IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Dan Hasil Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tah

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI
ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN

KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN
HASIL BELAJAR SISWA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
ENI NUR CAHYANTI
A 410 100 134

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


UNMRSI TAS MLI HAMMADI YAⅡ SI 「RAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN I LMU PENDDI KAN
J l . A. Yani Tr ol l l ol POS I Pabel an, 陥 r t asur a Tel p. ( 0271) 717417 Fax。

Webst t e: ht t p: / / ― woumscac. i d

715448 Sur akar t a 57102

Emai l : ums@umS・ ac. i d

Surat Persetuiuaq Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir

Narna
NIP/

NIK

: Dra.
:


NIIC

:

Nining Setyaningpih, M. Sl
403

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:

Nal na

El l i Nur Cabyant i

NI M

A410100134

PЮgr am St udi


Pendi di kal l PI at emat i ka

Judul

skripsi

STRATEGI

:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN

ROツ



σ

ttθ


EXα Et t NGE

UNTUK MENI NGKATKAN

KOMUNI KASI MATEPI ATI KA DAN ⅡASI L BELAJ AR SI SWA

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan'

Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Su] J α

l tL

J anuar i 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirohmanirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama

: Eni Nur Cahyanti

NIM

: A 410 100 134

Fakultas/ Jurusan

: FKIP/ Pendidikan Matematika

Jenis


: Skripsi

Judul

:

IMPLEMENTASI

PENDEKATAN

KONTEKSTUAL

DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE
UNTUK

MENINGKATKAN

KOMUNIKASI

MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Pada

Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun
2013/ 2014)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa
perlu memintan ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/
pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Surakarta,
Februari 2014
Yang menyatakan

(Eni Nur Cahyanti)


IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI
ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN
HASIL BELAJAR SISWA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII B di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
Tahun 2013/2014)
Oleh
Eni Nur Cahyanti 1 dan N. Setyaningsih2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, encymoeslimah@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar UMS, ningsetya@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan, meningkatkan komunikasi matematika dan hasil
belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange. Jenis penelitian, penelitian tindakan kelas. Subyek, siswa
SMP. Jumlah siswa 33. Metode pengumpulan data, observasi, catatan lapangan,
metode tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan
analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi

matematika dan hasil belajar melalui pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange dapat dilihat dari indikator : (1) kemampuan dalam
membaca wacana matematika sebelum tindakan 18,18% dan setelah tindakan
87,88%, (2) kemampuan mengembangkan bahasa dan simbol matematika,
sebelum tindakan 15,15% dan setelah tindakan 84,85%, (3) kemampuan siswa
merumuskan dan memecahkan masalah sebelum tindakan 12,12 dan setelah
tindakan 81,82%, (4) siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM ≥ 73 sebelum
tindakan 36,36% setelah tindakan 84,85%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
implementasi pendekatan Kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange
dapat meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

Kata kunci : komunikasi, hasil belajar , kontekstual, Rotating Trio Exchange
PENDAHULUAN
Kemampuan

komunikasi

sangat


penting

dimiliki

siswa

untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap kegunaan matematika. Komunikasi
yang terjalin dengan baik di kelas, tentunya mempengaruhi hasil belajar dari
siswa. Komunikasi dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep abstrak
matematika. Hal ini mengingat bahwa komunikasi dapat mendorong pengetahuan
siswa atas sejumlah keadaan, gambar-gambar, objek-objek dengan pemberian
1

2

laporan lisan melalui keterangan-keterangan, diagram, dan tulisan melalui simbolsimbol matematika sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut.
Proses komunikasi yang baik akan berpotensi dalam memicu siswa untuk
mengembangkan ide-ide dan membangun pengetahuan matematikanya.

Komunikasi matematika menurut Herdry (2010) dapat diartikan sebagai
suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui
peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana
terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika
yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian
suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas
adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun
tertulis.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti
serta dapat digunakan untuk komunikasi dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bilangan. Komunikasi matematika terdiri dari komunikasi
tertulis dan lisan. Komunikasi dalam bentuk tertulis dapat dilihat dengan
penggunaan kata-kata, simbol, tabel, diagram dan lainnya yang menunjukkan
hasil pemikiran siswa untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan
komunikasi lisan dapat berupa percakapan interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru yang dapat dilihat dari berjalannya sebuah diskusi. Guru juga terlibat
dalam komunikasi matematika siswa maka siswa dengan mudah dapat memahami
pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di kelas VIII B SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta yang berjumlah 33 siswa menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematika rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi
matematika dapat dilihat beberapa aspek, yaitu : kemampuan siswa dalam
membaca

wacana

matematika

sebesar

18,18%,

kemampuan

siswa

mengembangkan bahasa dan simbol matematika sebesar 15,15%, kemampuan
siswa merumuskan dan memecahkan masalah sebesar 12,12%. Sehingga dapat

3

dipungkiri dengan rendahnya kemampuan komunikasi peserta didik maka hasil
belajarnya peserta didik belum mencapai harapan. Sedangkan ketuntasan belajar
siswa yang mencapai KKM ≥ 73 sebesar 36,36%. Dengan kata lain, berdasarkan
penilaian per indikator komunikasi matematika siswa di sekolah tersebut
diperoleh hasil kemampuan komunikasi matematika siswa tergolong masih rendah
yakni sebesar 15,15%.
Permasalahan tersebut dapat diatasi melalui pendekatan kontekstual yang
dikolaborasikan dengan strategi Rotating Trio Exchange sehingga siswa mudah
untuk memahami materi dipelajari. Pendekatan kontekstual menekankan pada
penggunaan permasalahan sehari-hari siswa maka siswa dengan mudah
membayangkan permasalahan-permasalahan dalam materi.
Pendekatan kontekstual ini dapat dikolaborasikan dengan strategi
Rotating Trio Exchange. Stratrgi Rotating Trio Exchange merupakan salah satu

pembelajaran aktif dengan teknik pengelompokan, dimana anggota-anggota
kelompoknya tidak tetap. Seperti yang dikemukan oleh Silberman (2009: 81)
Rotating

Trio

Exchange

merupakan cara terperinci bagi siswa untuk

mendiskusikan permasalahan dengan sebagian teman sekelas mereka.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian mengenai implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange pada kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1
Muhammadiyah 1 Surakarta untuk meningkatkan komunikasi matematika dan
hasil belajar siswa. Penelitian ini memiliki tujuan yang terdiri dari tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu meningkatkan komunikasi matematika dan
hasil belajar siswa. Sedangkan tujuan khususnya yaitu Mendeskripsikan
peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa pada kelas VIII B
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta melalui pendekatan kontekstual dengan strategi
pembelajaran Rotating Trio Exchange.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan
di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Pelaksanaan penelitian ini dimulai tanggal

4

4 November 2013 sampai dengan 16 November 2013. Siswa yang menjadi subjek
penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B yang berjumlah 33 orang, terdiri dari
20 siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Sedangkan yang menjadi
subjek dalam memberikan tindakan adalah guru matematika kelas VIII B yaitu ibu
Erwin Kurniati, S.Pd.
Dalam penelitian ini, metode untuk mengumpulkan data dibedakan
menjadi sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah peneliti
beserta guru matematika yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima
tindakan dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange, serta peneliti mengamati jalannya tindakan yaitu adanya

peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Sedangkan data
sekunder berupa data dokumentasi yaitu berupa daftar hadir siswa, lembar
pengamatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa, catatan lapangan,
pedoman observasi, foto, dan yang lainnya.
Data yang diperoleh adalah berupa hasil wawancara, observasi, catatan
lapangan, dan hasil tes yang setelah tindakan kemudian dianalisis. Teknik analisis
data yang dilakukan, yaitu: 1) reduksi data yaitu proses seleksi, menentukan
fokus, menyederhanakan, meringkas, mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan, 2) beberan (display) data adalah rakitan informasi,
deskripsi tertata rapi dalam bentuk narasi tersusun secara secara interaktif, 3)
penarikan kesimpulan dilakukan bertahap, dari kumpulan makna setiap
dilakukannya tindakan sehingga menghasilkan kesimpulan sementara, kemudian
diadakan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara
berdiskusi dan menyimpulkan bersama guru matematika yang bersangkutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan hasil
belajar siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta mengalami
peningkatan setiap siklusnya. Penerapan pembelajaran dalam penelitian ini
didasarkan pada pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange. Dengan implementasi pendekatan kontekstual dan

5

strategi RTE dari pertemuan pertama siklus I sampai berakhirnya tindakan
pertemuan kedua siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
indikator-indikator berikut: kemampuan dalam membaca wacana matematika,
kemampuan mengembangkan bahasa dan simbol matematika, kemampuan
merumuskan dan memecahkan masalah, serta kemampuan hasil belajar yang
mencapai KKM ≥ 73.
Berdasarkan tindakan dari siklus I sampai akhir siklus II, permasalahan
yang menjadi pokok pembahasan adalah permasalahan mengenai komunikasi
matematika dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian terdapat pada siklus II
diperoleh kesimpulan bahwa hasil tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan
komunikasi

matematika dan hasil

belajar

siswa kelas

VIII

B SMP

Muhammadiyah 1 Surakarta. Prosentase kemampuan komunikasi matematika
sebelum tindakan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kemampuan siswa
dalam membaca wacana matematika sebesar 18,18% (6 siswa), kemampuan siswa
mengembangkan bahasa dan simbol matematika sebesar 15,15% (5 siswa),
kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah sebesar 12,12% (4
siswa), pencapaian ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 73 sebesar
36,36% (12 siswa).
Data hasil peningkatan komuniaksi matematika dan hasil belajar siswa
melalui pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange pada
siklus I dapat dilihat dari indikator yaitu kemampuan siswa dalam membaca
wacana matematika 68,75% (22 siswa), kemampuan siswa mengembangkan
bahasa dan simbol matematika 37,50% (12 siswa), kemampuan siswa
merumuskan dan memecahkan masalah 62,50% (20 siswa), dan hasil belajar
siswa mencapai KKM ≥ 73 61,29 % (19 siswa). Pada siklus II, kemampuan siswa
dalam membaca wacana matematika 87,88% (29 siswa), kemampuan siswa
mengembangkan bahasa dan simbol matematika 84,85% (28 siswa), kemampuan
siswa merumuskan dan memecahkan masalah 81,82% (27 siswa), dan hasil
belajar siswa mencapai KKM ≥ 73 84,85 % (28 siswa).

6

Hasil tindakan dapat ditunjukkan pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 1
Data peningkatan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa

Indikator Komunikasi Siswa

Pra
Siklus

Siklus
I

Siklus
II

Kemampuan siswa dalam
membaca wacana matematika

6 siswa
22 siswa 29 siswa
(18,18%) (68,75%) (87,88%)

Kemampuan siswa
mengembangkan bahasa dan
simbol matematika

5 siswa
12 siswa 28 siswa
(15,15%) (37,50%) (84,85%)

Kemampuan siswa merumuskan
dan memecahkan masalah

4 siswa 20 siswa
(12,12%) (62,50%)

27 siswa
(81,82%)

Pencapaian batas KKM ≥ 73

12 siswa 19 siswa
(36,36%) (61,29 %)

28 siswa
(84,85%)

100,00%
90,00%
Kemampuan siswa dalam
membaca wacana
matematika

80,00%
70,00%

Kemampuan siswa
mengembangkan bahasa
dan simbol matematika

60,00%
50,00%

Kemampuan siswa
merumuskan dan
memecahkan masalah

40,00%
30,00%

Pen apaian atas KKM ≥
73

20,00%
10,00%
0,00%
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Grafik 1
Data peningkatan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa

7

Proses pembelajaran pada penelitian ini diawali dengan pemberian
permasalahan kontekstual sesuai dengan materi dipelajari, selanjutnya siswa
dibentuk kelompok trio sesuai dengan aturan strategi RTE, siswa diberi
permasalahan kontekstual untuk diselesaikan secara diskusi dengan kelompok
masing-masing, siswa melakukan perputaran setiap permasalahan baru yang
diberikan guru, permasalahan yang diberikan berkaitan dengan materi SPLDV,
kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sehingga suasana
kelas komunikatif dengan antusiasme siswa dalam bertanya maupun menanggapi
hasil diskusi bersama.
Kemampuan komunikasi matematika yang baik, sangat diperlukan untuk
siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini didukung penelitian
Joana Lepeikience (2009) yang mengatakan bahwa konsep komunikasi
matematika digunakan dalam berbagai aspek dan tingkat. Kurikulum termasuk
aspek utama komunikasi matematika yang mengintegrasikan semua mata
pelajaran teknologi penting yang menjamin pendidikan yang inovatif dari
matematika kontemporer dan guru matematika.
Komunikasi matematika sangat penting untuk membangun suatu
komunitas matematis melalui jalur komunikasi terbuka di dalam kelas. Pada
komunikasi matematika terdapat beberapa unsur didalamnya. Hal ini didukung
dalam penelitian Wahid Umar (2012), menyatakan bahwa kemampuan
komunikasi matematika mencakup dua hal yakni kemampuan siswa menggunakan
matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika), dan kemampuan siswa
mengkomunikasikan matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang harus
disampaikan.
Leigh N. Wood (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam
pembelajaran dengan model treffinger dapat mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematika. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
berbicara baik dalam bertanya, berpendapat maupun memberi respon.
Kemampuan siswa dalam berbicara semakin lancar dan baik maka semakin
bermakna pula proses pembelajaran matematika tersebut.

8

Implementasi pendekatan ataupun strategi pembelajaran pada proses
pembelajaran matematika dalam kelas akan mempengaruhi hasil belajar yang
diperoleh. Hal ini diperkuat dengan penelitian Paul Andrew Johnson (2011) yang
menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran aktif
hasilnya secara signifikan lebih tinggi dari pada pembelajaran yang hanya
mengacu pada buku.
Dalam penerapan pendekatan kontekstual pada proses pembelajaran
matematika dapat mendukung tercapainya komunikasi matematika yang efektif.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Per Nilsson & Andreas Ryve (2010)
menyatakan bahwa keadaan di mana siswa mengontekstualisasikan peristiwa
terdapat dalam pembelajaran, dapat membantu dalam mengatur pemikiran kita
tentang keefektifan komunikasi matematika dalam kegiatan berdiskusi.
Gatut, Iswahyudi, 2006, dalam penelitian ini menyatakan perangkat
pembelajaran implementasi panduan polya dengan pendekatan kontekstual pada
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal tersebut
bermakna bahwa pendekatan kontekstual sangat sesuai diimplementasikan pada
proses pembelajaran matematika sehingga siswa akan mudah untuk memahami
konsep matematika karena siswa mengaitkan permasalahan yang dekat dengan
kehidupan mereka alami.
Pada proses pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual
membuat siswa bersikap terbuka, saling berbagi pengalamn sehingga komunikasi
antar siswa akan berjalan dengan baik. Hal ini didukung penelitian Ali Syahbana
(2012) yang menyatakan dengan menerapkan mata pelajaran matematika ke
dalam tugas-tugas dan masalah yang mereka alami, sedikit demi sedikit akan
membangkitkan kebiasaan berpikir dengan baik, berpikiran terbuka, berpikir
sebelum bertindak, mendasari kesimpulan dengan bukti kuat, dan melatih
imajinasi.
Kemampuan siswa dalam membaca wacana matematika meningkat setelah
dilakukan setelah dilakukan siklus I dan meningkat kembali pada siklus II seperti
terlihar pada Tabel 1 dan Grafik 1. Kemampuan siswa dalam membaca wacana

9

matematika dapat meningkat disebabkan karena penekanan yang terdapat pada
pendekatan kontekstual yang telah menerapkan penyajian permasalahanpermasalahan pada materi guru selalu mengaitkan dengan permasalahan
kehidupam mereka sehari-hari.
Indikator selanjutnya adalah kemampuan siswa mengembangkan bahasa
dan simbol matematika. Pada indikator ini terjadi peningkatan dari siklus I sampai
siklus II. Dengan penerapan pendekatan kontekstual saat proses pembelajaran
membantu siswa untuk mudah mengekspresikan permasalahan yang diberikan
melalui lisan dan tulisan ke dalam ide matematika, karena siswa mudah
memahami permasalahan dekat dengan mereka sehingga tidak ada kesulitan
dalam mengekspresikannya lewat diskusi kelompok maupun presentasi di depan
kelas.
Indikator yang ketiga adalah kemampuan siswa merumuskan dan
memecahkan masalah. Pada indikator ketiga ini terjadi peningkatan pada setiap
siklusnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Grafik 1 karena dengan
seringnya siswa diberi permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan secara
berkelompok maupun individu, sehingga siswa terlatih untuk menggunakan
istilah, notasi, dan struktur matematika untuk menyajikan ide-ide sehingga
mampu membuat polanya dengan model matematika.
Selain peningkatan pada keempat indikator tersebut, hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan dari tindakan siklus I sampai siklus II. Hasil belajar
siswa dapat meningkat dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange karena siswa merasa senang dengan penerapan

pendekatan dan strategi tersebut.
Setelah dilakukan penelitian dari siklus I sampai siklus II terlihat terdapat
peningkatan pada beberapa indikator komunikasi matematika dan hasil belajar
siswa pada setiap siklusnya. Peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange yang telah diterapkan pada setiap tindakan. Hal ini dapat

dilihat dari terjadinya peningkatan dari beberapa indikator pada setiap siklus.
Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis pada penelitian ini.

10

Penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Edy Tandililing
(2011) menyatakan bahwa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu
ditumbuh kembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language,
artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir ( a tool to aid
thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil

kesimpulan, tetapi matematika juga "an invaluable tool for communicating a
variety of ideas clearly, precisely, and succinctly”. Kedua, mathematics learning
as social activity: artinya, sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran

matematika, juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi
antara guru dan siswa.
Kemampuan komunikasi dapat meningkat dengan adanya diskusi antar
siswa. Hal ini diperkuat penelitian Karl W. Kosko (2010), dengan menerapkan
diskusi siswa dalam pembelajaran matematika maka siswa mampu berkomunikasi
dalam bahasa yang mereka merasa nyaman. Hal tersebut bermakna bahwa dalam
proses diskusi siswa akan merasa lebih nyaman dan mudah dalam memahami atau
menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Karena siswa akan mendapatkan
bantuan dari anggota kelompoknya.
Strategi pembelajaran dengan diskusi terjadi pada strategi Rotating Trio
Exchange. Hal ini didukung penelitian Arifin, S. Khanafiyah (2011) menyatakan

bahwa: “Active learning with Rotating Trio Exchange Strategy gives an
opportunity forstudents to participate in the learning procces by intensif

discussion”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif
melalui strategi Rotating Trio Exchange memberi kesempatan kepada siswa
berpartisipasi aktif untuk berkomunikasi dalam pembelajaran melalui diskusi
dengan seksama.
Kemampuan komunikasi matematika yang baik sangat dipengaruhi oleh
penggunaan strategi pembelajaran, hal ini akan berpengaruh positif pula pada
hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan penelitian Iwan Rizwan (2012),
menyatakan terdapat pengaruh positif penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Rotating Trio Exchange terhadap hasil belajar matematika peserta didik.
Kualitas interaksi belajar mengajar dalam penerapan model pembelajaran

11

kooperatif tipe Rotating Trio Exchange adalah baik. Melalui kegiatan metode
pembelajaran ini dapat membuat siswa aktif sejak awal pembelajaran.
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut mendukung diterimanya
hipotesis pada implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio
Exchange dapat meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa.

Kemapuan komunikasi matematika siswa meliputi kemampuan siswa dalam
membaca wacana matematika, kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan
simbol matematika, kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah
pada materi Sistem Persamaan Linear dua Variabel.

KESIMPULAN
Implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio
Exchange dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan hasil

belajar siswa pada siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.
Peningkatan komuniaksi matematika dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
beberap indikator sebagai berikut. 1) kemampuan siswa dalam membaca wacana
matematika

dengan

pemahaman.

Sebelum

dilakukan

tindakan,

besar

prosentasenya adalah 18,18% diakhir tindakan 87,88%, 2) Kemampuan siswa
mengembangkan bahasa dan simbol matematika, besar prosentasenya adalah
15,15% diakhir tindakan 84,85%, 3) kemampuan siswa merumuskan dan
memecahkan masalah. Sebelum dilakukan tindakan 12,12% diakhir tindakan
81,82%, 4) tercapainya hasil belajar yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥ 73. Sebelum dilakukan tindakan 36,36% diakhir tindakan 84,85%.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. Khanafiyah, 2011, “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Melalui
Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Kemampuan
Analisis Dan Aktivitas Belajar Siswa Sma Kelas X Semester II Pokok
Bahasan Kalor”, journal.unsil.ac.id. Vol 7, No 2
Gatut Iswahyudi, 2006, ”Implementasi Panduan Polya pada Pembelajaran CTL
dalam rangka Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Afektif Siswa

12

pada Bidang Studi Matematika Sekolah Menengah”, Varidika , Vol.18,
No.1
Hendry,

2010.
Kemampuan
Komunikasi
Matematika.
http:herdry07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasimatematis/.

Iwan, Rizwan, 2012, ” Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Matematik Peserta Didik”,
journal.unsil.ac.id, Vol 1, No 2
Lipeikience, Joana, 2009, “A Wide Concept of Mathematical Communication”,
International Conference on Technology in Mathematics Teaching /
Vol.9, pp.XXX
Kosko, Karl W., dkk, 2010, “Mathematical Communication and Its Relation to the
Frequency of manipulative Use”, International Electronis Journal of
Mathematics Education/ Vol.5, No.2
Nilsson, Per & Ryve, Andreas, 2010, “Focal Event, Contextualization, And
Effective Communication In The Mathematics Classroom”, Educ Stud
Mat, Vol.74, No.3, hal.241–258
Syaban,

M., 2008, Menumbuhkembangkan
http://educare.e-fkipunla.net.

Daya

Matematis

Siswa,

Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nusamedia.
Tandiling, Edy, 2011, Peningkatan Komunikasi Matematis, Jurnal Pendidikan
Matematika dan Ipa, Vol.2, No.1, hal 11-12
Toumasis, Charalampos, 2004, “Cooperative Study Teams in Mathematics
Classrooms”, Intenational Journal Mathematic Edication Science
Technology/ Vol.35, No.5, pp.669-679
Umar, Wahid, 2012, “Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika
STKIP Siliwangi Bandung/ Vol.1, No.1, pp.1-9
Wood, Leigh. N, 2011, “Practice and Conceptions: Communicating Mathematics
in the Workplace”, Journal Learning Disabilities/ 79:109-125