Pengaruh Musik Rock terhadap Waktu Reaksi Sederhana.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MUSIK ROCK TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA

Dio Angga Dewa, 2012, Pembimbing 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Pembimbing 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes.

Data dari National Highway Traffic Safety Administration, pada tahun 2012, sebanyak 3328 orang meninggal dunia, dan diperkirakan 421.000 orang terluka dalam kecelakaan kendaraan bermotor disebabkan karena gangguan saat mengemudi, salah satunya adalah mendengarkan musik menggunakan earphone. Musik rock bertempo cepat dapat merangsang peningkatan aktivitas gelombang beta dalam otak aktivitas gelombang beta yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, stress, ketegangan otot, sulit tidur, sulit berkonsentrasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh musik rock yang dapat memperpanjang waktu reaksi sederhana.

Metodologi penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental kuasi, bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan pemeriksaan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang subjek penelitian.

Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru. Waktu reaksi ini diukur sebelum dan selama mendengarkan musik rock dengan kriteria dalam detik. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan α = 0,05

Hasil penelitian yang didapat, Hasil uji statistik Wilcoxon untuk warna merah dan hijau selama perlakuan lebih lambat daripada sebelum perlakuan secara signifikan (p < 0.05). Hasil uji statistik Wilcoxon untuk warna kuning dan biru selama perlakuan lebih lambat daripada sebelum perlakuan secara sangat signifikan (p < 0.01).

Simpulan dari penelitian ini adalah waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik rock lebih lambat daripada sebelum mendengarkan musik rock pada semua warna.

Kata kunci : musik rock, waktu reaksi sederhana,tempo musik


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ROCK MUSIC ON SIMPLE REACTION TIME

Dio Angga Dewa, 2012, Tutor 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Tutor 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes.

According to data from National Highway Traffic Safety Administration, in 2012, there wer 3328 people died, and approximately 421.000 people were injured in motor vehicle accident caused by distraction when driving, one of which was listening to the music with earphone. Music possesses various effects on body systems, including the central nervous system (CNS). Rock music with fast tempo can stimulate the increase of beta wave activity in the brain. An beta hyperactivity wave can cause anxiety, stress, muscle tension, insomnia, and difficulty to concentrate.

The objective of this research was to determine whether rock music could increase simple reaction time.

The method of this study was quasi experimental prospective research, comparative with completely randomized design with pre-test and post-test design, performed upon thirty research subjects.

Measured data was simple reaction time for red, yellow, green, and blue lights. This reaction time was measured before and during listening to rock music in seconds. Data was analyzed with Wilcoxon test, α = 0.05.

The result was, Wilcoxon statistical test for red and green color during the test were significantly slower compared to before the test significantly (p<0.05). Wilcoxon statistical test for yellow and blue during the test were highly-significantly slower compared to before the test

Conclusion from this test was, simple reaction time when listening to rock music was slower compared to before listening to rock music on all colors.

Keywords: rock music, simple reaction time, musical temp


(3)

DAFTAR ISI

Lembar persetujuan ... I Surat pernyataan ... II Abstrak ... III Abstract ... IV Kata pengantar ... V Daftar isi ... VII Daftar tabel ... X Daftar gambar... XI Daftar lampiran ... XII

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 3

1.3 Maksud dan tujuan ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat akademis ... 3

1.4.2 Manfaat praktis... 3

1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi ... 6

2.1.1 Anatomi telinga ... 6

2.1.2 Anatomi otak ... 7

2.1.2.1 Cerebrum... 7

2.1.2.2 Batang otak... 8

2.2 Fisiologi otak ... 9

2.2.1 Hemisfer dominan ... 9


(4)

2.2.2 Hemisfer non dominan ... 9

2.2.3 Jaras pendengaran ... 10

2.2.4 Jaras penglihatan ... 11

2.2.5 Formatio reticularis ... 13

2.2.6 Area asosiasi... 13

2.2.6.1 Area asosiasi parieto-occipitotemporal ... 14

2.2.6.2 Area asosiasi prefrontal ... 15

2.2.6.3 Area asosiasi limbik ... 15

2.2.7 Area Wernicke ... 16

2.2.8 Sistem limbik ... 16

2.2.8.1 Hippocampus... 17

2.2.8.2 Amigdala ... 18

2.2.9 Gelombang otak ... 18

2.2.9.1 Gelombang alpha ... 19

2.2.9.2 Gelombang beta ... 20

2.2.9.3 Gelombang theta ... 20

2.2.9.4 Gelombang delta ... 21

2.3 Musik ... 21

2.3.1 Pengaruh musik ... 22

2.3.2 Musik rock ... 23

2.3.2.1 Musik rock dan reaksi emosi ... 23

2.4 Waktu reaksi... 24

2.4.1 Klasifikasi waktu reaksi ... 24

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi waktu reaksi ... 25

2.5 Neurofisiologi persepsi musik... 33

2.5.1 Musik yang disukai ... 36

2.5.2 Musik yang tidak disukai ... 37

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat penelitian ... 40

3.2 Subjek penelitian ... 40


(5)

3.3 Lokasi dan waktu penelitian... 41

3.4 Metode penelitian ... 41

3.4.1 Variabel penelitian ... 41

3.4.2 Definisi operasional variable penelitian ... 41

3.4.3 Perhitungan besar sampel ... 42

3.5 Prosedur penelitian ... 43

3.5.1 Pelaksanaan penelitian ... 43

3.5.1.1 Persiapan subjek penelitian ... 43

3.5.1.2 Prosedur penelitian waktu reaksi sederhana ... 43

3.6 Metode analisis... 44

3.6.1 Data yang diukur ... 44

3.6.2 Analisis data ... 44

3.6.3 Hipotesis statistik ... 44

3.6.4 Kriteria uji ... 45

3.7 Aspek etik penelitian ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian... 47

4.2 Pembahasan ... 48

4.3 Pengujian hipotesis penelitian ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

Daftar pustaka ... 54

Lampiran ... 56

Riwayat Hidup ... 66


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas Saphiro-wilk setiap warna ... 47 Tabel 4.1 Rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan selama mendengarkan musik rock ... 48


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi telinga ... 7

Gambar 2.2 Jaras pendengaran ... 11

Gambar 2.3 Proses penghantaran impuls cahaya ... 12

Gambar 2.4 Transmisi impuls penglihatan ... 13

Gambar 2.5 Area asosiasi ... 14

Gambar 2.6 Peta area fungsional spesifik pada korteks serebri ... 15

Gambar 2.7 Hubungan area asosiasi somatik, visual, dan auditori ... 16

Gambar 2.8 Gelombang otak ... 19

Gambar 2.9 Hubungan waktu reaksi terhadap intensitas rangsang... 27

Gambar 2.10 Hubungan waktu reaksi terhadap kewaspadaan ... 27

Gambar 2.11 Hubungan antara respon otonom dan muskular terhadap musik ... 34

Diagram 2.1 Bagian otak yang berperan dalam musik terhadap emosi ... 35

Grafik 4.1 Hasil rerata WRS semua warna ... 49


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat komisi etik penelitian ... 56

Lampiran 2 Surat pernyataan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian (informed consent) ... 57

Lampiran 3 Lembar kerja penelitian ... 58

Lampiran 4 Data hasil penelitian ... 59

Lampiran 5 Hasil uji normalitas Saphiro-Wilk ... 60

Lampiran 6 Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan selama perlakuan untuk warna merah ... 61

Lampiran 7 Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan selama perlakuan untuk warna kuning ... 62

Lampiran 8 Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan selama perlakuan untuk warna hijau ... 63

Lampiran 9 Data hasil pengolahan SPSS WRS sebelum dan selama perlakuan untuk warna biru ... 64

Lampiran 10 Dokumentasi penelitian ... 65


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Dalam arti yang lain, musik berarti nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (Ali, 1993).

Musik memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan musik untuk berkomunikasi dengan individu lain. Manusia mengenal berbagai macam jenis musik, antara lain musik rock, pop, klasik, metal, jazz. Mayoritas masyarakat di Indonesia sering mengerjakan suatu aktivitas sambil mendengarkan musik, antara lain ketika melakukan aktivitas belajar, pekerjaan rumah tangga, dan ketika sedang mengendarai kendaraan bermotor. Musik memiliki efek terhadap berbagai sistem tubuh, termasuk sistem saraf pusat (SSP).Tempo musik berhubungan erat dengan emosi manusia. Musik dengan tempo cepat menggambarkan kesenangan, kemarahan, atau kecemburuan. Sedangkan, musik dengan tempo lambat menggambarkan kesedihan, ketenangan, kelembutan, penderitaan, atau rasa malu (Blake dan Sekuler, 2006). Musik dengan tempo yang cepat, melodi yang keras, gelombang suara yang besar dapat menimbulkan pola pikir yang terganggu, tegang, dan tidak konsentrasi. Musik rock dapat merangsang gerakan aktif, melepaskan ketegangan, menutup rasa sakit, dan mengurangi efek bunyi-bunyian keras lain yang tidak menyenangkan di dalam lingkungan yang bersangkutan (Campbell, 2001). Apabila manusia mengikuti gerak dari musik rock maka menimbulkan perubahan fisik dan emosi pada manusia tersebut. Reaksi yang biasanya muncul ketika mendengarkan musik rock akan mengakibatkan emosi menjadi tidak menentu dan tidak stabil bahkan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. Selain itu, orang yang menyukai musik rock biasanya suka berperilaku kasar (Schwartz & Fouts, 2003).


(10)

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi sederhana adalah percobaan yang dilakukan dengan memberikan satu rangsang dan harus dijawab dengan satu respon secepat mungkin. Dalam waktu reaksi terdapat 3 proses yaitu kesadaran, konsentrasi dan proses memilih. Welford (1980) dan Broadbent (1971) mempelajari bahwa, adanya gangguan dapat memperlambat waktu reaksi. Trimmel dan Poelzl (2006) menemukan bahwa, suara bising dapat memperpanjang waktu reaksi dengan menghambat bagian-bagian pada konteks serebri (Kosinski & Robert, 2011). Pemanjangan waktu reaksi sederhana dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Kecelakaan lalu lintas menurut WHO (1984) adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (Venter, 2011). Data dari National Highway Traffic Safety Administration, pada tahun 2012, sebanyak 3328 orang meninggal dunia, dan diperkirakan 421.000 orang terluka dalam kecelakaan kendaraan bermotor disebabkan karena gangguan saat mengemudi. Gangguan saat mengemudi terdiri dari texting, penggunaan telepon genggam, mendengarkan musik dengan earphone, berbicara dengan orang lain, makan, dan minum saat berkendara. Keadaan tersebut dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan visual dari pengendara (NHTSA, 2013).

Musik rock bertempo cepat dapat merangsang peningkatan aktivitas gelombang beta dalam otak (Hurless, et al., 2013). Gelombang beta meningkatkan kemampuan untuk berpikir, perasaan gembira, performa tinggi, membantu seseorang untuk berpikir positif, di sisi lain, aktivitas gelombang beta yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, stress, ketegangan otot, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, peningkatan tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan yang semakin cepat (Hurless, et al., 2013; Guyton & Hall, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Hurless, et al (2013) mengguakan musik rock dan musik Jazz dengan berbagai tempo menunjukkan, tempo musik yang semakin cepat berhubungan dengan peningkatan aktivitas gelombang beta.


(11)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yuan et al. (2009) menunjukkan penurunan aktivitas gelombang alpha dan meningkatkan aktivitas gelombang beta seiring dengan meningkatnya tempo musik (Hurless, et al., 2013).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pengaruh mendengarkan musik rock bertempo cepat dan berintensitas tinggi terhadap waktu reaksi sederhana.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah waktu reaksi selama mendengarkan musik rock bertempo cepat lebih lambat daripada sebelum mendengarkan musik rock bertempo cepat.

1.3Maksud dan Tujuan

Mengetahui pengaruh musik rock yang dapat memperpanjang waktu reaksi sederhana.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh dari musik rock terhadap waktu reaksi sederhana.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa, mengemudi sambil mendengarkan musik rock dapat memengaruhi risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.


(12)

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Salah satu hal yang memengaruhi waktu reaksi adalah konsentrasi. Pada penelitian Galotti (2004) menunjukkan bahwa, setiap individu memiliki batas penerimaan informasi untuk diproses dalam waktu yang bersamaan. Konsentrasi seseorang dapat menurun apabila melakukan dua macam aktivitas secara bersamaan. Suatu aktivitas membutuhkan fungsi kognitif, sensoris, dan motoris yang baik. Ketika melakukan aktivitas yang membutuhkan fungsi kognitif lebih tinggi, musik bertempo cepat dan berintensitas tinggi akan memengaruhi kecepatan pemrosesan informasi (Venter, 2011). Secara umum, pemrosesan informasi visual terjadi terutama di cortex cerebri lobus oksipitalis. Jaras penglihatan dan pendengaran juga melalui supramarginal dan gyrus angularis dari lobus parietalis inferior yang kemudian bergabung dengan Wernicke’s area. Ketika impuls saraf penglihatan dan pendengaran melalui daerah ini, dapat diperkirakan bahwa inilah lokasi dimana sumber perhatian dibatasi sebagai dua stimulasi yang sedang berlangsung bersamaan (Culbertson, et al., 2008).

Musik rock bertempo cepat dapat merangsang peningkatan aktivitas gelombang beta pada regio temporalis kiri otak (Hurless, et al., 2013). Musik rock bertempo cepat juga akan meningkatkat kadar kortisol plasma, adenocorticotropic hormone (ACTH), prolaktin, growth hormone, norepinephrine, peningkatan derajat hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) axis, peningkatan aktivitas system saraf simpatis. (Chandra & Levitin, 2013; Juslin & Vastfjall, 2008). Peningkatan aktivitas gelombang beta di otak, dan peningkatan aktivitas HPA axis akan menyebabkan gelisah, stres, sehingga berpotensi meningkatkan kebutuhan fungsi kognisi (Chandra & Levitin, 2013).

Mendengarkan musik rock bertempo cepat membutuhkan kapasitas kognitif yang lebih besar. Musik bertempo cepat dan berintensitas tinggi menuntut perhatian lebih banyak dari pada musik berintensitas rendah. Apabila perhatian sudah tertuju pada suatu hal, maka informasi lain yang datang hanya akan di


(13)

proses sedikit atau diabaikan sepenuhnya (Culbestron et al., 2008), sehingga akan memperlambat waktu reaksi sederhana.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik rock bertempo cepat lebih lambat dari pada sebelum mendengarkan musik rock bertempo cepat.


(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik rock lebih lambat daripada sebelum mendengarkan musik rock pada semua warna.

5.2 Saran

Musik rock sebaiknya tidak didengarkan saat mengemudi dan aktivitas yang membutuhkan fungsi kognitif tinggi. Penelitian yang sama dapat dilakukan kembali dengan menggunakan sampel yang lebih banyak untuk memperkuat kesimpulan. Perlu dilakukan penelitian waktu reaksi sederhana dengan mengelompokkan pencinta jenis musik tertentu, dan diteliti waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik yang di sediakan dengan musik yang subjek penelitian pilih sendiri. Selain itu perlu dilakukan penelitian waktu reaksi sederhana yang dilakukan dengan mendengarkan berbagai macam genre dan tempo musik.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, L., 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2 ed. Jakarta: Balai Pustaka. Blood, A. J., Zatorre, R. J., Bermudez, P., & Evans, A. C. (1999). Emotional

responses to pleasant and unpleasant music correlate with activity in paralimbic brain regions. Nature neuroscience, IV(2), 382-387. Campbell, D. 2001. Efek Mozart -Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk

Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan menyehatkan tubuh (1st ed.). Jakarta: Gramedia.

Chandra, M. L., & Levitin, D. J. 2013. The Neurochemistry of Music. Trends in Cognitive Sciences, 17(4), 179-193.

Culbertson, W. C., Spiers, M. V., & Zillmer, E. A. 2008. Principles of Neuropsychology (2nd ed.). USA: Thomson/Wadsworth. De Giorgio, L. 2005. Brainwave synchronization.

http://deeptrancenow.com/brainwave_synchronization.htm. august 26, 2015.

Drake, R., Vogl, A., & Mitchell, A. W. 2014. Gray's dasar-dasar anatomi (Indonesian ed.). Singapore: Elsevier Inc.

Fauzi, L. 2008. Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan

Kecerdasan Emosi. https://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-kognitif-dan-kecerdasan-emosi/. August 22, 2015.

Ganong, W. 1999. Buku ajar fisiologi kedokteran (17 ed.). Jakarta: EGC. Guyton, A., & Hall, J. 2006. Buku ajar fisiologi kedokteran (11th ed.). Jakarta: EGC.

Heslet, L. 2003. Our musical brain.

http://musicure.dk/Resources/Files/Research%20PDF/47.%20Musical %20BrainLars%20Heslet.pdf. August 26, 2015.

Houssay. 1955. Human Physiology (2 ed.). London: Mc Graw HillBook Company inc.

Hurless, N., Mekic, A., Pena, S., Humphries, E., & Gentry, H. 2013. Music genre preference and tempo alter alpha and beta waves in human

non-musicians. The Premier Undergraduate Neuroschience Journal, 1-11.


(16)

Juslin, P. N., & Vastfjall, D. 2008. Emotional Responses to Music : The need to Consider Underlying Mechanisms. Behavioral and Brain Sciences, 31(06), 273-274.

Klatz, R., & Goldman, R. 2011. The Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis: The Actions of the Central Nervous System and Potential Biomarkers. In K. L. Olson, D. T. Marc, & C. J. McManus (Eds.), Anti-aging therapeutics (pp. 91-100). Chicago: American Academy of Anti-Aging Medicine. Koelsch, S. 2014. Brain Correlates of music-evoked emotions. Nature Reviews

Neuroscience(15), 170-178.

Koelsch, S., Fritz, T., Cramon, Y., Muller, K., & Friederici, A. D. (2006). Investigating emotion with music : an fMRI study. Human Brain Mapping(27), 239-250.

Kosinski, & Robert, J. 2011. A Literature Review of Reaction Time.

biae.clemson.edu/bpc/bp/Lab/110/reaction.htm. augustus 19, 2015. Mucci, R. (2002). The Healing Sound of Music. jakarta: Gramedia.

NHTSA. 2013. National highway traffic safety administration.

http://www.nhtsa.gov/About+NHTSA/Press+Releases/NHTSA+Data+ Confirms+Traffic+Fatalities+Increased+In+2012., October 8 ,2015. Paulsen, F., & Waschke, J. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia (23 ed.).

Jakarta: EGC.

Schottelius, B. 1978. Textbook of physiology. Saint Louis: The C.V. Mosby Company.

Schwartz, K., & Fouts, G. 2003. Music preferences, personality style, and developmental issues of adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 32(3), 205-213.

Siregar, F. 2011. Perbedaan kecerdasan emosi remaja yang menyukai musik jaz dengan remaja yang menyukai musik rok.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23607. august 27, 2015. Venter, H. 2011.

http://uir.unisa.ac.za/bitstream/handle/10500/4726/dissertation_venter_ a.pdf?sequence=1. February 3, 2015.

Woodworth, R., & Schlosberg, H.1968. Experimental psychology. New York: Methuen and Co Ltd.


(1)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yuan et al. (2009) menunjukkan penurunan aktivitas gelombang alpha dan meningkatkan aktivitas gelombang beta seiring dengan meningkatnya tempo musik (Hurless, et al., 2013).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pengaruh mendengarkan musik rock bertempo cepat dan berintensitas tinggi terhadap waktu reaksi sederhana.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah waktu reaksi selama mendengarkan musik rock bertempo cepat lebih lambat daripada sebelum mendengarkan musik rock bertempo cepat.

1.3Maksud dan Tujuan

Mengetahui pengaruh musik rock yang dapat memperpanjang waktu reaksi sederhana.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh dari musik rock terhadap waktu reaksi sederhana.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa, mengemudi sambil mendengarkan musik rock dapat memengaruhi risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.


(2)

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Salah satu hal yang memengaruhi waktu reaksi adalah konsentrasi. Pada penelitian Galotti (2004) menunjukkan bahwa, setiap individu memiliki batas penerimaan informasi untuk diproses dalam waktu yang bersamaan. Konsentrasi seseorang dapat menurun apabila melakukan dua macam aktivitas secara bersamaan. Suatu aktivitas membutuhkan fungsi kognitif, sensoris, dan motoris yang baik. Ketika melakukan aktivitas yang membutuhkan fungsi kognitif lebih tinggi, musik bertempo cepat dan berintensitas tinggi akan memengaruhi kecepatan pemrosesan informasi (Venter, 2011). Secara umum, pemrosesan informasi visual terjadi terutama di cortex cerebri lobus oksipitalis. Jaras penglihatan dan pendengaran juga melalui supramarginal dan gyrus angularis dari lobus parietalis inferior yang kemudian bergabung dengan Wernicke’s area. Ketika impuls saraf penglihatan dan pendengaran melalui daerah ini, dapat diperkirakan bahwa inilah lokasi dimana sumber perhatian dibatasi sebagai dua stimulasi yang sedang berlangsung bersamaan (Culbertson, et al., 2008).

Musik rock bertempo cepat dapat merangsang peningkatan aktivitas gelombang beta pada regio temporalis kiri otak (Hurless, et al., 2013). Musik rock bertempo cepat juga akan meningkatkat kadar kortisol plasma, adenocorticotropic hormone (ACTH), prolaktin, growth hormone, norepinephrine, peningkatan derajat hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) axis, peningkatan aktivitas system saraf simpatis. (Chandra & Levitin, 2013; Juslin & Vastfjall, 2008). Peningkatan aktivitas gelombang beta di otak, dan peningkatan aktivitas HPA axis akan menyebabkan gelisah, stres, sehingga berpotensi meningkatkan kebutuhan fungsi kognisi (Chandra & Levitin, 2013).

Mendengarkan musik rock bertempo cepat membutuhkan kapasitas kognitif yang lebih besar. Musik bertempo cepat dan berintensitas tinggi menuntut perhatian lebih banyak dari pada musik berintensitas rendah. Apabila perhatian


(3)

proses sedikit atau diabaikan sepenuhnya (Culbestron et al., 2008), sehingga akan memperlambat waktu reaksi sederhana.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik rock bertempo cepat lebih lambat dari pada sebelum mendengarkan musik rock bertempo cepat.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik rock lebih lambat daripada sebelum mendengarkan musik rock pada semua warna.

5.2 Saran

Musik rock sebaiknya tidak didengarkan saat mengemudi dan aktivitas yang membutuhkan fungsi kognitif tinggi. Penelitian yang sama dapat dilakukan kembali dengan menggunakan sampel yang lebih banyak untuk memperkuat kesimpulan. Perlu dilakukan penelitian waktu reaksi sederhana dengan mengelompokkan pencinta jenis musik tertentu, dan diteliti waktu reaksi sederhana selama mendengarkan musik yang di sediakan dengan musik yang subjek penelitian pilih sendiri. Selain itu perlu dilakukan penelitian waktu reaksi sederhana yang dilakukan dengan mendengarkan berbagai macam genre dan tempo musik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, L., 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2 ed. Jakarta: Balai Pustaka.

Blood, A. J., Zatorre, R. J., Bermudez, P., & Evans, A. C. (1999). Emotional responses to pleasant and unpleasant music correlate with activity in

paralimbic brain regions. Nature neuroscience, IV(2), 382-387.

Campbell, D. 2001. Efek Mozart -Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk

Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan menyehatkan tubuh (1st ed.). Jakarta: Gramedia.

Chandra, M. L., & Levitin, D. J. 2013. The Neurochemistry of Music. Trends in

Cognitive Sciences, 17(4), 179-193.

Culbertson, W. C., Spiers, M. V., & Zillmer, E. A. 2008. Principles of

Neuropsychology (2nd ed.). USA: Thomson/Wadsworth.

De Giorgio, L. 2005. Brainwave synchronization.

http://deeptrancenow.com/brainwave_synchronization.htm. august 26, 2015.

Drake, R., Vogl, A., & Mitchell, A. W. 2014. Gray's dasar-dasar anatomi

(Indonesian ed.). Singapore: Elsevier Inc.

Fauzi, L. 2008. Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan

Kecerdasan Emosi. https://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-kognitif-dan-kecerdasan-emosi/. August 22, 2015.

Ganong, W. 1999. Buku ajar fisiologi kedokteran (17 ed.). Jakarta: EGC.

Guyton, A., & Hall, J. 2006. Buku ajar fisiologi kedokteran (11th ed.). Jakarta:

EGC.

Heslet, L. 2003. Our musical brain.

http://musicure.dk/Resources/Files/Research%20PDF/47.%20Musical %20BrainLars%20Heslet.pdf. August 26, 2015.

Houssay. 1955. Human Physiology (2 ed.). London: Mc Graw HillBook Company

inc.

Hurless, N., Mekic, A., Pena, S., Humphries, E., & Gentry, H. 2013. Music genre preference and tempo alter alpha and beta waves in human


(6)

Juslin, P. N., & Vastfjall, D. 2008. Emotional Responses to Music : The need to

Consider Underlying Mechanisms. Behavioral and Brain Sciences,

31(06), 273-274.

Klatz, R., & Goldman, R. 2011. The Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis: The Actions of the Central Nervous System and Potential Biomarkers. In K.

L. Olson, D. T. Marc, & C. J. McManus (Eds.), Anti-aging therapeutics

(pp. 91-100). Chicago: American Academy of Anti-Aging Medicine.

Koelsch, S. 2014. Brain Correlates of music-evoked emotions. Nature Reviews

Neuroscience(15), 170-178.

Koelsch, S., Fritz, T., Cramon, Y., Muller, K., & Friederici, A. D. (2006).

Investigating emotion with music : an fMRI study. Human Brain

Mapping(27), 239-250.

Kosinski, & Robert, J. 2011. A Literature Review of Reaction Time.

biae.clemson.edu/bpc/bp/Lab/110/reaction.htm. augustus 19, 2015.

Mucci, R. (2002). The Healing Sound of Music. jakarta: Gramedia.

NHTSA. 2013. National highway traffic safety administration.

http://www.nhtsa.gov/About+NHTSA/Press+Releases/NHTSA+Data+ Confirms+Traffic+Fatalities+Increased+In+2012., October 8 ,2015.

Paulsen, F., & Waschke, J. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia (23 ed.).

Jakarta: EGC.

Schottelius, B. 1978. Textbook of physiology. Saint Louis: The C.V. Mosby

Company.

Schwartz, K., & Fouts, G. 2003. Music preferences, personality style, and

developmental issues of adolescents. Journal of Youth and

Adolescence, 32(3), 205-213.

Siregar, F. 2011. Perbedaan kecerdasan emosi remaja yang menyukai musik jaz

dengan remaja yang menyukai musik rok.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23607. august 27, 2015. Venter, H. 2011.

http://uir.unisa.ac.za/bitstream/handle/10500/4726/dissertation_venter_ a.pdf?sequence=1. February 3, 2015.

Woodworth, R., & Schlosberg, H.1968. Experimental psychology. New York: