PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI.

(1)

PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI

(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, Dan Taekwondo Di SMA NEGERI 6 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

WULAN NURLAELA 1100822

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG

TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI

(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam

Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo di

SMA NEGERI 6 BANDUNG)

Oleh Wulan Nurlaela

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Wulan Nurlaela 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI

(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo di SMA NEGERI 6 BANDUNG)

Wulan Nurlaela 1100822

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Yati Ruhayati1 Nur Indri Rahayu2

Salah satu karakter yang melekat pada seorang remaja adalah agresivitas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tingkat agresivitas pada remaja, mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja yang terlibat dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah siswa SISWA SMA N 6 BANDUNG sebanyak 64 orang,

menggunakan metode simple random sampling. Instrumen menggunakan Angket.

Penghitungan statistik menggunakan SPSS dan dianalisis menggunakan One Way Anova dan Independent Sample T-Test. Hasil One Way Anova menunjukan F = 2,257, P =

0,104 > 0,05, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan rata-rata tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo,

Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo. Hasil Independent Sample T Test t = -2,842, p

= 0,006 < 0,05, maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan tingkat

agresivitas antara remaja yang terlibat dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri.


(5)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE COMPARISON OF AGGRESSION LEVEL OF TENAGEERS INVOLVED IN MARTIAL ARTS

(A Comparative Study on The Teenagers who are Involved in Judo, Karate, Pencak Silat, and Taekwondo in SMA NEGERI 6 BANDUNG)

Wulan Nurlaela 1100822

Faculty of Sports and Health Education Indonesia University of Education

Yati Ruhayati1 Nur Indri Rahayu2

One of the characteristics attached to teenagers is aggression. The study aims at describing aggression level on teenagers, finding out whether there is a difference of aggression level between the teenagers who are involved in Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, also finding out whether or not there is a significant difference between the teenagers who join martial arts and those who do not. The method used in the study is descriptive comparative. The samples in the study are 64 SMAN 6 BANDUNG students, chosen using simple random sampling, and questionnaires are used as the instrument. Statistical calculation is done using SPSS and analyzed by One Way Anova and Independent Sample T - Test. The result shows F = 2,257, P = 0,104 > 0,05, so H0 is accepted, leading to a conclusion that there is not a significant average difference of teenagers’ aggression level involved in martial arts such as Judo, Karate, Pencak Silat, and Taekwondo. The result of Independent Sample T - Test is t = -2,842, p = 0,006 < 0,05, so H0 is rejected, therefore there is a difference in aggression level between the teenagers involved in martial arts and the teenagers who are not involved in martial arts.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Agresivitas Remaja Dalam Olahraga Bela Diri .. Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Agresivitas ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengertian Remaja ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengertian Bela Diri ... Error! Bookmark not defined.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

C. Posisi Teoretis Peneliti ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

C. Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Pengolahan Dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Diskusi Penemuan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket ... 28

Tabel 3.2 Nilai Skala Sikap ... 31

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 33

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 36

Tabel 3.5 Contoh Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas ... 36

Tabel 4.1 Hasil Angket Tingkat Agresivitas ... 39

Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas ... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tingkat Agresivitas ... 44

Tabel 4.4 Output 1 Deskriptif Tingkat Agresivitas ... 45

Tabel 4.5 Output 2 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Agresivitas ... 46

Tabel 4.6 Output 3 Anova Hasil Angket Tingkat Agresivitas ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Angket Tingkat Agresivitas ... 48

Tabel 4.8 Output 1 Independent Sample Test ... 48


(9)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 25 Gambar 3.2 Langkah-langkah Penyusunan Skala Instrumen ... 32 Gambar 3.3 Langkah-langkah Penelitian ... 37


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Deskripsi Tingkat Agresivitas Remaja ... 42


(11)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Tingkat Agresivitas Remaja ... 55

Lampiran 2 Output Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 ... 59

Lampiran 3 Dokumentasi ... 70

Lampiran 4 Data Siswa Yang Mengisi Angket ... 75

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ... 78

Lampiran 6 SK Pembimbing ... 79


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu karakter yang melekat pada seorang remaja adalah agresivitas, berdasarkan penelitian Agus Sapari dan Ni Made Taganing Kurniati, (2011) menyatakan bahwa menurut Berkowitz (dalam Matlin 1995) memberikan definisi tentang agresivitas sebagai usaha atau tingkah laku yang sengaja untuk melukai atau menghancurkan orang lain baik secara fisik maupun psikologis. Sementara Hurlock (1998), menyebutkan tingkah laku agresif merupakan bentuk tingkah laku yang merugikan dan tidak dapat diterima oleh masyarakat yang dapat menyebabkan luka fisik atau psikis pada orang lain dan merusak benda-benda atau objek. Maka tingkat agresivitas yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap remaja, namun apabila dikelola dengan baik kemungkinan dapat menjadi hal yang positif.

Contoh kasus mengenai agresivitas dapat dilihat pada laga antara Persib dan Persija yang rencananya digelar di Stadion Si Jalak Harupat pada Kamis (8/5) mulai pukul 15.30 WIB. Namun menjelang laga tersebut kelompok pendukung klub Liga Super Indonesia ini terlibat tawuran di jalan tol Cikampek. Menurut laporan NTMC Polri, kedua kelompok pendukung ini bertemu di kilometer 67 arah Dawuhan, Kaliurip dan kemudian saling serang. Karena pendukung dari kedua klub ini jumlahnya ratusan, arus lalu lintas di jalan tol pun terhenti. Sebelumnya, Kepolisian Resor Cimahi, Jawa Barat telah menangkap puluhan orang yang mengenakan atribut Persib Bandung karena kedapatan membawa senjata tajam, minuman keras, kembang api, gir motor, dan benda tumpul lainnya (Basuki, 2014).

Kemungkinan besar dari para pendukung Persib itu merupakan remaja. Remaja didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari transisi antara masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional ini dinyatakan dalam penelitian Indri Kemala Nasution (2007) yang ditemukan di (Santrock, 1998). Remaja juga berasal dari kata latin


(13)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah

adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan berbagai macam perubahan yang dialaminya dari mulai perubahan biologis, emosional serta sosial.

Menurut Endang Ekowarni (1993) pada penelitiannya tentang kenakalan remaja menyatakan bahwa akhir-akhir ini masalah tindakan kekerasan yang dilakukan remaja banyak mengundang perhatian berbagai pihak. Bermacam perilaku yang menimbulkan keprihatinan, dari tindakan yang sekedar mengganggu (arak-arakan sepeda motor), tindakan pelanggaran hukum ringan seperti penjambretan dan tawuran, sampai dengan yang termasuk kategori pelanggaran berat yaitu pembunuhan. Banyak pihak telah melakukan analisis dan kajian mengenai masalah tersebut untuk menemukan cara pengatasan maupun upaya penanggulangannya. Salah satu yang mungkin dapat menjadi langkah pencegahan dari masalah diatas adalah dengan menyalurkan karakter remaja melalui olahraga bela diri salah satunya.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang mempertahankan/membela diri. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisiknya, kapan pun dan dimanapun. Hal inilah yang akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan tangan kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik / badan seseorang.

Dari keseluruhan pernyataan dapat diambil kesimpulan bahwa karakter agresif merupakan karakter yang melekat pada remaja dan ini dapat dianalisis perbandingannya sehingga antara yang berpartisipasi dan yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri akan terlihat dari hasil analisis nantinya.


(14)

3

Dan diharapkan akan adanya hasil dimana mengetahui antara tingkat agresivitas antara remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan remaja yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri. Penelitian ini sangat penting untuk diteliti karena dengan meneliti perbandingan tingkat agresivitas antara remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan remaja yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri dapat membantu lembaga sekolah dalam mengetahui perbandingan antar remaja tersebut. Meneliti ini juga harus dengan sungguh-sungguh agar dapat tercapai hasil yang maksimal bukan sekedar karya tulis ilmiah saja.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo ?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo ?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dengan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo.

2. Mengetahui perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo.

3. Mengetahui perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dengan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian analisis tingkat agresivitas pada remaja ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak yang terkait yaitu :


(15)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini sebagai sumbangan keilmuan bagi pihak pengajar untuk lebih mengetahui tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dan yang tidak dalam olahraga bela diri. Dan sebagai bahan pemikiran bagi lembaga pendidikan. 2. Manfaat Praktis

Merupakan suatu bahan informasi untuk mengetahui tingkat agresivitas pada remaja yang akan bermanfaat sebagai referensi bagi pengajar dan sebagai sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

3. Manfaat Bagi Lembaga

Dengan melakukan penelitian tingkat agresivitas pada remaja ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan tentang perbandingan tingkat agresivitas pada remaja yang terlibat dan yang tidak dalam olahraga bela diri. Baik itu bagi Universitas maupun bagi Sekolah tempat melakukan penelitian. 4. Manfaat Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis secara teoritis adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, mengetahui perbandingan tingkat agresivitas pada remaja, mengetahui deskripsi tingkat agresivitas pada remaja. Dan manfaat secara praktisnya adalah untuk menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan sejauh mana tingkat agresivitas pada remaja ini.

5. Manfaat Bagi Siswa

Manfaat bagi siswa yang diteliti yaitu mengetahui sejauh mana tingkat agresivitas yang dimilikinya, apakah siswa tersebut terlibat dalam olahraga bela diri atau tidak terlibat dalam olahraga bela diri. Apabila berpartisipasi siswa tersebut masuk kategori cabang olahraga apa dan akan mengetahui deskripsi tingkat agresivitas pada cabang olahraga yang diikutinya.


(16)

5

Dengan melakukan penelitian ini masyarakat khususnya orang tua dari para siswa yang akan diteliti akan mengetahui bagaimana tingkat agresivitas pada anaknya dan anak tersebut masuk dalam siswa yang memiliki tingkat agresivitas pada kategori mana.

E. Struktur Organisasi 1) BAB I PENDAHULUAN

Bab 1, menjelaskan tentang pengertian agresivitas serta bagaimana menganalisis apakah akan terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri, dapat diketahui bahwa remaja merupakan masa perubahan dari anak-anak menuju dewasa. Susunan bab 1 sebagai berikut :

1. Latar Belakang Penelitian 2. Rumusan Masalah Penelitian 3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat/Signifikansi Penelitian 5. Struktur Organisasi

2) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS Bab 2, menjelaskan kajian pustaka atau landasan teoritis yakni membahas apa pengertian dari karakter agresif, pengertian remaja, pengertian bela diri yang terdiri dari bela diri pencak silat, taekwondo, karate, dan judo serta membahas penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berfikir dan hipotesis juga dibahas dibab ini. Dengan susunan sebagai berikut :

1. Agresivitas Remaja Dalam Olahraga Bela Diri A. Pengertian Agresivitas

B. Pengertian Remaja C. Pengertian Bela Diri I. Pencak Silat II. Taekwondo III. Karate IV. Judo


(17)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 3. Posisi Teoretis Peneliti

3) BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3, membahas bagaimana metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan susunan sebagai berikut :

1. Desain Penelitian 2. Partisipan

3. Populasi dan Sampel 4. Instrumen Penelitian 5. Prosedur Penelitian 6. Analisis Data

4) BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4, membahas tentang temuan dan pembahasan menggambarkan bagaimana deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, bagaimana perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo serta tingkat agresivitas remaja dan bagaimana perbedaan antara remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri dengan susunan sebagai berikut :

1.Temuan Penelitian

2. Pengolahan dan Analisis Data A. Uji Normalitas

B. One Way Anova

C. Analisis Statistika Parametrik D. Uji Normalitas

E. Independent Sample T Test 3. Pembahasan Temuan Penelitian


(18)

7

5) BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bab 5, membahas tentang simpulan peneliti dari hasil penelitian dan memberikan saran untuk siswa, guru, pelatih, dan lembaga untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Susunannya sebagai berikut :

1. Simpulan


(19)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kausal komparatif yaitu desain penelitian dimana membandingkan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tanpa dilakukan tes yang dilakukan seperti pada desain eksperimen dikarenakan etika penelitian, dan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan, sesuai dengan (Sugiyono, 2014) dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan fokus penelitian yang dikaji yaitu menggambarkan perbandingan tingkat agresivitas antara remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan remaja yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri.

Gambar 3.1 Desain Penelitian X2

X3

X4 X1


(20)

26

Keterangan :

X1 = Kelompok Sampel Judo X2 = Kelompok Sampel Karate X3 = Kelompok Sampel Pencak Silat X4 = Kelompok Sampel Taekwondo Y = Tingkat Agresivitas

Dalam penelitian terdapat empat kelompok sampel sebagai variabel independen yaitu kelompok sampel Judo, kelompok sampel Karate, kelompok sampel Pencak Silat, dan kelompok sampel Taekwondo, serta variabel dependen yaitu tingkat agresivitas. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri pada siswa SMA NEGERI 6 BANDUNG.

B. Partisipan

Dalam penelitian ini partisipan yang diambil yaitu remaja laki-laki antara usia 15-18 tahun, yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri sejumlah 64 orang pada siswa SMA NEGERI 6 BANDUNG. Remaja usia 15-18 tahun sesuai dengan penelitian Indri Kemala Nasution dalam Monks (1999) yang menyatakan bahwa pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya. Sehingga dengan begitu penelitian pada remaja usia 15-18 tahun ini diharapkan dapat memberi hasil yang maksimal.

C. Populasi Dan Sampel

Sumber data merupakan hal yang amat penting dalam sebuah penelitian, karena dengan sumber data peneliti akan dapat melakukan prosedur penelitian yang lainnya. Pada umumnya sumber data dalam sebuah penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


(21)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 80).

Dalam penelitian ini populasi yang diambil yaitu siswa SMA NEGERI 6 BANDUNG remaja laki-laki usia 15-18 tahun. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014, hlm. 81). Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel yang diambil dari populasi yang representatif. Roscoe (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 131) “bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain)

maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30”. Maka dari itu peneliti

mengambil sampel dari populasi tersebut sebanyak 32 orang untuk remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dan 32 orang untuk remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri di SMA NEGERI 6 BANDUNG. Sehingga total sampel berjumlah 64 orang.

Teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dan teknik yang diambil yaitu Simple Random Sampling, disebut simple atau sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. (Sugiyono, 2014, hlm. 82).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2014, hlm. 92), dan berisi pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar skala jawaban tertentu. Rumusan definisi konsep, definisi operasional dan indikator-indikator dari agresivitas ditentukan dan dibuat instrumen penelitian.

Instrumen yang peneliti gunakan dari skala sikap ini diadopsi dari skripsi Eki M (2013). Instrumen memiliki banyak ragam dan yang harus diperhatikan


(22)

28

syarat dari sebuah instrumen adalah instrumen tersebut harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliabel (ketetapan hasil). Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah angket.

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan dan pernyataan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan penggunaan. Tujuan memberikan angket adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya (Eki M, 2013). Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan pertanyaan. Butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran dari perilaku agresif.

Dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan sistematis, berikut merupakan langkah menyusun angket yaitu :

1. Melakukan Spesifikasi Data

Disini akan dijabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci, berikut adalah spesifikasi data tersebut yang disusun dalam kisi-kisi :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Soal Pertanyaaan Positif Negatif Ada dua macam

agresi yaitu : Agression Hostile dan Agression Instrumental.

1. Aggression Hostile, agresi ini bertujuan utamanya itu untuk membuat A. Rasa Marah - Cepat Marah

1, 3 2, 4

- Emosi 5, 7 6, 8


(23)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 Kedua macam agresi ini dibedakan dengan penguatannya (assertiveness), di dalam keduanya menjelaskan jika tujuan itu untuk merugikan orang lain maka perilaku tersebut bersifat agresi (Bandru, 1973; dalam Cox, 1985:2012).

orang lain

menderita, agresi semacam ini biasanya disertai oleh rasa marah (Buss, 1871; dalam Cox, 1987:2012). B. Rasa Tidak Bersahabat - Merasa diperlakukan tidak adil

13, 15 14, 16

- Curiga 17, 19 18, 20

- Cemburu 21, 23 22, 24

- Merasa tidak enak

25, 27 26, 28

2. Agresi instrumental, yaitu agresi yang ditandai dengan tindakan keras yang ekstrim, tanpa menyertakan keinginan untuk melukai atau C. Agresi Verbal - Bersilang Pendapat

29, 31 30, 32

- Membentak 33, 35 34, 36 - Berdebat 37, 39 38, 40 -Mengancam 41, 43 42, 44


(24)

30

merugikan orang lain (Cox, 1985:2012). 3. Asertivitas, dalam asertivitas memerlukan pengeluaran energi dan usaha yang luar biasa tanpa bermaksud merugikan. Kalaupun kerugian itu terjadi maka hanyalah kebetulan saja (Silva, 1980; dalam Cox, 1985:214)

D. Agresi Fisik

- Memukul 45, 47 46, 48

- Menendang 49, 51 50, 52


(25)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

2. Penyusunan Angket

Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut maka selanjutnya dijadikan acuan dalam menyusun suatu pernyataan yang akan disebarkan berupa suatu kuesioner atau angket. Terkait jawaban dalam angket peneliti menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014, hlm. 93). Instrumen skala sikap tersebut mengukur agresivitas pada siswa SMA jenis kelamin laki-laki usia 15-18 tahun. Data yang dihasilkan berupa data interval dari skala Likert yang interval skornya 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Berikut tabel dari skala Likert yang akan peneliti gunakan :

Tabel 3.2 Nilai Skala Sikap

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Dalam menyusun instrumen skala agresivitas peneliti mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan oleh Saifudin Azwar (2007) yang terdapat dalam disertasi Mulyana (2012). Langkah-langkah tersebut yaitu :


(26)

32

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penyusunan Skala Instrumen

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Setelah angket disusun, angket tidak langsung diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket dan mengukur tingkat validitas serta reliabilitas angket tersebut. Hanya pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pegumpulan data, dalam penelitian ini untuk mengetahui pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat

Identifikasi Konsep Agresivitas

Penskalaan

Definisi Operasional

Indikator Perilaku Pemilihan Format Stimulus

Penulisan Butir Test

Uji Coba

Analisis Butir Tes

Seleksi Butir Tes

Pengujian Reliabilitas

Validasi


(27)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

validitasnya (Eki M, 2013). Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah, sesuai dengan pernyataan Masri (Eki M, 2013).

Konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk meakukan salah ukur.

Untuk memperoleh data soal yang absah peneliti perlu melakukan uji coba angket. Dari uji coba tersebut penulis dapat mengetahui validitas dan reliabilitas intrumen tersebut (Eki M, 2013). Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16.0 yaitu menggunakan reliability scale. Pada uji coba angket tingkat agresivitas ini diujikan terhadap 60 orang sampel selain sampel penelitian. Setelah semua skor hasil angket uji coba di input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan.

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Item

Corrected Item-Total Correlation

Status

Q1 0.337 Valid

Q2 0.351 Valid

Q3 0.178 Tidak Valid

Q4 0.796 Valid

Q5 0.157 Tidak Valid


(28)

34

Q7 0.282 Valid

Q8 0.214 Valid

Q9 -0.087 Tidak Valid

Q10 0.160 Tidak Valid

Q11 0.014 Tidak Valid

Q12 0.472 Valid

Q13 0.268 Valid

Q14 -0.078 Tidak Valid

Q15 0.796 Valid

Q16 0.314 Valid

Q17 -0.009 Tidak Valid

Q18 0.472 Valid

Q19 0.314 Valid

Q20 0.070 Tidak Valid

Q21 0.020 Tidak Valid

Q22 0.296 Valid

Q23 0.796 Valid

Q24 0.795 Valid

Q25 0.458 Valid

Q26 0.097 Tidak Valid

Q27 -0.138 Tidak Valid

Q28 0.034 Tidak Valid

Q29 0.775 Valid

Q30 0.074 Tidak Valid

Q31 -0.078 Tidak Valid

Q32 0.796 Valid

Q33 -0.053 Tidak Valid

Q34 0.472 Valid

Q35 0.268 Valid

Q36 0.194 Tidak Valid


(29)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Q38 0.472 Valid

Q39 0.020 Tidak Valid

Q40 0.796 Valid

Q41 0.060 Tidak Valid

Q42 0.472 Valid

Q43 -0.059 Tidak Valid

Q44 0.222 Valid

Q45 -0.088 Tidak Valid

Q46 0.128 Tidak Valid

Q47 0.796 Valid

Q48 0.314 Valid

Q49 -0.239 Tidak Valid

Q50 0.438 Valid

Q51 -0.096 Tidak Valid

Q52 0.458 Valid

Q53 -0.012 Tidak Valid

Q54 0.064 Tidak Valid

Q55 0.796 Valid

Q56 0.472 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Adang S & Nur Indri Rahayu (2013, hlm. 172), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2. Terlihat pada tabel diatas terdapat beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,2, dikatakan soal angket tersebut valid ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 30 butir pertanyaan yang valid dan pernyataan yang tidak valid sebanyak 26 pertanyaan. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas instrumen sebagai berikut :


(30)

36

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan Cronbach Alpha > 0,600 (Adang S & Nur Indri Rahayu (2013, hlm. 195). Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri judo, karate, pencak silat, dan taekwondo, peneliti membuat kriteria penafsiran tingkat perilaku agresif atlet yang berpedoman pada norma penilaian Nurhasan ( Eki M, 2013) seperti dibawah ini :

Tabel 3.5

Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas Atlet Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Skala Batas Skor Rentang Skor Kriteria

Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) 131 ke atas Tinggi Sekali

Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) 117-130 Tinggi

Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) 105-116 Sedang

Rata-rata - 1,2 (S) Rata-rata - 1,2 (S) 99-104 Rendah

Di bawah 99 Rendah Sekali

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(31)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan menurut Sutresna (2002, hlm. 125)

yang terdapat dalam skripsi Desi Natalika (2014) menjelaskan bahwa, “umumnya

prosedur penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan”. Maka secara skematis langkah penelitian ini disusun dalam bagan berikut :

Gambar 3.3

Langkah-langkah Penelitian Rumusan Masalah

Populasi dan Sampel

Tes Angket

Data

Analisis Dan Pengolahan Data

Kesimpulan

Siswa SMA N 6 BANDUNG


(32)

38

F. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian, karena apabila dalam menganalisis data terdapat kesalahan maka dapat berpengaruh terhadap pengambilan sebuah kesimpulan. Utamanya apabila masalah penelitian menggunakan kesimpulan yang diambil secara umum, maka kesimpulan yang akan didapat adalah dari pengolahan data tersebut.

Analisis data yang digunakan yaitu aplikasi SPSS dengan Statistik Inferensial yaitu Statistik Parametris One Way Anova yaitu untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok sampel. Selain itu analisis digunakan yaitu menggunakan Uji T dalam penelitian ini menggunakan Independent T Test. Independent T Test digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok sampel.


(33)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini berdasarkan hasil pengolahan data tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat agresivitas atlet bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, ke empat cabang olahraga bela diri ini berada pada kategori tingkat agresivitas yang sedang. Serta terdapat perbedaan yang signifikan tingkat agresivitas remaja antara yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri usia 15-18 tahun di SMA NEGERI 6 BANDUNG.

B. Implikasi dan Rekomendasi 1. Bagi Siswa dan Atlet Bela Diri

Setelah mengetahui hasil penelitian ini, atlet diharapkan agar dapat mengatur tingkat agresivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun di lapangan.

2. Bagi Guru dan Pelatih

Sudah sewajarnya seseorang baik itu guru atau pelatih mengetahui keadaan dan kondisi siswa atau atletnya sendiri. Dengan adanya hasil penelitian ini baik guru maupun pelatih tidak hanya memperhatikan tingkat agresivitas siswa dengan pasif tetapi ikut mengarahkan ke arah yang lebih baik..

3. Bagi Bidang Keilmuan Keolahragaan

Bagi bidang kelimuan keolahragaan khusunya psikologi olahraga untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan dalam mengembangkan penelitian ini agar dilakukan pada saat pertandingan bela diri berlangsung dan memperbanyak sampel.


(34)

53

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, H. (2013). Studi Analisis Physical Fitnes Training Terhadap Hasil Prestasi Atlet Karate Pon XVII Di Kaltim Tahun 2008.

Basuki. (2014). Pendukung Persib dan Persija Tawuran di Tol Cikampek. [Online]. Diakses dari metrotvnews.com.

Ekowarni, E. (1993). Kenakalan Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan. Buletin Psikologi, 1 (1993).

Maulani, Eki. (2013). Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung). (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter Melalui Pembinaan Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Di Bandung). (disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nasution, Indri. K. S. (2007). Stres Pada Remaja. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. 2008.

Natalika, Desi. (2014). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nugroho , Agung. A. M. (2004). Pencak Silat : Comparasi, Implementasi, Dan Manajemen.

Putri, A. F. (2010). Hubungan Kematangan Emosi Dengan Agresivitas Remaja Akhir Laki-laki. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012.

Sapari, A., & Kurniati, N. M. T. (2011). Gambaran Agresivitas Aparat Kepolisian Yang Menangani Demonstrasi. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2). Universitas Gunadarma, Jawa Barat.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). 2014. Bandung. Alfabeta Bandung.


(35)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

Suherman, Adang & Rahayu, Indri. (2011). Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Wikipedia. (2014). Judo. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Judo.

Wikipedia. (2014). Karate. [Online]. Diakses dari

id.m.wikipedia.org/wiki/Karate.

Wikipedia. (2014). Pencak Silat. [Online]. Diakses dari

id.m.wikipedia.org/wiki/Silat.

Wikipedia. (2014). Seni Bela Diri. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri.

Wikipedia. (2014). Taekwondo. [Online]. Diakses dari


(1)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan Cronbach Alpha > 0,600 (Adang S & Nur Indri Rahayu (2013, hlm. 195). Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri judo, karate, pencak silat, dan taekwondo, peneliti membuat kriteria penafsiran tingkat perilaku agresif atlet yang berpedoman pada norma penilaian Nurhasan ( Eki M, 2013) seperti dibawah ini :

Tabel 3.5

Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas Atlet Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo

Skala Batas Skor Rentang Skor Kriteria

Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) 131 ke atas Tinggi Sekali Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) 117-130 Tinggi

Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) 105-116 Sedang Rata-rata - 1,2 (S) Rata-rata - 1,2 (S) 99-104 Rendah

Di bawah 99 Rendah Sekali

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(2)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan menurut Sutresna (2002, hlm. 125)

yang terdapat dalam skripsi Desi Natalika (2014) menjelaskan bahwa, “umumnya

prosedur penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan”. Maka secara skematis langkah penelitian ini disusun dalam bagan berikut :

Gambar 3.3

Langkah-langkah Penelitian Rumusan Masalah

Populasi dan Sampel

Tes Angket

Data

Analisis Dan Pengolahan Data

Kesimpulan

Siswa SMA N 6 BANDUNG


(3)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

F. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian, karena apabila dalam menganalisis data terdapat kesalahan maka dapat berpengaruh terhadap pengambilan sebuah kesimpulan. Utamanya apabila masalah penelitian menggunakan kesimpulan yang diambil secara umum, maka kesimpulan yang akan didapat adalah dari pengolahan data tersebut.

Analisis data yang digunakan yaitu aplikasi SPSS dengan Statistik Inferensial yaitu Statistik Parametris One Way Anova yaitu untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok sampel. Selain itu analisis digunakan yaitu menggunakan Uji T dalam penelitian ini menggunakan Independent T Test. Independent T Test digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok sampel.


(4)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini berdasarkan hasil pengolahan data tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat agresivitas atlet bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, ke empat cabang olahraga bela diri ini berada pada kategori tingkat agresivitas yang sedang. Serta terdapat perbedaan yang signifikan tingkat agresivitas remaja antara yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri usia 15-18 tahun di SMA NEGERI 6 BANDUNG.

B. Implikasi dan Rekomendasi

1. Bagi Siswa dan Atlet Bela Diri

Setelah mengetahui hasil penelitian ini, atlet diharapkan agar dapat mengatur tingkat agresivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun di lapangan.

2. Bagi Guru dan Pelatih

Sudah sewajarnya seseorang baik itu guru atau pelatih mengetahui keadaan dan kondisi siswa atau atletnya sendiri. Dengan adanya hasil penelitian ini baik guru maupun pelatih tidak hanya memperhatikan tingkat agresivitas siswa dengan pasif tetapi ikut mengarahkan ke arah yang lebih baik..

3. Bagi Bidang Keilmuan Keolahragaan

Bagi bidang kelimuan keolahragaan khusunya psikologi olahraga untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan dalam mengembangkan penelitian ini agar dilakukan pada saat pertandingan bela diri berlangsung dan memperbanyak sampel.


(5)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, H. (2013). Studi Analisis Physical Fitnes Training Terhadap Hasil Prestasi Atlet Karate Pon XVII Di Kaltim Tahun 2008.

Basuki. (2014). Pendukung Persib dan Persija Tawuran di Tol Cikampek. [Online]. Diakses dari metrotvnews.com.

Ekowarni, E. (1993). Kenakalan Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan. Buletin Psikologi, 1 (1993).

Maulani, Eki. (2013). Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung). (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter Melalui Pembinaan Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Di Bandung). (disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nasution, Indri. K. S. (2007). Stres Pada Remaja. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. 2008.

Natalika, Desi. (2014). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nugroho , Agung. A. M. (2004). Pencak Silat : Comparasi, Implementasi, Dan Manajemen.

Putri, A. F. (2010). Hubungan Kematangan Emosi Dengan Agresivitas Remaja Akhir Laki-laki. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012.

Sapari, A., & Kurniati, N. M. T. (2011). Gambaran Agresivitas Aparat Kepolisian Yang Menangani Demonstrasi. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2). Universitas Gunadarma, Jawa Barat.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). 2014. Bandung. Alfabeta Bandung.


(6)

Wulan Nurlaela, 2014

Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, Adang & Rahayu, Indri. (2011). Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Wikipedia. (2014). Judo. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Judo.

Wikipedia. (2014). Karate. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Karate.

Wikipedia. (2014). Pencak Silat. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Silat.

Wikipedia. (2014). Seni Bela Diri. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri.

Wikipedia. (2014). Taekwondo. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Taekwondo.