PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS KELAS XI SEM II SMA N 5 MEDAN T.P 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU
MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
FLUIDA STATIS KELAS XI SEM II SMA N 5 MEDAN T.P. 2013/2014

Oleh:
Mikha Ferina Simanjuntak
4102121015
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BERBANTU MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI FLUIDA STATIS KELAS XI SEM II SMA N 5 MEDAN T.P
2013/2014
Mikha Ferina Simanjuntak (NIM 4102121015)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media
animasi dan pembelajaran konvensional berbantu media animasi pada materi pokok
Fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2013/2014. 2) untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw berbantu media animasi dengan pembelajaran konvensional pada hasil
belajar siswa pada materi pokok Fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5
Medan. 3) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas XI selama pelaksanaan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan pembelajaran konvensional.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan populasi seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 5 Medan yang terdiri dari 10 kelas. Sampel penelitian diambil
2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA
10 yang terdiri dari 27 siswa sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi dan kelas XI IPA 9 yang terdiri dari
31 siswa sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 1) tes hasil belajar berbentuk pilihan berganda
sebanyak 20 soal dengan lima pilihan jawaban, yang telah dinyatakan valid oleh
validator, dan 2) instrumen observasi aktivitas belajar siswa
Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing 45,14 dan 47,00 dengan standar deviasi masing-masing 12,32 dan
13,31. Data pretes kedua kelas sampel terdistribusi normal dan homogen. Setelah
diberikan perlakuan pada kelas sampel diperoleh rata-rata nilai postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 72,2 dan 67,00 dengan standar deviasi
masing-masing 8,04 dan 8,89. Data postes kedua kelas sampel terdistribusi normal
dan homogen. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,186 >
1,676 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari data yang diperoleh maka Ha diterima
yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pokok Fluida Statis di Kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan
T.P 2013/2014. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dalam kategori sedang yaitu pertemuan I ke pertemuan II
(0,38) dan pertemuan II ke pertemuan III (0,37) sedangkan pada pembelajaran
konvensional mengalami peningkatan dalam kategori rendah 0,19 pada pertemuan I
ke pertemuan II dan kategori sedang 0,48 pada pertemuan II ke pertemuan III.


Effects of Cooperative Learning Model Jigsaw Type assisted Against Media
Animation Student Results In Static Fluid Materials In class XI of
SMAN 5 Medan Semester II TP 2013/2014
Mikha Ferina Simanjuntak (NIM 4102121015)
ABSTRACT
This study aims to 1) to determine the learning outcomes of students who were
taught using the Jigsaw cooperative learning model-assisted animation media and
media-assisted animation conventional learning on the subject matter of a static fluid
in the second half of class XI SMA Negeri 5 Medan TP 2013/2014. 2) to determine
whether there is a difference due to the influence of Jigsaw cooperative learning
model-assisted animation media with conventional learning on learning outcomes of
students in the subject matter in class XI static Fluid second half Medan. SMAN 5, 3)
to determine the activity of a class XI student learning during the implementation the
Jigsaw cooperative learning model and conventional learning.
This research is a quasi-experiment with the whole population of a class XI
student of SMA Negeri 5 Medan consisting of 10 classes. Samples were taken 2
classes are determined by cluster random sampling technique, ie class XI Science 10
which consists of 27 students as a classroom experiment with the Jigsaw cooperative
learning model animation and media-assisted class XI Science 9, which consists of 31
students as a control class with learning conventional. The instrument used in this

study were 1) achievement test of 20 multiple-choice questions with five answer
choices, which has been declared valid by the validator, and 2) the instrument
observations of student learning activities.
From the research, the average pretest value of the experimental class and
control class respectively 45.14 and 47.00 with a standard deviation respectively
12.32 and 13.31. Second grade pretest data were normally distributed and
homogeneous samples. After the treatment given to the class sample average value
obtained posttest experimental classes and control classes respectively 72.2 and 67.00
with a standard deviation respectively 8.04 and 8.89. The second class posttest data
were normally distributed and homogeneous samples. In the hypothesis testing results
obtained t> t table is 2.186> 1.676 at significance level α = 0.05. From the data
obtained, Ha is accepted, which means there is a difference due to the effect of the
use of Jigsaw cooperative learning model animation media assisted in improving
student learning outcomes in the subject matter Fluid Static in Class XI Semester II
SMA Negeri 5 Medan TP 2013/2014. Students during the learning activity with
Jigsaw cooperative learning model in the medium category, namely the first meeting
to meeting II (0.38) and the second meeting to meeting III (0.37), while the
conventional teaching has increased in the low category of 0.19 at the first meeting
meeting to category II and II were 0.48 at the meeting to meeting III


vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abtrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
v
vii
x
xi

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
4
5
5
6
6
7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Aktivitas Belajar
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.3.1. Ranah Kognitif
2.1.3.2. Ranah afektif
2.1.3.3. Ranah Psikomotoris
2.1.4. Media Pembelajaran
2.1.4.1. Pengertian Media
2.1.4.2. Fungsi Media Pembelajaran
2.1.4.3. Prinsip-prinsip Pemilihan Media
2.1.5. Model Pembelajaran
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.1. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
2.1.7.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2.1.7.2. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.1.8. Pembelajaran Konvensional
2.1.9. Materi Pokok
2.1.9.1. Massa Jenis
2.1.9.2. Tekanan Hidrostatis
2.1.9.3. Hukum Utama Hidrostatis
2.1.9.4. Hukum Pascall
2.1.9.5. Hukum Archimedes

8
8
9
11
12
14
16
17
18
19
20

21
22
23
24
25
26
26
27
28
28
28
29
30
32

viii

2.1.9.6.
2.1.9.7.
2.1.10.

2.2.
2.3.

Gejala Kapilaritas
Viskositas
Hasil Penelitian Sebelumnya
Kerangka Konseptual
Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian

3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Hasil Belajar
3.6.1.1. Uji Validitas Tes
3.6.2. Instrumen Aktivitas Belajar Siswa
3.7.
Teknik Analisa Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Pengujian Hipotesis
3.7.3.1 Uji Kemampuan Awal/Pretes
3.7.3.. Uji Kemampuan Awal/Postes
3.7.3.3. Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa

32
33
35
37
38
39
39
39
40
40
40
40
43
43
44
45
45
45
46
47
47
48
50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
51
4.1.1
Deskripsi Data Penelitian
51
4.2.1. Uji Persyaratan Analisa Data
52
4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
53
4.1.2.2 Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
53
4.1.3. Perlakuan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 54
4.1.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
54
4.1.5. Data Postes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
56
4.1.5.1. Uji Normalitas Data Postes kelas Eksperimen dan Kontrol
57
4.1.5.2. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57
4.1.6
Uji Hipotesis Penelitian
57
4.1.6.1. Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Pretes
58
4.1.6.2. Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Postes
58
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian
59
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

62
62

DAFTAR PUSTAKA

64

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

24

Tabel 2.2 Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

28

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

35

Tabel 3.1 Two Group Pretes Postes design

40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar pada Materi Fluida Statis

43

Tabel 4.1 Data nilai pretes kelas eksperimen dan pretes kelas Kontrol

51

Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelompok Sampel

53

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pretes Kedua Kelompok Sampel 53
Tabel 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Pada Kelas Eksperimen

55

Tabel 4.5. Hasil Aktivitas Siswa Pada Kelas Kontrol

55

Tabel 4.6 Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas Kontrol

56

Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Normalitas Postes Kedua Kelas Sampel

57

Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Homogenitas Postes Kedua Kelas Sampel

57

Tabel 4.9 Ringkasan perhitungan uji hipotesis kemampuan pretes

58

Tabel 4.10 Ringkasan perhitungan uji hipotesis kemampuan postes

58

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1

Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw

26

Gambar 2.2

Tabung berisi air

29

Gambar 2.3

Tabung dengan berbagai bentuk

30

Gambar 2.4

Bejana Tertututp

31

Gambar 2.5

Viskositas

34

Gambar 3.1.

Prosedur Penelitian

42

Gambar 4.1.

Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen

52

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Kontrol

52

Gambar 4.3.

Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen

56

Gambar 4.4.

Diagram Batang Nilai Postes Kelas Kontrol

57

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1

66

Lampiran 2:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2

79

Lampiran 3:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3

89

Lampiran 4:

Lembar Kerja Siswa 1

108

Lampiran 5:

Lembar Kerja Siswa 2

112

Lampiran 6:

Lembar Kerja Siswa 3

115

Lampiran 7:

Tabel Tes Kisi-kisi Soal

120

Lampiran 8:

Tes Instrumen Penelitian

129

Lampiran 9:

Kunci Jawaban

133

Lampiran 10: Lembar Aktivitas Belajar Siswa

134

Lampiran 11: Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa

135

Lampiran 12: Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen

136

Lampiran 13 Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol

137

Lampiran 14: Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen

138

Lampiran 15: Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol

139

Lampiran 16: Data Hasil Belajar Siswa

140

Lampiran 17: Perhitungan Nilai Rata- rata, Varians dan Stándar Deviasi 141
Lampiran 18: Uji Normalitas Data

143

Lampiran 19: Uji Homogenitas Data

150

Lampiran 20: Pengujian Hipotesis

152

Lampiran 21: Lembar Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

159

Lampiran 22: Lembar Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol

162

Lampiran 23: Penilaian Afektif

165

Lampiran 24: Penilaian Psikomotorik

166

x

Lampiran 25: Dokumentasi Penelitian

167

Lampiran 26: Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

171

Lampiran 27: Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t

172

Lampiran 28: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z

173

Lampiran 29: Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F

174

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting dalam berkembangnya sebuah negara.

Pendidikan juga merupakan wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya. Kualitas dari pendidikan juga mampu menunjukkan
kualitas sebuah negara. Maka dari itu semakin banyak inovasi yang dipikirkan untuk
mengembangkan sistem pendidikan agar kualitas suatu negara juga semakin maju.
Begitu juga dengan Indonesia, sudah banyak upaya yang dikerjakan untuk
memajukan dunia pendidikan di tanah air. Walau sudah banyak upaya yang
dikerjakan bagi dunia pendidikan tetapi pada kenyataannya masih ada juga masalah
yang ditemukan.
Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini bisa dilihat dari
data Programme for International Study Assessment (PISA) 2012. Menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian
mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar
usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. The United
Nations Educational, Scientific And Cultural Organization (UNESCO) pada 2012
melaporkan, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian
Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Total
nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu
angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf usia 15 tahun ke atas, angka
partisipasi menurut kesetaraan gender dan angka bertahan siswa hingga kelas V
Sekolah Dasar (UNESCO, 2012). Sementara itu The United Nations Development
Programme (UNDP) 2011 juga melaporkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
menurun dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada 2012 dari 180
negara. Dan pada 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185
negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari

2

grafik peringkatnya memang menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah
negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak beranjak peringkat. Artikel pada
website BBC 2012, sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di
dunia, diberitakan bahwa menurut tabel liga global yang diterbitkan oleh firma
pendidikan pearson. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti
tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama
Meksiko dan Brasil. Dua kekuatan utama pendidikan, yaitu Finlandia dan Korea
Selatan, diikuti kemudian oleh tiga negara di Asia, yaitu Hong Kong, Jepang dan
Singapura.
Jika berbicara mengenai kondisi pendidikan di Sumatera Utara, maka akan
ditemukan banyak kondisi yang sangat memprihatinkan. Kondisi ini seperti
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di 23 kabupaten/kota di Sumatera Utara, kacau.
Belasan ribu siswa gagal ikut UN pada minggu kedua Maret 2013. Berdasarkan data
evaluasi Dinas Pendidikan Sumatera Utara, ada 23 kabupaten/kota yang pelaksanaan
ujian nasionalnya bermasalah. Bahkan pihak sekolah terpaksa menunda dengan
berbagai alasan. Ke-23 kabupaten kota yakni, Pematang Siantar, Binjai, Tebing
Tinggi, Tanjung Balai, Sibolga, Padang Sidempuan, Deli Serdang, Langkat,
Simalungun, Karo, Dairi, Asahan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Humbang
Hasundutan, Pakpak Barat, Samosir, Serdang Bedagai, Padang Lawas, Labuhanbatu
Utara, Labuhanbatu Selatan, dan Nias Utara. Persentase tingkat pendidikan
masyarakat Sumatera Utara dapat dibandingkan mulai dari tingkat masyarakat yang
tidak tamat SD sampai tingkat sarjana. Data tahun 2004 menunjukkan bahwa
masyarakat Sumatera Utara yang tidak tamat SD sebanyak 15,6 % sedangkan yang
tamat SD sebanyak 28,8 %. Dari sini dapat diketahui bahwa untuk tahun 2004
terdapat 44,4 % masyarakat yang belum berhasil mengikuti program Wajib belajar 9
tahun.
Dunia pendidikan dalam ruang lingkup yang cukup kecil juga bisa dilihat dari
data hasil studi pendahuluan yaitu dilingkungan SMA Negeri 5 Medan. Didapati

3

bahwa untuk hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika masih bisa dikatakan
rendah. Dari 38 siswa

kelas X-3 menunjukkan bahwa nilai siswa untuk mata

pelajaran fisika sekitar 79,5 % dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dan juga hampir semua dari siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah mata
pelajaran yang membosankan dan menyulitkan. Bahkan hampir keseluruhan data
yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kurang mampu dalam mengerjakan soalsoal fisika yang sudah ditugaskan oleh guru. Dari angket yang sudah disebarkan,
murid menyampaikan bahwa cara guru menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran adalah mencatat dan hanya mengerjakan tugas. Hal ini juga yang
mengakibatkan kurangnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran fisika. Bahkan juga
dari siswa yang telah diobservasi mengatakan bahwa hanya sekitar 2 % yang
mengulang pelajaran fisika di rumah dan 98 % lainnya mengatakan bahwa peserta
didik jarang dan hampir tidak pernah mengulang kembali pelajaran fisika di rumah.
Jika dikaji secara mendalam, memang tidaklah wajar penyebab rendahnya
hasil belajar dan minat peserta didik ditimpakan pada guru semata sebab banyak
faktor-faktor lain yang ikut terlibat didalamnya, antara lain siswa, lingkungan, sarana
dan prasarana serta masing-masing merupakan suatu sistem ibarat mata rantai yang
menyatu dengan yang lainnya. Tentunya masing-masing mempunyai peranan dan
fungsinya sendiri. Namun dari beberapa faktor tersebut yang paling bertanggung
jawab dalam hasil belajar dan minat siswa adalah guru. Guru memiliki tugas
mengajar, maka dia harus mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar.
Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki kemampuan professional dalam
bidang psoses belajar-mengajar atau pembelajaran. Dengan kemampuan itu, guru
dapat melaksanakan perannya, yakni sebagai fasilitator, sebagai pembimbing, sebagai
penyedia lingkungan, sebagai komunikator, sebagai model yang mampu memberikan
contoh, sebagai evaluator, sebagai inovator, sebagai manajer.
Dari uraian diatas peneliti beranjak untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model dan media yang menarik dan mampu membuat peserta didik

4

semangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif
sendiri adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh
Aronson. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya dan juga pembelajaran orang lain.
Selain saling memberi tahu terhadap teman sekelompoknya. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi peserta didik juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain. Dalam (Isjoni, 2009: 77),
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap
dalam penyelengaraannya. Dalam mengoptimalkan manfaat belajar kelompok dalam
pembelajaran Jigsaw ini keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari segi
kemampuan maupun karateristiknya. Selain menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, dalam penelitian kali ini pun peneliti menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar yang akan membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Berdasarkan uraian diatas peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
berbantu Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida
Statis Di SMAN 5 Medan Kelas XI Semester II T.P 2013/2014”.
1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

diidentifikasi menjadi:
1. Siswa SMA Negeri 5 Medan menganggap fisika merupakan pelajaran yang
sulit dan kurang menarik.

5

2. Hasil belajar siswa SMA Negeri 5 Medan pada mata pelajaran fisika masih
sangat rendah.
3. Guru masih menerapkan pembelajaran konvensional.
4. Kurangnya minat siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap mata pelajaran fisika.
5. Aktivitas siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap mata pelajaran fisika masih
pasif.
1.3.

Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan membatasi masalah dalam

penelitian ini yakni :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw berbantu media animasi untuk kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional dengan media animasi untuk kelas kontrol.
2. Hasil belajar siswa yang diteliti adalah hasil belajar pada materi pokok Fluida
statis di SMA Negeri 5 Medan kelas XI semester II T.P. 2013/2014.
3. Aktivitas belajar siswa SMA Negeri 5 Medan kelas XI Semester II T.P
2013/2014.
4. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 5 Medan kelas XI Semester II
T.P. 2013/2014.
1.4.

Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi pada materi
pokok Fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional berbantu media animasi pada materi pokok Fluida statis di kelas
XI semester II SMA Negeri 5 Medan?

6

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi pada materi
pokok Fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional berbantu media animasi pada materi pokok Fluida statis di kelas
XI semester II SMA Negeri 5 Medan?
5. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu
media animasi pada hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida statis di
kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan?
1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan diatas maka penelitian ini

dimaksudkan untuk:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi pada materi
pokok Fluida statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P.
2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional berbantu media animasi pada materi pokok Fluida
statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2013/2014
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas XI selama pelaksanaan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas XI selama pelaksanaan dengan
pembelajaran konvensional.
5. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
berbantu media animasi pada hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida
statis di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan.
1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk :

7

1. Bahan informasi hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu media animasi pada materi Fluida Statis di
kelas XI SMA Negeri 5 Medan T.P. 2013/2014.
2. Bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7.

Definisi Operasional
Definisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal, dan latar belakang
keluarga yang beragam.
2. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, slide, foto, gambar, grafik,
televisi dan komputer.
3. Aktivitas belajar adalah segala aktivitas yang paling sering dilihat ketika
proses belajar dilakukan, aktivitas ini seperti membaca, menulis dan
mendengarkan guru.
4. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotoris. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap sesuatu
yang diperoleh di dalam belajar, sesuatu yang diperoleh berbeda–beda yakni
ada yang memperoleh nilai tertinggi, sedang dan rendah.

64

DAFTAR PUSTAKA
Amelia(2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Alat Optik Di Kelas VII Semester II
SMP N 5 Binjai T.A 2012/2103., Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.
Arikunto,S.,(2012), Dasar-Dasar
Aksara,Jakarta.

Evaluasi

Pendidikan,

Penerbit

Bumi

Arsyad,A.,(2007), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafido,Jakarta.
Djamarah,S B.,(2011), Psikologi Pendidikan, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,(2012), Buku Pedoman Penulisan
Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.
Hake,

R.R.,
1999,
Analyzing
Change/Gain


Score,

Hamalik ,O.,(2011),Kurikulum dan Pembelajara, Penerbit Bumi Aksara,Jakarta.
Isjoni.,(2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar,Yogyakarta.
Meltzer, D., E., 2002, The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In
Diagnostic Pretest Scores, American Journal of Physics, 70: 1259-1268
Pakpahan,Lammindo(2013), Perbedaan Model Pembelajarn Kooperatif Tipe Jigsaw
Berbantu Peta Konsep dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bunyi Di Kelas VII Semester II SMP N 4
Pangaribuan T.A 2012/2103., Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.
Rusman.,(2011),Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Guru,Penerbit PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Profesionalisme

Sanjaya,W.,(2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Penerbit
Kencana,Jakarta.
Sanajaya,Wina,(2011), Strategi Pembelajaran
Pendidikan. Penerbit Kencana,Jakarta.

Berorientasi

Standar

Proses

Sianipar,L.(2012), Perbedaan Model Pembelajarn Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan
Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Listrik Statis Di SMP Negeri I Pematang Siantar Kelas IX Semester I T.A
2012/2013., Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.

65

Slameto.,(2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rhineka Cipta, Jakarta.
Sudjana.,(2002), Metode Statistika, Penerbit PT Tarsito,Bandung.
Sudjana,N.,2009, Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya,Bandung
Trianto.,(2009),Mendesain MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF-PROGRESIF:
Konsep,Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan( KTSP),Penerbit Kencana Prenada Media Group,Jakarta.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127_education_ranks.shtml
http://beritasore.com/2013/04/16/un-sumut-kacau-23-kabupatenkota-bermasalah/.

ii

RIWAYAT HIDUP

Mikha Ferina Simanjuntak lahir di Palembang pada tanggal 01 Juli 1992.
Ayah bernama P. Simanjuntak dan ibu bernama D. Sitorus, dan merupakan anak
kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk sekolah di TK Swasta
Xaverius 9 Palembang lulus tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan
sekolah di SD Swasta Xaverius 9 Palembang dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi
dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2010, penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan. Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti
kegiatan kemahasiswaan di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan Unimed.