsan. Ketiga ahli melakukan seleksi terhadap item-item yang ada dalam instrumen dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki item-item yang dirasa kurang sesuai. Ketiga dosen melakukan penghapusan / penggantian sebagian kata dalam item pernyataan yang dirasa kurang sesuai. Berikut ini akan disajikan tabel hasil seleksi 3 dosen tersebut:


(39)

1. Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.

Tabel 3.3 Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin Nomor

Item Keterangan Professional Judgement

2

Sebelum validasi:

“Saya tidak pernah meninggalkan tempat parkir sebelum saya yakin motor saya sudah terkunci dengan benar.”

Setelah validasi:

“Saya tidak pernah meninggalkan tempat parkir sebelum yakin sepeda motor sudah terkunci dengan benar.”

4

Sebelum validasi:

“Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir di kampus.”

Setelah validasi:

“Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir sepeda motor di kampus.”

7

Sebelum validasi:

“Saat sedang terburu-buru saya sering lupa mengunci sepeda motor saya.”

Setelah validasi:

“Saat sedang terburu-buru saya sering lupa mengunci sepeda motor.”


(40)

Nomor

Item Keterangan Professional Judgement

“Saya mengetahui sering terjadinya kehilangan pada areal parkir ini dari teman sesama pengendara motor dan satpam.”

Setelah validasi:

“Saya mengetahui sering terjadinya kehilangan pada areal parkir ini dari teman dan satpam.”

14

Sebelum validasi:

“Daya tahan tubuh saya yang lemah dan wilayah kampus yang jauh, mengharuskan saya untuk berkendara sepeda motor.”

Setelah validasi:

“Daya tahan tubuh saya yang lemah dan bangunan dalam kampus yang berjauhan, mengharuskan saya untuk menggunakan sepeda motor.”

15

Sebelum validasi:

“Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok motor saya tidak menjadi panas.”

Setelah validasi:

“Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok motor tidak menjadi panas.”

16

Sebelum validasi:

“Saya memasang pengaman tambahan pada sepeda motor saya agar lebih aman.”

Setelah validasi:


(41)

Nomor

Item Keterangan Professional Judgement

lebih aman.”

20

Sebelum validasi:

“Orang yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan sepeda motor dan helm saya adalah saya sendiri.”

Setelah validasi:

“Orang yang paling bertanggungjawab terhadap keamanan sepeda motor dan atributnya adalah diri sendiri.”

27

Sebelum validasi:

“Menutup beberapa akses/jalan masuk kampus yang tanpa penjagaan akan mengurangi terjadinya kehilangan motor atau helm.”

Setelah validasi:

“Menutup beberapa akses/jalan masuk kampus yang tanpa penjagaan akan mengurangi terjadinya kehilangan motor dan atributnya.”

33 Pernyataan mirip dengan item nomor 36, pilih salah satu

36 Pernyataan mirip dengan item nomor 33, pilih salah satu

2. Hasil Validasi dari Bapak MIF Baihaqi mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.

Tabel 3.4 Hasil validasi dari Bapak MIF Baihaqi Nomor Item Keterangan Professional Judgement


(42)

“Dengan hanya satu orang satpam di area parkir, saya yakin pencurian sepeda motor atau helm akan terus terjadi.”

Setelah validasi:

“Apabila hanya ada satu orang satpam di area parkir, saya yakin pencurian sepeda motor atau helm akan terus terjadi”

29

Sebelum validasi:

“Saya merasa lebih aman jika saya membawa serta helm bersama saya daripada ditinggal di motor.”

Setelah validasi:

“Saya merasa lebih aman jika membawa serta helm bersama saya, daripada ditinggal di motor.”

3. Hasil Validasi dari Bapak Helli Ihsan mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.

Tabel 3.5 Hasil validasi dari Bapak Helli Ihsan Nomor Item Keterangan Professional Judgement

2 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

5

Sebelum validasi:

“Saya pikir, jika saya mengenal penjaga parkir dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.”

Setelah validasi:

“Jika saya mengenal penjaga parkir dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.


(43)

Nomor Item Keterangan Professional Judgement

8 Pernyataan mirip dengan pernyataan nomor 6, pernyataan ini dihapus.

9

Sebelum validasi:

“Saya menyadari mudahnya akses keluar masuk UPI ke pemukiman wilayah penduduk, menjadi sebab banyaknya kehilangan helm atau motor.”

Setelah validasi:

“Mudahnya akses keluar masuk UPI menjadi sebab banyaknya kehilangan sepeda motor dan atributnya.”

10 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

16 Pernyataan dihapus

18 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

19 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

22 Pernyataan dihapus

24 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

25 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

26 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

27 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

28 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

30

Sebelum validasi:

“Saya merasa sangat bersalah jika lupa mengunci sepeda motor saya saat parkir.”


(44)

Nomor Item Keterangan Professional Judgement

Setelah validasi:

“Saya akan merasa sangat bersalah jika lupa mengunci sepeda motor saat parkir.”

34 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

35 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

36 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

37 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.

Setelah pengujian konstruk dari ahli dilanjutkan dengan uji coba di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas faktor maupun validitas butir instrumen (Widoyoko, 2012: 146). Sampel uji coba minimal 30 orang (Widoyoko, 2012: 146).

Suatu butir instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total (Widoyoko, 2012: 147). Dengan kata lain dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada butir mempunyai kesejajaran denga skor total (Widoyoko, 2012: 147). Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus korelasi product moment (Widoyoko, 2012: 147). Rumus korelasi product moment yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut (Widoyoko, 2012: 147):

   

 

 

  2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan : x = skor butir


(45)

y = skor total

rxy = koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

Σxy = jumlah perkalian x dan y

x2 = kuadrat dari x y2 = kuadrat dari y

Pengujian validitas merupakan syarat penting yang berlaku dalam suatu kuesioner atau angket. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan kuesioner atau angket stabil dari waktu ke waktu. Instrumen pengukuran dalam penelitian ini dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama.

Pada kesempatan ini uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item pernyataan dengan skor total, selanjutnya hasil korelasi pada masing-masing-masing-masing item pernyataan dibandingkan dengan nilai kritis. Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga rxy dengan harga kritik (Widoyoko, 2012: 149). Adapun harga kritik untuk untuk validitas butir instrumen adalah 0,3 (Widoyoko, 2012: 149). Artinya apabila rxy lebih besar atau sama dengan 0,3 (rxy > 0,3), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 149). Sebaliknya apabila rxy lebih kecil dari 0,3 (rxy < 0,3), nomor butir tersebut dikatakan tidak valid (Widoyoko, 2012: 149). Penentuan batas minimal suatu butir instrumen dianggap valid apabila memiliki korelasi 0,3 terhadap skor total dengan asumsi bahwa besarnya pengaruh atau determinan butir terhadap total instrumen = (r) = (0,3)2 = 0,09, dibulatkan menjadi 0,1 atau 1% (Widoyoko, 2012: 149-150). Butir instrumen yang memiliki sumbangan terhadap total butir instrumen kurang dari 1% dianggap butir tersebut kurang bermakna terhadap keberadaan instrumen secara keseluruhan (Widoyoko, 2012: 150). Berdasarkan respon dari responden diperoleh data sebagai berikut:


(46)

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar Nomor

Butir ΣX ΣY ΣX

2 ΣY2 ΣXY

rxy Keterangan

1 95 2323 305 174805 7154 0,349 Valid 2 85 2323 253 174805 6358 -0,09 Tidak 3 52 2323 98 174805 3893 0,009 Tidak 4 86 2323 250 174805 6453 0,093 Tidak 5 64 2323 148 174805 4861 0,605 Valid 6 61 2323 133 174805 4607 0,369 Valid 7 47 2323 81 174805 3563 0,487 Valid 8 52 2323 94 174805 3914 0,246 Tidak 9 96 2323 302 174805 7205 0,190 Tidak 10 85 2323 251 174805 6390 0,179 Tidak 11 70 2323 174 174805 5290 0,413 Valid 12 68 2323 166 174805 5108 0,112 Tidak 13 100 2323 340 174805 7527 0,296 Tidak 14 115 2323 435 174805 8633 0,197 Tidak 15 47 2323 83 174805 3542 0,216 Tidak 16 75 2323 211 174805 5708 0,598 Valid 17 90 2323 288 174805 6773 0,206 Tidak 18 65 2323 153 174805 4798 -0,659 Tidak 19 109 2323 391 174805 8152 1,933 Valid 20 90 2323 278 174805 6777 0,297 Tidak 21 65 2323 145 174805 4902 0,391 Valid


(47)

Nomor

Butir ΣX ΣY ΣX

2 ΣY2 ΣXY

rxy Keterangan

22 66 2323 156 174805 4972 0,247 Tidak 23 59 2323 123 174805 4452 0,348 Valid 24 108 2323 386 174805 8087 -0,071 Tidak 25 62 2323 150 174805 4714 0,494 Valid 26 43 2323 71 174805 3254 0,349 Valid 27 71 2323 187 174805 5354 0,252 Tidak 28 73 2323 189 174805 5512 0,373 Valid 29 62 2323 144 174805 4686 0,331 Valid 30 59 2323 117 174805 4420 -0,020 Tidak 31 59 2323 119 174805 4421 -0,002 Tidak 32 44 2323 70 174805 3293 -0,056 Tidak

Dari 32 item pernyataan untuk kuesioner penilaian kognitif yang diujikan kepada 31 orang responden, terdapat 19 pernyataan yang memiliki skor korelasi product moment di bawah 0,3 sehingga tidak layak untuk digunakan. 19 pernyataan akan mengalami reduksi data, dan 13 pernyataan akan dipergunakan pada item final pada kuesioner penilaian kognitif.

5.2Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran instrumen dapat dipercaya. Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Priyatno, 2013: 30). Jadi, alat ukur yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Priyatno, 2013: 30). Berdasarkan cara-cara melakukan pengujian tingkat reliabilitas instrumen, ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal (external reliability and internal reliability)


(48)

reliabilitas berada di luar instrumen yang bersangkutan (Widoyoko, 2012: 158). Sebaliknya jika kriteria maupun penghitungan didasarkan pada data dari instrumen itu sendiri, akan menghasilkan reliabilitas internal (Widoyoko, 2012: 158).

Reliabilitas penelitian ini diperoleh melalui reliabilitas internal instrumen. Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengumpulan data (Widoyoko, 2012: 160). Berdasarkan sitem pemberian skor (scoring system) instrumen, ada dua metode analisisi reliabilitas internal, yaitu: Istrumen skor diskrit dan Instrumen skor non diskrit (Widoyoko, 2012: 160). Penelitian ini menggunakan instrumen skor non diskrit.

Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran yang dalam sistem skoringnya bersifat gradual, yaitu ada perjenjangan skor, mulai dari skor yang tertinggi sampai skor terendah (Widoyoko, 2012: 163). Hal ini biasanya terdapat dalam instrumen tes berbentuk uraian dan pilihan ganda, dan instrumen non tes bentuk angket dengan skala Likert dan skala lajuan (rating scale) (Widoyoko, 2012: 163).

Pengujian reliabilitas internal pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS 19.0 for windows.

Slovin dalam Umar (1998) menyatakan bahwa uji reliabilitas kuesioner adalah uji kekonsistensialan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach, dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Dimana :

n

r = Reliabilitas

k = Jumlah butir pernyataan 2

b

 = Jumlah varian butir 2             

2 1 2 1  b n k k r


(49)

kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih besar dari nilai kritis r pada n = 96 dan  = 0,05.

Uji reliabilitas pada kesempatan ini dilakukan dengan menggunakan Formula Alpha Cronbach. Formula ini merupakan prosedur pencarian nilai reliabilitas dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua kelompok (meski bisa juga diterapkan pada teknik belah dua), sehingga bisa diterapkan pada instrumen yang jumlah itemnya tidak genap. Selanjutnya hasil pengukuran dengan formula Alfa Cronbach akan dibandingkan dengan nilai standar reliabilitas.

Menurut Uma Sekaran (dalam Priyatno, 2013: 30), pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai berikut:

1. Cronbach‟s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk 2. Cronbach‟s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima 3. Cronbach‟s alpha 0,8 = reliabilitas baik

Dari 13 item final pada kuesioner penilaian kognitif yang digunakan reliabilitas instrumen secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan SPSS 19. 0 dan dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7 Reliability Statistics Instrumen Penilaian Kognitif

Cronbach's

Alpha N of Items

.571 13

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penilaian kognitif diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,571 atau dibulatkan menjadi 0,6. Indeks tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Hasil running data menunjukkan bahwa instrumen-instrumen penelitian ini valid dan reliabel, karena telah memenuhi persyaratan sebagaimana diuraikan di atas.


(50)

5.3Uji hipotesis deskriptif

Menurut Siregar (2010: 221) menguji hipotesis deskriptif berarti menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak (Siregar, 2010: 221). Jika hipotesis alternatif (Ha) diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan (Siregar, 2010: 221).

Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari penelitian yang bersifat deskriptif (Siregar, 2010: 222). Penerapan jenis uji statistik untuk penelitian yang bersifat deskriptif sangat tergantung dari jenis datanya, seperti: nominal, ordinal, dan interval/rasio. Untuk mengetahui jenis data penelitian harus dilakukan uji normalitas data. Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov ini digunakan untuk menguji „goodness of fit’ antar distribusi sampel dan distribusi lainnya (Siregar, 2010: 245). Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama (Siregar, 2010: 245). Singkatnya uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data (Siregar, 2010: 245). Melalui hasil kenormalan distribusi data yang didapat kan dapat ditentukan uji statistik yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Jika data tidak berdistribusi normal, data dianggap ordinal dan dapat menggunakan statistik non parametris. Jika data berdistribusi normal, data bisa dianggap interval dan dapat menggunakan statistik parametris.

Pemilihan teknik statistik yang digunakan dalam analisis data selain tergantung pada macam data juga tergantung pada bentuk hipotesisnya. Sebagai pedoman pemilihan teknik statistik yang digunakan dalam analisis data, Sugiyono menyusun bentuk tabel berikut:

Tabel 3.8 Penggunaan Statistik Parametrik dan Nonparametrik untuk Menguji Hipotesis Macam Data dan Bentuk Hipotesis

Macam Data Bentuk Hipotesis Deskriptif (Satu variabel) Komparatif (dua sampel) Komparatif (lebih dari dua sampel)

Asosiatif (Hubungan) Related Independent Related Independen

t Nominal

Binomial

Mc. Fisher Exact Probability

X2 for kt

sample X


(51)

X2 One Sample

X2 Two Sample Cochran Q

Ordinal Run Test

Sign Test Wilcoxon Matched Pairs Median Test Mann-Whitney U test Kolmogorov Smirnov Wald-Wolfowitz Friedman Two-Way Anova Median Extension Kruskal Wallis One Way Anova Spearman Rank Correlation Kendall Tau Interval

dan Rasio t-test*

t-test of Related* t-test Independent* One-Way Anova* Two-Way Anova* One-Way Anova* Two-Way Anova* Pearson Product Moment* Partial Correlation* Multiple Correlation* *Statistik Parametrik

(Sugiyono, 2007: 27)

6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Siregar, 2010: 130). Pengumpulan data adalah suatu proses yang amat penting dalam suatu penelitian. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner (angket) pada mahasiswa pengendara sepeda motor.

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Angket mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self report) dari responden atau setidak-tidaknya pada pengetahuan, keyakinan, maupun sikap pribadi responden (Widoyoko, 2012: 34). Penggunaan angket sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian didasarkan pada anggapan (Widoyoko, 2012: 34):


(52)

1. Bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Sutrisno Hadi dalam Widoyoko (2012: 34) mengemukakan bahwa interpretasi responden tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti.

Angket dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya (Widoyoko, 2012: 36). Dipandang dari cara menjawab, angket dapat dibedakan menjadi angket terbuka dan angket tertutup (Widoyoko, 2012: 36). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36).

Dipandang dari jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung. Angket langsung merupakan angket dimana responden menjawab atau memberi respon mengenai dirinya sendiri (Widoyoko, 2012: 37).

Instrumen penilaian kognitif menggunakan skala Likert yang merupakan metode penskalaan yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010: 93). Prinsip pokok skala Likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif (Widoyoko, 2012: 104). Penentuan lokasi itu dilakukan dengan mengidentifikasi respon seseorang terhadap butir pernyataan/pertanyaan yang disediakan (Widoyoko, 2012: 104). Menurut Widoyoko (2012: 104) penggunaan skala Likert ada 3 alternatif model, yaitu model tiga pilihan (skala tiga), empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Dalam penelitian ini peneliti memilih pilihan respon skala empat. Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden (Widoyoko, 2012: 106). Selain itu juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral, sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan atau dinyatakan dalam instrumen (Widoyoko, 2012: 106).


(53)

Pernyataan dibuat dalam bentuk pilihan, yang setiap butirnya berisi empat pilihan dalam menanggapi setiap pernyataan. Responden diminta untuk memilih salah satu dari 4 alternatif pilihan yang tersedia, yaitu: Sangat Sesuai/Sangat Setuju (SS), Sesuai/Setuju (S), Tidak Sesuai/Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Setuju (STS). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu sebagai berikut:

Tabel 3.9 Pola Penyekoran Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor

Alternatif Pilihan Item

Favorable Unfavorable Sangat Sesuai/Sangat Setuju (SS) 4 1

Sesuai/Setuju (S) 3 2 Tidak Sesuai/Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

7. PROSEDUR DAN TAHAPAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam lima tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data, tahap pengolahan data, tahap pembahasan, dan tahap penyelesaian. Berikut penjelasannya:

7.1Tahap persiapan

1. Melakukan orientasi mengenai kemungkinan dapat dilakukannya penelitian ini, 2. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran yang benar dan tepat

mengenai penilaian kognitif, 3. Menyusun proposal penelitian,

4. Menentukan dan menyiapkan alat ukur penilaian kognitif yang akan digunakan, 5. Menyelesaikan masalah administrasi perizinan dan surat pengantar yang akan

diajukan pada lembaga yang menaungi responden penelitian ini, dan 6. Menentukan waktu pengambilan data.


(54)

7.2Tahap pengambilan data

Melakukan penyebaran angket pada mahasiswa yang mengendarai sepeda motor dan parkir di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia.

7.3 Tahap pengolahan data 1. Memeriksa kelengkapan data,

2. Melakukan pensekoran dan rekapitulasi data yang telah didapat, dan 3. Melakukan perhitungan data secara statistik,

7.4 Tahap pembahasan

1. Membahas hasil analisis statistik,

2. Menghubungkan hasil analisis statistik dengan teori, 3. Membahas temuan penelitian,

7.5Tahap penyelesaian

1. Membahas kesimpulan hasil penelitian, 2. Membahas rekomendasi hasil penelitian, dan


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian ini berjudul “Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor”. Secara garis besara penelitian ini telah menjawab seluruh masalah yang telah dirumuskan dari hipotesis yang telah diajukan. Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan temuan-temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, setelah dianalisis secara teori ilmiah dan perhitungan statistika yang relevan mengenai penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor, penulis mengajukan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data, analisis dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor berada dalam kategori netral dengan skor perhitungan uji-Z diperoleh nilai Zhitung sebesar

9,931. Nilai Ztabel yang juga diperoleh melalui running data SPSS 19.0

sebesar 1,66. Signifikasi yang didapatkan adalah –Ztabel < Zhitung (-1,66

< 9,931), maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Hal ini menunjukkan penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI yang dilakukan oleh mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian kognitif yang negatif.

2) Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: “Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah penilaian yang negatif”. Beradasarkan hasil olah data dengan analisis deskriptif menggunakan uji-Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan


(56)

ditolak. Maka, dapat disimpulkan “Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian yang negatif.”. Walaupun dalam hasil penelitian kecenderungan jawaban responden banyak menyetujui pernyataan yang negatif, namun hal tersebut secara statistik tidak signifikan.

3) Faktor-faktor yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dapat terlihat dalam instrumen penilaian kognitif dan dari persentase isian saran dan kritik responden terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI. Faktor-faktor yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dari instrumen penelitian adalah pengelolaan tempat parkir di UPI, kinerja satpam, daya tahan tubuh responden, accountability (yang bertanggung jawab atas situasi yang dihadapi), komitmen responden, ketidaksanggupan responden mengatasi rasa kehilangan. Sementara itu, faktor-faktor yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dari persentase isian saran dan kritik responden meliputi tiga tema besar, yaitu fasilitas tempat parkir sepeda motor di UPI, kinerja satpam UPI, dan lokasi parkir sepeda motor di UPI.

2. Rekomendasi

Berdasarkan analisis dan temuan yang penulis peroleh di lapangan pada saat dan setelah melakukan penelitian mengenai penilaian kognitif terhadap kemanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor, level penilaian kognitif mahasiswa termasuk dalam kategori netral. Berdasarkan kesimpulan tersebut, terdapat beberapa


(57)

rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi peningkatan keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang berkaitan dengan permasalahan yang telah diteliti, diantaranya:

1) Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor

Dalam menjamin terciptanya rasa aman dan nyaman ketika parkir di UPI mahasiswa diharapkan meningkatkan rasa waspada dalam dirinya dengan selalu memberikan pengamanan tambahan pada kendaraan dan atributnya ketika parkir di UPI. Selain itu, mahasiswa juga membutuhkan dukungan dari pihak terkait sehingga mahasiswa perlu meningkatkan kerja sama dengan satpam yang berjaga di area tersebut agar pengawasan terhadap kendaraan mahasiswa dapat dilakukan secara optimal.

2) Untuk Divisi Keamanan Universitas Pendidikan Indonesia

Agar tercipta rasa aman dan nyaman saat parkir sepeda motor di UPI perlu diadakan evaluasi khusus untuk melihat sejauh mana keberhasilan divisi keamanan UPI khususnya satpam dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas area parkir sepeda motor. Evaluasi ini perlu dilakukan oleh pihak universitas selaku pengontrol yang formal mengingat pentingnya peran satpam terhadap kemanan dan kenyamanan parkir di UPI.

3) Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengangkat tema yang berkaitan dengan penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI agar mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa penilaian kognitif terhadap kemanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor berada pada level netral. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian


(1)

rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi peningkatan keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang berkaitan dengan permasalahan yang telah diteliti, diantaranya:

1) Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor

Dalam menjamin terciptanya rasa aman dan nyaman ketika parkir di UPI mahasiswa diharapkan meningkatkan rasa waspada dalam dirinya dengan selalu memberikan pengamanan tambahan pada kendaraan dan atributnya ketika parkir di UPI. Selain itu, mahasiswa juga membutuhkan dukungan dari pihak terkait sehingga mahasiswa perlu meningkatkan kerja sama dengan satpam yang berjaga di area tersebut agar pengawasan terhadap kendaraan mahasiswa dapat dilakukan secara optimal.

2) Untuk Divisi Keamanan Universitas Pendidikan Indonesia

Agar tercipta rasa aman dan nyaman saat parkir sepeda motor di UPI perlu diadakan evaluasi khusus untuk melihat sejauh mana keberhasilan divisi keamanan UPI khususnya satpam dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas area parkir sepeda motor. Evaluasi ini perlu dilakukan oleh pihak universitas selaku pengontrol yang formal mengingat pentingnya peran satpam terhadap kemanan dan kenyamanan parkir di UPI.

3) Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengangkat tema yang berkaitan dengan penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI agar mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa penilaian kognitif terhadap kemanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor berada pada level netral. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian


(2)

lebih mendalam lagi tentang penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI dengan cara mengembangkan instrumen penelitian melalui landasan teori-teori yang lebih banyak dan akurat. Aapabila memungkinkan akan lebih baik jika menggunakan pendekatan yang berbeda ataupun kombinasi dari dua pendekatan (triangulasi).

2. Pada instrumen yang disusun oleh peneliti masih banyak ditemukan kesamaan hal yang diukur pada beberapa pernyataan yaitu pada item 18 dan item 31 yang dianggap mengukur hal yang sama. Untuk item 22, 23 dan 24 juga dianggap membingungkan bagi responden sehingga penelitian belum dapat benar-benar menggambarkan kondisi yang dialami oleh responden. Sehingga untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan skala pengukuran yang berbeda agar dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat lagi.

3. Untuk memperluas pengetahuan mengenai gambaran penilaian kognitif khususnya mengenai keamanan dan kenyamanan parkir di UPI, peneliti diharapkan mengambil populasi sampel yang lebih besar dan berbeda dengan penelitian ini.

4. Peneliti diharapkan mempertimbangkan faktor-faktor atau variabel lain yang berhubungan dengan penilaian kognitif atau keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti berharap hasil penelitian ini bisa berguna bagi semua pihak yang terkait dalam keamanan dan kenyamanan parkir di UPI, baik mahasiswa, satpam dan pihak universitas sehingga dapat dijadikan sebagai pijakan pertama dalam langkah awal peningkatan kualitas kemanan dan kenyamanan parkir di UPI oleh pihak-pihak tersebut agar lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambunsuri, M. (2001). Hubungan antara Penilaian Kognitif terhadap Lingkungan Tempat Tinggal dengan Penyesuaian Diri para Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Tinggal di Flat I Rumah Susun Sarijadi Bandung. Skripsi Psikologi pada Fakultas Psikologi UNISBA Bandung: tidak diterbitkan.

Ary, et al.. (2006). Introduction to Research in Education: Seventh Edition. Canada: Thomson Wadsworth.

Corey, G. (2009). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Campos, J. J. (2011). In Memoriam of Richard S Lazarus. Senate Document University of California. [Online]. Tersedia:

http://www.universityofcalifornia.edu/senate/inmemoriam/richardlazarus.h tml (12 Januari 2011)

Emory, C. W. & Cooper R. (1991). Business Research Method. Fourth Edition. Homewood, Illinois. Irwin Publishers.

Eysenck, M. W. (1993). Priciples of Cognitive Psychology. United Kingdom: Lawrence Erlbaum Associates, Ltd.

Eysenck, M. W. (1997). Anxiety and Cognition: a Unified Theory. United Kingdom: Psychology Press Publishers. [Online] Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=VCXOTMh7ofoC&pg=PA35&dq=laz arus+view+of+cognitive+appraisal&hl=id&ei=FxEvTYmWD8zirAfWrtS CCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDIQ6AEwA w#v=onepage&q=lazarus%20view%20of%20cognitive%20appraisal&f=f alse (12 Januari 2011)

Eysenck, M. W. & Keane, M. T. (2005). Cognitive Psychology: A Student’s Handbook: Fifth Edition. Psychology Press. [Online]. Tersedia:


(4)

Frisancho, S. (1997). The Relationship between the Primary Appraisal of Stress. Dialectical Thinking and Moral Dilemmas that Threaten the Self. [Online]. Tersedia:

http://blog.pucp.edu.pe/media/229/20061122-Stress%20and%20Thinking.pdf [16 Juli 2010]

Harian Pikiran Rakyat. (Edisi 19 Juli 2010). Sepeda motor Merajai Jalanan. Harian Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia:

http://bataviase.co.id/node/300907 . [21 Juli 2010]

Harian Pikiran Rakyat. (Edisi 11 Maret 2011). Lahan Parkir UPI tidak lagi Dijaga Satpam. Halaman 21.

Herrero et al.. (2008). Personality, Cognitive Appraisal and Adjustment in Chronic Pain Patients. The Spanish Journal of Psychology vol. 11, pp 531-534. (Online). Tersedia:

http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/172/17213016017.pdf (16 Juli 2010)

Hogg, M. A. & Cooper, J. (2007). The Sage Handbook of Social Psychology. [Online]. Wiltshire. The Cromwell Press, Ltd. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=L51w9dnpFcMC&printsec=frontcover &dq=the+sage+handbook+of+social+psychology&hl=id&ei=WQWlTfu-NdDQrQed1InpCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0 CCYQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false (16 Juli 2010)

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Isola Pos: Majalah Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. (Edisi 54 bulan Maret 2013). Kecewa Terhadap Satpam UPI. Halaman 4.

Iskandar, Z. (2013). Psikologi Lingkungan: Metode dan Aplikasi. Edisi Pertama. Bandung. PT. Refika Aditama.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Handout Kuliah pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

John, O. P. et al.. (2010). Handbook of personality: Theory and research: Third Edition. New York. Guilford. Tersedia:

http://www.psy.vanderbilt.edu/faculty/kirby/teaching/Pervin.pdf (18 Mei 2013)

Kusnandar, E. (2009) Optimalisasi Penggunaan Lajur bagi Sepeda Motor.

Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer Publishing Company, Inc.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta. Mediakom.

Roeckelein, J. E.. 2006. Elsevier's Dictionary of Psychological Theories. Elsevier. Neteherlands. (Online). Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=1Yn6NZgxvssC&pg=PA103&dq=ma

gda+arnold+theory&hl=id&ei=sCDXTPOROczJcY-SkdQL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CEUQ6AE wCA#v=onepage&q=magda%20arnold%20theory&f=false

(8 November 2010)

Savitri, A. (2010). Tempat Parkir: Prinsip, Kriteria, Bentuk, & Romantikanya. [Online]. Tersedia:

http://anisavitri.wordpress.com/2010/07/06/tempat-parkir-prinsip-kriteria-bentuk-romantikanya/[16 Juli 2010]

Santrock, J. W. (2007). Child Development: Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Scherer, K. R., & Shorr, A., & Johnstone, T. (Ed.). (2001). Appraisal processes in emotion: theory, methods, research . Canary, NC: Oxford University Press.

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Stenberg, R.J. (2001). Psychology In Search of the Human Mind. Orlando: Hartcourt College Publishers.


(6)

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung. Penerbit ALFABETA.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit ALFABETA.

Tempo Interaktif. (Edisi 11 Februari 2010). Sehari Terjadi 11 Pencurian Sepeda Motor di Bandung. [Online]. Tersedia:

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/11/brk,20100211-225147,id.html [16 Juli 2010].

Travers. (1978). Elementary Survey Sampling. New York. Wadsworth Pub, Co.

Umar, H. (1998). Riset Sumber daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan Ketiga. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wertheimer & Dewsbury. (2010). Portraits of Pioneers in Psychology, volume 6. (Staphanie A. Shields, Magda B. arnold: Pioneer in research of emotion). American Psychological Associations & Lawrence Erlbaum Associates, Inc. United States of America. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=ScfTAFCy5ZQC&pg=PA223&dq=ma

gda+arnold+theory&hl=id&ei=sCDXTPOROczJcY-SkdQL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CC0Q6AEw Ag#v=onepage&q=magda%20arnold%20theory&f=false(16 Juli 2010)

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.


Dokumen yang terkait

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DAN KEAMANAN PARKIR SEPEDA MOTOR MAHASISWA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID DAN MAGNETIC STRIPE PADA KARTU TANDA MAHASISWA (KTM)

0 11 18

Laporan Tugas Akhir ANALISIS PARKIR SEPEDA MOTOR DI UNIVERSITAS ATMA JAYA ANALISIS PARKIR SEPEDA MOTOR DI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA (Studi Kasus Parkir Kampus Dua dan Kampus Empat ).

0 2 18

SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG TIDAK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 12

DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA PENGENDARA SEPEDA MOTOR Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor.

0 3 16

DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA PENGENDARA SEPEDA MOTOR Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor.

0 4 15

SIKAP MAHASISWA TERHADAP KOPERASI MAHASISWA : Studi deskriptif pada mahasiswa universitas pendidikan indonesia.

0 3 16

Studi Deskriptif Mengenai Intention dan Determinan-determinannya dalam Menggunakan Helm Pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor Universitas "X" Bandung (Ditinjau Berdasarkan Teori Planned Behavior).

0 2 65

Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Melakukan Tingkah Laku Berkendara Berisiko Pada Pengendara Sepeda Motor Di Jatinangor.

0 3 13

Studi Deskriptif Mengenai Intensi Perilaku Melanggar Marka Jalan pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

0 0 2

RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) UNTUK KEAMANAN PARKIR SEPEDA MOTOR Di SMK X

0 0 6