EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN

DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM

KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : Mita Friamita

0901502

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Eksistensi Home Industri Tape Ketan Di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan” sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran.

Bandung, April 2013 Yang membuat pernyataan,

Mita Friamita 0901502


(3)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN MITA FRIAMITA

0901502

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM

KABUPATEN KUNINGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing 1

Prof. Dr. Darsihardjo, MS NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing 2

Dr. Ahmad Yani , M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP : 19620304 198704 2 001


(4)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM

KABUPATEN KUNINGAN Oleh : Mita Friamita (0901502)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi karena proses pengolahannya yang tidak terlalu rumit (sederhana) namun memiliki nilai investasi yang besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan home industri tape ketan, faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan dan kondisi sosial ekonomi pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Variabel penelitiannya adalah eksistensi home industri tape ketan dengan indikator yaitu sejarah

home industri tape ketan (budaya), perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan

bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi sosial ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan). Populasi untuk pemilik usahanya 12 orang dengan 150 pekerja. Sampel yang diambil pengusaha 12 orang, pengrajin 52 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi lapangan, dokumentasi dan studi literatur. Teknik analisis datanya dengan analisis dekriptif dan analisis statistik (persentasi).

Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan investasi dan kapasitas produksi home industri tape ketan tiap tahunnya semakin meningkat. Pemilihan lokasi berorientasi terhadap insitu dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin home industri tape ketan. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat produksi yang berasal dari luar kota dengan mobil pick up. Selain itu cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri.

Tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa home industri tape ketan masih tetap bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja. Akan tetapi masih kurangnya dukungan dari pemerintah terkait pelatihan keterampilan dalam pembuatan tape ketan sehingga kualitas tenaga kerja tidak terjamin. Adanya home industri tape ketan memberikan cukup peluang dalam mengurangi pengangguran masyarakat Desa Tarikolot.


(5)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

EXISTENCE OF HOME INDUSTRY STICKY TAPE TARIKOLOT VILLAGE DISTRICT CIBEUREUM

REGENCY KUNINGAN

Oleh : Mita Friamita (0901502)

This research is motivated by the existence of home industry in the village Tarikolot sticky tape that has the potential to be developed and have a substantial business opportunity for economic actors because the processing process is not too complicated (simple) but has great investment value. This study aims to analyze the development of home industries sticky tape, the factors that affect the existence of home industries sticky tape and socio-economic conditions of home entrepreneurs and artisans in the village of sticky tape industry Tarikolot Cibeureum Kuningan District.

The method used is descriptive method. Variable is the existence of home industry research sticky tape with the history of the home industry indicators sticky tape (the culture), the development of home industries sticky tape, the availability of raw materials, the way the sale, transport, socio-economic conditions (employment, education level and family income). Population for the business owner with 150 employees 12 people. Samples taken 12 businessmen, craftsmen 52 people. Techniques of data collection through interviews, observation, documentation and literature. Data analysis techniques with descriptive analysis and statistical analysis (percentage).

The results showed that the development of investment and production capacity of sticky tape home industry is increasing every year. The choice of location is oriented towards the provision of onsite labor because most of the population earns a meager living as a craftsman home industrial sticky tape. The factors that affect the existence of home industry sticky tape is easy to obtain raw materials such as raw materials directly transfer to the place of production coming from out of town to pick up the car. Besides how sticky tape sales are marketed through petty traders or hawkers, where distributors are family itself.

Education level and family income does not greatly affect the existence of home industry due to sticky tape sticky tape on the home industry of non formalah most in priority even though the majority of home entrepreneurs and craftsmen industrial sticky tape only primary school graduates. Skill in making sticky tape is very influential on the result of the production of sticky tape itself. Most income entrepreneurs will increase their income but for the relatively small craftsmen.

Based on this study it can be concluded that the home industry sticky tape still survive to this day. There was even an impromptu home industry who produce it when his Idul Fitri and Idul Adha course. However, the lack of support from relevant government skills training in the manufacture of sticky tape so the quality of the labor force is not guaranteed.Presence of sticky tape home industry provides ample opportunities to reduce unemployment Tarikolot villagers.


(6)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR, DIAGRAM, GRAFIK DAN PETA... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 7

A. Analisis Geografi Terhadap Industri Kecil ... 7

B. Industri Kecil ... 8

C. Perkembangan Industri Kecil terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Desa ... 10

D. Lokasi Industri ... 11

E. Pemasaran ... 14

F. Industri Rumah Tangga (Home Industri) ... 16

1. Pengertian Industri Rumah Tangga ... 16

2. Jenis-Jenis Industri Rumah Tangga ... 17

3. Manfaat dan Keutamaan Industri Rumah Tangga ... 18

G. Faktor Sosial Ekonomi ... 19

1. Tingkat Pendapatan Keluarga ... 19

2. Pendapatan ... 20

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 22

A. Lokasi Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24


(7)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Defenisi Operasional ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Alat Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 31

H. Cara Pengambilan Data ... 31

I. Teknik Pengolahan Data ... 32

J. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum Desa Tarikolot ... 34

1. Kondisi Fisik Desa Tarikolot ... 34

a. Letak dan Luas ... 34

b. Penggunaan Lahan ... 35

c. Iklim ... 36

2. Kondisi Penduduk Desa Tarikolot ... 38

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 38

b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 38

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 39

d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 41

B. Sejarah Home Industri Tape Ketan ... 42

C. Perkembangan Home Industri Tape Ketan ... 43

D. Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Home Industri Tape Ketan ... 47

1. Ketersediaan Bahan Baku ... 48

2. Cara Penjualan ... 52

3. Transportasi ... 56

4. Kondisi Sosial Ekonomi Pengusaha dan Pengrajin Home Industri Tape Ketan ... 57

a. Tenaga Kerja ... 57

b. Tingkat Pendidikan Keluarga ... 65

c. Pendapatan ... 71

E. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 84


(8)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menurut Muliawan (2008:01) bahwa sektor perekonomian di Jawa Barat sebelum krisis global masih menunjukan perubahan yang positif dan nilai tukar rupiah yang masih tergolong stabil, akan tetapi pada tahun 1997-1998 mulailah runtuhnya sendi-sendi perekonomian yang menyebabkan perusahaan-perusahaan besar atau menengah mengalami penurunan pendapatan, pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan tidak sedikit yang mengalami kerugian. Krisis global mengakibatkan krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat perusahaan-perusahaan besar atau menengah mengalami kendala dalam sistem tata kelola keuangan operasional usaha dan dihadapkan pada pesaing-pesaing handal. Namun terdapat keunikan justru pada perusahaan-perusahaan kecil (skala home industri) masih mampu bertahan di tengah permasalahan ekonomi tersebut.

Sektor industri kecil merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian paling serius dari pemerintah karena memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat perekonomian Bangsa Indonesia. Industri kecil mempunyai peranan terhadap pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat serta dapat menekan angka pengangguran. Secara kualitatif peranan usaha kecil menurut Suryana (2006:77) yaitu :

Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan dan ke belakang. Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efesiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi wirausaha yang tanggung. Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan


(9)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adanya peranan usaha kecil tidak terlepas dari berbagai kendala yang menghambat usaha kecil tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Tambunan (2002:07) yaitu :

”Masalah dalam usaha kecil adalah keterbatasan modal atau investasi,

kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan

kualitas yang baik serta kesulitan dalam pemasaran”.

Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Kuningan memiliki banyak industri kecil dan rumah tangga yang tersebar di setiap kecamatan bahkan desa. Salah satu industri kecil yang ada di Kabupaten Kuningan adalah home industri tape ketan. Home industri atau yang dikenal dengan sebutan industri rumahan bersifat informal, hanya menggunakan satu atau dua rumah untuk proses produksi, administrasi dan pemasaran dilakukan sekaligus secara bersamaan, bila dilihat dari modal usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap tentu lebih sedikit daripada perusahaan-perusahaan besar pada umumnya. Home industri di Kabupaten Kuningan tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Sindangagung dan Kecamatan Cigugur. Berikut adalah data home industri tape ketan di Kabupaten Kuningan pada Tahun 2012, dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Data Home Industri Tape Ketan Di Kabupaten Kuningan Tahun 2012

No. Kecamatan Desa Jumlah

1. Cibeureum Cibeureum 10

Tarikolot 12

2. Sindangagung Sindangagung 1

3. Cigugur Cigugur 2

Jumlah 25


(10)

3

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari Tabel 1.1 dapat diperoleh informasi bahwa home industri tape ketan terbanyak di Kabupaten Kuningan adalah Kecamatan Cibeureum yaitu Desa Tarikolot. Berikut data home industri tape ketan di Desa Tarikolot dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Dari Tabel 1.2 dapat diperoleh informasi bahwa terdapat 12 home industri tape ketan di Desa Tarikolot dimana terdapat lima home industri tape ketan di dusun satu dan tujuh home industri tape ketan di dusun dua. Home industri tape ketan dikategorikan dalam skala kecil namun memiliki prospek untuk terus bertahan bahkan berkembang menuju ke unit usaha dengan skala besar. Home industri tape ketan di Desa Tarikolot telah mampu memasarkan hasil produksinya tidak hanya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Wilayah Jabodetabek, tetapi juga dapat mencapai wilayah lain di Pulau Jawa dan Sumatera bahkan berpeluang untuk di ekspor ke mancanegara khususnya Malaysia dan Philipina. Kapasitas produksi perbulan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum mencapai 86.750 kg (Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, 2012).

Tabel 1.2

Data Home industri Tape Ketan di Desa Tarikolot

No. Nama Home

Industry Pemilik usaha Alamat Home Industry

1. Sari Asih I Yayat Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 2. Sari Asih II Deden Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 3. Sari Alami Rahman Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 4. Pamili Dasiti Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 5. Cita Rasa Elly Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 6. Bu Wayo I Dasuni Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 7. Bu Wayo II Ijoh Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 8. Barokah Darsinah Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 9. Vanila Wasih Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 10. Warli Warli Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 11. Silvi Silvi Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 12. Pamella Carsim Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum


(11)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan tape ketan merupakan upaya untuk menjaga keberlangsungan dan meningkatkan daya saing home industri di Kabupaten Kuningan khususnya Desa Tarikolot. Daya saing harga tape ketan sangat beragam dimana antara harga di dusun I dan dusun II berbeda. Harga tape ketan di dusun I yang di bungkus di kotak kecil berisi 16 buah dengan harga Rp. 8.000,- , kotak besar dengan isi 50 buah harganya Rp. 28.500,- , ember kecil dengan isi 80 buah harganya Rp. 38.000,- , dan ember besar isi 100 buah harganya Rp. 48.000,-. Sedangkan harga tape ketan di dusun II yang di bungkus di kotak kecil berisi 16 buah dengan harga Rp. 8.500,- , kotak besar dengan isi 50 buah harganya Rp. 29.000,- , ember kecil dengan isi 80 buah harganya Rp. 38.500,- , dan ember besar isi 100 buah harganya Rp. 48.500,- (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan, 2012).

Pengusaha tape ketan memperoleh modal dengan peminjaman ke bank, modal tersebut berkisar antara dua juta rupiah hingga lima juta rupiah. Namun terdapat permasalahan yang cukup besar dalam pengelolaan usaha tape ketan ini di antaranya adalah kurang perhatiannya pemerintah terkait sensus terhadap pemilik home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang akurat, sehingga untuk usaha home industri tape ketan ini dapat dikatakan belum terkondisikan.

Penelitian ini begitu penting dilakukan untuk mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dari home industri tape ketan tersebut. Selain itu adanya home industri tape ketan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan dikarenakan proses pengolahannya yang tidak terlalu rumit (sederhana) namun memiliki nilai investasi yang besar.

Penelitian ini juga perlu dilakukan karena home industri tape ketan merupakan sektor industri rumah tangga (home industri) yang merupakan aset berharga yang patut dijaga dan dikembangkan serta representasi dari industri kecil yang mampu bersaing dengan industri besar. Home indutri tape ketan telah


(12)

5

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Kabupaten Kuningan.

Berdasarkan gambaran di atas, untuk mengetahui keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan, yaitu melalui penelitian yang berjudul “Eksistensi Home Industri Tape

Ketan Di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka penulis akan mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan dari tahun 2010-2012? 2. Faktor apa yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan di

Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal berikut:

1. Menganalisis perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. 3. Menganalisis kondisi sosial ekonomi dan budaya pengusaha dan pengrajin

home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.


(13)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak yang terkait, ada beberapa manfaat yang diharapkan penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Kuningan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama di bidang agro industri mengenai keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

2. Bagi pemilik usaha tape ketan penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan hasil produksi tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

3. Bagi peneliti home industri tape ketan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari dibangku kuliah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami isi penulisan ini, maka pembahasan akan diuraikan dalam lima bab, dengan stuktur organisasi sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian pustaka yang terdiri dari analisis geografi terhadap industri, industri kecil, perkembangan industri kecil terhadap pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan, lokasi industri, pemasaran, industri rumah tangga serta faktor sosial ekonomi.

Bab III Metode Penelitian, yang berisikan lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari perkembangan home industri tape ketan tahun 2010 sampai 2012, faktor lokasi dan pemasaran serta faktor sosial ekonomi dan budaya.


(14)

7

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(15)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Tarikolot terletak antara 108°41’45”

-108°43´45” BT dan 07°00’40”-07°02’40” LS. Desa Tarikolot merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. Luas Wilayah Desa Tarikolot sekitar 268,491 km². Jarak Desa Tarikolot ke ibu kota Kabupaten 35 km atau bisa ditempuh dengan waktu 1 jam sedangkan jarak Desa Tarikolot ke Ibukota Kecamatan 1 km atau bisa ditempuh dengan waktu 8 menit.

Secara administratif Desa Tarikolot dibagi kedalam beberapa wilayah Dusun, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Terdapat dua dusun, dua rukun warga dan 14 rukun tetangga.

Berdasarkan letak geografisnya, Desa Tarikolot memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cimulya Kecamatan Cimahi; Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cisaat Kecamatan Cibimbin; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cibeureum Kecamatan Cibeureum; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukadana Kecamatan Cibeureum. Peta Administratif Desa Tarikolot dapat dilihat pada Gambar 3.1

B.Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberi interpretasi dan analisis (Tika, 2005:04). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi fisik dan sosial home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran keadaan secara faktual dari objek yang diteliti.


(16)

23

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(17)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peta Administratif Desa Tarikolot

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Tika (2005:24) mengemukakan bahwa populasi adalah himpunan atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini terbagi dua yaitu :

a. Populasi wilayah yaitu seluruh wilayah di Desa Tarikolot dimana terdapat 12 home industri tape ketan yang masing-masing terdapat 5 home industri tape ketan di dusun 1 dan 7 home industri tape ketan di dusun 2.

b. Populasi manusia meliputi pemilik home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang berjumlah 12 orang, pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang berjumlah 150 orang. Home industri di Dusun I adalah sari asih I dengan pemilik usaha Yayat jumlah tenaga kerja 28 orang, sari asih II dengan pemilik usaha Deden jumlah tenaga kerja 15 orang, sari alami dengan pemilik usaha Rahman dan jumlah tenaga kerja 5 orang, pamili dengan pemilik usaha dasiti dan jumlah tenaga kerja 10 orang, citra rasa dengan pemilik usaha Elly dan jumlah tenaga kerja 11 orang. Home industri di Dusun II adalah bu wayo I dengan pemilik usaha Dasuni jumlah tenaga kerja 13 orang, bu wayo II dengan pemilik usaha ijoh jumlah tenaga kerja 4 orang, barokah dengan pemilik usaha Darsinah dan jumlah tenaga kerja 20 orang, vanilla dengan pemilik usaha wasih dan jumlah tenaga kerja 6 orang, warli dengan pemilik usaha Warli dan jumlah tenaga kerja 7 orang, silvi dengan pemilik usaha Silvi dan jumlah tenaga kerja 6 orang, pamella dengan pemilik usaha Carsim dan jumlah tenaga kerja 25 orang. Untuk lebih jelasnya populasi wilayah dan sosial dapat dilihat


(18)

25

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada Tabel 3.1 yang menunjukan nama home industri, jumlah pemilik usaha dan jumlah tenaga kerja di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum.

Tabel 3.1

Nama Home Industri, Jumlah Pemilik Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum

Nama Home

Industry Alamat Home Industry

Pemilik Usaha

Tenaga Kerja

Sari Asih Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 2 43 Sari Alami Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 5

Pamili Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 10

Cita Rasa Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 11 Bu Wayo Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 2 17 Barokah Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 20 Vanila Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 6

Warli Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 7

Silvi Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 6

Pamella Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum 1 25

Jumlah 12 150

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Tika (2005:24) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi.

Dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Dalam hal ini semakin besar sampel yang diambil maka akan semakin mendekati nilai populasi yang benar sehingga penelitian akan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Penarikan sampel untuk pemilik usaha menggunakan sampel jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel pemilik usaha sebanyak 12 orang,


(19)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adapun penarikan sampel tenaga kerja digunakan pendekatan menurut Dixon dan B. Learch dengan rumus:

a. Menghitung persentase karakteristik dengan menggunakan rumus :

Dengan jumlah penduduk 1.314 jiwa (BPS) maka jumlah sampel yang akan di ambil :

P = Jumlah Populasi Pengrajin Tape Ketan

Jumlah Penduduk x 100%

= 150

1.314 x 100 % = 11.41 % Keterangan :

P = Persentase karakteristik yang dianggap benar

b. Menentukan variabilitas dalam persen (%) dengan menggunakan rumus :

� = � 100− �

� = 11,41 100−11,41 � = 11,41 (88,59)

� = 1010,8119 � = 31,80

V = 32 % Keterangan :

V = Validitas

c. Menentukan Jumlah Sampel (n)

�= ���

²

= 1,96 � 32

7 ²

= 62,72 7

2

= 8,96 ² = 80,28 Keterangan : n = Jumlah sampel

Z = Conviidence level atau tingkat kepercayaan 1,96 V = Variabel yang diperoleh dengan rumus no (2) C = Coonvidence limit atau batas kepercayaan


(20)

27

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi dengan rumus : �1 = 80,28

1 + 80,28 150 �1 = 80,28

1 + 0.53 �1 =80,28

1,53 �1 = 52,47 Keterangan:

n1 = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya N = Jumlah populasi �1 = n

1+ �

Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 52,47 dan dibulatkan menjadi 52 sampel dari total 150 pengrajin. Karena seluruh populasi jumlah persebarannya tidak sama pada setiap dusunya, maka jumlah sampel akan ditentukan secara acak berstrara proporsional, yaitu pengambilan sampel dari 2 dusun disesuaikan dengan jumlah populasi di dusun tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penarikan sampel adalah dengan menggunakan rumus :

n= �

�x n˳ n = banyaknya sampel

= Banyaknya sampel yang diambil N = Banyaknya Populasi

Berdasarkan rumus tersebut di atas, diperoleh proporsi sampel tenaga kerja di 2 dusun pada Tabel 3.2 :

Tabel 3.2

Jumlah Persebaran Sampel Tiap Dusun di Desa Tarikolot


(21)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi Sampel Populasi Sampel

Dusun I 5 5 69 24

Dusun II 7 7 81 28

Jumlah 12 12 150 52

Sumber : Hasil Perhitungan 2012

D.Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:116) variabel penelitian adalah gejala atau objek penelitian yang bervariasi yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi variabel merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti. Adapun variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Eksistensi home industri tape ketan

1. Sejarah home industri tape ketan (budaya) 2. Perkembangan home industri tape ketan 3. Ketersediaan bahan baku

4. Cara Penjualan 5. Transportasi

6. Kondisi sosial ekonomi a. Tenaga Kerja

b. Tingkat pendidikan keluarga c. Pendapatan

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa variabel pada penelitian ini adalah eksistensi home industri tape ketan dengan indikatornya adalah sejarah home industri tape ketan (budaya), perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi sosial ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan).


(22)

29

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E.Definisi Operasional

Adapun judul dari penelitian adalah “Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan”. Agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian dan sebagai dasar serta acuan dalam penelitian ini, maka definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Eksistensi

Eksistensi adalah keberadaan atau adanya suatu kehadiran yang mengandung unsur bertahan, eksistensi disini adalah eksistensi home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. Indikator variabel yang diteliti adalah sejarah home industri tape ketan (budaya), perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi sosial dan ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan).

2. Home industri tape ketan

Home Industri adalah industri rumah tangga dimana tempat kegiatan industri tersebut di rumah, prosese pengolahan serta penggunaan alat-alat produksi yang sederhana. Tape adalah salah satu makanan tradisional yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat seperti ketan. Dalam proses fermentasi tape, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucos sp, Candida utii, Saccharomycopsis fibuliger, Pediococcus sp, dll.

3. Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan

Desa Tarikolot adalah daerah penelitian yang secara administratif termasuk kedalam wilayah Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diharapkan dapat menunjang tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:


(23)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Data primer

Menurut Hasan (2004:19) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli. Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini menggunakan observasi lapangan dan kuesioner berupa pedoman wawancara .

a. Observasi Lapangan

Menurut Marshall dalam Sugiyono (2010:310) melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut. Sedangkan menurut Abdurahman et al (2011:38) observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang di teliti, baik dalam situasi buatan secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan).

Observasi yang digunakan adalah observasi langsung, dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dan obsevasi cara sistematis, dimana peneliti membuat kerangka unsur-unsur yang akan diobservasikan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor geografi home industri tape ketan di Desa Tarikolot.

b. Kuesioner

Menurut Arikunto (2006:151) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini di lengkapi dengan wawancara. Melalui wawancara, data dapat dikumpulkan secara mengontak langsung responden baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Tika (2005:54) wawancara adalah semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Ciri utama wawancara adalah tatap muka (face to face) dimana terdapat dua pihak, pihak pertama berkedudukan sebagai peminta informasi dan pihak lainnya sebagai pemberi informasi. Sebagai peminta informasi pewawancara mengajukan


(24)

pertanyaan-31

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertanyaan dan pihak lainnya diminta untuk memberikan jawaban atau memberi penjelasan. Jenis Wawancara diantaranya yaitu :

1) Wawancara berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang kadang-kadang disertai dengan jawaban alternatifnya.

2) Wawancara tidak berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan tanpa menyusun daftar pertanyaan sebelumnya.

3) Kombinasi wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, yaitu pewawancara membuat daftar pertanyaan yang disajikan, akan tetapi cara pengajuan atau penyajian pertanyaan-pertanyaan tersebut diserahan kepada kebijaksanaan pewawancara itu sendiri.

2. Data Sekunder

Menurut Hasan (2004:19) data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang sudah ada. Data sekunder juga bisa diperoleh dari instansi-instansi tertentu. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian berupa peta, tabel, makalah, atau data-data dari instansi pemerintah.

b. Studi Literatur

Dengan teknik ini, penulis mencoba memperoleh data, informasi, teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel, dan media massa yang berkaitan dengan penelitian home industry, geografi industri, tenaga kerja, eksistensi dan lain sebagainya.

G. Alat Pengumpul dan Pengolah Data

Alat-alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pedoman Wawancara


(25)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui analisis geografi dilihat dari faktor lokasi seperti ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, transportasi. Jaringan pemasaran seperti distributor. Sedangkan untuk faktor sosial ekonomi dan budaya yang di teliti adalah tingkat pendidikan keluarga, pendapatan dan sejarah berdirinya home industri.

2. Kamera HP

Kamera HP digunakan untuk mendokumentasikan fenomena yang terjadi pada objek penelitian.

3. Peta Rupa Bumi

H. Cara Pengambilan Data

1. Survey ke lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen dari dinas atau instansi terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan guna memperoleh informasi mengenai tape ketan.

2. Pemotretan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan HP. 3. Menentukan sampel petani dengan menggumakan rumus teori sampling. 4. Mengunjungi lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data primer dengan

wawancara.

I. Teknik Pengolahan Data

1. Editing: Data yang terkumpul dibaca kembali kemudian di perbaiki jika ada hal-hal yang masih meragukan. Data harus terisi semua. Kelompokan yang masih bermasalah dalam satu kelompok, agar dalam analisis data bisa teratasi. 2. Coding dilakukan untuk memudahkan analisis yang diberi kode berupa angka

maupun huruf.

3. Entry data dilakukan setelah coding data dimana data telah diberi kode kemudian memasukkan data ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Exel 2007.


(26)

33

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Tabulasi: Data-data yang sudah terkumpul dibuat ke beberapa tabel, dalam proses tabulasi peneliti memasukkan data hasil coding dan entry ke dalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel.

J. Teknik Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif, analisis statistik.

1. Analisis Deskriptif

Adalah analisis yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari mengolah , menginterpretasikan data, dan informasi lain dengan data yang dianalisis yang berskala dari literatur dan hasil observasi di lapangan.

2. Analisis Statistik

Analisis statistik dalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan dengan menggunakan metode persentase dengan rumus sebagai berikut:

�= �

�× 100% Keterangan :

P = Persentase

f = Data yang di dapat n = Jumlah seluruh data 100% = Bilangan konstan

Angka yang dimasukan ke dalam rumus persentase di atas merupakan data yang diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil perhiyungan tersebut kemudian dibandingkan dengan criteria yang telah di


(27)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetapkan. Kriteria penilaian persentase tersebut dikategorikan menurut Effendi dan Manning dalam Sumiati (2007:45), dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Persentase Hasil Penelitian

Persentase Kriteria

0% Tidak ada/Tak seorangpun

1%-24% Sebagian kecil

25%-49% Kurang dari setengahnya

50% Setengahnya

51%-74% Lebih dari setengahnya

75%-99% Sebagian besar

100% Seluruhnya


(28)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian tentang Eksistensi Home industri Tape Ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perkembangan yang sangat signifikan pada home industri tape ketan dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan yaitu: sejarah home industri tape ketan (budaya), perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi dan kondisi sosial ekonomi yang meliputi tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan. Adapun penjelasaanya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perkembangan di setiap home industri tape ketan mengalami perkembangan yang sangat pesat dimana investasi para pengusaha, jumlah tenaga kerja dan kapasitas produksi yang semakin tahun semakin meningkat.

2. Bahan baku dalam pembuatan tape ketan adalah ketan. Dimana setengahnya menggunakan bahan baku 1-2 kw dalam satu hari. Bahan baku tersebut sebagian besar diperoleh dari luar kota seperti Bogor, Jakarta, Cirebon dan Indramayu. Adanya kemudahan dalam memperoleh bahan baku karena proses pengambilannya sebagian besar diantar ke tempat produksi.

3. Sebagian besar pengusaha kerajinan tape ketan telah memiliki daerah pemasaran produk masing-masing. Dimana pemasaran tersebut distributornya adalah keluarga sendiri. Pemasaran tape ketan dilakukan di Desa Tarikolot, Desa Cibeureum, Kecamatan Cibingbin, Kecamatan Cimara, Kecamatan Luragung, Kecamatan Cileunya, Cijoho, Cilimus, Kadugede, Lamping/Cigadung, Jalaksana, Cirebon, Indramayu, Ciamis, Bogor, Depok,


(29)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tanggerang dan Bandung, DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera bahkan ke luar mancanegara seperti Malaysia dan Philipina.

4. Transportasi yang digunakan ketika mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi adalah mobil pisk-up. Sedangkan kendaraan pekerja menuju home industri sebagian besar adalah berjalan kaki sehingga dapat mengurangi biaya transportasi.

5. Tenaga kerja seluruhnya berasal dari Desa Tarikolot. Hubungan pekerja dengan para pengusaha hampir seluruhnya orang lain atau tetangga terdekat yang berstatus sebagai pekerja tetap. Adanya keterlibatan pada home industri ini karena tidak ada usaha lain yang cocok. Sumber ketrampilannya hasil dari belajar sendiri atau otodidak. Waktu bekerja para pekerja tergantung dari home industri dimna ia bekerja karena kurang dari setengahnya bekerja 8 jam dan tergantung dari banyaknya pekerjaan.

6. Tingkat pendidikan formal para pengusaha dan pengrajin masih tergolong rendah karena sebagaian besar hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), akan tetapi ada keinginan besar dari mereka untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang diutamakan, hal ini dikarenakan pembuatan tape ketan membutuhkan keterampilan. Pendapatan para pekerja di dapat dari hasil upah tenaga kerja harian. Dimana pendapatan pengusaha dan pekerja tergolong sedang. Walaupun dalam biaya hidup masih ada yang merasa kurang, tetapi mereka sudah bisa mensiasati mencari pekerjaan lain seperti buruh, kuli bangunan dan membuka warung.

Perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang semakin meningkat dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri tape ketan juga memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang semakin dibutuhkan. Pemilihan lokasi home industri tape ketan berorientasi terhadap insitu dalam penyediaan tenaga


(30)

80

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya bekerja sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan memberikan peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home industri di tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para pengusaha agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi menggunakan mobil pick up.

Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.


(31)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh budaya penduduk terhadap eksistensi home industri tape ketan sangat signifikan, dilihat dari hasil data di lapangan bahwa masih banyak beberapa home industri yang masih bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan di antaranya adalah: 1. Diadakannya suatu sensus terhadap pengusaha tape ketan oleh pemerintah

setempat untuk memperoleh data yang akurat dan terupdate mengenai keberadaan home industri dan para pengusaha tape ketan di Desa Tarikolot. 2. Bagi para pengusaha dan pengrajin tape ketan yang menekuni usaha

pembuatan tape ketan diharapkan untuk selalu melakukan peningkatan mutu dan kualitas produksi dengan cara menciptakan keluaran tape berwarna. 3. Untuk pemerintah perlu adanya program pendidikan kesetaraan seperti

program paket B dan C. Dengan adanya program pendidikan tersebut diharapkan tingkat pendidikan pengusaha dan pekerja bisa lebih baik lagi sehingga tidak di dominasi oleh lulusan sekolah dasar saja.

4. Bagi setiap pengusaha alangkah baiknya memperhatikan keadaan pekerja agar berbagai kendala yang dialami pekerja dapat diatasi seperti peningkatan upah yang disesuaikan dengan keadaan perekonomiannya.

5. Bagi yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai home industri tape ketan di Desa Tarikolot semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan.


(32)

82

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Abdurahman, M., Muhidin, S.A. dan Somantri, A. (2011). Dasar-Dasar Metode

Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Pustaka Setia

Abdurachmat, I dan E Maryani (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Astuti, R.D (2011). Konsep Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Ekmal/411/ modul 6.

Badan Pusat Statistika. (2011). Kecamatan Cibeureum Dalam Angka Tahun 2011 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan Tahun 2011. Data

Hasil Industri Hasil Pertanian (Tape Ketan ) Industri Agro Kabupaten Kuningan

Djojodipuro, M. (1986). Teori Lokasi. Jakarta : FEUI

Dharmawan. (1986). Aspek-Aspek Dalam Sosiologi Induatri. Bina Cipta : Bandung

Ediawati, S. (2010). Eksistensi Industri Bawang Merah Goreng Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Bawang Merah Di Desa Garawangi Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Effendi, T.N. (1995). Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogyakarta

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Kuncoro, M. (2002). Analisis Spasial dan Regional Studi Aglomerasi dan Klaster Industri Indonesia. Yogyakarta : AMPYKPKN


(33)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Muliawan, J.U. (2008). Manajemen Home Industri Peluang Usaha Di Tengah Krisis. Yogyakarta : Banyu Media

Nurazizah, E. (2009). Eksistensi Pengrajin Mebel di Kecamatran Ciasem Kabupaten Subang. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Pasya, G. K. (2001). Geografi Pemahaman Konsep Dan Metodologi. Buana Nusantara: Bandung

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pendidikan Naional. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung

Satria. 2008. Pengertian Keterampilan dan Jenisnya (Online), Tersedia: http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Sumiati, T. (2007). Kondisi Sosial Ekonomi Pengrajin Tahu Di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat

Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta : Salemba Empat

Tika, P. M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Widjajani, Gatot Y. 2008. Keunggulan Kompetitif Industri Kecil Di Klaster Industri Kecil Tradisional Dengan Pendekatan Berbasis Sumber Daya : Studi Kasus Pengusaha Industri Kecil Logam Kiara Condong Bandung (Online), Tersedia :

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/view/16766

Yuniaryo, E. S. (2008). Industri Kerajinan Kue Moci dan Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja di Kecamatan Cikole Kabupaten Sukabumi . Fakultas Pendidikan


(34)

84

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

(2009). Bisnis Jaringan yang meledak di 2010 (Online), Tersedia: http//www.blogspot.com/2010/01 sejarah lahirnya bisnis sejarah.html


(1)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tanggerang dan Bandung, DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera bahkan ke luar mancanegara seperti Malaysia dan Philipina.

4. Transportasi yang digunakan ketika mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi adalah mobil pisk-up. Sedangkan kendaraan pekerja menuju

home industri sebagian besar adalah berjalan kaki sehingga dapat mengurangi

biaya transportasi.

5. Tenaga kerja seluruhnya berasal dari Desa Tarikolot. Hubungan pekerja dengan para pengusaha hampir seluruhnya orang lain atau tetangga terdekat yang berstatus sebagai pekerja tetap. Adanya keterlibatan pada home industri ini karena tidak ada usaha lain yang cocok. Sumber ketrampilannya hasil dari belajar sendiri atau otodidak. Waktu bekerja para pekerja tergantung dari

home industri dimna ia bekerja karena kurang dari setengahnya bekerja 8 jam

dan tergantung dari banyaknya pekerjaan.

6. Tingkat pendidikan formal para pengusaha dan pengrajin masih tergolong rendah karena sebagaian besar hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), akan tetapi ada keinginan besar dari mereka untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang diutamakan, hal ini dikarenakan pembuatan tape ketan membutuhkan keterampilan. Pendapatan para pekerja di dapat dari hasil upah tenaga kerja harian. Dimana pendapatan pengusaha dan pekerja tergolong sedang. Walaupun dalam biaya hidup masih ada yang merasa kurang, tetapi mereka sudah bisa mensiasati mencari pekerjaan lain seperti buruh, kuli bangunan dan membuka warung.

Perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang semakin meningkat dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri tape ketan juga memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang semakin dibutuhkan. Pemilihan lokasi


(2)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya bekerja sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan memberikan peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home industri di tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para pengusaha agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi menggunakan mobil pick up.

Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.


(3)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh budaya penduduk terhadap eksistensi home industri tape ketan sangat signifikan, dilihat dari hasil data di lapangan bahwa masih banyak beberapa home industri yang masih bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga

home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan di antaranya adalah: 1. Diadakannya suatu sensus terhadap pengusaha tape ketan oleh pemerintah

setempat untuk memperoleh data yang akurat dan terupdate mengenai keberadaan home industri dan para pengusaha tape ketan di Desa Tarikolot. 2. Bagi para pengusaha dan pengrajin tape ketan yang menekuni usaha

pembuatan tape ketan diharapkan untuk selalu melakukan peningkatan mutu dan kualitas produksi dengan cara menciptakan keluaran tape berwarna. 3. Untuk pemerintah perlu adanya program pendidikan kesetaraan seperti

program paket B dan C. Dengan adanya program pendidikan tersebut diharapkan tingkat pendidikan pengusaha dan pekerja bisa lebih baik lagi sehingga tidak di dominasi oleh lulusan sekolah dasar saja.

4. Bagi setiap pengusaha alangkah baiknya memperhatikan keadaan pekerja agar berbagai kendala yang dialami pekerja dapat diatasi seperti peningkatan upah yang disesuaikan dengan keadaan perekonomiannya.

5. Bagi yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai home industri tape ketan di Desa Tarikolot semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan.


(4)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Abdurahman, M., Muhidin, S.A. dan Somantri, A. (2011). Dasar-Dasar Metode

Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Pustaka Setia

Abdurachmat, I dan E Maryani (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Astuti, R.D (2011). Konsep Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Ekmal/411/ modul 6.

Badan Pusat Statistika. (2011). Kecamatan Cibeureum Dalam Angka Tahun 2011

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan Tahun 2011. Data

Hasil Industri Hasil Pertanian (Tape Ketan ) Industri Agro Kabupaten Kuningan

Djojodipuro, M. (1986). Teori Lokasi. Jakarta : FEUI

Dharmawan. (1986). Aspek-Aspek Dalam Sosiologi Induatri. Bina Cipta : Bandung

Ediawati, S. (2010). Eksistensi Industri Bawang Merah Goreng Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Petani Bawang Merah Di Desa Garawangi Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Effendi, T.N. (1995). Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogyakarta

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Kuncoro, M. (2002). Analisis Spasial dan Regional Studi Aglomerasi dan Klaster


(5)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Muliawan, J.U. (2008). Manajemen Home Industri Peluang Usaha Di Tengah

Krisis. Yogyakarta : Banyu Media

Nurazizah, E. (2009). Eksistensi Pengrajin Mebel di Kecamatran Ciasem

Kabupaten Subang. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Pasya, G. K. (2001). Geografi Pemahaman Konsep Dan Metodologi. Buana Nusantara: Bandung

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pendidikan Naional. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung

Satria. 2008. Pengertian Keterampilan dan Jenisnya (Online), Tersedia: http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung: Alumni.

Sumiati, T. (2007). Kondisi Sosial Ekonomi Pengrajin Tahu Di Kecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat

Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu

Penting. Jakarta : Salemba Empat

Tika, P. M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Widjajani, Gatot Y. 2008. Keunggulan Kompetitif Industri Kecil Di Klaster

Industri Kecil Tradisional Dengan Pendekatan Berbasis Sumber Daya : Studi Kasus Pengusaha Industri Kecil Logam Kiara Condong Bandung

(Online), Tersedia :

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/view/16766

Yuniaryo, E. S. (2008). Industri Kerajinan Kue Moci dan Kondisi Sosial Ekonomi


(6)

Mita Friamita, 2013

Eksistensi home industri tape ketan di desa tarikolot kecamatan cibeureum kabupaten kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi : Bandung

(2009). Bisnis Jaringan yang meledak di 2010 (Online), Tersedia: http//www.blogspot.com/2010/01 sejarah lahirnya bisnis sejarah.html