ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

ANALIS
ISIS PENGARUH PAJAK DAN
N RETRIBUSI DAERAH
TER
ERHADAP PENDAPATAN ASL
SLI DAERAH (PAD)
DI SURAKARTA
SU
JAWA TENGAH
AH TAHUN 1991-2012

ARTIKEL PUBLI
LIKASI

Di Susun oleh:
eh:
DWI SETYANINGR
GRUM
B 300 100 002
02


FAKULTAS EKONOMII D
DAN BISNIS
UNI
NIVERSITAS MUHAMMADIY
IYAH SURAKARTA
2014
i

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
DI SURAKARTA JAWA TENGAH TAHUN 1991-2012

Dwi Setyaningrum
B 300 100 002
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak : Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Pajak dan Retribusi
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Surakarta Jawa Tengah Tahun
1991-2012”. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh pajak daerah, retribusi

daerah, produk domestik regional bruto, dan pengeluaran pemerintah terhadap
pendapatan asli daerah di kota Surakarta tahun 1991-2012. Variabelnya meliputi
pendapatan asli daerah sebagai variabel dependen, sedangkan pajak daerah, retribusi
daerah, produk domestik regional bruto, dan pengeluaran pemerintah sebagai
variabel independen.
Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) yang diperoleh dari
badan pusat statistik (BPS) yang diolah dengan menggunakan analisis regresi
berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Guna menguji kevaliditasan
model maka dilakukan pengujian yaitu uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji spesifikasi model (uji
ramsey-riset), uji kebaikan model (uji f), uji validitas pengaruh (uji t), dan uji
koefisien determinasi. Dari analisis data menunjukkan bahwa secara keseluruhan
semuanya memiliki pengaruh yang signifikan namun ada beberapa variabel yang
tidak berpengaruh yaitu produk domestik regional bruto (PDRB)
Dari hasil tersebut, penulis menyarankan pemerintah harus lebih berhati-hati
dalam menentukan kebijakan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah agar lebih
maksimal lagi, dan untuk warga masyarakat umum diharapkan bisa menjadi warga
negara yang baik dengan cara membayar pajak tepat waktu dan membayar retribusi
sesuai dengan tarif yang berlaku atau yang telah ditentukan oleh PERDA.
Keyword : Pendapatan asli daerah (PAD),

Ordinary Least Square (OLS)

iii

Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional 2000-2004, bahwa program penataan pengelolaan
keuangan daerah ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan pemerintah

daerah dalam pengelolaan keuangan daerah secara profesional, efisien,
transparan dan bertanggung jawab. Sasaran yang ingin dicapai adalah semakin
meningkatnya proporsi pendapatan asli daerah secara signifikan dalam
pembiayaan bagi kegiatan pelayanan masyarakat dan pembangunan

Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan
daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam
pengembangan

daerah

sudah

barang

tentu

dibutuhkan

peningkatan

pendayagunaan, potensi daerah secara optimal. Undang-undang No. 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi
pengembangan otonomi daerah di Indonesia.

Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut UU No.25 Tahun
1999 adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber-sumber yang dapat digali
dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan terdiri dari hasil pajak daerah,
hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
Telah diketahui bahwa pemerintah daerah terdiri dari pemerintah propinsi
dan pemerintah kabupaten/kota seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 di mana tidak dikenal lagi pembagian daerah sebagai
daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Pemerintah daerah hanya dibedakan
menjadi daerah propinsi dan daerah kabupaten/kota, tidak ada lagi daerah
kotamadya. Seperti halnya dengan pemerintah pusat yang menarik pajak untuk
membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak untuk

1

membiayai kegiatan pemerintah daerah, di samping sumber-sumber pendapatan
lainnya.

Pendapatan daerah dapat berasal dari pendapatan asli daerah sendiri,
pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah,
dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang syah. Pendapatan asli
daerah terdiri dari pajak dan retribusi daerah, keuntungan perusahaan milik
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah. Adapun yang dimaksud dengan pajak daerah hampir tidak ada bedanya
dengan pengertian pajak pada umumnya yaitu merupakan iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah (daerah) tanpa
balas jasa langsung yang dapat ditunjuk, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerimaan dari pajak ini
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
daerah.
Jenis-jenis pajak daerah yang menjadi sumber pendapatan pemerintah
tingkat propinsi adalah :
1. Pajak kendaraan bermotor
2. Bea balik nama kendaraan bermotor
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
Jenis-jenis pajak daerah yang menjadi sumber pendapatan pemerintah

tingkat kabupaten/kota adalah :
1. Pajak hotel dan restoran
2. Pajak hiburan
3. Pajak reklame
4. Pajak penerangan jalan
5. Pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian golongan C
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan gambaran potensi
keuangan daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan reribusi
daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka

2

daerah dapat menggali potensi dari berbagai sektor yang terkait dengan
retribusi. Pemerintah menyadari bahwa sektor pajak dan retribusi daerah
merupakan sektor penyumbang terbesar dalam peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Menurut Robinson Tarigan (2004:63) Pajak yang dipungut dari
masyarakat terbagi atas pajak yang dipungut pemerintah pusat, pajak yang
dipungut oleh pemerintah propinsi, dan pajak yang dipungut pemerintah kota
atau kabupaten.
Dalam perekonomian ada beberapa indikator yang digunakan untuk

menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan daerah salah
satunya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kondisi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di wilayah Surakarta dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang
berarti. Pada tahun 2005 sebesar 62,6 milyar, dan terus meningkat menjadi
96,1 milyar pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2012 bahkan lebih besar
dari tahun sebelumnya dan merupakan angka yang sangat besar kenaikannya
yaitu sebesar 231,6 milyar.
Sedangkan penerimaan pajak dan retribusi daerah Surakarta juga
mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari penerimaan pajak daerah pada
tahun 2006 sebesar 35,7 milyar dan naik menjadi 61,6 milyar pada tahun 2010.
Kenaikan ini juga terlihat pada penerimaan reribusi daerah yang mengalami
kenaikan dari 28,5 milyar pada tahun 2006 menjadi 41,5 milyar pada tahun
2010 (BPS Surakarta 2006-2012). Dari gambaran tersebut, penelitian ini akan
meneliti Analisis Pengaruh Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap PAD di
Surakarta dari tahun 1991-2012.
2.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pajak daerah
(PD), retribusi daerah (RD), produk domestik regional bruto (PDRB), dan

pengeluaran pemerintah (PP) berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di
kota surakarta tahun 1991-2012.

3

TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pembangunan Daerah
Indonesia adalah negara berkembang dalam pelaksanaan pembangunan
tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,
terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini
berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari suatu

keadaan atau

kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik,
dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa (Siagian,1985:12).
2.


Pembangunan Ekonomi Daerah
Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu untuk menjelaskan
pembangunan ekonomi suatu daerah secara komprehensif. Namun demikian,
ada beberapa teori yang secara parsial yang dapat membantu kita untuk
memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakekatnya, inti
dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan yang berkisar
tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori
yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
suatu daerah tertentu (Arsyad, 1999).

3.

Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah Pendapatan semua hak daerah

yang

diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu
(UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah

berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang
berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain
pendapatan yang sah.
4.

Pajak Daerah
Adapun yang dimaksud dengan pajak daerah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemeintah
daerah dan pembangunan daerah (PP.65/2001:Ps.1). Pajak daerah dapat disebut

4

pula pajak regional ialah pungutan-pungutan yang dikutip oleh pemerintah
regional dengan kewenangan hukum yang manapun (Davey, 1988;30)
5.

Retribusi Daerah
Yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
(M.Suparmoko,2002). Sedangkan menurut Abdul Halim (2004:121)”Retribusi
dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
akibat adanya kontraprestasi yang diberikan oleh Pemda tersebut didasarkan aas
prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda didasarkan atas peraturan yang
berlaku”.

6.

Produk domestik regional bruto (PDRB)
Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2008:8) yaitu jumlah
nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah
atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

7.

Pengeluaran Pemerintah
Dalam

penggunaannya,

belanja

daerah

dipriorotaskan

untuk

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan perundangan.(Abdul Halim 2014, 227).
METODE PENELITIAN
1.

Regresi linier berganda
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan
mengevaluasi hubungan antara suatu peubah bebas (independent variabel)
dengan satu peubah tak bebas (dependent variabel) dengan tujuan untuk
mengestimasi atau meramalkan nilai peubah tak bebas didasakan pada nilai
peubah bebas yang diketahui (Gujarati,1999)
Untuk menguji pengaruh penerimaan pajak daerah, retribusi daerah,
PDRB,dan pengeluaran pemerintah digunakan analisis Regresi Linier Berganda

5

dengan metode OLS (Ordinary Least Square) menggunakan model awal yang
telah

ditetapkan

kemudian

diuji

terhadap

kemungkinan

terjadinya

multikolinieritas.
Model penelitian ini diformulasikan hubungan atau fungsi sebagai berikut:
PADt = β0 +β1PDRB+ β2PDt+β3ReDt+β4PPt+ Ut
2.

Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam penelitian
tersebut baik atau tidak dan apakah penelitian ini valid atau tidak, maka
dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi.

3.

Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey-Reset)
Untuk menguji asumsi CLRM tentang linearitas model, sehingga sering
disebut juga sebagai linearitas model. Pada penelitian ini digunakan uji Romsey
Reset yang terkenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau
general test of specification error.

4.

Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan uji t. Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
secara dua sisi (two tail)

5.

Uji Kebaikan Model (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis
atau tidak

6.

Uji Determinasi (R 2 )
Nilai koefisien determinasi R

2

menunjukkan prosentase total variasi

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model.

ANALISIS HASIL PENELITIAN
1.

Regresi linier berganda
Hasil estimasi berdasarkan perilaku data time series dengan pendekatan
model analisis regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary

6

Least Square (OLS). Pengeolahan data menggunakan program komputer
Eviews. Pembahasan dan analisis menggunakan uji secara statistik maupun
secara ekonometri. Hasil analisis regresi tersebut apabila ditulis dalam bentuk
persamaan linier menjadi:
PADt = β0 +β1PDt+ β2ReDt+β3PDRBt+β4PPt+ Ut
PADt=(8.99000000)+(1,045012)

PD+(1,004483)

RED -

(1199.460)

PDRB+(0.025201) PP+ Ut
Keterangan :
α
2.

: 0,01

Uji asumsi klasik
a.

Multikolinieritas
Dari hasil Uji Multikolinieritas dengan menggunakan Uji Klien
didapatkan hasil sebagai berikut:
R2

= 0,999076

R21

= 0,849389

R22

= 0,965513

R23

= 0,978744

R24

= 0,971228

Dari hasil perhitungan diatas tidak terdapat Ri2 < R2. Dengan demikian
berdasarkan hasil Uji Klein tidak ditemui masalah multikolinearitas yang
serius pada model statistik terpilih.
b.

Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode Jarque Bera. Nilai χ²hitung 0,082526 ≤ 0,01sehingga H0
diterima.Kesimpulan : Distribusi Ut normal (hipotesis Null : distribusi
normal diterima)

c.

Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas

yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji white. Jika 0,0821 < 0,01 maka H0 diterima berarti
tidak ada masalah heteroskedatisitas dalam model.

7

d.

Autokorelasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan Durbin
Watson Test. Nilai DW hitung0,0192 > 0,01 Kesimpulan : H0 diterima
artinya tidak terjadi autokolerasi pada pengujian model

3.Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey-Reset)
Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi
CLRM tentang linearitas model, jika 0, 0702> 0,01 sehingga H0 diterima
Kesimpulan : model yang digunakan linier (spesifikasi model benar)
4. Uji Kebaikan Model (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis
atau tidak, jika Nilai signifikan statistik F sebesar 0,000 < 0,01, Ho ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai eksis sehingga dengan
demikian variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, PDRB,Pengeluaran
Pemerintah

secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Surakarta.
5. Uji validitas pengaruh (Uji t)
Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi (two
tail).
-

Variabel Pajak Daerah
Pada pengujian t menunjukkan bahwa signifikan ti sebesar 0,000 >
0,01 maka Ho ditolak. Kesimpulan: Variabel Pajak Daerah memiliki
pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta
dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.

-

Variabel Retribusi Daerah
Pada pengujian t menunjukkan signifikan ti sebesar 0,000 < 0,01 maka
jadi Ho ditolak. Kesimpulan: Variabel Retribusi Daerah memiliki
pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta
dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.

8

-

Variabel Produk Domestik Regional Bruto
Pada pengujian t menunjukkan signifikan ti sebesar 0,1746 > 0,01
maka

Ho diterima. Kesimpulan: Variabel PDRB Perkapita tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Surakarta dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.
-

Variabel Pengeluaran Pemerintah
Pada pengujian t menunjukkan signifikan ti sebesar 0,0027 > 0,01
maka Ho ditolak. Kesimpulan: Variabel Pengangguran

memiliki

pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta
dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.
6.Uji Determinasi
Koefisien determinasi menyatakan proporsi atau presentasi tata varian
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Nilai
R2 terletak antara 0 dan 1, jika R2, berarti garis regresi tersebut menjelaskan
100% variasi atau proporsi dan variabel dependen. Dari hasil estimasi
persamaan tersebut besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,999 Artinya
99,9% variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa regresi berganda dengan metode Ordinary Least
Square (OLS) tentang pengaruh variabel Pajak daerah, Retribusi Daerah, PDRB,
dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pendapatan Asli Daerah, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
-

Berdasarkan Hasil pengujian asumsi klasik untuk uji multikolinieritas bahwa
variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, PDRB, dan Pengeluaran
Pemerintah tidak ditemukannya adanya masalah multikolinieritas . Untuk
uji heteroskedastisitas tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas
dalam model. Dalam uji autokorelasi juga tidak ditemukan terdapat
autokorelasi. Pada uji normalitas data berdistribusi normal.

-

Uji kebaikan model, pada uji F menunjukkan model yang digunakan eksis,
sehingga dengan demikian Pajak daerah, Retribusi Daerah, PDRB, dan

9

Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap paendapatan asli daerah Kota
Surakarta
-

Dari hasil uji validitas pengaruh (Uji t), diketahui bahwa variabel Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, dan Pengeluran Pemerintah memiliki pengaruh
signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota
Surakarta. Sedangkan variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah di Kota Surakarta.

-

Uji

kebaikan

model,

pada

R2

(Koefisien

Determinasi

Majemuk)

menunjukkan variasi peningkatan PAD tahun 1991 – 2012 dapat dijelaskan
oleh variasi variabel Pajak daerah, Retribusi Daerah, PDRB, dan
Pengeluaran Pemerintah dalam model statistik.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Dina.2010.”Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah(Studi Empiris Pada
Propinsi Bengkulu)”.Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anonim. Undang-undang No.25 Tahun 1999 Tentang Pendapatan Asli Daerah.
Anonim.1999.Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Pasal 79 Tentang Keuangan
Daerah.
Anonim.2004.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Anonim.Undang-undang No.25 tahun 2000 tentang”Program Pembangunan
Nasional Tahun 2000-2004”.
Badan Pusat Statistik.”Surakarta Dalam Angka”.Surakarta.
Davey, K.J.1998, Pembiayaan Pemerintah Daerah, Penerjemah: Amanullah, dkk
UI-Press, Jakarta.
Devas, Nick, Brian Binder, Anne Both, Kenneth Davey.1989, Keuangan Pemerintah
Daerah di Indonesia, Penerjemah : Masri Maris, Ui-Press, Jakarta.
Gujarati.2004.”Ekonometrika Dasar”.Jakarta: Erlangga.

10

Koswara, E.2000. Menyongsong Pelaksanaan Otonomi daerah Berdasarkan Undangundang Nomor 22 Tahun 1999: Suatu Talahan dan Menyangkut Kebijakan 1Pelaksanaan dan Kompleksitasnya, CSIS XXIX No.1,51-52.Jakarta.
Kurniawan, Septian Dwi.2010.”Pengaruh Penerimaan Pajak Dan Retribusi Daerah
Terhadap
Peningkatan
Pendapatan
Asli
Daerah
Di
kab.
Ponorogo”.Skripsi:Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana
malik Ibrahim Malang.
Mangkoesoebroto
Yogyakarta.

Guritno.1994.”Ekonomi

Publik”.Edisi3.Yogyakarta:BPFE-

Miyasto.1998.Reformasi Pajak dan Retribusi Daerah,Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Politik, Vol.2(4),Oktober, hlm.71-84.
Munawir Slamet.1998.”Perpajakan”.Edisi1.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.
Musgrave, Richard A, and Peggy B.Musgrave, 1993. Keuangan Negara – Dalam
Teori dan Praktek, Edisi kelima, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, dkk. Erlangga,
Jakarta.
Nugroho Hendri.2012.”Analisis Pengaruh Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kab.Sleman 1989-2009”.Skripsi:Fakultas Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nugroho, Riant.2000. Otonomi Desentralisasi Tanpa Revolusi, Kajian dan Kritik
atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia, PT. Elek Media
Komputindo,Jakarta.
Setyawan, Adhi.2012.”Analisis Pengaruh Retribusi Parkir KendaraanTerhadap
Pendapatan Asli Daerah(PAD) Di Kota Surakarta Tahun 19902010”.Skripsi:Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakara.
Sufraeni, Dewi.2010.”Tinjauan Atas Efektifitas Pajak Parkir dan Kontribusinya
Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan
Daerah Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung”.Skripsi:Fakultas
Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Sukirno, Sadono.2008.”Makroekonomi Teori Pengantar”Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada-Jakarta.
Suparmoko,M.2000.”Keuangan Negara dalam
5.Yogyakarta.BPFE-YOGYAKARTA.

teori

dan

praktek”edisi

Suparmoko,M.2002.”Ekonomi Publik Untuk Keuangan
Daerah”edisi 1.Yogyakarta;Andi Yogyakarta.

dan

Pembangunan

11

Sutrisno.2002.”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak
Daerah Kab.Semarang”.Tesis.Program PascaSarjana Magister Ilmu Ekonomi
Dan Studi Pembangunan.Universitas Diponegoro.
Utomo,
Yuni
Prihadi.2012.”Buku
Praktek
komputer
Statistik
2
Eviews”.Surakarta:Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widayat, Wahyu.1994.”Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah Sebagai Kekuatan
Ekonomi Daerah”,Jurnal Akuntansi dan Manajemen, STIE-YKPN,Vol.VI,2347,Yogyakarta.

12

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Belanja Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir

7 105 84

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Peranan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Pematang Siantar sesudah otonomi daerah.

9 104 90

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Analisis pengaruh penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD); studi empiris pada Propinsi Bengkulu

12 81 98

Kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten dan kota di Indonesia tahun 2006-2010

0 5 0

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak dan Retribusi Daerah Terhada Pendapatan Asli Daerah (PAD)KabupatenN Sleman Periode 1989 – 2009.

0 1 13