Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB IV

(1)

22

BAB IV

GAMBARAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DI

KALANGAN REMAJA

Perilaku pada masa remaja sangatlah bermacam-macam. Oleh karena itu pada bab ini penulis akan menjabarkan mengenai perilaku seks pranikah di kalangan remaja yang terdiri dari sub bab karakteristik remaja dan permasalahannya dalam skala nasional yaitu Indonesia dan lokal yaitu Salatiga.

4.1 Karakteristik Remaja dan Permasalahannya di Indonesia

Definisi remaja penting digunakan untuk memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang heterogen karena kemunculan sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat kareakteristik khusus para remaja yang digambarkan (Santrock, 2002). Masa remaja digambarkan sebagai suatu masa dimana kematangan sudah dicapai, suatu masa trasisi dari kanank-kanak menuju dewasa, suatu masa dimana kematangan emosional seseorang masih belum stabil, sedangan fisik dan mentalnya sudah mengalami pertumbuhan. Dimasa ini pula remaja mulai mengenal seks. Hall juga berpendapat bahwa remaja merupakan strum and drang yaitu periode yang berada dalam situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewas (Bachtiar, 2004).

Hurlock (1980) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin

adolescere (kata bedanya adolescentia yang berarti remaja) yang berati tumbuh. Istilah remaja mempunyai arti yang mencakup kematang mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget, secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja


(2)

23

pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002 dalam Fitrianur, 2010).

Pada masa remaja awal usia 12-15 tahun merupakan proses yang sangat menyolok untuk diamati seperti dalam hal perubahan fisik (Gunarsa, 1986). Perubahan fisik pada masa ini meliputi perubahan yang mudah diamati maupun yang sulit diketahui prosesnya seperti rasa ingin tahu, emosi tidak stabil, ego yang tinggi dan lain-lain. Perubahan fisik yang meliputi keduany adalah perubahan sehubungan dnegan pelaksanaan tugas dan peranan dewasa sebagai pria dan wanita. Dan yang erat hubungan dengan proses persiapan fisik yang terjadi di dalam tubuh dan sulit diamati justru sering menimbulkan persoalan yang suka diatasi. Misalnya suasana hati yang bergelora (mulai jatuh cinta). Pada umumnya kegoncangan suasana di dalam diri begini belum pernah dialami pada masa-masa sebelumnya.

Masa persiapan diri antara usia 15-18 tahun. Pada waktu memasauki masa persipan yang kedua ini umumnya persiapan fisik sudah selesai dijalani. Kedewasaan tubuh dan kematangan seksual sudah tercapai. Akan tetapi kedewasaan dalam hal rasa tanggungjawab, pelaksanaan tuga-tugas belum sepenuhnya diperoleh. Mereka yang sedang mematangkan diri demi masa depannya perlu menginsyafi bahwa penerimaan diri sebagai telah dewasa dan penilaian dewasa oleh orang lain, hanya dapat dicapai melalui jerih payah sendiri dan tingkah laku yang dewasa dan penuh tanggungjawab. Memperoleh hak-hak kedewasaan berarti mengalami kewajiban kedewasaan pula. Semua pihak perlu memberikan perhatian khusus terhadap proses untuk memperoleh sifat kemampuan berpikir dan bertindak secara dewasa yang masih belum dimiliki dengan sepenuhnya. Dalam proses pengolahan ini masih diperlukan imbingan-bimbingan, pandangan-pandangan, pendapat-pendapat dan contoh-contoh dari perbuatan dan tindakan yang patut ditiru, baik dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan luar keluarga. Proses “pembebasan diri” sebaiknya diterima oleh orangtua dan pelaksanaannya dilakukan tahap demi tahap. Pembebasan dan pelepasan anak dalam arti kebebasan memilih pilihan-pilihan sendiri atau


(3)

24

membuat keputusan sendiri. Kebebasan memilih yang pada permulaan masih disertai pandangan dan pengarahan orangtua, tahap demi tahap dikurangi, dan tidak bersifat pemaksaan kehendak orang tua pada anak. Sebaliknya para remaja jangan pula menyalahtafsirkan kedewasaan semata-mata hanya sebagai “pembebasan diri”. Usaha berdikari harus dilihat dalam arti persiapan masa dewasa. Proses pembebasan diri dari ikatan keluarga bukan berati melepaskan diri dari segala keterikatan, misalnya hubungan keluarga. Proses pembebasan diri harus diartikan dalam usaha-usaha melepaskan diri dari ketergantungan emosionil dan ekonomis keluarga. Denagn demikian para remaja dalam persiapannya harus belajar berbagai ketangkasan, ketrampilan supaya kelak dapat beridiri sendiri dan dapat megambil suatu keputusan sendiri dengan bijak.

Masa persiapan dewasa antara umur 18-21 tahun. Memasuki masa persiapan pendewasaan tahap terkahir ini berati telah dapat diharapkan sudah tercapainya status kedewasaan dalam lingkungan keluarga.

Data yang diperoleh peneliti mengenai fakta-fakta seputar remaja adalah sebagai berikut :


(4)

25

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2011

Kelompok Umur

Jenis Kelamin

Laki-laki Perem puan Jumlah

0-4 11 662 369 11 016 333 22 678 702

5-9 11 974 094 11 279 386 23 253 480

10-14 11 662 417 11 008 664 22 671 081

15-19 10 614 306 10 266 428 20 880 734

20-24 9 887 713 10 003 920 19 891 633

25-29 10 631 311 10 679 132 21 310 443

30-34 9 949 357 9 881 328 19 830 685

35-39 9 337 517 9 167 614 18 505 131

40-44 8 322 712 8 202 140 16 524 852

45-49 7 032 740 7 008 242 14 040 982

50-54 5 865 997 5 695 324 11 561 321

55-59 4 400 316 4 048 254 8 448 570

60-64 2 927 191 3 131 570 6 058 761

65-69 2 225 133 2 468 898 4 694 031

70-74 1 531 459 1 924 872 3 456 331

75-79 842 344 1 135 561 1 977 905

80-84 481 462 661 708 1 143 170

85-89 182 432 255 529 437 961

90-94 63 948 106 951 170 899

95+ 36 095 68 559 104 654

Jumlah 119 630 913 118 010 413 237 641 326

Sumber : BPS tahun 2011

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui penduduk Indonesia kategori remaja usia berjumlah 63443448 jiwa yang tersebar dalam 10-14 tahun sebesar 9,54%, usia 15-19 tahun sebesar 8,78% dan 20-24 tahun sebesar 8,37%.


(5)

26

Grafik 2. Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2010

, 0 1 0 0 0 0 0 , 0 2 0 0 0 0 0 , 0 3 0 0 0 0 0 , 0 4 0 0 0 0 0 , 0 5 0 0 0 0 0 , 0 6 0 0 0 0 0 , 0 7 0 0 0 0 0 , 0 8 0 0 0 0 0 , 0 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95+ Laki-laki , 0 1 0 0 0 0 0 , 0 2 0 0 0 0 0 , 0 3 0 0 0 0 0 , 0 4 0 0 0 0 0 , 0 5 0 0 0 0 0 , 0 6 0 0 0 0 0 , 0 7 0 0 0 0 0 , 0 8 0 0 0 0 0 , 0 Perempuan Remaja

Jumlah Remaja kurang lebih 64 jut a jiwa.

Sensus Penduduk, 2010

27,6% Penduduk I ndonesia (2010) adalah Remaja

Sumber : Bahan Sosialisasi PIK

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui penduduk Indonesia sebesar 27,6% adalah remaja. Dari sekian banyaknya remaja tersebut sangat rentan terhadap perilaku tidak sehat seperti narkoba, seks bebas, tawuran, bolos, nyontek, pornografi, dan lain-lain. Dalam hal seks bebas peneliti memperoleh data sebagai berikut :


(6)

27

Grafik. 3 Umur Pertama Kali Melakukan Hubungan Seks Pranikah

Sumber : Bahan Sosialisasi PIK (RISKESDAS 2010)

Berdasarkan garfik diatas dapat diketahui bahwa umur pertama kali melakukan hubungan seks pranikah adalah antara usia 8 sampai 24 tahun. Pada usia 20 tahun laki-laki menduduki peringkat paling tinggi sebesar 18,5%, sedangan pada usia 19 tahun perempuan menduduki peringkat paling tinggi sebesar 14,3%. Dapat disimpulkan bahwa umur pertama kali melakukan seks pranikah mengalami fluktuasi, pada usia 13 tahun mulai mengalami peningkatan dan yang paling tinggi tingkatannya berada pada usia 17 dan 20 tahun untuk laki-laki dan 19-20 tahun untuk perempuan. Mengalami penurunan pada usia 21 tahun.


(7)

28

Dapat disimpulkan bahwa pada saat usia sekolah remaja sudah mulai melakukan sek pranikah.

4.2. Karakteristik Remaja dan Permasalahannya di Salatiga

Data yang penulis temukan terkait mengenai fakta-fakta seputar remaja sebagai berikut :

Tabel. 4.2

Jumlah Penduduk Salatiga Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 7.082 6.652 13.734

5 – 9 6.748 6.395 13.143

10 – 14 6.613 6.363 12.976

15 – 19 7.585 7.947 15.532

20 – 24 7.708 8.328 16.036

25 – 29 7.635 7.925 15.560

30 – 34 7.238 7.129 14.367

35 – 39 6.256 6.412 12.668

40 – 44 6.095 6.548 12.643

45 – 49 5.134 5.819 10.953

50 – 54 4.878 5.056 9.934

55 – 59 3.867 3.687 7.554

60 – 64 2.053 2.351 4.404

65 – 69 1.594 1.975 3.569

70 – 74 1.261 1.761 3.022

75+ 1.732 2.505 4.237

J u m l a h 83.479 86.853 170.332

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Berdasarkan tabel tersebutt diketahui penduduk Salatiga kategori remaja berjumlah 44544 jiwa yang tersebar dalam 10-14 tahun sebesar 7,62%, usia 15-19 tahun sebesar 9,12% dan 20-24 tahun sebesar 9,41%.


(8)

29

Grafik. 4 Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2011

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk Salatiga paling banyak ditempati oleh remaja dari usia 15 – 24 tahun. Usia 15-19 tahun sebesar 9,11% dan untuk usia 20 – 24 sebesar 9,41%. Pada usia tersebut remaja berada masa-masa sekolah, dimana remaja mulai mengenal dunia baru, lingkungan baru yang mengakibatkan remaja ini rentan terhadap perilaku yang tidak sehat. Banyaknya remaja di Salatiga sangatlah rentan terhadap perilaku tidak sehat, seperti yang ditemukan peneliti mengenai perilaku seks pranikah penyebab pernikahan dini serta beberapa kasus di Pengadilan Agama tentang Dispensasi Kawin karena Hubungan Luar Nikah.

Di Pengadilan Agama Salatiga mempunyai kebijakan mengenai Dispensasi Kawin karena Hubungan Luar Nikah yaitu Penetapan No. 04/Pdt.P/2005/PA.Sal dan No. 05/Pdt.P/2005/PA.Sal1, terdapat beberapa kasus pernikahan yang terjadi karena hubungan di luar nikah atau pasangan yang telah

1

http://share.pdfonline.com/959619a0c30942fbb5ea6ce4c69eb837/ws4001.pdf, diunduh tanggal 8 Januari 2013 pukul 12.05 WIB.


(9)

30

melakukan seks pranikah dimana salah satu usia pasangan tersebut masuk dalam kategori remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun dan telah hamil.

Selain itu temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Daru Purnomo dan Seto Herwandito mengenai “Dampak Perkawinan Usia Dini Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga”. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pernikahan dini yang tinggi berkorelasi dengan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) di kalangan remaja. KTD berhubungan dengan pernikahan dini lantaran pernikahan adalah solusi yang terbaik. Dalam hal ini di kalangan remaja telah terjadi perilaku seks pranikah.

Berdasarkan kasus di atas telah menunjukkan bahwa masalah sosial telah terjadi pada kehidupan remaja. Masalah sosial adalah semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat istiadat masyarakat (dan adat istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama) dan situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak (Kartono, 1981). Tingkah laku yang menyebabkan masalah sosial diatas adalah tingkah laku menyimpang. Tingkah laku menyimpang ini biasanya didefinisikan sebagai tingkah laku abnormal yang mempunyai arti tingkah laku yang tidak tepat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya dan tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat (Kartono, 1981). Norma adalah kaidah, aturan pokok, ukuran, kadar atau patokan yang diterima secara utuh oleh masyarakat, guna mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari, agar hidup terasa aman dan menyenangkan (Kartono, 1981). Dahulu masyarakat secara relatif terintegrasi dengan baik, norma-norma untuk mengatur tingkah laku menyimpang itu ada jelas dan tegas. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan adanya globalisasi dengan masuknya bermacam-macam kebudayaan maka yang terjadi norma-norma yang dulu jelas dan tegas sedikit demi sedikit menjadi samar-samar. Sebab. Kebiasaan-kebiasaan, tingkah laku dan sikap hidup yang dirasakan sebagai normal oleh suatu kelompok masyarkat, bisa dianggap sebagao abnormal/menyimpang oleh kelompok masyarakat yang lain. Seperti kasus diatas gaya berpacaran zaman


(10)

31

dahulu dan sekarang yang sangat jauh berbeda. Sekarang berparan selalu diikuti oleh kontak fisik, seperti gandengan tangan, ciuman, bahkan ada yang sampai melakukan seks sebelum menikah yang akhirnya muncullah istilah merried by accident (MBA).


(1)

Grafik 2. Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2010 , 0 1 0 0 0 0 0 , 0 2 0 0 0 0 0 , 0 3 0 0 0 0 0 , 0 4 0 0 0 0 0 , 0 5 0 0 0 0 0 , 0 6 0 0 0 0 0 , 0 7 0 0 0 0 0 , 0 8 0 0 0 0 0 , 0 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95+ Laki-laki , 0 1 0 0 0 0 0 , 0 2 0 0 0 0 0 , 0 3 0 0 0 0 0 , 0 4 0 0 0 0 0 , 0 5 0 0 0 0 0 , 0 6 0 0 0 0 0 , 0 7 0 0 0 0 0 , 0 8 0 0 0 0 0 , 0 Perempuan Remaja

Jumlah Remaja kurang lebih 64 jut a jiwa. Sensus Penduduk, 2010

27,6% Penduduk I ndonesia (2010) adalah Remaja

Sumber : Bahan Sosialisasi PIK

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui penduduk Indonesia sebesar 27,6% adalah remaja. Dari sekian banyaknya remaja tersebut sangat rentan terhadap perilaku tidak sehat seperti narkoba, seks bebas, tawuran, bolos, nyontek, pornografi, dan lain-lain. Dalam hal seks bebas peneliti memperoleh data sebagai berikut :


(2)

27

Grafik. 3 Umur Pertama Kali Melakukan Hubungan Seks Pranikah

Sumber : Bahan Sosialisasi PIK (RISKESDAS 2010)

Berdasarkan garfik diatas dapat diketahui bahwa umur pertama kali melakukan hubungan seks pranikah adalah antara usia 8 sampai 24 tahun. Pada usia 20 tahun laki-laki menduduki peringkat paling tinggi sebesar 18,5%, sedangan pada usia 19 tahun perempuan menduduki peringkat paling tinggi sebesar 14,3%. Dapat disimpulkan bahwa umur pertama kali melakukan seks pranikah mengalami fluktuasi, pada usia 13 tahun mulai mengalami peningkatan dan yang paling tinggi tingkatannya berada pada usia 17 dan 20 tahun untuk laki-laki dan 19-20 tahun untuk perempuan. Mengalami penurunan pada usia 21 tahun.


(3)

Dapat disimpulkan bahwa pada saat usia sekolah remaja sudah mulai melakukan sek pranikah.

4.2. Karakteristik Remaja dan Permasalahannya di Salatiga

Data yang penulis temukan terkait mengenai fakta-fakta seputar remaja sebagai berikut :

Tabel. 4.2

Jumlah Penduduk Salatiga Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 7.082 6.652 13.734

5 – 9 6.748 6.395 13.143

10 – 14 6.613 6.363 12.976

15 – 19 7.585 7.947 15.532

20 – 24 7.708 8.328 16.036

25 – 29 7.635 7.925 15.560

30 – 34 7.238 7.129 14.367

35 – 39 6.256 6.412 12.668

40 – 44 6.095 6.548 12.643

45 – 49 5.134 5.819 10.953

50 – 54 4.878 5.056 9.934

55 – 59 3.867 3.687 7.554

60 – 64 2.053 2.351 4.404

65 – 69 1.594 1.975 3.569

70 – 74 1.261 1.761 3.022

75+ 1.732 2.505 4.237

J u m l a h 83.479 86.853 170.332

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Berdasarkan tabel tersebutt diketahui penduduk Salatiga kategori remaja berjumlah 44544 jiwa yang tersebar dalam 10-14 tahun sebesar 7,62%, usia 15-19 tahun sebesar 9,12% dan 20-24 tahun sebesar 9,41%.


(4)

29

Grafik. 4 Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2011

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk Salatiga paling banyak ditempati oleh remaja dari usia 15 – 24 tahun. Usia 15-19 tahun sebesar 9,11% dan untuk usia 20 – 24 sebesar 9,41%. Pada usia tersebut remaja berada masa-masa sekolah, dimana remaja mulai mengenal dunia baru, lingkungan baru yang mengakibatkan remaja ini rentan terhadap perilaku yang tidak sehat. Banyaknya remaja di Salatiga sangatlah rentan terhadap perilaku tidak sehat, seperti yang ditemukan peneliti mengenai perilaku seks pranikah penyebab pernikahan dini serta beberapa kasus di Pengadilan Agama tentang Dispensasi Kawin karena Hubungan Luar Nikah.

Di Pengadilan Agama Salatiga mempunyai kebijakan mengenai Dispensasi Kawin karena Hubungan Luar Nikah yaitu Penetapan No. 04/Pdt.P/2005/PA.Sal dan No. 05/Pdt.P/2005/PA.Sal1, terdapat beberapa kasus pernikahan yang terjadi karena hubungan di luar nikah atau pasangan yang telah

1

http://share.pdfonline.com/959619a0c30942fbb5ea6ce4c69eb837/ws4001.pdf, diunduh tanggal 8 Januari 2013 pukul 12.05 WIB.


(5)

melakukan seks pranikah dimana salah satu usia pasangan tersebut masuk dalam kategori remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun dan telah hamil.

Selain itu temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Daru Purnomo dan Seto Herwandito mengenai “Dampak Perkawinan Usia Dini Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga”. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pernikahan dini yang tinggi berkorelasi dengan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) di kalangan remaja. KTD berhubungan dengan pernikahan dini lantaran pernikahan adalah solusi yang terbaik. Dalam hal ini di kalangan remaja telah terjadi perilaku seks pranikah.

Berdasarkan kasus di atas telah menunjukkan bahwa masalah sosial telah terjadi pada kehidupan remaja. Masalah sosial adalah semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat istiadat masyarakat (dan adat istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama) dan situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak (Kartono, 1981). Tingkah laku yang menyebabkan masalah sosial diatas adalah tingkah laku menyimpang. Tingkah laku menyimpang ini biasanya didefinisikan sebagai tingkah laku abnormal yang mempunyai arti tingkah laku yang tidak tepat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya dan tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat (Kartono, 1981). Norma adalah kaidah, aturan pokok, ukuran, kadar atau patokan yang diterima secara utuh oleh masyarakat, guna mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari, agar hidup terasa aman dan menyenangkan (Kartono, 1981). Dahulu masyarakat secara relatif terintegrasi dengan baik, norma-norma untuk mengatur tingkah laku menyimpang itu ada jelas dan tegas. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan adanya globalisasi dengan masuknya bermacam-macam kebudayaan maka yang terjadi norma-norma yang dulu jelas dan tegas sedikit demi sedikit menjadi samar-samar. Sebab. Kebiasaan-kebiasaan, tingkah laku dan sikap hidup yang dirasakan sebagai normal oleh suatu kelompok masyarkat, bisa dianggap sebagao abnormal/menyimpang oleh kelompok masyarakat yang lain. Seperti kasus diatas gaya berpacaran zaman


(6)

31

dahulu dan sekarang yang sangat jauh berbeda. Sekarang berparan selalu diikuti oleh kontak fisik, seperti gandengan tangan, ciuman, bahkan ada yang sampai melakukan seks sebelum menikah yang akhirnya muncullah istilah merried by accident (MBA).


Dokumen yang terkait

Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunungsitoli Tahun 2013

10 70 131

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Perilaku Seks Pranikah Di Kalangan Remaja Kota Surakarta)

1 12 143

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA KOTA SURAKARTA.

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB V

0 6 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga T1 352010007 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Seks Pranikah dalam Berpacaran:studi kasus perilaku seks pranikah di lingkungan remaja di kota Salatiga

0 2 29

Latar Belakang Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja

0 1 4