Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Negara dan Masyarakat di Rote

LAM PI RAN

Lampiran Satu

Proses Penelitian
Pengantar

M etodologi Penelitian dan M etode Penelitian adalah dua hal
yang berbeda! (M asih banyak mahasiswa, dosen maupun peneliti yang
keliru memahami apa itu M etode dan M etodologi). M etode adalah cara
yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam
ilmu pengetahuan147 dan M etodologi adalah ilmu tentang metode.
Untuk itu lah, uraian tentang M etode Penelitian ini secara sengaja
penulis tempatkan pada bagian Lampiran dengan pertimbangan agar
tidak mengganggu “jalan cerita” disertasi ini dari Bab 1 sampai dengan
Bab 9.

Ekploratif dan Eksplanatif: Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
yang bersifat eksploratif dan eksplanatif karena bermaksud untuk

menelusuri dan kemudian menjelaskan Negara dan Civil Society di
Rote-Nusa Tenggara Timur. Untuk mengakses data yang valid (sahih)
dan reliable (andal), maka penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. M akna pendekatan kualitatif di sini terkait dengan teknik
dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis dan interpretasi
data yang tidak menggunakan statistik (Strauss dan Corbin, 2003).
Dalam kaitan ini, terdapat sejumlah alasan yang sahih untuk

147

Secara sederhana dapat dimaknai sebagai Cara Bekerja atau Proses Penelitian.

209

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

melakukan penelitian kualitatif; salah satu diantaranya adalah sifat dari
masalah yang diteliti.

Oral History M ethod


M etode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode sejarah lisan (oral history method). M etode ini menjadi penting
dalam penelitian ini karena bertujuan untuk: 1) M enyelamatkan
sumber sejarah dikarenakan terbatasnya sumber lisan (informan kunci)
yang masih hidup; 2) M engungkap berbagai masalah kesejarahan yang
belum terungkap melalui sumber tertulis tentang Rote yang sangat
terbatas; dan 3) M engungkapkan berbagai peristiwa mengenai
kehidupan masyarakat di Rote terutama di Nusak Delha pada saat
terjadinya peristiwa perlawanan masyarakat terhadap negara di Desa
Bo'a pada Tahun 1960 (dan pada Tahun 1932 terhadap negara kolonial)
di mana kejadian ini merupakan pintuk masuk dari penelitian ini yang
telah penulis bahas pada Bab 1.
Oral History M ethod harus dipakai dengan ekstra hati-hati.
Nilai positif dari oral history method adalah rekaman yang berada
dalam collective memory dari masyarakat yang boleh dikatakan “tidak
memiliki sejarah” (Dhakidae, 2008). Namun collective memory
tersimpan dengan rapi dalam beberapa tempat berikut ini:

− Individu-individu yang tua maupun yang muda karena masingmasing memperoleh warisan tradisi lisan turun-temurun. M eskipun

boleh dikatakan bahwa semua memiliki itu akan tetapi para local
genius adalah orang-orang yang karena pengetahuan dan wibawa
adat bisa diandalkan sebagai sumber yang bisa dipegang. Dengan
demikian local knowledge bisa dimanfaatkan dengan seefektif
mungkin. Di sini pun perlu hati-hati karena wibawa pengetahuan
seorang narasumber lokal tidak cukup, karena harus disertai pula
oleh wibawa moral sehingga reliabilitas bisa menjadi pegangan para
peneliti.

210

Lampiran

− Struktur masyarakat itu sendiri yang menjadi tempat simpan
collective memory tersebut.
− Struktur keluarga menjadi sesuatu yang penting diperiksa, karena
banyak informasi berasal dari sana.
− Tuan Tanah mengandung konsep yang sangat berbeda dengan
kepemilikan tanah feodal Eropa misalnya. Seorang tuan tanah tidak
dengan sendirinya mengusai keluarga yang berada di bawahnya

karena hubungan yang ketat secara adat antara wife giver and wife
receiver, misalnya, akan memberikan nuansa yang halus yang
memerlukan kecermatan untuk membedakannya.
− Karena itu akan sangat berguna bila seorang peneliti cukup
beruntung untuk mendapatkan sumber tertulis, betapa pun langka
dan terbatas sumber tersebut. Karena sumber itu akan menjadi
seperti sinar baru yang akan memperjelas pemahaman tentang apa
yang sudah lama berlangsung. Namun, sumber tertulis tersebut
harus ditempatkan di dalam konteks yang tepat untuk mendapatkan
informasi yang tepat pula.
Kelemahan dari oral history method ini antara lain: 1)
Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi sejarah (informan kunci)
terhadap suatu peristiwa; 2) M emiliki subjektifitas yang tinggi
dikarenakan sudut pandang yang berbeda dari masing-masing pelaku
dan saksi terhadap sebuah peristiwa. Sehingga mereka akan cenderung
memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya. Untuk
menutupi kelemahan oral history method adalah dengan menggunakan
metode triangulasi data.

Sopi: Pendekatan Budaya

Seperti yang telah penulis kemukakan pada Bab 1 bahwa tidak
mudah untuk memahami orang Rote, apalagi penulis merupakan
seorang Rote (dari Nusak Bilba-Rote Timur) yang dilahirkan dan
dibesarkan di Kota Kupang dan kemudian datang ke Rote untuk
211

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

melakukan penelitian, di sini lah pendekatan budaya dan etika
penelitian menjadi hal yang penting.
M inum Sopi adalah salah satu pendekatan yang “wajib”
dilakukan oleh penulis sebelum melakukan “ritual” wawancara dengan
para informan kunci (hanya beberapa informan saja yang
menyuguhkan sopi sebagai “menu pembuka” untuk wawancara,
informan lainnya menyuguhkan teh atau kopi, kalau wawancara
dilakukan saat matahari nae/di atas kepala, maka yang disuguhkan
adalah makan siang dan kalau wawancara dilakukan saat matahari
turun/terbenam, maka yang disuguhkan adalah makan malam sebagai
“menu pembuka” wawancara). Sopi bagi orang Rote adalah “air katakata” (untuk bertutur dan bersyair), tanpa sopi tidak ada tuturan, tidak
ada syair. Dalam konteks penelitian ini dapat penulis kemukakan

bahwa Sopi menjadi pendekatan yang penting untuk menggali data
secara lisan tentang kehidupan masyarakat Rote di masa lalu terutama
dari informan generasi tua (Lihat Tabel A dan Tabel B).
Penulisan lokasi wawancara dan nama informan kunci secara
lengkap dalam disertasi ini (tidak disamarkan atau dirahasiakan) adalah
bagian dari persetujuan antara penulis dengan informan kunci
disamping penulis telah memperoleh Ijin Penelitian dari Kantor Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan M asyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Penggunaan tape recorder dan kamera digital dalam setiap wawancara
dilakukan atas persetujuan dari informan kunci yang diwawancarai.

Triangulasi Berbagai M etode Penelitian
Secara umum dapat dikatakan, bahwa penulis melakukan
triangulasi dari berbagai metode riset (Aditrjondro, 2006; Taylor dan
Bogdan, 2004), yakni: (a) studi kepustakaan/dokumentasi/kearsipan
sebagai sebuah “study tour”, untuk menemukan bahan pustaka,
kliping-kliping, foto-foto, dan arsip lainnya yang relevan dengan topik
yang mau diteliti; (b) surfing di internet, untuk menemukan beritaberita lama maupun berita-berita baru tentang topik yang mau diteliti;
212


Lampiran

(c) wawancara mendalam dengan informan
pengamatan/observasi lapangan di Rote.

kunci;

dan

(d)

Study Tour ke Berbagai Perpustakaan
Penelusuran kepustakaan menjadi penting dalam penelitian ini
karena terbatasnya pustaka tentang Rote terutama menyangkut
peristiwa yang terjadi pada Tahun 1960 dan sebelumnya (termasuk
tahun-tahun sesudah 1960).
Penulis melakukan study tour ke beberapa perpustakaan dalam
waktu dan kesempatan yang berbeda selama penelitian dan penulisan
disertasi ini berlangsung (Tahun 2007-2011). Perpustakaan yang
sempat penulis kunjungi adalah Perpustakaan Daerah NTT,

Perpustakaan Rescource Center-Bappeda NTT, Perpustakaan UGM
Yogyakarta, Perpustakaan St. Ignasius-Yogyakarta, Perpustakaan
Yayasan BaKTI-M akassar, Perpustakaan Nasional RI-Jakarta,
Perpustakaan Yayasan Bina Darma-Salatiga, Perpustakaan Yayasan
PERCIK-Salatiga, dan Perpustakaan Pusat UKSW Salatiga (termasuk
Ruang Baca Program Pascasarjana UKSW ) serta dua unit perpustakaan
pribadi milik Alm. Pdt. G. Tom Therik, Ph.D di Kupang dan milik
M arthen L. Ndoen, Ph.D di Salatiga selain beberapa buku teks tentang
“M asyarakat Rote” karangan Paul A. Haning yang diberikan secara
cuma-cuma oleh Jemris Fointuna,S.Pi (Jurnalis The Jakarta Post), serta
pinjaman beberapa monografi dan catatan lepas tentang Pulau Rote
dari Benyamin M essakh, B.A (M antan Pembantu Bupati Kupang
W ilayah Rote Ndao).
Dari pengalaman study tour ke beberapa perpustakaan di atas
maupun hasil surfing di internet, penulis sampai pada kesimpulan
bahwa kepustakaan tentang Rote pada masa lalu maupun masa
sekarang adalah barang langka di Indonesia terutama di negerinya
sendiri di Rote.

213


Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

Study Tour ke Kantor Badan Arsip Daerah NTT
Penelusuran dokumentasi dan kearsipan tentang Rote juga
penulis lakukan di Kantor Badan Arsip Daerah NTT karena terbatasnya
kepustakaan tentang Rote sebagaimana telah penulis singgung di atas.
Di kantor ini penulis mendapat bantuan dari Kepala Badan Arsip
Daerah NTT Drs. Ferdy Tielman, M.Si dan Ibu Dra. Diani DethanLedoh, M.Si (kebetulan mereka adalah alumnus PPs M SP UKSW )
selain berbekal Ijin Tertulis dari Kepala Kantor Pelayanan Terpadu
Satu Atap Provinsi Nusa Tenggara Timur, beberapa dokumen penting
tentang Sejarah Pembentukan Kabupaten Rote Ndao bisa penulis
peroleh dengan mudah, begitu juga dengan beberapa arsip foto tentang
Rote pada masa kolonial yang juga penulis sertakan dalam disertasi ini.

Study Tour ke M useum Daerah NTT
M engunjungi M useum Daerah NTT yang terletak di Jl. Drs.
Frans Seda (sebelumnya bernama Jl. El Tari II) sesungguhnya tidak
penulis maksudkan untuk kepentingan penelitian ini tetapi untuk
kepentingan acara yang lain yaitu acara Penanugerahan NTT Academia

Award yang diselenggarakan oleh Forum Academia NTT pada Tahun
2009. Saat berdiskusi dengan Drs. Leonard Nahak, M.Art (Kepala
UPTD M useum Daerah NTT), dari sini lah “kebuntuan” tentang
Sejarah awal penghunian Rote bisa penulis “ungkap” dengan
menelusuri temuan/benda-benda Arkeologi asal Pulau Rote yang
dikoleksi di M useum Daerah NTT dan tentu pengungkapan ini
bukanlah bagian dari sejarah yang utuh untuk mengungkap Sejarah
awal penghunian Rote seperti yang telah penulis bahas pada Bab 3.

I n-Depth I nterview
Selain Study Tour di atas, penulis juga melakukan wawancara
mendalam (in-depth interview) dengan beberapa informan (key
informan) yang terkait dengan topik dan masalah penelitian.
214

Lampiran

W awancara-wawancara yang dilakukan oleh penulis kebanyakan
bersifat snowballing, seperti gelendingan bola salju. Si A mengusulkan
si B untuk diwawancarai lebih lanjut, dan si B mengusulkan si C,

sehingga bisa diperoleh gambaran yang lebih lengkap.
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh penulis sebelum
melakukan wawancara adalah menyusun pedoman wawancara
(interview guide) dan mengidentifikasi informan kunci yang hendak
diwawancarai di Pulau Rote maupun di Kota Kupang. Tahap persiapan
ini berlangsung selama satu bulan (Januari-Februari 2008) di Salatiga.
Para informan yang diwawancarai dapat dilihat pada Tabel A
dan B di bawah ini:
Tabel. A. Daftar Nama Informan Kunci
NO

1
2
3

INFORM AN KUNCI
I manuel Ndoen
Manek Ndoen
Sadrak Feoh

4

Benyamin Kai

5

J. Soleman Hengge

6

Benyamin Messakh, BA

7

Filiphus Tasi

8

John B. Ndolu

KEDUDUKAN
Saudara Sepupu Abner Ndoen (Manek Delha)
Putera Kandung Abner Ndoen (Manek Delha)
Mendengar Tuturan Langsung Tentang Kejadi di
Bo’a Tahun 1960
Saksi Mata, Mantan Kepala Desa Sedeoen (19892000)
Saksi Mata, Mantan Kepala Desa Bo’a (19651975)
Ahli Sejarah Rote/Maneleo Rote Ti’i, Mantan
Pembantu Bupati Kupang W ilayah Rote Ndao
Kepala Desa Bo’a, Putera Kandung salah satu
korban di Desa Bo’a saat perlawanan Tahun 1960
Maneleo (Kepala Suku) pada Leo Kunak
pemrakarsa program revitalisasi Tu’u Belis di
Rote Ndao/Staf pada W VI ADP Rote Ndao

Tabel B. Daftar Nama Informan Pendukung
NO

1

INFORM AN PENDUKUNG
Paul SinlaeloE, S.H

2

Joos J.J. Ngefak, S.H

KEDUDUKAN
Staf Divisi Antikorupsi PI AR NTT/
Penyelenggara Debat Kandidat Bupati
Rote Ndao Tahun 2008
Hakim Pengadilan Negeri Kupang dengan

215

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

3

Hanok Ndoen

4
5

Drs Loenard Nahak, M.Art
J. Danny Zacharias,SH,MA

6
7
8

Pdt. Judith Folabessy, M.Si
Pdt. I swardy Lay, S.Th
Pdt. G. Tom Therik, Ph.D

wilayah tugas Timor Barat, Rote Ndao,
Sabu Raijua dan Alor pada Tahun 1960
Tokoh Masyarakat Desa Oenggaut,
Kecamatan Rote Barat
Kepala UPTD Museum Daerah NTT
Juru Bicara Aliansi Masyarakat Rote Ndao
dalam Aksi Unjuk Rasa Pilkada Rote Ndao
Tahun 2008
Peneliti Tu’u Belis di Leo Kunak
Pendeta GMIT di Rote Barat Laut
Panelis Dalam Debat Kandidat Bupati Rote
Ndao Tahun 2008

Untuk kelancaran wawancara, penulis menggunakan alat bantu
berupa log book untuk mencatat setiap jawaban dari informan dan tape
recorder untuk merekam seluruh hasil wawancara sebagai backup
kalau ada yang tidak sempat terekam dalam log book selama proses
wawancara berlangsung.

Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan yang dilakukan oleh penulis dapat
digolongkan sebagai pengamatan/observasi tertutup atau observasi
tidak langsung (M oleong, 2010) di mana keberadaan penulis tidak
diketahui oleh subjek/informan kecuali untuk kepentingan wawancara
mendalam.
Fokus yang diamati oleh penulis selama berada di Rote untuk
menunjang penelitian disertasi ini diantaranya adalah: Acara adat (Tu'u
Belis); aktivitas petani lontar, petani rumput laut dan nelayan
tradisional; kegiatan perekonomian di pasar tradisional dan kompleks
pertokoan, arus penumpang naik-turun di pelabuhan laut; kehidupan
masyarakat lokal dan wisatawan di Kawasan W isata Nemberala;
pelayanan terhadap publik oleh pemerintah pada beberapa kantor
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD); pelaksanaan Pemilihan
Umum Tahun 2009 mulai dari tahap kampanye, pemungutan suara,
dan perhitungan suara.
216

Lampiran

Sebuah Penemusan Sintesa Teori
Bukan hal yang tidak biasa dalam ilmu-ilmu sosial munculnya
penilaian bahwa sejumlah konsep dan teori yang baik tetaplah tidak
lengkap dan parsial dalam penjelasan mereka tentang realitas sosial.
Juga tanpa perkecualian bagi paradigma mobilisasi sumberdaya dan
orientasi-identitas yang dibahas dalam disertasi ini tentu dengan
catatan mendasar bahwa sebuah teori punya masa berlaku! Entah
sampai kapan.
Berpikir kritis dipercaya sebagai ketrampilan aktif seorang
penulis dalam menginterpretasi dan mengevaluasi hasil observasi,
komunikasi, informasi, dan argumentasi yang dibangunnya. M enurut
(Fisher, 1997) berpikir kritis bahkan tidak dapat secara serta-merta
dengan kencendekiaan atau intelektualitas sebagai ilmuwan. Pasalnya,
berpikir kritis memiliki sejumlah ukuran, dan keberhasilan kita dalam
berpikir kritis tergantung pada peran atau ketrampilan aktif kita dalam
bertanya, menjawab dan mengonstruksi pemikiran kita sendiri. Akan
tetapi, hemat penulis, bertanya, menjawab dan mengonstruksi itu
haruslah
dilakukan
secara
kritis-reflektif-imajinatif,
yakni
berpalingnya sejenak diri kita dari objek-objek yang sedang kita
perhatikan dalam rangka menentukan hakikat terdalam.
Dari seluruh bab yang dibahas dalam disertasi ini, dapat penulis
kemukakan bahwa Bab 8 adalah bab yang paling berat ditulis/
dirumuskan karena bab ini berangkat dari perenungan imajinatif yang
panjang berdasarkan fakta-fakta empiris yang berhasil dikumpulkan
selama penelitian ini berlangsung.

217

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

Lampiran Dua

KEPUTUSAN PEM BAGIAN BATAS ANTARA
NUSAK TH I E DAN NUSAK DENGKA.
(Dua Surat Terpisah, M asing-masing tanggal 13 April 1913 dan 7 M ei
1913). Sumber Naskah: Koleksi Benyamin M essakh, B.A. (Di copy dan
di scan kembali oleh Penulis)

218

Lampiran

219

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

220

Lampiran

221

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

Lampiran Tiga

KEY INFORM AN DALAM GAM BAR

Keterangan Foto:
In-Depth Interview dengan para Key Informan dari atas kiri ke kanan:
Imanuel J. Ndoen; Benyamin M essakh, BA; J. Soleman Hangge; Sadrak
Feoh; Benyamin Kai; dan Filiphus Tasi.
222

Lampiran

Lampiran Empat

PETA ROTE

Rote Ndao Dalam Peta Nusa Tenggara Timur (sumber: www.petantt.com)

Peta Kabupaten Rote Ndao (sumber: Dinas Pemukiman dan Prasarana W ilayah

Kabupaten Rote Ndao, 2006)

223

Relasi Negara dan M asyarakat di Rot e

Rote Dalam Peta Buatan Belanda Tahun 1910. Sumber: Perpustakaan Nasional RI
(diperbaharui oleh TNI AL Dinas Hidro-Oseanografi, 1992 dari Kapal Pemeta “Van
Doern” 1910)

Rote Dalam Peta Buatan Jepang. Sumber: www.saudaratua.wordpress.com (Koleksi
Universitas Tohoku, Miyagi, Jepang)

224

Lampiran

Foto Satelit Pulau Rote. Sumber: www.google.com/earth diunduh pada tanggal 16
Februari 2011

225