ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA N 5 MEDAN.

(1)

Oleh:

Ammesos Sormin NIM 4113131002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Drs. Bajoka Nainggolan, MS., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dr. Marham Sitorus, M.Si., Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc., selaku dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Dr. Mahmud M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih juga penulis ucapkan pada bapak Drs. Rahmad Nauli, M.Si dan ibu Ratna Sari Dewi, S.Si., M.Si yang selalu memberikan motivasi dan dorongan, mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan kimia, FMIPA UNIMED, yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Harris H Simamora, M.Si., selaku kepala sekolah SMA N 5 MEDAN, ibu Eni Rismawati, S.Pd selaku guru kimia serta bapak dan ibu guru yang telah membantu penulis di sekolah tersebut. Teristimewa kepada ayahanda P.Sormin dan ibunda N.Simatupang atas segala bimbingan dan ajaran selama ini serta dukungan moril maupun material, juga kakak dan abang, Rumiong Sormin dan Riko Sormin serta adik-adikku Veriando


(3)

Sormin, Restu Sormin dan Frengky Sormin juga seluruh sanak keluarga yang ikut memberikan motivasi. Dan tak luput juga teman teman seperjuangan (Agus Muliaman, Dimas Ridho, Kristedi Barus, Idaman Hosea, Putra Malau, Yuni Andriani Ginting, Lenny Yosevine Sihite, Rohana Sianturi, Bernarda Simarmata, Rufmana Ambarita dan teman-teman yang kost di gg.Mual Nauli) juga seluruh teman-teman PPLT 2014 SMA N 1 Tanjung Beringin terkhusus Eva Rosanti Halawa, Widya Situmorang Dan Winda Era Elissa Tumanggor. Dan masih banyak lagi yang belum disebutkan disini yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya kasanah pendidikan

Medan, Juli 2015 Penulis


(4)

iii

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS

GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN

Ammesos Sormin (4113131002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kesulitan belajar dan kemampuan kognitif siswa dalam mempelajari materi Hidrolisis Garam berdasarkan aspek kognitif dan kesulitan belajar yang dialami siswa sesuai implementasi kurikulum 2013 kelas XI SMA Negeri 5 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling yang meliputi, 32 Siswa SMA Negeri 5 Medan. Instrumen berupa tes diagnostik sebanyak 20 soal yang sudah di uji kelayakannya, lembar angket sebanyak 47 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari aspek indikator yang dibuat, rata-rata siswa mengalami kesulitan pada indikator menghitung pH larutan sebesar 58,20% diikuti indikator mengetahui konsep hidrolisis garam sebesar 38,125 %. Berdasarkan angket faktor kesulitan belajar siswa, Faktor internal yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah faktor bakat, minat dan motivasi, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87% memiliki masalah tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah aspek sekolah dan kurikulum yang berlaku. Dimana 25,625% pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar. Kemampuan kognitif siswa pada setiap aspek kognitif (C1-C4) adalah C1 = 57,92% berada pada kategori sedang, C2= 65,625% berada pada kategori sedang, C3= 47,5% berada pada kategori rendah dan C4= 46,875% berada pada kategori rendah.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan... i

Riwayat hidup ... ii

Abstrak ... iii

Kata pengantar ... iv

Daftar isi... vi

Daftar gambar... ix

Daftar tabel...x

Daftar lampiran ... xi

BAB I 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...4

1.3 Pembatasan Masalah ...5

1.4 Rumusan Masalah ...5

1.5 Tujuan Penelitian ...5

1.6 Manfaat Penelitian ...6

1.7 Defenisi Operasional...6

BAB II 2.1 Kerangka Teoritis...8

2.1.1 Pengertian Belajar ...8

2.1.2 Hasil belajar Kimia ...9

2.1.3 Kurikulum ...10

2.1.4 Karakteristik Kurikulum 2013 ...11

2.1.5 Pengertian Kesulitan Belajar...12

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ...12

2.1.6.1. Faktor Intern...13


(6)

vii

2.1.7 Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar...17

2.1.8 Identifikasi anak yang mengalami kesulitan belajar ...18

2.1.9 Pengukuran ranah kognitif ...19

2.1.10 Hidrolisis garam ...21

2.1.10.1 Pengertian hidrolisis garam...21

2.1.10.2 Sifat larutan garam dan konsep hidrolisis ...22

2.1.10.3 Menghitung pH larutan garam ...23

2.1.10.4 Hidolisis garam dalam kehidupan sehari-hari...26

BAB III 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...28

3.2 Populasi dan Sampel ...28

3.2.1 Populasi ...28

3.2.2 Sampel...28

3.3 Variabel Penelitian ...28

3.4 Instrumen Penelitian...28

3.4.1 Tes Diagnostik ...29

3.4.2 Angket ...31

3.5 Jenis penelitian ...36

3.6 Tehnik pengumpulan data ...37

3.7 Teknik analisis data...38

BAB IV 4.1 Deskripsi data penelitian ...45

4.2.Deskripsi hasil penelitian ...45

4.2.1 Hasil belajar siswa...46

4.2.2 Analisis kesulitan siswa berdasarkan skor yang diperoleh siswa ...46

4.2.3 Analisis letak kesulitan siswa untuk masing-masing indikator...47

4.2.4 Hasil tes kemampuan kognitif siswa...51

4.2.5 Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar ...54


(7)

4.3.1 Kesulitan belajar siswa dari hasil tes belajar siswa...65 4..3.2 Hasil penelitian angket...69

BAB V

5.1 Kesimpulan ...72 5.2 Saran...73


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hierarki piramidal aspek kognitif ... 19

Gambar 3.1 Desain penelitian ... 44

Gambar 4.1 Diagram kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator ... 50


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan kecakapan. Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku menuju arah yang lebih baik. Namun pada kenyataannya tidak semua kegiatan belajar mencapai hasil yang memuaskan. Masih ada beberapa siswa mencapai hasil belajar yang rendah dan hal inilah yang memberi gambaran bahwa dalam pembelajaran belum tercapai ketuntasan belajar dan sekaligus menjadi gambaran tentang kesulitan belajar yang dialami siswa itu sendiri.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dan ketrampilan siswa terhadap mata pelajaran adalah prestasi belajar yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa tersebut dinilai aspek kognitifnya karena berhubungan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi (Tulus Tu’u, 2004 )

Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA menganggap mata palajaran kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Di sisi lain Haryati (2009) menyatakan ketersediaan buku teks kimia yang berkualitas sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari buku-buku teks yang dipergunakan diberbagai sekolah masih sulit dipahami siswa. Buku-buku yang ada lebih menekankan pada misi penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari pengarang buku masih sangat kurang sehingga siswa sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut.

Salah satu kesulitan siswa dalam belajar tercermin dari menurunnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat guna mengatasi kesulitan belajar yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004) bahwa kesulitan belajar merupakan hambatan yang datang dari dalam dan luar diri siswa.


(10)

2

Hambatan itu antara lain : inteligensi, perhatian, minat, bakat, kesehatan dan cacat badan, sedangkan hambatan dari luar siswa adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya hendaknya diketahui penyebabnya. Analisis terhadap kesulitan belajar siswa merupakan tugas dari seorang guru dalam mengajar dan merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam menemukan anak yang memerlukan analisis lebih rinci tentang kesulitan mereka. Untuk itu kesiapan guru dalam menganalisis kemampuan siswa sangatlah penting mengingat bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru diimplementasikan di sekolah, untuk itu perlu mengetahui bagaimana dampak yang terjadi di dalam diri siswa. Kurikulum ini, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa. (Kemendikbud, 2013). Perubahan yang ditimbulkan oleh siswa setelah diimplementasikannya kurikulum 2013 menggantikan KTSP tentu akan mempengaruhi hasil yang didapat siswa. Hasil yang didapat oleh siswa harus dievaluasi untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan dan area kesulitan peserta didik dan membantunya keluar dari kesulitan tersebut.

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang


(11)

diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (https://jasmanfaizza.wordpress.com/2014/08/20/buku-guru-dan-siswa-kurikulum-2013-format-pdf/)

Menurut Eprysca Noviasari, dkk (2012) menyatakan bahwa salah satu materi yang bersifat abstrak dan kompleks yang dipelajari siswa SMA adalah hidrolisis garam. Ketika membelajarkan materi hidrolisis garam dikaitkan dengan materi asam-basa dan perhitungan pH Di SMA N 1 Rejotangan hasil belajar siswa pada materi ini masih tergolong rendah.

Penelitian tentang analisis kesulitan belajar siswa juga sudah dilakukan oleh Hasanah (2012) dengan judul penelitiannya Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Saraf Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara tahun pembelajaran 2011/2012. Dalam penelitiannya didapat bahwa kesulitan belajar yang dihadapi siswa Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara antara lain : (1) dipengaruhi oleh keadaan kelas yang tidak kondusif, dimana adanya siswa yang tidak memperhatikan, berbincang-bincang pada saat proses pembelajaran berlangsung, (2) siswa kurang aktif untuk mencari penjelasan tambahan, (3) rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Frans Novalidar Ginting (2013) diperoleh kesimpulan bahwa 57,88% siswa mengalami jenis kesulitan dalam memahami soal 73,84% kesalahan konversi volume menjadi massa, 57,33% kesulitan dalam menerapkan konsep, 40% kesalahan dalam penentuan ∆H reaksi berdasarkan entalpi, 66,77% kesalahan aplikasi rumus. Faktor penyebab lainnya adalah kurangnya kemampuan intelektual siswa dalam memahami konsep kimia.

Dari hasil observasi penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan dan wawancara dengan Ibu Eni Rismawati S.Pd selaku guru bidang studi kimia diketahui bahwa nilai KKM Kimia di sekolah tersebut pada tahun 2015 adalah 70 dan rata-rata jumlah siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya ≥ 70


(12)

4

adalah ± 10 orang dari rata-rata setiap kelas terdiri dari 35 orang dan hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya tergolong sedikit. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi ini dan sedikitnya siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya di atas KKM sangatlah perlu untuk dianalisis apa penyebabnya, karena seorang siswa yang tidak mampu menuntaskan pembelajarannya tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan mereka kesulitan. Untuk itu perlu dilakukan analisis kesulitan belajar kimia di SMA agar dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar tersebut. Karena hal pertama yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menganalisis kesulitan belajar untuk kemudian dicari pemecahan yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa bersangkutan. Penulis juga tertarik untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diimplementasikannya kurikulum 2013 dan mengetahui dampak yang terjadi dalam diri siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap siswa-siswi kelas XI IPA SMA N 5 Medan dengan judul : ”Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka masalah diidentifikasi sebagai berikut : 1. Letak kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia

pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas XI

2. Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan hidrolisis garam

3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam


(13)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini pada:

1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas XI SMA N 5 Medan

2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam

3. Aspek kognitif siswa yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan pelajaran kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pada indikator pembelajaran manakah kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas XI.

2. Apa saja faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan hidrolisis garam.

3. Bagaimanakah Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai dengan kurikulum 2013


(14)

6

2. Untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam

3. Untuk mengetahui aspek kognitif siswa ( kemampuan siswa) dalam menyelesaikan soal-soal pada mata pelajaran kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukan penelitian ini adalah: 1. Bagi guru kimia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru-guru kimia tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa terutama dalam mepelajari hidrolisis garam.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan permasalahan yang dihadapinya terutama saat mempelajari hidrolisis garam

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya

1.7 Defenisi Operasional

1. Kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang ditandai dengan menurunnya hasil yang didapat oleh siswa tersebut. Kesulitan tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa, orang tua, guru kimia, sekolah maupun kesulitan di dalam memahami materi yang diajarkan. (Syah, 2012)

2. Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam memahami soal yang disesuaikan dengan taksonomi Bloom dari tingkat pengetahuan (C1) hingga analisis (C4). (Arikunto, 1993)


(15)

3. Hidrolisis garam merupakan materi yang membahas penguraian garam dalam air yang menghasilkan asam dan basa. Materi ini sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted-lowry dimana komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah atau asam konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan air (Michael Purba, 2007)


(16)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas XI terdapat pada indikator pembelajaran penentuan pH larutan dimana 58,20% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dan berada pada kesulitan tinggi, diikuti dengan indikator mengetahui konsep dari hidrolisis, 38,125% siswa mengalami kesulitan sedang dan yang paling rendah ditemukan kesulitan belajar siswa adalah pada indikator mengetahui jenis garam yang terhidrolisis, 20,83% siswa mengalami kesulitan rendah

2. Faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan hidrolisis garam berdasarkan angket faktor kesulitan belajar adalah dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Pada penelitian ini faktor intern yang mempengaruhi adalah aspek bakat, motivasi dan psikis, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87% memiliki masalah tersebut. faktor ekstern yang mempengaruhi adalah keadaan sekolah dan kurikulum yang berlaku, Dimana 25,625% pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar

3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam menunjukkan bahwa siswa berada pada kriteria sedang (57,92%) yang menjawab benar pada soal jenis C1,


(17)

menjawab soal yang berhubungan dengan C4.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang faktor kesulitan belajar siswa agar lebih mengembangkan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dan kriteria kesulitan yang disusun agar lebih spesifik.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang meneliti kemampuan kognitif siswa pada materi hidrolisis garam agar lebih menekankan konsep pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi.

3. Bagi orang tua, agar bisa membimbing anak-anaknya dalam belajar di rumah, guna memberikan dukungan maupun meningkatkan motivasi bagi diri anak.

4. Bagi guru kimia, agar selalu memotivasi terlebih dahulu siswa sebelum memulai topik baru dan menunjukkan guna mempelajari materi yang dibawakan sehingga minat siswa tumbuh untuk mempelajarinya dengan baik.

5. Bagi sekolah agar menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan kurikulum 2013 dengan memadai agar siswa lebih banyak banyak mempelajari pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


(18)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rhineka Cipta, Jakarta

Ahmadi,H.A dan Supriyono,W., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Anonim., (2014),

Https://Jasmanfaizza.Wordpress.Com/2014/08/20/Buku-Guru-Dan-Siswa-Kurikulum-2013-Format-Pdf/,Buku Guru Dan Siswa Kurikulum 2013

format pdf. Diakses 21 Januari 2015.

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, S., (1993), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta

Bangun, R., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan Di Kelas VII Semester Genap SMP N 1 Barus Jahe Tahun Pelajaran 2009/2010, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Dahar, R.W., (1988), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta Daryanto, H., (2010), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Depdiknas., (2003), Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta

Fasnida, V., (2009), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia Se-Kabupaten Bener Meriah, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Ginting,F.N., (2013), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia Di SMA Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Hakim, T., (2000), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta


(19)

Harnanto, A. Dan Ruminten., (2009), Kimia 2, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Hasanah., (2012), Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Saraf Di Kelas XI SMA NEGERI 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran 2011/2012, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Kemendikbud., (2013), Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta

kemendikbud., (2013), Keberhasilan kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta

Mappa, S dan Basleman, A.,(1994), Teori Belajar Orang Dewasa, Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta

Nasution, S., (1989), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Noviasari, E, dkk., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Materi Hidrolisis Garam Siswa SMA Negeri 1 Rejotangan Tulungagung Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kolaboratif Dan Non Kolaboratif Tahun Pelajaran 2012-2013, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri Malang, Malang

Partana, C.F dan Wiyarsi, A., (2009), Mari Belajar Kimia, Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional

Partowisastro, H. Koestoer dan Hadisuparto., (1986), Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Erlangga, Jakarta

Petrucci, R. H., (1996), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta Purba, M., (2007), Kimia 2, Erlangga, Jakarta

Sanjaya, H.W., (2005), Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Prenada Media Grup, Jakarta

Saridewi, R., (2013), Asiknya Menjelajahi Kimia, Unimed Press, Medan

Sinaga, D.S., (2014), Analisis Kesuitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hereditas Di Kelas XII SMA Negeri Se-Kecamatan Binjai Selatan Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri Medan, Medan


(20)

76

Situmorang, M., (2000), Pengembangan Kurikulum Kimia Untuk Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Pelangi Pendidikan

Sudjana, N., (1990), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, P.T Remaja, Jakarta Sudjana, N., (1982), Dasar-Dasar Penilaian Hasil Belajar Mengajar, CV.

Serajaya, Jakarta

Tulus Tu’u., (2004), Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa, Genesindo, Jakarta


(1)

3. Hidrolisis garam merupakan materi yang membahas penguraian garam dalam air yang menghasilkan asam dan basa. Materi ini sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted-lowry dimana komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah atau asam konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan air (Michael Purba, 2007)


(2)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas XI terdapat pada indikator pembelajaran penentuan pH larutan dimana 58,20% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dan berada pada kesulitan tinggi, diikuti dengan indikator mengetahui konsep dari hidrolisis, 38,125% siswa mengalami kesulitan sedang dan yang paling rendah ditemukan kesulitan belajar siswa adalah pada indikator mengetahui jenis garam yang terhidrolisis, 20,83% siswa mengalami kesulitan rendah

2. Faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan hidrolisis garam berdasarkan angket faktor kesulitan belajar adalah dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Pada penelitian ini faktor intern yang mempengaruhi adalah aspek bakat, motivasi dan psikis, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87% memiliki masalah tersebut. faktor ekstern yang mempengaruhi adalah keadaan sekolah dan kurikulum yang berlaku, Dimana 25,625% pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar

3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam menunjukkan bahwa siswa berada pada kriteria sedang (57,92%) yang menjawab benar pada soal jenis C1,


(3)

4.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang faktor kesulitan belajar siswa agar lebih mengembangkan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dan kriteria kesulitan yang disusun agar lebih spesifik.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang meneliti kemampuan kognitif siswa pada materi hidrolisis garam agar lebih menekankan konsep pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi.

3. Bagi orang tua, agar bisa membimbing anak-anaknya dalam belajar di rumah, guna memberikan dukungan maupun meningkatkan motivasi bagi diri anak.

4. Bagi guru kimia, agar selalu memotivasi terlebih dahulu siswa sebelum memulai topik baru dan menunjukkan guna mempelajari materi yang dibawakan sehingga minat siswa tumbuh untuk mempelajarinya dengan baik.

5. Bagi sekolah agar menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan kurikulum 2013 dengan memadai agar siswa lebih banyak banyak mempelajari pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


(4)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rhineka Cipta, Jakarta

Ahmadi,H.A dan Supriyono,W., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Anonim., (2014), Https://Jasmanfaizza.Wordpress.Com/2014/08/20/Buku-Guru-Dan-Siswa-Kurikulum-2013-Format-Pdf/,Buku Guru Dan Siswa Kurikulum 2013 format pdf. Diakses 21 Januari 2015.

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, S., (1993), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta

Bangun, R., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan Di Kelas VII Semester Genap SMP N 1 Barus Jahe Tahun Pelajaran 2009/2010, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Dahar, R.W., (1988), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta Daryanto, H., (2010), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Depdiknas., (2003), Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta

Fasnida, V., (2009), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia Se-Kabupaten Bener Meriah, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Ginting,F.N., (2013), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia Di SMA Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Hakim, T., (2000), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta


(5)

Harnanto, A. Dan Ruminten., (2009), Kimia 2, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Hasanah., (2012), Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Saraf Di Kelas XI SMA NEGERI 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran 2011/2012, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Kemendikbud., (2013), Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta

kemendikbud., (2013), Keberhasilan kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta

Mappa, S dan Basleman, A.,(1994), Teori Belajar Orang Dewasa, Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta

Nasution, S., (1989), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Noviasari, E, dkk., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Materi Hidrolisis Garam Siswa SMA Negeri 1 Rejotangan Tulungagung Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kolaboratif Dan Non Kolaboratif Tahun Pelajaran 2012-2013, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri Malang, Malang

Partana, C.F dan Wiyarsi, A., (2009), Mari Belajar Kimia, Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional

Partowisastro, H. Koestoer dan Hadisuparto., (1986), Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Erlangga, Jakarta

Petrucci, R. H., (1996), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta Purba, M., (2007), Kimia 2, Erlangga, Jakarta

Sanjaya, H.W., (2005), Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Prenada Media Grup, Jakarta

Saridewi, R., (2013), Asiknya Menjelajahi Kimia, Unimed Press, Medan

Sinaga, D.S., (2014), Analisis Kesuitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hereditas Di Kelas XII SMA Negeri Se-Kecamatan Binjai Selatan Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri Medan, Medan


(6)

76

Situmorang, M., (2000), Pengembangan Kurikulum Kimia Untuk Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Pelangi Pendidikan

Sudjana, N., (1990), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, P.T Remaja, Jakarta Sudjana, N., (1982), Dasar-Dasar Penilaian Hasil Belajar Mengajar, CV.

Serajaya, Jakarta

Tulus Tu’u., (2004), Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa, Genesindo, Jakarta