SINGLE INDEX MODEL SEBAGAI ALAT ANALISIS OPTIMALISASI PORTOFOLIO INVESTASI SAHAM :Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011.

(1)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SINGLE INDEX MODEL SEBAGAI ALAT ANALISIS OPTIMALISASI PORTOFOLIO INVESTASI SAHAM

(Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Manajemen

Program Studi Manajemen Bisnis Konsentrasi Manajemen Keuangan

Oleh: Sigit Triharjono

1103149

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)


(3)

ii

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)


(4)

iii Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sigit Triharjono, NIM 1103149, 2013. Single Index Model sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI tahun 2009-2011). Dibimbing oleh: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. dan Dr. Ikin Solikin, SE., Ak., M. Si.

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menentukan sekelompok saham LQ-45 untuk dibentuk menjadi portofolio yang optimal dengan menggunakan single index model. 2) Untuk membuktikan bahwa mendiversikasikan sekelompok saham-saham dalam satu portofolio investasi saham akan menurunkan risiko lebih kecil daripada risiko saham-saham tersebut apabila ditransaksikan secara individual.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode sampling purposive. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan cara dokumentasi dengan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Index Model.

Hasil penelitian menunjukkan 1) Dengan menggunakan Single Index Model diperoleh hasil portofolio optimal dan perusahaan yang termasuk kedalam portofolio optimal adalah saham perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM). 2) Terbukti bahwa dengan diversifikasi dalam suatu portofolio saham dapat menurunkan risiko daripada risiko saham-saham pembentuk portofolio apabila ditransaksikan secara individual.


(5)

iv Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Sigit Triharjono, NIM 1103149, 2013. Single Index Model as a Tool for Stock Investment Portfolio Optimization Analysis (Case Study at LQ-45 Group Shares om the Indonesia Stock Exchange Years 2009-2011). Guidance by Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si dan Dr. Ikin Solikin, SE., M.Si., Ak.

This study aims to 1) To determine the LQ-45 group to be formed into an optimal portfolio using a single index models 2) In order to prove that the group diversify stocks in the investment portfolio of stocks would reduce the risk is smaller than the risk of these stocks in individual transactions.

Sampling technique using purposive sampling technique. Data collection techniques using documentation techniques with secondary data. Method of data analysis used the Single Index Model. The results 1) By using the Single Index Mode and the results obtained optimal portfolio companies included into the optimal portfolio company dalah Astra Argo Lestari Tbk (AALI) and Aneka Tambang Tbk (ANTM). 2) It is evident that with diversification can lower risk than the risk of individual.


(6)

viii

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN .... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Pengembalian (Return) ... 14

2.1.2 Risiko ... 15


(7)

ix

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.4 Single Index Model ... 23

2.1.5 Indeks LQ-45 ... 30

2.1.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODE PENELITIAN... 37

3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 37

3.2 Desain Penelitian ... 41

3.3 Metode Penelitian ... 42

3.4 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 42

3.4.1 Definisi Variabel ... 42

3.4.2 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Fluktuasi Harga Saham ... 48

4.1.2 Fluktuasi Return Pasar dan Return Saham ... 52

4.1.3 Beta Saham dan Alpha ... 55

4.1.4 Perhitungan risiko saham individual... 57

4.1.5 Portofolio Optimal Single Index Model ... 58


(8)

x

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(9)

1 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan investasi dalam perkembangannya dewasa ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi modern. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kegiatan transaksi aset keuangan di bursa-bursa pasar uang maupun pasar modal di berbagai negara di dunia. Apalagi pasar modal sebagai wahana sirkulasi modal investasi yang paling aktif karena erat kaitannya dengan kebutuhan dana ekspansi perusahaan go public makin memposisikan peran pentingnya dalam menunjang sirkulasi peredaran dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkannya.

Harapan dari pelaku investasi (investor) adalah untuk memperoleh kemakmuran lebih di masa depan dari suatu penyimpanan dana yang tidak dikonsumsi saat ini dengan membelikan dana tersebut kepada berbagai bentuk aktiva produktif yang memberikan imbal hasil. Dana yang ditanamkan pada aktiva produktif tentu akan menimbulkan risiko sesuai dengan sifat dari aktiva yang menjadi obyek investasi. Semakin tinggi harapan investor pada suatu aktiva produktif untuk memberikan imbal hasil, konsekuensinya adalah aktiva tersebut harus lebih aktif bekerja dan kenaikan aktivitas aktiva tersebut otmatis akan menaikan risiko pula.

Konsep high risk high return melekat sekali pada kegiatan investasi. Konsep ini melahirkan kelompok-kelompok investor berdasarkan preferensi mereka terhadap imbal hasil dan risiko suatu produk investasi. Sebagian cenderung untuk bersedia menanggung risiko lebih besar demi suatu harapan akan tingkat imbal hasil tertentu. Sebagian lagi cenderung untuk bersedia menerima


(10)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

imbal hasil yang lebih rendah demi menghindari risiko sekecil mungkin. Pertanyaannya adalah apakah setiap investor sudah cukup optimal dalam memilih investasinya berdasarkan preferensi terbaik mereka?

Sebagai kegiatan ekonomi maupun bisnis yang cukup dinamis, jumlah volume investasi dapat mencapai tingkat yang tinggi dan menjadi sangat berbeda pada saat-saat lainnya. Hal ini dapat dimungkinkan karena besarnya tingkat investasi yang sangat bergantung kepada besarnya harapan investor yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Apabila proyeksi di masa yang akan datang prospektif, maka ada kecenderungan para investor akan melakukan lebih banyak investasi, dan begitu pula sebaliknya.

Dalam prakteknya transaksi investasi tidak dilakukan secara langsung namun melalui perusahaan-perusahaan investasi yang menjadi perantara atau agen yang mengelola dana investor individual untuk ditanamkan pada berbagai paket produk investasi keuangan dalam suatu portofolio investasi yang biasa disebut dengan reksadana. Adapun perkembangan transaksi reksadana di Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.4

Perkembangan Reksadana Berdasar Jenis Reksadana (NAB dalam triliun rupiah, UPRD dalam miliar)

Keterangan

2007 2008 2009 2010 2011

NAB Jumlah

UP RD NAB

Jumlah

UP RD NAB

Jumlah

UP RD NAB

Jumlah

UP RD NAB

Jumlah UP RD

PendapatanTtp. 20,13 15,69 10,52 8,87 17,29 12,68 26,61 15,78 28,90 16,80

ETF – Saham 0,08 0,13 0,04 0,16 0,05 0,09 0,03 0,04 0,03 0,05

Saham 33,81 9,05 19,62 11,45 36,51 10,20 45,63 10,64 61,18 22,72

Campuran 13,42 6,38 9,48 6,86 13,66 6,80 18,05 7,61 20,75 9,97

Pasar Uang 4,83 4,83 2,30 2,30 5,22 5,22 7,72 7,72 9,83 9,83

Terproteksi 17,31 16,12 29,46 28,98 34,06 31,25 40,97 36,47 40,32 35,28

Indeks 0,00 0,00 0,01 0,01 0,03 0,01 0,07 0,02 0,11 0,04

ETF –

Pendapatan Ttp.

0,50 0,04 0,69 0,05 0,63 0,04 0,39 0,02 0,53 0,02

Syariah – Pendapatan Tetap

0,24 0,19 0,26 0,21 0,24 0,18 0,54 0,34 0,61 0,34

Syariah – Saham 0,84 0,53 0,39 1,26 1,80 1,50 1,65 1,09 1,59 1,20


(11)

3

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syariah – Indeks 0,12 0,06 0,09 0,10 0,26 0,15 0,19 0,09 0,13 0,06

Syariah – Terproteksi

0,14 0,00 0,03 0,03 1,37 1,22 1,81 1,66 2,11 2,01

Sumber : Factbook BAPEPAM 2011

Berdasarkan tabel di atas, nilai reksadana saham masih yang paling tinggi berdasar NAB yaitu sebesar Rp. 33,81 triliun pada tahun 2007, Rp. 19,62 triliun pada tahun 2008, Rp. 36,51 triliun pada tahun 2009, Rp. 45,63 triliun pada tahun 2010, dan Rp. 61,181 triliun pada tahun 2011. Kenaikan NAB reksadana saham setiap tahunnya disebabkan karena produk investasi saham masih menjadi investasi yang paling menarik untuk para investor karena apabila dilihat dari rasio antara risiko dan return paling rendah, dalam arti untuk para investor yang mengharapkan return tinggi maka reksa dana saham adalah objek investasi yang risikonya paling kecil dari segi tingkatan jenis reksadana. Faktor lainnya adalah reksadana saham mempunyai kovarian di bawah satu yang berarti setiap penambahan return satu satuan maka akan menaikan risiko di bawah satu satuan.

Portofolio investasi merupakan hal yang sangat diperlukan oleh para investor terutama untuk menekan suatu risiko karena berdasarkan anggapan bahwa risiko diversifikasi saham lebih kecil daripada risiko saham-saham itu sendiri secara individual. Berikut komposisi portofolio investasi dari berbagai jenis investasi secara umum di Indonesia :

Tabel 1.5

Komposisi Portofolio Investasi (dalam satuan persen)

Tahun

Deposito on Call, Depoisto,

Sert.Dep.,SBI Obligasi

Surat Berharga

Negara Saham

Penyertaan saham

Reksa Dana

Tanah/ Bangunan

2007 21 22.67 19.2 13.99 3.10 4.94 3.00

2008 20.93 21.99 25.15 8.47 3.31 3.35 3.36

2009 23.69 26.13 29.74 16.0 3.62 5.41 3.48

2010 27.98 29.64 31 21.86 3.91 7.40 3.94

2011 34.94 32.54 30.33 22.15 4.02 9.37 4.22

Rata-rata 25.708 26.594 27.084 16.494 3.592 6.094 3.60


(12)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel di atas terlihat bahwa komposisi Surat Berharga Negara mempunyai komposisi portofolio investasi paling tinggi yang nilai rata-ratanya setiap tahunnya sekitar 27,08%. Ini dikarenakan persepsi investor melihat bahwa investasi berpendapatan tetap mempunyai return yang relatif kecil meskipun risikonya juga paling rendah karena dijamin oleh negara apabila terjadi sesuatu pada nilai pokok investasi.

Penyertaan saham (penanaman dana bank dalam bentuk saham) paling rendah komposisinya sekitar 3.59% berarti persepsi investor perbankan melihat bahwa penyertaan saham ini kurang memberikan portofolio yang menarik karena mereka tergolong investor yang risk averse (penghindar risiko). Namun komposisi saham sekitar 16,49% masih dalam range yang medium, kondisi investor terhadap saham masih dalam keadaan cukup bagus dilihat dari komposisi tersebut, yang mana daya tarik dari investasi saham adalah return.

Return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield (Zalmi Zubir, 2011:4). Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling menarik karena memiliki mobilitas yang tinggi. Memang risiko menanamkan uang pada pasar saham lebih besar, tetapi masih dapat diminimalisasi dengan cara melihat saham-saham perusahaan yang berkinerja baik, atau yang memiliki fundamental yang baik, setelah itu baru kita memilih saham-saham yang memang memiliki peluang pada situasi ekonomi saat ini.

Tentunya para pelaku bursa khususnya investor perlu memerlukan parameter dalam menginvestasikan dana yang akan ditanamkannya pada saham. Salah satu parameter untuk melihat pergerakan harga saham adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral. Indeks tersebut adalah:

1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.

2. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham yang didasarkan harga dasar.


(13)

5

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.

4. Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.

5. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas. 6. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor

yang sama.

7. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).

8. Indonesian Syariah Stock Index (ISSI), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).

9. Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis Indonesia.

10.Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerjasama dengan Pefindo.

11.Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.

12.Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

13.Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

Fungsi indeks harga saham, pertama indeks harga saham dibuat agar dapat menjadi indikator keuntungan bagi pemodal. Kedua, sebagai fasilitas


(14)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembentukan portofolio pasif. Ketiga, sebagai alat untuk menghitung risiko sistematik, yakni risiko yang tidak dapat dimitigasi melalui manajemen risiko, termasuk diversifikas. Risiko seperti ini dilihat dari seberapa besar perubahan harga sebuah efek menyimpang dari perubahan harga saham secara keseluruhan. Keempat, sebagai sarana mencari peluang investasi. Kelima, untuk melihat perkembangan ekonomi. Keenam, sarana mengembangkan produk instrumen investasi derivatif.

Indeks yang digunakan di BEI sebagai dasar pembentukan portofolio saham adalah IHSG, indeks liquid (ILQ 45), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, dan Indeks Kompas 100 pada BEI (Jogiyanto, 2010:101). Dikutip dari www.bukumarketiva.we.id mengungkapkan bahwa ”Indeks saham paling terkenal yang ada di BEI adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan LQ45 (Liquidity 45)”. Namun penggunaan IHSG sebagai proksi penghitung return pasar dirasakan masih memiliki kelemahan, karena IHSG menggunakan pembobotan berdasarkan atas kapitalisasi seluruh saham. Sehingga IHSG hanya mencerminkan pergerakan saham-saham aktif dan likuid di pasar sekunder dan saham-saham yang kurang aktif tidak terlihat pergerakannya. Sedangkan saham-saham LQ 45 merupakan saham likuid berkapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ 45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Fluktuatif harga pada kelompok saham-saham LQ 45 cenderung smooth yang menjadikan return dari capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, di mana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu imbal hasil dan risiko. Walaupun begitu masih terdapat


(15)

7

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketidakpastian terhadap return yang diterima oleh investor yang nampak dari fluktuasi return Indeks LQ 45 yang ditunjukan sebagai berikut:

Tabel 1.6

Return saham ILQ 45 Tahun 2009-2011 (dalam satuan rasio) Tahun Return saham ILQ 45

2009 0,0552

2010 0,0252

2011 0,0032

Sumber : www.finance.yahoo.com (Data yang telah diolah)

Berdasarkan data pada tabel 1.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa return pasar yang dilihat dari return ILQ 45 mengalami penurunan dari tahun 2009-2011, penurunan sebesar 0.0252 (dalam satuan rasio) di tahun 2010 dari tahun sebelumnya sebesar 0.0552 (dalam satuan rasio) di tahun 2009 atau penurunan sebesar 0.0032 (dalam satuan rasio) di tahun 2011 dari tahun sebelumnya sebesar 0.0252 (dalam satuan rasio) di tahun 2010, penurunan dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh dampak dari krisis ekonomi global pada tahun 2008 ditambah lagi krisis ekonomi Eropa tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya.

Fenomena di atas mendorong ilmuwan dan pakar praktisi investasi untuk terus-menerus mengembangkan cara yang lebih baik agar suatu harapan terhadap imbal hasil dan penghindaran risiko pilihan keputusan investasi benar-benar optimal dalam arti pada tingkat imbal hasil tertentu dapat terpilih keputusan investasi yang memberikan risiko minimal atau pada tingkat risiko tertentu terpilih keputusan investasi yang memberikan tingkat imbal hasil maksimal. Berbagai variasi dan kombinasi pendekatannya dapat meliputi analisis yang


(16)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersifat fundamental-tehnikal, internal-eksternal, mikro-makro, risiko sistematis-tidak sistematis, kualitatif-kuantitatif, investasi tunggal-investasi majemuk (portofolio), dan prilaku rasional-tidak rasional dari investor, dan lain sebagainya yang bersama-sama membentuk suatu kerangka konseptual maupun praktis dalam menentukan tujuan dari optimalisasi keputusan investasi.

Saham-saham biasanya bergerak searah dengan indeks pasar. Fenomena yang terjadi di kalangan para investor adalah biasanya investor dalam melakukan keputusan transaksinya berdasarkan pergerakan indeks namun tetap bila dilakukan atas dasar transaksi tunggal, maka risikonya tetap tinggi, maka salah satu cara untuk menekan risiko adalah dengan diversifikasi.

Diversifikasi risiko ini sangat penting bagi investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti misalnya dengan membentuk portofolio berisi banyak aktiva, membentuk portofolio secara random atau diversifikasi secara metode markowitz (Jogiyanto, 2010:279). Diversifikasi dengan banyak aktiva berasumsi bahwa rate of return untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah independen tapi kenyataanya asumsi ini untuk masing-masing sekuritas adalah kurang realistis, karena umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan yang lainnya. Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio secara acak tanpa memperhatikan karakteristik investasi yang relevan seperti return sekuritas itu sendiri. Diversifikasi secara markowitz ditunjukan dengan mean-variance dari markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi +1 akan menurunkan portofolio.

Sejak Harry Markowitz mengemukakan teori portofolio modern pada tahun 1952, risiko investasi dapat diperkecil melalui pembentukan portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih rendah daripada risiko masing-masing intrumen investasi (misalnya saham) yang membentuk portofolio tersebut (Zalmi Zubir, 2011:19). Masalah yang terjadi dalam membentuk portofolio adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva


(17)

9

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas, maka muncul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor Jika investor adalah rasional maka mereka akan memilih portofolio yang optimal (Jogiyanto, 2010:285).

Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan single index model.. Penelitian ini tidak terkecuali didasarkan pada pendekatan-pendekatan tersebut di atas dalam memandang fenomena-fenomena di dunia investasi khususnya di Indonesia yang menjadi alasan penulisannya. Proses berfikirnya diawali dengan pertanyaan, pertama apakah tiori-tiori dasar maupun turunan yang telah dirumuskan oleh para pakar ilmu investasi dalam mengkaji tujuan-tujuan keputusan investasi? Kedua, sejauh mana penelitian-penelitian telah dilakukan sebelumnya mengenai bidang investasi ini? Ketiga bagaimana tiori dan hasil-hasil penelitian pada bidang investasi ini memberikan nilai tambah dalam pengembangan dunia praktisnya? Keempat adalah apa hasil-hasil tersebut dapat berlaku pula pada realita situasi, kondisi, waktu, dan obyek yang berbeda? Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas kemudian dipersempit untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang diarahkan pada penerapan salah satu metode kuantitatif yang sudah sejak lama dirumuskan oleh William Sharpe (1963) dalam menentukan suatu keputusan investasi optimal secara majemuk (portofolio) yaitu model indeks tunggal (singel index model).

Alasan pengambilan model indeks tunggal sebagai kajian penelitian adalah pertama model ini merupakan penyederhanaan dari model-model optimalisasi portofolio investasi lain seperti Model Markowitz dan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Kedua adalah makin meluasnya pemakaian indeks produk investasi sebagai panduan investasi yang luas digunakan oleh investor dalam menentukan keputusan investasi mereka seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ-45 yang ada di Indonesia. Ketiga adalah tiori mengenai kaitan pergerakan harga saham dengan indeks pasar, seperti yang dikemukan oleh Jogiyanto (2010:339) bahwa “model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan


(18)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa harga dari kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga.” Alasan keempat adalah adanya beberapa penelitian di Indonesia yang telah lebih dahulu meneliti tentang penerapan model indeks tunggal ini dalam beberapa obyek penelitian.

Noki Rachmanto (2002) meneliti tentang analisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode single index model di Bursa Efek Jakarta tahun 1998-2000. Beliau menemukan bahwa saham-saham yang masuk kandidat dengan saham-saham yang tidak masuk kandidat menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan risiko yang diukur dengan varians tidak menunjukkan perbedaan yang berarti.

Sukarno (2007) meneliti tentang analisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode single index model di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2006 dengan hasil penelitiannya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan return 19 saham non kandidat portofolio. Rata-rata return saham kandidat lebih tinggi (24,43) dibandingkan rata-rata return saham non kandidat (11,53). Jadi portofolio optimal dalam penelitian ini dibentuk oleh saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama.

Robi (2008) meneliti tentang analisis portofolio optimal saham-saham LQ-45 periode 2005 dan 2006 dengan metode single index model di Bursa Efek Jakarta. Beliau menemukan bahwa return yangdi dapat antara berinvestasi pada saham secara individual dengan berinvestasi dengan membentuk portofolio, ada saham yang secara individual menghasilkan return yang lebih besar daripada return portofolio, namun risiko yang ditanggung lebih besar daripada risiko portofolio. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa tidak ada saham yang return-nya lebih besar daripada portofolio namun risiko yang ditanggung lebih kecil daripada portofolio. Oleh karena itu terbukti bahwa dengan membentuk portofolio kita dapat melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko.


(19)

11

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Viola Claudia (2011) analisis portofolio optimal saham-saham LQ-45 periode 2009-2011 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal. Beliau menemukan bahwa terdapat saham yang secara individual menghasilkan return yang lebih besar daripada return portofolio, tetapi semakin besar return yang di peroleh maka risiko yang ditanggung lebih besar daripada risiko portofolio. Dalam hal ini, dapat di lihat bahwa tidak ada saham yang return- nya lebih besar daripada return saham yang di bentuk melalui portofolio tetapi yang dapat di tekankan dalam hal ini adalah risiko yang ditanggung lebih kecil jika investor berinvestasi pada masing-masing sekuritas. Oleh karena itu, terbukti bahwa dengan membentuk portofolio optimal kita dapat melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko.

Arif dan Didin (2011) meneliti tentang pembentukan portofolio optimal saham dengan model indeks tunggal pada saham-saham perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Beliau menemukan bahwa risiko yang diperoleh setelah pembentukan portofolio optimal ini lebih kecil dibandingkan dengan berinvestasi dengan saham individual.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan beberapa penelitian terdahulu, return pasar yang dilihat dari return ILQ 45 mengalami penurunan dari tahun 2009-2011, penurunan dari tahun ke tahun kemungkinan disebabkan oleh dampak dari krisis ekonomi global pada tahun 2008 ditambah lagi krisis ekonomi Eropa tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. Saham-saham biasanya bergerak searah dengan indeks pasar yang menimbulkan fenomena yang terjadi di kalangan para investor yang mana biasanya investor dalam melakukan keputusan transaksinya berdasarkan padas pergerakan indeks namun tetap dilakukan atas dasar transaksi tunggal sehingga


(20)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

risikonya tetap tinggi. Maka dari itu salah satu cara untuk menekan risiko investasi mereka adalah dengan melakukan diversifikasi.

Masalah yang terjadi dalam membentuk portofolio adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Maka muncul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor? Jika investor adalah rasional maka mereka akan memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan single index model. Single indeks model digunakan untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz dalam menganalisis portofolio optimal. Selain itu portofolio saham pada dasarnya merupakan bentuk investasi jangka pendek bagi investor sehingga dalam penyusunannya memerlukan analisis jangka pendek pula. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian dari keputusan investor dalam memilih investasi berdasarkan risikonya.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul:

Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham Dengan Menggunakan Single Index Model (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011).”

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah :

1. Bagaimana menentukan sekelompok saham LQ-45 untuk dibentuk menjadi portofolio yang optimal dengan menggunakan single index model.

2. Apakah terbukti bahwa mendiversikasikan sekelompok saham-saham dalam satu portofolio investasi saham akan menurunkan risiko lebih kecil daripada risiko saham-saham tersebut secara transaksi individual.


(21)

13

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menentukan sekelompok saham LQ-45 untuk dibentuk menjadi portofolio yang optimal dengan menggunakan single index model. 2. Untuk membuktikan bahwa mendiversikasikan sekelompok

saham-saham dalam satu portofolio investasi saham-saham akan menurunkan risiko lebih kecil daripada risiko saham-saham tersebut secara transaksi individual.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Kegunaan Teoritis

Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran untuk perkembangan ilmu manajemen keuangan terutama yang berkaitan dengan manajemen investasi khususnya dalam portofolio saham. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam membentuk struktur body of knowledge dalam tiori-tiori investasi pada aset keuangan khususnya saham. Terakhir, penelitian ini diharapkan merangsang penelitian-penelitian lanjutan yang melengkapi dengan aspek-aspek dan sudut pandang lain yang diharapkan dapat menjawab kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dari suatu penelitian diantaranya untuk memahami konteks teori antara investasi saham dengan fenomena yang terjadi di dunia investasi saham, untuk memberi kontribusi yang lebih untuk menyempurnakan penelitian-penelitian terdahulu mengenai optimalisasi investasi portofolio saham, untuk mengetahui keterbatasan atau kelemahan-kelemahan mendasar apa saja yang ditemui peneliti dalam proses


(22)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang berkenaan dengan penelitian investasi portofolio saham menggunakan single index model pada saham-saham LQ 45 ini, untuk memberikan rekomendasi bagi penelitian lanjutan mengenai masalah portofolio saham untuk menyempurnakan temuan-temuan maupun kesimpulan penelitian dalam bidang ini.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan referensi model dalam membentuk perspektif dan struktur berfikir yang lebih baik bagi investor individual maupun korporasi dalam melakukan keputusan investasinya melalui pasar modal.


(23)

37 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs resminya www.idx.co.id, didasarkan atas pertimbangan objektif sesuai dengan tujuan penelitian serta pertimbangan sebagai berikut :

1. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia.

2. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan informasi yang lengkap tentang data-data keuangan perusahaan dan perkembangan pergerakan harga saham. Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori Indeks LQ 45 pada periode 2009-2011.

Menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2011:85), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan teknik sampling purposive maka diperoleh pertimbangan sebagai berikut :

a. Saham-saham yang selalu tercatat dalam Indeks LQ-45 periode Agustus 2008-Juni 2011


(24)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Saham-saham yang mempunyai risiko rendah dan return optimal dan tinggi

c. Market dan capital besar, volume transaksi besar di bursa, kondisi keuangan sehat, prospek pertumbuhan

d. Setiap perusahaan mewakili kategori dari setiap kelompok industri

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terdapat 7 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian diantaranya :

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kapasitas produksi 1.050 ton tandan buah segar (TBS) per jam, 920 ton kernel per hari dan 300 ton minyak sawit mentah (CPO) per hari. Mempunyai lahan seluas 266.706 hektar perkebunan kelapa, termasuk perkebunan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan total 1,27 juta ton produksi CPO. Perusahaan juga bergerak di bidang industri karet dan industri manufaktur dan jasa melalui anak perusahaannya.

Pada tahun 2012, Perseroan berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 11560000000000 (11.56 trilyun) atau naik 7,3% dari Rp 10770000000000 (10.77 trilyun) pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan volume penjualan CPO yang mencapai 1,42 juta ton, meningkat 13,4% dibandingkan dengan 1,26 juta ton pada tahun 2011. Dari penjualan CPO keseluruhan, sekitar 96,9% atau 1,38 juta ton diserap oleh pasar domestik sementara yang lain 3,1% atau 44.260 ton diekspor. Peningkatan pendapatan bersih ini juga didukung oleh kernel volume penjualan yang meningkat sebesar 17% menjadi 232.340 ton pada 2012 dari 198.560 ton pada tahun 2011.


(25)

39

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang bergerak dalam memproduksi produk makanan dalam kemasan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan, antara lain, pembuatan mie instan dan bahan makanan, produk kuliner makanan, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, pengangkutan, pergudangan dan cold storage, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Perusahaan memiliki empat anak perusahaan yang diantaranya adalah Drayton Pte., Ltd, Indofood (M) Food Industries Sdn. Bhd, PT Surya Rengo Containers dan PT Indofood Fritolay Makmur.

3. PT Bank Mandiri (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank) merupakan lembaga keuangan yang berbasis di Indonesia. Unit bisnis Bank adalah perbankan konsumer, usaha kecil dan mikro, perbankan komersial, perbankan korporasi dan treasury dan layanan perbankan internasional. Anak Bank, yang bergerak dalam bidang perbankan, pembiayaan, sekuritas, asuransi dan sektor properti termasuk Bank Mandiri (Europe) Limited, PT Bank Syariah Mandiri, PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara, PT Mandiri Sekuritas, PT Bumi Daya Plaza, PT Bank Sinar Harapan Bali, PT Mandiri Tunas Finance, Mandiri International Remittance Sdn Bhd, PT AXA Mandiri Financial Services dan PT Mandiri AXA General Insurance.

4. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk adalah perusahaan manufaktur yang berbasis di Indonesia. Perusahaan dan anak perusahaan meliputi pemegang merek agen tunggal, distribusi penjualan kendaraan, layanan purna jual, pembiayaan kepemilikan kendaraan, distribusi spare part dengan merek Indoparts, perakitan kendaraan, suku cadang otomotif / komponen manufaktur dan jasa pendukung


(26)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya yang terkait. Produknya meliputi roda dua dan roda empat kendaraan, bus, truk dan alat berat. Perseroan mengelola merek-merek terkenal dengan reputasi internasional, yaitu Audi, Foton, SsanYong, Chery, Great Wall, Hino, Kalmar, Manitou, Nissan, Renault, Renault Trucks, Suzuki, Volkswagen, Volvo, Volvo Trucks, dan Mack Trucks.

5. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk adalah sebuah pertambangan yang terdiversifikasi yang berbasis di Indonesia dan perusahaan logam. Perusahaan bergerak di bidang pertambangan deposito alam, manufaktur, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang terkait dengan sektor pertambangan. CSIS melaksanakan kegiatan mulai dari eksplorasi, penggalian, pengolahan hingga pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi. Operasi nikel yang berlokasi di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, tambang emas adalah di Jawa Barat, sementara kilang logam mulia di Jakarta, tambang bauksit yang ada di Provinsi Riau dan tambang pasir besi di Jawa Tengah.

6. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

PT Alam Sutera Realty Tbk adalah pengembang real estate yang berbasis di Indonesia. Perusahaan terutama terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan kota yang meliputi properti perumahan, properti komersial, pusat industri dan perbelanjaan, perkantoran dan pusat rekreasi. Proyek real estat yang disebut township Alam Sutera terletak di Serpong, Tangerang. Proyek perumahan lainnya yang terletak di Cibitung, Cianjur, Tanjung Pinang dan Sanur. Perusahaan memiliki empat anak perusahaan yang dimiliki langsung, yaitu PT Delta Mega Persada, PT Duta Prakarsa Pengembangan, PT Nusa Cipta Pratama dan Alam Sutera International Private Limited.Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk adalah


(27)

41

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertambangan yang terdiversifikasi yang berbasis di Indonesia dan perusahaan logam. Perusahaan bergerak di bidang pertambangan deposito alam, manufaktur, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang terkait dengan sektor pertambangan. CSIS melaksanakan kegiatan mulai dari eksplorasi, penggalian, pengolahan hingga pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi. Operasi nikel yang berlokasi di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, tambang emas adalah di Jawa Barat, sementara kilang logam mulia di Jakarta, tambang bauksit.

7. PT Astra International Tbk (ASII)

PT Astra International Tbk adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur otomotif. Perusahaan beroperasi di enam segmen: otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, dan teknologi informasi (TI). Ia terlibat dalam bisnis otomotif terintegrasi dengan operasi mulai dari manufaktur otomotif dan komponen, distribusi dan layanan purna jual di seluruh Indonesia, penyewaan mobil, penjualan mobil bekas, pembiayaan konsumen untuk produk otomotif, asuransi dan infrastruktur. Anak perusahaannya, PT Astra Honda Motor, dilisensikan untuk memproduksi dan menjual sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Selain itu, Perusahaan memiliki kemitraan dengan beberapa perusahaan otomotif, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, BMW dan Peugeot.

3.2 Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:51), desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Berkaitan dengan desain penelitian, Mohammad Nazir (2005:84) menyatakan sebagai berikut:


(28)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian juga dapat diartikan sebagai rencana dan struktur. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam proses penganalisaan data adalah berupa variabel kuantitatif.”

Langkah-langkah desain penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.

3.3 Metode Penilitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2006:10), penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan masa sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif.


(29)

43

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

3.4.1 Definisi Variabel

Dibawah ini beberapa beberapa definisi variabel :

1. Return aktiva bebas risiko (RBR) menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang merupakan indikator moneter untuk mengatasi kelebihan likuiditas pada perbankan.

2. Expected return saham individual E(Ri) merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing sekuritas.

3. Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar.

4. Variance adalah suatu pengukur risiko yang merupakan kuadrat dari deviasi standar.

5. ERB adalah suatu angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal atau tidak.

6. Ci adalah nilai C untuk sekuritas ke i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai Ai sampai AJ dan nilai-nilai Bi sampai dengan BJ.

7. Proporsi dana masing-masing portofolio adalah sejumlah angka yang menunjukkan berapa jumlah dana yang nantinya akan diinvestasikan dalam portofolio saham.

3.4.1 Operasionalisasi Variabel

Berikut operasionalisasi variabel :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel


(30)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Return aktiva bebas risiko (RBR)

menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang merupakan indikator moneter untuk mengatasi kelebihan likuiditas pada perbankan rasio

2 Expected return saham individual E(Ri) merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing sekuritas.

E(Ri) = ai + βiRm rasio

3 Beta

adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko

pasar.     

2

 2

X X n Y X XY n        

rasio

Tabel 3.1 (Lanjutan) Operasionalisasi Variabel

4 Variance

adalah suatu pengukur risiko yang merupakan kuadrat dari

deviasi standar σi2 = (βi2 . σm2)+ σei2

rasio

5 ERB

adalah suatu angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal atau tidak.   i BR i R R E i

ERB

rasio

6 Ci

adalah nilai C untuk sekuritas ke i yang dihitung dari

kumulasi nilai-nilai Ai sampai AJ dan nilai Bi sampai dengan

BJ. i

n i BR BR i n i i B R R A C 1 1 . 1 .       rasio


(31)

45

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Proporsi

proporsi dana masing-masing portofolio adalah sejumlah angka yang menunjukkan berapa jumlah dana yang nantinya akan diinvestasikan dalam portofolio saham.

i k j i i Z Z W

 1 rasio

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada Indonesia Stock Exchange (IDX), www.yahoo.finance.com. Data yang dipergunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari data yang tercantum pada Indonesia Stock Exchange (IDX),

www.yahoo.finance.com yang berupa harga saham individual dan harga saham LQ-45 bulanan serta data Sertifikat Bank Indonesia bulanan selama periode 2009-2011.

3.6 Teknik Analisa Data

Analisis pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan langkah sebagai beikut :

a. Menghitung tingkat pengembalian saham individual :

1 1  

t t t it

P

P

P

R

(Jogiyanto; 2003:111)

Keterangan : it

R = tingkat pengembalian individual t

P = harga investasi sekarang 1

t


(32)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menghitung tingkat pengembalian pasar (dalam penelitian ini IHSG diganti ILQ-45) 1 1     t t t m IHSG IHSG IHSG

R (Jogiyanto; 2003:232)

Keterangan : m

R = Return pasar

t

IHSG = Indeks harga saham gabungan periode t

1

t

IHSG = indeks harga saham gabungan sebelum periode t c. Menentukan nilai dari Beta

 

 :

    

2

 2

X X n Y X XY n       

(Halim, 2005 : 85)

d. Menentukan nilai Alpha

 

 : YaX

aY X rata-rata Y atau rata-rata X (Halim, 2005 : 85) e. Varians residual :

 

i i mi

i

ei R

R

2  

(Halim, 2005 : 85) f. Koefisien korelasi :

 ,

 

2     2

 

2  2

Y Y n X X n Y X XY n m

A

   

(Halim, 2005 : 85)

g. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :

  i BR i R R E i

ERB (Jogiyanto; 2003:254) Keterangan :

i

ERB = excess return to beta sekuritas ke-i

 

Ri

E = return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk sekuritas ke-i

BR


(33)

47

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indonesia (SBI)

i

 = Beta sekuritas ke-i

h. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:

 

2 . ei i BR i i R R E A  

 dan

2 2 ei i i B  

Notasi : ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik. (Jogiyanto; 2003:254) i. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :

i n i BR BR i n i i B R R A C 1 1 . 1 .     

 (Jogiyanto; 2003:254)

j. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :

i k j i i X X W

 1 dan,

nilai Xi sebesar :X 2

ERBi C*

ei

i

i  

 (Jogiyanto; 2003:258)

Keterangan :

Wi = proporsi sekuritas ke-i Xi = proporsi sekuritas ke-i

K = jumlah sekuritas di portofolio optimal i

 = Beta sekuritas ke-i

2

ei

 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i

C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.

k. Menentukan return ekspektasi portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio :


(34)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 

i i

n

i

p W E R R

E( ) .

1

 (Jogiyanto; 2003:148)

Keterangan :

E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio

Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke i

n = jumlah dari sekuritas tunggal. l. Risiko portofolio :

2

1 2 2

1

2 . . .

            

  n i ei m n i Wi i Wi

p   

 (Jogiyanto; 2003:248)

Keterangan :

2

p

= risiko portofolio Wi = proporsi sekuritas

i

 = beta yang mengukur koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perbedaan Rm

2

ei

= varian residu

2

m


(35)

67

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan Single Index Model diperoleh hasil portofolio optimal dan perusahaan yang termasuk kedalam portofolio optimal dalah perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM).

2. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dapat menurunkan risiko daripada risiko saham individual

5.2 Saran

1. Bagi investor yang akan menanamkan investasinya pada perusahaan kelompok LQ-45 di BEI sebaiknya harus benar-benar teliti dalam menganalisa saham guna memperoleh informasi yang akurat baik return, risiko, dan kemungkinan lain yang melekat pada saham di mana ia berinvestasi, sehingga nantinya diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan menggunakan analisis yang tepat, dapat dilakukan dengan analisis Single Index Model, berdasarkan hasil analisis tersebut investor dapat menanamkan modalnya pada perusahaan Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan proporsi untuk perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) sebesar 67,3065% dan perusahnaa Aneka Tambang, Tbk (ANTM) sebesar 32,6935%

2. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya periode penelitian yang digunakan ditambah sehingga menghasilkan informasi yang lebih mendukung, jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan dapat diperluas ke beberapa sektor perusahaan, lalu perbandingan dengan analisis optimalisasi lain., sehingga nantinya diharapkan kesimpulan yang diperoleh


(36)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih sempurna. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak mengambil seluruh saham yang termasuk pada kelompok saham LQ-45 namun dilakukan pemilihan saham terbaik dari masing-masing sektor industri yang diwakilinya.


(37)

68 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Empat.

Arif dan Didin. (2011). Pembentukan portofolio optimal saham dengan model indeks tunggal pada saham-saham perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Jurnal Manajemen Universitas Gunadarma. Volume : 1. Halaman : 22-30.

Bodie, Kane and Marcus. (2006). Investment. Buku 1, Edisi 6. Penerjermah : Zuliani. Jakarta : Salemba Empat

Irham fahmi dan Yovi Lavianti. (2011). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung : Alfabeta

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketiga. Yogyakarta : BPFE.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketujuh. Yogyakarta : BPFE.

Noki Rachmanto. (2002). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham di BEJ dengan Model Index Tunggal. Tesis Universitas Dipenogoro. Semarang

Riri Fajriah. (2009). Pengantar Manajemen dan Bisnis. Edisi 12. Universitas Mercu Buana.

Robi. (2008). Analisis Portofolio Optimal Saham-saham LQ-45 pada Periode Agustus 2005 – Juli 2006 dengan Metode Single Index Model di Bursa Efek Jakarta. Business & Management Journal Bunda Mulia. Vol: 4, No.1. Halaman : 2-22.

Samsul Mohammad. (1998). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga


(38)

69 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukarno. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Saham Menggunakan Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis Universitas Dipenogoro. Semarang

Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta

Van Horne, James and John. M. Wachowicz. (2005). Fundamental of Financial Management (Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan). Edisi 12, Buku 1. Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Viola Claudia. (2011). Analisis Portofolio Optimal Investasi Saham yang Tercatat Sebagai Indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia dengan Model Indeks Tunggal (Periode 2009-2011). Tesis Universitas Gunadarma. Jakarta.

Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan; Jilid 1. UMM Press. AMP. YKPN.

Zalmi Zubir. (2011). Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta : Salemba Empat.

Website :

http://yahoo.finance.com :

Harga Saham LQ-45 Harga Saham Individual

http://bapepam.go.id :

(Factbook BAPEPAM 2011) tentang :

Perkembangan Reksadana Berdasar Jenis Reksadana Komposisi Portofolio Investasi

http://www.bukumarketiva.we.id :


(1)

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indonesia (SBI)

i

 = Beta sekuritas ke-i

h. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:

 

2 . ei i BR i i R R E A  

 dan

2 2 ei i i B  

Notasi : ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik. (Jogiyanto; 2003:254) i. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :

i n i BR BR i n i i B R R A C 1 1 . 1 .     

 (Jogiyanto; 2003:254)

j. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :

i k j i i X X W

 1 dan,

nilai Xi sebesar :X 2

ERBi C*

ei i

i  

 (Jogiyanto; 2003:258)

Keterangan :

Wi = proporsi sekuritas ke-i Xi = proporsi sekuritas ke-i

K = jumlah sekuritas di portofolio optimal i

 = Beta sekuritas ke-i 2

ei

 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i

C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.

k. Menentukan return ekspektasi portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio :


(2)

48

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 

i i

n

i

p W E R

R

E( ) .

1

 (Jogiyanto; 2003:148)

Keterangan :

E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio

Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke i

n = jumlah dari sekuritas tunggal. l. Risiko portofolio :

2

1 2 2

1

2 . . .

            

  n i ei m n i Wi i Wi

p   

 (Jogiyanto; 2003:248)

Keterangan :

2

p

= risiko portofolio Wi = proporsi sekuritas

i

 = beta yang mengukur koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perbedaan Rm

2

ei

= varian residu

2

m


(3)

67 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan Single Index Model diperoleh hasil portofolio optimal dan perusahaan yang termasuk kedalam portofolio optimal dalah perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM).

2. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dapat menurunkan risiko daripada risiko saham individual

5.2 Saran

1. Bagi investor yang akan menanamkan investasinya pada perusahaan kelompok LQ-45 di BEI sebaiknya harus benar-benar teliti dalam menganalisa saham guna memperoleh informasi yang akurat baik return, risiko, dan kemungkinan lain yang melekat pada saham di mana ia berinvestasi, sehingga nantinya diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan menggunakan analisis yang tepat, dapat dilakukan dengan analisis Single Index

Model, berdasarkan hasil analisis tersebut investor dapat menanamkan

modalnya pada perusahaan Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan proporsi untuk perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) sebesar 67,3065% dan perusahnaa Aneka Tambang, Tbk (ANTM) sebesar 32,6935%

2. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya periode penelitian yang digunakan ditambah sehingga menghasilkan informasi yang lebih mendukung, jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan dapat diperluas ke beberapa sektor perusahaan, lalu perbandingan dengan analisis optimalisasi lain., sehingga nantinya diharapkan kesimpulan yang diperoleh


(4)

68

Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih sempurna. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak mengambil seluruh saham yang termasuk pada kelompok saham LQ-45 namun dilakukan pemilihan saham terbaik dari masing-masing sektor industri yang diwakilinya.


(5)

68 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Empat.

Arif dan Didin. (2011). Pembentukan portofolio optimal saham dengan model indeks tunggal pada saham-saham perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Jurnal Manajemen Universitas Gunadarma. Volume : 1. Halaman : 22-30.

Bodie, Kane and Marcus. (2006). Investment. Buku 1, Edisi 6. Penerjermah : Zuliani. Jakarta : Salemba Empat

Irham fahmi dan Yovi Lavianti. (2011). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung : Alfabeta

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketiga. Yogyakarta : BPFE.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketujuh. Yogyakarta : BPFE.

Noki Rachmanto. (2002). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham di

BEJ dengan Model Index Tunggal. Tesis Universitas Dipenogoro.

Semarang

Riri Fajriah. (2009). Pengantar Manajemen dan Bisnis. Edisi 12. Universitas Mercu Buana.

Robi. (2008). Analisis Portofolio Optimal Saham-saham LQ-45 pada Periode Agustus 2005 – Juli 2006 dengan Metode Single Index Model di Bursa Efek Jakarta. Business & Management Journal Bunda Mulia. Vol: 4, No.1. Halaman : 2-22.

Samsul Mohammad. (1998). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga


(6)

69 Sigit Triharjono, 2013

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukarno. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Saham Menggunakan

Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis Universitas Dipenogoro.

Semarang

Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta

Van Horne, James and John. M. Wachowicz. (2005). Fundamental of

Financial Management (Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan).

Edisi 12, Buku 1. Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Viola Claudia. (2011). Analisis Portofolio Optimal Investasi Saham yang

Tercatat Sebagai Indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia dengan Model Indeks Tunggal (Periode 2009-2011). Tesis Universitas

Gunadarma. Jakarta.

Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan; Jilid 1. UMM Press. AMP. YKPN.

Zalmi Zubir. (2011). Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta : Salemba Empat.

Website :

http://yahoo.finance.com : Harga Saham LQ-45 Harga Saham Individual http://bapepam.go.id :

(Factbook BAPEPAM 2011) tentang :

Perkembangan Reksadana Berdasar Jenis Reksadana Komposisi Portofolio Investasi

http://www.bukumarketiva.we.id :