PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED
HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN
TRIMURJO LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)

Oleh
DEVIANA MAY RITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED
HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN
TRIMURJO LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013


Oleh
DEVIANA MAY RITA

Penelitian ini berawal dari masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa
yaitu kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65 pada mata
pelajaran Matematika kelas V SDN 1 Tempuran. Tujuan penelitian adalah
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan model Cooperative
Learning tipe NHT.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan daur
pada setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui lembar observasi dan soal tes.
Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Cooperative
Learning tipe NHT pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Tempuran
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang menunjukkan hasil
perubahan pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan
setiap siklusnya yaitu persentase rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (46,9%),
siklus II (55,8%), dan siklus III (67,19%). Begitu juga hasil belajar siswa pada
siklus I terdapat 5 siswa (31,25%) mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II

terdapat 8 siswa (50%), dan untuk siklus III meningkat menjadi 12 siswa (81,25%
). Peningkatan hasil belajar didukung uji perbedaan hasil pre-tes dan post-tes,
menggunakan uji t pada siklus I diperoleh hasil thitung = 11,33 > ttabel = 2,13, siklus II
diperoleh hasil thitung 7,74 = > ttabel = 2,13, dan siklus III diperoleh hasil thitung 5,37 = >
ttabel = 2,13 dengan α = 0,05 (taraf kepercayaan 5%), (dk): n-1 dan n = 16. Artinya
ada perbedaan antara hasil pre-tes dengan hasil post-tes secara signifikan.
Kata kunci: Model Cooperative Learning tipe NHT, aktivitas dan hasil belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED
HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN
TRIMURJO LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh
DEVIANA MAY RITA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

HALAMAN PERSETUJUAN
Judul

: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED
HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01
TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG
TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa


: DEVIANA MAY RITA

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0813053022

Program Studi

: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)

MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing

Dr. Alben Ambarita, M. Pd.
NIP 19570711 198503 1 004


Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd.
NIP 13176021 600000 0 000

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.
NIP 19541016 198103 1 003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Dr. Alben Ambarita, M.Pd.

Sekretaris

: Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.


Penguji
Bukan Pembimbing

: Drs. Muncarno, M.Pd.

2. Dekan FKIP

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 19 Februari 2013

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama mahasiswa
NPM
Program studi
Jurusan
Fakultas


: Deviana May Rita
: 0813053022
: S-1 PGSD
: Ilmu Pendidikan
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Cooperative Learning
Tipe Numbered Heads Together Kelas V SDN 01 Tempuran Trimurjo Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah asli hasil penelitian saya dan tidak
plagiat, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan UndangUndang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Februari 2013
Yang membuat pernyataan,

Deviana May Rita

NPM 0813053022

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ganjaragung Kecamatan
Metro Barat, Kota Metro pada tanggal 07 Mei 1990,
sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Mugiono dan Ibu Suyati.

Riwayat pendidikan peneliti:
1. Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 06
Metro Barat pada tahun 2002.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 01 Kota Metro pada
tahun 2005.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 02 Kota Metro pada
tahun 2008.
4. Tahun 2008 terdaftar sebagai mahasiswa program Sarjana Pendidikan
Universitas Lampung

MOTTO


“Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya”.
(Q.S. Al-baqarah : 286)
”Ada waktunya ketika kau yakin semuanya berakhir. Padahal saat itu
merupakan awal.”
(Louis L’Amour)
“Hidup ini berawal dari sebuah impian dan cita-cita”.
(Deviana May Rita)

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Ayahandaku Bapak Mugiono dan Ibundaku tercinta Ibu Suyati yang selalu
memberiku dukungan, semangat dan mendoakan yang tebaik untuk
keberhasilanku
Adikku Ardi Irvan Mei Sandy yang selalu mendambakan keberhasilanku
Calon suamiku tercinta Tri Agung Anandha yang selalu memberiku dukungan,
semangat, dan selalu setia mendampingi dan menemani hari-hariku hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Sahabat terbaiku Yulisa Safitri, S.Pd dan Yulia Ratmawati yang selalu bersama

dalam suka dan duka hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Prodi S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Lampung
sebagai Almamaterku

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads
Together (NHT) Kelas V SDN 01 Tempuran Trimurjo Lampung Tengah Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.


Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku rektor Universitas
Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam
mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

3.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan
kemudahan

kepada

peneliti

dalam

mengikuti

pendidikan

hingga

terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
4.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan

x

kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
5.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua S1 PGSD Metro dan selaku
Pembimbing Akademik yang telah memberi kemudahan dan arahan kepada
peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

6.

Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7.

Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing kedua atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8.

Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya
untuk membahas, memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat
dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

9.

Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang turut
andil dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Dra. Sudarmi. Kepala SDN 1 Tempuran yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan penelitian di SDN 1 Tempuran.
11. Ibu Maryam A.Ma,Pd selaku guru pamong dan teman kolaborasi dalam
melaksanakan penelitian ini yang telah banyak membantu peneliti dalam
kelancaran penyusunan skripsi ini.
12. Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SDN 1 Tempuran
yang yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang membangun
kepada peneliti.
13. Siswa-siswi kelas V SDN 1 Tempuran yang menjadi subjek dalam penelitian
ini.
14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Ibu Suyati dan
Ayahanda Bapak Mugiyono, dan adikku Ardi Irvan Mei Sandy beserta
keluarga besar tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril
maupun materil, doa, serta kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti.
15. Tri Agung Anandha yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

xi

16. Sahabat-sahabat terdekat peneliti: Fitka, Icha, Dewi, Wira, Ayu, Mardiana
Thita, Anissa, Anggun,Yulisa dan Yuli terimakasih atas semangat dan doa
kalian.
17. Rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2008, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah dan
terimakasih atas kebersamaan serta dukungan yang diberikan selama ini.
18. Seluruh dosen, staf administrasi dan karyawan FKIP Unila, seluruh temanteman PGSD, kakak-kakak, adik-adik angkatan, 2006, 2007, 2009, 2010,
2011 terimakasih atas kerja samanya.
19. Semua pihak yang telah banyak memberikan motivasi dan informasi serta
pendapat yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan dan perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar
ke SD-an. Semoga Allah SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan
perhatian yang diberikan kepada peneliti, serta semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat. Amin.

Metro, Februari 2013

Penulis

xii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

vii
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Rumusan Masalah ...................................................................
D. Tujuan Penelitian ...................................................................
E. Manfaat Penelitian .................................................................

1
5
6
6
6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together
NHT .......................................................................................
B. Aktivitas dan Hasil Belajar .....................................................
C. Matematika .............................................................................
D. Hipotesis Tindakan .................................................................

9
19
22
24

BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................
B. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
C. Alat Pengumpulan Data ..........................................................
D. Teknik Analisis Data ..............................................................
E. Prosedur Penelitian .................................................................

25
26
27
27
30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian ................................................................
1. Deskripsi Awal ................................................................
2. Refleksi Awal ..................................................................
3. Persiapan Pembelajaran . ................................................
B. Hasil Penelitian ......................................................................
1. Siklus I ............................................................................
a. Perencanaan ..............................................................
b. Pelaksanaan ..............................................................
1) Pertemuan I ........................................................
2) Pertemuan II ........................................................

45
45
46
47
47
47
47
48
48
50
v

c. Hasil Observasi Siklus I ...............................................
1) Aktivitas Belajar Siswa .......................................
2) Kinerja Guru ........................................................
3) Hasil Belajar Siswa .............................................
d.Refleksi Siklus I ...........................................................
e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II .........
2. Siklus II ...........................................................................
a. Perencanaan ..............................................................
b. Pelaksanaan ..............................................................
1) Pertemuan I ........................................................
2) Pertemuan II ........................................................
c. Hasil Observasi Siklus II ..............................................
1) Aktivitas Belajar Siswa .......................................
2) Kinerja Guru ........................................................
3) Hasil Belajar Siswa .............................................
d.Refleksi Siklus II ..........................................................
3. Siklus III............................................................................
C. Pembahasan ...........................................................................
1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ...................
2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ......................
3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ............

51
51
53
56
58
56
60
60
61
61
63
65
62
66
69
70
70
84
87
89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran .......................................................................................

93
94

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

96

LAMPIRAN ……………………………………………………………...

100

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Langkah-langkah dalam Model Cooperative Learning ....................
2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % ....................
3. Data Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ..........
4. Kinerja Guru pada Siklus I ..............................................................
5. Hasil Belajar Siklus I .......................................................................
6. Data Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ........
7. Kinerja Guru pada Siklus II ............................................................
8. Hasil Belajar Siklus II ......................................................................
9. Data Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 .......
10. Kinerja Guru pada Siklus III ...........................................................
11. Hasil Belajar Siklus III .....................................................................
12. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ........................
13. Rekapitulasi Kinerja Guru Per-Siklus ..............................................
14. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ...........................

12
32
52
54
57
65
67
70
78
79
82
85
88
90

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.
2.
3.
4.

33
85
88
90

Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................
Grafik rekapitulasi presentase aktivitas siswa......................................
Grafik rekapitulasi presentase kinerja guru..........................................
Grafik rekapitulasi presentase hasil belajar siswa................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................
2. Silabus Siklus I...................................................................................
3. Pemetaan Siklus I...............................................................................
4. Lembar jawaban Post Test Siklus I ...................................................
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I .........
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II .......
7. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan I ..........
8. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan II .........
9. Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I .....................................
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................................
11. Silabus Siklus II ................................................................................
12. Pemetaan Siklus II.............................................................................
13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I .......
14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II ......
15. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan I .........
16. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan II .......
17. Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II ....................................
18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .................................
19. Silabus Siklus III ...............................................................................
20. Pemetaan Siklus III.............................................................................
21. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan I ......
22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan II .....
23. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus III Pertemuan I .......
24. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus III Pertemuan II ......
25. Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus III ..................................
26. Surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ...............................
27. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ....................................................
28. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ........................................
29. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah .........................................
30. Surat Pernyataan Teman Sejawat ......................................................
31. Surat Telah Melaksanakan Penelitian dari Sekolah ..........................

113
109
106
187
171
172
179
180
186
136
132
129
173
174
181
182
186
158
154
151
175
176
183
184
186
100
101
102
103
104
105

ix

97

DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka.
Jakarta
Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama
Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Edisi II. Bumi Aksara.
Jakarta.
Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar. Balai
Pustaka. Jakarta.
_____ . 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta.
Dimyati Mudjiono. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Nasional. http://Direktorat Pendidikan Nasional.com./1994/
sisdiknas/(diakses pada 12 juli 2012 @ 17:15)
Fahmi, Syaiful. 2011. Cooperative Learning. http://pmat.uad.ac.id/cooperativelearning.html. Diakses pada tanggal 12 juli 2012 @ 05.45 WIB.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together).
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nhtnumbered-head-together/. Diakses pada 13 Juli 2012 @ 13.00 WIB.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Isjoni. Kelebihan model Cooperative Laerning tipe Numbered Heads Together.
2009.http://matematika-ipa.com. Diakses pada 13 juli 2011 @14.00 WIB.
Junaidi, Wawan. Pengertian Jenis-jenis Membaca. 2009. http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-membaca.html/(diakses pada 12
juli @ 18.00)

98

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Refika Aditama. Bandung.
Kusnandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.
. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung.
Eduvision Publishing. Cirebon. 180 hlm.
Martati, Badruli. 2010. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kewaarganegaraan
Strategi Penanaman Nilai. Grasindo. Bandung.
Meyer, Dave. 2002. The Achelerated learning Handbook. Kaifa. Bandung.
Muchith, Saekan, dkk.. 2010. Cooperative Learning. RaSAIL. Semarang.
Muncarno, 2009. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. FKIP PGSD. Bandar
Lampung.
Mursell, J. 2008. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo.
Bandung.
Slavin, Robert, E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa
Media. Jakarta.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
,Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Sowiyah. 2010. Pengembangan Kompetensi Guru SD. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sutarno. 2008. Konsep Dasar SD. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.
Suwangsih, Erna. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung.
Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi Kajian
Konsep: Teori dan Strategi Pengembangannya. Surya Pena Gemilang.
Malang.

99

Syah, Muhibibn. 2002. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Bandung.
Tarigan, Daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Dirjen Pendidikan
Tinggi Depdiknas. Jakarta. 167 hlm.
Tim Redaksi. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. 2008.
Sinar Grafika. Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Surabaya.
Wardhani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran
Matematika SMP. Dirjen Dikti Depdiknas. Yogyakarta.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam Undang-undang Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 (ayat 1) dijelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Pentingnya arti pendidikan menuntut guru untuk lebih
bertanggungjawab dalam proses pembelajaran sehingga terjadi
peningkatan pada pengetahuan dan keterampilan siswa.
Mata pelajaran matematika telah dikenalkan pada siswa mulai
dari kelas rendah. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit dan tidak menyenangkan. Salah satu penyebab akar masalah ini
adalah karena kurangnya keterlibatan aktivitas belajar siswa dengan
kehidupan nyata mereka. Manfaat (2010: 9) mengemukakan bahwa
matematika bukanlah pulau asing yang hanya menarik untuk dilabuhi
oleh orang-orang tertentu, akan tetapi matematika adalah pulau kita

2

sendiri yang setiap hari disinggahi. Belajar matematika hakikatnya
adalah membaca aktivitas dari realitas kehidupan kita sendiri.
Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 16 Juli 2012 di SDN 01 Tempuran Trimurjo
Lampung Tengah khususnya pada kelas V diketahui bahwa dalam
proses pembelajaran Matematika guru lebih sering menggunakan
model pembelajaran yang bersifat konvensional yang menyebabkan
peran serta siswa dalam pembelajaran rendah dan membosankan yang
diakhiri dengan tanya jawab dan penugasan. Sehingga berdampak pada
aktivitas dan hasil belajar yang didapatkan siswa kurang maksimal.
Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif dan
jarang bertanya mengenai materi yang sedang diajarkan. Dari hasil
belajar terlihat masih terdapat siswa yang belum mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah
sebesar 65 pada Kompetensi Dasar “Melakukan pengerjaan hitung
bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan
penaksiran”, hanya 8 siswa dari 16 siswa yang mencapai nilai KKM
tersebut yaitu dengan persentase 50 %.
Untuk mengatasi hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran Matematika di sekolah.
Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ( SD ) adalah model
pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivis karena
dianggap sesuai dengan pembelajaran Matematika. Sutarno (2008:

3

8.18) mengemukakan bahwa model pembelajaran konstruktivis yang
dapat diterapkan untuk memperbaiki aktivitas dan hasil belajar serta
kinerja guru. Salah satunya adalah dengan menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Heads Together
(NHT).
Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja
sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau
lebih dimana keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model cooperative learning memiliki beragam tipe dan jenis,
salah satunya yang dapat diterapkan untuk memeperbaiki kinerja guru
dalam membelajarkan Matematika yaitu model NHT.
Huda (2011: 138) mengemukakan bahwa model NHT memiliki
banyak kelebihan, salah satunya yaitu dapat meningkatkan semangat
kerja sama siswa dan model cooperative learning tipe ini dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran dan setiap tingkatan kelas.
Mengingat segala kelebihan yang dimiliki oleh model
pembelajaran tipe ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menerapkan model NHT pada pembelajaran Matematika di SD maka
dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Dengan mempertimbangkan keberhasilan tersebut maka,
peneliti berkolaborasi dengan seorang guru kelas untuk melakukan

4

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN
01 Tempuran Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1 .
Id2 e n t i f i k a s i M a s a l a h
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah seperti berikut.
1. Proses pembelajaran yang kurang ,menarik sehingga aktivitas
peserta didik yang mendukung proses pembelajaran pun berkurang.
2. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
3. Siswa kurang aktif dan kurang bertanya dalam kegiatan
pembelajaran. Suasana belajar yang kurang menyenangkan
sehingga

siswa

kurang

termotivasi

dalam

pembelajaran

Matematika.
4. Hasil belajar Matematika siswa masih rendah, terbukti pada hasil
belajar Matematika, sebanyak 8 siswa (50%) mencapai nilai di
bawah KKM dengan rata-rata nilai 58. Sedangkan KKM yang
ditetapkan oleh sekolah adalah 65.
5. Guru masih melakukan pembelajaran secara konvensional dalam
proses pembelajaran Matematika.
1 .Ba
3 ta s a n M a s a la h
Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar terarah dan
terfokus secara cermat. Masalah tersebut difokuskan sebagai berikut:

5

“Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Matematika melalui model NHT Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1 .
R4u m u s a n M a s a l a h
Berdasarkan batasan masalah di atas maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui
model NHT kelas V SDN 01 Tempuran Trimurjo Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013?

2.

Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
NHT kelas V SDN 01 Tempuran Trimurjo Lampung Tengah
Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.5Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 01 Tempuran
Trimurjo Lampung Tengah pada pembelajaran Matematika dengan
menggunakan model NHT Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 01 Tempuran
Trimurjo Lampung Tengah pada pembelajaran Matematika dengan
menggunakan model NHT Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:

6

1. Peserta didik, yaitu dapat lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan lebih siap untuk mengikuti proses pembelajaran
Matematika khususnya kelas V semeter 1 SDN 01 Tempuran
Trimurjo.
2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru
Matematika mengenai penggunaan model NHT sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan
profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.
3. Lembaga Sekolah (SDN 01 Tempuran Trimurjo), yaitu dapat
memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran bagi tenaga pendidik di sekolah bersangkutan.
4. Peneliti, yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai PTK dan pembelajaran yang berkualitas.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

1.1 Tinjauan Pustaka
1.1.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning
1.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diterapkan untuk memperbaiki
aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru. Menurut
Komalasari (2010: 57) model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bungkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Sedangkan Menurut Mayer (dalam Trianto, 2010: 21)
secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, dan sesuatu
yang nyata dan dikonversikan untuk sebuah bentuk yang lebih
komprehensif.
Lebih lanjut Suprijono (2011: 48) model pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Aplikasi model pembelajaran

8

biasanya tergantung pada tujuan, materi, karakteristik sekolah,
lingkungan, dan kebutuhannya.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijabarkan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan suatu kerangka konseptual yang menggambarkan
bentuk pembelajaran dari awal hingga akhir. Dengan kata lain
model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan suatu hal.
1.1.1.2 Pengertian Model Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
strategi pembelajaran melalui kelompok kecil peserta didik yang
saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Depdiknas dalam Komalasari, 2010: 62).
Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sama sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri.
Sedangkan menurut Slavin (2009: 4) cooperative learning
merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para
peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu

satu

sama

lainnya

dalam

mempelajari

materi

9

pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Stahl (Solihatin
dan Raharjo, 2007: 5) yang mengungkapkan bahwa model
pembelajaran cooperative learning menempatkan peserta didik
sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu
hasil yang optimal dalam belajar.
Berdasarkan pengertian model cooperative learning dari
beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan
bahwa model pembelajaran cooperative learning adalah suatu
model

pembelajaran

yang

berdasarkan

pada

pendekatan

konstruktivistik, model pembelajaran ini menempatkan peserta
didik sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai
hasil belajar yang optimal.
1.1.1.3 Prinsip Dasar Cooperative Learning
Dalam menggunakan model cooperative learning di dalam
kelas, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan. Adapun
prinsip-prinsip dasar tersebut menurut Stahl (Solihatin dan Raharjo,
2007: 7), meliputi sebagai berikut:
a.
b.

Perumusan tujuan belajar peserta didik harus jelas
Penerimaan yang menyeluruh oleh peserta didik
tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat positif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
h. Tindak lanjut (follow up)
i. Kepuasan dalam belajar
Hal senada juga dipaparkan oleh Muchit, dkk. (2010: 93-

94) bahwa dalam cooperative learning terdapat empat prinsip yang

10

harus dilakukan dalam mencapai kegiatan pembelajaran yang
optimal, yaitu (1) prinsip ketergantungan positif, (2) tanggung
jawab perseorangan, (3) interaksi tatap muka, dan (4) partisipasi
dan komunikasi.
Sedangkan

menurut

Muslimin,

dkk.,

(dalam

Widyantini, 2008: 4) mengemukakan prinsip dasar cooperative
learning adalah sebagai berikut:
a. Setiap
anggota
kelompok
(peserta
didik)
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (peserta didik) berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
e. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan
diminta untuk mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka
penulis

menyimpulkan

pembelajaran

dengan

bahwa

prinsip

menggunakan

utama

model

dalam

cooperative

learning adalah dapat membentuk peserta didik agar lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta dengan
kelompoknya dengan didasari prinsip kepemimpinan untuk
mencapi tujuan bersama. Dengan indikator sebagai berikut:
perumusan tujuan peserta didik harus jelas, interaksi yang

11

bersifat terbuka, tanggung jawab individu, kelompok bersifat
heterogen, dan tindak lanjut.
1.1.1.4 Ciri-ciri Cooperative Learning
Muchit (2010: 92) mengungkapkan bahwa model
cooperative learning memiliki karakteristik tersendiri, yaitu
(1) pembelajaran dilakukan secara tim, (2) pembelajaran
didasarkan pada manajemen kooperatif, (3) adanya
kemauan untuk bekerja sama, dan (4) keterampilan bekerja
sama. Masih dalam sumber yang sama Rosyada
mengungkapkan bahwa terdapat empat unsur penting dalam
model cooperative yaitu (1) adanya peserta dalam
kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya
belajar dalam kelompok, dan (4) adanya tujuan yang harus
dicapai.
Pendapat yang lain diungkapkan oleh Muslimin, dkk.
(Widyantini, 2008: 4) yang mengungkapkan bahwa ciri-ciri
cooperative learning adalah sebagai berikut; kerja kelompok,
pembentukan kelompok secara heterogen, dan penghargaan
kelompok. Hal senada juga diungkapkan oleh Arends (2009), ciriciri cooperative learning adalah, (a) peserta didik bekerja dalam
kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (b)
anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari peserta didik
yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, (c) jika
memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif
berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin, dan (d) sistem
penghargaan

yang

berorientasi

kepada

kelompok

daripada

individu.
Berdasarkan pada pendapat para ahli di atas dapat penulis
simpulkan bahwa ciri-ciri utama dari cooperative learning adalah

12

peserta didik yang belajar bersama dalam sebuah kelompok
heterogen, dalam hal ini berarti setiap anggota kelompoknya
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda serta setiap individu
dalam kelompok harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri serta
dengan rekan sesama kelompoknya.
1.1.1.5 Langkah-langkah Cooperative Learning
Dalam menggunakan model cooperative learning di dalam
kelas, ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan.
Menurut Arends (Suwarjo, 2008: 106) dan Suprijono (2011: 65)
mengungkapkan bahwa terdapat 6 fase atau langkah utama dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu seperti yang diungkapkan dalam
tabel di berikut ini:
Tabel 1. Langkah-langkah Cooperative Learning.
No. Langkah-langkah
Aktivitas Guru
1.
2.
3.

4.

5.
6.

Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
(present goals and set)
Menyajikan informasi
(present information)
Mengorganisasikan
peserta
didik
dalam
kelompok belajar
(organize students into
learning teams)
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
(assist team work and
study)
Evaluasi
(test on the materials)
Memberi penghargaan
(provide recognition)

Menyampaikan tujuan pelajaran yang
akan dicapai dan memotivasi peserta
didik untuk belajar.
Guru menyajikan informasi dengan
berbagai bentuk aktivitas pembelajaran.
Guru menyampaikan informasi tentang
bagaimana
membentuk
kelompok
belajar dan membantu peserta didik agar
melakukan transisi dalam kelompok
belajar secara efesien.
Guru mengadakan bimbingan belajar
pada saat kelompok melakukan tugas
bersama.
Guru mengevaluasi hasil belajar
kelompok melalui representasi peserta
didik dalam kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok belajar secara individu
maupun kelompok.

13

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh pendapat ahli di
atas maka

penulis

menyimpulkan

bahwa

kegiatan

dalam

cooperative learning diawali dengan menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik untuk belajar, kegiatan ini kemudian
diakhiri dengan memberikan penghargaan atau pengakuan kepada
kelompok yang dianggap berprestasi.
1.1.1.6 Tujuan Cooperative Learning
Tujuan dari cooperative learning adalah menciptakan
situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya. Slavin (2009: 6) mengungkapkan
bahwa tujuan cooperative learning berbeda dengan kelompok
tradisional

yang

menerapkan

sistem

kompetisi,

di

mana

keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
Sedangkan

.

Sedangkan menurut Martati (2010: 15) model pembelajaran
kooperatif dikembangkan paling sedikit tiga tujuan penting,
yaitu
tujuan
pertama,
pembelajaran
kooperatif
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja peserta didik
dalam tugas-tugas akademis yang penting. Tujuan kedua
adalah toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap
orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas social, atau
kemempuannya. Tujuan ketiga adalah kooperatif
mengajarkan keterampilan kerjasama dan berkolaborasi
kepada peserta didik
Lebih lanjut Ibrahim (Muchit, 2010: 90) merangkum tujuan

model cooperative learning menjadi tiga tujuan penting, yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai peserta didik pada belajar akademik

14

dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Cooperative learning member peluang bagi peserta didik
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
sama dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif
akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan social
Cooperative learning mengajarkan kepada peserta didik
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Hal ini
penting untuk dimiliki peserta didik sebab saat ini
banyak anak muda yang masih kurang dalam
keterampilan sosial.
Berdasarkan

pendapat

ahli

di

atas

maka

penulis

menyimpulkan bahwa tujuan cooperative learning selain untuk
meningkatkan prestasi akademis peserta didik, cooperative
learning juga dapat menumbuhkan sikap toleransi dan penerimaan
terhadap kekurangan orang lain, serta dapat mengembangkan
keterampilan sosial.
1.1.1.6 Jenis-Jenis Model Cooperative Learning
Ada beberapa model pembelajaran kooperatif (Arends,
2001). Di sini akan diuraikan secara ringkas masing-masing model
tersebut.
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang paling sederhana. Langkah-langkah
penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD:

15

a.

Guru

menyampaikan

materi

pembelajaran

atau

permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai.
b.

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara
individual sehingga akan diperoleh skor awal.

c.

Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa dengan kemampuan
yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbedaserta kesetaraan jender.

d.

Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam
kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan untuk penguatan
pemahaman materi (Slavin, 1995).

e.

Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.

f.

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara
individual.

g.

Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari
skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

16

b. Investigasi Kelompok
Investigasi

kelompok

mungkin

merupakan

model

Cooperative Learning yang paling kompleks dan paling sulit untuk
diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan.
Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam
perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana
jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma
dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih
terpusat pada guru.
Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru membagi
kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa
yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk
dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat
yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik
untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas
topik

yang

dipilih

itu.

Selanjutnya

menyiapkan

dan

mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
c. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan
kawan-kawannya. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan
pendekatan lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh
Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas

17

tradisional, seperti resitasi, di mana guru mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah
mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang dikembangkan
oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif,
daripada penghargaan individual.
d. Numbered Heads Together (NHT)
NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Lagkah-langkah yang harus ditempuh dalam penerapan
model ini yaitu:
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok. Masingmasing peserta didik dalam kelompok diberi nomor.
b. Guru

memberikan

tugas/pertanyaan

dan

masing-masing

kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan memastikan semua anggota
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik dengan nomor
yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi
kelompomk mereka.

18

e. Jigsaw
Cooperative Learning tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada
anggota lain
f. Team

Assited

Individualization

atau

Team

Accelarated

Instruction (TAI)
Pembelajaran

kooperatif

tipe

Team

Assited

Individualization (TAI) ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan
masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
oleh guru.
1.1.2 Model Cooperative Learning Tipe NHT
2.1.2.1 Pengertian Model Cooperative Learning Tipe NHT
Model cooperative learning memiliki beragam tipe dan
jenis, salah satunya yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran yaitu model NHT. Herdian (2009) mengungkapkan
bahwa cooperative learning tipe NHT merupakan salah satu tipe

19

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik
dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Sedangkan Slavin (2009: 256) memaparkan bahwa NHT
pada dasarnya adalah sebuah varian dari Group Discussion,
pembelokannya yaitu hanya pada satu peserta didik yang
mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa
yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan
tersebut memastikan keterlibatan total dari semua peserta didik.
Lebih lanjut Komalasari (2010: 62) mengatakan bahwa
pada model pembelajaran ini setiap peserta didik diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari peserta didik.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka
dapat penulis simpulkan bahwa model NHT adalah suatu model
pembelajaran di mana para peserta didik berkumpul dalam satu
kelompok kecil untuk berdiskusi memecahakan masalah dan
setiap anggotanya memiliki nomor yang berbeda dan setiap
peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok
kemudian secara acak guru memanggil nomor dari peserta didik.
2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh
seorang guru dalam menerapakan model NHT di dalam kelasnya.

20

Salah satunya diungkapkan oleh Huda (2011: 138), lagkahlangkah yang harus ditempuh dalam penerapan model ini yaitu:
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok.
Masing-masing peserta didik dalam kelompok diberi
nomor.
b. Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan memastikan semua anggota
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik
dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan
jawaban hasil diskusi kelompomk mereka.
Hal senada juga diungkapkan oleh Muchith (2010: 107)
yang memaparkan

langkah-langkah

dalam

pembelajaran

dengan menggunakan model NHT menjadi empat langkah
penting yaitu:
a. Langkah 1: Penomoran (Numbering), yaitu guru
membagi peserta didik menjai beberapa kelompok yang
beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi
mereka nomor sehingga tiap peserta didik dalam
kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda.
b. Langkah 2: Pengajuan pertanyaan (Questioning), yaitu
guru mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta
didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum.
c. Langkah 3: Berpikir bersama (Heads Together), yaitu
peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
d. Langkah 4: Pemberian jawaban (Answering), yaitu guru
menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
Penjabaran yang sedikit berbeda mengenai langkahlangkah dalam pembelajaran dengan model NHT diungkapkan

21

oleh Komalasari (2010: 62-63), di mana langkah-langkah
tersebut yaitu:
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta
didik dalam setiap kelompok mendapat nomor,
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya,
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan
tiap
anggota
kelompok
dapat
mengerjakannya/

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V A SDN 5 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 14 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 60

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V B SDN 06 METRO BARAT

1 10 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SDN 01 TEMPURAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 70

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V B SD NEGERI 5 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUKARAME DUA TELUK BETUNG BARAT BANDAR LAMPUNG

0 2 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55