Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tista - Kecamatan Kerambitan - Kabupaten Tista.

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA

KKN PPM UNUD

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : TISTA

KECAMATAN : KERAMBITAN

KABUPATEN : TABANAN

NAMA MAHASISWA : LUH GEDE NOVITA RAHAYU FAKULTAS/PS : ILMU BUDAYA / SASTRA INGGRIS

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat guna memenuhi laporan KKN PPM periode XIII tahun 2016. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan karya ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Tista, 29 Agustus 2016


(3)

DAFTAR ISI

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA ... i

KKN PPM UNUD ... i

PERIODE XIII TAHUN 2016... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 2

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5

2.1 Permasalahan Keluarga ... 5

2.1.1 Ekonomi ... 5

2.1.2 Kesehatan ... 6

2.1.3 Pendidikan ... 7

2.1.4 Ketrampilan yang Belum Maksimal Tersalurkan ... 8

2.2 Masalah Prioritas ... 8

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 10

3.1 Program ... 10

3.2 Kegiatan ... 10

3.2.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi ... 11

3.2.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan ... 12

3.2.3 Penyelesaian Permasalahan Pendidikan ... 13

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 19


(4)

4.1 Pelaksanaan ... 19

4.1.1 Waktu ... 19

4.1.2 Lokasi ... 19

4.1.3 Pelaksanaan ... 19

4.2 Hasil 21 4.2.1 Penghasilan Yang Kecil ... 21

4.2.2 Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan ... 21

4.2.3 Ketrampilan Yang Belum Tersalurkan ... 21

4.2.4 Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua ... 21

4.3 Kendala Selama Kegiatan Pendampingan Keluarga ... 21

4.4 Solusi ... 22

BAB V PENUTUP ... 23

5.1 Kesimpulan ... 23

5.2 Rekomendasi ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : Luh Gede Novita Rahayu No. Mahasiswa : 1301305004

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.

Tista, 29 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui Mengetahui/Menyetujui DPL Desa Tista Kec. Kerambitan KK Dampingan

Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, M.S. I Komang Pastika NIP: 196104111986031005

Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Tista Kec. Kerambitan


(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juncto Perarturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan religiusitas, kecakapan, ketrampilan, kepekaan dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Pembekalan dan Pengembangan hal-hal tersebut terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

KKN merupakan wujud nyata dari pembelajaran terhadap mahasiswa untuk menerapkan segala ilmu yang sudah di dapatkan selama belajar di perguruan tinggi. KKN merupakan bentuk pendidikan yang penting untuk melatih mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat, menerapkan pengalaman dan ilmunya untuk mengatasi segala masalah pembangunan di masyarakat dan masalah-masalah inilah yang akan di identifikasi yang kemudian disusun untuk dijadikan progam dari kerja KKN, dan salah satu dari progam yang diprioritaskan pada KKN ini adalah KK dampingan.

Program KK dampingan ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Di sini mahasiswa diwajibkan untuk memiliki KK dampingan di mana mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dan masalahyang telah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang di dampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang


(7)

sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meninggkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Keluarga I Komang Pastika adalah KK dampingan yang diberikan oleh Bapak Kepala Lingkungan. Keluarga tersebut adalah salah satu warga dari Banjar Dangin Pangkung. Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Anggota Keluara Bapak Pastika terdiri dari lima orang, diantaranya Ni Ketut Sumiani (Istri), satu orang anak, yaitu I Putu Mahaputra dan kakek dan neneknya, yaitu I Nyoman Kompor dan Ni Ketut Sondri.

Rumah Pak Pastika kira - kira seluas 4 are termasuk kebun yang berukuran 1 are. Di rumah Pak Pastika terdapat 3 kamar tidur, sebuah ruang tamu berupa teras, kamar mandi dan dapur. Keadaan di sekitar rumah kurang rapi dan berantakan. Keluarga Pak Pastika masih menggunakan tungku masak untuk memasak.

Jika membicarakan masalah ekonomi keluarga ini, ekonomi keluarga Pak Pastika tergolong menengah kebawah. Meskipun Pak Pastika beserta istri bekerja, namun kebutuhan ekonomi tetap saja susah untuk tercukupi secara maksimal.

Tabel 1. Gambaran Anggota Keluarga

No. Nama Status Umur/tgl

lahir

Pendidikan Pekerjaan

1. I Komang Pastika Kepala Keluarga

43 thn SMA Tukang Ukir merangkap

Buruh 2. Ni Ketut Sumiani Istri 43 thn SMA Penjahit

3 I Putu Mahaputra Anak 3,5 thn Belum sekolah

-

4 I Nyoman Kampor Bapak 65 thn SD Petani 5 Ni Ketut Sondri Ibu 60 thn SD Buruh Pikul


(8)

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

- Sumber Penghasilan

Sumber penghasilan keluarga dampingan ini adalah bersumber pada penghasilan dari semua anggota keluarga, namun penghasilan dari setiap kepala tidak menentu dikarenakan pekerjaan yang tidak menetap. Pak Pastika bekerja sebagai tukang ukir dan buruh bangunan, namun pekerjaan tersebut tidak tetap karena bergantung pada pesanan ukiran yang ada. Pak Pastika memiliki kemampuan mengukir yang diwariskan oleh sang kakek. Selain itu, terkadang Pak Pastika juga mengambil pekerjaan sebagai buruh bangunan jika ada proyek disekitaran Desa Tista. Pekerjaan bapak sebagai buruh bangunan juga tidak menentu dikarenakan tidak setiap hari ada proyek pembanguanan di sekitaran Desa Tista. Alasan bapak tidak mengambil proyek bangunan di luar Desa Tista karena bapak ingin selalu dekat dengan keluarga. Di keluarga bapak Pastika, hanya bapak Pastikalah yang bisa mengendarai sepeda motor. Oleh karena itu bapak tidak berani mengambil pekerjaan yang jauh dari rumah untuk mengantisispasi hal-hal mendadak.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

- Kebutuhan Sehari-hari

Sehari – harinya kebutuhan primer dari Pak Pastika dapat tercukupi. Rata-rata satu hari untuk memenuhi kebutuhan primernya, Pak Pastika mengeluarkan uang sejumlah Rp.50.000. Pengeluaran tersebut terdiri dari membeli bumbu dapur, lauk pauk dan sayur-sayuran. Selain membeli sayuran, Pak Pastika juga memetik sayuran di ladangnya yang sebagian ditanami sayuran, seperti singkong, kangkung, dan bayam. Pak Pastika tidak perlu membeli beras karena beliau sudah memiliki sawah yang ditanami padi dimana hasil panennya sudah mencukupi untuk keperluan beras keluarga. Sedangkan untuk kebutuhan sekunder hanya kadang-kadang saja dapat terpenuhi, mengingat perekonomian keluarga Pak Pastika tidak memprioritaskan hal tersebukt dengan alasan keuangan yang sulit.


(9)

- Kesehatan

Kesehatan keluarga ini masih bisa dikatakan sehat-sehat saja. Hasil pengecekan tensi juga masih normal. Pengecekan dilakukan oleh semua anggota keluarga. Jika keluarga ini memiliki masalah kesehatan, keluarga ini sudah memiliki Kartu sehat dari Pemerintah yang memudahkan pengeluaran yang dikeluarkan, terutama di bidang kesehatan. Selain itu, Puskesdes di Desa Tista pun memudahkan Pak Pastika untuk berobat, hanya menggunakan foto copy KK dan KTP untuk mendapatkan pelayanan gratis. Selain pelayanan gratis yang diberikan oleh Puskesdes, bapak Pastika juga memiliki JKBM untuk meringankan biaya rumah sakit, jika sewaktu-waktu Pak Pastika perlu ke rumah sakit untuk mengantar check-up ibunya.

- Sosial

Bapak Pastika tidak memiliki pengeluaran sosial yang rutin dibayarkan tiap bulannya. Pak Pastika biasanya hanya ikut menyumbang apabila terdapat pembangunan pura, banjar atau desa. Apalagi pada bulan September tahun ini, di Desa Tista akan ada upacara Agama yang cukup besar, yaitu upacara Ngenteg Linggih di pura Puseh dimana setiap kepala keluarga diharuskan mengamalkan atau sejenis uang Dana Punia sebesar 1 juta yang dapat dicicil melalui LPD Desa, dan nantinya setiap bulan akan ditagih cicilannya.

- Listrik dan Air

Masalah listrik dan air Pak Pastika harus mengeluarkan biaya biasanya 70 ribu, daintaranya listrik dengan biaya 40 ribu dan biaya air sebesar 30 ribu. Itu disebabkan karena ada beberapa barang elektronik

Rata -rata pengeluaran keluarga Psak Pastika per bulan :

Makan sehari-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp. 1.500.000

Kopi = Rp. 40.000

Gula = Rp. 20.000

Beras = -

Listrik dan air = Rp. 70.000 +


(10)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Berbicara tentang permasalahan keluarga, setiap keluarga pastilah memiliki permasalahan tersendiri dalam membina rumah tangga. Tidak luput, dalam membina keluarga dan mengatur pola hubungan di dalamnya, keluarga Pak Pastika juga menghadapi permasalahan-permasalahan layaknya setiap keluarga hadapi. Mulai dari permasalahan ekonomi, kesehatan, ataupun pendidikan.

Sekilas tentang rumah yang ditempati Bapak Pastika dan keluarga. Beliau tinggal di area rumah yang luasnya 4 are. Terdapat satu bangunan rumah yang terdiri dari dua kamar tidur, satu gudang, satu ruang untuk Ibu Sumiani menjahit dan teras sebagai ruang tamu. Terdapat juga satu dapur dan WC. Selama menjalani Kuliah Kerja Nyata dan mendapingi keluarga Bapak Pastika selama 1 bulan dengan melakukan berbagai diskusi mengenai keluarga beliau, terdapat beberapa masalah yang beliau hadapi baik dibidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang akan dipaparkan dibawah ini.

2.1.1 Ekonomi

- Pekerjaan Serabutan Mempengaruhi Perekonomian Keluarga

Tingkat kebahagiaan dalam sebuah keluarga dapat dicerminkan dari tingkat perekonomian keluarga. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena memang begitu adanya. Di dalam keluarga ini, Pak Pastika yang bekerja sebagai pemahat dan buruh serta ibu yang bekerja sebagai penjahit memiliki penghasilan yang tidak menentu. Penghasilan bapak dan ibu bergantung pada jumlah pesanan yang ada. Tidak jarang bapak menganggur karena tidak ada pesanan untuk memahat dan tidak ada proyek bangunan di daerah desa Tista. Untuk itu, jika hal ini terjadi, bapak hanya pergi ke sawah untuk membantu sang kakek, sedangkan ibu hanya mengasuh sang anak di rumah jika tidak ada pesanan kebaya. Hasil dari jerih payah ibu dan bapak tidaklah begitu banyak, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga beliau.


(11)

2.1.2 Kesehatan

- Kebersihan Disekitar Rumah Kurang Terjaga

Terlihat pada sekitaran rumah, masih banyak barang-barang yang tidak berguna yang tidak ditata dengan baik, oleh karena itu lingkungan di sekitar rumah terlihat kurang rapi. Tidak adanya tempat sampah disekitar rumah membuat kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi satu kebiasaan buruk yang dilakukan. Hal lain seperti kebersihan tembok, kaca-kaca, lantai, penataan tempat di dapur, dan halaman rumah masih sangat kurang terjaga. Dengan keahlian yang diwariskan oleh buyutnya, Mahaputra, anak dari Pak Pastika sangat suka menggambar dan mewarnai, oleh karena itu dapat dilihat dari tembok-tembok rumahnya penuh dengan coretan yang terkesan jorok. Barang-barang di rumah Pak Pastika juga tidak terawat dan kurang dijaga kerapian dan kebersihannya. Contohnya: debu-debu di atas sprai tempat tidur serta sarung bantal yang tidak rutin untuk diganti, lantai yang terlihat kotor, serta debu-debu yang menempel diatas barang-barang yang tidak ditutupi. Lingkungan disekitar rumah seperti lahan kosong disebelah rumah sebagai kandang ayam dan kebun untuk menanam beberapa palawija juga kurang ditata dan diperhatikan kebersihannya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sampah-sampah plastik yang berserakan disana. Jika lahan tersebut dapat dialokasikan dengan baik, bisa saja lahan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menanam sayuran dan buah-buahan yang sedikit tidaknya dapat membantu perekonomian sehari-hari.

- Pola Makan Anak yang Tidak Teratur

Pola makan yang tidak teratur sangat mempengaruhi gizi setiap orang. Begitu juga dengan anak Pak Pastika, Putu Mahardika, yang memiliki pola makan yang tidak teratur. Hal ini bukan disebabkan karena orangtua yang tidak memperhatikan pola makan sang anak, namun terdapat masalah pada anak itu sendiri. Setiap jam-jam makan, sang anak sangat cerewet dan tidak mau makan sesuai porsi anak seumurannya. Selain mengkonsumsi nasi, sang anak juga diberikan makanan tambahan berupa susu. Setiap bangun pagi, ibu langsung membuatkan susu, siang dan malam hari makan nasi dan itupun jarang. Dimana faktanya, sang anak lebih menyukai susu dibandingkan dengan nasi. Anak seumuran Mahaputra, yaitu 4 tahun memang sangatlah aktif, tidak jarang ibu


(12)

kewalahan untuk menjaganya. Dengan sifat yang begitu lincah, pola tidur siang sang anak juga tidak teratur. Sesuai dengan pemaparan sang ibu, ibu Sumiani, sudah tiga kali ditimbang ke posyandu namun berat badan sang anak tidak kunjung bertambah. Dengan berat badan yang tidak kunjung meningkat selama tiga kali ditimbang ke posyandu, menandakan bahwa memang masalah gizi sang anak terganggu, namun berat badan sang anak masih dalam batas wajar dalam artian cukup gizi untuk anak 4 tahun.

- Kurangnya Perhatian dan Pendidikan dini tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat

Pendidikan dini tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting untuk diterapkan dalam sebuah keluarga. Dimana kita ketahui bahwa sehat adalah cerminan dari kebahagiaan. Tidak ada satupun orang yang merasa bahagia jika tidak sehat. Di dalam keluarga Pak Pastika, sekalipun tidak terdengar larangan-larangan kecil seperti “jangan main tanah, jangan makan sebelum cuci tangan”, sangat terlihat bahwa kurangnya pendidikan tentang kesehatan khususnya untuk anak beliau. Di usia yang masih sangat belia, sangatlah perlu ditanamkan pendidikan tentang kesehatan, tentunya agar kesehatan anak dapat terjaga. Seolah-olah di dalam keluarga ini, tampak seperti tidak perduli dengan hal-hal kecil seperti itu, yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan si anak. Selain itu, kebersihan sang anak, seperti kuku yang panjang, tidak mencuci tangan sebelum makan, serta tidak rutin keramas membuat sang anak terlihat kurang sehat. Disinilah peran orang tua sangatlah diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dini tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat memang wajib diterapkan sejak dini dan tidak dipungkiri bahwa hal ini juga dapat mempengaruhi karakter sang anak kedepannya.

2.1.3 Pendidikan

- Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran

Pendidikan adalah kunci kesuksesan dimana pendidikan dini dan yang paling mendasar adalah didikan dari keluarga, khususnya orang tua. Pendidikan keluarga ini maksimal hanya sampai jenjang sekolah menengah atas. Dimana keluarga ini hanya memiliki 1 orang anak, yang belum bersekolah. Sedangkan Pak Pastika dan istrinya hanya tamatan Sekeloah Menengah Atas (SMA). Melihat


(13)

kondisi ini, pantas saja anak dari Pak Pastika, yaitu Mahaputra terlihat kurang terdidik. Baik dari hal-hal yang sangat mendasar ataupun yang lebih lanjut. Faktanya, anak seusia Mahaputra, yaitu 4 tahun, belum bisa berhitung 1 sampai 10. Sedangkan, dibandingkan dengan anak tetangga yang seusia dengannya sudah dapat menghafal dengan lancar. Tentu saja berbeda, dapat kita lihat dari segi pendidikan dan pola asuh dari kedua orangtua mereka. Disinilah, peranan daripada orang tua di dalam dunia pendidikan dasar sangatlah penting untuk membangun karakter individu setiap anak.

2.1.4 Ketrampilan yang Belum Maksimal Tersalurkan

Istri dari Pak Pastika selalu tinggal di rumah, tidak ada kegiatan yang dilakukan diluar pekerjaanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Namun ada satu ketrampilan dari sang istri yang belum maksimal tersalurkan. Ibu Sumiani mempunyai ketrampilan dalam menjahit baju kebaya. Ia terkadang mendapat penghasilan dari menjahit baju tetangga, namun sangat jarang. Mungkin kurangnya pemasaran atau banyak warga yang menjahit di tempat lain. Ibu Sumiani juga kurang percaya diri dengan kemampuannya. Sebenarnya jika ibu Sumiani bisa menyalurkan ketrampilannya secara maksimal, maka penghasilannya dapat membantu pemasukan keluarga walaupun tidak terlalu banyak.

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh keluarga ini adalah :

Permasalahan di bidang Kesehatan; kebersihan rumah kurang terjaga, pola makan anak yang tidak teratur, dan kurangnya pendidikan dini tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dalam sebuah keluarga, kebersihan adalah factor penting dalam menjaga kesehatan dalam keluarga. Kesehatan juga mencerminkan bagaimana keluarga itu sendiri. Kebersihan yang kurang dijaga baik itu kebersihan lingkungan maupun kebersihan jasmani akan membuat penyakit masuk ke diri kita. Disetiap keluarga terkadang sering mereka melupakan bagaimana pentingnya kebersihan dan kesehatan, terutama itu sering terjadi di daerah pedesaan.

Setelah berbincang-bincang dengan keluarga Pak Pastika dan setelah ada peninjauan maupun seringnya penulis memantau dengan cara mengunjungi rumah


(14)

beliau, salah satu masalah yang paling signifikan atau yang menjadi prioritas adalah masalah kesehatan dan kebersihan. Bisa kita lihat dari tidak adanya tempat sampah disekitar rumah membuat kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi satu kebiasaan buruk yang dilakukan. Itu akan berdampak pada kebersihan lingkungan yang menyababkan kebersihan di lingkungan sekitar rumah tidak terjaga. Kebersihan tembok, kaca-kaca, lantai, penataan tempat di dapur, dan halaman rumah masih sangat kurang terjaga. Permasalahan itu juga bisa menyebabkan mudahnya penularan serta penyebaran penyakit yang bisa membahayakan kesehatan keluarga. Pola makan yang tidak teratur dan ditambah kurangnya pendidikan tentang kesehatan khususnya untuk anak beliau merupakan permasalahan lain yang terkait dengan kesehatan dan kebersihan.


(15)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh keluarga yang didampingi dan dicarikan solusinya agar membantu meningkatkan kehidupan keluarga yang didampingi menjadi lebih baik lagi. Permasalahan prioritas merupakan permasalahan utama yang harus dicarikan solusinya, yaitu permasalahan di bidang Kesehatan; kebersihan rumah kurang terjaga, pola makan anak yang tidak teratur, dan kurangnya pendidikan dini tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

3.2 Kegiatan

Kegiatan yang telah dilakukan ialah melakukan survey atau kunjungan ke keluarga dampingan. Kegiatan pertama yang dilakukan ialah melakukan perkenalan dengan keluarga dampingan. Perkenalan dilakukan dengan berbincang-bincang dengan keluarga dampingan, agar menimbulkan suasana keakraban diantara mahasiswa dengan keluarga dampingan. Kegiatan ini dilakukan beberapa hari, agar menimbulkan suasana lebih akrab diantara sesama. Untuk kegiatan selanjutnya mahasiswa mulai meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Meneliti permasalahan-permasalahan tersebut dilakukan, dengan melakukan pendekatan yang berbasis kekeluargaan dengan pihak keluarga dampingan. Kegiatan bisa dilakukan dengan cara, bercakap-cakap dengan pihak keluarga dampingan untuk mendapatkan informasi. Dengan demikian, dapat diketahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga dampingan, serta dilakukan penelitian terhadapa keadaan rumah secara langsung dengan meminta izin kepada keluarga dampingan terlebih dahulu.


(16)

1.2.2.1 Melalui kunjungan yang telah dilakukan ke rumah keluarga dampingan, telah ditemukan beberapa permasalahan prioritas yaitu, permasalahan mengenai ekonomi keluarga, permasalahan mengenai kesehatan keluarga, serta kurangnya pengajaran terhadap sang anak.

3.2.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah yang paling sering dimiliki oleh semua anggota keluarga yang memiliki golongan ekonomi menengah ke bawah. Pekerjaan merupakan hal yang paling penting untuk menunjang kebutuhan finansial keluarga, dengan bekerja kita akan mampu memenuhi kebutuhan finansial walaupun tidak sepenuhnya dapat memenuhinya namun setidaknya kebutuhan finansisal keluarga masih bisa terpenuhi. Jumlah anggota keluarga yang lengkap 5 orang termasuk jumlah yang banyak, hal tersebut harus ditunjang dengan panghasilan yang harus mencukupi juga. Gaji Pak Pastika tidak terlalu besar, masih tergolong kecil ditambah dengan pekerjaan yang tidak menentu membuat anggota keluarga lainnya membantu perekonomian keluarga meskipun hasilya kecil dan masih serabutan. Dengan adanya permasalahan tersebut, saran yang bisa diberikan ialah, harus adanya tata ekonomi yang bagus agar hasil yang didapatkan oleh anggota keluarga tersebut bisa dipakai untuk jaka panjang dan mengingat anak beliau suatu saat nanti akan bersekolah. Solusi yang diberikan diantaranya:

- Budayakan Sistem Menabung.

Disini, penulis memberi bantuan berupa informasi pentingnya menabung. Di Desa Tista sudah tersedia jasa jika ingin menabung, yaitu LPD. Disana Pak Pastika bisa manabungkan uangnya. Namun pada awalnya, penulis menyarankan Pak Pastika memulai untuk menabung dengan mengorganisir pendapatan semua anggota keluarga dimana jika ada uang yang lebih disamping kebutuhan sehari-hari bisa ditabungkan di LPD. Kita ketahui jika semua anggota keluaga bekerja walaupun penghasilannya tidak banyak dan masih serabutan, namun penulis memberi pengertian lagi bila harus dimulai dari hal yang kecil, dimana itu bisa dipakai untuk jangka panjang.


(17)

- Memberikan bebek dan beberapa barang jahit.

Penulis menyarankan Buk Sumiani untuk berternak diluar kegiatannya sebagai IRT maupun diluar pekerjaan menjahitnya, apalagi beliau memiliki sawah. Misalkan dengan beternak bebek atau ayam. Dengan adanya kegiatan beternak tambahan seperti ini maka pada saat tidak bisa bertani pada musim kemarau, ibu Sumiani dapat berternak bebek dan mendapatkan hasil tambahan dari beternak tersebut. Penulis juga memberikan peralatan menjahit seperti benang dan jarum untuk menjahit untuk memotivasi Ibu Sumiani agar lebih semangat untuk menjalani hobinya. Meskipun tidak terlalu banyak mendapatkan penghasilan dari menjahit, setidaknya ibu Sumiani dapat membantu perekonomian keluarganya.

3.2.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan

Tata penataan barang yang tidak berguna bisa menyebabkan sarang penyakit di lingkungan rumah. Kesehatan keluarga Pak Pastika sendiri pun harus diperhatikan untuk meminimalisir penyakit yang masuk ke lingkungan rumah. Memberikan pendekatan mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat kepada keluarga Bapak Pastika, merupakan salah satu langkah penting didalam menjaga kesehatan dengan hidup bersih dan sehat, maka kita akan terhindar dari penyakit. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan apabila lingkungan di sekitar kita tidak bersih.

- Penyediaan Tong Sampah

Tidak adanya tempat sampah disekitar rumah yang membuat kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi satu kebiasaan buruk yang dilakukan, penulis memeberikan sumbangan tong sampah kecil di tempat-tempat strategis. Tidak hanya menyediakan, penulis juga memberikan pendidikan tentang pentingnya kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non organik. Selain memberikan pengetahuan tersebut, penulis juga memberitahukan lebih lanjut bahwa di desa Tista terdapat BUMdes (Badan Usaha Milik Desa) yang dapat membeli sampah-sampah yang bisa di daur ulang, seperti botol-botol plastik bekas. Selama kunjungan penulis selalu menegur siapapun keluarga disana yang membuang sampah sembarangan,


(18)

agar terbangun jiwa hidup bersih oleh semua keluarga yang diawali dengan membuang sampah pada tempatnya.

- PHBS ( Pola Hidup Bersih Dan Sehat)

Disini penulis memberikan penyuluhan tentang pentingnya program PHBS ini. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran dari dalam diri sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakatk. Di KK Dampingan penulis hanya mengaplikasikannya secara menyeluh, meskipun secara Nasional program PHBS tersebut terdiri dari 10 indikator. Implementasi yang penulis berikan di KK Dampingan yaitu membersihkan pekarangan rumah, memberikan penyuluhan pentingnya hidup bersih dan memberitahukan kepada kepala keluarga bahaya merekok di lingkungan rumah.

Untuk mengatasi masalah kebersihan dan kerapian yang kurang diperhatikan pertama-tama dilakukan evaluasi mengenai kondisi rumah beserta lingkungan kebun di dekat rumah. Selanjutnya dilihat dari kondisi kamar-kamar yang kurang terawat. Penulis memberikan penyuluhan kepada keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan rumah, kamar mandi dan lingkungan sekitar. Terutama memberikan pendidikan sejak dini kepada anak beliau yang terkadang melupan kebersihan tangannya maupun kebersihan lainnya. Contohnya, mencuci tangan sebelum makan maupun sebelum mengambil sesuatu yang ingin dimakan serta membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Selama beberapa hari penulis berusaha membantu mengatasi masalah tersebut dengan ikut membantu membersihkan ligkungan rumah.

3.2.3 Penyelesaian Permasalahan Pendidikan

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam menunjang masa depan. Masalah di keluarga ini adalah di anak Pak Pastika. Dia biasanya kurang mendapat bimbingan belajar pelajaran dasar seperti mengenal huruf dan angka, karena kesibukan orang tuanya. Pak Pastika harus bekerja dan anggota keluarga lain sangat jarang dan hampir tidak pernah memberikan pendidikan-pendidikan


(19)

dasar kepada anaknya. Sehinnga, sang anak menjadi kurang mendapat ilmu-ilmu dasar yang seharusnya sang anak setidaknya sudah mengetahui tentang hal itu.

- Pemberian Pengajaran Serta Pemberian Poster Huruf dan Angka

Disini penulis memberi pengajaran tentang ilmu-ilmu dasar yang sesuai dengan umurnya seperti mengenalkan anak beliau tentang huruf dan angka. Penulis juga menganjurkan agar Ibu Sumiani mengajarkan anaknya tentang angka dan huruf kepada anaknya jika sang ibu sedang tidak sibuk. Setiap berkunjung ke rumah beliau, penulis selalu mengajarkan hal yang sama berulang-ulang kepada anaknya agar setidaknya sang anak tahu tentang itu . Untuk menambah semangat belajar, penulis juga memfasilitasi sebuah buku kotak-kotak untuk mencoba latihan menulis dan poster yang berisikan gambar huruf dan angka yang membuat sang anak lebih tertarik dalam belajar. Penulis juga memberikan selingan seperti b elajar menggambar dan mewarnai kepada sang anak, kebetulan sang anak sangat senang menggambar.

Jadwal Kegiatan

No Tanggal Waktu Durasi

(Jam) Kegiatan

1 26 Juli

2016 14.00 – 17.00 3

Bertemu dengan Kelian Banjar Dangin Pangkung untuk mencari data KK

Dampingan.

2 27 Juli 2016

17.00 – 21.00

4

Mengunjungi rumah KK Dampingan dan sekaligus melakukan perkenalan

diri ke keluarga Bapak Pastika. Berkenalan lebih jauh dan mulai mengajarkan menggambar pada anak

Bapak Pastika.

3 28 Juli

2016 13.00 – 17.00 4

Berbincang-bincang dengan Ibu Sumiani dan membantu ibu Sumiani

mejejahitan untuk keperluaan persembahyangan sehari-hari 4 29 Juli 13.00 – 17.00 4 Berbincang-bincang dengan Ibu


(20)

2016 Sumiani tentang rutinitas sehari-hari dan mencari tentang Latar Belakang Keluarga beliau, pendapatan keluarga,

kesehatan, dan lain-lain. Selain itu juga mengajarkan anak beliau

berhitung dan bernyanyi.

5 30 Juli

2016 14.00 – 18.00 4

Mencari informasi mendalam mengenai profil Keluarga Bapak Pastika dan mengajarkan anak beliau

berhitung dan bernyanyi.

6 31 Juli

2016 09.00 – 12.00 3

Mengunjungi rumah keluarga Bapak Pastika untuk membantu Ibu Sumiani mejejahitan serta bermain dengan anak

beliau dan mengajarkan berhitung..

7

1 Agustus

2016

13.00 – 16.00 3

Berbincang-bincang dengan Bapak Pastika dan Ibu Sumiani serta mengidentifikasi permasalahan lain yang sedang dihadapi oleh keluarga

Bapak Pastika dan menanyakan masalah kesehatan keluarga. Selain itu

juga mengajarkan anak beliau mewarnai dan bernyanyi.

8.

2 Agustus

2016

15.00-18.00 3

Membantu membersihkan lingkungan rumah KK Dampingan sembari berbincang-bincang dengan Ibu Sumiani dan mengajarkan anak beliau

tentang alfabet, memberikan solusi atas masalah ekonomi beliu, serta

memberikan buku gambar, buku mewarnai, alat-alat tulis dan pensil

warna.


(21)

Agustus 2016

KK Dampingan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih,

meyapu halaman serta mengajar menggambar dan berhitung serta berbincang-bincang dengan kakek Maha tentang pengalaman hidupnya.

10

5 Agustus

2016

15.00 – 19.00

4

Berbincang-bincang sekaligus memberikan solusi mengenai

permasalahan kebersihan. Mengajarkan anak Pak Pastika

berhitung dan bernyanyi.

11

6 Agustus

2016

09.00 – 12.00 3

Membantu Ibu Sumiani membuat canang untuk mebanten sehari-hari dan melanjutkan mengajar berhitung

kepada Putu Mahardika.

12

7 Agustus

2016

12.00 – 15.00

4

Memberikan motivasi kepada Ibu Sumiani mengenai ketrampilan yang dimiliki dan membantu Ibu Sumiani

membersihkan rumah.

13

8 Agustus

2016

11.00 – 15.00 4

Berbincang-bincang dengan nenek Maha tentang pekerjaannya serta memberikan cemilan-cemilan untuk

keluarga Bapak Pastika.

14

9 Agustus

2016

18.30 – 20.30 2

Berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Pastika mengenai permasalahan

yang sering dihadapi keluarga dan memberikan solusinya.

15

10 Agustus

2015

08.00 – 11.00 3

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk membantu Ibu Sumiani mejejahitan dan mengajarkan kembali

anak beliau untuk mewarnai. 16 11 15.00 – 18.00 3 Mengunjungi Keluarga Dampingan


(22)

Agustus 2015

untuk memberikan peralatan MCK dan berbincang-bincang dengan kakek

Maha yang baru saja datang dari sawah.

17

12 Agustus

2016

18.00 – 20.00 2

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk bersih-bersih rumah, membantu

Ibu Sumiani membuat pakan babi sekaligus memberikannya pada babi

yang dipelihra oleh Ibu Sumiani.

18

13 Agustus

2016

10.00-13.00 3

Memberikan pengertian mengenai Prilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) kepada keluarga Bapak Pastika khususnya pada anak beliau

yaitu Putu Mahardika yang jarang memakai sandal ketika di rumah.

19

14 Agustus

2016

19.00 – 20.00 1

Mengajarkan bagaimana mencuci tangan yang baik sebelum dan sesudah

makan serta sehabis kegiatan pada Putu Mahardika agar membiasakan diri untuk menjaga polah hidup sehat

dan bersih agat terbebas dari kuman dan penyakit.

20

15 Agustus

2016

11.00 – 12.00 1

Membantu Ibu Sumiani mejejahitan untuk persiapan Hari Raya Galungan

agar cepat selesai sekaligus berbincang-bincang dengan Ibu

Sumiani.

21

17 Agustus

2016

09.00 – 14.00 5

Berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Pastika mengenai impian-impian mereka yang mereka harapkan

di masa depan Putu Mahardika dapat menggapainya.


(23)

22

18 Agustus

2016

13.00 – 18.00 5

Membantu Ibu Sumiani membersihkan dapur sekaligus membantu Ibu Sumiani memasak untuk makan

malam.

23

19 Agustus

2016

12.00 – 14.00 4

Membuat gambar dan mewarnai bersama Putu Mahardika, dan berbincang-bincang dengan Pak Pastika tentang kesulitan-kesulitan yamg dihadapi ketika bekerja sebagai

tukang ukir.

24

20 Agustus

2016

17.00 – 19.00 2

Berbincang-bincang dengan kakek dan nenek Maha dan juga membantu menyapu halaman rumah bersama

Putu Mahardika.

25

21 Agustus

2016

10.00 – 13.00 3 Membantu Ibu Sumiani mejejahitan untuk persiapan Hari Raya Galungan.

26

22 Agustus

2016

17.00 – 21.00 4

Berbincang-bincang dengan kakek Maha tentang pengairan sawahnya sembari mewarnai dengan Putu

Mahardika.

27

23 Agustus

2016

11.00 – 18.00 7

Menyerahkan bingkisan kepada keluarga Bapak Pastika dan

berfoto-foto untuk kenang-kenangan serta berkeluh kesah bersama Bapak Pastika


(24)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan

Kegiatan pendampingan KK tersebut dilaksanakan beberapa kali pertemuan di rumah Pak Pastika selama waktu KKN-PPM UNUD dilaksanakan. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

4.1.1 Waktu

Kegiatan pendampingan KK Miskin tersebut dilakukan selama beberapa waktu. Adapun rincian waktu tersebut dapat dilihat pada lampiran jadwal kedatangan mahasiswa ke rumah keluarga tersebut.

4.1.2 Lokasi

Lokasi kegiatan pendampingan dilakukan di rumah Pak Pastika, Dusun Dangin Pangkung, Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

4.1.3 Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan kegiatan KK dampingan disesuaikan menurut masalah keluarga seperti berikut :

1. Pekerjaan Serabutan Mempengaruhi Perekonomian Keluarga Hal pertama yang saya lakukan untuk mengtasi masalah ekonomi adalah dengan berbincang-bincang dengan keluarga Pak Pastika mengenai penghasilan dan pengeluaran keluarga, setelah memikirkan solusi untuk masalah ini saya menyampaikan bahwa perlunya keluarga ini untuk mengalokasikan sedikit uangnya dengan menabung untuk jaga-jaga kebutuhan mendadak. Selain itu saya juga menyampaikan bahwa perlunya sumber penghasilan lain dari keluarga ini agar dapat menambah penghasilan keluarga, seperti beternal bebek.


(25)

2. Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan

Untuk mengatasi masalah kebersihan dan kerapian yang kurang diperhatikan pertama-tama dilakukan evaluasi mengenai kondisi rumah. Selanjutnya dilihat dari lingkungan sekitaran rumah yang masih berantakan. Selanjutnya penulis berdiskusi dengan keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan dan tata barang-barang yang tidak berguna berserakan di sekitaran rumah. Selama beberapa hari penulis berdiskusi, memberikan penyuluhan PHBS, menyediakan beberapatempat sampah serta memberikan contoh bagaimana cara menjaga kebersihan rumah, area kamar, lingkungan/halaman dan kamar mandi hingga keluarga Pak Pastika terbiasa melakukan kegiatan bersih-bersih di rumah dan lingkungan disekitar rumah.

3. Ketrampilan yang Belum Tersalurkan

Untuk menanggulangi masalah ini, penulis berusaha memberikan motivasi untuk mengembangkan ketrampilan sang istri di bidang menjahit karena pekerjaan sampingan bisa membantu perekonomian keluarga. Ketrampilan yang dimiliki setiap orang harus dimaksimalkan dengan baik selagi kita masih mampu mengerjakannya. Penulis juga menyumbangkan beberapa bahan-bahan jahit yang mungkin bisa membantu sang istri menjalankan ketrampilannya dan mengindirnasikan kepada tetangga-tetangga beliau jika butuh jasa jahit, bisa langsung mencari ibu Simiani. Hal tersebut nantinya bisa membantu perekonomian keluarga.

4. Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua

Permasalahan yang dialami anak kedua dari Pak Pastika adalah kurangnya pengajaran yang disebabkan oleh kesibukan orang tua maupun kurangnya pengetahuan orang tua di bidang pengajaran. Cara mengatasinya yaitu dengan cara penulis memberikan pendidikan-pendidikan dasar seperti mengenal huruf dan angka serta cara penulisannya disetiap kunjungannya agar sang anak merasa terbantu. Penulis juga memberi barang-barang edukatif dan sarana belajar kepada sang anak untuk memotivasi sang anak untuk semangat belajar.


(26)

4.2 Hasil

Hasil yang diperoleh dari semua kegiatan ini adalah :

4.2.1 Penghasilan Yang Kecil

Hasil yang didapatkan dari pemecahan masalah ini adalah mulai berpikirnya Pak Pastika untuk menyisihkan sedikit penghasilannya untuk ditabung agar di kedepannya ada simpanan untuk hal – hal yang tak terduga.

4.2.2 Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan

Hasil yang didapat dari pemecahan masalah ini mulai lebih bersih dan rapinya rumah dan lingkungan rumah kelaurga Pak Pastika, mulai terbentuk budaya hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu yang terpenting adalah sadarnya keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan dan kerapian di lingkungan rumahnya agar tercipta suasa keluarga yang sehat dan bersih.

4.2.3 Ketrampilan Yang Belum Tersalurkan

Hasil yang didapatkan diantaranya, Ibu Sumiani dan Pak Pastika sudah berdiskusi masalah alokasi sedikit pemasukan ke biaya untuk ketrampilan menjahit yang dimiliki sang istri. Bahkan Pak Pastika berencana mulai menabung.

4.2.4 Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua

Hasil yang diperoleh, sang anak sudah mulai mengenal huruf dan angka, rasa ingin tahu tentang huruf dan angka, sudah mulai menghafalnya, serta yang terpenting para orang tua sudah mulai bisa mengajari anaknya ketika ada waktu senggang. Motivasi belajar pun lebih meningkat dengan pemberian sarana-sarana belajar.

4.3 Kendala Selama Kegiatan Pendampingan Keluarga

Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah khusus dan berat yang menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang mahasiswa alami umumnya kesulitan dalam mencari waktu untuk bertemu untuk berkunjung ke rumah KK dampingan karena terbentur dengan kegiatan program kerja dari pihak mahasiswa di Desa. Selain itu juga ada masalah sulitnya merubah kebiasaan


(27)

yang dilakukan keluarga tersebut dan sulitnya bertemu dengan seluruh anggota keluarga.

4.4 Solusi

Solusi untuk permasalahan di atas adalah mengatur waktu sebaik mungkin dan melakukan kunjungan di saat sore hari waktu program telah selesai dilaksanakan atau pada pagi hari sebelum program dijalankan dan apabila ada waktu senggang penulis akan lebih lama berkungjung ke rumah. Untuk merubah kebiasaan yang kurang baik dari keluarga Pak Pastika penulis melakukannya dengan hati-hati dan sabar sehingga hasil yang di inginkan tercapai maksimal


(28)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama bulan Agustus 2016 terhadap keluarga Bapak Pastika, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

 Keluarga ini belum berusaha untuk menabung untuk kebutuhan masa depan.

 Keluarga ini kurang memperhatikan kerapian dan kebersihan rumahnya.  Keluarga ini belum bisa mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang

yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

 Keluarga ini kurang memperhatikan pendidikan sang anak karena kesibukan masing-masing.

5.2 Rekomendasi

 Keluarga dampingan disarankan agar selalu menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan rumahnya.

 Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah uang, dan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan keluarga yang mana uang tersebut digunakan jika diperlukan mendadak.

 Keluarga dampingan disarankan untuk mampu mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

 Keluarga dampingan agar lebih memperhatikan sang anak diluar kesibukan masing-masing.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

_____, 2016. “Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemerdayaan

Masyarakat (KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada


(30)

LAMPIRAN


(31)

Foto kondisi rumah, dapur, lumbung padi, pelinggih, bale, teras rumah, dan halaman sekitar rumah.

Salah satu kegiatan di KK Dampingan, yaitu berbincang – bincang di waktu luang bersama keluarga Pak Pastika, mengajarkan anak Pak Pastika berhitung, mengenal huruf, bernyanyi, menggambar, ataupun mewarnai. Selain itu juga mengajarkan anak beliau tentang perilaku hidup


(1)

4.2 Hasil

Hasil yang diperoleh dari semua kegiatan ini adalah :

4.2.1 Penghasilan Yang Kecil

Hasil yang didapatkan dari pemecahan masalah ini adalah mulai berpikirnya Pak Pastika untuk menyisihkan sedikit penghasilannya untuk ditabung agar di kedepannya ada simpanan untuk hal – hal yang tak terduga.

4.2.2 Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan

Hasil yang didapat dari pemecahan masalah ini mulai lebih bersih dan rapinya rumah dan lingkungan rumah kelaurga Pak Pastika, mulai terbentuk budaya hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu yang terpenting adalah sadarnya keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan dan kerapian di lingkungan rumahnya agar tercipta suasa keluarga yang sehat dan bersih.

4.2.3 Ketrampilan Yang Belum Tersalurkan

Hasil yang didapatkan diantaranya, Ibu Sumiani dan Pak Pastika sudah berdiskusi masalah alokasi sedikit pemasukan ke biaya untuk ketrampilan menjahit yang dimiliki sang istri. Bahkan Pak Pastika berencana mulai menabung.

4.2.4 Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua

Hasil yang diperoleh, sang anak sudah mulai mengenal huruf dan angka, rasa ingin tahu tentang huruf dan angka, sudah mulai menghafalnya, serta yang terpenting para orang tua sudah mulai bisa mengajari anaknya ketika ada waktu senggang. Motivasi belajar pun lebih meningkat dengan pemberian sarana-sarana belajar.

4.3 Kendala Selama Kegiatan Pendampingan Keluarga


(2)

yang dilakukan keluarga tersebut dan sulitnya bertemu dengan seluruh anggota keluarga.

4.4 Solusi

Solusi untuk permasalahan di atas adalah mengatur waktu sebaik mungkin dan melakukan kunjungan di saat sore hari waktu program telah selesai dilaksanakan atau pada pagi hari sebelum program dijalankan dan apabila ada waktu senggang penulis akan lebih lama berkungjung ke rumah. Untuk merubah kebiasaan yang kurang baik dari keluarga Pak Pastika penulis melakukannya dengan hati-hati dan sabar sehingga hasil yang di inginkan tercapai maksimal


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama bulan Agustus 2016 terhadap keluarga Bapak Pastika, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

 Keluarga ini belum berusaha untuk menabung untuk kebutuhan masa depan.

 Keluarga ini kurang memperhatikan kerapian dan kebersihan rumahnya.  Keluarga ini belum bisa mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang

yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

 Keluarga ini kurang memperhatikan pendidikan sang anak karena kesibukan masing-masing.

5.2 Rekomendasi

 Keluarga dampingan disarankan agar selalu menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan rumahnya.

 Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah uang, dan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan keluarga yang mana uang tersebut digunakan jika diperlukan mendadak.

 Keluarga dampingan disarankan untuk mampu mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

_____, 2016. “Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemerdayaan Masyarakat (KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana


(5)

LAMPIRAN


(6)

Foto kondisi rumah, dapur, lumbung padi, pelinggih, bale, teras rumah, dan halaman sekitar rumah.

Salah satu kegiatan di KK Dampingan, yaitu berbincang – bincang di waktu luang bersama