PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI DESA MERAH MEGE KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH.

(1)

i

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

TRANSMIGRASI DI DESA MERAH MEGE

KECAMATAN ATU LINTANG

KABUPATEN ACEH TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : BANGKA WALI Nim : 071233320087

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

iv

ABSTRAK

Bangka Wali, NIM 071233320087. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigrasi di Desa Merah Mege kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultass Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pendidikan formal anak penduduk transmigrasi (2) Untuk mengetahui perubahan pendapatan penduduk transmigrasi (3) Untuk mengetahui perubahan perumahan penduduk transmigrasi.

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga penduduk transmigrasi Desa Merah Mege, yang berjumlah 200 KK, Sampel dalam penelitian ini di ambil sebanyak 50% dari jumlah keseluruhan kepala keluarga penduduk transmigrasi yaitu sebanyak 100 KK.

Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dengan cara tekhnik komunikasi langsung dengan Alat pengumpulan data yaitu daftar wawancara. Tekhnik analisis data yang di gunakan yaitu tekhnik analisis Deskriptif Kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pendidikan formal anak penduduk transmigrasi di Desa Merah Mege sebahagian besar (60%) sudah mengenyam pendidikan SLTA dan sebahagian kecil (12%) sudah mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi (2) Tingkat pendapatan rata-rata penduduk transmigrasi sebelum menetap di Desa Merah Mege sebahagian besar (33%) masih di bawah angka Rp.300.000/ bulan dan sebahagian kecil (11%) berada pada angka Rp.600.000, sedangkan setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege, pendapatan rata-rata penduduk transmigrasi sebahagian besar (53%) sudah berada di atas angka Rp.1.000.000/ bulan dan sebahagian kecil (16%) masih pada angka Rp.600.000/ bulan. Jika di sesuaikan dengan Upah minimum regional (UMR) Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011 yaitu Rp.950.000 pendapatan penduduk Transmigrasi di Desa Merah Mege sudah berada di atas UMR dan sudah boleh di kategorikan layak hidup (3) Perumahan tempat tinggal penduduk transmigrasi sebelum menetap di Desa Merah Mege sebahagian besar (51%) masih menempati rumah papan dan sebahagian kecil (9%) menempati rumah semi permanen sedangkan setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege perumahan penduduk transmigrasi mayoritas (90%) menempati rumah semi permanen dan yang menempati rumah papan (10%) dan jika di rata-ratakan penduduk transmigrasi Desa Merah Mege secara umum sudah menempati rumah layak huni.


(5)

iv ABSTRACT

Bangka Wali, NIM 071 233 320 087. Economic Community for Social Change in the Village Red Transmigration Mege Atu Lintang district of Central Aceh district. Department of Geography Education, Fakultass Social Sciences, State University of Medan,2012.

This study aimed (1) To determine the child's formal education of the population migration (2) To determine changes in population migration income (3) To determine

changes in population resettlement housing.

The research was carried on in the month of March 2012. The population in this study is the head of the family resident village Red Transmigration Mege, which amounts to 200 families, samples were taken in this study as much as 50% of the total population

resettlement households as many as 100 families.

Techniques of data collection techniques used by way of direct communication with a data collection tool is a list of interviews. Techniques of data analysis used the

technique of qualitative descriptive analysis.

These results indicate that (1) The formal education of children resident in the village of Red Transmigration sebahagian Mege large (60%) had high school education and sebahagian small (12%) had university education (2) The average income of the population prior to migration settled in the village of Red Mege sebahagian large (33%) still below the Rp.300.000 / month and sebahagian small (11%) stands at 600,000, while the after set up his residence in the village of Red Mege, the average income of the population resettlement sebahagian large (53%) were above the Rp.1.000.000 / month and sebahagian small (16%) were still on the figure 600,000 / month. If the minimum wage be adjusted with the regional (UMR) Central Aceh District in 2011 is Rp.950.000 income residents in the village of Red Transmigration Mege was on the minimum wage and have decent lives should be categorized (3) Housing residential quarters before settling in the village resettlement Mege sebahagian big red (51%) still occupies the home board and sebahagian small (9%) occupy the semi-permanent homes after settling while living in the village of Red Transmigration Mege residential population majority (90%) occupied the house which occupies a semi-permanent houses and board (10 %) and if on average the population of the village of Red Transmigration Mege in general have moved into the house livable.


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan kekuasaan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi yang berjudul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigrasi Di Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis selaku manusia yang masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal pengetahuan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat konstruktif pada skripsi ini.

Skripsi yang menurut penulis merupakan sebuah mahakarya terbesar sepanjang studi penulis tidak dapat penulis wujudkan dalam bentuk yang riil tanpa ada arahan,

motifasi serta bimbingan dan do’a dari berbagai pihak yang telah membantu baik yang bersifat materil maupun non materil.

Pada proses penyelesaian skripsi ini, penulis sadar tanpa adanya motifasi dan support dari berbagai pihak yang terkait, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar,M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs.H.Restu,M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dra.Nurmala Berutu,MPd Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

4. Bapak Drs.Walbiden Lumbantoruan,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.


(7)

v

7. Bapak Drs. Ali Nurman,M.Si selaku Ketua Laboratorium SIG Jurusan Pendidikan Geografi.

8. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku Ketua Laboratorium Fisik Jurusan Pendidikan Geografi. 9. Bapak Drs. Ardin Sialagan selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu demi memberikan arahan dan bimbingan, serta motifasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Bapak dan ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak memberikan banyak ilmu dan pengetahuan di bidang geografi kepada penulis.

11. Bapak Camat Atu Lintang yang telah membantu penulis dalam hal memberikan data yang terkait dengan skripsi.

12. Bapak Edi selaku Sekretaris Desa Merah Mege yang telah banyak sekali membantu penulis di dalam proses sejak mulai penelitian hingga sampai dengaan selesai.

13. Ayahanda mahyuddin yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari kecil hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Ibunda Djaridah yang telah memberikan energi positif kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

15. Adik-adik ku Maulida MD dan Burhandi Adha MD yang telah memberikan banyak kontribusi yang begitu penting.

16. Kepada Kakanda Senioren/ Alumni beserta Adik-adik HMI komisariat FIS UNIMED. 17. Buat sahabat-sahabatku Wahyu Ilhami, Indri Lestari, Riski Nasution dan Niken teresia

yang telah banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

18. Buat kawan-kawan senasib dan seperjuangan Maharadi, abangda Saifullah , Iswandi, Islamudin, Quadi Azam.


(8)

vi 19. Kawan-kawan ICT UNIMED.

20. Kawan-kawan Pengurus IMAGA medan.

21. Bapak Mario Teguh golden wish yang telah memberikan banyak kata-kata motivasi yang menjadi inpirasi penulis dalam menjalani kehidupan.

Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis maupun orang banyak dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2012

Bangka wali 071233320087


(9)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teori ... 7

B. Kerangka Berpikir ... 27


(10)

vii

A. Lokasi Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisa Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI DESA ... 31

A. Keadaan Fisik ... 31

B. Keadaan Non Fisik ... 36

C. Deskripsi Ringkas Desa Merah Mege ... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(11)

11

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Luas Dusu Di Desa Merah Mege ……… 34

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin ……… 37

3. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di setiap dusun di desa Merah mege ………...……… 38

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ……..……… 39

5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……….……… 40

6. Jumlah Penduduk Di Desa Penelitian Yang Mengikuti Program Trasmigrasi ………...………… 44

7. Penyebaran Responden………...……… 46

8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur.……… 9. Jumlah Anggota Keluarga Responden ...……… 10. Jenis Pekerjaan Pokok Responden……….……… 48

11. Lamanya Responden Tinggal Di Desa Mera Mege ……….……… 49

12. Pendidikan a ak pe duduk Tra s igrasi ………..… 0

13. Faktor Penarik Melakukan Transmigrasi ………..……… 51

14. Faktor Pendorong Meninggalkan Daerah Asal …….……… 51

15. Status Rumah Responden Di Daerah Asal ……… 52

16. Sumber Air Kebutuhan Keluarga Di Daerah Asal ……… 54

17. Sumber Air Kebutuhan Keluarga Di Desa Merah Mege……… 18. Jenis Perumahan Penduduk Di Daerah Asal ..…...……… 55


(12)

12

20. Bahan Pondasi Rumah Pe duduk Tra s igrasi………...………..

21. Bahan Sebagai Tia g Uta a Ru ah Pe duduk……….

22. Bahan Sebagai Dinding Rumah ...……….……… 57

23. Sistem Pembuangan Ti ja Di Ru ah Pe duduk ...……… 57

24. Sistem Pembua ga Sa pah Ru ah Ta gga...……… 58

25. Sistem Pembuanga Air Kotor ...……….…… 58

26. Pendapatan Di Daerah Asal …...……… 59


(13)

13

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Gambar Skema

Berfikir……...……… 28

2. Peta Kabupaten Aceh tengah………...……… 32

3. Peta Kecamatan Atu Lintang………...……… 33

4. Peta Desa Merah Mege………...………..…… 34

5. Alat Transportasi Pengangkutan Komuditi Pertanian di Desa Merah Mege………...……… 42


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu perubahan yang besar, secara langsung dapat merubah struktur dan kehidupan masyarakat. Perubahan yang nyata tidak hanya menyangkut sarana fisik, tetapi juga menyangkut mental spiritual. Dengan kata lain perubahan-perubahan itu menyangkut nilai-nilai hidup masyarakat secara menyeluruh. Dalam usaha membangun tata kehidupan masyarakat yang luas dalam kesatuan wilayah negeri indonesia, pemerintah membangun sendi-sendi perekonomian yang dapat menopang kehidupan masyarakat. Keadaan ekonomi tidak dapat terpisahkan dari pertambahan penduduk dan pertumbuhan yang cepat. Pertambahan penduduk dalam suatu daerah berbeda penyebabnhya. Ada daerah yang mengalami pertrambahan penduduk karena tingkat kelahiran lebih besar ketimbang tingkat kematian (pertambahan alami), dan adapula daerah yang mengalami pertambahan penduduk nya di akibatkan jumlah orang yang datang lebih besar daripada orang yang pergi (pertambahan penduduk karena migrasi).

Pertambahan penduduk tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga terjadi di daerah pinggiran kota.Penduduk yang melaksanakan migrasi merupakan suatu gajala sosial, karena pada umumnya mereka yang bermigrasi ke daerah perkotaan atau daerah lain dengan tujuan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Biasanya penduduk yang bermigrasi ketempat-tempat marginal, bukan hanya positif tetapi juga akan lebih cepat berkembang sebagai hasil akumulasi modal dan kemajuan teknologi.

Perpindahan penduduk dapat terjadi dari suatu daerah ke daerah lain dan dapat pula perpindahan jarak dekat atau jarak jauh. Gejala sosial ini biasanya terjadi pada kota-kota besar seperti surabaya, bandung, jakarta dan medan.Mantra (1979) mengatakan, bahwa gejala


(15)

sosial yang di alami ini di karenakan adanya beberapa faktor: akibat adanya kesenjangan ekonomi, dan kebutuhan hidup yang terus mendesak menyebabkan orang lain pergi bermigrasi.

Berbagai usaha yang telah dilakukan pemerintah guna memperbaiki hidup penduduk, baik berupa peningkatan kualitas penduduk maupun peningkatan ekonomi penduduk melaui beragai program di antaranya program transmigrasi, transmigrasi merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan, antara lain adalah adanya kesempatan untuk meningkatkan penghasilan yang lebih baik di bandingkan dengan penghasilan di daerah asalnya. Selain dari segi ekonomi faktor pendorong penduduk melakukan transmigrasi dapat pula di karenakan oleh faktor geografis, demografi, kebudayaan, keamanan dan lain-lain. Bila di kaji secara lebih mendalam bahwa seseorang melakukan transmigrasi di karenakan keinginannya agar kehidupannya lebih baik di tempat yang di tuju, di bandingkan dengan kehidupan sebelumnya di daerah asalnya.

Program transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik di bandingkan dengan daerah yang di tempati sebelum melakukan kegiatan transmigrasi.

Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Adapun Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973).


(16)

Desa Merah Mege merupakan salah satu Desa Transmigrasi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Kabupaten Aceh Tengah adalah Kabupaten tingkat II dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Transmigrasi masuk dari pulau jawa ke Desa Merah Mege dengan program Transmigrasi pada tahun 2006 yaitu UPT-III Batu Lintang. Dalam rentan waktu 6 tahun telah banyak perubahan yang terjadi pada penduduk transmigrasi Desa Merah Mege, di tinjau dari segi Pendapatan penduduk transmigrasi masih sangat minim sehingga menyebabkan berkurangnya kesempatan anak penduduk transmigrasi untuk bersekolah pada jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan surve pendahuluan keadaan perumahan penduduk transmigrasi juga masih sangat sederhana hal ini terlihat pada keadaan perumahan penduduk transmigrasi yang merupakan rumah yang terbuat dari kayu (Rumah Papan), rumah yang di tempati oleh penduduk transmigrasi merupakan perumahan yang di berikan oleh pemerintah (rumah bantuan) ketika mengikuti program transmigrasi UPT-III Batu lintang pada tahun 2006. Jumlah transmigrasi secara keseluruhan berjumlah 200 KK, penduduk transmigrasi di Desa Merah Mege memiliki bermacam-macam mata pencaharian di antaranya pegawai negeri sipil, polisi dan petani. Petani mendominasi jenis mata pencaharian penduduk Desa Merah Mege, ini di sebabkan karena topografi Desa Merah Mege yang memiliki ketinggian 1500 - 1600 diatas permukaan laut Dengan suhu yang sejuk sehingga mendukung kegiatan pertanian.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah pendidikan formal anak penduduk transmigrasi, perubahan pendapatan penduduk transmigrasi, dan perubahan perumahan masyarakat transmigrasi Desa Merah Mege. Perubahan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, terkadang perubahan itu terlihat begitu nyata di lihat dari kacamata masyarakat pada umumnya. Ada perubahan yang


(17)

mengalami degradasi (penurunan), ada perubahan yang bergerak ke arah yang lebih baik (meningkat) dan ada pula perubahan yang bersifat stagnan atau tidak bergerak sama sekali. Untuk melihat bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat transmigrasi di Desa Merah Mege di gunakan beberapa alat ukur yang mengacu kepada tingkatan perekonomian masyarakat transmigrasi pasca melakukan kegiatan transmigrasi di Desa Merah Mege.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini di batasi pada perubahan sosial ekonomi masyarakat transmigrasi dan dampak kegiatan transmigrasi terhadap pendidikan anak, perubahan pendapatan, dan perumahan khususnya di Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pendidikan formal anak Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 2. Bagaimanakah perubahan pendapatan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 3. Bagaimanakah perubahan perumahan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege.

E.Tujuan Penelitian

Melihat pada masalah yang di teliti, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendidikan formal anak Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 2. Untuk mengetahui perubahan pendapatan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege.


(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan maka dapat di kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendidikan formal anak penduduk transmigrasi di daerah penelitian sudah berada pada tingkat yang baik karena sebahagian besar anak penduduk transmigrasi di Desa Merah Mege rata-rata sudah mengenyam pendidikan formal, berdasarkan data yang di peroleh di lapangan menunjukkan bahwa sebahagian besar (60%) anak penduduk transmigrasi sudah mengenyam pendidikan SLTA, sedangkan sebahagian kecilnya (12%) anak penduduk transmigrasi sudah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi (PT). 2. Pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup nyata setelah mereka

menetap tinggal di Desa Merah Mege. Pendapatan terendah penduduk transmigrasi sebelum menetap tinggal di Desa Merah Mege masih sangat rendah, yaitu (33,00%) mempunyai penghasilan di bawah Rp.300.000 per-bulan, Penduduk yang mempunyai penghasilan 600.000 per-bulan yaitu (11,00%), sedangkan yang berpenghasilan antara Rp.700.000 – 900.000 per-bulan yaitu sebanyak (30,00%), dan yang memiliki penghasilan di atas Rp.1.000.000 per-bulan yaitu (26,00%). Sedangkan setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena penduduk yang berpendapatan Rp.600.000 per-bulan (16,00%).


(19)

Sedangkan pendapatan penduduk antara Rp.700.000 – 900.000 per-bulan yaitu (30,00%) dan yang berpendapatan di atas Rp.1.000.000 yaitu sebanyak (53,00%). Jika di sesuaikan dengan upah minimum regional daerah kabupaten aceh tengah yaitu Rp.950.000, tingkat pendapatan penduduk transmigrasi Desa Merah Mege sebahagian besar (53%) sudah berada di atas Upah Minimum Regional dengan kata lain penduduk transmigrasi Desa Merah Mege sudah layak hidup.

3. Kondisi rumah tempat tinggal penduduk transmigrasi Desa Merah Mege jauh lebih baik bila di bandingkan dengan dengan keadaan di daerah asal sebelumnya kondisi rumahnya masih jauh dari rumah yang sehat dan masih banyaknya penduduk yang memiliki rumah yang terbuat dari kayu/ papan . Setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege perumahan penduduk transmigrasi mayoritas (90%) menempati rumah semi permanen dan yang menempati rumah papan (10%) dan jika di rata-ratakan penduduk transmigrasi Desa Merah Mege secara umum sudah menempati rumah layak huni.

B. Saran

1. Kepada pemerintah setempat baik tingkat I maupun tingkat II untuk dapat lebih memperhatikan lagi keadaan perekonomian penduduk baik penduduk kabupaten secara umum maupun penduduk transmigrasi khususnya karena masyarakat transmigrasi yang nota benenya pindah dan menetap ke Desa Merah Mege adalah untuk memperbaiki perekonomian keluarga sehingga nantinya akan berdampak pada tinggi rendahnya pendidikan anak karena semakin tinggi perekonomian maka akan semakin besar


(20)

peluang untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya, sehingga tercapai tujuan pemerintah untuk menjadikan masyarakat yang makmur dan sejahtera.

2. Di harapkan kepada penduduk Transmigrasi Desa merah Mege untuk lebih di tingkatkan lagi kepedulian terhadap pendidikan formal anak yang menjadi tolak ukur kesejahteraan suatu masyarakat.

3. Diharapkan kepada masyarakat transmigrasi Desa Merah Mege untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan kewirausahaan, dan usaha kecil menengah (UKM). Agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai dengan baik.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1983. Agama dan perubahan sosial. Jakarta: cv. Rajawali Atmaja, Husseyn. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Rajawali. Ahmadi, Abu, 1997. Ilmu sosial dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Arif J.G.2003.”Analisa Volume dan arus migrasi di desa silimakuta barat kecamatan silimakuta kabupaten simalungun”Skripsi.Medan:Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Beeby C. E. 1982. Pendidikan di indonesia. Jakarta: Gramedia

Bintarto, R.1982. interaksi desa kota dan permasalahannya. Jakarta: Galiat Bintarto. 1997. Penduduk dalam Data dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar BPS Acet, 2011, Aceh Dalam Angka. Medan: BPS

Daniel, Moehar. 2002. Metode penelitian sosial ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen pendidikan dan kebudayaan. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) no.20 Tahun 2003. jakarta : Depdikbud

Djalal. 1985. Sumber Pendapatan, kebutuhan pokok dan Prilaku menyimpang. Jakarta : Raja Wali.

Indriawati. 2011. “Dampak perubahan hutan rakyat menjadi perkebunan kelapa sawit terhadap sosial ekonomi masyarakat di kecamatan muara batang gadis kabupaten mandailing natal”Skripsi.Medan:Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Kadariah. 1984. Analisa pendapatan nasional. Jakarta: Bina Aksara Koentjara nigrat, 1982. Manusia dan kebudayaan. Jakarta: Kanisius

Lee Everens, 1995. Teori migrasi. Yogyakarta: Pusat penelitian studi kependudukan Universitas Gadjah Mada


(22)

Mantra/ ida bagoes. 1995. Mobilitas penduduk sirkuler dari desa ke kota di indonesia. Yogyakarta: pusat pendidikan pendudukan UGM

Melly, Margaret. 1989. Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Gadjah Mada.

Muhammad. (2011). Pendidikan wajib belajar 9 tahun

(http://www.gudangmateri.com/2010/06/pendidikan-wajib-belajar-9-tahun.html). Diakses tanggal 13 Desember 2011 pukul 09.00 WIB

Puspita. 2011. “Pengaruh keadaan sosial ekonomi petani padi sawah terhadap tingkat pendidikan anak, di desa tanjung rejo kecamatan percut sei tuan kaupaten deli serdang”.Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS- Unimed.

Rusli, said, dkk. 1984. Pengantar ilmu kependudukan. Bogor: LP3ES

Sajogyo. 1996. Memahami dan menanggulangi kemiskinan di indonesia. Jakarta: AlumniSukirno, sadono. 1985. Ekonomi pembangunan (prosedur masalah dan dasar kebijaksanaan).Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Sibarani. 2010.“Migran dan adaptasi etnis cina di kelurahan tanjung leidong kecamatan kulala leidong kabupaten labuhan batu utara” Skripsi.Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Sumardi, dkk. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Bina Akasara.


(1)

mengalami degradasi (penurunan), ada perubahan yang bergerak ke arah yang lebih baik (meningkat) dan ada pula perubahan yang bersifat stagnan atau tidak bergerak sama sekali. Untuk melihat bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat transmigrasi di Desa Merah Mege di gunakan beberapa alat ukur yang mengacu kepada tingkatan perekonomian masyarakat transmigrasi pasca melakukan kegiatan transmigrasi di Desa Merah Mege.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini di batasi pada perubahan sosial ekonomi masyarakat transmigrasi dan dampak kegiatan transmigrasi terhadap pendidikan anak, perubahan pendapatan, dan perumahan khususnya di Desa Merah Mege Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pendidikan formal anak Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 2. Bagaimanakah perubahan pendapatan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 3. Bagaimanakah perubahan perumahan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege.

E.Tujuan Penelitian

Melihat pada masalah yang di teliti, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendidikan formal anak Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege. 2. Untuk mengetahui perubahan pendapatan Penduduk transmigrasi Desa Merah Mege.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan maka dapat di kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendidikan formal anak penduduk transmigrasi di daerah penelitian sudah berada pada tingkat yang baik karena sebahagian besar anak penduduk transmigrasi di Desa Merah Mege rata-rata sudah mengenyam pendidikan formal, berdasarkan data yang di peroleh di lapangan menunjukkan bahwa sebahagian besar (60%) anak penduduk transmigrasi sudah mengenyam pendidikan SLTA, sedangkan sebahagian kecilnya (12%) anak penduduk transmigrasi sudah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi (PT). 2. Pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup nyata setelah mereka

menetap tinggal di Desa Merah Mege. Pendapatan terendah penduduk transmigrasi sebelum menetap tinggal di Desa Merah Mege masih sangat rendah, yaitu (33,00%) mempunyai penghasilan di bawah Rp.300.000 per-bulan, Penduduk yang mempunyai penghasilan 600.000 per-bulan yaitu (11,00%), sedangkan yang berpenghasilan antara Rp.700.000 – 900.000 per-bulan yaitu sebanyak (30,00%), dan yang memiliki penghasilan di atas Rp.1.000.000 per-bulan yaitu (26,00%). Sedangkan setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena penduduk yang berpendapatan Rp.600.000 per-bulan (16,00%).


(3)

Sedangkan pendapatan penduduk antara Rp.700.000 – 900.000 per-bulan yaitu (30,00%) dan yang berpendapatan di atas Rp.1.000.000 yaitu sebanyak (53,00%). Jika di sesuaikan dengan upah minimum regional daerah kabupaten aceh tengah yaitu Rp.950.000, tingkat pendapatan penduduk transmigrasi Desa Merah Mege sebahagian besar (53%) sudah berada di atas Upah Minimum Regional dengan kata lain penduduk transmigrasi Desa Merah Mege sudah layak hidup.

3. Kondisi rumah tempat tinggal penduduk transmigrasi Desa Merah Mege jauh lebih baik bila di bandingkan dengan dengan keadaan di daerah asal sebelumnya kondisi rumahnya masih jauh dari rumah yang sehat dan masih banyaknya penduduk yang memiliki rumah yang terbuat dari kayu/ papan . Setelah menetap tinggal di Desa Merah Mege perumahan penduduk transmigrasi mayoritas (90%) menempati rumah semi permanen dan yang menempati rumah papan (10%) dan jika di rata-ratakan penduduk transmigrasi Desa Merah Mege secara umum sudah menempati rumah layak huni.

B. Saran

1. Kepada pemerintah setempat baik tingkat I maupun tingkat II untuk dapat lebih memperhatikan lagi keadaan perekonomian penduduk baik penduduk kabupaten secara umum maupun penduduk transmigrasi khususnya karena masyarakat transmigrasi yang nota benenya pindah dan menetap ke Desa Merah Mege adalah untuk memperbaiki perekonomian keluarga sehingga nantinya akan berdampak pada tinggi rendahnya pendidikan anak karena semakin tinggi perekonomian maka akan semakin besar


(4)

peluang untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya, sehingga tercapai tujuan pemerintah untuk menjadikan masyarakat yang makmur dan sejahtera.

2. Di harapkan kepada penduduk Transmigrasi Desa merah Mege untuk lebih di tingkatkan lagi kepedulian terhadap pendidikan formal anak yang menjadi tolak ukur kesejahteraan suatu masyarakat.

3. Diharapkan kepada masyarakat transmigrasi Desa Merah Mege untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan kewirausahaan, dan usaha kecil menengah (UKM). Agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1983. Agama dan perubahan sosial. Jakarta: cv. Rajawali Atmaja, Husseyn. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Rajawali. Ahmadi, Abu, 1997. Ilmu sosial dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Arif J.G.2003.”Analisa Volume dan arus migrasi di desa silimakuta barat kecamatan silimakuta kabupaten simalungun”Skripsi.Medan:Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Beeby C. E. 1982. Pendidikan di indonesia. Jakarta: Gramedia

Bintarto, R.1982. interaksi desa kota dan permasalahannya. Jakarta: Galiat Bintarto. 1997. Penduduk dalam Data dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar BPS Acet, 2011, Aceh Dalam Angka. Medan: BPS

Daniel, Moehar. 2002. Metode penelitian sosial ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen pendidikan dan kebudayaan. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) no.20 Tahun 2003. jakarta : Depdikbud

Djalal. 1985. Sumber Pendapatan, kebutuhan pokok dan Prilaku menyimpang. Jakarta : Raja Wali.

Indriawati. 2011. “Dampak perubahan hutan rakyat menjadi perkebunan kelapa sawit terhadap sosial ekonomi masyarakat di kecamatan muara batang gadis kabupaten mandailing natal”Skripsi.Medan:Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Kadariah. 1984. Analisa pendapatan nasional. Jakarta: Bina Aksara Koentjara nigrat, 1982. Manusia dan kebudayaan. Jakarta: Kanisius

Lee Everens, 1995. Teori migrasi. Yogyakarta: Pusat penelitian studi kependudukan Universitas Gadjah Mada


(6)

Mantra/ ida bagoes. 1995. Mobilitas penduduk sirkuler dari desa ke kota di indonesia. Yogyakarta: pusat pendidikan pendudukan UGM

Melly, Margaret. 1989. Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Gadjah Mada.

Muhammad. (2011). Pendidikan wajib belajar 9 tahun

(http://www.gudangmateri.com/2010/06/pendidikan-wajib-belajar-9-tahun.html). Diakses tanggal 13 Desember 2011 pukul 09.00 WIB

Puspita. 2011. “Pengaruh keadaan sosial ekonomi petani padi sawah terhadap tingkat pendidikan anak, di desa tanjung rejo kecamatan percut sei tuan kaupaten deli serdang”.Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS- Unimed.

Rusli, said, dkk. 1984. Pengantar ilmu kependudukan. Bogor: LP3ES

Sajogyo. 1996. Memahami dan menanggulangi kemiskinan di indonesia. Jakarta: AlumniSukirno, sadono. 1985. Ekonomi pembangunan (prosedur masalah dan dasar kebijaksanaan).Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Sibarani. 2010.“Migran dan adaptasi etnis cina di kelurahan tanjung leidong kecamatan kulala leidong kabupaten labuhan batu utara” Skripsi.Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed.

Sumardi, dkk. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Bina Akasara.