IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas VIID Semester Gasal SMP Muhammadiya

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC
DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
(PTK pada Siswa Kelas VIID Semester Gasal SMP Muhammadiyah 4
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun oleh:
SIGIT PRASETYO
A 410 100 008

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
(PTK pada Siswa Kelas VIID Semester Gasal SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
Tahun Ajaran 2013/2014)
Sigit Prasetyo1 dan N. Setyaningsih2
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, sigitwatess@gmail.com
2

Staf Pengajar FKIP UMS, ningsetya@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa melalui pendekatan Scientific dengan model Problem Based Learning. Jenis
penelitian, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antar peneliti
dengan guru matematika kelas VIID, yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek
penelitian guru kelas VIID SMP Muhammadiyah 4 Surakarta sebagai pelaku tindakan
siswa yang berjumlah 30 sebagai subjek penerima tindakan. Metode pengumpulan data
yang digunakan pengamatan, wawancara, kajian dokumen dan tes. Teknik analisis data
dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan dan mendiskripsikan data.

Hasil penelitian tindakan kelas, ada peningkatan pemahaman konsep matematika siswa
yang dapat dilihat dari indikator-indikator penelitian: 1) Siswa yang berani menyatakan
ide dan menjawab dengan benar yang semula sebanyak 40,00% menjadi 63,33%; 2)
Siswa yang mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika yang
semula sebanyak 23,33% menjadi 36,67%; 3) Siswa yang mampu memberikan contoh
lain yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan yang semula 33,33% menjadi
46,67%. Dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan Scientific dengan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Kata kunci : Pemahaman konsep matematika, scientific, Problem Based Learning

A.

Pendahuluan
Matematika

merupakan

salah

satu


pelajaran

yang

membantu

dalam

pembentukan pola pikir kritis dan kreatif, akan tetapi banyak siswa tidak mampu
menyelesaikan soal-soal dikarenakan tidak memahami konsep matematika. Menurut
Sarah Crafter (2012: 44) kemampuan pemahaman siswa yang bervariasi berdasar pada
latar belakang budaya orang tua yang berbeda, latar belakang yang berbeda itulah
memerlukan refleksi tersendiri dan dikelola oleh pihak sekolah dan guru saat mengajar
siswa dikelas. Belajar matematika memang memerlukan pemahaman konsep-konsep
secara runtut dan berkesinambungan. Karena konsep matematika saling berkaitan, maka
mengakibatkan keharusan siswa untuk memahami konsep-konsep materi sebelumnya.

Gagne (dalam Ruseffendi, 1991: 157) menyatakan konsep adalah ide abstrak
yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda ke dalam contoh dan non

contoh. Sedangkan Dienes (dalam Ruseffendi, 1991: 157) konsep adalah struktur
matematika yang terdiri dari 3 macam yaitu konsep murni matematika ( pure
mathematical concepts), konsep notasi (notational concepts), dan konsep terapan

(applied concepts).
Sehubungan dengan hal itu menurut Henry Khiat (2010: 1475) pemahaman
konsep merupakan kemampuan untuk memahami bagaimana mendapatkan formula
matematika yang diperoleh. Dengan kata lain, hal ini dengan ditandai pendapat
matematika yang paling dasar dan dibuktikan dengan menggunakan formula
matematika. Para siswa menyatakan dengan menguraikan dugaan dari pemahaman
konsep manakala mereka diminta menjelaskan hal yang menyangkut rumusan formula
matematika yang diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah
Kemampuan sisiwa dalam memahami struktur formula matematika sehingga sisiwa
dapat mengelompokkan benda ke dalam contoh dan non contoh.
Dari hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Muhammadiyah
4 Surakarta, menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa kelas VIID SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta yang berjumlah 30 siswa yang terdiri 19 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan sangat bervariasi. Hasil pengamatan yang di peroleh, Siswa yang
berani menyatakan ide dan menjawab dengan benar sebanyak 12 siswa (40,00 %),
Siswa yang mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika sebanyak

7 siswa (23,33%), Siswa yang mampu memberikan contoh lain yang berhubungan
dengan materi yang dijelaskan sebanyak 10 siswa (33,33%). Rendahnya pemahaman
konsep siswa disebabkan karena pembelajaran guru yang digunakan masih
konvensional, pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak terlibat dalam proses
pembelajaran, pendekatan pembelajaran tidak sesuai dengan materi, penggunaan materi
yang sesuai dengan materi diharapkan menciptakan suasana lebih kondusif dan siswa
lebih berperan aktif.
Banyak sekali penelitian terdahulu tentang pemahaman konsep matematika
siswa, namun masih perlu diadakan beberapa perbaikan. Begitu juga model Problem
Based Learning, yang merupakan pendekatan yang sering dilakukan peneliti

sebelumnya. Poh Chee Lien (2010: 17), Problem based learning akan meningkatkan
pemikiran kritis, belajar langsung secara mandiri, kerja sama, memecahkan masalah dan
memberi alasan untuk terampil. Sedangkan menurut Wood, Diana. 2003: 326,

Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah langkah yang efektif dalam mentransfer
pendidikan bidang kesehatan, keterkaitan, penggabungan progam dan terdapat banyak
kelebihan daripada pembelajaran tradisional. Pendekatan ini pada prinsipnya mencakup
memotivasi siswa. Sedangkan penelitian dengan pendekatan Scientific dalam
pembelajaran matematika belum banyak dilakukan. Hal tersebut disebabkan pendekatan

Scientific merupakan pendekatan yang menunjang kurikulum 2013.

Berdasarkan akar penyebab masalah di atas, alternatif solusi dalam mengatasi
masalah tersebut yaitu melalui pendekatan Scientific dengan model Problem Based
Learning (PBL). Pendekatan Scientific mengedepankan penalaran induktif (inductive
reasoning) yang memandang fenomena untuk kemudian menarik simpulan secara

keseluruhan dan merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Langkah-langkah pendekatan Scientific yaitu mengamati,
menanyakan, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan jawaban terhadap teman yang
lain.
Pendekatan Scientific tersebut di atas harus didukung dengan suatu model
pembelajaran yang dalam penyajiannya dapat diselaraskan proses pendekatan Scientific.
Model pembelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut yaitu model Problem Based
Learning. Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah pembelajaran dalam

pendidikan yang mana masalah sebagai awal dari proses pembelajaran (Erik De Graaff:
2003). Model PBL dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalahmasalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang
diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi

pembelajaran. Dengan begitu, Permasalahan yang diberikan dapat di selesaikan dengan
proses pendekatan Scientific. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa pada kelas VIID semester gasal SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian tersebut,
implemetasi pendekatan Scientific dengan model Problem based Learning dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada kelas VIID semester gasal SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

B.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas, yaitu suatu
penelitian yang berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses
belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif

pemecah masalahnya dan

ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur (Sutama,
2012: 134). Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMP Muhammadiyah 4
Surakarta. Siswa yang peneliti jadikan sebagai subjek penerima tindakan ini, yaitu siswa

kelas VIID. Siswa kelas tersebut berjumlah 30 siswa, terdiri atas 19 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan. Sementara itu guru mata pelajaran matematika yang menjadi
subjek pelaku tindakan ini yaitu Bp. Duta Mahendra P, S.Pd.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kajian
dokumen, tes. Observasi (Suharsimi. dkk, 2007: 127) adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Peneliti melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
matematika SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dan pemahaman konsep matematika
siswa dengan melihat metode yang digunakan guru dalam mengajar dan partisipai siswa
dalam menjawab soal yang diajukan oleh guru. Wawancara yang dilakukan dengan
menanyakan beberapa pertanyaan diataranya: keadaan kelas siswa, jumlah siswa,
metode mengajar yang diterapkan guru, alat atau media pembelajaran yang ada di SMP
Muhammmadiyah 4 Surakarta, Kemampuan pemahaman konsep siswa, hasil belajar
siswa.
Dokumen pada penelitian ini berupa hasil kegiatan siswa saat mengikuti
pembelajaran yang terdapat pada LKS dan saat mengikuti tes. Dokumen tersebut
berfungsi untuk mengetahui kinerja siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tes diberikan
siswa setiap akhir siklus. Kriteria soal Tes yang dibuat disesuaikan dengan indikator
penelitian. Tes tersebut akan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menelaah seluruh data
yang ada dari hasil pengumpulan data dari observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Analisis

melalui

menyeleksi

dan

mengelompokkan

data,

memaparkan

dan

mendiskripsikan data. Proses menyeleksi dengan memilah data dan mengelompokkan
data yang berhubungan dengan indikator yang diteliti kemudian meringkas atau

menguraikan dengan singkat proses pembelajaran pendekatan Scientific dengan model
Problem Based Learning dan pengelolaan data ke arah tujuan penelitian. Hasil

wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika, dianalisis secara deskriftif dan
digunakan untuk melengkapi hasil data yang diperoleh dalam proses observasi. Refleksi
dilakukan guna meyimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan pendekatan
Scientific dengan model Problem Based Learning telah dapat

meningkatkan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VIID SMP Muhammadiyah 4 Surakarta,
mengungkapkan keberhasilan dikarenakan tindakan-tindakan dalam penelitian yang
menyesuaikan keadaan siswa.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk memeriksa validitas data
antara lain adalah Triangulasi (tringulasi metode, triangulasi sumber dan review
informasi kunci. Triangulasi (Bachtiar, 2010: 56) adalah suatu cara mendapatkan data
yang benar-benar absah dengan menggunakan pendekatan metode ganda. Triangulasi
pada penelitian ini menggunakan triangulasi dengan tiga metode pengumpulan data.
Triangulasi metode (Bachtiar, 2010: 57) adalah usaha mencek keabsahan data atau
mencek keabsahan temuan data. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan

menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk membedakan data yang
sama.

C.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas Siklus I dan Siklus II, pemahaman
konsep matematika yang di angkat dalam permasalahan penelitian ini mengalami
peningkatan yang diinginkan. Hasil tindakan Siklus II diperoleh kesepakatan bahwa
tindakan kelas yang diterapkan telah berhasil meningkatkan pemahaman konsep
matematika pada kelas VIID SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Adapun grafik peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dalam proses
pembelajaran matematika sebelum dan setelah dikenai tindakan dapat digambarkan
sebagai berikut:

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa VII D
70.00%

jumlah siswa

60.00%

50.00%
40.00%

A

30.00%

B

20.00%

C

10.00%
0.00%

Sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II

PelaksanaanTindakan

Keterangan :
A = Siswa yang berani menyatakan ide dan menjawab dengan benar
B = Siswa yang mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika
C = Siswa yang mampu memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi
yang dijelaskan

D.

Pembahasan
Pembahasan pada penelitian ini menjelaskan hasil tindakan penelitian yang telah
terlaksana bekerjasama dengan guru. Kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa sebelum diadakan tindakan masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator
pemahaman konsep matematika siswa yang bervariasi. Rendahnya pemahaman konsep
siswa ini disebabkan karena pembelajaran guru yang digunakan masih konvensional,
pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran,
penggunaan materi yang sesuai dengan materi menciptakan suasana lebih kondusif dan
siswa lebih berperan aktif.
Hasil diskusi dan dialog awal dengan guru mata pelajaran matematika
memberikan dorongan terhadap peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran
matematika agar pemahaman konsep matematika siswa dapat lebih baik. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan pendekatan Scientific dengan
model Problem Based Learning. Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu Siswa yang berani menyatakan ide dan menjawab dengan benar, Siswa yang

mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika, dan Siswa yang
mampu memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan.
Proses perbaikan tersebut disepakati dengan mengimplementasikan pendekatan
Scientific dengan model Problem Based Learning.

Setelah mengimplementasikan pendekatan Scientific dengan model Problem
Based Learning diperoleh kesimpulan bahwa secara perlahan pemahaman konsep

matematika siswa dalam menguasai materi yang dijelaskan mengalami peningkatan
dalam setiap tindakan. Siswa semakin memahami satu per satu konsep matematika,
sehingga penerimaan bahan ajar dapat maksimal.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa mengalami peningkatan, terlihat hasil tiap indikator penelitian siklus I
lebih baik dari pada sebelum diadakan tindakan, akan tetapi peningkatan tersebut masih
belum optimal. Refleksi dan evaluasi tindakan kelas I digunakan sebagai kiblat pada
tindakan siklus II dengan harapan pada siklus II dapat lebih baik dan optimal.
Pada siklus II kemampuan pemahaman konsep matematika siswa mengalami
peningkatan yang diharapkan. Hal ini bisa terlihat dari rata-rata setiap indikator
penelitian mengalami peningkatan. Dari sebelum tindakan sampai siklus II, indikator
penelitian selalu mengalami peningkatan.
Hasil tersebut dikarenakan penggunaan pendekatan yang sesuai dengan materi
yang mengaktifkan Siswa dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut didukung oleh
Djoko Apriono (2011) yang menjelaskan bahwa salah satu cara terbaik bagi mahasiswa
untuk belajar adalah mengalami dan menghadapi tantangan permasalahan ilmu
pengetahuan, berpikir kritis, membiasakan bekerjasama dan melakukan tindakan yang
berhubungan dengan usaha untuk memecahkannya. Hal Ini menyiratkan bahwa belajar
sebaiknya berbasis pada masalah nyata di masyarakat.
Data yang terkumpul untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman
konsep matematika siswa dapat dirinci dari beberapa indikator sebagai berikut:
a. Siswa yang berani menyatakan ide dan menjawab dengan benar. Indikator
diamati dari proses pembelajaran berlangsung dan hasil evaluasi siswa.
Pengamatan dilihat dari banyaknya siswa yang berani menjawab saat guru
memberikan pertanyaan dan kemampuan menyelesaikan soal pada tes. Hal ini
dikarenakan pada pendekatan Scientific dengan model Problem Based Learning
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, memberanikan siswa untuk

bertanya sehingga siswa dapat memberikan ide meskipun tidak semuanya
benar.
b. Siswa yang mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika.
Indikator diamati dari proses pembelajaran berlangsung dan hasil evaluasi
siswa. Pengamatan ini dapat diketahui dengan cara kemampuan siswa dalam
merumuskan soal kedalam bentuk matematika dan mempresntasikan konsep
yang dibuat. Hal ini dikarenakan pada pendekatan Scientific dengan model
Problem Based Learning menampilkan permasalahan yang dapat dirumuskan

kedalam

model

matematika

mempresentasikan hasil ide

dan

mendorong

siswa

untuk

yang ada pada otak mereka,

aktif

sehingga

memdahgakan mereka menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan gagasan.
c. Siswa yang mampu memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi
yang dijelaskan. Indikator diamati dari proses pembelajaran berlangsung dan
hasil evaluasi siswa. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan adakah siswa yang dapat memberikan contoh lain setelah guru
menjelaskan soal. Hal ini dikarenakan pada pendekatan Scientific dengan model
Problem Based Learning memudahkan sisiwa dalam mengamati masalah yang

ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dengan mudah memberikan
contoh lain dari permasalahan yang ada.
Dengan keaktifan siswa dalam mengemukakan ide yang diperoleh tersebut
maka sejalan dengan pendapat Henry Khiat (2010) yang menyatakan bahwa siswa
menguraikan dugaan dari pemahaman konsep manakala mereka diminta menjelaskan
hal yang menyangkut rumusan formula matematika yang diperoleh.
Penilaian ini didukung oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh Wood,
Diana F (2003) yaitu pendekatan berbasis masalah adalah sebuah langkah yang efektif
dalam mentransfer pendidikan bidang kesehatan, keterkaitan, penggabungan progam
dan terdapat banyak kelebihan daripada pembelajaran tradisional. Pendekatan ini pada
prinsipnya mencakup memotivasi siswa.
Dari uraian tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini
mendukung diterimanya hipotesis

bahwa proses pembelajaran matematika dengan

mengimplementasikan pendekatan Scientific dengan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIID SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta.

E.

SIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan melalui pendekatan
Scientific dengan model Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan

pemahaman konsep matematika siswa VIID SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dapat
ditarik kesimpulan yaitu melalui pendekatan Scientific dengan model Problem Based
Learning dapat mengaktifkan siswa dalam berdiskusi dan saling mengemukakan ide.

Hal ini dapat terlihat dalam proses pembelajaran terjadi interaksi siswa untuk
mengamati, saling bertanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan hasil belajar
kepada siswa lain. Siswa dapat menemukan berbagai kesimpulan materi sendiri dan
disempurnakan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa.
Peningkatan pemahaman konsep matemnatika siswa dapat dilihat dari indikator sebagai
berikut:
1. Siswa yang berani menyatakan ide dan menjawab dengan benar yang semula
sebanyak 40,00% menjadi 63,33%
2. Siswa yang mampu merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika
yang semula sebanyak 23,33% menjadi 36,67%.
3. Siswa yang mampu memberikan contoh lain yang berhubungan dengan materi
yang dijelaskan yang semula 33,33% menjadi 46,67%.
Kesimpulan di atas dapat memberi pengertian bahwa pendekatan Scientific dengan
model Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Faktor yang mendukung peningkatan pemahaman konsep matematika yaitu

adanya

keberanian siswa menyatakan ide dan menjawab dengan benar, kemampuan siswa
merumuskan konsep ke dalam bentuk model matematika, kemampuan siswa memberikan
contoh lain yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan.

F.

DAFTAR PUSTAKA

Crafter, Sarah. 2011. Parental cultural models and resources for understanding
mathematical achievement in culturally diverse school settings . Educ Stud Math
2012) 81:31–46.DOI 10.1007/s10649-011-9359-5.
Erik De Graaff. 2003. Characteristics of Problem Based Learning .Int Engng Ed. Vol.00,
No.0, pp.000-000. Delft University of Technology , The Netherland: Great Britain
Arikunto, Suharmini dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Bachri, Bachtiar. 2010. “Menyakinkian Validitas Data melalui triangulasi pada penelitian
Kulaitatif”. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10 No.1. April 2010 (46-62).
_________. 2013. Konsep Pendekatan Scientific dalam rangka implementasi kurikulum
2013. Diklat guru. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif, Kualitatif, PTK, R, & D .
Surakarta: Fairuz Media.
Apriono, Djoko. 2011. Problem Based Learning (Pbl) : Definisi, Karakteristik, Dan
Implementasi dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Prospektus, Tahun IX
Nomor 1, April 2011, 11-17.
Henry Khiat. 2010. A Grounded Theory Approach: Conceptions of Understanding in
Engineering Mathematics Learning . Volume 15 Number 6 November 2010 14591488. Singapore Polytechnic, Singapura: The Qualitative Report.
Wood, Diana F, 2003. Problem Based Learning. British Medical Journal.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika Untuk Mneingkatkan CBSA. Tarsito: Bandung.
Wood, Diana F, 2003. Problem Based Learning. British Medical Journal..
Poh Chee Lien. 2010. Learning From Problem-Based Learning In A Web-Based
Environment: A Systematic Review. Institute of mental Health, Singapore: A
republic Polytechnic Publication

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 10 136

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Lingkungan

1 8 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Sekampung Udik Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 9 56

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius 2 Bandarlampung Semester Genap T.P. 2014/2015)

0 6 57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

0 2 5

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP

0 0 15

PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MODEL PROJECT BASED LEARNING DI SMK

0 6 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 13