IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL SENI TARI PADA PESERTA DIDIK SMALB TUNARUNGU DI SLB B-C HAMONG PUTRO JOMBOR BENDOSARI SUKOHARJO | Hastuti | Jurnal Teknodika 5282 11496 1 SM

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

14

IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL SENI TARI PADA PESERTA
DIDIK SMALB TUNARUNGU DI SLB B- C HAMONG PUTRO
JOMBOR BENDOSARI SUKOHARJO
Endah Dwi Hastuti, Sri Anitah1, Sunardi2
endah38@gmail.com

Abs trak , Seni tari sebagai mata pelajaran muatan lokal pada peserta didik
tunarungu agar mengenal, mencintai, dan mengembangkan budaya lokal
yang ada di lingkungannya dan untuk merangsang indera pendengaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran muatan lokal seni tari pada peserta
didik SMALB tunarungu di SLB B-C Hamong Putro Jombor Bendosari
Sukoharjo, serta mengidentifikasi ketercapaian dan kendala implementasi
pembelajaran muatan lokal seni tari pada peserta didik SMALB tunarungu di
SLB B-C Hamong Putro Jombor Bendosari Sukoharjo.
Penelitian lapangan dilakukan di SLB B-C Hamong Putro Jombor Bendosari
Sukoharjo. Pengamatan implementasi muatan lokal seni tari pada peserta

didik tunarungu dilakukan di lapangan untuk memperoleh data yang
bersumber dari informan, dokumen dan arsip dengan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Data dari lapangan dianalisis dengan teknik
deskriptif analitik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran muatan
lokal seni tari pada peserta didik SMALB tunarungu di SLB B-C Hamong Putro
Jombor Bendosari Sukoharjo disusun oleh guru mata pelajaran diawali
dengan penghitungan alokasi waktu minggu efektif, dilanjutkan dengan
menyusun program tahunan, program semester dan silabus. (2) pelaksanaan
pembelajaran seni tari menggunakan model pembelajaran langsung atau
d irect in ctru ction dan kontekstual, dengan metode pembelajaran ceramah,
demonstrasi dan d rill yang dibantu hitungan jari dan kode tertentu sebagai
isyaratserta menggunakan media pembelajaran yang berupa a u d io, v isu a l,
a u d io v isu a l maupun guru itu sendiri. (3) Evaluasi pembelajaran dilaksanakan
secara periodik oleh guru mata pelajaran untuk mengetahui kompetensi
peserta didik dan sebagai umpan balik dengan kriteria penilaian yang terdiri
dari hafalan, roso (menari dengan penghayatan), teknik menari, keluwesan
gerak, kesesuaian dengan iringan dan hasil. (4) ketercapaian implementasi
adalah peserta didik sering mengikuti lomba menari dan menjadi juara mulai
tingkat kabupaten sampai dengan tingkat provinsi, serta sering

melaksanakan pentas tari dimulai dari lingkungan sekolah hingga pernah
pentas menari pada kegiatan internasional. (5) kendala implementasi yang
dihadapi adalah terbatasnya sarana prasarana yang dimiliki sekolah dan
pementasan masih terbatas pada kegiatan yang berhubungan dengan anak
berkebutuhan khusus (ABK).
Kata ku nci: implementasi, muatan lokal, seni tari, tunarungu

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

15

IMPLEMENTATION OF DANCE COURSE AS LOCAL CONTENT FOR
SMALB DEAF LEANERS ATSLB B- C HAMONG PUTRO
JOMBOR BENDOSARI SUKOHARJ0
Abs trac t, Dance Art as a subject of local content for deaf leaners is to know,
to love, and to develop local culture around their environtment and to
stimulate the hearing sense. The aim of this research is to describe the
planning, the implementation and the instructional evaluation of dance art as
local content for the deaf leaners of SMALB at SLB B-C Hamong Putro Jombor
Bendosari Sukoharjo.

The field research was done at SLB B-C Hamong Putro Jombor Bendosari
Sukoharjo. The observation of the implementation of dance art as local
content for the deaf leanerwas carried out in the field to get data from the
informan, document and file through interview technique, observation and
documentation. The data from the field was analyzed using analitical
descriptive technique.
The result of the research shows that (1) the instructional planning of dance
art as local content for the deaf leaners of SMALB at SLB B-C Hamong Putro
Jombor Bendosari Sukoharjo was arranged by the subject teacher, started by
counting the allocation of effective weeks, continued by arranging annual
program, semester program and sillabus. (2) The instructional
implementation of dance art uses contextual and direct instruction, lecturing
method, demonstration and drill that was helped with finger count and
certain code as a signal and also uses instructional media as audio, visual,
audio visual, and the teacher itself. (3) The instructional evaluation was done
periodically by the subject teacher to know the students competency and as
a feedback with the criteria of evaluation consisting of memory, feeling
(dance with feeling), dance technique, the flexibility of movement, harmony
with the music and result. (4) The achievement of the implementation was
the students often take part in the dance competition and becomes the

winner from the regency until the province level and also often presents
dance performance starting from the school events until international event.
(5) The obstacles of the implementation were the school has limited facility
and the performance was only done when there was an event in relation with
special need children.
Ke y w o rds : im p lem en ta tion , loca l con ten t, d a n ce, d ea f

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

16

PENDAHULUAN

Dalam

dunia

pendidikan

di


dengan kongenital dan mengalami

Indonesia istilah kurikulum muatan

gangguan pendengaran, salah satu

lokal dimulai sejak tahun 1987

atau kedua pendengarannya, semua

berdasar Surat Keputusan Menteri

derajat pendengaran dari minimal

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

untuk mendengar, dan semua jenis

0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987


gangguan pendengaran (gangguan

tentang

spektrum neuropati sensorineural,

muatan

lokal.

Pelaksanaannya dijabarkan dalam

permanen

konduktif,

dan

Keputusan


campuran).

Akibatnya

organ

Direktur

Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah

tersebut tidak mampu menjelaskan

nomor

fungsinya

173/-C/Kep/M/87


untuk

menghantarkan

tertanggal 7 Oktober 1987 (Dakir,

dan mempersepsi rangsang suara

2004:101).

yang ditangkap. Winarsih

et al

menyampaikan bahwa kurikulum

(2013:2)

dalam


pendidikan khusus terdiri dari 8

menangani

sampai 10 mata pelajaran, muatan

berkebutuhan khusus (tunarungu),

lokal,

dan

memerlukan pengetahuan tentang

diri.Anak

anak-anak tersebut, keterampilan

tunarungu secara medis dikatakan,


mengasuh dan melayaninya. Anak

jika

berkebutuhan khusus (tunarungu)

Yamin

program

(2008:

khusus,

pengembangan

dalam

82)


mekanisme

mengemukakan

anak-anak

pendengaran karena suatu atau lain

perlu

sebab, terdapat satu atau lebih

tuntunan, dan praktek langsung

organ mengalami gangguan atau

secara

rusak. Easterbrooks dalam Mahmud

dimiliki

(2003:3)

bahwa

berkembang

suatu

keberhasilan

menjelaskan

ketunarunguan

adalah



mendapat

bertahap.
anak

dorongan,

Potensi

yang

akan

tumbuh

seiring

dengan

peran

pendamping

istilah umum yang menggambarkan

dalam memahami dan memupuk

semua tingkat dan jenis keadaan

potensi

ketulian (d ea fn ess) terlepas dari

tersebut.Perkembangan

penyebabnya

usia

tunarungu salah satunya adalah

Itano

perkembangan dalam kemampuan

bahwa

persepsi bunyi dan irama melalui

dan

kejadiannya”.Selanjutnya
(2013:147)
dea f/ h a rd

menjelaskan
of

h ea rin g

ini

dimaksudkan untuk semua anak

anak-anak

menari

yang

sekolah

melalui

anak

diselenggarakan
mata

pelajaran

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

tertentu,

seni

disampaikan
langsung

17

tari

yang

dalam Wasliman (2007:209) bahwa

dengan

praktek

kurikulum muatan lokal adalah “…

bertahap,

suatu program pendidikan yang isi

secara

diharapkan potensi anak tunarungu

dan

dalam

dikaitkan dengan lingkungan sosial,

menari

mengikuti

irama

media

penyampaiannya

dengan benar akan terus tumbuh

dan

dan berkembang berfungsi sebagai

kebutuhan

terapi

disampaikan

didukung oleh pernyataan seorang

Ford (2013:abstr) bahwa: “ tari

maestro tari Sunda, Ardjo pada

dapat digunakan untuk terapi, dan

ANTARA News yang mengatakan

merupakan ekspresi kreatif, serta

bahwa: “Pemerintah dalam hal ini

memberi peluang untuk kontak dan

Kemendikbud

sentuhan

menanamkan rasa cinta terhadap

sebagaimana

…”.

disampaikan

Pendapat
Kaufman

senada
(2006:45)

lingkungan

kesenian

budaya

daerah”.Hal

serta

tersebut

harus

serius

tradisional pada

anak-

bahwa konsep dasar pembelajaran

anak. Bukan melalui sanggar, tapi

tari kreatif yaitu melalui pembinaan

melalui pembelajaran di sekolah”.

identitas pribadi yang ditingkatkan

Selanjutnya Ardjo menyampaikan

dengan penggunaan tubuh sebagai

bahwa:

medium

lokal di sekolah saat ini jarang yang

membentuk

diri.Dengan

keyakinan

demikian

anak

“mata

muatan

mengajarkan siswa untuk mengenal

tunarungu memiliki keterampilan

kesenian

menari

tradional”.Berdasarkan

dapat

dijadikan

uraian di atas seni tari ditetapkan

kemampuan

unggulan

sebagai muatan lokal pada peserta

berbasis budaya lokal.Salah satu

didik SMALB tunarungu di SLB B-C

mata pelajaran di SMALB tunarungu

Hamong Putro Jombor Bendosari

yang dapat memuat materi seni tari

Sukoharjo

adalah muatan lokal, sebab muatan

tergolong dalam kesenian daerah

lokal dapat berupa bahasa daerah,

yang merupakan budaya lokal dan

bahasa

sesuai dengan kondisi organisasi

sebagai

yang

pelajaran

asing,

kesenian

daerah,

keterampilan dan kerajinan daerah,

maupun

adat

dapat

istiadat,

tentang

dan

karakteristik

pengetahuan
lingkungan

karena

lingkungan,

ditetapkan

pelajaran

seni

muatan

tari

sehingga

sebagai

mata

lokal.

Hal

sekitar, serta hal-hal yang dianggap

tersebut untuk mencapai tujuan

perlu

yang

Pendidikan Luar Biasa yang tepat

Sebagaimana

agar anak yang berkelainan dapat

pendapat Tirtaraharjda dan La Sula

mencapai tujuan yang diharapkan.

oleh

bersangkutan.

daerah

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

18

Dalam hal ini dikhususkan pada

METODE PENELITIAN

anak tunarungu yang mengalami

Penelitian ini dilaksanakan pada

kesulitan dalam pendengaran agar

SMALB Tunarungu SLB B-C Hamong

memiliki

Putro, yang beralamat di Jl. Fortuna

yang

kemampuan

baik

terhadap

persepsi
bunyi

dan

RT 03 RW 08 Jombor Bendosari

irama serta seni tari yang diberikan

Sukoharjo.Jenis

menjadikan

digunakan

bekal

untuk

peserta

dalam

hidup

keterampilan

didik
di

tunarungu

tengah-tengah

masyarakat.Selain

hal

tersebut,

penelitian

adalah

kualitatif.

yang

penelitian

Sumber

padapenelitian

data

ini

informan,dokumen

adalah

dan

arsip

para peserta didik tunarungu di SLB

dengan teknik pengumpulan data

B-C

menggunakan

Hamong

Putro

Jombor

observasi,

Bendosari Sukoharjo beberapa kali

wawancara dan dokumentasi.Data

mengikuti berbagai lomba seni tari

dari

dan berhasil mendapat juara mulai

teknik

dari

menggunakan

tingkat

dengan

kabupaten

tingkat

sampai

provinsi,

serta

lapangan

Dalam

dianalisis

deskriptif
model

penelitian

ini

sering mengikuti pentas seni tari

d a ta

tria n g u la tion ,

dalam berbagai kegiatan mulai dari

dari

berbagai

tingkat

data-data

sekolah

sampai

dengan

yang

tingkat internasional pada acara

dikonfirmasikan

formal maupun nonformal.

observasi

Penelitian ini bertujuan

untuk

dengan
analitik
interaktif

digunakan

dimana

data

sumber

diseleksi,

tidak

konsisten

ulang

kaitannya

dan
dengan

pelaksanaan muatan lokal seni tari

mendeskripsikanperencanaan,

pada

pelaksanaan,

SMALB di SLB B-C Hamong Putro

danevaluasi

pembelajaran muatan lokal seni
tari

pada

peserta

didik

tunarungu di SLB B-C
Putro

Jombor

Sukoharjoserta
ketercapaian
implementasi
tersebut

didik

tunarungu

Jombor Bendosari Sukoharjo..

SMALB
Hamong

Bendosari

mengidentifikasi
dan

peserta

kendala
pembelajaran

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
1)

Perencanaan

Pembelajaran.

Di SMALB SLB B-C Hamong Putro
dalam perencanaan pembelajaran
muatan lokal seni tari bagi peserta
didik tunarungu ditemukan bahwa
sekolah memiliki program untuk

.

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

19

perencanaan

peserta didik tunarungu di SMALB

pembelajaran yang diawali dengan

SLB B-C Hamong Putro disusun oleh

penghitungan

waktu

guru mata pelajaran yaitu guru seni

berdasarkan

tari yang memiliki latar belakang

dari

dinas

pendidikan

bidang

untuk

mempunyai

pengalaman

menyusun

minggu

alokasi

efektif

kalender

akademik

pendidikan

kabupaten

seni

dan

sebagai

memetakan kompetensi dasar (KD)

penari, pelatih tari dan pencipta

semester satu dan semester dua

tari

pada program tahunan. Pemetaan

pembelajaran akan tepat sasaran,

KD

efektif, efisien, dan sesuai dengan

pada

program

tahunan

maka

pelaksanaan

untuk

kebutuhan peserta didik, hal ini

menyusun program semester yang

senada dengan pendapat Suparman

dilanjutkan

(2012:82) yang mengatakan bahwa

digunakan

sebagai

acuan

untuk

menyusun

silabus. Apabila sudah menyusun

“penerapan

silabus langkah selanjutnya adalah

berhasil dengan baik efektif dan

menyusun

efisien

RPP.Perencanaan

pembelajaran

apabila

dapat

sebelum

pembelajaran penting bagi guru

pelaksanaan

pembelajaran

karena sebagai upaya perencanaan

dilakukan

perencanaan,

jangka

Perencanaan

pendek

untuk

pembelajaran

akan

memperkirakan tindakan yang akan

tepat pada sasaran apabila sesuai

dilaksanakan

dengan

pada

pembelajaran,

kegiatan

dengan menyusun

kebutuhan”.

Senada

pendapat tersebut Kuhn & Udell

akan

dalam Smaldino et al. mengatakan

membantu guru dalam pelaksanaan

bahwa “sekolah dalam hal ini guru,

pembelajaran

harus merencanakan dan mengatur

perencanaan

pembelajaran

sehingga

proses

pembelajaran dapat dilaksanakan

lingkungan

dengan efektif, efisien dan tepat

memastikan bahwa siswa mereka

sasaran.

tertantang dan berhasil” (2012:30).

Pendapat

senada

belajar

untuk

dikemukakan Mulyasa (2007:167)

2)

yang menyatakan bahwa rencana

PembelajaranMuatan

pelaksanaan

Tari pada Peserta Didik SMALB

pembelajaran

hakekatnya

pada

merupakan

Pelaksanaan
Lokal

Tunarungu di SLB B-C

Seni

Hamong

perencanaan jangka pendek untuk

Putro Jombor Kecamatan Bendosari

memproyeksikan apa yang akan

Kabupaten

dilakukan dalam pembelajaran. RPP

pada aktivitas peserta didik yang

muatan

mengutamakan

lokal

seni

tari

untuk

Sukoharjoberorientasi

keterampilan

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

20

motorik sebagaimana disampaikan

pembelajaran seni tari bagi anak

Masunah,

tunarungu

et

al

(2012:7)

yang

di

mengatakan bahwa: “pembelajaran

model

seni bagi ABK di sekolah luar biasa

T ea ch in g

cenderung

menekankan

dipergunakan

pengembangan

kemampuan

mengeksplorasi

vokasional

menekankan

tari

yang

keterampilan

motorik”.

sekolah

kontekstual

tersebut

(Con textu a l

an d

Lea rn in g )
untuk
gerakan-gerakan

bersumber

dari

setempat.Metode

lingkungan

pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan

muatan lokal seni tari pada peserta

utama

sekolah,

pelaksanaannya
kebebasan

yang

dalam

didik tunarungu di SMALB SLB B-C

sekolah

diberi

Hamong

memilih

strategi,

Putro

ceramah,

menggunakan

demonstrasi dan

pendekatan, metode, dan teknik

Metode

pembelajaran yang paling efektif,

untuk

sesuai dengan karakteristik mata

akan dipelajari, sedangkan metode

pelajaran, peserta didik, guru, serta

demonstrasi

kondisi nyata sumber daya yang

saat

tersedia dan siap didayagunakan di

gerakan

sekolah (Mulyasa, 2013: 21). Selaras

dipergunakan

dengan

melatih

pendapat

Mulyasa,

ceramah

d rill.

dipergunakan

menjelaskan

yang

dipergunakan

memberi
tari

materi

contoh
dan

gerakan-

metode

d rill

saat

guru

pada

peserta

guru

didik

untuk

berdasarkan temuan di lapangan

menghafal gerakan sesuai iringan

SMALB

musik dengan dibantu hitungan jari

SLB

B-C

Hamong

Putro

menggunakan model pembelajaran

dan kode tertentu sebagai isyarat.

langsung atau d irect in ctru ction dan

Hasil

kontekstual.

d irect

pembelajaran seni tari tunarungu

dipergunakan melatih

di SMALB SLB B-C Hamong Putro

tari dengan setahap demi setahap

penggunaan media masih terbatas

yaitu

karena

in ctru ction

Model

memperkenalkan

gerakan-

temuan

di

lapangan

terbatasnya

sarana

dengan

prasarana yang dimiliki sekolah

hitungan jari dan kode tertentu

tersebut. Media merupakan sarana

untuk pergantian gerakan sebagai

pembelajaran

isyarat. Menurut hasil penelitian

menjadi lebih efektif sebagaimana

Hull

dikemukakan Naz dan Akbar (-----

gerakan

tari

dalam

dibantu

Johnson

pembelajaran

(2008:46)
kontekstual

:35)

yang

agar

pembelajaran

menjelaskan

bahwa

menggabungkan pengetahuan dan

“Med ia a reth em ea n sfortra n sm ittin g o

keterampilan

rd eliv erin g

untuk

itu

dalam

m essa gesa n d

in

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

21

tea ch in g-

seni

lea rn in g p ersp ectiv ed eliv erin gcon ten

dilaksanakan secara periodik yang

tto

a ch iev e

terdiri dari ulangan harian, ulangan

Maksudnya

tengah semester, ulangan semester

th e

lea rn ers,to

effectiv ein stru ction ”.

tari

di

sekolah

tersebut

adalah media merupakan sarana

ganjil

untuk menyampaikan pesan dan

genap/ulangan

dalam perspektif belajar-mengajar

dengan

menggunakan

pengiriman konten kepada peserta

penilaian

yang

didik, untuk mencapai pengajaran

oleh guru seni tari yang terdiri dari

yang efektif. Media pembelajaran

hafalan,

seni tari yang digunakan di sekolah

penghayatan),

tersebut antara lain adalah ta p e

keluwesan

reccord er, DVD, VCD, laptop, LCD,

dengan iringan dan hasil.

maupun guru itu sendiri.

4)

dan

ulangan

semester

kenaikan

kriteria

telah

roso

kelas

ditetapkan

(menari

dengan

teknik

menari,

gerak,

kesesuaian

Ketercapaian

Implementasi

Pembelajaranmuatan lokal seni tari
3)

Evaluasi

Pembelajaran.

Djamarah mengemukakan bahwa
penilaian atau evalusi (ev a lu a tion )
adalah

suatu

tindakan

untuk

menentukan nilai sesuatu (2006:
245).

Lebih

lanjut

Djamarah

mengatakan bahwa evaluasi tidak
hanya sekedar untuk menentukan
angka keberhasilan belajar, tetapi
yang lebih penting adalah sebagai
dasar untuk umpan balik (feed
ba ck ) dari proses interaksi edukatif
yang

dilaksanakan.

Pada

pembelajaran seni tari bagi anak
tunarungu

di

Hamong

SMALB
Putro

dilaksanakan

oleh

SLB

B-C

evaluasi
guru

mata

pelajaran seni tari dengan tujuan
untuk

mengetahui

menari

peserta

kemampuan
didik

dan

memberikan umpan balik. Evaluasi

di SMALB SLB B-C Hamong Putro
berdasarkan

hasil

temuan

di

lapangan adalah adanya perubahan
kearah yang positif yaitu anak-anak
tunarungu yang awalnya tidak bisa
menari menjadi bisa menari, pada
awalnya

menari

masih

kaku

menjadi

luwes,

anak

yang

sebelumnya belum hafal satu jenis
tari secara utuh bisa hafal, peserta
didik

mampu

menarikan

secara

utuh dan benar gerak tari yang
telah

diajarkan

menarikan
dengan

guru,

sebuah

iringan,

karakter

tari

diperankan.

tari

dan

mampu
sesuai

memahami

yang

sedang

Selain itu anak yang

sebelumnya tidak berani pentas
menjadi

berani

pentas

dengan

percaya diri.Selain itu gambaran
ketercapaian implementasi seni tari

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

dapat

dilihat

dari

lomba-

sekolah

lomba tari dan pementasan yang

kepada

dilaksanakan para peserta didik

menyesuaikan dan mengganti kaset

yaitu

yang sulit ditemukan di pasaran

peserta

mengikuti

hasil

22

didik

lomba

sering

menari

dan

memberi
guru

dengan

CD

tari

internet

kemudian

kabupaten sampai dengan tingkat

flashdisk

serta

provinsi

sarana

tari

pada

berbagai

untuk

atau

menjadi juara mulai pada tingkat

serta sering pentas seni

kewenangan

prasarana

segera

download

di

menggunkan
memanfaatkan
yang

dimiliki

kegiatan

sekolah. b) Kendala pelaksanaan

masyarakat dan pemerintah mulai

pembelajaran berdasar temuan di

lingkungan terdekat sekolah hingga

lapanganpeserta didik tunarungu

pernah

SMALB di SLB B-C Hamong Putro

pentas

menari

pada

kegiatan tingkat internasional.

yang

5)

mengikuti

pembelajaran

Kendala

Implementasi

muatan lokal seni tari memiliki

Pembelajarandi

lapangan

kemampuan mendengar yang tidak

ditemukan

a)

Kendala

pada

sama, tergantung sisa pendengaran

perencanaan pembelajaran muatan

yang

lokal seni tari pada peserta didik

peserta didik, hal ni sebagaimana

tunarungu

disampaiakan

SMALB

di

SLB

B-C

dimiliki

Hamong Putro adalah menentukan

bahwa

jenis

pendengaran

tari

yang

akan

dipelajari

masing-masing

Winarsih,

”anak
adalah

et.

al.

disabilitas
anak

yang

karena jenis tari yang dilombakan

mengalami gangguan pendengaran,

atau dipentaskan kadang berbeda

baik sebagian ataupun menyeluruh,

dengan

yang

dan biasanya memiliki hambatan

pembelajaran

dalam berbahasa dan berbicara”

pada saat itu dan susahnya mencari

(2013:4).Peserta didik tunarungu di

kaset tertentu. Untuk mengatasi

sekolah

kendala

karakteristik

yang

berbeda-beda

membantu mencari informasi lebih

antara

yang

satu

dini kepada pihak terkait agar jenis

lainnya.

tari yang akan

dipelajari sesuai

lapangan ada anak tunarungu yang

dengan tari yang akan dilombakan

cenderung pendiam, ada yang suka

atau dipentaskan. Apabila jenis tari

usil mengganggu teman, ada yang

yang

atau

pemalu, ada yang pemarah dan ada

dipentaskan berbeda dengan tari

yang suka ragu-ragu. Temuan di

yang

lapangan tersebut senada dengan

jenis

direncanakan

pada

tersebut

akan

sudah

tari

pihak

dilombakan

dipelajari,

sekolah

pihak

tersebut

anak

Berdasarkan

memiliki

dengan

temuan

di

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

karakteristik

tunarungu

menurut

23

menyiapkan

ruangan

terlebih

Uden dan Meadow dalam Winarsih

dahulu karena menggunakan ruang

et al. (2010:10-11) sebagai sebagai

keterampilan menjahit hal tersebut

berikut sifat egosentris yang lebih

karena belum memiliki ruang kelas

besar daripada anak mendengar.

menari (ruang kaca), luas ruangan

Sifat ini membuat mereka sukar

yang

menempatkan

memadai

diri

pada

cara

terbatas

sehingga

untuk

latihan

properti

serta kurang peduli

tentang efek

serta adanya kendala kaset tari

perilakunya terhadap orang lain.

yang diperlukan sulit ditemukan di

Kemampuan bahasa yang terbatas

pasaran, anak tunarungu kurang

akan membatasi pula kemampuan

dapat menyesuaikan gerak dengan

untuk

iringan, kurang pemahaman dalam

pengalaman

dan

makin

materi

yang

kurang

dan

berpikir dan perasaan orang lain

mengintegrasikan

yang

kurang

memadai,

diberikan,

peserta

memperkuat sifat egosentris ini,

didik tidak dapat secara langsung

memiliki

yaitu

menerima materi seluruhnya, dan

tindakannya tidak didasarkan pada

melakukan gerak tari tidak dapat

perencanaan

secara

sifat

impulsif,

yang

hati-hati

dan

langsung

dengan

iringan

jelas serta tanpa mengantisipasi

dan guru dalam melatih gerakan

akibat yang mungkin timbul dari

tidak

perbuatannya, sifat kaku (rig id ity ),

membelakangi

peserta

didik.

sikap

Kendala-kendala

tersebut

dapat

memandang dunia dan tugas-tugas

diatasi dengan

melibatkan wali

dalam keseharian, sifat lekas marah

kelas ketika kegiatan berlangsung,

dan

yaitu guru seni tari berkoordinasi

kurang

mudah

luwes

dalam

tersinggung,

dan

dapat

dengan

perasaan ragu-ragu dan khawatir.

dengan

Karakteristik

mengingatkan tentang jadwal tari

anak

tunarungu

wali

cara

kelas

tersebut di atas merupakan kendala

serta

pada

kurang disiplin dan peserta didik

pelaksanaan

pembelajaran

menertibkan

agar

anak

seni tari pada peserta didik SMALB

diminta

tunarungu

ruangan, jadwal kegiatan

di

SLB

B-C

Hamong

membantu

yang

menata
diatur

Putro yang mengakibatkan kurang

supaya dapat bergantian dengan

disiplinnya peserta didik mengikuti

keterampilan menjahit, guru dalam

latihan menari, pada saat jadwal

melatih

menari

musik

masih

harus

diingatkan

untuk menuju ke ruang tari dan

memperbesar
untuk

pendengaran,

volume

melatih

indera

pemberian

materi

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

24

untuk

bergantian pada saat evaluasi agar

menyesuaikan roso gerak dengan

anak-anak bisa bergerak bebas. d)

iringan menggunakan hitungan jari

Kendala ketercapaian implementasi

dan menghitung tiap sekaran tari,

pembelajaran seni tari pada peserta

komunikasi dibantu dengan bahasa

didik tunarungu SMALB di SLB B-C

isyarat

dan

dan

Hamong Putro adalah pementasan

untuk

peralihan

gerak

guru

tari masih terbatas pada dinas

tertentu,

dalam

pemerintah, lembaga swasta atau

secara

bertahap

membuat

dan

kode

kode

tertentu

melatih gerakan tari guru harus

organisasi

berhadap-hadapan dengan peserta

dengan PLB atau pentas tari pada

didik, selanjutnya pihak sekolah

kegiatan yang melibatkan guru SLB

mengajukan proposal kepada pihak

sebagai

terkait untuk mendapat tambahan

pada organisasi tersebut. Lomba

gedung

baru

yang diikuti masih terbatas pada

maupun sarana prasarana menari

kegiatan lomba tari untuk anak

yang

tunarungu.

atau

lain

ruang

.

kelas

yang

ada

pengurus

hubungan

atau

anggota

c )Kendala

evaluasi

Catatan

lapangan

anak yang mau ikut lomba kadang

hasil wawancara maupun observasi

kurang serius saat latihan, kadang

ditemukan bahwa

pada evaluasi

tidak masuk sekolah. Pihak sekolah

pembelajaran seni tari pada anak

menjalin hubungan yang lebih luas

tunarungu SMALB SLB B-C Hamong

lagi

Putro ada kendala yaitu anak-anak

pihak yang berhubungan dengan

kadang lupa pada beberapa bagian

ABK (anak berkebutuhan khusus)

gerak,

saja, termasuk menjalin hubungan

pembelajaran.

dan

hitungan

kadang

dari

lupa

beberapa

pada
bagian

tidak

dengan

Kendala

hanya

lain

adalah

terbatas

lembaga

baik

pada

milik

gerak tari terutama pada peralihan

pemerintah maupun swasta dan

gerak ditambah ruang menari yang

organisasi-organisasi

sempit. Untuk mengatasi kendala

masyarakat sekitar sekolah atau

pada

pembelajaran

sekitar rumah peserta didik dan

tersebut guru mengulang secara

menawarkan pementasan bila ada

keseluruhan tari secara bersama-

kegiatan

sama dan membuat gerak kode

untuk pentas tari, serta melakukan

tertentu

menandakan

pendekatan personal dan dukungan

peralihan gerak, mulai menari dan

moril pada peserta didik, sehingga

berakhirnya tarian, karena ruang

anak

menari yang sempit maka harus

menjadi

evaluasi

untuk

yang

merasa

serta

memungkinkan

diperhatikan

semangat

dan

dan
serius

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

25

tersebut

dibantu dengan hitungan jari dan

merupakan langkah-langkah yang

kode tertentu sebagai isyaratserta

diambil untuk mengatasi kendala

menggunakan media pembelajaran

pada

implementasi

yang berupa audio, visual, audio

pembelajaran muatan lokal seni

visual maupun guru itu sendiri. 3)

tari pada anak tunarungu SMALB di

Evaluasi

SLB B-C Hamong Putro.

dilaksanakan

latihan

menari.

Hal

ketercapaian

pembelajaran
oleh

guru

mata

pelajaran seni tari dengan tujuan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)

Perencanaan

pembelajaran

muatan lokal seni tari bagi peserta
didik tunarungu SMALB di SLB B-C
Hamong Putro telah dilakukan oleh
guru

seni

tari

penghitungan

diawali

dengan

alokasi

waktu

minggu efektif, program tahunan,
program

semester,

Langkah

dan

silabus.

selanjutnya

menyusun

adalah

RPP

pelaksanaan
merupakan

(rencana

pembelajaran)
perencanaan

yang
jangka

pendek untuk memproyeksikan apa
yang

akan

dilakukan

dalam

pembelajaran

sehingga

proses

pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan efektif, efisien dan tepat
sasaran. Hal ini sesuai dengan teori
yang

ada.

2)

Pelaksanaan

Pembelajaranmenggunakan

model

pembelajaran langsung atau d irect
in ctru ction

dan

kontekstual.

Dengan

metode

pembelajaran

ceramah,

demonstrasi

dan

d rill

untuk

mengetahui

peserta

didik

kompetensi

dan

memberikan

umpan balik. Evaluasi dilaksanakan
secara

periodik

menggunakan

kriteria penilaian yang terdiri dari
hafalan,

roso

penghayatan),
keluwesan
dengan

(menari

dengan

teknik

menari,

gerak,

iringan

kesesuaian
dan

Ketercapaian

hasil.

4)

implementasi

pembelajaran seni tari di SMALB
SLB B-C Hamong Putro dapat dilihat
dari

hasil

lomba

pementasan

yang

tari

dan

dilaksanakan

para peserta didik. Peserta didik
mengikuti
menjadi

lomba
juara

menari
mulai

dan

tingkat

kabupaten sampai dengan tingkat
provinsi
pentas

serta sering melakukan
seni

tari

pada

berbagai

kegiatan dan pernah pentas menari
pada kegiatan tingkat internasional.
5)

Kendala

Pembelajaran:

Implementasi
a)

Kendala

pada

perencanaan pembelajaran adalah
menentukan jenis tari yang akan
dipelajari agar sesuai dengan tari
yang dilombakan atau dipentaskan

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

26

dan kaset tertentu yang sulit di

pembelajaranadalah

pasaran.

dan lomba tari masih terbatas. Hal

Hal

tersebut

diatasi

dengan mencari informasi pihak

tersebut

terkait,

sekolah menjalin hubungan yang

guru

tari

menyesuaikan

jenis tari yang dilombakan atau

diatasi

pementasan

dengan

pihak

lebih luas.

dipentaskan dan mengganti kaset
dengan cara d ow n loa d di internet.
b)

Kendala

pembelajaran
sarana

pelaksanaan

adalah

prasarana

sekolah

dan

karakteristik

minimnya

yang

dimiliki

kendala

terkait

peserta

didik

tunarungu.

Kendala-kendala

tersebut dapat diatasi dengan pihak
sekolah bekerja sama dengan pihak
terkait untuk mendapat bantuan
sarana prasarana menari yang lebih
baik dan berkoordinasi dengan wali
kelas,

mengatur

jadwal

dengan

baik, memperbesar volume musik
untuk melatih indera pendengaran,
pemberian materi secara bertahap
dan menggunakan hitungan jari
dan kode tertentu sebagai isyarat,
melatih berhadap-hadapan dengan
peserta didik. c) Kendala evaluasi
pembelajaran adalah penghafalan
gerakan

dan

hitungan

serta

ruangan yang kurang memadai. Hal
tersebut diatasi dengan mengulang
secara keseluruhan dibantu kode
tertentu

untuk

menandakan

peralihan gerak, mulai menari dan
berakhirnya tarian, saat evaluasi
menyesuaikan ruangan. d) Kendala
ketercapaian

implementasi

SARAN
Berdasarkan
penelitian

hasil
di

analisis

lapangan

data
dapat

dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:

1)

hendaknya

sekolah

menambah

prasarana
untuk

Pihak

yang

lebih

menunjang

sarana
memadai

pembelajaran

muatan lokal seni tari bagi anak
tunarungu dan menjalin hubungan
yang lebih luas dengan pihak-pihak
terkait

untuk

prestasi

peserta

meningkatkan
didik

melalui

lomba dan pentas seni tari. 2) Guru
hendaknya
terhadap

berpartisipasi
guru

mendukung

seni

tari

aktif
untuk

pelaksanaan

pembelajaran seni tari bagi anak
tunarungu.
REFERENSI
Ardjo,

Irawati Durban.
2013.
Pen gen a la n terh a d a p Kesen ia
n T ra d ision a ld a la m Pem bela ja
ra n
di
Sek ola h Da la m Ben tu k Mu a ta n
Lok a ldalam TasriefTarmizi..J
akarta:
Antara
News.
DiunggahRabu, 18 Desember
2013.

Dakir, S. 2004. Peren ca n a a n d a n
Pen gem ba n ga n Ku rik u lu m .
Jakarta: Rineka Cipta.

TEKNODIKA, Volume 12, Nomor 2 , November 2014

Djamarah, Syaiful Bahri. & Zain
Aswan.
2006.
Stra teg i
Bela ja r Men ga ja r. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ford, Candice. 2013. Da n cin g w ith
Horses:
Com bin in g
Da n ce/ Mov em en t
Th era p y
an d
Eq u in e
Fa cilita ted
Psy ch oth era p y .
American
Journal Dance Therapy, Vol.
35: 93-117. 8 June 2013
(Abstr.).
Itano, Yoshinaga Christine. 2013.
Prin cip les a n d Gu id elin e for
Ea rly
In terv en tion
A fter
Con firm a tion T h a t Ch ild is
Dea f
or
Ha rd
of
Hea rin g .Journal
of
Deaf
Studies and Deaf Education.
Vol. 19: 2 April 2014. 143175.
Johnson, Elaine B. 2008. Con textu a l
T ea ch in g
&
Lea rn in g :
Men ja d ik a n Keg ia ta n Bela ja rMen ga ja rMen g a sy ik k a n d a n B
erm a k n a .Bandung. MLC.
Kaufman, Karen, A. 2006. In clu siv e
Crea tiv e
Mov em en t
an d
Da n ce.USA: Human Kinetics.
Mahmud,
M.
2003.
Defin isid a n Kla sifik a siT u n a ru
n g u .PLB UPI.
Masunah,
Juju.
Et
al.
2012.Pen gem ba n g a n Mod elPe
n d id ik a n Sen iBa g iSisw a Berk e
bu tu h a n Kh u su s.
Bandung:
UPI.
Mulyasa,
E.
2013.Pen gem ba n g a n d a n Im
p lem en ta siKu rik u lu m
2 0 1 3 .Bandung:
RemajaRosdakarya.
Mulyasa,
E.
2013.Men ja d iKep a la Sek ola
h Profesion a l.
Bandung:
RemajaRosdakarya.

27

Naz, AhsanAkhtar& Akbar, Rafaqat
Ali. ----. Use of Media for
Effective its Importance:
Some
Consideration.
Jou rn a l
of
elem en ta ry
Ed u ca tion .Deptt.
Of
Elementary Education IER,
University of The Punjab,
Lahore-Pakistan. Vol. 18 (12) 35-40.
Smaldino, Sharon E. et al. 2012.
In stru ction a l T ech n ology &
Med ia
For
Lea rn in g .
Jakarta: Kencana Perdana
Media Group.
Suparman,
M.
Atwi.
(2012).
Desa in In stru k sion a l
Mod ern .Jakarta: Erlangga.
Sutopo, H.B. 2002. Metod olog i
Pen elitia n Ku a lita tif . Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Wasliman,
Iim.
2007.
Mod u lProblem a tik a Pen d id ik a n D
a sa r.
Bandung:
PpcPendidikanDasar UPI
Winarsih,
Murni.
Et
2010.Prog ra m Kh u su s
T u n a ru n g u .Jakarta:
PuskurKemdiknas.

al.
SLB

Winarsih,
Sri.
Et.al..
2013.
Pa n d u a n Pen a n ga n a n A n a k Be
rk ebu tu h a n Kh u su sBa g iPen d a
m p in g (Ora n g tu a , Kelu a rga ,
d a n Ma sy a ra k a t).
Jakarta:
KementerianPemberdayaanP
erempuandanPerlindunganA
nakRepublik Indonesia.
Yamin,
Martinis.
(2008).
T a k tik Men gem ba n g k a n Kem a
m puan
In d iv id u a l
Sisw a .Jakarta: GaungPersada
Press.