Gizi Semester III.
(2)
Status gizi Lingkungan • sosial budaya
• ekonomi
YAN KES
PERILAKU
KETURUNAN Konsep BLUM (1974)
Melakukan Perubahan Perilaku sehinggamampu meningkat status gizi
(3)
PRIMARY TARGET
Masyarakat,kel/RT
Industri/produsen,pedagang,
Petani,Nelayan, dsb
SECONDARY TARGET PERUBAHAN
Pelaksana kebijakan PERILAKU
Departemen teknis
Industri,LSM, Ilmuwan,Swasta,dll
TERTIARY TARGET
Birokrasi Legislasi
(4)
(5)
PERUBAHAN PERILAKU GIZI
Konsep
Laurence Green (1980)
Faktor predisposisi
(predisposing factors) Faktor Pemungkin(enabling factors)
Faktor Penguat (reinforcing factors)
Pengetahuan dan sikap
Adat, budaya dan tradisi
Tradisi dll
Tersedianya pelayanan gizi
Adanya ketahanan pangan RT/wilayah
Dukungan sektor lain
Teladan dari reference group (tokoh panutan)
UU/Peraturan yang diperlukan
(6)
Pengetahuan dan sikap
Adat, budaya dan tradisi
Tradisi dll
Tersedianya pelayanan gizi
Adanya ketahanan pangan RT/wilayah
Dukungan sektor lain
Teladan dari reference group (tokoh panutan)
UU/Peraturan yang diperlukan • Komunikasi • Informasi • Edukasi • Pengorganisasian • Percontohan • Fasilitas
• Program pendudkung • UU, PP/SK Men dll • Perda (lokal)
(7)
(8)
Status.Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Keturunan
Pendidikan kesehatan meliputi
1. Pemberian pengetahuan dan kesedaraan tentang hidup sehat 2. Dorongan untk medapatkan fasilitas pelyanan kesehatan
3. Kemampuan untuk perbaikan lingkungan
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
KONSEP PENINGKATAN GIZI MENYANGKUT BANYAK ASPEK
KARENA MENYANGKUT DETERMINANT POKOK DARI GIZI, YAITU BIDANG-BIDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN
1. PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PANGAN 2. EKONOMI PANGAN
3. PERATURAN PER UU AN TENTANG PANGAN DAN GIZI 4. KESEHATAN MASYARAKAT
5. PENDIDIKAN GIZI
6. INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PANGAN
7. RISET DAN PENGEMBANGAN PANGAN, GIZI DAN KESEHATAN
(15)
Promosi Gizi primer
Promosi tentang makanan bergizi, seimbang dan beraneka ragam (PUGS)
Promosi Gizi sekunder
Kebijakan publik yang berhubungan dengan produksi, industri dan perdagangan bahan pangan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat
Promosi Gizi tertier
Kebijakan yang berhubungan dengan pengentasan
kemiskinan, penyediaan kesempatan kerja, low
(16)
(17)
Alat komunikasi Media komunikasi Teknik berkomunikasi
(18)
HAMBATAN KOMUNIKASI
1. KESENJANGAN SOSIO-KULTURAL
2. KETERBATASAN DAYA SERAP KOMUNIKAN
3. SIKAP NEGATIF TERHADAP KOMUNIKATOR, MEDIA ATAU ALAT YANG DIPAKAI
4. KURANG FOKUS KEPADA SASARAN (FOKUS MATERI, FOKUS KE SASARAN, FOKUS KE MASALAH)
(19)
KESENJANGAN SOSIO-KULTURAL
BERHUBUNGAN DENGAN
1. BUDAYA, KEBIASAAN LOKAL, PANTANGAN DLL
2. BAHASA (HALUS-KASAR, BAHASA LOKAL/DAERAH, BAHASA GAUL, DSB
(20)
(21)
Kalori
Penurunan konsumsi sesuai bertambahnya umur
Laki-laki: 2700 kcal diumur 30 2100 kcal di umur 80
Wanita: 1800 kcal pd 30 th 1300 kcal pd 74 th
2/3 ok penurunan aktifitas fisik
(22)
AKG USA:
(23)
Protein
Konsumsi tinggi protein: kurang dapat dicerna dan diabsorbsi
Terbukti: nitrogen feses meningkat
(24)
Karbohidrat
Absorpsi karbohidrat menurun
Terbukti: tes ginjal dan tes paru
Peningkatan aktifitas enzim bakteri di usus
Penurunan aktifitas enzim laktase
namun aktifitas hidrolase brush border tetap
(25)
RDA: tidak ada untuk lansia
(26)
Lemak
Daya cerna dan absorpsi lemak sama dengan orang muda
Kecuali jika konsumsi lemak berlebihan (>120 g/hari)
Jika terjadi malabsorpsi: biasanya akibat
pertumbuhan bakteri berlebihan diusus halus dekonjugasi garam empedu
Atropi lambung jarang menyebabkan malabsorpsi lemak
(27)
AKG: <30% total kalori (10% lemak jenuh, 10-15% MUFA, 10% PUFA)
Untuk dapat menghindari PJK
(28)
Cairan
Keseimbangan cairan penting
Dehidrasi seringkali tak dapat terdeteksi pada lansia
Dehidrasi karena konsumsi kurang dan
kehilangan cairan berlebihan, urine bladder tak terkontrol
Gangguan klinis: demam, diare, malabsorpsi, muntah dan hemorrhagi
(29)
Obat2an: diuretik, laksatif, larutan i.v. hipertonik
(30)
Vitamin
Sering kurang konsumsi
Pertambahan umur: meningkatkan dan menurunkan
absorpsi vitamin
Tiamin: 1,2 mg, absorpsi meningkat,
Def: pada alkoholisme
Riboflavin: jarang ada gangguan absorpsi
Vitamin C: AKG 60 mg/hari
Vit C: dipengaruhi rokok, obat, emosi, stress
(31)
Vitamin E: sbg antioksidan
Calcium: berhubungan dg osteoporosis
Absorpsi kalsium menurun sesuai umur
Mungkin perlu suplementasi
Zat besi: defisiensi oleh karena peny kronis, penurunan
absorpsi akibat hipohidria atau aklorhidria akibat atropi lambung
(32)
Status gizi
Diet history: dengan cara food record, food recall dan food frequency
Food record: 3-7 hari
Food recall: 24 jam, sulit pada lansia
(33)
Standar Biokimia
Sama dengan dewasa
Serum albumin cenderung menurun
Standar hematologik: sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin
(34)
Antropometri
Tabel Frisancho: memuat standar BB/TB, umur, jenis kelamin untuk umur 55 – 74 tahun
Baltimore Longitudinal Aging Study: BMI 22,5 kg/m2
(35)
Antropometri lain
Lapisan lemak trisep
Terutama pasien lansia di RS
FFM menurun, FM meningkat
FM Terutama pada intraabdomen dan intramuskular
(36)
Studi tentang lansia
Konsumsi lansia: RATA-RATA 1792 -2171 pada laki-laki dan 1168 – 1770 kkal pada Pr
lebih rendah dari AKG
Serum protein (albumin, transferin, prealbumin, retinol-binding protein) menurun
(37)
Suplementasi
Suplemen polimerik cair selama 4 bulan: dapat meningkatkan BB lansia
Juga meningkatkan serum albumin, TIBC, folat, vit C dan vit B12
Studi: suplementasi dipakai oleh ½ responden: vit C dan E
(38)
Interaksi obat-zat gizi
Zat gizi dapat mempengaruhi daya cerna,
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi obat
Obat juga dapat mempengaruhi status gizi melalui: food intake, absorpsi zat gizi,
metabolisme dan ekskresi
Lansia sering menderita peny lain, obat lain dan lama terpapar dg obat
(39)
KEBUTUHAN ENERGI PADA BERBAGAI PEKERJAAN
Dr. Desmawati, M.Gizi
Bagian Ilmu Gizi FK Unand
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
(40)
ENERGI
Energi panas yang diperlukan tubuh untuk
beraktivitas
didefinisikan sebagai kapasitas untuk
melakukan kerja
Sumber energi tubuh adalah karbohidrat, lemak,
protein (termasuk vitamin, mineral dan air)
Agar dapat digunakan, sumber energi harus
dirubah menjadi ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator berupa enzim
2 d es m a _g iz ifk u a
(41)
KEBUTUHAN ENERGI SEHARI
Keadaan metabolisme tubuh stabil
Kebutuhan Energi Total (total energi
requirement) = Total Energy Expenditure n (TEE)
Meliputi : Kebutuhan energi basal , energi
pencernaan makanan, aktifitas.
Kebutuhan energi meningkat pada keadaaan
stres akibat tindakan operasi / penyakit (faktor stres) 3 d es m a _g iz ifk u a
(42)
ENERGI DIPENGARUHI OLEH:
BMR (Kebutuhan energi minimal untuk
kebutuhan Vital)
SDA (Specific Dynamic Action = Energi untuk proses metabolisme), Makanan
campuran=10 %
Aktivitas harian
Pertumbuhan (untuk Anak-anak)
4 d es m a _g iz ifk u a
(43)
BASAL METABOLISME RATE
BMR = BEE (Basal energy expenditure)
Kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk fungsi
fisiologis tubuh (jantung, paru dll) diukur dengan menggunakan kalorimeter direk
diukur menjelang pagi ketika pasien masih tidur
nyenyak
sulit digunakan dalam klinis
5 d es m a _g iz ifk u a
(44)
RESTING METABOLIC EXPENDITURE (RME)
Menggunakan kalorimeter indirek
mengukur konsumsi 02 (VO2) dalam keadaan
istirahat.
Pasien puasa
Istirahat minimal 1 ½ jam
Suhu lingkungan dan kebutuhan 02 stabil
Selama pengukuran masih mendapat enteral
dan paranteral
Hasilnya 10 % lebih tinggi dari BEE
6 d es m a _g iz ifk u a
(45)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BMR
Luas permukaaan tubuh
Jenis kelamin
Komposisi tubuh
umur : masa pertumbuhan meningkat 12 %
usia > 30 tahun mengalami penurunan
Kehamilan dan laktasi, mengalami peningkatan
BMR 20 - 25%
Suhu tubuh : kenaikan 1 derjat C meningkat
BMR 13 %
Tidur : BMR mengalami penurunan 10 %
Status gizi 7
d es m a _g iz ifk u a
(46)
MENGHITUNG BMR/BEE
1. Rumus Harris Bennedict
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x
U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7
x U)
Keterangan : BB = berat badan dalam kg TB = tinggi badan dalam cm U = umur dalam tahun
d es m a _g iz ifk u a 8
(47)
2. Cara cepat (2 Cara)
(a) Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam (b) Laki-laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
d es m a _g iz ifk u a 9
(48)
C
A
R
A
FA
O
/W
HO
desma_gizifkua
1
(49)
SPESIFIC DINAMIC ACTION (SDA)
DA=Diet induced thermogenesis (DIT) kalori
yang dibutuhkan untuk proses pencernaan , penyerapan dan metabolisme makanan.
SDA Nutrisi paranteral adalah 0 %, sedangkan
untuk makanan enteral dan oral adalah 5 -10 %.
11 d es m a _g iz ifk u a
(50)
AKTIVITAS FISIK
Dibagi dalam empat golongan, yaitu
1. sangat ringan,
2. ringan, 3. sedang, 4. berat. d es m a _g iz ifk u a 12
(51)
CARA MENAKSIR KEBUTUHAN ENERGI
MENURUT AKTIVITAS
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
(52)
INDEKS AKTIVITAS FISIK d es m a _g iz ifk u a 14
Aktivitas Jenis Aktivitas LK PR
Istirahat Tidur, baring, duduk 1.2 1.2 Ringan Sekali menulis, mengetik 1.4 1.4
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci piring, menghias ruang
1.5 1.5
Ringan -sedang Sekolah, kuliah, kerja kantor 1.7 1.6
Sedang Mencangkul, menyabit rumput 1.8 1.7 Berat Menggergaji pohon dengan gergaji
tangan
2.1 1.8
(53)
INDEK AKTIVITAS FISIK
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
(54)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI
16
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
(55)
Keb. Karbohidrat 50-60 % total kalori
Keb. Protein 15-20 % total kalori
keb,. Lemak 20 – 25 % total kalori.
- konversi ke gram.
17
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
(56)
1
8
(57)
TUGAS
Presentasi tentang :
1. Pengaruh lingkungan fisik terhadap kebutuhan
energi dan nutrien paa berbagai jenis pekerjaan
2. Pengaruh stress fisik dan psikis terhadap
kebutuhan energi dan nutrien pada berbagai jenis pekerjaan 19 d es m a _g iz ifk u a
(58)
Nutrisi pada pasien
critical ill
(59)
Perubahan metabolisme pada
pasien multiple trauma
Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi lain
Perubahan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
(60)
Fase post trauma
Ebb Flow Injury Recuperation Hemodynamic stabilization -Fluid resuscitation Hypercatabolism control & support -Anti-inflammation -Nutrition support Anabolism support -Nutrition -Rehabilitation(61)
Respon metabolik pada trauma
Time
E
ne
rgy
E
xpe
n
di
tur
e Ebb PhaseEbb Phase Flow PhaseFlow Phase
(62)
(63)
Respon metabolik pada trauma
: Ebb Phase Hipovolemic shock
Terjadi penurunan
cardiac output
konsumsi oksigen
Tekanan darah
Perfusi jaringan
Suhu tubuh
(64)
Respon metabolik pada trauma : Flow Phase
Peningkatan
catekolamin
Glukokortikoid
Glukagon
Release citokin. Lipid mediator
(65)
(66)
Respon metabolik pada trauma
Organ Response
liver glucose production , AA uptake , acute-phase protein synthesis
trace metal sequestration Central nervous
system
Anorexia , fever
Circulation Glucose , TG ,urea AA, iron, zinc Skeletal muscle AA efflux (especially glutamine)
leading to loss of muscle mass Intestine AA uptake from both luminal and
circulating sources , leading to mucosal atrophy
Endocrine ACTH, cortisol , GH, epinephrine , norepinephrine , glucagon , insulin
(67)
Respon metabolik pada trauma
Fatty Deposits Liver & Muscle (glycogen)
Muscle
(amino acids)
Fatty Acids
Glucose
Amino Acids
Endocrine Response
(68)
Konsekwensi Neuroendocrine & metabolic dari trauma
(69)
Perubahan metabolik setelah trauma Intestine Muscle Liver Brain Kidney Gluconeogenesis Ketogenesis Ureagenesis Glutamine
Alanine / Pyruvate
Glucose Ketones Urea NH3 Ketones Glycerol AGL Fat
(70)
Pengaruh perubahan endokrin
1. Catecholamines (epinephrine and norepinephrine)
merangsang glycogenolysis dan gluconeogenesis di hati
merangsang katabolisme otot (proteolysis)
merangsang lipolysis
menghambat sekresi insulin dan uptake glucosa oleh jaringan
(71)
2. Glucocorticoids (cortisol) : dihasilkan oleh kortex adrenal dirangsang oleh ACTH
(adrenocorticotropic hormone)
merangsang lipolysis
merangsang katabolisme otot (proteolysis
merangsang gluconeogenesis (hepatic use of AA)
menghambat protein synthesis
menghambat sekresi insulin
(72)
3. Glucagon
merangsang gluconeogenesis and glycogenolysis
(73)
Cytokine –
Interleukins(IL-1,IL-6),tumor necrosis factor (TNF)
Dihasilkan oleh sel fagosit sebagai respon kerusakan jaringan, infeksi, obat, bahan kimia
Cytokines memberi eek metabolik
* merangsang uptake AA oleh hati (protein synthesis)
* mempercepat pemecahan otot (muscle breakdown) * meningkatkan eksresi nitrogen
* meningkatkan leukocyte count * anorexia
* fever
(74)
Major Cytokines Involved in
Hypermetabolic Response
Cytokine Cell source Metabolic effects
TNF-α
Monocytes/macrophages, lymphocytes,
Kupffer, glial, endothelial, natural killer, & mast cells
↓ Decrease free FA. synthesis
↑ lipolysis
↑ peripheral AA.s efflux
↑ hepatic AA uptake & acute-phase protein synthesis
↑ body temperature ↑ insulin-resistance
IL-1 Monocytes/macrophages, neutrophils,
lymphocytes, keratinocytes, Kupffer cells
↑ ACTH hormone
↑ acute-phase protein synthesis
↑ body temperature
IL-6 Monocytes/macrophages, keratinocytes,
fibroblasts, endothelial, T, & epithelial cells
↑ acute-phase protein synthesis
↑ body temperature
IFN-γ Lymphocytes, pulmonary macrophages ↑ TNF-a production
↑ monocyte respiratory burst
From Matarese G, La Cava A. The intricate interface between immune system and metabolism. Trends Immunol 2004;25:195– ;6, with permission.
(75)
BMR pada berbagai tingkat trauma
Effect of injury on metabolic rate. (Adapted from Wilmore DW.
(76)
Respon metabolik pada trauma
10 20 30 40
28 24 20 16 12 8 4 0 N itr og en E xc re tio n (g /d ay ) Days Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456
(77)
Tingkat keparahan trauma : efek nitrogen Losses dan laju metabolisme
Adapted from Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456
Basal Metabolic Rate
Cirugía mayor Cirugía electiva Infección Sepsis grave Quemadura moderada a grave
N it rog en Lo ss in U rine Major Surgery Elective Surgery Infection Severe Sepsis
Moderate to Severe Burn
(78)
Penentuan kebutuhan kalori
Kalorimetri indirect
• Harris-Benedict x stress factor x activity factor • 25-30 kcal/kg body weight/day
(79)
Kebutuhan energi
TEE (total energy expenditure) (1) BMR (basal metabolic rate) (2) efek aktifitas
> efek miimal pd pasien critical ill
> except self-ventilating , tachypnoea , severely agitated.
> penurunan kebutuhan pd muscular paralysis 30% ,. ( 3) SDA
(80)
Perhitungan berdasarkan BB
25-35 kcal / kg(1) 25-30 kcal / kg
(well-nourished , elective operation) (2) 35 kcal / kg
(multiple trauma)
25-35 kcal / kg actual BW
(1) 30 –35 kcal /kg (septic and SIRS)
(2) 25 –30 kcal /kg (non-septic and SIRS)
ABW (adjusted BW) =
(acutual BW - IBW * 0.25 ) + IBW
Cachetic, marasmic
(81)
Kebutuhan nutrisi pada berbagai keadaan
Contoh :
Kebutuhan energi untuk penderita cancer(in bed) = BEE x 1.10 x 1.2
Injury
Minor surgery
Long bone fracture Cancer
Peritonitis/sepsis
Severe infection/multiple trauma Multi-organ failure syndrome Burns
Stress Factor 1.00 – 1.10 1.15 – 1.30 1.10 – 1.30 1.10 – 1.30 1.20 – 1.40 1.20 – 1.40 1.20 – 2.00 Activity
Confined to bed Out of bed
Activity Factor 1.2
(82)
Proses penyakit kcal/day
Basal 1,450
Post-op. (uncomplicated) 1,500–1,700 Sepsis 2,000–2,400 Multiple trauma (ventilator) 2,200–2,600 Major burn 2,500–3,000
Biasanya kebutuhan energi meningkat sebanding dengan tingkat keparahan penyakit
Kebutuhan kalori
(rata-rata untuk laki-laki 70 kg)(83)
Proses penyakit Amino acids (kg/day)
Basal 0.8–1.0 Postop (uncomplicated) 1.0–1.5 Sepsis 1.5–2.0 Multiple trauma (ventilator) 1.5–2.0 Major burn 2.0–3.0
Kebutuhan protein
(rata-rata untuk laki-laki 70 kg)(84)
Metabolisme protein normal
(rata-rata untuk laki-laki 70 kg)(85)
Kebutuhan nutrisi
Prinsip :
Hindari overfeeding Kebutuhan energi Kebutuhan protein
Kebutuhan karbohidrat Vitamins and Minerals
Kebutuhan Energy and protein pada penyakit khusus Makanan khusus untuk pasien critically ill
(86)
Hindari overfeeding
Respiratory quotient (RQ)
CHO 1
Fat 0.7
Protein (PT) 0.81
(87)
Kelebihan CHO dapat menyebabkan (1) Steatosis dari hati
Glucose glycogen
(stores are replete ,about 400 g)
Glucose fat ( lipogenesis , CO2 production ) (2) hyperglycemia
(88)
Kelebihan fat > 50 % of total calories
(1) overload the reticulo-endothelial system (RES) TG glycerol + free fatty acids
reduce RES clearance
(89)
Kebutuhan protein
1.2 –2 g protein /kg BB Kcal : N ratio
300: 1 (healthy adults)
150: 1 (moderate stress) 80 –100 : 1 (severe stress)
(90)
UUN(urine urea nitrogen )
> Assess the degree of hypermetabolism (stress) UUN : 0 – 5 no tress
UUN : 5 – 10 mild hypermetabolism/level 1 stress
UUN : 10 –15 moderate hypermetabolism/level 2 stress UUN : > 15 severe hypermetabolism/level 2 stress
> Estimate protein requirement
UUN : 10 (1.2 –1.3 g protein/ kg BW)
(91)
Perkiraan kebutuhan nitrogen per kg actual BB/hari
Nitrogen ( protein )
Normal 0.17g (1.0625 g )
Hypermetabolic 5-25 % 0.2 g (1.25 g ) 25 –50% 0.25 g (1.5625g )
> 50 % 0.3 g (1.875 g )
Note: maksimum jumlah nitrogen yang dapat dimetabolisme 18 g /hari (112.5 g protein).
(92)
Kebutuhan karbohidrat
Jumlah CHO berhubungan dengan kemampuan hati untuk oksidasi
60 –70 %dari energi
Parenteral nutrition
kecepatan Maximum oksidasi glucose :
5 –7 mg /kg BB / min , 7.2 g / kg BB / hari umumnya: 2-5 mg /kg BB/ min
(93)
Kebutuhan lemak
15 –40 % dari energi Untuk pasien critically ill ,kebuthan 0.8 –1 g /kg BB/hari
3 karakteristik sbg sumber energi 1. concentrated
2. isotonic (toleration of tube feedings,particularly into the lower duodenum or jejunum)
3. nonglucose
( terbatasnya jumlah isulin dan penggantian lemak dari CHO untuk membatasi produksi CO2 untuk weaning ventilator)
(94)
Vitamins and Minerals
Tidak ada rujukan spesifik
Berdasarkan RDA
Perhatian :
> peningkatan kebutuhan B complex (thiamin , niacin) bersamaan dengan peningkatan kalori
(95)
Vit A 3300 IU
Vit D 200 IU
VitE 10 IU
Vit C 100 mg
Folacin 400 mcg
Niacin 40 mg
Riboflavin 3.6 mg
Thiamin 3 mg
Vit B6 4 mg
Vit B12 5 mcg
Pantothenic acid 15 mg
Biotin 60 mcg
Copper 0.5-1.5 mg
Chromium 10-15 mcg
Manganese 0.15-0.8 mg
(96)
Penambahan jumlah zinc
direkomendasikan pada kondisi :
1. kehilangan yg banyak cairan usus
(97)
Kebutuhan Energy and protein
(98)
•
Penyakit hati
Kondisi klinik Energy (kcal/kg/day)
Protein (g/kg/day) Compensated cirrhosis 30-40 1-1.2 Complications,inadequat
e intake, malnutrition
40-45 1.5
Encephalopathy grade I-II
30-40 Transiently 0.5, then 1-1.5
Encephalopathy grade III-IV
30-40 0.5-1.2
(99)
BCAA (valine,leucine,isoleucine) digunakan pd penyakit hati kronik
Akumulasi AAA pd plasma dan otak dapat menyebabkan kerusakan yg berat pd sintesis neurotransmitter otak => hepatic encephalopathy.
BCAA berkompetisi dgn AAA pd transpor darah otak untuk mengatasi koma.
Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan penurunan tyrosine and cysteine level dan penurunan nitrogen balance
AAAs(aromatic AA):
(100)
•
Penyakit ginjal
Therapy Energy (kcal/kg/day) Protein (g/kg/day) Continuous haemofiltration/ diafiltration dialysis30-35 1 – 1.2
Intermittent haemodialysis haemofiltration/diafiltration
30-35 1 – 1.2
Non-dialysed/filtered
(residual renal function, minimal catabolism
30-35 0.55 – 0.6
(1)
Indikator lingkungan kerja fisik
• penerangan/cahaya di tempat kerja,• temperatur/suhu udara,
• kelembaban,
• pertukaran udara/sirkulasi udara,
• getaran mekanis,
• kebisingan,
• bau tak sedap,
• tata warna/pewarnaan,
• dekorasi,
• Keamanan
(2)
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
• Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi
penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat.
• diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh.
• minum air, konsumsi sayur dan buah.
5
(3)
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
• Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia
tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis, • akibatnya: menurunnya nafsu makan,
terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan
(4)
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
• Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel
• diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
7
(5)
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
• Parasit dan mikroorganisme
• Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat
mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi
• Jika kekurangan zat gizi tertentu perlu suplemen
(6)
9