ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII DALA
ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
Made Prety Ariestina SD1, Tina Yunarti2, Sugeng Sutiarso2
asdmadepretty@Yahoo.com
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This descriptive qualitative research was aimed to find the percentage of students
who have difficulty in solving word problems and it’s cause. The subject of this
research was students of VIII B class of SMP Negeri 2 Banjit. The data were
obtained by test and interview. According to the result of research, 7 of 28
students or 25% of students have difficulty in solving word problems. Based on
the data analysis, the main cause of it’s difficulty was students did not master the
prior concepts as many as 20%. Another factors which give influence were
(1) physical factor as many as 12,5%, (2) psychology factor as many as 62,5%,
and (3) exhaustion factor as many as 25%.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui persentase siswa
yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita dan penyebabnya.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjit. Data
diperoleh melalui tes dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 7
dari 28 siswa atau 25% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
cerita. Berdasarkan analisis data, penyebab utama kesulitan tersebut adalah siswa
tidak menguasai konsep-konsep sebelumnya sebesar 20%. Faktor lain yang
mempengaruhinya adalah (1) faktor jasmaniah sebesar 12,5%, (2) faktor
psikologis sebesar 62,5%, dan (3) faktor kelelahan sebesar 25%.
Kata kunci : analisis, kesulitan, soal cerita
agar menjadi manusia beriman,
PENDAHULUAN
Tujuan
pendidikan
nasional
berakhlak mulia, cerdas, kreatif dan
Republik Indonesia tertuang pada
memiliki keterampilan.
pembukaan Undang-Undang Dasar
adanya tujuan pendidikan nasional,
Negara Republik Indonesia tahun
diharapkan proses pendidikan di
1945 yaitu mencerdaskan kehidupan
Indonesia memiliki arah yang sama,
bangsa.
Mencerdaskan kehidupan
sehingga pendidikan pada masing-
bangsa dapat diwujudkan melalui
masing daerah memiliki kualitas
pendidikan. Pendidikan merupakan
yang sama.
Pendidikan
kunci utama dalam kehidupan suatu
Dengan
memiliki
kaitan
bangsa karena melalui pendidikan
yang erat dengan lembaga-lembaga
akan terlahir generasi-generasi yang
pendidikan, terutama sekolah.
berkualitas
mem-
sekolah terdapat sejumlah mata
bangun bangsa ke arah yang lebih
pelajaran yang menjadi pelajaran
baik.
Hal ini sesuai dengan
pokok dan pendukung. Salah satu
Undang-Undang Sistem Pendidikan
mata pelajaran yang wajib diberikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003
adalah
matematika.
Salah
Bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang
tujuan
pembelajaran
matematika
pengertian pendidikan berikut.
adalah agar siswa mampu memecah-
yang
mampu
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
kan
masalah,
yang
Di
satu
meliputi
kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia selalu dihadapkan dengan
masalah. Kemampuan memecahkan
masalah yang satu mungkin akan
Pendidikan
meningkatkan
berfungsi
kualitas
untuk
manusia
sebagai generasi penerus bangsa.
Pendidikan
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi manusia
berguna dalam menghadapi masalah
lainnya. Menurut Soedjadi (2000),
keberhasilan
seseorang
kehidupannya
banyak
dalam
ditentukan
oleh kemampuannya dalam me-
mempelajari
mecahkan
dalam
masalah
yang
di-
matematika
karena
menyelesaikan
masalah
hadapinya. Dengan demikian jelas
matematika diperlukan analisis dan
bahwa
interpretasi
pembelajaran
matematika
informasi
sehingga
sangat penting dalam memberikan
mampu mengaplikasikan konsep-
pengalaman
dan
konsep matematika dan mengguna-
kemampuan
dalam
menumbuhkan
memecahkan
masalah yang berkaitan dengan
matematika.
kan keterampilan komputasi.
Penelitian
tentang
kesulitan
siswa yang telah dilakukan oleh
Abidin (1989) mengemukakan
Lambertus (2007) diperoleh hasil
bahwa soal cerita adalah soal yang
bahwa
disajikan dalam bentuk cerita pen-
menentukan apa yang diketahui dan
dek. Cerita yang diungkapkan dapat
yang ditanyakan di dalam soal
merupakan
disebabkan
masalah
kehidupan
kesulitan
oleh
siswa
dalam
kurangnya
ke-
sehari-hari atau masalah lainnya.
mampuan dasar dalam menyelesai-
Abdurrahman (2003) menyatakan
kan sistem persamaan linear dua
pula dalam menyelesaikan masalah
peubah. Hasil penelitian Widhiastuti
matematika, siswa harus menguasai
(2009)
cara
penyebab kesulitan siswa dalam me-
mengaplikasikan
konsep
dan
konsep-
menggunakan
menunjukkan
bahwa
ke-
nyelesaikan soal cerita adalah tidak
terampilan komputasi dalam ber-
mengetahui maksud soal, tidak bisa
bagai situasi baru yang berbeda-
menerjemahkan
beda.
kalimat matematika,
Kemampuan
siswa
soal
ke
dalam
tidak cermat
dalam
dalam menghitung, dan kesalahan
memecahkan masalah dapat dilatih
dalam menulis angka. Penelitian lain
melalui soal cerita matematika yang
yang dilakukan oleh Setiyawati
berhubungan
(2011)
dengan
kehidupan
menyebutkan
bahwa
sehari-hari. Namun, banyak siswa
kesalahan-kesalahan yang dilakukan
mengalami kesulitan dalam me-
siswa dalam menyelesaikan soal
nyelesaikan soal cerita. Kesulitan
cerita materi segitiga dan segi empat
tersebut biasanya disebabkan oleh
adalah kesalahan memahami soal,
kurang
kesalahan membuat model mate-
siapnya
siswa
untuk
matika, dan kesalahan melakukan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
komputasi.
Kesulitan siswa dalam me-
SMP Negeri 2 Banjit, Way Kanan
mahami dan menyelesaikan soal
pada semester genap tahun pelajaran
cerita pada pelajaran matematika
2012/2013.
juga dialami siswa kelas VIII SMP
adalah siswa kelas VIII B sebanyak
Negeri 2 Banjit. Hal ini ditunjukkan
28 siswa dan kelas VIII C sebagai
dengan adanya siswa yang belum
kelas uji coba. Data penelitian ini
mampu menyelesaikan soal mate-
berupa nilai-nilai yang diperoleh
matika bentuk cerita pada ulangan
dari hasil tes berbentuk soal cerita
harian materi lingkaran sehingga
dan hasil wawancara terhadap siswa
mendapat nilai kurang dari 70.
yang mengalami kesulitan dalam
Guru pelajaran matematika kelas
menyelesaikan soal cerita.
Subjek penelitian ini
VIII mengungkapkan bahwa dari 5
Validitas instrumen tes berupa
soal ulangan, terdapat 2 soal mate-
soal cerita menggunakan validitas
matika bentuk cerita. Dari seluruh
isi dan validitas butir soal. Validitas
siswa, 60,6% siswa belum mampu
isi didasarkan atas judgement dari
menyelesaikan
guru matematika di sekolah tempat
soal
matematika
bentuk cerita dengan benar.
penelitian ini dilakukan.
Dengan
Oleh karena itu, perlu adanya
asumsi bahwa guru tersebut me-
perhatian dan penanganan yang
ngetahui dengan benar kurikulum
dilakukan
SMP, maka penilaian terhadap ke-
untuk
kesulitan-kesulitan
mengetahui
yang
dialami
sesuaian butir tes dengan indikator
siswa pada saat menyelesaikan soal
pembelajaran dilakukan oleh guru
cerita tersebut. Tujuan penelitian ini
tersebut.
adalah untuk mengetahui persentase
sekolah
siswa yang mengalami kesulitan
instrumen tes ini valid ditinjau dari
dalam menyelesaikan soal cerita dan
validitas isi. Setelah instrumen tes
hal-hal yang menjadi penyebabnya.
dinyatakan
Guru
ini
matematika
menyatakan
valid,
di
bahwa
kemudian
dilakukan uji coba soal di luar
sampel penelitian, yaitu siswa pada
kelas VIII C untuk melihat validitas
butir, reliabilitas, tingkat kesukaran
memberikan tes berupa soal cerita
dan daya pembeda. Validitas butir
pada siswa kelas VIII B. Soal cerita
soal
rumus
yang diberikan adalah soal pada
moment
kompetensi dasar menghitung luas
diuji
menggunakan
korelasi
product
(Widoyoko, 2012: 137). Hasil per-
permukaan
hitungan diperoleh masing-masing
balok, prisma, dan limas.
butir soal valid dengan koefisien
diberikan setelah siswa mengikuti
reliabilitas tes (r11) sebesar 0,74.
pembelajaran di kelas selama 5 kali
Berdasarkan
tingkat
pertemuan. Setiap pertemuan yang
kesukaran, soal nomor 3 tergolong
dilakukan oleh guru mitra, peneliti
mudah dan soal nomor 1, 2 dan 4
selalu memastikan bahwa kegiatan
tergolong
Berdasarkan
pembelajaran berjalan dengan baik
analisis daya pembeda, soal nomor 3
dan siswa mendapat contoh-contoh
dinyatakan perlu revisi, dan soa
dan soal latihan berupa soal cerita.
analisis
sedang.
kubus,
Tes
secara keseluruhan terdapat 7 siswa
pembeda baik.
digunakan
volume
Berdasarkan hasil penelitian,
nomor 1, 2 dan 4 memiliki daya
Teknik
dan
analisis
dalam
data
yang
dari 28 siswa yang mengalamai
ini
kesulitan dalam menyelesaikan soal
penelitian
adalah teknik statistik deskriptif
cerita.
yaitu menganalisis data dengan cara
sebagian kecil siswa di kelas VIII B
mendeskripsikan data yang telah
SMP Negeri 2 Banjit Way Kanan
terkumpul
yang mengalami kesulitan dalam
sebagaimana
adanya
Hal ini berarti, hanya
tanpa membuat kesimpulan yang
menyelesaikan soal cerita.
berlaku untuk umum.
Data yang
hanya sebagian kecil siswa yang
dianalisis adalah jawaban tes setiap
mengalami kesulitan, analisis yang
butir soal yang dikerjakan oleh
telah dilakukan menemukan 3 jenis
siswa.
kesulitan, yaitu:
1.
matematika
Penelitian deskriptif kualitatif
Banjit ini dilaksanakan dengan cara
Siswa tidak dapat menerjemahkan soal ke dalam kalimat
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan di SMP Negeri 2
Meski
2.
Siswa tidak dapat menggunakan, memanfaatkan, dan me-
3.
milih prosedur atau operasi
siswa jenis ini berujung pada tidak
tertentu.
terselesaikannya soal/masalah yang
Siswa tidak mampu menyelesai-
diberikan. Hal ini dikarenakan me-
kan operasi hitung
nerjemahkan soal ke dalam kalimat
kesulitan
matematika merupakan kemampuan
tersebut terjadi karena siswa kurang
dasar dalam memahami soal sebagai
memahami langkah-langkah dalam
langkah awal menyelesaikan soal
menyelesaikan soal cerita. Sebaik-
cerita.
Beberapa
jenis
soal
Siswa yang dikategorikan tidak
cerita, siswa melakukannya melalui
dapat menggunakan, memanfaatkan,
langkah-langkah
dan memilih prosedur atau operasi
nya,
ketika
menyelesaikan
penyelesaian
oleh
tertentu adalah siswa yang mampu
Setiyawati (2011), yaitu memahami
menuliskan apa yang diketahui dan
soal, membuat bentuk matematika,
ditanyakan dari soal tetapi tidak
melakukan komputasi, dan menarik
dapat memilih prosedur apa yang
kesimpulan. Selain itu, siswa juga
harus dipilih. Selain itu, siswa di-
harus memeriksa kembali langkah-
kategorikan mengalami
langkah dan hasil penyelesaiannya
dalam jenis ini, jika siswa mampu
(Kennedy
memilih prosedur tetapi tidak dapat
seperti
yang
dikemukakan
dalam
Abdurrahman,
menggunakannya
2003).
Siswa yang dikategorikan tidak
dapat menerjemahkan soal ke dalam
kalimat matematika adalah siswa
kesulitan
dengan
untuk menyelesaikan
benar
soal
yang
diberikan.
Siswa yang dikategorikan tidak
yang tidak mampu menuliskan apa
mampu
yang diketahui dan ditanyakan dari
hitung adalah siswa yang melakukan
soal.
kesalahan dalam melakukan per-
Siswa yang tidak mampu
menyelesaikan
menuliskan apa yang diketahui dan
hitungan
ditanyakan
penyelesaian soal.
dari
soal
akan
pada
operasi
suatu
langkah
Siswa tidak
dalam
cermat/teliti dalam melakukan per-
menentukan langkah atau prosedur
hitungan, seperti: kesalahan dalam
apa yang tepat untuk menyelesaikan
melakukan
soal/masalah tersebut.
rangan, dan perkalian.
mengalami
kesulitan
Kesulitan
penjumlahan,
pengu-
Selain itu,
kesulitan siswa yang termasuk ke
4%, dan (10) kurang teliti dalam
dalam jenis ini adalah kesulitan
menjawab soal sebanyak 12%.
siswa dalam melakukan perkalian
bilangan desimal.
Penyebab
Selain beberapa penyebab di
atas, terdapat faktor lain yang
dari
jenis
berasal dari dalam diri siswa yang
kesulitan yang dialami siswa dalam
mempengaruhi siswa dalam belajar,
menyelesaikan soal cerita adalah
sehingga
(1) tidak mengetahui maksud soal
mengalami kesulitan dalam me-
cerita yang diberikan sebesar 12%,
nyelesaikan soal cerita. Berdasarkan
(2) tidak memahami konsep-konsep
hasil wawancara, beberapa faktor
dasar yang berhubungan dengan
tersebut, yaitu (1) faktor jasmaniah
soal cerita yang diberikan sebesar
berupa kesehatan sebesar 12,5%,
8%, (3) tidak mampu menentukan
(2) faktor psikologis berupa per-
prosedur
digunakan
hatian dan minat (cita-cita) sebesar
sebesar 12%, (4) tidak menguasai
62,5%, dan (3) faktor kelelahan
konsep-konsep sebelumnya, misal-
berupa kelelahan jasmani sebesar
nya
25%.
yang
operasi
ketiga
akan
perkalian
bilangan
desimal sebesar 20%, (5) tidak
menguasai
Kesulitan
siswa
siswa
dalam
pra
menyelesaikan soal cerita merupa-
mampu
kan salah satu kegagalan pencapaian
menentukan luas segitiga ketika
prestasi akademik sesuai dengan
menghitung luas permukaan limas
kapasitas yang diharapkan.
sebesar 8%, (6) tidak cakap dalam
karena itu, syarat penting agar siswa
melakukan
perhitungan
mampu menyelesaikan soal cerita
sebesar 12%, (7) lupa rumus dan
dengan baik adalah siswa harus
algoritma yang berhubungan yang
mampu memahami soal. Kemampu-
akan ia gunakan untuk menyelesai-
an tersebut
kan soal cerita sebesar 8%, (8) salah
kemampuan menerjemahkan soal ke
memasukkan data dan penulisan
dalam
angka sebesar 4%, (9) tergesa-gesa
memahami
dalam menyelesaikan soal sebanyak
berkaitan dengan soal cerita. Hal ini
syarat,
konsep-konsep
menyebabkan
misalnya
tidak
operasi
Oleh
ditunjukkan dengan
kalimat
matematika
konsep-konsep
dan
yang
sejalan dengan pendapat Rontukahu
dalam
Madechan
dan
Brillante
sumbangan
yang
cukup
besar
ketidakmampuan
terhadap berhasil tidaknya suatu
siswa dalam menyelesaikan soal-
pembelajaran yang berdampak pada
soal
mudah
(2008)
bahwa
cerita
disebabkan
ketidak-
tidaknya
siswa
dalam
soal-soal
yang
mampuan siswa dalam melakukan
menyelesaikan
pemahaman
berimajinasi.
diberikan. Beberapa faktor tersebut
Kesulitan tersebut tampaknya terkait
yaitu kesehatan, perhatian, minat
dengan pembelajaran yang menuntut
siswa terhadap matematika dan cita-
siswa membuat kalimat matematika.
citanya, dan kelelahan jasmani.
dan
Ketika menghadapi masalah mate-
Beberapa temuan dari hasil
matika khususnya soal cerita, siswa
wawancara terhadap siswa yang
harus
pemahaman
mengalami kesulitan, terdapat siswa
terlebih dahulu sebagai landasan
yang sedang mengalami gangguan
untuk
kesehatan
melakukan
menentukan
pilihan
dan
saat
keputusan.
Setelah siswa mema-
pelaksanaan
hami
yang
dan
berdampak pada kurang optimalnya
kemudian
siswa tersebut dalam berfikir dan
apa
ditanyakan
dari
kemampuan
diketahui
soal,
yang
tidak
kalah
mengerjakan
tes.
berlangsungnya
Hal
soal.
ini
Selain
tentu
itu,
penting harus dimiliki oleh siswa
beberapa siswa yang mengalami
adalah
menentukan,
kesulitan dalam mengerjakan soal
memilih, dan menggunakan pro-
adalah siswa dengan perhatian orang
sedur tertentu untuk menyelesai-
tua yang rendah, misalnya berasal
kannya. Terakhir, siswa juga harus
dari keluarga kurang mampu dengan
mampu
jumlah saudara yang lebih dari tiga,
kemampuan
melakukan
perhitungan
ayah bekerja di luar kota, dan ibu
dengan benar.
Hasil wawancara menunjukkan
sedang merawat bayi yang masih
selain faktor kemampuan
kecil. Hal ini memungkinkan siswa
akademik yang dilihat dari hasil
tersebut kurang mendapat perhatian
penyelesaian siswa, terdapat faktor
dalam
lainnya yang mempengaruhi belajar
terutama
siswa, yaitu faktor dari dalam diri.
belajar
Faktor
perhatian orang tua terhadap waktu
bahwa
tersebut
memberikan
pelaksanaan
berkaitan
di
rumah.
belajarnya,
dengan
jam
Kurangnya
belajar siswa akan berdampak pada
penting bagi guru untuk mem-
kurang
berikan motivasi kepada siswa agar
terlatihnya
menyelesaikan
Berbeda
siswa
soal-soal
dengan
siswa
dalam
latihan.
yang
senang
dan
tekun
matematika, sehingga mampu me-
memiliki jam belajar teratur di
nyelesaikan
rumah, siswa tersebut mempunyai
termasuk soal cerita.
banyak waktu untuk mengerjakan
Faktor lain yang juga mempengaruhi
belajar
siswa
adalah
masalah
matematika
Soal cerita merupakan jenis soal
nonrutin
soal-soal latihan.
belajar
dalam
matematika
di
pembelajaran
sekolah.
Jika
merujuk pada indikator pemahaman
faktor minat. Dari hasil wawancara,
konsep
diketahui beberapa siswa dengan
termasuk jenis soal dengan indikator
minat
keinginan/cita-cita
mengaplikasikan konsep. Hal ini
tertentu memiliki persepsi yang
sesuai dengan yang diungkapkan
salah dalam memaknai pembel-
oleh Abdurrahman (2003) bahwa
ajaran matematika. Salah dalam
dalam menyelesaikan soal cerita,
pemaknaan
diantaranya
siswa
pandangan/
mengaplikasikan suatu konsep dan
siswa
dan
tersebut
mempunyai
persepsi
bahwa
untuk
bekerja
matematis,
harus
menggunakan
soal
menguasai
cerita
cara
keterampilan
dengan profesi tertentu, siswa tidak
komputasi dalam berbagai situasi
harus belajar matematika. Persepsi
baru yang berbeda-beda. Dengan
yang salah tersebut menyebabkan
demikian, dapat dikatakan bahwa
siswa kurang antusias dan kurang
soal cerita merupakan soal dengan
tekun dalam belajar matematika dan
indikator mengaplikasikan konsep.
menyebabkan dirinya mengalami
Indikator mengaplikasikan kon-
kesulitan ketika mengerjakan soal
sep merupakan indikator tertinggi
cerita. Selain itu, kurangnya minat
dalam pemahaman konsep mate-
siswa terhadap matematika juga
matis. Oleh karena itu, penting bagi
menimbulkan
kepada
guru di sekolah untuk menitik-
siswa, seperti tidak mau belajar
beratkan kemampuan siswa dalam
meskipun
dilaksanakan
menyelesaikan soal cerita dengan
Dengan demikian,
baik melalui langkah-langkah pe-
ulangan/ujian.
kemalasan
akan
nyelesaian yang baik pula. Hal ini
masalah adalah materi soal cerita
dikarenakan jika siswa telah mampu
matematika.
menyelesaikan soal cerita, berarti
penting bagi guru untuk memberi-
siswa
kan
tersebut
mampu
meng-
Oleh
pengarahan
karena
kepada
siswa
aplikasikan konsep. Secara tidak
tentang
langsung,
pemahaman
menyelesaikan soal cerita, sehingga
konsep yang lainnya kemungkinan
siswa akan lebih cakap dalam
juga
menyelesaikan
indikator
akan
tercapai.
Dengan
langkah-langkah
itu,
soal-soal
dalam
cerita
demikian, salah satu tujuan pem-
tersebut. Dengan demikian, salah
belajaran matematika seperti yang
satu tujuan
tertuang
matematika yaitu agar siswa mampu
Nomor
dalam
22
Permendiknas
Tahun
memahami
yaitu
memecahkan masalah seperti yang
matematika
tertuang dalam Permendiknas no 22
2006
konsep
dari pembelajaran
tahun 2006 tentang Standar Isi Mata
dapat tercapai.
Jika merujuk pada kemampuan
pemecahan masalah, soal-soal cerita
lebih banyak merupakan soal-soal
Pelajaran Matematika juga dapat
tercapai.
Agar
tujuan
pemecahan masalah. Abidin (1989)
matematika
mengemukakan bahwa
tercapai, guru dituntut untuk mampu
soal cerita
di
pembelajaran
sekolah
adalah soal yang disajikan dalam
menyelesaikan
bentuk cerita pendek yang merupa-
kesulitan belajar siswa. Menurut
kan masalah kehidupan sehari-hari
Widdiharto
atau masalah lainnya. Dengan kata
terdapat
lain,
mengatasi kesulitan belajar siswa
soal
merupakan
cerita
lebih
soal
banyak
pemecahan
yang
dan
dapat
(2008),
lima
meng-atasi
setidaknya
langkah
disarankannya,
dalam
yaitu:
masalah, walaupun tidak semua soal
(1) menyadari adanya kesulitan
cerita merupakan soal pemecahan
yang dialami siswa, (2) mencoba
masalah. Hal ini sejalan dengan
melaku-kan identifikasi penyebab
pendapat Madechan dan Brillante
kesulitan siswa, (3) mengembang-
(2008)
proses
kan prosedur untuk memecahkan
pembelajaran, salah satu materi
kesulitan siswa tersebut, (4) siswa
yang
dengan bantuan guru harus aktif
bahwa
dalam
membutuhkan
pemecahan
mem-
kesulitan dalam menyelesaikan soal
perhatikan penjelasan guru, dan
cerita sebesar 25% atau 7 dari 28
(5) mengevaluasi keberhasilan siswa
siswa. Penyebab kesulitan siswa
dalam mengatasi kesulitan yang
dalam menyelesaikan soal cerita
dihadapi serta prosedur yang dipilih
dilihat dari hasil penyelesaian siswa
siswa.
adalah tidak mengetahui maksud
melaksanakan
tugas
Meskipun
dan
peneliti
telah
soal,
tidak
memahami
konsep-
mengupayakan berbagai upaya agar
konsep dasar yang berhubungan
diperoleh hasil yang optimal, namun
dengan soal cerita, tidak menguasai
hasil penelitian ini belum sempurna.
konsep-konsep pra syarat, tidak
Hal
menguasai
ini
karena
penelitian
ini
konsep
sebelumnya,
keterbatasan.
tidak mampu menentukan prosedur
Keterbatasan tersebut diantaranya
yang akan digunakan, dan tidak
penelitian
ini
cakap
persentase
siswa
mempunyai
hanya
melihat
dan
faktor
dalam
perhitungan,
melakukan
lupa
rumus
dan
penyebab siswa mengalami kesulit-
algoritma yang berhubungan yang
an dalam menyelesaikan soal cerita.
akan
Penelitian ini belum memberikan
lesaikan soal cerita, salah memasuk-
alternatif-alternatif
penanganan
kan data dan penulisan angka,
secara detail terhadap siswa yang
tergesa-gesa dalam menyelesaikan
mengalami kesulitan dalam menye-
soal,
lesiakan soal cerita. Dengan di-
menjawab soal. Faktor lain yang
temukannya
turut
beberapa
faktor
digunakan
dan
untuk
kurang
teliti
mempengaruhi
menye-
dalam
yaitu
penyebab kesulitan siswa diharap-
kesehatan, perhatian, cita-cita dan
kan ada penelitian lain yang linier
minat terhadap matematika, dan
untuk
kelelahan jasmani.
mencari
alternatif
pe-
nanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mengalami
Abdurrahman, Mulyono. 2003.
Pendidikan
Bagi
Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Abidin, Zamal.1989. Studi Tentang
Prestasi Siswa Kelas VI SD
Negeri di Kodya Banda Aceh
dalam Menyelesaikan Soal
Hitungan dan Soal Cerita.
Tesis. Malang : PPs IKIP
Malang. [On line]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/writingandspeaking/presenting/20631
70-soal-cerita
matematika
/#ixzz2JWYZfHO2. (3 Feb
2013)
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia.
Jakarta:Dirjendikti Depdiknas.
Lambertus.2007. Analisis Kesulitan
Siswa dalam Menyelesaikan
Sistem Persamaan Linear Dua
Peubah Bentuk Soal Cerita
Pada Kelas II SLTP Negeri 3
Moramo.
Jurnal
Ilmiah
Indonesia.
Universitas
haluoleo. [on line]. Tersedia :
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.
php/Search.html?act=tampil&i
d=6488&idc=32 . Volume
14,Nomor 2. (19 Januari 2013)
Widhiastuti, Mella Putri. 2009.
Analisis Kesulitan Menyelesakan
Soal
Cerita Pada
Pelajaran Matematika Kelas
VII Semester Ganjil SMP Tri
Sukses Natar Tahun Pelajaran
2008/2009. Skripsi. Bandar
Lampung : Unila.
Madechan dan Brillante Nena
Desiana. 2008. Media Benda
Nyata untuk Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika Siswa
Diskalkulia.
Jurnal
Pendidikan Luar Biasa, April
2008, Volume 4,Nomor 1.
Setiyawati, Indra. 2011. Identifikasi
Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi
Pelajaran
Segitiga
dan
Segiempat Siswa Kelas VIII
SMP Negeri Depok Sleman
Yogyakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
Skripsi.
Yogyakarta: UNY. [on line].
Tersedia
:
http://eprints.uny.ac.id/1892/1/
Skripsi_Indra_ Setiyawati.pdf.
(19 Januari 2013)
Widdiharto,
Rachmadi.
2008.
Diagnosis Kesulitan Belajar
Matematika
SMP
dan
Alternatif Proses Remidinya.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Matematika.
Widoyoko, Eko Putro. 2012.
Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
Made Prety Ariestina SD1, Tina Yunarti2, Sugeng Sutiarso2
asdmadepretty@Yahoo.com
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This descriptive qualitative research was aimed to find the percentage of students
who have difficulty in solving word problems and it’s cause. The subject of this
research was students of VIII B class of SMP Negeri 2 Banjit. The data were
obtained by test and interview. According to the result of research, 7 of 28
students or 25% of students have difficulty in solving word problems. Based on
the data analysis, the main cause of it’s difficulty was students did not master the
prior concepts as many as 20%. Another factors which give influence were
(1) physical factor as many as 12,5%, (2) psychology factor as many as 62,5%,
and (3) exhaustion factor as many as 25%.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui persentase siswa
yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita dan penyebabnya.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjit. Data
diperoleh melalui tes dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 7
dari 28 siswa atau 25% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
cerita. Berdasarkan analisis data, penyebab utama kesulitan tersebut adalah siswa
tidak menguasai konsep-konsep sebelumnya sebesar 20%. Faktor lain yang
mempengaruhinya adalah (1) faktor jasmaniah sebesar 12,5%, (2) faktor
psikologis sebesar 62,5%, dan (3) faktor kelelahan sebesar 25%.
Kata kunci : analisis, kesulitan, soal cerita
agar menjadi manusia beriman,
PENDAHULUAN
Tujuan
pendidikan
nasional
berakhlak mulia, cerdas, kreatif dan
Republik Indonesia tertuang pada
memiliki keterampilan.
pembukaan Undang-Undang Dasar
adanya tujuan pendidikan nasional,
Negara Republik Indonesia tahun
diharapkan proses pendidikan di
1945 yaitu mencerdaskan kehidupan
Indonesia memiliki arah yang sama,
bangsa.
Mencerdaskan kehidupan
sehingga pendidikan pada masing-
bangsa dapat diwujudkan melalui
masing daerah memiliki kualitas
pendidikan. Pendidikan merupakan
yang sama.
Pendidikan
kunci utama dalam kehidupan suatu
Dengan
memiliki
kaitan
bangsa karena melalui pendidikan
yang erat dengan lembaga-lembaga
akan terlahir generasi-generasi yang
pendidikan, terutama sekolah.
berkualitas
mem-
sekolah terdapat sejumlah mata
bangun bangsa ke arah yang lebih
pelajaran yang menjadi pelajaran
baik.
Hal ini sesuai dengan
pokok dan pendukung. Salah satu
Undang-Undang Sistem Pendidikan
mata pelajaran yang wajib diberikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003
adalah
matematika.
Salah
Bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang
tujuan
pembelajaran
matematika
pengertian pendidikan berikut.
adalah agar siswa mampu memecah-
yang
mampu
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
kan
masalah,
yang
Di
satu
meliputi
kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia selalu dihadapkan dengan
masalah. Kemampuan memecahkan
masalah yang satu mungkin akan
Pendidikan
meningkatkan
berfungsi
kualitas
untuk
manusia
sebagai generasi penerus bangsa.
Pendidikan
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi manusia
berguna dalam menghadapi masalah
lainnya. Menurut Soedjadi (2000),
keberhasilan
seseorang
kehidupannya
banyak
dalam
ditentukan
oleh kemampuannya dalam me-
mempelajari
mecahkan
dalam
masalah
yang
di-
matematika
karena
menyelesaikan
masalah
hadapinya. Dengan demikian jelas
matematika diperlukan analisis dan
bahwa
interpretasi
pembelajaran
matematika
informasi
sehingga
sangat penting dalam memberikan
mampu mengaplikasikan konsep-
pengalaman
dan
konsep matematika dan mengguna-
kemampuan
dalam
menumbuhkan
memecahkan
masalah yang berkaitan dengan
matematika.
kan keterampilan komputasi.
Penelitian
tentang
kesulitan
siswa yang telah dilakukan oleh
Abidin (1989) mengemukakan
Lambertus (2007) diperoleh hasil
bahwa soal cerita adalah soal yang
bahwa
disajikan dalam bentuk cerita pen-
menentukan apa yang diketahui dan
dek. Cerita yang diungkapkan dapat
yang ditanyakan di dalam soal
merupakan
disebabkan
masalah
kehidupan
kesulitan
oleh
siswa
dalam
kurangnya
ke-
sehari-hari atau masalah lainnya.
mampuan dasar dalam menyelesai-
Abdurrahman (2003) menyatakan
kan sistem persamaan linear dua
pula dalam menyelesaikan masalah
peubah. Hasil penelitian Widhiastuti
matematika, siswa harus menguasai
(2009)
cara
penyebab kesulitan siswa dalam me-
mengaplikasikan
konsep
dan
konsep-
menggunakan
menunjukkan
bahwa
ke-
nyelesaikan soal cerita adalah tidak
terampilan komputasi dalam ber-
mengetahui maksud soal, tidak bisa
bagai situasi baru yang berbeda-
menerjemahkan
beda.
kalimat matematika,
Kemampuan
siswa
soal
ke
dalam
tidak cermat
dalam
dalam menghitung, dan kesalahan
memecahkan masalah dapat dilatih
dalam menulis angka. Penelitian lain
melalui soal cerita matematika yang
yang dilakukan oleh Setiyawati
berhubungan
(2011)
dengan
kehidupan
menyebutkan
bahwa
sehari-hari. Namun, banyak siswa
kesalahan-kesalahan yang dilakukan
mengalami kesulitan dalam me-
siswa dalam menyelesaikan soal
nyelesaikan soal cerita. Kesulitan
cerita materi segitiga dan segi empat
tersebut biasanya disebabkan oleh
adalah kesalahan memahami soal,
kurang
kesalahan membuat model mate-
siapnya
siswa
untuk
matika, dan kesalahan melakukan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
komputasi.
Kesulitan siswa dalam me-
SMP Negeri 2 Banjit, Way Kanan
mahami dan menyelesaikan soal
pada semester genap tahun pelajaran
cerita pada pelajaran matematika
2012/2013.
juga dialami siswa kelas VIII SMP
adalah siswa kelas VIII B sebanyak
Negeri 2 Banjit. Hal ini ditunjukkan
28 siswa dan kelas VIII C sebagai
dengan adanya siswa yang belum
kelas uji coba. Data penelitian ini
mampu menyelesaikan soal mate-
berupa nilai-nilai yang diperoleh
matika bentuk cerita pada ulangan
dari hasil tes berbentuk soal cerita
harian materi lingkaran sehingga
dan hasil wawancara terhadap siswa
mendapat nilai kurang dari 70.
yang mengalami kesulitan dalam
Guru pelajaran matematika kelas
menyelesaikan soal cerita.
Subjek penelitian ini
VIII mengungkapkan bahwa dari 5
Validitas instrumen tes berupa
soal ulangan, terdapat 2 soal mate-
soal cerita menggunakan validitas
matika bentuk cerita. Dari seluruh
isi dan validitas butir soal. Validitas
siswa, 60,6% siswa belum mampu
isi didasarkan atas judgement dari
menyelesaikan
guru matematika di sekolah tempat
soal
matematika
bentuk cerita dengan benar.
penelitian ini dilakukan.
Dengan
Oleh karena itu, perlu adanya
asumsi bahwa guru tersebut me-
perhatian dan penanganan yang
ngetahui dengan benar kurikulum
dilakukan
SMP, maka penilaian terhadap ke-
untuk
kesulitan-kesulitan
mengetahui
yang
dialami
sesuaian butir tes dengan indikator
siswa pada saat menyelesaikan soal
pembelajaran dilakukan oleh guru
cerita tersebut. Tujuan penelitian ini
tersebut.
adalah untuk mengetahui persentase
sekolah
siswa yang mengalami kesulitan
instrumen tes ini valid ditinjau dari
dalam menyelesaikan soal cerita dan
validitas isi. Setelah instrumen tes
hal-hal yang menjadi penyebabnya.
dinyatakan
Guru
ini
matematika
menyatakan
valid,
di
bahwa
kemudian
dilakukan uji coba soal di luar
sampel penelitian, yaitu siswa pada
kelas VIII C untuk melihat validitas
butir, reliabilitas, tingkat kesukaran
memberikan tes berupa soal cerita
dan daya pembeda. Validitas butir
pada siswa kelas VIII B. Soal cerita
soal
rumus
yang diberikan adalah soal pada
moment
kompetensi dasar menghitung luas
diuji
menggunakan
korelasi
product
(Widoyoko, 2012: 137). Hasil per-
permukaan
hitungan diperoleh masing-masing
balok, prisma, dan limas.
butir soal valid dengan koefisien
diberikan setelah siswa mengikuti
reliabilitas tes (r11) sebesar 0,74.
pembelajaran di kelas selama 5 kali
Berdasarkan
tingkat
pertemuan. Setiap pertemuan yang
kesukaran, soal nomor 3 tergolong
dilakukan oleh guru mitra, peneliti
mudah dan soal nomor 1, 2 dan 4
selalu memastikan bahwa kegiatan
tergolong
Berdasarkan
pembelajaran berjalan dengan baik
analisis daya pembeda, soal nomor 3
dan siswa mendapat contoh-contoh
dinyatakan perlu revisi, dan soa
dan soal latihan berupa soal cerita.
analisis
sedang.
kubus,
Tes
secara keseluruhan terdapat 7 siswa
pembeda baik.
digunakan
volume
Berdasarkan hasil penelitian,
nomor 1, 2 dan 4 memiliki daya
Teknik
dan
analisis
dalam
data
yang
dari 28 siswa yang mengalamai
ini
kesulitan dalam menyelesaikan soal
penelitian
adalah teknik statistik deskriptif
cerita.
yaitu menganalisis data dengan cara
sebagian kecil siswa di kelas VIII B
mendeskripsikan data yang telah
SMP Negeri 2 Banjit Way Kanan
terkumpul
yang mengalami kesulitan dalam
sebagaimana
adanya
Hal ini berarti, hanya
tanpa membuat kesimpulan yang
menyelesaikan soal cerita.
berlaku untuk umum.
Data yang
hanya sebagian kecil siswa yang
dianalisis adalah jawaban tes setiap
mengalami kesulitan, analisis yang
butir soal yang dikerjakan oleh
telah dilakukan menemukan 3 jenis
siswa.
kesulitan, yaitu:
1.
matematika
Penelitian deskriptif kualitatif
Banjit ini dilaksanakan dengan cara
Siswa tidak dapat menerjemahkan soal ke dalam kalimat
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan di SMP Negeri 2
Meski
2.
Siswa tidak dapat menggunakan, memanfaatkan, dan me-
3.
milih prosedur atau operasi
siswa jenis ini berujung pada tidak
tertentu.
terselesaikannya soal/masalah yang
Siswa tidak mampu menyelesai-
diberikan. Hal ini dikarenakan me-
kan operasi hitung
nerjemahkan soal ke dalam kalimat
kesulitan
matematika merupakan kemampuan
tersebut terjadi karena siswa kurang
dasar dalam memahami soal sebagai
memahami langkah-langkah dalam
langkah awal menyelesaikan soal
menyelesaikan soal cerita. Sebaik-
cerita.
Beberapa
jenis
soal
Siswa yang dikategorikan tidak
cerita, siswa melakukannya melalui
dapat menggunakan, memanfaatkan,
langkah-langkah
dan memilih prosedur atau operasi
nya,
ketika
menyelesaikan
penyelesaian
oleh
tertentu adalah siswa yang mampu
Setiyawati (2011), yaitu memahami
menuliskan apa yang diketahui dan
soal, membuat bentuk matematika,
ditanyakan dari soal tetapi tidak
melakukan komputasi, dan menarik
dapat memilih prosedur apa yang
kesimpulan. Selain itu, siswa juga
harus dipilih. Selain itu, siswa di-
harus memeriksa kembali langkah-
kategorikan mengalami
langkah dan hasil penyelesaiannya
dalam jenis ini, jika siswa mampu
(Kennedy
memilih prosedur tetapi tidak dapat
seperti
yang
dikemukakan
dalam
Abdurrahman,
menggunakannya
2003).
Siswa yang dikategorikan tidak
dapat menerjemahkan soal ke dalam
kalimat matematika adalah siswa
kesulitan
dengan
untuk menyelesaikan
benar
soal
yang
diberikan.
Siswa yang dikategorikan tidak
yang tidak mampu menuliskan apa
mampu
yang diketahui dan ditanyakan dari
hitung adalah siswa yang melakukan
soal.
kesalahan dalam melakukan per-
Siswa yang tidak mampu
menyelesaikan
menuliskan apa yang diketahui dan
hitungan
ditanyakan
penyelesaian soal.
dari
soal
akan
pada
operasi
suatu
langkah
Siswa tidak
dalam
cermat/teliti dalam melakukan per-
menentukan langkah atau prosedur
hitungan, seperti: kesalahan dalam
apa yang tepat untuk menyelesaikan
melakukan
soal/masalah tersebut.
rangan, dan perkalian.
mengalami
kesulitan
Kesulitan
penjumlahan,
pengu-
Selain itu,
kesulitan siswa yang termasuk ke
4%, dan (10) kurang teliti dalam
dalam jenis ini adalah kesulitan
menjawab soal sebanyak 12%.
siswa dalam melakukan perkalian
bilangan desimal.
Penyebab
Selain beberapa penyebab di
atas, terdapat faktor lain yang
dari
jenis
berasal dari dalam diri siswa yang
kesulitan yang dialami siswa dalam
mempengaruhi siswa dalam belajar,
menyelesaikan soal cerita adalah
sehingga
(1) tidak mengetahui maksud soal
mengalami kesulitan dalam me-
cerita yang diberikan sebesar 12%,
nyelesaikan soal cerita. Berdasarkan
(2) tidak memahami konsep-konsep
hasil wawancara, beberapa faktor
dasar yang berhubungan dengan
tersebut, yaitu (1) faktor jasmaniah
soal cerita yang diberikan sebesar
berupa kesehatan sebesar 12,5%,
8%, (3) tidak mampu menentukan
(2) faktor psikologis berupa per-
prosedur
digunakan
hatian dan minat (cita-cita) sebesar
sebesar 12%, (4) tidak menguasai
62,5%, dan (3) faktor kelelahan
konsep-konsep sebelumnya, misal-
berupa kelelahan jasmani sebesar
nya
25%.
yang
operasi
ketiga
akan
perkalian
bilangan
desimal sebesar 20%, (5) tidak
menguasai
Kesulitan
siswa
siswa
dalam
pra
menyelesaikan soal cerita merupa-
mampu
kan salah satu kegagalan pencapaian
menentukan luas segitiga ketika
prestasi akademik sesuai dengan
menghitung luas permukaan limas
kapasitas yang diharapkan.
sebesar 8%, (6) tidak cakap dalam
karena itu, syarat penting agar siswa
melakukan
perhitungan
mampu menyelesaikan soal cerita
sebesar 12%, (7) lupa rumus dan
dengan baik adalah siswa harus
algoritma yang berhubungan yang
mampu memahami soal. Kemampu-
akan ia gunakan untuk menyelesai-
an tersebut
kan soal cerita sebesar 8%, (8) salah
kemampuan menerjemahkan soal ke
memasukkan data dan penulisan
dalam
angka sebesar 4%, (9) tergesa-gesa
memahami
dalam menyelesaikan soal sebanyak
berkaitan dengan soal cerita. Hal ini
syarat,
konsep-konsep
menyebabkan
misalnya
tidak
operasi
Oleh
ditunjukkan dengan
kalimat
matematika
konsep-konsep
dan
yang
sejalan dengan pendapat Rontukahu
dalam
Madechan
dan
Brillante
sumbangan
yang
cukup
besar
ketidakmampuan
terhadap berhasil tidaknya suatu
siswa dalam menyelesaikan soal-
pembelajaran yang berdampak pada
soal
mudah
(2008)
bahwa
cerita
disebabkan
ketidak-
tidaknya
siswa
dalam
soal-soal
yang
mampuan siswa dalam melakukan
menyelesaikan
pemahaman
berimajinasi.
diberikan. Beberapa faktor tersebut
Kesulitan tersebut tampaknya terkait
yaitu kesehatan, perhatian, minat
dengan pembelajaran yang menuntut
siswa terhadap matematika dan cita-
siswa membuat kalimat matematika.
citanya, dan kelelahan jasmani.
dan
Ketika menghadapi masalah mate-
Beberapa temuan dari hasil
matika khususnya soal cerita, siswa
wawancara terhadap siswa yang
harus
pemahaman
mengalami kesulitan, terdapat siswa
terlebih dahulu sebagai landasan
yang sedang mengalami gangguan
untuk
kesehatan
melakukan
menentukan
pilihan
dan
saat
keputusan.
Setelah siswa mema-
pelaksanaan
hami
yang
dan
berdampak pada kurang optimalnya
kemudian
siswa tersebut dalam berfikir dan
apa
ditanyakan
dari
kemampuan
diketahui
soal,
yang
tidak
kalah
mengerjakan
tes.
berlangsungnya
Hal
soal.
ini
Selain
tentu
itu,
penting harus dimiliki oleh siswa
beberapa siswa yang mengalami
adalah
menentukan,
kesulitan dalam mengerjakan soal
memilih, dan menggunakan pro-
adalah siswa dengan perhatian orang
sedur tertentu untuk menyelesai-
tua yang rendah, misalnya berasal
kannya. Terakhir, siswa juga harus
dari keluarga kurang mampu dengan
mampu
jumlah saudara yang lebih dari tiga,
kemampuan
melakukan
perhitungan
ayah bekerja di luar kota, dan ibu
dengan benar.
Hasil wawancara menunjukkan
sedang merawat bayi yang masih
selain faktor kemampuan
kecil. Hal ini memungkinkan siswa
akademik yang dilihat dari hasil
tersebut kurang mendapat perhatian
penyelesaian siswa, terdapat faktor
dalam
lainnya yang mempengaruhi belajar
terutama
siswa, yaitu faktor dari dalam diri.
belajar
Faktor
perhatian orang tua terhadap waktu
bahwa
tersebut
memberikan
pelaksanaan
berkaitan
di
rumah.
belajarnya,
dengan
jam
Kurangnya
belajar siswa akan berdampak pada
penting bagi guru untuk mem-
kurang
berikan motivasi kepada siswa agar
terlatihnya
menyelesaikan
Berbeda
siswa
soal-soal
dengan
siswa
dalam
latihan.
yang
senang
dan
tekun
matematika, sehingga mampu me-
memiliki jam belajar teratur di
nyelesaikan
rumah, siswa tersebut mempunyai
termasuk soal cerita.
banyak waktu untuk mengerjakan
Faktor lain yang juga mempengaruhi
belajar
siswa
adalah
masalah
matematika
Soal cerita merupakan jenis soal
nonrutin
soal-soal latihan.
belajar
dalam
matematika
di
pembelajaran
sekolah.
Jika
merujuk pada indikator pemahaman
faktor minat. Dari hasil wawancara,
konsep
diketahui beberapa siswa dengan
termasuk jenis soal dengan indikator
minat
keinginan/cita-cita
mengaplikasikan konsep. Hal ini
tertentu memiliki persepsi yang
sesuai dengan yang diungkapkan
salah dalam memaknai pembel-
oleh Abdurrahman (2003) bahwa
ajaran matematika. Salah dalam
dalam menyelesaikan soal cerita,
pemaknaan
diantaranya
siswa
pandangan/
mengaplikasikan suatu konsep dan
siswa
dan
tersebut
mempunyai
persepsi
bahwa
untuk
bekerja
matematis,
harus
menggunakan
soal
menguasai
cerita
cara
keterampilan
dengan profesi tertentu, siswa tidak
komputasi dalam berbagai situasi
harus belajar matematika. Persepsi
baru yang berbeda-beda. Dengan
yang salah tersebut menyebabkan
demikian, dapat dikatakan bahwa
siswa kurang antusias dan kurang
soal cerita merupakan soal dengan
tekun dalam belajar matematika dan
indikator mengaplikasikan konsep.
menyebabkan dirinya mengalami
Indikator mengaplikasikan kon-
kesulitan ketika mengerjakan soal
sep merupakan indikator tertinggi
cerita. Selain itu, kurangnya minat
dalam pemahaman konsep mate-
siswa terhadap matematika juga
matis. Oleh karena itu, penting bagi
menimbulkan
kepada
guru di sekolah untuk menitik-
siswa, seperti tidak mau belajar
beratkan kemampuan siswa dalam
meskipun
dilaksanakan
menyelesaikan soal cerita dengan
Dengan demikian,
baik melalui langkah-langkah pe-
ulangan/ujian.
kemalasan
akan
nyelesaian yang baik pula. Hal ini
masalah adalah materi soal cerita
dikarenakan jika siswa telah mampu
matematika.
menyelesaikan soal cerita, berarti
penting bagi guru untuk memberi-
siswa
kan
tersebut
mampu
meng-
Oleh
pengarahan
karena
kepada
siswa
aplikasikan konsep. Secara tidak
tentang
langsung,
pemahaman
menyelesaikan soal cerita, sehingga
konsep yang lainnya kemungkinan
siswa akan lebih cakap dalam
juga
menyelesaikan
indikator
akan
tercapai.
Dengan
langkah-langkah
itu,
soal-soal
dalam
cerita
demikian, salah satu tujuan pem-
tersebut. Dengan demikian, salah
belajaran matematika seperti yang
satu tujuan
tertuang
matematika yaitu agar siswa mampu
Nomor
dalam
22
Permendiknas
Tahun
memahami
yaitu
memecahkan masalah seperti yang
matematika
tertuang dalam Permendiknas no 22
2006
konsep
dari pembelajaran
tahun 2006 tentang Standar Isi Mata
dapat tercapai.
Jika merujuk pada kemampuan
pemecahan masalah, soal-soal cerita
lebih banyak merupakan soal-soal
Pelajaran Matematika juga dapat
tercapai.
Agar
tujuan
pemecahan masalah. Abidin (1989)
matematika
mengemukakan bahwa
tercapai, guru dituntut untuk mampu
soal cerita
di
pembelajaran
sekolah
adalah soal yang disajikan dalam
menyelesaikan
bentuk cerita pendek yang merupa-
kesulitan belajar siswa. Menurut
kan masalah kehidupan sehari-hari
Widdiharto
atau masalah lainnya. Dengan kata
terdapat
lain,
mengatasi kesulitan belajar siswa
soal
merupakan
cerita
lebih
soal
banyak
pemecahan
yang
dan
dapat
(2008),
lima
meng-atasi
setidaknya
langkah
disarankannya,
dalam
yaitu:
masalah, walaupun tidak semua soal
(1) menyadari adanya kesulitan
cerita merupakan soal pemecahan
yang dialami siswa, (2) mencoba
masalah. Hal ini sejalan dengan
melaku-kan identifikasi penyebab
pendapat Madechan dan Brillante
kesulitan siswa, (3) mengembang-
(2008)
proses
kan prosedur untuk memecahkan
pembelajaran, salah satu materi
kesulitan siswa tersebut, (4) siswa
yang
dengan bantuan guru harus aktif
bahwa
dalam
membutuhkan
pemecahan
mem-
kesulitan dalam menyelesaikan soal
perhatikan penjelasan guru, dan
cerita sebesar 25% atau 7 dari 28
(5) mengevaluasi keberhasilan siswa
siswa. Penyebab kesulitan siswa
dalam mengatasi kesulitan yang
dalam menyelesaikan soal cerita
dihadapi serta prosedur yang dipilih
dilihat dari hasil penyelesaian siswa
siswa.
adalah tidak mengetahui maksud
melaksanakan
tugas
Meskipun
dan
peneliti
telah
soal,
tidak
memahami
konsep-
mengupayakan berbagai upaya agar
konsep dasar yang berhubungan
diperoleh hasil yang optimal, namun
dengan soal cerita, tidak menguasai
hasil penelitian ini belum sempurna.
konsep-konsep pra syarat, tidak
Hal
menguasai
ini
karena
penelitian
ini
konsep
sebelumnya,
keterbatasan.
tidak mampu menentukan prosedur
Keterbatasan tersebut diantaranya
yang akan digunakan, dan tidak
penelitian
ini
cakap
persentase
siswa
mempunyai
hanya
melihat
dan
faktor
dalam
perhitungan,
melakukan
lupa
rumus
dan
penyebab siswa mengalami kesulit-
algoritma yang berhubungan yang
an dalam menyelesaikan soal cerita.
akan
Penelitian ini belum memberikan
lesaikan soal cerita, salah memasuk-
alternatif-alternatif
penanganan
kan data dan penulisan angka,
secara detail terhadap siswa yang
tergesa-gesa dalam menyelesaikan
mengalami kesulitan dalam menye-
soal,
lesiakan soal cerita. Dengan di-
menjawab soal. Faktor lain yang
temukannya
turut
beberapa
faktor
digunakan
dan
untuk
kurang
teliti
mempengaruhi
menye-
dalam
yaitu
penyebab kesulitan siswa diharap-
kesehatan, perhatian, cita-cita dan
kan ada penelitian lain yang linier
minat terhadap matematika, dan
untuk
kelelahan jasmani.
mencari
alternatif
pe-
nanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mengalami
Abdurrahman, Mulyono. 2003.
Pendidikan
Bagi
Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Abidin, Zamal.1989. Studi Tentang
Prestasi Siswa Kelas VI SD
Negeri di Kodya Banda Aceh
dalam Menyelesaikan Soal
Hitungan dan Soal Cerita.
Tesis. Malang : PPs IKIP
Malang. [On line]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/writingandspeaking/presenting/20631
70-soal-cerita
matematika
/#ixzz2JWYZfHO2. (3 Feb
2013)
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia.
Jakarta:Dirjendikti Depdiknas.
Lambertus.2007. Analisis Kesulitan
Siswa dalam Menyelesaikan
Sistem Persamaan Linear Dua
Peubah Bentuk Soal Cerita
Pada Kelas II SLTP Negeri 3
Moramo.
Jurnal
Ilmiah
Indonesia.
Universitas
haluoleo. [on line]. Tersedia :
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.
php/Search.html?act=tampil&i
d=6488&idc=32 . Volume
14,Nomor 2. (19 Januari 2013)
Widhiastuti, Mella Putri. 2009.
Analisis Kesulitan Menyelesakan
Soal
Cerita Pada
Pelajaran Matematika Kelas
VII Semester Ganjil SMP Tri
Sukses Natar Tahun Pelajaran
2008/2009. Skripsi. Bandar
Lampung : Unila.
Madechan dan Brillante Nena
Desiana. 2008. Media Benda
Nyata untuk Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika Siswa
Diskalkulia.
Jurnal
Pendidikan Luar Biasa, April
2008, Volume 4,Nomor 1.
Setiyawati, Indra. 2011. Identifikasi
Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi
Pelajaran
Segitiga
dan
Segiempat Siswa Kelas VIII
SMP Negeri Depok Sleman
Yogyakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
Skripsi.
Yogyakarta: UNY. [on line].
Tersedia
:
http://eprints.uny.ac.id/1892/1/
Skripsi_Indra_ Setiyawati.pdf.
(19 Januari 2013)
Widdiharto,
Rachmadi.
2008.
Diagnosis Kesulitan Belajar
Matematika
SMP
dan
Alternatif Proses Remidinya.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Matematika.
Widoyoko, Eko Putro. 2012.
Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.