PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS X SMAN 1 KISARAN T.A 2014/2015.

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS X
SMAN 1 KISARAN T.A 2014/2015

Oleh:

Putri Andriani Dewiana
NIM 4103111064
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Peningkatan Kepercayaan
Diri Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Model Cooperative Learning
Tipe Numbered Head Together Di Kelas X SMAN 1 Kisaran T.A 2014/2015.
Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd dan Bapak Pardomuan NJM
Sinambela, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku

dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, dan terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu serta Dosen
UNIMED serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada dan Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,
M.Si selaku Rektor UNIMED dan Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku
Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan
matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Matematika
dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang
telah banyak membantu selama penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Jumadi, S.Pd, MM
selaku kepala sekolah SMAN 1 Kisaran dan kepada Ibu Mariana, S.Pd selaku
guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang telah

v

memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda

Syafrizal dan Ibunda Yusmanidar, orangtua penulis yang telah mengasuh,
membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu
mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat
kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat adinda Oky Mandala
Putra yang juga telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta
keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan
perjuangan baik secara moral dan materil.
Penulis juga ucapkan terimakasih untuk teman kos sekamar seperjuangan
Tiya Musanna dan Rizka Indriya Utari yang selalu memotivasi saya saat lelah dan
juga terimakasih buat anak kos RQ lainnya. Tak lupa penulis ucapan terima kasih
juga untuk yang teristimewa sahabat tercinta Sotarduga Lumbantoruan, Sirry
Hidayani, Siti Hadijah, Tiya Musanna, Sri Rezeky, Nurika Mariana Tanjung,
Syarifuddin Siregar serta teman-teman senasib sepenanggungan di DIK C 2010
Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus
serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,

Penulis,

September 2014

Putri Andriani Dewiana
NIM. 4103111064

iii

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS X
SMAN 1 KISARAN T.A 2014/2015
Putri Andriani Dewiana (NIM. 4103111064)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa pada materi eksponen di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran T.A
2014/2015 dan untuk mengetahui apakah siswa yang memiliki kepercayaan diri juga
memiliki hasil belajar baik.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Kisaran T.A
2014/2015 yang berjumlah 32 orang dan objek penelitian ini adalah pembelajaran
dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together
untuk meningkatkan kepercayaan diri dan hasil belajar siswa kelas X di SMAN 1
Kisaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, angket dan
wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
pembelajaran, lembar observasi dan angket digunakan untuk melihat kepercayaan
diri siswa dan wawancara digunakan untuk mendukung penggunaan model
Cooperative Learning Tipe NHT. Sedangkan analisis data yang dilakukan di dalam
penelitian adalah teknik/metode analisis.
Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.
Setiap pertemuan dilakukan observasi terhadap kepercayaan diri siswa dan observasi
pembelajaran serta di akhir dari siklus diberikan tes hasil belajar. Dari siklus I
diperoleh skor pengamatan kepercayaan diri siswa dalam kategori kurang baik begitu
juga hasil angket yang menunjukkan belum adanya siswa di kategori tinggi sehingga
belum memenuhi target peneliti, sedangkan di siklus II diperoleh skor pengamatan
kepercayaan diri siswa dalam kategori baik serta angket juga menunjukkan hasil
sudah ada siswa di kategori tinggi dan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik

yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 69,11% dengan kategori cukup dan
mengalami peningkatan di siklus II menjadi 71,25% dengan kategori baik. Pada tes
hasil belajar I dari 32 orang siswa sebanyak 18 siswa (56,25%) telah mencapai
ketuntasan belajar sedangkan 14 siswa lainnya (43,75%) belum tuntas. Pada tes hasil
belajar II, sebanyak 28 orang (85,7% ) telah mencapai ketuntasan belajar dan 4 orang
siswa lainnya (12,5%) tidak tuntas. Karena hasil pengamatan kepercayaan diri siswa
serta angket mengalami peningkatan dan ketuntasan belajar klasikal telah tercapai
maka pelaksanaan tindakan berhenti di siklus II.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together dapat
meningkatakan kepercayaan diri dan hasil belajar siswa di kelas X SMAN 1 Kisaran
T.A 2014/2015.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah

1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian

1
7
7
8
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.2 Kepercayaan Diri
2.1.2.1 Pengertian Kepercayaan Diri
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
2.1.2.3 Ciri-Ciri Percaya Diri
2.1.2.4 Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri
2.1.2.5 Kepercayaan Diri Dalam Belajar Matematika
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.4 Model Pembelajaran
2.1.5 Model Pembelajaran Cooperative Learning
2.1.6 Cooperative Leraning bermuatan Pendidikan Karakter
2.1.7 Cooperative Learning Tipe NHT
2.1.8 Materi Pembelajaran Eksponen
2.2
Penelitian Relevan
2.3
Hipotesis Tindakan

9
9
11

11
12
14
16
18
20
21
23
26
29
34
39
39

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian


40
40
40

vii

3.2.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.6.1
3.6.2
3.6.3

Objek Penelitian
Jenis Penelitian
Prosedur Penelitian
Alat Pengumpul Data
Teknik Analisis Data
Reduksi Data
Paparan Data
Penyimpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Siklus I
4.1.1 Permasalahan I
4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.4 Observasi I
4.1.5 Analisis Data Hasil Penelitian Siklus I
4.1.5.1 Angket Kepercayaan Diri I
4.1.5.2 Observasi I
4.1.5.3 Tes I
4.1.5.4 Wawancara I
4.1.6 Refleksi I
4.2
Hasil Siklus II
4.2.1 Permasalahan II
4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.2.4 Observasi II
4.2.5 Analisis Data Hasil Penelitian Siklus II
4.2.5.1 Angket Kepercayaan Diri II
4.2.5.2 Observasi II
4.2.5.3 Tes II
4.2.5.4 Wawancara II
4.2.6 Refleksi II
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dalam Belajar
Matematika Dan Hasil Belajar Siswa
4.4
Diskusi Hasil Penelitian

40
40
41
47
51
51
55
55

57
57
57
58
62
63
63
64
68
69
70
71
71
72
72
75
76
76
77
80
82
82
83
84
85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

87
87

DAFTAR PUSTAKA

89

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

31

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Kepercayaaan Diri

49

Tabel 3.2

Nama-Nama Validator

50

Tabel 3.3

Hasil Validasi Tes Awal

50

Tabel 3.4

Hasil Validasi Tes Hasil Belajar I

50

Tabel 3.5

Hasil Validasi Tes Hasil Belajar II

50

Tabel 3.6

Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi

52

Tabel 3.7

Kategori Jawaban Angket

53

Tabel 3.8

Kategori Skor Kepercayaan Diri

53

Tabel 3.9

Tingkat Penguasaan Siswa

54

Tabel 4.1

Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Awal

57

Tabel 4.2

Hasil Angket Kepercayaan Diri Tiap Siswa Pada Siklus I

63

Tabel 4.3

Pengkategorian Hasil Angket Kepercayaan Diri
Siswa Pada Siklus I

Tabel 4.4

64

Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Tiap
Siswa Pada Siklus I

64

Tabel 4.5

Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa Siklus I 65

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Model NHT Siklus I

66

Tabel 4.7

Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Siklus I

68

Tabel 4.8

Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I

68

Tabel 4.9

Hasil Angket Kepercayaan Diri Tiap Siswa Pada SIklus II 76

Tabel 4.10

Pengkategorian Hasil Angket Kepercayaan Diri
Siswa Pada Siklus II

Tabel 4.11

77

Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Tiap
Siswa Pada Siklus II

77

Tabel 4.12

Hasil Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa Siklus II 78

Tabel 4.13

Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Model NHT Siklus II

79

Tabel 4.14

Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Siklus II

81

Tabel 4.15

Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II

81

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5

Tahap-tahap Pembelajaran NHT
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
S17 Mengerjakan Soal yang diberikan Peneliti
S1 Saat Bertanya Pada Peneliti
S15 Gelisah Saat Mengerjakan Tes dan Melihat Teman
S4, S32 dan S23 Saat Mengerjakan Soal Nomor 1
Siswa Tampak Lebih Tertib Saat Mengerjakan Tes II

32
47
59
60
61
74
75

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Silabus Pembelajaran

92

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I

95

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I

100

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II

105

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II

110

Lampiran 6

Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

114

Lampiran 7

Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

117

Lampiran 8

Lembar Aktivitas Siswa I

118

Lampiran 9

Lembar Aktivitas Siswa II

120

Lampiran 10 Lembar Aktivitas Siswa III

122

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa IV

124

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Pada Pembelajaran NHT

126

Lampiran 13 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I

134

Lampiran 14 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II

135

Lampiran 15 Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa

136

Lampiran 16 Deskripsi Hasil Observasi Kepercayaan Diri
Siklus I Dan II

144

Lampiran 17 Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri

145

Lampiran 18 Lembar Validasi Angket Kepercayaan Diri

146

Lampiran 19 Hasil Validasi Angket Kepercayaan Diri

147

Lampiran 20 Angket Kepercayaan Diri Siswa

150

Lampiran 21 Perhitungan Pengkategorian Angket Percaya Diri Siswa

153

Lampiran 22 Deskripsi Hasil Angket Kepercayaan Diri Dan Hasil
Belajar Siklus I

155

Lampiran 23 Deskripsi Hasil Angket Kepercayaan Diri Dan Hasil
Belajar Siklus II

155

Lampiran 24 Kisi- Kisi Tes Kemampuan Awal

156

Lampiran 25 Tes Kemampuan Awal

157

Lampiran 26 Analisis Kesulitan Siswa Pada Tes Awal

158

Lampiran 27 Kisi-Kisi Tes I

159

Lampiran 28 Kisi-Kisi Tes II

160

xi

Lampiran 29 Lembar Validasi Tes Hasil belajar I

161

Lampiran 30 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II

164

Lampiran 31 Tes Hasil Belajar I

167

Lampiran 32 Tes Hasil Belajar II

168

Lampiran 33 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I

169

Lampiran 34 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II

172

Lampiran 35 Pedoman Penskoran Tes I

174

Lampiran 36 Pedoman Penskoran Tes II

179

Lampiran 37 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Siklus I

182

Lampiran 38 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Siklus II

183

Lampiran 39 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

184

Lampiran 40 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

185

Lampiran 41 Pembagian Kelompok Belajar Dengan Model NHT

186

Lampiran 42 Kutipana Hasil Wawancara

187

Lampiran 43 Dokumentasi Penelitian

193

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, masalah karakter merupakan salah satu masalah utama
dalam dunia pendidikan. Pertanyaan dalam dunia pendidikan adalah “apakah
pendidikan saat ini mampu membentuk karakter siswa atau hanya sekedar proses
belajar yang hanya ingin mendapatkan nilai dan masuk ke sekolah atau universitas
yang diinginkan, menggapai cita-cita, dan duduk sebagai pemimpin tanpa adanya
karakter yang tertanam dalam dirinya?”. Menurut beberapa penelitian, tingginya
inteligensi hanya sedikit mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai kesuksesan,
tetapi yang paling penting adalah bagaimana karakter yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Karakter yang baik akan lebih banyak menumbuhkan
kesuksesan pada seseorang.
Bung Karno pernah mengatakan Bangsa ini harus dibangun dengan
mendahulukan pembangunan karakter, karena inilah yang akan membuat
Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya serta bermartabat. Berbagai
fenomena dapat terjadi jika kita tidak waspada, tentu apa yang telah
dikhawatirkan oleh Mahatma Gandi tentang tujuh dosa yang mematikan benarbenar bisa menjadi kenyataan di negari ini. Yakni bertumbuh kembangnya nilainilai dan perilaku seperti: (1) kekayaan tanpa bekerja, (2) kesenangan tanpa hati
nurani, (3) pengetahuan tanpa karakter, (4) bisnis tanpa moralitas, (5) ilmu
pengetahuan tanpa kemanusiaan, (6) agama tanpa pengorbanan, (7) politik tanpa
prinsip (Abidinsyah, 2011).
Karakter merupakan daya juang yang berisikan nilai kebaikan, akhlak
dan moral yang terpatri dalam diri manusia. Tata nilai itu merupakan perpaduan
dari aktualisasi potensi dalam diri manusia serta internalisasi nilai-nilai akhlak dan
moral dari luar yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku. Karakter tidak
dibangun dengan sendirinya, melainkan
kembangkan melalui pendidikan.

harus dibentuk dan ditumbuh

2

Terbentukya karakter siswa yang kuat dan kokoh diyakini merupakan hal
penting dan harus dimiliki siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa yang
akan datang. Jika kita menginginkan bangsa ini menjadi berkarakter kembali,
maka bangunlah karakter siswa melalui pendidikan. Dengan demikian, melalui
dimensi pendidikan,untuk membangun karakter bangsa ke depan adalah dengan
membangun karakter siswa sejak dini.
Pendidikan adalah upaya terencana dalam proses pembinaan dan
pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter)
mulia (UU No.20 tahun 2003).
Seperti yang ditegaskan dalam dalam UU RI No.20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
“ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Menurut John Dewey (dalam Sagala,2005) pendidikan merupakan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir
atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan
kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Langeveld mengatakan bahwa
pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang
anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan
dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala
tindakannya menurut pilihannya sendiri (Pidarta, 2009).
Dengan demikian, dalam membangun karakter bangsa, pendidikan
memegang peranan penting. Jika kualitas sektor pendidikan rendah maka sektor
lain tidak berarti, sebaliknya tingginya kualitas pendidikan turut mendorong
sektor lain untuk maju. Pendidikan dikatakan berhasil apabila siswa setelah
dididik mampu menggunakan pengetahuannya dan keterampilannya untuk

1

3

melayani kebutuhannya sendiri dan masyarakat secara baik. Pendidikan tidak
hanya memberikan pengetahuan, tetapi mengandung arti yang lebih luas lagi yaitu
membentuk serta mengembangkan seluruh kepribadian siswa dengan sebaikbaiknya sehingga siswa sanggup untuk hidup mandiri dan lebih percaya diri
menghadapi tantangan dan ini merupakan indikator keberhasilan proses
pembelajaran.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal bukanlah pekerjaan yang
mudah, tetapi bukan tidak bisa diwujudkan, memang banyak hal yang
mempengaruhinya, yang mengharuskan semua pihak yang terlibat di dalam
pendidikan berada dalam satu tekad dan satu kemauan untuk meraihnya. Menurut
Slameto,(2010) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu : (1) faktor
internal/faktor dalam diri siswa, yakni keadaan kecerdasan atau inteligensi, cacat
tubuh, bakat, minat, persepsi, dan motivasi, (2) faktor eksternal/faktor diluar
siswa, antara lain faktor keluarga dan faktor sekolah, dimana salah satu faktor
sekolah yang mempengaruhi belajar siswa adalah metode mengajar. Selanjutnya
Dimyati,(2009) mengemukakan ada sepuluh faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, yaitu: (1) Sikap terhadap belajar, (2) Motivasi belajar, (3) Konsentrasi
belajar, (4) Mengolah bahan belajar, (5) Menyimpan perolehan belajar, (6)
Menggali hasil belajar, (7) Kemampuan berprestasi, (8) Rasa percaya diri siswa,
(9) Intelegensi dan keberhasilan belajar, dan (10) Kebiasaan belajar.
Hasil belajar haruslah ditingkatkan, karena itu sangatlah bijaksana bila
faktor-faktor ini mendapat tempat dan perhatian, bila ingin meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas, sekaligus kualitas pendidikan, disamping itu salah satu
faktor psikologis pembentuk karakter siswa yang tidak kalah pentingnya dalam
mencapai hasil belajar siswa yang tinggi adalah keyakinan akan kemampuan diri
atau yang disebut dengan kepercayaan diri.
Sampai saat ini masih saja ada siswa yang menganggap mata pelajaran
matematika sukar untuk dipelajari, mungkin hal ini disebabkan siswa kurang
memiliki keterampilan matematika yang memadai dan kurang menguasai konsep
dasar matematika. Hal ini didukung oleh pernyataan Ruseffendi, (1990) bahwa
matematika bagi anak-anak merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau

4

bukan yang paling dibenci. Tidak seharusnya matematika itu dibenci, karena
matematika itu dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari.
Hal seperti ini sesuai dengan keadaan yang tampak pada siswa, tidak
semua mereka dapat memanfaatkan kemampuannya seperti yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah selalu ditemukan sikap siswa yang
selalu acuh tak acuh, kurang senang dan kurang berminat untuk belajar, terutama
dalam pelajaran matematika, karena mata pelajaran ini dianggap suatu mata
pelajaran yang sulit, sehingga hasil belajar siswa rendah. Upaya meningkatkan
mutu belajar matematika telah banyak diusahakan disemua jenjang pendidikan.
Salah satunya adalah optimalisasi faktor-faktor psikologis serta mengembangkan
karakter siswa itu sendiri sebagi komponen dalam pendidikan.
Dalam Permen Diknas No 23 tahun 2006 ada 20 nilai utama dalam
pendidikan karakter diiantaranya yang dapat diterapkan adalah nilai karakter yang
hubungannya dengan diri sendiri yaitu : 1) Jujur, 2) Bertanggung Jawab, 3)
Bergaya hidup sehat, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras, 6) Percaya Diri, dan 7) Berjiwa
Kewirausahaan.
Dalam pembelajaran matematika, karakter juga dapat dibentuk dalam
proses belajar mengajar. Salah satunya adalah kepercayaan diri, yang merupakan
modal untuk menyakini kemampuan dan usaha-usaha yang telah dicapai, juga
untuk meningkatkan kualitas belajar seorang siswa. Menurut Bandura (dalam
Santrock,2011) kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang bisa
menguasai situasi dan memproduksi hasil positif. Menurut Suhendri, (2012) rasa
percaya diri merupakan unsur yang penting harus dimiliki oleh siswa. Rasa
percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dale
Schunk (dalam Santrock, 2011), mengatakan konsep ini mempengaruhi aktivitas
oleh murid. Murid yang percaya dirinya tinggi mau mengerjakan tugas dan tekun
berusaha.
Namun kenyataannya, banyak diantara siswa yang kurang yakin akan
kemampuan yang dimilikinya. Siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah
dalam kehidupan pribadinya diliputi dengan keragu-raguan untuk menentukan
suatu tindakan, mudah cemas, selalu tidak yakin, dan mudah patah semangat.

5

Dalam bidang belajar remaja yang kurang percaya diri tampak dengan
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar, menyontek yang merupakan
gambaran kurangnya percaya diri pada kemampuannya, tidak adanya keberanian
untuk bertanya dan menanggapi penjelasan guru serta grogi kalau disuruh maju ke
depan kelas (Mastur, 2012).
Banyak masalah yang timbul karena seseorang tidak percaya pada
dirinya sendiri. Siswa yang menjumlahkan sederetan angka-angka namun pada
akhirnya mencari kalkulator untuk menyakinkan apakah penjumlahannya telah
benar. Gejala ini menunjukkan kurang adanya kepercayaan diri pada siswa yang
bersangkutan.
Permasalahan ini juga terjadi pada siswa di SMA Negeri 1 Kisaran,
khususnya kelas X. Menurut Santrock,(2011) siswa yang berusia 13 sampai 17
tahun berada dalam fase perkembangan remaja, yang merupakan masa penuh
gejolak dan menghadapi banyak tantangan serta kebingungan dalam peoses
menemukan jati dirinya. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X
tentang pembelajaran matematika dan bagaimana pembelajaran matematika di
kelas, serta cara yang digunakan guru dalam mengajar didapat informasi bahwa
sebagian besar siswa merasa jenuh dengan pembelajaran matematika. Pada
umumnya mereka beralasan bahwa pelajaran matematika lebih sulit dari pelajaran
yang lain. Selanjutnya mereka beralasan pembelajaran dikelas kurang menarik
dan tidak membangkitkan minat, cara yang digunakan guru masih belum
bervariasi dan kurang menyenangkan. Dan dari pengalaman selama PPL serta
didukung data observasi yang dilakukan pada tanggal 11 februari 2014, diperoleh
data hasil belajar siswa pada pelajaran matematika masih tergolong rendah. Dari
hasil ulangan yang diperoleh pada materi eksponen siswa kelas X T.A 2013/2014,
terdapat 18 siswa dari 32 siswa yang harus diberikan remedial karena belum
memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan guru
yaitu sebesar 65.
Mengingat sangat pentingnya meningkatkan kepercayaan diri, karena
dengan percaya diri dapat menimbulkan rasa optimis sehingga motivasi dalam
belajar akan muncul. Maka, kepercayaan kepada diri sendiri perlu dilatih dengan

6

belajar sungguh-sungguh dan juga harus dibarengi dengan suatu keyakinan akan
kemampuan diri. Kepercayaan diri dapat distimulus dari luar diri siswa, seperti
melalui pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil dalam belajar atau
menghargai setiap usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini didukung
dengan pernyataan, Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi
merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui guru dan rekan
sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin
memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin
meningkat (Dimyati, 2009).
Selain itu peran guru di sekolah sangatlah penting dalam menumbuhkan
kepercayaan diri anak karena gurulah yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru di sekolah sangat
dibutuhkan untuk memahami kesulitan dan hambatan dalam membangun
kepercayaan diri siswa. Dan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa
diperlukan pendekatan proses pembelajaran. Adapun pendekatan pembelajaran
matematika yang dapat digunakan antara lain adalah pembelajaran Cooperative
Learning (Somakin, 2011). Salah satu bagian dari pendekatan pembelajaran
Cooperative Learning adalah model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together).
NHT (Numbered Head Together) atau penomoran berpikir bersama adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2007).
Model pembelajaran NHT menggunakan konsep berpikir bersama dalam
kelompok tetapi tiap siswa akan diberikan nomor yang akan diberikan pertanyaan
oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk berdiskusi menyatukan jawaban dan
guru akan memanggil nomor anggota untuk memberikan jawaban. Dari tahap
pemanggilan nomor akan melatih sikap percaya diri siswa, dimana siswa diminta
untuk menyampaikan hasil yang diperoleh didepan kelas dan berhak menerima
apresiasi dari guru maupun teman-teman lainnya.
Inti dari model NHT, siswa akan dilatih untuk mengembangkan potensi
percaya diri terhadap matematika. Pernyataan ini didukung oleh Hill bahwa model

7

NHT memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
mampu memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar,
mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan
siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri
siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan
untuk masa depan.(http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com, diakses 14
Januari 2014)
Berdasarkan latar belakang diatas, penting dilakukan penelitian tentang
kepercayaan diri siswa dalam kaitannya dengan hasil belajar dengan judul
“Peningkatan Kepercayaan Diri Dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together di
Kelas X SMAN 1 Kisaran T.A 2014/2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, dapat
diidentifikasi masalah pada penelitian ini adalah
1. Banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sulit.
2. Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
3. Siswa merasa ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
guru.
4. Kegiatan pembelajaran yang kurang menyenangkan dan cara yang
digunakan guru dalam mengajar yang kurang bervariasi.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi eksponen dan perlu
diberikan remedial.
1.3 Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada materi Eksponen di Kelas X
SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative Learning tipe Numbered Head Together untuk meningkatkan
Kepercayaan diri dan hasil belajar siswa

8

1.4 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah
1.

Apakah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head
Together dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa pada materi eksponen di
kelas X SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015?

2.

Apakah dengan meningkatnya kepercayaan diri siswa dapat meningkatkan
hasil belajar siswa?

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1.

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Numbered Head Together dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa pada
materi eksponen di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015.

2.

Untuk mengetahui apakah siswa yang memiliki kepercayaan diri juga
memiliki hasil belajar yang baik.

1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam proses belajar mengajar dan
meningkatkan hasil belajar siswa seiring dengan meningkatnya rasa percaya
diri siswa dalam belajar.
2. Bagi peneliti
Untuk menambah pengalaman dalam menggunakan model pembelajaran dan
untuk memenuhi tugas akhir.
3. Bagi guru
Sebagai informasi untuk dapat menggunakan model Cooperative Learning
tipe Numbered Head Together sehingga menumbuhkan kepercayaan diri
siswa dalam belajar matematika.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai salah satu referensi apabila ingin melakukan penelitian yang sejenis.

87

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika pada
materi eksponen di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015.
2. Berdasarkan hasil observasi kepercayaan diri siswa yang dilakukan selama
pembelajaran, kepercayaan diri siswa secara klasikal mengalami peningkatan
yaitu 36,56% dari siklus I menjadi 71,25% pada siklus II. Begitu pula hasil
angket yang menunjukkan peningkatan yaitu pada siklus II tidak ada siswa
yang berada pada kategori kepercayaan diri rendah. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya hasil belajar siswa yaitu 14 siswa (43,75%) siswa yang tuntas
belajar pada siklus I meningkat menjadi 28 siswa (87,5%) yang tuntas pada
siklus

II.

Jadi,

dapat

disimpulkan

bahwa

kepercayaan

diri

siswa

mempengaruhi hasil belajar siswa dimana dengan meningkatnya kepercayaan
diri siswa dalam belajar matematika juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe
Numbered Head Together semakin baik dari siklus I hingga siklus II. Dilihat
dari hasil observasi proses pembelajaran yang mengalami peningkatan dari
nilai persentase rata-rata 69,11% kategori cukup baik di siklus I menjadi
80,15% kategori baik di siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan model Cooperative Learning tipe

87

88

Numbered Head Together sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa dan hasil belajar matematika siswa.
2. Siswa diharapkan berperan aktif dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Siswa harus mengetahui bahwa tugas siswa adalah belajar sebaik munkin
untuk meraih prestasi yang optimal. Pada hakekatnya semua manusia
membawa kepercayaan diri yang telah terbentuk dalam dirinya akibat
pengaruh lingkungan keluarga. Akan tetapi bagaimana kepercayaan diri itu
meningkat tergantung bagaimana cara siswa bersikap terutama dengan belajar
di sekolah yaitu dengan cara menumbuhkan keyakinan pada diri sendiri bahwa
segala sesuatu harus dicoba.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan penelitian
yang sama di sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.
4. Pada penelitian yang sama hendaknya peniliti selanjutnya menambahkan
media pembelajaran yang menarik sesuai materi yang diajarkan agar menarik
minat siswa dalam proses pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V B SDN 06 METRO BARAT

1 10 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 METRO BARAT

0 15 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

View of UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER

0 0 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA SD

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V

0 0 11

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8