PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DI KOTA MEDAN.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR BERBASIS
PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII
DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
MUHAMMAD DAUT SIAGIAN
NIM. 8126171024

PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014


ABSTRAK
MUHAMMAD DAUT SIAGIAN. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar
Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI untuk Meningkatkan Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa SMP Kelas VIII di Kota Medan. Tesis. Medan
Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) menyusun instrumen yang tepat
untuk mengukur kemampuan koneksi matematis, 2) menyusun bahan ajar berbasis
pendekatan pembelajaran SAVI yang tepat memenuhi kriteria kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan, 3) mengetahui ketuntasan kemampuan koneksi
matematis siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
pembelajaran SAVI, dan 4) mengetahui kendala dalam pengembangan bajan ajar
berbasis pendekatan pembelajaran SAVI. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (research and development), produk yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah buku pegangan guru, buku siswa lembar mari beraktivitas,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen-instrumen seperti
instrumen pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
observasi aktivitas siswa, angket respon siswa dan guru, pedoman wawancara dan
pengamatan sikap siswa. Pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis
pendekatan pembelajaran SAVI ini menggunakan model 4-D yang dikembangkan

oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Yang meliputi proses tahapan define,
desaign, develop, dan disseminate. Namun dalam penelitian ini pengembangan
bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI ini dibatasai hanya pada tahap
develop, atau dimodifikasi menjadi 3-D. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-1 SMP Negeri 27 Medan dan kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Medan. Dari
hasil uji coba lapangan I dan uji coba lapangan II diperoleh: 1) bahan ajar yang
memenuhi kriteria kevalidan dengan predikat sangat valid, 2) bahan ajar yang
praktis berdasakan hasil revisi dari tim ahli, hasil observasi pada saat proses
pembelajaran dan hasil wawancara, serta 3) memenuhi kriteria keefektifan
berdasarkan hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
pencapaian persentase waktu ideal, hasil tes kemampuan koneksi matematis
memenuhi ketuntasan, dan dari hasil angket respon guru dan siswa.
Kata Kunci: Bahan Ajar, Pendekatan SAVI, Model Pengembangan 4-D,
Kemampuan Koneksi Matematis.

ABSTRACT
MUHAMMAD DAUT SIAGIAN. The Development of Instrument and
Learning Material Based on SAVI Learning Approach to Improve the
Ability of Student’s Mathematical Connection for VIII Grade Student’s


i

Junior High School in Medan. Thesis. Medan. Mathematics Education Study
Program Postgraduate State University Medan. 2004.
This study aims to determine: 1) to compose the appropriate instruments to
measure the ability of mathematical connections, 2) to compose the teaching
materials based on SAVI learning approach right that meet the criteria of validity,
practicality and effectiveness, 3) to determine student’s mastery of mathematical
connection ability after using teaching material SAVI based learning approach,
and 4) to determine the obstacles in the development of teaching materials based
on SAVI learning approach. This study is a research and development, the
products that produced in this study is the handbook of teachers, student books,
sheet let’s move, lesson plan (RPP), and instruments such as observation
instruments teachers ability to manage learning, student activity observation,
questionnaire responses student and teachers, interview, and observation of
student attitudes. Instrument development and teaching materials based on SAVI
learning approach uses 4-D models developed by Thiagaran, Semmel and
Semmel. Which includes the stages define, design, develop, and disseminate. But
in this study the development of teaching materials based on SAVI learning
approach is restricted to the stages develop, or modified into a 3-D. Subjects in

this study were students of class VIII-1 SMP Negeri 27 Medan and class VIII-1
SMP Negeri 17 Medan. From the results of field trials I and field trials II
obtained: 1) teaching materials that meet the criteria of validity with very valid
predicate, 2) practical teaching materials based on the results from revision team
of experts, the results of observations during the learning process, and interviews,
as well as 3) meet the criteria of effectiveness based on the results observations,
the teachers ability to manage learning, achievement percentage ideal time, the
test results meet the thoroughness mathematical connection ability, and from the
results of the questionnaire responses of teachers and students.
Keywords: Teaching Materials, SAVI Approaches, 4-D Development Model,
The Ability of Mathematical Connections.

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan
Instrumen dan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Kelas VIII di

Kota Medan”. Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai pembawa risalah ummat.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak
langsung sampai terselesainya proposal tesis ini. Semoga Allah Swt memberikan
balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan
khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pemimbing II yang telah
meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan,
arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.
2. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, dan Bapak
Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku nara sumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd
selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika yang setiap

iii


saat memberikan kemudahan, arahan dan nasehat yang sangat berharga bagi
penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan,
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd,
dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, sebagai Direktur, Asisten Direktur I,
dan Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang
telah membantu administrasi penulis selama menjalani pendidikan di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis dan Bapak Dapot Tua Manullang, S.E, M.Si sebagai Staf Prodi
Pendidikan Matematika yang telah membantu administrasi penulis selama
menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
6. Ibu Hj. Masraya, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Medan dan
Bapak Drs. Pelan Tarigan., selaku SMP Negeri 17 Medan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
lapangan.
7. Ayahanda Khoir Siagian dan Ibunda Evasari, Kakanda Rahmadhani Siagian,
Abangda Jefri Handoko Siagian dan Kakanda Ekasari, Abangda Welly
Sumantra Siagian dan Kakanda Siti Aisyah Manurung, Adinda Julika Rahma

Siagian dan Ilda Rahmi Siagian, beserta ponakan-ponakan Dinda, Davi, Sibil,
Tata, Olif dan Halwa beserta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan moril maupun materi yang tak terhingga kepada penulis.

iv

8. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2012 kelas A-2 Reguler Suwanto,
Abangda Erik Suparingga, Abangda Hilman Habibiy Harahap, Juindi,
Kakanda Suwanti Rahayu, Nur Shadrina, Devi Ariani, Yulia Anita Siregar,
Yunita Dalimunthe, Lili Nur Indah Sari, Ika Maulida Thamimi, Fitriani
Harahap, Sri Yunita Ningsih, Chriswijaya Sibarani, Winmerry L Habeahan,
Yusnarti Hutagalung, Auda yang telah membantu penulis selama menjalani
pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga
tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga
dapat memperkaya khasanan dalam membuat tesis dan dapat memberi inspirasi
untuk penelitian lebih lanjut.

Penulis


Muhammad Daut Siagian
NIM. 8126171024

v

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
......................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................
DAFTAR ISI
......................................................................
DAFTAR TABEL
......................................................................
DAFTAR GAMBAR
......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN A. BAHAN AJAR ........................................
DAFTAR LAMPIRAN B. LEMBAR VALIDASI ............................

DAFTAR LAMPIRAN C. LEMBAR INSTRUMEN .......................
DAFTAR LAMPIRAN D. HASIL UJI COBA ..................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................
1.3 Batasan Masalah...................................................................
1.4 Rumusan Masalah ................................................................
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................
1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................
1.7 Defenisi Operasional ............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................
2.1.Kerangka Teoretis ................................................................
2.1.1. Pengertian Instrumen .........................................
2.1.2. Pengembangan Bahan Ajar ................................
2.1.2.1.Pengertian Bahan Ajar ...........................
2.1.2.2.Tujuan Pengembangan Bahan Ajar ........
2.1.2.3.Jenis-Jenis Bahan Ajar ...........................
2.1.2.4.Peranan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
2.1.2.5.Ketercernaan Bahan Ajar .......................
2.1.2.6.Prinsip dan Prosedur Pengembangan

Bahan Ajar .............................................
2.1.3. Pendekatan Pembelajaran SAVI ........................
2.1.3.1.Pengertian Pendekatan Pembelajaran
SAVI ......................................................
2.1.3.2.Tahap Pendekatan SAVI ........................
2.1.4. Kemampuan Koneksi Matematis .......................
2.1.5. Teori
Belajar
Pendukung
Pendekatan
Pembelajaran SAVI............................................
2.1.6. Penelitian yang Relevan .....................................
2.2.Kerangka Konseptual ...........................................................
2.2.1. Pengembangan
Bahan
Ajar
Berbasis
Pendekatan Pembelajaran SAVI yang Valid,
Praktis,dan Efektif ..............................................


vi

i
iii
vi
viii
x
xii
xiii
xiv
xv
1
1
14
15
15
15
16
17
21
21
21
24
24
28
29
31
34
36
41
41
51
54
59
62
65

65

2.2.2. Ketuntasan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa dengan Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI .........
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
3.1.Jenis Penelitian .....................................................................
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
3.3.Subjek dan Objek Penelitian ................................................
3.4.Model Pengembangan Bahan Ajar.......................................
3.5.Kriteria Pengembangan Bahan Ajar.....................................
3.6.Teknik Pengumpulan Data ...................................................
3.7.Teknik Analisis Data ............................................................
3.8.Indikator Keberhasilan Penelitian ........................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
4.1.Hasil Penelitian ....................................................................
4.1.1. Deskripsi Tahap Pengembangan Bahan Ajar dan
Instrumen ............................................................
4.1.1.1.Tahap Pendefinisian (Define) .................
4.1.1.2.Tahap Perancangan (Design) ..................
4.1.1.3.Tahap Pengembangan (Develop) ............
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
4.2.1. Pengembangan
Bahan
Ajar
Berbasis
Pendekatan Pembelajran SAVI yang Valid,
Praktis, dan Efektif .............................................
4.2.1.1.Validitas
Bahan
Ajar
Berbasis
Pendekatan Pembelajaran SAVI .............
4.2.1.2.Kepraktisan Bahan Ajar Berbasis
Pendekatan Pembelajaran SAVI .............
4.2.1.3.Keefektifan Bahan Ajar Berbasis
Pendekatan Pembelajaran SAVI .............
4.2.2. Ketuntasan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa dengan Menggunakam Bahan Ajar
Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ..........
4.2.3. Kendala Pengembangan Instrumen dan Bahan
Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
5.1.Kesimpulan ......................................................................
5.2.Saran
......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

vii

67
70
70
70
71
71
78
83
85
100
101
101
102
102
115
126
192

192
193
194
199

208
213
215
215
217
219

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Pasangan Metode dan Instrumen ..........................................
Tabel 2.2. Kategori dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak ......................
Tabel 2.3. Peranan Bahan Ajar ..............................................................
Tabel 2.4. Karakteristik Somatic Learners ............................................
Tabel 2.5. Karakteristik Auditory Learning ...........................................
Tabel 2.6. Karakteristik Visual Learning ...............................................
Tabel 2.7. Karaktersitik Pembelajaran SAVI.........................................
Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
Tabel 3.2. Pedoman Konversi Nilai Siswa.............................................
Tabel 3.3. Klasifikasi Penguasaan Belajar Siswa ..................................
Tabel 3.4. Kategori Respons Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran.......
Tabel 4.1. Penjabaran Indikator pada Setiap Pertemuan........................
Tabel 4.2. Perumusan Tujuan Pembelajaran ..........................................
Tabel 4.3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Kemampuan Koneksi Matematis)
Tabel 4.4. Rubrik Penskoran Tes Hasil Belajar .....................................
Tabel 4.5. Nama-Nama Validator ..........................................................
Tabel 4.6. Hasil Validasi Buku Pegangan Guru ....................................
Tabel 4.7. Hasil Validasi Buku Siswa....................................................
Tabel 4.8. Hasil Validasi Lembar Mari Beraktivitas .............................
Tabel 4.9. Hasil Rencana Pelaskanaan Pembelajaran ............................
Tabel 4.10. Hasil Validasi Instrumen .....................................................
Tabel 4.11. Hasil Observasi Aktivitas Guru dari Pengamat I dan II......
Tabel 4.12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dari Pengamat I dan II ....
Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Wawancara ............................................
Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran
Tabel 4.15. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa ......................................................................................
Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Marematis Siswa
Tabel 4.17. Klasifikasi Pengujian Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa pada Uji Coba I .............................................................................
Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Angket Respon Guru ..................................
Tabel 4.19. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ..........................
Tabel 4.20. Hasil Observasi Aktivitas Guru dari Pengamat I dan II......
Tabel 4.21. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dari Pengamat I dan II ....
Tabel 4.22. Rangkuman Hasil Wawancara ............................................
Tabel 4.23. Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran
Tabel 4.24. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa ......................................................................................
Tabel 4.25. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Marematis Siswa

viii

23
30
32
45
47
49
50
91
91
92
93
106
111
116
120
127
127
129
130
131
132
136
138
141
145
150
153
153
157
159
167
169
172
176
180
182

Tabel 4.26. Klasifikasi Pengujian Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa pada Uji Coba I .............................................................................
Tabel 4.27. Deskripsi Hasil Angket Respon Guru ..................................
Tabel 4.28. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ..........................
Tabel 4.29. Rangkuman Hasil Validasi...................................................
Tabel 4.30. Rata-Rata Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran .......................................................................................
Tabel 4.31. Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas
Siswa
.......................................................................................
Tabel 4.32. jumlah Siswa yang Tuntas pada Uji Coba I dan II ..............
Tabel 4.33. Rata-Rata Persentase Respon Siswa ....................................
Tabel 4.34. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa pada Uji Coba Lapangan I ............................................................
Tabel 4.35. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa pada Uji Coba Lapangan II...........................................................

ix

182
186
189
194
200
201
204
205
208
211

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Skema Perbedaan Instrumen yang Baik dan yang Tidak
Baik
..............................................................................................
Gambar 2.2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ................................
Gambar 2.3. Four-D Model ....................................................................
Gambar 2.4. Persentase Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ..............
Gambar 2.5. Dua Tipe Koneksi..............................................................
Gambar 3.1. Diagram Alur Modifikasi Model 4-D ................................
Gambar 4.1. Konsep Bahan Ajar Menghadirkan Masalah dalam
Menemukan Konsep Matematika ...........................................................
Gambar 4.2. Analisis Konsep Materi Lingkaran ....................................
Gambar 4.3. Tampilan Buku Pegangan Guru .........................................
Gambar 4.4. Tampilan Buku Siswa ........................................................
Gambar 4.5. Tampilan Lembar Mari Beraktivitas ..................................
Gambar 4.6. Diagram Pengamatan Aktivitas Guru ................................
Gambar 4.7. Diagram Pengamatan Aktivitas Siswa ...............................
Gambar 4.8. Siswa Memperhatikan Penyampaian Guru ........................
Gambar 4.9. Siswa Melakukan Diskusi di dalam Kelompok .................
Gambar 4.10. Siswa Menyajikan dan Menjelaskan Hasil Kerja .............
Gambar 4.11. Diagram Nilai Perolehan Kemampuan Guru dalam
Mengelola Pembelajaran .........................................................................
Gambar 4.12. Guru Memberikan Arahan Kepada Kelompok yang
Mengalami Kesulitan ..............................................................................
Gambar 4.13. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa .......................................................................................
Gambar 4.14. Diagram Persentase Klasifikasi Penguasaan Siswa .........
Gambar 4.15. Persentase Ketuntasan Klasikal Uji Coba Lapangan I .....
Gambar 4.16. Diagram Pengamatan Aktivitas Guru ..............................
Gambar 4.17. Diagram Pengamatan Aktivitas Siswa .............................
Gambar 4.18. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok .............................
Gambar 4.19. Aktivitas Siswa Menyajikan Hasil Kerja Kelompok .......
Gambar 4.20. Guru Memberikan Penjelasan dan Bimbingan Kepada
Siswa
.......................................................................................
Gambar 4.21. Diagram Nilai Perolehan Kemampuan Guru dalam
Mengelola Pembelajaran .........................................................................
Gambar 4.22. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa .......................................................................................
Gambar 4.23. Diagram Persentase Klasifikasi Penguasaan Siswa .........
Gambar 4.24. Persentase Ketuntasan Klasikal Uji Coba Lapangan II ....
Gambar 4.25. Diagram Pengamatan Aktivitas Siswa pada Uji Coba I
dan II
.......................................................................................

x

23
38
40
43
55
72
108
114
122
122
125
137
139
140
140
141
148
149
151
154
155
167
170
171
171
171
179
181
184
185
196

Gambar 4.26. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Uji Coba I dan
II
.......................................................................................
Gambar 4.27. Diagram Rata-Rata Pengamatan Kemampuan Guru
dalam Mengelola Pembelajaran ..............................................................
Gambar 4.28. Persentase Respon Siswa pada Uji Coba I dan II.............
Gambar 4.29. Diagram Pencapaian Persentase Ketuntasan Klasikal
pada Uji Coba Lapangan I.......................................................................
Gambar 4.30. Proses Jawaban Siswa pada Salah Satu Tes .....................
Gambar 4.31. Diagram Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa pada Uji Coba Lapangan II .........................................

xi

197
200
206
209
210
212

DAFTAR LAMPIRAN A

Halaman
Lampiran A. Bahan Ajar ........................................................................
Lampiran 1. Buku Pegangan Guru ..........................................................
Lampiran 2. Buku Siswa .........................................................................
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................
Lampiran 4. Lembar Mari Beraktivitas ...................................................

xii

218
219
311
363
437

DAFTAR LAMPIRAN B

Halaman
Lampiran B. Lembar Validasi ................................................................
Lampiran 1. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran .....................................................................
Lampiran 2. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Buku Petunjuk
Guru
..............................................................................................
Lampiran 3. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Buku Siswa .......
Lampiran 4. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Lembar Kegiatan
Guru
..............................................................................................
Lampiran 5. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Tes
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa.................................................
Lampiran 6. Format Uji Kelayakan Lembar Observasi Aktivitas
Siswa Selama KBM ...............................................................................
Lampiran 7. Format Uji Kelayakan Lembar Observasi Guru ..............
Lampiran 8. Penilaian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
dengan Pendekatan SAVI ......................................................................
Lampiran 9. Format Uji Kelayakan Angket Respon Siswa Terhadap
Komponen dan Kegiatan Pembelajaran .................................................
Lampiran 10. Format Uji Kelayakan Angket Respon Guru Terhadap
Komponen dan Kegiatan Pembelajaran .................................................
Lampiran 11. Format Uji Kelayakan Pedoman Wawancara ..................

xiii

468
469
471
473
475
477
479
481
483
485
487
489

DAFTAR LAMPIRAN C

Halaman
Lampiran C. Lembar Instrumen .............................................................
Lampiran 1. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......
Lampiran 2. Lembar Validasi Buku Petunjuk Guru ..............................
Lampiran 3. Lembar Validasi Buku Siswa ............................................
Lampiran 4. Lembar Validasi Lembar Mari Bearktivitas ......................
Lampiran 5. Lembar Validasi Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa
..............................................................................................
Lampiran 6. Lembar Observasi Siswa ...................................................
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru.....................................................
Lampiran 8. Lembar Observasi/Penilaian Kemampuan Guru
Mengelola Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI..............................
Lampiran 9. Lembar Angket Respon Siswa ..........................................
Lampiran 10. Lembar Angket Respon Guru ..........................................
Lampiran 11. Lembar Pedoman Wawancara .........................................

xiv

491
492
495
498
501
503
518
520
522
526
528
530

DAFTAR LAMPIRAN D

Halaman
Lampiran D. Hasil Uji Coba ..................................................................
Lampiran 1. Hasil Tahap Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen
Penelitian ..............................................................................................
Lampiran 2. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Siswa pada Uji
Coba I
..............................................................................................
Lampiran 3. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Guru pada Uji
Coba I
..............................................................................................
Lampiran 4. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Siswa pada Uji
Coba II
..............................................................................................
Lampiran 5. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Guru pada Uji
Coba II
..............................................................................................
Lampiran 6. Hasil Perolehan Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa Uji Coba Lapangan I ....................................................
Lampiran 7. Hasil Perolehan Persentase Pencapaian Waktu Ideal
Aktivitas Siswa Uji Coba Lapangan II ..................................................
Lampiran 8. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan I Uji Coba I ..........................................................................
Lampiran 9. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan II Uji Coba I .........................................................................
Lampiran 10. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan III Uji Coba I ........................................................................
Lampiran 11. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan IV Uji Coba I........................................................................
Lampiran 12. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan V Uji Coba I .........................................................................
Lampiran 13. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan I Uji Coba II .........................................................................
Lampiran 14. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan II Uji Coba II ........................................................................
Lampiran 15. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan III Uji Coba II ......................................................................
Lampiran 16. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan IV Uji Coba II ......................................................................
Lampiran 17. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada
Pertemuan V Uji Coba II........................................................................
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian ...................................................

xv

531
532
568
570
572
574
576
579
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
592

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Karena dengan adanya pendidikan, maka manusia akan mempunyai pandangan
dan arah hidup yang lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk suatu
profesi atau jabatan, tetapi bagaimana pendidikan dapat mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkannya dalam kondisi apapun.
Dalam undang-undang pendidikan (2003) dijelaskan bahwa fungsi
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu lembaga atau jenjang

1

2

pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk mewujudkan fungsi pendidikan
adalah jenjang pendidikan dasar (SD/MI), jenjang pendidikan menengah
(SMP/MTs), jenjang pendidikan atas (SMA/MA) dan Perguruan Tinggi (PT).
Untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik pemerintah berupaya
melakukan perbaikan diantaranya dengan memperbaiki Kurikulum 1994 menjadi
Kurikulum 2004 dan akhirnya menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006 dan hingga saat ini pemerintah menggulirkan Kurikulum 2013
dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.
Namun

perbaikan

kurikulum

yang

dilakukan

tidak

akan

dapat

mewujudkan out put atau hasil yang lebih baik apabila tidak didukung dengan
bahan ajar yang memadai. Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar
yang tepat dalam membantu siswa mencapai kompetensi. Depdiknas (2008:2)
menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam
belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20 (Depdiknas, 2008:1),
diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang
kemudian

dipertegas

malalui

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional

(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi

3

pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.
Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar.
Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru
secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum
menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak
yang bersifat konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa guru bahkan hampir
tidak pernah melalukan pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran, guru
hanya memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia seperti buku-buku cetak
yang tersedia disekolah tanpa melihat karakteristik sumber belajar tersebut apakah
dapat membantu siswa dalam mengembangkan kompetensinya khususnya
kompetensi siswa dalam kemampuan koneksi matematis.
Oleh sebab itu penting bagi sorang guru untuk dapat melakukan
pengembangan bahan

ajar dalam menunjang keefektifan dan

efisiensi

pembelajaran. Sehingga hal-hal yang menjadi tujuan di dalam pembelajaran dapat
dicapai dengan baik. Selain itu guru dapat menyesuaikan bahan ajar dengan
karakteristik dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswanya. Menurut
Depdiknas (2008 :8) menjelaskan bahwa:
“Terdapat beberapa alasan yang dapat menjadi pertimbangan mengapa
bagi seorang guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni
antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum,
artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan
kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard
kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun

4

bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan
diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga
profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai
kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung
kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai
bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah
bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar
suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya,
menambah ataupun memperdalam isi kurikulum”.
Dengan adanya bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan
permasalahan siswa, guru lebih terarah dalam melaksanakan perannya sebagai
fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Dengan kata lain guru tidak lagi sebagai informan yang hanya menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Depdiknas (2008:6)
bahwa fungsi dari bahan ajar di dalam pembelajaran adalah a) Pedoman bagi guru
yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa; b)
Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya; dan c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil
pembelajaran.
Maka tujuan dari pada pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini
adalah untuk meningkatkan peran aktif siswa di dalam pembelajaran, sehingga
siswa dapat mencapai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dan dimilikinya
dalam matematika yaitu kompetensi dalam kemampuan koneksi matematis.
Belajar matematika berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa
merupakan makluk psikologis (Marpaung dalam Markaban, 2006:3), maka

5

pembelajaraan matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan
siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal, mathematics as a human activity.
Education should given students the “guided” opportunity to “reinvent”
mathematics by doing it. Ini sesuai dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam
kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk itu, dalam pembelajaran matematika
guru harus mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan
mengurangi kecenderungan untuk mendominasi proses pembelajaran, sehingga
ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru sudah sewajarnya diubah menjadi berpusat pada siswa.
Disamping itu matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain
maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi
matematika oleh peserta didik menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar
lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan
yang semakin kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya
untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat
besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika mempunyai
peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan
teknologi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Santosa (Hudojo, 2005:25) bahwa

6

kemajuan negara-negara maju, hingga sekarang menjadi dominan ternyata 60% 80% menggantungkan kepada matematika.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bagaimana pentingnya matematika
dan peranannya pada ilmu-ilmu lain, sehingga matematika merupakan mata
pelajaran yang selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Namun peranan
matematika yang amat esensial tersebut tidak didukung oleh hasil yang
memuaskan dengan kata lain masih banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami konsep matematika itu sendiri. Seperti yang
diungkapkan Michael O. Martin dan Ina V.S. Mullis (Markaban, 2006:3) dalam
makalahnya tanggal 12 Mei 2006 yang berjudul Indonesia di TIMSS 2003 bahwa
prestasi matematika TIMSS 2003 Indonesia masih rendah. Hal ini merupakan
suatu indikasi bahwa tingkat pemahaman matematika siswa Indonesia masih
rendah. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, dengan
memperhatikan penyebab kesulitan-kesulitan yang datang dari peserta didik
maupun yang berasal dari luar diri peserta didik. Namun tetap saja hasil yang
diperoleh peserta didik masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Depdiknas (dalam Wardhani, 2008:2) menyatakan tujuan pembelajaran
matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diantaranya
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,
2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, 3) memecahkan masalah, 4)
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain,

7

serta 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Sedangkan National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (2000:29),
menetapkan standar-standar kemampuan matematis seperti pemecahan masalah,
penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi, seharusnya
dapat dimiliki oleh peserta didik.
Semua kemampuan tersebut yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa
tidak serta merta dapat terwujud hanya dengan mengandalkan proses
pembelajaran yang selama ini terbiasa ada di sekolah kita, dengan urutan-urutan
langkah seperti, diajarkan teori dan definisi, diberikan contoh-contoh dan
diberikan latihan soal tanpa melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran.
Proses belajar seperti ini tidak membuat anak didik berkembang dan memiliki
kemampuan bernalar berdasarkan pemikirannya, tapi justru lebih menerima ilmu
secara pasif. Dengan demikian, langkah-langkah dan proses pembelajaran yang
selama ini umumnya dilakukan di sekolah kurang tepat, karena justru akan
membuat anak didik menjadi pribadi yang pasif.
Salah satu kemampuan peserta didik dalam matematika yang masih
dirasakan rendah adalah kemampuan koneksi matematis. Hal ini sesuai dengan
hasil studi Ruspiani (Sulistyaningsih, 2012:122) mengungkapkan bahwa pada
umumnya kemampuan peserta didik dalam koneksi matematik masih rendah.
Rendahnya kemampuan koneksi matematik peserta didik akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik yang berdampak pada rendahnya pestasi peserta didik
di sekolah.

8

Koneksi matematis merupakan suatu keterampilan yang harus dibangun
dan dipelajari, karena dengan kemampuan koneksi matematis yang baik akan
membantu peserta didik untuk dapat mengetahui hubungan berbagai konsep
dalam matematika dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kemampuan koneksi matematis siswa akan merasakan manfaat dalam
mempelajari matematika, dan kemelakatan pemahaman siswa terhadap konsep
yang dipelajarainya akan bertahan lebih lama. Dalam kurikulum matematika
sekolah, koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan dasar matematika
yang harus dikuasai peserta didik sekolah menengah.
Pada hakekatnya, matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematik
mengandung arti bahwa konsep dan prinsip dalam matematika adalah saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Sebagai implikasinya, maka dalam belajar
matematika untuk mencapai pemahaman yang bermakna peserta didik harus
memiliki kemampuan koneksi matematis yang memadai. Kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar
konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika
dengan konsep dalam bidang lainnya Ruspiani (dalam Sumarmo, 2007:117).
Kuatnya koneksi antar konsep matematika berimplikasi bahwa aspek koneksi
matematis juga memuat aspek matematis lainnya atau sebaliknya.
Oleh sebab itu agar peserta didik lebih berhasil lagi di dalam belajar
matematika, maka peserta didik harus lebih diarahkan dan diberi kesempatan yang
lebih banyak dalam melihat keterkaitan-keterkaitan atau hubungannya antara satu
konsep dengan konsep lainnya NCTM (2000:64) menyatakan bahwa matematika

9

bukan kumpulan dari topik dan kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam
kenyataannya pelajaran matematika sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa
cabang. Matematika merupakan ilmu yang terintegrasi. Memandang matematika
secara keseluruhan sangat penting dalam belajar dan berpikir tentang koneksi
diantara topik-topik dalam matematika. Sehingga dalam menyampaikan suatu
konsep B misalnya, maka seorang guru harus memperkenalkan atau
memperhatikan konsep A terlebih dahulu. Namun faktanya saat ini pendukungpendukung pembalajaran seperti bahan ajar yang ada belum mampu memfasilitasi
siswa dalam mengaitkan atau menghubungkan antara konsep yang satu dengan
konsep lainnya.
Untuk mencapai hal tersebut maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana menyediakan dan mempersiapkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi
siswa untuk melibatkan dirinya secara aktif di dalam pembelajaran dan
memahami konsep-konsep matematika sehingga mampu melihat keterkaitan
matematika tersebut dengan konsep-konsep yang lainnya. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Turmudi (2008:13) yang memandang bahwa pembelajaran
matematika selama ini kurang melibatkan siswa secara aktif, sebagaimana
dikemukakannya bahwa “pembelajaran matematika selama ini disampaikan
kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari
guru saja sehingga derajat “kemelekatannya” juga dapat dikatakan rendah”.
Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan
dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasainya. Hal ini
menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas tajam dalam

10

ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam
memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan
oleh gurunya.
Disamping itu penggunaan sumber belajar yang digunakan seperti buku
teks belum mampu membantu siswa dalam meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi koneksi matematisnya. Seperti yang disampaikan oleh Haji (2011:45)
bahwa penyajian materi yang tertulis pada buku-buku matematika yang diguanakan
saat ini tersusun sebagai berikut: 1) definisi (pengertian konsep), 2) contoh soal, dan
3) latihan soal. Penulis menjelaskan pengertian (definisi) suatu konsep dalam
matematika. Kemudian, penulis memberikan contoh penerapan konsep tersebut, dan
diakhiri dengan memberikan soal latihan. Ketiga tahapan penulisan buku tersebut
didominasi oleh penulis, sedangkan siswa (pembaca) bersikap pasif memahami dan
mengerjakan soal yang dijelaskan dan diperintahkan oleh penulis. Selain itu, bukubuku (bahan ajar) matematika tersebut tidak memuat soal-soal non rutin serta tidak
menantang siswa untuk melakukan kegiatan refleksi, eksperimen, eksplorasi, inkuiri,
konjektur, dan generalisasi. Bahan yang disajikan monoton dan soal-soalnya bersifat
rutin.

Berdasarkan kondisi di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan
berpikir matematika tingkat tinggi khususnya kemampuan koneksi matematis,
pembelajaran harus lebih ditekankan pada: (1) pengertian kelas sebagai komunitas
matematika daripada hanya sebagai sekumpulan individu; (2) pengertian logika
dan kejadian matematika sebagai verifikasi daripada guru sebagai penguasa
tunggal dalam memperoleh jawaban benar; (3) pandangan terhadap penalaran
matematika daripada sekadar mengingat prosedur atau algoritma; (4) penyusunan

11

konjektur, penemuan dan pemecahan masalah daripada penemuan jawaban secara
mekanik; dan (5) mencari hubungan antara ide-ide matematika dan penerapannya
daripada matematika sebagai sekumpulan konsep yang saling terpisah. Sumarmo
(Ramdani, 2012:45).
Menurut Markaban (2006:3), “tingkat pemahaman matematika seorang
siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri.” Hal ini berarti
pemahaman seorang siswa dalam belajar diperoleh dari apa yang ia alami dalam
pembelajaran tersebut. Selanjutnya, Bruner (Markaban, 2006:3) menyatakan,
pembelajaran matematika merupakan usaha untuk membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, karena mengetahui adalah suatu
proses, bukan suatu produk. Hal ini sejalan dengan Vygotsky (Marhaeni, 2007:4)
yang menyatakan bahwa, konstruksi pengetahuan terjadi melalui proses interaksi
sosial bersama orang lain yang lebih mengerti dan paham akan pengetahuan
tersebut. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus
dimilikinya. Dari beberapa pendapat ini dapat diambil kesimpulan bahwa suatu
pemahaman diperoleh oleh siswa melalui suatu rangkaian proses yang dilalui oleh
siswa saat belajar dan interaksi yang terjadi saat belajar bersama orang lain,
sehingga siswa dapat membentuk pengetahuan dan pemahaman dari apa yang
dialaminya.
Oleh sebab itu untuk mengoptimalkan tujuan dari pada pembelajaran agar
tercapai dengan baik dan efektif maka perlu diperhatikan pendukung-pendukung
pembelajaran seperti instrumen dan bahan ajar yang akan digunakan agar siswa

12

dapat melihat hubungan-hubungan atau keterkaitan yang ada di dalam matematika
sesuai dengan indikator dalam koneksi matematis. Karena selama ini bahan ajar
atau pendukung pembelajaran yang ada belum mampu memfasilitasi siswa dalam
mengaitkan atau menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka perlu disusun atau dilakukan
pengembangan sebuah instrumen dan bahan ajar.
Dari pembahasan di atas pendekatan SAVI memiliki kesesuaian karekter
dengan pembelajaran yang ingin mengangkat kemampuan koneksi matematis
siswa. Rusman (2011:373) pendekatan pembelajaran SAVI yaitu Somatis,
Auditory, Visual dan Intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan
berbuat, auditori belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar
mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan
masalah dan menerangkan.
Dengan pendekatan SAVI, kegiatan belajar dapat lebih optimal karena
menggunakan segenap indera siswa. Dengan memanfaatkan segenap indera siswa,
siswa akan makin terasah kemampuannya sehingga mampu melihat hubungan
antara topik yang dipelajari dengan topik lain, materi pelajaran matematika
dengan pelajaran lain, serta matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat menjadi salah satu alternatif agar
siswa memperoleh kemampuan tersebut secara bermakna. Ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan DePorter (2010:123) tentang tiga (3) modalitas belajar yang
dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas
auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis). Pelajar visual belajar melalui apa

13

yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar,
dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran dengan
menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas intelektual serta melibatkan semua
indera yang berpengaruh dalam pembelajaran. Pembelajaran ini menganut aliran
ilmu kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar yang paling baik adalah
belajar yang melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap
kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan
menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Pembelajaran ini
juga mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis,
kreatif dan hidup.
Untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian tentang ketepatan instrumen dan bahan ajar serta rencana
pembelajaran yang lebih menekankan pada peningkatan kemampuan koneksi
matematis. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengkaji dan menganalisis
langkah-langkah yang harus dilakukan agar bahan ajar dan instrumen memadai
untuk peningkatan kemampuan koneksi matematis. Adapun judul penelitian yang
dilakukan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM INDONESIA MEDAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK.

0 3 32

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF REGULATED LEARNING SISWA SMP NEGERI PANYABUNGAN.

1 9 42

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERDASARKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NASRANI 5 MEDAN.

2 9 40

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 4 54

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKELAS VII SMP TRI JAYA MEDAN.

0 5 23

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN.

1 7 29

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

0 7 50

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

1 5 34

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP ISS JATIPURNO WONOGIRI.

0 1 66

Desain Bahan Ajar Lingkaran Berbasis Koneksi Matematis Siswa SMP

0 0 10