Perancangan Buku Fotografi Perjalanan Potret Kehidupan dan Budaya Desa Tenganan.
ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI PERJALANAN POTRET KEHIDUPAN DAN BUDAYA
DESA TENGANAN Oleh
Erwyn Prasetyo Dwianto 0964209
Tujuan wisata yang paling populer di Indonesia adalah pulau Bali. Banyaknya wisatawan baik lokal maupun luar negeri yang berkunjung ke Bali menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan pada masyarakat Bali dan gaya para wisatawan lokal dalam mengunjungi tujuan wisata di pulau Bali seiring dengan berkembangnya tempat wisata di Bali seperti mall, hotel, pantai, café, dan kehidupan malamnya.
Namun demikian, secara unik Bali tetap dapat mempertahankan kebudayaan Bali asli, salah satunya adalah desa Tenganan Pegringsingan. Desa Tenganan merupakan desa wisata yang dikenal karena masih mempertahankan kebudayaan dan adat istiadatnya agar dapat menjaga warisan budaya. Survey Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali menunjukkan bahwa jumlah wisatawan domestik yang datang ke pulau Bali terus mengalami peningkatan, tetapi jumlah wisatawan domestik yang datang ke desa Tenganan tidak sebanyak jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan domestik yang datang ke objek wisata Bali lainnya yang lebih populer. Hal tersebut disinyalir karena kurangnya pengetahuan dan ketertarikan wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Tenganan Pegringsingan. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat untuk dapat mempromosikan desa Tenganan sebagai alternatif objek wisata bagi wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali.
Beranjak dari fenomena tersebut, maka perlu dirancang sebuah media komunikasi visual yang tepat dan efektif untuk dapat meningkatkan minat para wisatawan domestik berkunjung ke desa Tenganan. Hal tersebut akan diwujudkan dengan perancangan visual berupa buku traveling yang menarik dan mengikuti tren jaman dengan sentuhan fotografi sebagai bahasa yang universal. Pembahasan pada ruang lingkup kali ini berfokus pada potret kehidupan dan budaya masyarakat Tenganan Pegringsingan, yang meliputi suasana desa, kesenian, kerajinan tangan, dan keseharian masyarakat desa Tenganan. Setelah masyarakat umum dan wisatawan domestik mengenal dan tertarik pada desa Tenganan melalui media buku ini, maka jika suatu saat para wisatawan khususnya wisatawan domestik yang akan melakukan perjalanan wisata ke Bali, dapat mempertimbangkan desa Tenganan Pegringsingan sebagai objek wisata yang unik dan menarik untuk dikunjungi.
(2)
ABSTRACT
TRAVEL PHOTOGRAPHY BOOK DESIGN OF TENGANAN VILLAGE CULTURE
Submitted by
Erwyn Prasetyo Dwianto 0964209
One of the most popular tourist destinations in Indonesia is the island of Bali. The great number of tourist, both of domestic and foreign tourist, visiting Bali has caused a significan change in Balinese society in the sectors of economy, education, and industry. This change also influences the domestic tourist style in visiting the tourists places of interest in Bali along with the development of such places as malls, hotels, beaches, cafes, and the night life. However, despite the many influencing factors, Bali can still preserve the original Balinese culture, which can be senn in Tenganan Pegringsingan Village. This village is one of the well-known places of interest because it can keep the ral Balinese culture and tradition. According to Bali Provincial Tourism Office survey, the number of domestic tourist visiting Bali is increasing since 2004 to 2012, but the number of domestic tourist visiting Tenganan Pegringsingan Village in 2012 is not as big as the other places in Bali. This is probably caused by the lack of knowledge and interest in Tenganan Pegringsingan Village. In fact, this village with the real Bali Aga culture can be an attractive place of interest, especiallu for tourist who like exploring the culture, art, and history. Therefore, it is necessary to find a good solution to promote the village as one object of destination for domestic tourist who visit Bali.
Based on this phenomenon, it is important to design the right and effective visual communication design which can increase the domestic tourist interest to visit Tenganan Village. This will be done by designing an attractive and up-to-date travelling book containing photographs as a universal language. The discussion focuses on the portrait of the life and culture in Tenganan Village, covering the village atmosphere, the arts, handcrafts, and the daily life of the Villagers in Tenganan Pegringsingan. When people and domestic tourist are interested in Tenganan Village illustrated in this book, they will most probably consider this village as a uniqe and interesting place to visit.
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2
1.2.1 Permasalahan ... 3
1.2.2 Ruang Lingkup ... 4
1.3Tujuan Perancangan ... 4
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kebudayaan ... 7
2.2 Pariwisata ... 7
2.3 Tinjauan Tentang Buku ... 9
2.3.1 Jenis Buku ... 9
2.4 Tinjauan Tentang Layout ... 10
2.5 Teori Fotografi ... 12
2.5.1 Jenis Fotografi ... 12
BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Data dan Fakta ... 15
(4)
3.1.1 Dinas Pariwisata Bali ... 15
3.1.2 Penerbit Buku Kompas... 17
3.1.3 Tinjauan Desa Tenganan Pegringsingan ... 18
3.1.3.1 Sejarah Desa Tenganan Pegringsingan ... 19
3.1.3.2 Karya Seni Desa Tenganan Pegringsingan ... 19
3.1.4 Hasil Wawancara... 20
3.1.5 Hasil Survey Dinas Pariwisata Bali ... 22
3.1.6 Kuesioner ... 23
3.1.7 Tinjauan Karya Sejenis ... 24
3.2 Analisa Permasalahan ... 26
3.2.1 Analisa SWOT ... 27
3.2.2 Analisa STP ... 28
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi... 30
4.2 Konsep Kreatif ... 31
4.3 Konsep Media ... 33
4.3.1 Budgeting Produksi Buku ... 33
4.4 Hasil Karya ... 37
4.4.1 Cover Buku ... 37
4.4.2 Isi Buku ... 38
4.4.3 Poster ... 40
4.4.4 Postcard ... 40
4.4.5 Pembatas Buku ... 42
4.4.6 Katalog ... 43
4.4.7 Kartu Undangan ... 43
4.4.8 X-Banner ... 44
4.4.9 T-shirt ... 45
(5)
4.4.11 Passport Holder ... 46 4.4.12 Id Card Holder ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 47 5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Dinas Pariwisata Bali ... 15
Gambar 3.2 Logo Penerbit Buku Kompas ... 17
Gambar 3.3 Suasana Awangan Barat Desa Tenganan ... 21
Gambar 3.4 Isi Buku “Mentawai –The Forgoten Land of Beauty” ... 24
Gambar 3.5 Isi Buku “Mentawai –The Forgoten Land of Beauty” ... 25
Gambar 3.6 Isi Buku “Mentawai – The Forgoten Land of Beauty” ... 25
Gambar 3.7 Cover Depan Buku “The Travel Book” – Lonely Planet ... 26
Gambar 3.8 Isi Buku “The Travel Book” – Lonely Planet ... 26
Gambar 4.1 Jenis Huruf Din ... 32
Gambar 4.2 Jenis Huruf Brain Flower ... 32
Gambar 4.3 Cover Depan dan Belakang ... 37
Gambar 4.4 Isi Cover Dalam Buku ... 38
Gambar 4.5 Isi Buku Halaman Judul Bab I ... 38
Gambar 4.6 Isi Buku Halaman Spread ... 39
Gambar 4.7 Isi Buku Halaman Single... 39
Gambar 4.8 Poster Pengenalan Event Peluncuran Buku ... 40
Gambar 4.9 Postcard Berwarna... 41
Gambar 4.10 Postcard Hitam Putih ... 41
Gambar 4.11 Pembatas Buku ... 42
Gambar 4.12 Katalog ... 43
Gambar 4.13 Undangan ... 43
Gambar 4.14 X-Banner ... 44
Gambar 4.14 Desain T-shirt ... 45
Gambar 4.15 Topi ... 45
Gambar 4.16 Passport Holder ... 46
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 6
Tabel 3.1 Jumlah Kunjungan Wisata Domestik ke Bali ... 23 Tabel 3.2 Jumlah Wisatawan Yang Datang ke Tenganan... 23
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kesenian dan kebudayaan. Hal tersebut dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke berbagai tujuan wisata yang terdapat di Indonesia. Salah satu tujuan wisata yang populer di Indonesia adalah Pulau Bali, terbukti dari diperolehnya penghargaan sebanyak tiga kali sebagai pulau tujuan wisata terbaik di Asia Pasifik oleh Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali (http://www.disparda.baliprov.go.id;13.00; diakses pada 8 Februari 2014). Banyaknya wisatawan baik lokal maupun luar negeri yang berkunjung ke Bali menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan pada masyarakat Bali, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan dan industri.
Namun demikian, dengan begitu banyak faktor yang mempengaruhi Bali dan masyarakatnya, secara unik Bali tetap dapat mempertahankan kebudayaan Bali asli, salah satunya adalah Desa Tenganan Pegringsingan. Desa Tenganan Pegringsingan merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah Kabupaten Karangasem. Jaraknya sekitar 65 km dari kota Denpasar, dengan lanskap berupa perbukitan yang mengelilingi desa tersebut. Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu desa wisata yang dikenal karena masih mempertahankan kebudayaan dan adat istiadatnya. Sebagai desa Bali asli atau yang biasa disebut juga sebagai desa Bali Aga, Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu dari tiga desa kuno di Pulau Bali.
Penduduk Desa Tenganan Pegringsingan memegang teguh peraturan desa agar dapat menjaga warisan budaya. Peraturan ini disebut juga dengan istilah awig-awig desa. Penduduk Desa Adat Tenganan pada awalnya bermata pencaharian sebagai petani dan pengrajin barang-barang seni. Salah satu karya dari kesenian Desa Tenganan yang paling terkenal adalah kain tenun Geringsing, yang hanya diproduksi di Desa Tenganan Pegringsingan. Kain tenun Geringsing merupakan salah satu kain tenun
(9)
yang pembuatannya menggunakan teknik ikat ganda. Selain pertanian, masyarakat Tenganan juga mempunyai sumber pendapatan lain melalui bidang pariwisata.
Menurut I Nyoman Sadra dalam artikelnya “The Republic of Tenganan
Pegringsingan: Sampai Kapan ?; (2008)”, Desa Tenganan sudah didatangi wisatawan sejak tahun 1930, pertumbuhan pesat pariwisata di Tenganan terjadi sejak tahun 1980-an.
Kini, hampir seluruh penduduk Desa Tenganan beralih profesi menjadi pengrajin untuk pariwisata. Adanya kegiatan baru ini membuat mereka mulai meninggalkan mata pencaharian mereka sebagai petani.
Survey Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali menunjukkan bahwa jumlah wisatawan domestik yang datang ke Pulau Bali terus mengalami peningkatan sejak tahun 2004 hingga tahun 2012. Akan tetapi, jumlah pengunjung yang datang ke Desa Tenganan pada tahun 2012 tidak sebanyak jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke objek wisata Bali lainnya yang sudah lebih populer. Para wisatawan domestik lebih memilih objek wisata lain yang lebih populer seperti Tanah Lot, Pantai Kuta, dan Kebun Raya Bedugul. Terbukti dari jumlah wisatawan yang datang ke objek wisata Tanah Lot mencapai 3.092.434 orang Hal tersebut disinyalir karena kurangnya pengetahuan dan ketertarikan wisatawan domestik untuk mengunjungi Desa Tenganan Pegringsingan. Jumlah yang datang pun sangat jauh dibandingkan wisatawan mancanegara yang mengunjungi Desa Tenganan (http://www.disparda.baliprov.go.id;13.00; diakses 8 Februari 2014). Barry Kusuma, seorang travel writer menuturkan pada artikelnya di networkedblogs.com ketika tempat wisata yang lain di Bali berkembang pesat seperti Pantai Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan kehadiran Hotel, Pantai, Café, dan kehidupan malamnya, Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan zaman dengan tetap bertahan dengan tiga balai desanya yang kusam dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu dengan lainnya. Maka hal tersebut sebenarnya dapat menjadi sebuah alternatif tujuan wisata bagi wisatawan domestik yang ingin menemukan sensasi yang berbeda dari Pulau Bali pada masa kini.
(10)
Berdasarkan fenomena yang terjadi, masih banyak wisatawan domestik di Indonesia yang belum tahu dan belum mengunjungi Desa Adat Tenganan. Padahal desa yang masih memegang teguh budaya Bali Aga ini dapat menjadi tujuan menarik, terutama bagi para wisatawan yang senang menjelajah dan gemar terhadap wisata budaya, seni, dan sejarah. Kegiatan pariwisata masa kini yang menghendaki segalanya serba mewah, indah, dan gemerlapan, tak mampu menembus desa yang masih bertahan dengan keasliannya ini. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat untuk dapat mempromosikan desa wisata Tenganan sebagai alternatif objek wisata bagi wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali. Sehubungan dengan perkembangan minat masyarakat terutama pada usia dewasa untuk melakukan kegiatan traveling
yang telah berkembang pesat, maka Penulis memilih fotografi yang dikemas ke dalam sebuah buku atau jurnal sebagai media promosi yang ideal. Hal tersebut didasari oleh fungsi dari fotografi itu sendiri yakni sebagai media bahasa yang universal, dan dapat menyajikan gambar atau citra objek foto yang sebenarnya terhadap masyarakat umum, serta dapat dijadikan sebagai sebuah arsip atau dokumentasi penting pada kemudian hari.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini, antara lain:
a) Bagaimana merancang komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan minat para wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Tenganan?
b) Bagaimana membuat perancangan visual berupa buku traveling photography yang menarik dan mengikuti tren zaman sekaligus memperkenalkan Desa Tenganan sebagai objek wisata serta dapat dijadikan sebagai arsip sejarah perkembangan desa ?
(11)
1.2.2 Ruang Lingkup
Pembahasan pada ruang lingkup kali ini berfokus pada potret kehidupan dan budaya masyarakat Tenganan Pegringsingan, meliputi suasana desa, kerajinan, dan keseharian masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Informasi akan disampaikan berupa media buku agar masyarakat umum termasuk wisatawan domestik mengetahui keberadaan Desa Tenganan Pegringsingan.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pada permasalahan yang sudah diungkapkan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan garis besar hasil yang ingin diperoleh yaitu :
a) Merancang media komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan minat para wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Tenganan.
b) Membuat perancangan visual berupa karya buku fotografi yang menarik dan mengikuti tren zaman sekaligus memperkenalkan Desa Tenganan sebagai objek wisata serta dapat dijadikan sebagai arsip sejarah perkembangan desa.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian dan perancangan ini digunakan beberapa sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya antara lain melalui :
a) Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi Desa Tenganan dan Dinas Pariwisata Daerah Bali sebagai acuan dan pengumpulan informasi mengenai pariwisata di Desa Tenganan.
b) Wawancara kepada narasumber untuk mengetahui informasi mengenai kondisi existing yang meliputi: lingkungan desa, masyarakat, kegiatan warga Desa Tenganan, serta segala hal yang terkait dengan perancangan buku fotografi ini, seperti Bapak I Putu Sumantra selaku pemilik artshop, pengrajin kesenian di Desa Tenganan, serta masyarakat asli dari Desa Tenganan.
c) Kuesioner yang disebarkan kepada target market, yaitu wisatawan domestik yang gemar melakukan traveling.
(12)
d) Studi pustaka dan literatur tentang Desa Tenganan dan dunia fotografi untuk mendapat informasi, landasan teori, dan referensi yang tepat serta berhubungan dengan materi yang diambil.
(13)
1.5Skema Perancangan
Bagan 1.1 Skema Perancangan Latar Belakang
Berkembangnya peran pariwisata pada Desa Tenganan
Wisatawan domestik belum banyak yang mengenal Desa Tenganan
Perlunya media promosi bagi wisatawan domestik agar lebih mengenal Desa
Tenganan
Rumusan Masalah
Bagaimana melakukan perancangan media komunikasi visual berupa karya buku
fotografi yang efektif sehingga dapat menambah jumlah wisatawan yang mengenal Desa Tenganan sehingga membantu perekonomian Desa Adat Tenganan.
Observasi Wawancara Kuesioner Studi Pustaka
Konsep
Merancang sebuah karya buku fotografi yang dapat membantu mengenalkan Desa Tenganan, sekaligus dapat merekam kejadian di Desa Tenganan yang kemudian dapat dijadikan sebagai arsip sejarah
.
Perancangan Media
Media utama berupa buku traveling fotografi dibantu dengan media promosi berupa Poster, banner, brosur, website, webbanner, video, dan media lainnya
Tujuan Perancangan
Dengan diciptakannya karya buku fotografi, diharapkan munculnya minat wisatawan domestik, terutama para penggiat fotografi untuk mengenal Desa Tenganan.
(14)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa dan proses keseluruhan yang dilakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui perancangan buku ini, kita dapat membantu memperkenalkan Desa Tenganan Pegringsingan sebagai tempat tujuan wisata yang ada di Pulau Bali. Kita juga dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Desa Tenganan Pegringsingan, melalui media buku foto ini kita juga mendokumentasikan Desa Tenganan dan dapat dijadikan sebagai arsip sejarah.
5.2 Saran
Media buku merupakan salah satu media yang dapat memperkenalkan suatu daerah kepada masyarakat umum. Namun di Indonesia media buku untuk memperkenalkan suatu hal baru atau tempat yang belum dikenal luas dengan menggunakan teknik fotografi masih kurang banyak dan kurang dikemas dengan baik, sehingga masyarakat banyak beralih ke buku luar negeri. Sebaiknya kita mulai mengemas buku dengan baik sehingga masyarakat mulai memperhatikan buku terbitan dalam negeri yang dapat memberikan informasi berguna kepada masyarakat luas dan memperkenalkan suatu tempat baru atau hal baru sehingga berdampak positif.
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Ambrose-Harris, (2005), Basics Design 02: Layout, AVA Publishing SA, Switzerland
Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2013. Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia
EB Tylor, (1871), Primitive Culture, London
Haslam, Andrew, (2006), Book Design, Laurence King,London
Handoko, Aran, Fotografi Dalam Wacana Historis
Ismayanti, (2010), Pengantar pariwisata, Grasindo, Jakarta
Koentjaraningrat, (1986), Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta
Marah, Surisman, (1985), Diktat Kuliah : Mengenal Kamera Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta
Nyoman S. Pendit, (1994), Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta
R. G. Soekadijo, (1996), Anatomi Pariwisata, Jakarta
Setia, Putu, (2014), Bali Menggugat, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta
Sadra, I Nyoman, (2008), The Republic of Tenganan Pegringsingan: Sampai Kapan ?
Shadiri, Hasan (1983), Ensiklopedia Nasional Indonesia, Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta
Spancer, D.A (1973), The Focal Dictionary of Photographic Technologies, London, Focal Press
Yoeti, H. Oka A., 1997, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html;16.00, 28 Januari 2014
http://www.disparda.baliprov.go.id;13.00, 3 Februari 2014
(1)
Berdasarkan fenomena yang terjadi, masih banyak wisatawan domestik di Indonesia yang belum tahu dan belum mengunjungi Desa Adat Tenganan. Padahal desa yang masih memegang teguh budaya Bali Aga ini dapat menjadi tujuan menarik, terutama bagi para wisatawan yang senang menjelajah dan gemar terhadap wisata budaya, seni, dan sejarah. Kegiatan pariwisata masa kini yang menghendaki segalanya serba mewah, indah, dan gemerlapan, tak mampu menembus desa yang masih bertahan dengan keasliannya ini. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat untuk dapat mempromosikan desa wisata Tenganan sebagai alternatif objek wisata bagi wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali. Sehubungan dengan perkembangan minat masyarakat terutama pada usia dewasa untuk melakukan kegiatan traveling
yang telah berkembang pesat, maka Penulis memilih fotografi yang dikemas ke dalam sebuah buku atau jurnal sebagai media promosi yang ideal. Hal tersebut didasari oleh fungsi dari fotografi itu sendiri yakni sebagai media bahasa yang universal, dan dapat menyajikan gambar atau citra objek foto yang sebenarnya terhadap masyarakat umum, serta dapat dijadikan sebagai sebuah arsip atau dokumentasi penting pada kemudian hari.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini, antara lain:
a) Bagaimana merancang komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan minat para wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Tenganan?
b) Bagaimana membuat perancangan visual berupa buku traveling photography yang menarik dan mengikuti tren zaman sekaligus memperkenalkan Desa Tenganan sebagai objek wisata serta dapat dijadikan sebagai arsip sejarah perkembangan desa ?
(2)
1.2.2 Ruang Lingkup
Pembahasan pada ruang lingkup kali ini berfokus pada potret kehidupan dan budaya masyarakat Tenganan Pegringsingan, meliputi suasana desa, kerajinan, dan keseharian masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Informasi akan disampaikan berupa media buku agar masyarakat umum termasuk wisatawan domestik mengetahui keberadaan Desa Tenganan Pegringsingan.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pada permasalahan yang sudah diungkapkan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan garis besar hasil yang ingin diperoleh yaitu :
a) Merancang media komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan minat para wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Tenganan.
b) Membuat perancangan visual berupa karya buku fotografi yang menarik dan mengikuti tren zaman sekaligus memperkenalkan Desa Tenganan sebagai objek wisata serta dapat dijadikan sebagai arsip sejarah perkembangan desa.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian dan perancangan ini digunakan beberapa sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya antara lain melalui :
a) Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi Desa Tenganan dan Dinas Pariwisata Daerah Bali sebagai acuan dan pengumpulan informasi mengenai pariwisata di Desa Tenganan.
b) Wawancara kepada narasumber untuk mengetahui informasi mengenai kondisi existing yang meliputi: lingkungan desa, masyarakat, kegiatan warga Desa Tenganan, serta segala hal yang terkait dengan perancangan buku fotografi ini, seperti Bapak I Putu Sumantra selaku pemilik artshop, pengrajin kesenian di Desa Tenganan, serta masyarakat asli dari Desa Tenganan.
c) Kuesioner yang disebarkan kepada target market, yaitu wisatawan domestik yang gemar melakukan traveling.
(3)
d) Studi pustaka dan literatur tentang Desa Tenganan dan dunia fotografi untuk mendapat informasi, landasan teori, dan referensi yang tepat serta berhubungan dengan materi yang diambil.
(4)
1.5Skema Perancangan
Bagan 1.1 Skema Perancangan
Latar Belakang
Berkembangnya peran pariwisata pada Desa Tenganan
Wisatawan domestik belum banyak yang mengenal Desa Tenganan
Perlunya media promosi bagi wisatawan domestik agar lebih mengenal Desa
Tenganan
Rumusan Masalah
Bagaimana melakukan perancangan media komunikasi visual berupa karya buku
fotografi yang efektif sehingga dapat menambah jumlah wisatawan yang mengenal Desa Tenganan sehingga membantu perekonomian Desa Adat Tenganan.
Observasi Wawancara Kuesioner Studi Pustaka
Konsep
Merancang sebuah karya buku fotografi yang dapat membantu mengenalkan Desa Tenganan, sekaligus dapat merekam kejadian di Desa Tenganan yang kemudian dapat dijadikan sebagai arsip sejarah
.
Perancangan Media
Media utama berupa buku traveling fotografi dibantu dengan media promosi berupa Poster, banner, brosur, website, webbanner, video, dan media lainnya
Tujuan Perancangan
Dengan diciptakannya karya buku fotografi, diharapkan munculnya minat wisatawan domestik, terutama para penggiat fotografi untuk mengenal Desa Tenganan.
(5)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa dan proses keseluruhan yang dilakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui perancangan buku ini, kita dapat membantu memperkenalkan Desa Tenganan Pegringsingan sebagai tempat tujuan wisata yang ada di Pulau Bali. Kita juga dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Desa Tenganan Pegringsingan, melalui media buku foto ini kita juga mendokumentasikan Desa Tenganan dan dapat dijadikan sebagai arsip sejarah.
5.2 Saran
Media buku merupakan salah satu media yang dapat memperkenalkan suatu daerah kepada masyarakat umum. Namun di Indonesia media buku untuk memperkenalkan suatu hal baru atau tempat yang belum dikenal luas dengan menggunakan teknik fotografi masih kurang banyak dan kurang dikemas dengan baik, sehingga masyarakat banyak beralih ke buku luar negeri. Sebaiknya kita mulai mengemas buku dengan baik sehingga masyarakat mulai memperhatikan buku terbitan dalam negeri yang dapat memberikan informasi berguna kepada masyarakat luas dan memperkenalkan suatu tempat baru atau hal baru sehingga berdampak positif.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ambrose-Harris, (2005), Basics Design 02: Layout, AVA Publishing SA, Switzerland Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2013. Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar
Panduan untuk Pemula. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia EB Tylor, (1871), Primitive Culture, London
Haslam, Andrew, (2006), Book Design, Laurence King,London Handoko, Aran, Fotografi Dalam Wacana Historis
Ismayanti, (2010), Pengantar pariwisata, Grasindo, Jakarta Koentjaraningrat, (1986), Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta
Marah, Surisman, (1985), Diktat Kuliah : Mengenal Kamera Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta
Nyoman S. Pendit, (1994), Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta R. G. Soekadijo, (1996), Anatomi Pariwisata, Jakarta
Setia, Putu, (2014), Bali Menggugat, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta
Sadra, I Nyoman, (2008), The Republic of Tenganan Pegringsingan: Sampai Kapan ?
Shadiri, Hasan (1983), Ensiklopedia Nasional Indonesia, Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta Spancer, D.A (1973), The Focal Dictionary of Photographic Technologies, London, Focal
Press
Yoeti, H. Oka A., 1997, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html;16.00, 28 Januari 2014 http://www.disparda.baliprov.go.id;13.00, 3 Februari 2014