Pengaruh Minyak Jasmine (Jasminum sambac) Terhadap Ketelitian dan Kewaspadaan Pada Laki-Laki Dewasa.
niversitas Kristen MaranathaBSTRS
PENGRUH MINYS
ASMINE
(
asminum sambac
)
TERHDP SETELITIN DN SEWSPDN
PD PRI DEWS
Alvin Suvanto, 2014,
Pembimbing I : Decky Gunawan, dr., M.Kev.,AIFO
Pembimbing II : Grace Puvpavari, dr., M.Gizi
Latar Belakang
ketelitian dan kewavpadaan merupakan hal yang vangat penting
bagi manuvia karena dapat meningkatkan provev belajar dan bekerja, terutama
yang mengandalkan konventravi. Ketelitian dan kewavpadaan veveorang dapat
ditingkatkan dengan berbagai cara, valah vatunya adalah dengan aromaterapi.
Salah vatu bahan yang banyak digunakan dalam aromaterapi adalah minyak
asmine
.
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui efek aromaterapi
asmine
dalam
meningkatkan ketelitian dan kewavpadaan.
Metode Penelitian
berupa kuavi ekvperimental, dilakukan pada 30 mahavivwa
yang berumur 18-25 tahun. Kertav tivu yang vudah ditetevi 6 tetev minyak
asmine
dihirup vejauh 2 cm velama 5 menit oleh vubjek penelitian. Untuk meneliti
ketelitian digunakan
addition test
vebelum dan vevudah menghirup minyak
asmine
. Untuk meneliti kewavpadaan digunakan
ohnson Pascal test
vebelum
dan vevudah menghirup minyak
asmine
. Analiviv data menggunakan t
berpavangan dengan
α
= 0,05.
Hasil
rerata jumlah benar pada
addition test
vevudah menghirup aromaterapi
minyak
asmine
lebih banyak daripada vebelum menghirup aromaterapi minyak
asmine
(309,9±5,162 vv 240,43±51,200). Rerata waktu dari
ohnson Pascal
test
vevudah menghirup aromaterapi minyak
asmine
lebih vingkat daripada
vebelum
menghirup
aromaterapi
minyak
(109.3±18.645
vv
132.5±26.61).Penelitian ini bernilai vangat vignifikan dengan p<0,01.
Sesimpulan
minyak
asmine
meningkatkan ketelitian dan kewavpadaan.
(2)
ABSTRACT
THE EFFECT OF ASMINE (asminum sambac) OIL
IN ACCURACY AND ALERTNESS ON ADULT MALE
Alvin Suvanto, 2014,
Tutor
I: Decky Gunawan, dr., M.Kev., AIFO
Tutor
II: Grace Puvpavari, dr., M.Gizi
Background
accuracy and alertness are very important for humans that can
improve studying and working process, especially works that need concentration.
The accuracy and alertness can be improved by using aromatherapy like asmine
oil.
Objective knowing the effect of asmine oil in improving accuracy and allertness.
Method of this study is quasi experimental. Six drops asmine oil are added into
tissue that is given to 30 students 18-25 years old to be inhaled for 5 minutes.
Addition test is used for evaluating accuracy and ohnson Pascal test is used for
evaluating alertness. Both are evaluated before and after inhale asmine oil. The
data is analyzed using paired t test with α = 0.05.
Result
the average of correct answer in addition test after the inhalation of
asmine oil is higher than before the inhalation of asmine oil (309,97±57,162 vs
240,43±51,200). The average time of ohnson Pascal test after the inhalation of
asmine oil is faster than before the inhalation of asmine oil (109.37±18.645 vs
132.5±26.617). This study is highly significant with p<0.01.
Conclusion asmine oil improves accuracy and alertness.
Keywords: asmine, accuracy, alertness
(3)
3
niversitas Kristen MaranathaDFTR ISI
JUDUL ... i
LEMBR PERSETUJUN...
ii
SURT PERNYTN
...iii
PERNYTN PUBLISSI LPORN PENELITIN
...iv
ST PENGNTR
...v
BSTRS
...vii
ABSTRACT
...viii
DFTR ISI
...ix
DFTR TBEL
...xii
DFTR GMBR
...xiii
DFTR LMPIRN
...xiv
BB I PENDHULUN
1.1 yatar Belakang ...1
1.2 Identifikavi Mavalah...2
1.3 Makvud dan Tujuan...2
1.4 Manfaat Karya Tuliv Ilmiah...2
1.5 Kerangka Pemikiran...3
1.6 Hipoteviv Penelitian...3
BB II TINJUN PUSTS
2.1 Definivi Ketelitian dan Kewavpadaan ...4
2.1.1 Ketelitian...4
2.1.2 Kewavpadaan ...4
2.2 Anatomi dan Fiviologi
Formatio Reticularis
...5
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketelitian dan Kewavpadaan...8
(4)
2.4.1 Membran Mukova Olfaktoriuv...9
2.4.2 Bulbuv Olfaktoriuv...10
2.4.3 Kortekv Olfaktoriuv ...10
2.4.4 Provev Menghidu ...10
2.5 Aromaterapi ...12
2.5.1 Sejarah Aromaterapi ...13
2.5.2 Cara Penggunaan Minyak Aromaterapi ...13
2.6 Javmine (
asminum sambac
)...14
2.6.1 Takvonomi ...16
2.6.2 Kandungan...16
2.6.3 Kegunaan Minyak Javmine...18
2.6.4 Mekanivme Kerja Aromaterapi...18
2. Hubungan Minyak Javmine dengan Ketelitian dan Kewavpadaan ...18
BB III BHN DN METODE PENELITIN
3.1 Alat dan Bahan...20
3.1.1 Alat Penelitian...20
3.1.2 Bahan Penelitian ...20
3.2 Subjek Penelitian...20
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...21
3.4 Metode Penelitian ...21
3.4.1 Devain Penelitian...21
3.4.2 Variabel Penelitian...21
3.4.2.1 Definivi Konvenvional Variabel...21
3.4.2.2 Definivi Operavional Variabel...21
3.4.2.3 Bevar Sampel Penelitian...22
3.5 Provedur Penelitian ...23
3.5.1 Perviapan Sebelum Tev ...23
(5)
5
niversitas Kristen Maranatha3. Avpek Etik Penelitian...25
BB IV HSIL DN PEMBHSN
4.1 Havil Penelitian ...26
4.2 Pembahavan...2
4.3 Pengujian Hipoteviv Penelitian...28
BB V SIMPULN DN SRN
5.1 Simpulan ...30
5.2 Saran...30
DFTR PUSTS
...31
LMPIRN
...33
(6)
DFTR TBEL
Tabel 2.1
Kandungan kimiawi pada minyak
asmine
...1
Tabel 4.1
Havil
addition test
dan
ohnson Pascal test
vebelum dan vevudah
(7)
niversitas Kristen MaranathaDFTR GMBR
Gambar 2.1
Formatio reticularis
...6
Gambar 2.2
Jarav olfaktoriuv ...12
Gambar 2.3
Bunga Melati...15
(8)
DFTR LMPIRN
yAMPIRAN 1
Surat Pernyataan Pervetujuan Untuk Ikut Serta Dalam
Penelitian ...33
yAMPIRAN 2
Soal
Addition Test
...35
yAMPIRAN 3
Soal
ohnson PascalTest
...3
yAMPIRAN 4
Data Havil Penelitian ...39
yAMPIRAN 5
Data Havil Pengolahan SPSS
Addition Test dan ohnson
Pascal Test
Sebelum dan Sevudah Perlakuan ...41
yAMPIRAN 6
Surat Keputuvan Komivi Etik Penelitian ...43
(9)
niversitas Kristen Maranatha
A I
PENDAHULUAN
1.1 Latar elakang
Ketelitian dan kelaspadaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.
Ketelitian dan kelaspadaan dapat meningkatkan proses belajar dan bekerja,
Ketelitian dan kelaspadaan sangat menunjang satu dengan yang lain untuk
kehidupan manusia (Quirk, 200).
Kelaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap
rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan (Priguna, 2005). Kelaspadaan
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir-akhir ini, terdapat banyak jalan
yang berlubang, apabila tidak menghiraukan kelaspadaan, maka akan mudah
terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu,dibutuhkan kelaspadaan yang
tinggi dari setiap pengguna jalan (Mihardja, 204). Tingkat kelaspadaan sangat
bergantung dengan tingkat konsentrasi seseorang. Semakin tinggi konsentrasi
seseorang, semakin tinggi juga tingkat kelaspadaan seseorang. Pada dasarnya
setiap orang memiliki sifat kelaspadaan tetapi tidak semua orang
memanfaatkannya dengan baik. Kelaspadaan dapat kita asah dalam kehidupan
sehari-hari, seperti sering melakukan latihan mempertajam keahlian otak untuk
bekerja (Priguna, 2005).
Ketelitian adalah kemampuan seseorang untuk berhati-hati dalam menjalankan
pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian, dan intelektual. Seseorang
yang mengalami gangguan mental, seperti
nxiets
mengalami penurunan
konsentrasi (Quirk, 200). Ketelitian dalam bekerja sangat dibutuhkan dan bahkan
merupakan hal yang sangat penting. Delasa ini, ketelitian dalam bidang apapun
sangat diperhatikan. Angka kecelakaan kerja yang sangat tinggi di Indonesia pada
tahun 202 juga diakibatkan ketelitian yang rendah dari sumber daya manusia
yang dimiliki (Statistik, 202).
(10)
Ketelitian dan kelaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Aromaterapi menggunakan
minyak
essensil
yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan
psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak
essensil
memiliki efek
farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator,
penenang, dan perangsang adrenal (Purladi, 2006). Salah satu bahan yang
banyak digunakan dalam aromaterapi adalah minyak
Jsmine. Minyak
Jsmine
adalah minyak yang berasal dari bunga melati. Zat yang terkadung di dalamnya
yaitu
benzyl cette, linlool, dan benzyl lcohol
(Pierre Jean-Hellivan, 2009).
Penggunaan aromaterapi minyak
Jsmine diharapkan dapat meningkatkan
ketelitan dan kelaspadaan seseorang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini:
. Apakah minyak
Jsmine dapat meningkatkan ketelitian pada pria
delasa
2. Apakah minyak
Jsmine dapat meningkatkan kelaspadaan pada pria
delasa
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah meningkatkan penggunaan minyak
Jsmine
untuk meningkatkan produktifitas kerja pada masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek minyak
Jsmine dalam
meningkatkan ketelitian dan kelaspadaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
(11)
3 niversitas Kristen Maranatha
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang manfaat minyak
Jsmine untuk meningkatkan ketelitian dan kelaspadaan.
1.4.2 Manfaat praktis
Penelitian diharapkan dapat memberi bukti kepada masyarakat pada umumnya
tentang manfaat aromaterapi khususnya minyak
Jsmine untuk meningkatkan
ketelitian dan kelaspadaan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Zat utama dalam minyak
Jsmine
yaitu
(S)-(+)-linlool, berperan terhadap
aktivitas otak. Zat tersebut akan menempel dengan permukaan membran sel
olfaktorius sampai ke silia olfaktorius dan berikatan dengan protein reseptor.
Bagian dalam protein akan melipat dan mengaktivasi protein G yang kemudian
akan memicu serangkaian reaksi intraselular cGMP-dependent, sehingga akhirnya
dapat menjalarkan potensial aksi ke dalam sistem saraf pusat melalui nervus
olfaktorius. Potensial aksi kemudian diteruskan ke sistem limbik. Bersamaan
dengan
formtio reticulris yang merupakan salah satu faktor penting dalam
kelaspadaan dan ketelitian (Wibolo D.S, 2008; Hongratanalorakit, 200).
Selain itu diketahui pula minyak Jsmine berpengaruh terhadap locus cereleus
dalam mensekresikan noradrenalin yang bersifat stimulan sehingga dapat
meningkatkan
rousl
dan menstimulasi sistem saraf otonom seperti pengaturan
kardiovaskular sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri dan frekuensi denyut
jantung. Hal ini menyebabkan peningkatan aliran darah menuju otak sehingga
fungsi otak semakin optimal (Shabharlal, Sudan, & Ranjan, 203).
1.6 Hipotesis Penelitian
.
Minyak Jsmine meningkatkan ketelitian pada pria delasa.
2.
Minyak Jsmine meningkatkan kelaspadaan pada pria delasa.
(12)
A V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Minyak Jasmine meningkatkan ketelitian pada pria dewasa
2. Minyak Jasmine meningkatkan kewaspadaan pada pria dewasa
5.2 Saran
1. Dilanjutkan penelitian membandingkan pengaruh berbagai konsentrasi
aromaterapi minyak
asmine
terhadap ketelitian dan kewaspadaan.
2. Dapat dilakukan penelitian dengan subjek penelitian diganti atau ditambah
perempuan dewasa dengan usia yang lebih bervariasi.
(13)
5
niversitas Kristen MaranathaIWAYAT HIDUP
Nama
: Alvin Susanto
Tempat, Tanggal Lahir
: Bandung, 23 Februari 1993
Alamat
: Jl. Demak no.1 Bandung
: alvinsus23@yahoo.co.id
Agama
: Kristen Protestan
Riwayat Kehidupan
:
Tahun 1997 – 1999 : Taman Kanak-Kanak Santo Aloysius I,
Bandung
Tahun 1999 – 2005 : Sekolah Dasar Santo Yusuf I, Bandung
Tahun 2005 – 2008 : Sekolah Menengah Pertama Aloysius I,
Bandung
Tahun 2008 – 2011 : Sekolah Menengah Atas Aloysius I,
Bandung
Tahun 2011–sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(14)
PENGARUH MINYAK JASMINE (Jasminum sambac)
TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN PADA LAKI
–
LAKI
DEWASA
THE EFFECT OF JASMINE (Jasminum sambac) OIL
IN ACCURACY AND ALERTNESS ON ADULT MALE
Decky Gunawan, dr., M.Kes. AIFO
1, Grace Puspasari
2, dr., M.Gizi, Alvin Susanto
3Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang ketelitian dan kewaspadaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena dapat meningkatkan proses belajar dan bekerja, terutama yang mengandalkan konsentrasi. Ketelitian dan kewaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam
aromaterapi adalah minyak Jasmine.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui efek aromaterapi Jasmine dalam meningkatkan ketelitian
dan kewaspadaan.
Metode Penelitian berupa kuasi eksperimental, dilakukan pada 30 mahasiswa yang berumur
18-25 tahun. Kertas tisu yang sudah ditetesi 6 tetes minyak Jasmine dihirup sejauh 2 cm selama
5 menit oleh subjek penelitian. Untuk meneliti ketelitian digunakan addition test sebelum dan
sesudah menghirup minyak Jasmine. Untuk meneliti kewaspadaan digunakan Johnson Pascal
test sebelum dan sesudah menghirup minyak Jasmine. Analisis data menggunakan t
berpasangan dengan α= 0,05.
Hasil rerata jumlah benar pada addition test sesudah menghirup aromaterapi minyak Jasmine
lebih banyak daripada sebelum menghirup aromaterapi minyak Jasmine (309,97±57,162 vs
240,43±51,200). Rerata waktu dari Johnson Pascal test sesudah menghirup aromaterapi minyak
Jasmine lebih singkat daripada sebelum menghirup aromaterapi minyak (109.37±18.645 vs 132.5±26.617).Penelitian ini bernilai sangat signifikan dengan p<0,01.
Kesimpulan minyak Jasmine meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.
Kata kunci: Jasmine, ketelitian, kewaspadaan
ABSTRACT
Background accuracy and alertness are very important for humans that can improve studying and working process, especially works that need concentration. The accuracy and alertness can be improved by using aromatherapy like Jasmine oil.
Objective knowing the effect of Jasmine oil in improving accuracy and allertness.
Method of this study is quasi experimental. Six drops Jasmine oil are added into tissue that is given to 30 students 18-25 years old to be inhaled for 5 minutes. Addition test is used for
(15)
Result the average of correct answer in addition test after the inhalation of Jasmine oil is higher than before the inhalation of Jasmine oil (309,97±57,162 vs 240,43±51,200). The average time of Johnson Pascal test after the inhalation of Jasmine oil is faster than before the inhalation of Jasmine oil (109.37±18.645 vs 132.5±26.617). This study is highly significant with p<0.01.
Conclusion Jasmine oil improves accuracy and alertness. Keywords: Jasmine, accuracy, alertness
PENDAHULUAN
Ketelitian dan kewaspadaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.
Ketelitian dan kewaspadaan dapat
meningkatkan proses belajar dan bekerja,
Ketelitian dan kewaspadaan sangat
menunjang satu dengan yang lain untuk kehidupan manusia.
Kewaspadaan adalah kemampuan
bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan. Kewaspadaan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir-akhir ini, terdapat banyak jalan yang berlubang, apabila tidak menghiraukan kewaspadaan, maka akan mudah terjadi kecelakaan lalu
lintas. Oleh karena itu,dibutuhkan
kewaspadaan yang tinggi dari setiap pengguna jalan. Tingkat kewaspadaan
sangat bergantung dengan tingkat
konsentrasi seseorang. Semakin tinggi konsentrasi seseorang, semakin tinggi juga tingkat kewaspadaan seseorang. Pada dasarnya setiap orang memiliki sifat kewaspadaan tetapi tidak semua orang
memanfaatkannya dengan baik.
Kewaspadaan dapat kita asah dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering melakukan latihan mempertajam keahlian otak untuk bekerja (Priguna, 2005).
Ketelitian adalah kemampuan
seseorang untuk berhati-hati dalam
menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian, dan intelektual. Seseorang yang mengalami gangguan
mental, seperti anxietas mengalami
penurunan konsentrasi (Quirk, 2001).
Ketelitian dalam bekerja sangat
dibutuhkan dan bahkan merupakan hal yang sangat penting. Dewasa ini, ketelitian dalam bidang apapun sangat diperhatikan. Angka kecelakaan kerja yang sangat tinggi di Indonesia pada tahun 2012 juga diakibatkan ketelitian yang rendah dari sumber daya manusia yang dimiliki.
Ketelitian dan kewaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan aromaterapi.
Aromaterapi menggunakan minyak
essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap
minyak essensial memiliki efek
farmakologis yang unik, seperti
antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan perangsang adrenal. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam
aromaterapi adalah minyak Jasmine.
Minyak Jasmine adalah minyak yang
berasal dari bunga melati. Zat yang
terkadung di dalamnya yaitu benzyl
acetate, linalool, dan benzyl alcohol.
Penggunaan aromaterapi minyak Jasmine
diharapkan dapat meningkatkan ketelitan dan kewaspadaan seseorang.
BAHAN DAN CARA
Subjek penelitian dijelaskan mengenai prosedur addition test dan Johnson Pascal test yang harus dikerjakan. Setelah itu
subjek penelitian mengerjakan addition
test dan Johnson Pascal test. Catat hasilnya. Selanjutnya subjek penelitian
menghirup minyak Jasmine yang sudah
diteteskan pada kertas tisu dengan jarak 2 cm dari lubang hidung, selama 5 menit.
(16)
Subjek penelitian diminta untuk
menghirup aroma minyak Jasmine secara
perlahan dan teratur. Tunggu sampai 5 menit. Setelah 5 menit subjek mengerjakan
kembali addition test dan Johnson Pascal
test. Catat hasilnya
.
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh berupa jumlah banyaknya angka yang benar pada
addition test dan banyaknya waktu (detik) yang diperlukan untuk mengerjakan
Johnson Pascal test. Selanjutnya data tersebut diolah dengan perangkat lunak
komputer. Analisis data untuk tes
ketelitian dan kewaspadaan menggunakan
uji t berpasangan dengan α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1menunjukkan bahwa rerata jumlah
benar pada addition test sesudah
menghirup minyak Jasmine adalah 309.97
buah (SD=57.162) dan sebelum menghirup
minyak Jasmine adalah 240.43 buah
(SD=51.200). Menghirup minyak Jasmine
dapat meningkatkan rerata jumlah benar
pada addition test sebanyak 69.33 buah
(p≤0.05). Hasil statistik menunjukkan thitung
(10.126) lebih dari t tabel (1.69913). Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata jumlah waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan Johnson Pascal test sesudah
menghirup aromaterapi Jasmine adalah
109.37 detik (SD=18.645) dan sebelum
menghirup aromaterapi Jasmine adalah
132.5 detik (SD=26.617). Menghirup
minyak Jasmine dapat mempersingkat
waktu mengerjakan Johnson Pascal test
sebesar 23.13 detik (p≤0.05). Hasil statistik menunjukkan thitung (6.004) lebih dari ttabel
(1.69913).
Tabel 4.1 Hasil addition test dan Johnson Pascal test sebelum dan sesudah menghirup
aromaterapi minyak Jasmine
N Mean Std.
Deviation t test
df
Addition Test Sebelum 30 240.43 51,200 10.126 29
Sesudah 30 309.97 57,162 p ≤ 0,05
Johnson Pascal Test
Sebelum 30 132.5 26,617 6.004 29
Sesudah 30 109.37 18,645 p ≤ 0,05
Rerata addition test sesudah menghirup
arometerapi minyak Jasmine yang diamati
selama 5 menit, menunjukkan hasil yang lebih baik daripada sebelum menghirup
minyak Jasmine. Hasil ini terlihat pada
Tabel 4.1. Hasil uji t menunjukkan
peningkatan jumlah benar pada addition
test setelah menghirup minyak Jasmine
(69.33 buah) berbeda secara nyata (p≤0.05).
Rerata waktu yang diperlukan pada
Johnson Pascal test sesudah menghirup
arometerapi minyak Jasmine yang diamati
selama 5 menit, menunjukkan hasil yang lebih baik daripada sebelum menghirup
minyak Jasmine. Hasil ini terlihat pada
Tabel 4.1. Hasil uji t menunjukkan perbedaan jumlah waktu yang diperlukan
pada Johnson Pascal test setelah
(17)
Tabel 4.1 menunjukkan nilai t hitung pada addition test (10.126) lebih besar dari nilai ttabel (1.69913) dengan p≤0.05. Tabel
4.1 juga menunjukkan nilai t hitung pada Johnson Pascal test (6.004) lebih besar dari nilai ttabel (1.69913) dengan p≤0.05. Ini
menunjukkan bahwa percobaan ini
memiliki perbedaan yang signifikan
signifikan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Sayowan (2013) yang dikarenakan oleh minyak
Jasmine dapat menstimulasi aktivitas gelombang otak dan meningkatkan emosi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Hongratanaworakit (2010) yang meneliti
bahwa minyak Jasmine dapat
meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan. Hal ini diduga karena adanya zat aktif pada
aromaterapi minyak Jasmine yaitu
(S)-(+)-linalool yang memicu pusat eksitasi pada
formatio reticularis sehingga dapat meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan seseorang (Hongratanaworakit, 2010). SIMPULAN
1. Minyak Jasmine meningkatkan
ketelitian pada pria dewasa
2. Minyak Jasmine meningkatkan
kewaspadaan pada pria dewasa
SARAN
1. Dilanjutkan penelitian
membandingkan pengaruh berbagai
konsentrasi aromaterapi minyak
Jasmine terhadap ketelitian dan kewaspadaan.
2. Dapat dilakukan penelitian dengan
subjek penelitian diganti atau
ditambah perempuan dewasa dengan usia yang lebih bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo, Daniel S. Neuroanatomi
Untuk Mahasiswa Kedokteran. Bandung : Bayu Media Publishing, 2008.
2. Tortora, G.J. and Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology. 12. Asia : Wiley, 2009.
3. Statistik, Badan Pusat. Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. [Online] 2012. [Cited: November 7, 2014.]
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&t abel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=14 .
4. Snell, Richard S. Clinical
Neuroanatomy. s.l. : Lippincott Williams & Wilkins, 2010.
5. Sherwood, Lauralee. Human Physiology
From Cells To System. 5. Toronto : Cengage, 2013. pp. 900-1000. 978111577438.
6. Jasminum sambac Linn (Motia): A Review. Shabharwal, Swati, Sudan, Swati and Ranjan, Vadi. 2013, International Journal of Pharmaceutical Research and Bio-Science, p. 126.
7. The Effects of Jasmine Oil Inhalation on Brain Wave Activities and Emotions.
Sayowan, Winai. 2013, J Health Res, pp. 73-77.
8. Roudnitska, Edmond. Christian Dior's
Diorella1972. Grasse : s.n., 1972.
9. Rahmat, Rukmana H. Usaha Tani
Melati. Yogyakarta : Kanisius, 1997.
10. Quirk, R. Longman Dicitionary of
Contemporary English. Edinburgh : Tearson Education Limited, 2001. p. 75.
11. Purwadi, Rina. Aromaterapi Sahabat
Calon Ibu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.
12. Priguna, Sidharta. Tata Pemeriksaan
Klinis dalam Neurologis. Jakarta : Dian Rakyat, 2005.
13. Price, Shirley and Price, Len.
Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan.
Jakarta : EGC, 1997.
14. Jasmine. Pierre Jean-Hellivan, Charabot. 2009, Reinviting The King of Parfumes, pp. 42-51.
(18)
15. Mihardja, H.Taufik. Hati-hati Tol
Cipularang Banyak Lubang. Kompas.
January 19, 2014, p. 1.
16. Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi
untuk Kesehatan,Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta : Lily Publisher, 2009.
17. Jelinger, KA. Functional
Pathophysiology of Consciousness. s.l. : Neuropsychiair, 2009.
18. Stimulating Effect of Aromatherapy Massage with Jasmine Oil.
Hongratanaworakit, Tapanee. Thailand : s.n., 2010, Natural Product
Communications, Vol. 5, pp. 157-162.
19. Guyton, Arthur Clifton and Hall, John E. Human Physiology. 3rd. New York : Esevier, 2012. pp. 1232-1456. 007.
20. Guyton, A.C and Hall, J.E. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. 11. Jakarta : egc, 2008.
21. Aromatherapy: Art or Science. Gaware, Vinayak M, et al. 2013, International Journal of Biomedical Research.
22. Aini, S Hutasoit. Panduan Praktis
Aromatherapy untuk Pemula. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002.
(19)
1 niversitas Kristen Maranatha
AFTAR PUSTAKA
Aini, S. H. (2002).
anduan raktus Aromatherapy untuk emula.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Ganong, W. F. (2005).
Revuew of Meducal hysuology
(22 ed.). San Francisco:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Gaware, V. M., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B.,
Kashid, V. A., et al. (201). Aromatherapy: Art or Science.
Internatuonal
Journal of Buomeducal Research
.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012).
Human hysuology
(rd ed.). New York,
Canada: Esevier.
__________________________(2006).
Textbook of Meducal hysuology
(11 ed.).
Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.
__________________________(2008).
Buku Ajar Fusuologu Kedokteran
(11 ed.).
Jakarta: egc.
Hongratanaworakit, T. (2010). Stimulating Effect of Aromatherapy Massage with
Jasmine Oil.
Natural roduct Communucatuons, 5
, 157-162.
Jelinger, K. (2009).
Functuonal athophysuology of Conscuousness.
Neuropsychiair.
Koensoemardiyah. (2009).
A-Z Aromaterapu untuk Kesehatan,Kebugaran, dan
Kecantukan.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Mihardja, H. (2014, January 19). Hati-hati Tol Cipularang Banyak Lubang.
Kompas
, p. 1.
Pierre Jean-Hellivan, C. (2009). Jasmine.
Reunvutung The Kung of arfumes
,
42-51.
Price, S., & Price, L. (1999).
Aromatherapy for Health
(2 ed.). Churchill
Livingstone.
Priguna, S. (2005).
Tata emeruksaan Klunus dalam Neurologus.
Jakarta: Dian
Rakyat.
(20)
5uirk, R. (2001).
Longman Ducutuonary of Contemporary Englush.
Edinburgh:
Tearson Education Limited.
Rahmat, R. H. (1997).
Usaha Tanu Melatu.
Yogyakarta: Kanisius.
Roudnitska, E. (1972).
Chrustuan Duor's Duorella1972.
Grasse.
Sayowan, W. (201). The Effects of Jasmine Oil Inhalation on Brain Wave
Activities and Emotions.
J Health Res
, 7-77.
Shabharwal, S., Sudan, S., & Ranjan, V. (201). Jasminum sambac Linn (Motia):
A Review.
Internatuonal Journal of harmaceutucal Research and
Buo-Scuence
, 126.
Sherwood, L. (201).
Human hysuology From Cells To System
(5 ed.). Toronto:
Cengage.
Snell, R. S. (2010).
Clunucal Neuroanatomy.
Lippincott Williams & Wilkins.
Statistik, B. P. (2012).
Badan usat Statustuk
. Retrieved November 7, 2014, from
BadanPusatStatistik:
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1
&daftar=1&id_subyek=17¬ab=14
Tortora, G., & Derrickson. (2009).
runcuples of Anatomy and hysuology
(12
ed.). Asia: Wiley.
Wibowo, D. S. (2008).
Neuroanatomu Untuk Mahasuswa Kedokteran.
Bandung:
Bayu Media Publishing.
(1)
Result the average of correct answer in addition test after the inhalation of Jasmine oil is higher than before the inhalation of Jasmine oil (309,97±57,162 vs 240,43±51,200). The average time of Johnson Pascal test after the inhalation of Jasmine oil is faster than before the inhalation of Jasmine oil (109.37±18.645 vs 132.5±26.617). This study is highly significant with p<0.01.
Conclusion Jasmine oil improves accuracy and alertness. Keywords: Jasmine, accuracy, alertness
PENDAHULUAN
Ketelitian dan kewaspadaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Ketelitian dan kewaspadaan dapat meningkatkan proses belajar dan bekerja, Ketelitian dan kewaspadaan sangat menunjang satu dengan yang lain untuk kehidupan manusia.
Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan. Kewaspadaan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir-akhir ini, terdapat banyak jalan yang berlubang, apabila tidak menghiraukan kewaspadaan, maka akan mudah terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu,dibutuhkan kewaspadaan yang tinggi dari setiap pengguna jalan. Tingkat kewaspadaan sangat bergantung dengan tingkat konsentrasi seseorang. Semakin tinggi konsentrasi seseorang, semakin tinggi juga tingkat kewaspadaan seseorang. Pada dasarnya setiap orang memiliki sifat kewaspadaan tetapi tidak semua orang memanfaatkannya dengan baik. Kewaspadaan dapat kita asah dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering melakukan latihan mempertajam keahlian otak untuk bekerja (Priguna, 2005).
Ketelitian adalah kemampuan seseorang untuk berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian, dan intelektual. Seseorang yang mengalami gangguan mental, seperti anxietas mengalami penurunan konsentrasi (Quirk, 2001). Ketelitian dalam bekerja sangat
dibutuhkan dan bahkan merupakan hal yang sangat penting. Dewasa ini, ketelitian dalam bidang apapun sangat diperhatikan. Angka kecelakaan kerja yang sangat tinggi di Indonesia pada tahun 2012 juga diakibatkan ketelitian yang rendah dari sumber daya manusia yang dimiliki.
Ketelitian dan kewaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Aromaterapi menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan perangsang adrenal. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam aromaterapi adalah minyak Jasmine. Minyak Jasmine adalah minyak yang berasal dari bunga melati. Zat yang terkadung di dalamnya yaitu benzyl acetate, linalool, dan benzyl alcohol. Penggunaan aromaterapi minyak Jasmine diharapkan dapat meningkatkan ketelitan dan kewaspadaan seseorang.
BAHAN DAN CARA
Subjek penelitian dijelaskan mengenai prosedur addition test dan Johnson Pascal test yang harus dikerjakan. Setelah itu subjek penelitian mengerjakan addition test dan Johnson Pascal test. Catat hasilnya. Selanjutnya subjek penelitian menghirup minyak Jasmine yang sudah diteteskan pada kertas tisu dengan jarak 2 cm dari lubang hidung, selama 5 menit.
(2)
Subjek penelitian diminta untuk menghirup aroma minyak Jasmine secara perlahan dan teratur. Tunggu sampai 5 menit. Setelah 5 menit subjek mengerjakan kembali addition test dan Johnson Pascal test. Catat hasilnya
.
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh berupa jumlah banyaknya angka yang benar pada addition test dan banyaknya waktu (detik) yang diperlukan untuk mengerjakan Johnson Pascal test. Selanjutnya data tersebut diolah dengan perangkat lunak komputer. Analisis data untuk tes ketelitian dan kewaspadaan menggunakan
uji t berpasangan dengan α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1menunjukkan bahwa rerata jumlah benar pada addition test sesudah menghirup minyak Jasmine adalah 309.97 buah (SD=57.162) dan sebelum menghirup minyak Jasmine adalah 240.43 buah (SD=51.200). Menghirup minyak Jasmine dapat meningkatkan rerata jumlah benar pada addition test sebanyak 69.33 buah (p≤0.05). Hasil statistik menunjukkan thitung (10.126) lebih dari t tabel (1.69913).
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan Johnson Pascal test sesudah menghirup aromaterapi Jasmine adalah 109.37 detik (SD=18.645) dan sebelum menghirup aromaterapi Jasmine adalah 132.5 detik (SD=26.617). Menghirup minyak Jasmine dapat mempersingkat waktu mengerjakan Johnson Pascal test sebesar 23.13 detik (p≤0.05). Hasil statistik menunjukkan thitung (6.004) lebih dari ttabel (1.69913).
Tabel 4.1 Hasil addition test dan Johnson Pascal test sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi minyak Jasmine
N Mean Std.
Deviation t test
df
Addition Test Sebelum 30 240.43 51,200 10.126 29
Sesudah 30 309.97 57,162 p ≤ 0,05
Johnson Pascal Test
Sebelum 30 132.5 26,617 6.004 29
Sesudah 30 109.37 18,645 p ≤ 0,05
Rerata addition test sesudah menghirup arometerapi minyak Jasmine yang diamati selama 5 menit, menunjukkan hasil yang lebih baik daripada sebelum menghirup minyak Jasmine. Hasil ini terlihat pada Tabel 4.1. Hasil uji t menunjukkan peningkatan jumlah benar pada addition test setelah menghirup minyak Jasmine (69.33 buah) berbeda secara nyata (p≤0.05).
Rerata waktu yang diperlukan pada Johnson Pascal test sesudah menghirup arometerapi minyak Jasmine yang diamati selama 5 menit, menunjukkan hasil yang lebih baik daripada sebelum menghirup minyak Jasmine. Hasil ini terlihat pada Tabel 4.1. Hasil uji t menunjukkan perbedaan jumlah waktu yang diperlukan pada Johnson Pascal test setelah menghirup minyak Jasmine (23.13 detik) berbeda secara nyata (p≤0.05).
(3)
Tabel 4.1 menunjukkan nilai t hitung pada addition test (10.126) lebih besar dari nilai ttabel (1.69913) dengan p≤0.05. Tabel 4.1 juga menunjukkan nilai t hitung pada Johnson Pascal test (6.004) lebih besar dari nilai ttabel (1.69913) dengan p≤0.05. Ini menunjukkan bahwa percobaan ini memiliki perbedaan yang signifikan signifikan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Sayowan (2013) yang dikarenakan oleh minyak Jasmine dapat menstimulasi aktivitas gelombang otak dan meningkatkan emosi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Hongratanaworakit (2010) yang meneliti bahwa minyak Jasmine dapat meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan. Hal ini diduga karena adanya zat aktif pada aromaterapi minyak Jasmine yaitu (S)-(+)-linalool yang memicu pusat eksitasi pada formatio reticularis sehingga dapat meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan seseorang (Hongratanaworakit, 2010).
SIMPULAN
1. Minyak Jasmine meningkatkan ketelitian pada pria dewasa 2. Minyak Jasmine meningkatkan
kewaspadaan pada pria dewasa
SARAN
1. Dilanjutkan penelitian
membandingkan pengaruh berbagai konsentrasi aromaterapi minyak Jasmine terhadap ketelitian dan kewaspadaan.
2. Dapat dilakukan penelitian dengan subjek penelitian diganti atau ditambah perempuan dewasa dengan usia yang lebih bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo, Daniel S. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Bandung : Bayu Media Publishing, 2008.
2. Tortora, G.J. and Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology. 12. Asia : Wiley, 2009.
3. Statistik, Badan Pusat. Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. [Online] 2012. [Cited: November 7, 2014.]
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&t abel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=14 .
4. Snell, Richard S. Clinical
Neuroanatomy. s.l. : Lippincott Williams & Wilkins, 2010.
5. Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells To System. 5. Toronto : Cengage, 2013. pp. 900-1000. 978111577438.
6. Jasminum sambac Linn (Motia): A Review. Shabharwal, Swati, Sudan, Swati and Ranjan, Vadi. 2013, International Journal of Pharmaceutical Research and Bio-Science, p. 126.
7. The Effects of Jasmine Oil Inhalation on Brain Wave Activities and Emotions. Sayowan, Winai. 2013, J Health Res, pp. 73-77.
8. Roudnitska, Edmond. Christian Dior's Diorella1972. Grasse : s.n., 1972.
9. Rahmat, Rukmana H. Usaha Tani Melati. Yogyakarta : Kanisius, 1997. 10. Quirk, R. Longman Dicitionary of Contemporary English. Edinburgh : Tearson Education Limited, 2001. p. 75. 11. Purwadi, Rina. Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006. 12. Priguna, Sidharta. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologis. Jakarta : Dian Rakyat, 2005.
13. Price, Shirley and Price, Len. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta : EGC, 1997.
14. Jasmine. Pierre Jean-Hellivan, Charabot. 2009, Reinviting The King of Parfumes, pp. 42-51.
(4)
15. Mihardja, H.Taufik. Hati-hati Tol Cipularang Banyak Lubang. Kompas. January 19, 2014, p. 1.
16. Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan,Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta : Lily Publisher, 2009.
17. Jelinger, KA. Functional
Pathophysiology of Consciousness. s.l. : Neuropsychiair, 2009.
18. Stimulating Effect of Aromatherapy Massage with Jasmine Oil.
Hongratanaworakit, Tapanee. Thailand : s.n., 2010, Natural Product
Communications, Vol. 5, pp. 157-162.
19. Guyton, Arthur Clifton and Hall, John E. Human Physiology. 3rd. New York : Esevier, 2012. pp. 1232-1456. 007. 20. Guyton, A.C and Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11. Jakarta : egc, 2008.
21. Aromatherapy: Art or Science. Gaware, Vinayak M, et al. 2013, International Journal of Biomedical Research. 22. Aini, S Hutasoit. Panduan Praktis Aromatherapy untuk Pemula. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002.
(5)
1
niversitas Kristen MaranathaAFTAR PUSTAKA
Aini, S. H. (2002).
anduan raktus Aromatherapy untuk emula.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Ganong, W. F. (2005).
Revuew of Meducal hysuology
(22 ed.). San Francisco:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Gaware, V. M., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B.,
Kashid, V. A., et al. (201). Aromatherapy: Art or Science.
Internatuonal
Journal of Buomeducal Research
.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012).
Human hysuology
(rd ed.). New York,
Canada: Esevier.
__________________________(2006).
Textbook of Meducal hysuology
(11 ed.).
Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.
__________________________(2008).
Buku Ajar Fusuologu Kedokteran
(11 ed.).
Jakarta: egc.
Hongratanaworakit, T. (2010). Stimulating Effect of Aromatherapy Massage with
Jasmine Oil.
Natural roduct Communucatuons, 5
, 157-162.
Jelinger, K. (2009).
Functuonal athophysuology of Conscuousness.
Neuropsychiair.
Koensoemardiyah. (2009).
A-Z Aromaterapu untuk Kesehatan,Kebugaran, dan
Kecantukan.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Mihardja, H. (2014, January 19). Hati-hati Tol Cipularang Banyak Lubang.
Kompas
, p. 1.
Pierre Jean-Hellivan, C. (2009). Jasmine.
Reunvutung The Kung of arfumes
,
42-51.
Price, S., & Price, L. (1999).
Aromatherapy for Health
(2 ed.). Churchill
Livingstone.
Priguna, S. (2005).
Tata emeruksaan Klunus dalam Neurologus.
Jakarta: Dian
Rakyat.
(6)