Pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al Qur'an: studi kasus mahasiswi Pondok Pesantren an Nuriyah Wonocolo Surabaya.

(1)

PENGARUH METODE UMMI TERHADAP MINAT BELAJAR

AL-QUR’AN

(Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya) SKRIPSI

Oleh :

AL MAR’ATUS SHOLIKHAH

NIM. D71213076

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Al Mar’atus Sholikhah, D71213076, 2017, Pengaruh Metode ummi

terhadap Min at Belajar al-Qur’an (Kasus Mahasiswi pondok Pesantren an

-Nuriyah Wonocolo Surabaya), Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Kata Kunci: Metode Ummi, Minat Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ummi terhadap

minat belajar al-Qur’an Mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo

Surabaya..

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode Ummi

sebagai variabel X dan minat belajar al-Qur’an sebagai variabel Y. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.

Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh metode baca al-Qur’an ummi

terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an_Nuriyah

Wonocolo Surabaya cukup baik. Hal tersebut didasarkan kepada hasil observasi, wawancara, dan angket yang mencapai prosentase 74,7% dan 74,6% yang tergolong kedalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan dibuktikan dengan teknik analisis korelasi product moment, diperoleh hasil r-hitung > r-tabel (0,644 > 0,320) dan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti Ha diterima. Artinya

koefisien regresi metode baca al-Qur’an signifikan. Berarti ada hubungan

yang signifikan antara metode baca al-Qur’an ummi dengan minat belajar


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Penelitian Terdahulu ... 7


(8)

H. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 12

I. H. Definisi Operasional ... 13

J. Metode Penelitian ... 14

K. Sistematika Pembahasan ... 22

BAB II KAJIAN TEORI ... 24

A.Tinjauan Teoritik Tentang Metode Ummi ... 24

1. Pengertian Metode ummi ... 24

2. Sejarah Terbentuknya Metode Ummi ... 26

3. Tata Cara Pengajaran al-Qur’an Metode Ummi ... 29

B.Tinjauan Teoritik Tentang Minat Belajar ... 30

1. Pengertian Minat Belajar ... 30

2. Fungsi Minat Belajar ... 31

3. Bentuk-Bentuk Minat Belajar ... 33

C.Pengaruh metode Ummi terhadap Minat Belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya ...41

D.Hipotesis... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A.Jenis dan Rancangan Penelitian ... 44

B.Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 49

C.Populasi dan Sampel... 51

D.Teknik Pengumpulan Data... 52


(9)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS ... 59

A.Deskripsi Data ... 59

B.Penyajian Data ... 71

1. Data tentang Penerapan Metode Baca al-Qur’an Ummi ... 72

2. Data tentang Minat Belajar al-Qur’an ... 80

C.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 87

1. Analisis Data tentang Penerapan Metode al-Qur’an Ummi.... 87

2. Analisis Data tentang Minat Belajar al-Qur’an ... 92

3. Pengujian Hipotesis ... 98

BAB V PENUTUP ... 108

1. Kesimpulan ... 108

2. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah Firman Allah SWT yang mulia dan termasuk

mukjizat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika seorang muslim mempunyai kewajiban-kewajiban khusus untuk menjaga

keutuhan Al-Qur’an itu, yakni: membaca, memahami, menghayati serta

mengamalkan kandungan Al-Qur’an.

Belajar adalah usaha penyampaian materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya, dan relevan. Dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami.

Minat belajar adalah suatu hal yang abstrak (Tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata kepala), namun dengan memperhatikan dari aktivitas serta hal-hal lain yang dilakukan oleh seseorang minat belajar tersebut bisa

diketahui dengan cara menyimpulkan dan menafsirkannya.1 Minat sangat

besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.

1


(12)

2

Mempelajari Al-Qur`an termasuk cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah mudah seperti halnya membalik tangan. Selain harus mengenal huru-huruf hijaiyah tentu juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat membaca Al-Qur`an secara tartil. Dasar membaca dalam Al-Qur`an sudah diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.

Berdasarkan firman Allah di dalam Qs. al-Alaq: 1-5 yang artinya: 2

َقَلَخ يذّلا َكّبَر ِمْساِب ْأَرْ قا

.

ٍقَلَع ْنِم َناَسْنإا َقَلَخ

.

َ ْأَرْ قا

ُمَرْكأا َكّبَر

.

ِمَلَقْلاِب َمّلَع يِذّلا

.

ْمَلْعَ ي ََْ اَم َناَسْنإا َمّلَع

( .

قلعلا

:

٥

)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalamDia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ayat di atas megungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu langkah awal di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan

kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu

pengetahuan. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicita-citakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap Al-Qur`an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang terkandung di dalamnya.

Belajar al-Qur’an termasuk didalamnya yakni membaca, menulis,

memahami bahkan menghafal. Akan tetapi realita yang terjadi sekarang

banyak siswa kita yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan

benar, apalagi menghafalkannya. Permasalahannya bukan hanya karena

2


(13)

3

faktor intrinsik yang ada dalam individu masing-masing anak, akan tetapi juga faktor ekstrinsik yang ada, baik karena lingkungan sosialnya maupun faktor lain.

Dapat kita lihat bersama bahwa di era modern ini, terdapat banyak media yang digunakan dalam pembelajaran, termasuk didalamnya belajar al-Qur’an. Akan tetapi semua media itu tidak serta merta membawa dampak yang positif bagi siswa. Meskipun berbagai aplikasi di suguhkan untuk

memudahkan belajar al-qur’an tetapi akan tetap saja seorang pelajar itu

membutuhkan guru untuk mengarahkan, dan memperbaiki bacaan al-qur’an

ketika kita mempraktekkan ayat yang di bacakan.

Media-media (software al-Quran/al-Quran digital) dapat mengurangi

minat pelajar al-Qur’an untuk mengaji secara formal yang terdiri dari

pengajar dan peserta ajar, padahal media tersebut sebenarnya sebagai alat bantu yang hanya sedikit membantu peserta didik untuk memudahkan belajarnya. Akan tetapi yang lebih berpengaruh adalah ketika di ajarkan di suatu lembaga atau bertemunya guru dan murid, di situ mereka akan menerima informasi pengatahuan yang sangat luas dari sang guru, dan bisa mempraktekkan serta di simak secara langsung sehingga tahu di mana letak kesalahan bacaannya.

Adapun peserta didik kurang berminat belajar al-Qur’an bisa juga

disebabkan kerena metodenya monoton yakni murid membaca dan guru menyimak. Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca al-Qur`an yang cenderung konvensional, yaitu dengan nada lurus, cara penyampaian


(14)

4

hukum bacaan yang terkesan hanya monoton, terkadang susah untuk dihafal, sehingga berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa.

Sekarang banyak metode yang membantu mempermudah belajar

membaca al-Qur’an dari nol dan meningkatkan kemampuan bacaan alquran

bagi yang sudah lancar dngan menggunakan metode yang efektif, mudah, menyenangkan dan menyentuh hati. Dengan metode-metode tersebut diharapkan nantinya bisa menarik minat peseta didik untuk lebih giat

membaca al-Qur’an.

Metode Ummi merupakan cara yang sekarang digunakan untuk mempermudah belajar membaca alquran dengan baik dan benar, dari uraian latar belakang tersebut penulis bermaksud mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh metode Ummi, yang nantinya penulis berharap bisa mengatahui sejauh mana pengaruhnya terhadap mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah dalam membangun serta menumbuhkan peserta didik dalam minat belajar al-Qur’an.3 Dengan itu penulis memberi judul penelitian ini: “Pengaruh Metode Ummi terhadap Minat belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya) ”. Yang mana untuk mengetahui salah satu metode yang tepat untuk membangun minat belajar al-Qur'an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya.

3

http://www.ruhamaku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=207:metodeummi &catid=69:belajar-quran&Itemid=148


(15)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode baca al-Qur’an Ummi di pondok

pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya?

2. Bagaimanakah minat belajar al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi

an-Nuriyah Wonocolo Surabaya?

3. Bagaimana pengaruh penerapan metode Ummi terhadap minat belajar

al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya? C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian. Antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan metode baca al-Qur’an Ummi.

2. Untuk mengetahui minat belajar al-Qur’an di pondok pesantren

mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Ummi terhadap minat

belajar al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo

Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan, antara lain:


(16)

6

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh metode Ummi dalam menumbuhkan

minat belajar al-Qur’an

2. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk belajar/memperdalam bacaan (membaca, mengahayati, megamalkan

bahkan menghafal) al-Qur’an melalui Metode Ummi, khususnya bagi

yang belum lancar/ yang mulai dari 0.

3. Bagi Guru

Agar para guru dapat menggunakan metode Ummi untuk menumbuhkan minat belajar alqur’an agar peserta didik lebih semangat.

4. Bagi Lembaga

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan minat

peserta didik belajar al-Qur’an melalui metode Ummi mengingat

pentingnya mempelajari al-Qur’an yang digunakan sebagai pedoman

hidup.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(17)

7

1. Secara Teoritis

a) Penelitian ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat dalam

meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya.

b) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan

tentang pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-qur’an

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

c) Untuk menjadi masukan dan bahan rujukan dalam memotivasi serta

membangun minat peserta didik dalam belajar al-Qur’an dengan

metode yang menyenangkan dan mudah dipelajari.

2. Secara Praktis

Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan media yang baik

dalam membangun minat belajar alqur’an serta memotivasi ataupun

membentuk kreatifitas peserta didik agar lebih semangat belajar. F. Penelitian Terdahulu.

Penelitian terdahulu yakni penelitian yang menunjukkan posisi penelitian dan penelitian sendiri agar berbeda dengan penelitian orang lain. Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan keilmuan yang diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum pernah di teliti oleh orang


(18)

8

lain. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian terdahulu penulis menganggat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajianpada penelitian penulis. Dalam hal ini penulis menemukan dua penelitian terdahulu yakni :

adapun penelitian yang pertama yakni pada tahun 2014 sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yuni Fatmasari dari Program Studi Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya. penelitiaanya bertema tentang penelitian Efektifitas Pembelajaran Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan Hafalan Surat Pendek Pada Siswa Kelas 2 SD Taquma. Bahwa Metode Ummi adalah suatu metode yang digunakan untuk mempermudah membaca al-Qur’an terutama untuk masa usia dini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran metode ummi mampu meningkatkan hafalan surat pendek pada siswa kelas II SD Taquma Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar Taquma Surabaya. Sampelnya adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Taquma Surabaya yang berjumlah 20 siswa. Memori merupakan alat yang di gunakan untuk menggambarkan penglaman masalalu dan menggunakan di masa sekarang yaitu dengan pemasukan, penyimpanan dan pemunculan kembali. Pengolahan data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan eksperimen non random (pretest-posttest one group desaign) dan teknik uji


(19)

9

peringkat bertanda (wilcoxon signed rank test) dengan menggunakan program komputer SPSS versi 11.5 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi sebesar 0.000 dengan p < 0.05, maka hipotesis diterima. Artinya terbukti bahwa metode ummi efektif dalam meningkatkan menghafal surat pendek pada anak sekolah dasar. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan metode ummi efektif dalam meningkatkan kemampuan menghafal surat pendek pada anak sekolah dasar di terima.

Penelitian yang kedua yakni pada tahun 2011 oleh Eko Agustiyono dari fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Ummi Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo. Bahwa Metode Ummi adalah sistem yang terdiri dari 3 komponen sistem: buku praktis metode Ummi, manajemen mutu metode Ummi dan guru bersertifikat metode Ummi. Ketiganya harus digunakan secara simultan jika ingin mendapatkan hasil yang optimal dari metode ini.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana penerapan metode Ummi di Sekolah Menengah Pertama Ulul Albab

Sidoarjo?, 2) Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa Sekolah

Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo?, dan 3) Adakah pengaruh

penerapan metode Ummi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa


(20)

10

permasalah tersebut, peneliti menganalisis dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, interview, angket, dan dokumentasi.

Berdasarkan analisis tersebut data penelitian yang dapat

disimpulkan bahwa:

a. Penerapan metode ummi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an

Siswa Sekolah Menenah Pertama Ulul Albab adalah baik.

b. Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menenah Pertama

Ulul Albab Sidoarjo adalah tergolong cukup baik.

c. Ada pengaruh antara penerapan metode ummi terhadap kemampuan

membaca Al- Qur’an Siswa Sekolah Menenah Pertama Ulul Albab

Sidoarjo adalah sedang atau cukup baik. Berdasarkan analisis, didapatkan hasil 0, 623. Pada (N) 31 kemudian dicocokkan dengan taraf signifikansi 5% didapatkan angka 0,355 dan taraf signifikansi 1% didapatkan angka 0,456. Hal ini menjadi sandaran kesimpulan bahwa hipotesis kerja (Ha) yang di ajukan dimuka diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Ummi

berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa Sekolah

Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo.

Jadi dari kedua data penelitian diatas bahwa pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Yuni Fatmasari mengenai Efektifitas Pembelajaran


(21)

11

Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan Hafalan Surat Pendek Bahwa Metode Ummi adalah suatu metode yang digunakan untuk

mempermudah membaca al-Qur’an terutama untuk masa usia dini.

Sedangkan penelitian ke dua yang dilakukan oleh oleh Eko Agustiyono menengenai Pengaruh Penerapan Metode Ummi Terhadap Kemampuan

Membaca Al-Qur’an. Sedangkan untuk penelitian yang diteliti saat ini

adalah mengenai pengaruh metode Ummi minat dalam belajar al-Qur’an

mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

G. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.4

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang berarti ada atau terdapat dan merupakan hipotesis pembanding yang di sebut juga dengan hipotesis kerja/hipotesisi penelitian,yaitu hipotesis yang di kemukakan selama penelitian. Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah: ada

pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an kasus

mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 71.


(22)

12

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang berarti menunjukkan tidak ada dan di sebut juga dengan hipotesis nol yang bertujuan untuk menyatakan keraguan terhadap penelitian, dan dianggap bahwa hipotesis ini tidak benar sama sekali. Jadi hipotesis nol dalam penelitian ini adalah: tidak

ada pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an kasus

mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya. H. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Untuk memperoleh data yang relevan dan memberikan arah pembahasan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian akan diarahkan pada:

1. Pembahasan tentang metode Ummi

a. Pengertian Metode Ummi

b. Tata cara pembinaan metode Ummi

2. Pembahasan tentang Minat Belajar

a. Pengertian Belajar

b. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar

c. Pentingnya minat belajar bagi siswa

Jadi ruang lingkup ini di perlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman. Ruang lingkup ini sebagai pembatasan penelitian atau pembatasan penjabaran variabel dan indikator variabel.


(23)

13

I. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul

penelitian “Pengaruh Metode Ummi Terhadap Minat Belajar al-Qur’an

(Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya)”.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.5

Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai akibat dari adanya dua hal yang saling berkaitan.

2. Metode Ummi

Metode Ummi adalah metode untuk meningkatkan kemampuan pengolahan pembelajaran Al Qur’an yang efektif, mudah, menyenangkan dan menyentuh hati.

3. Minat belajar

Minat adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala. Seperti : gairah, semangat, keinginan perasaan, suka melakukan proses tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.

Belajar adalah usaha penyampaian materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

5

Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 849.


(24)

14

seutuhnya, dan relevan. Belajar yakni meliputi membaca, menulis dll. Dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan.

4. Al-Qur’an

Adalah menurut bahasa, artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut istilah syara’ adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dalam bahasa

Arab serta dipandang ibadah bagi orang yang membacanya.6

J. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara kerja yang diambil oleh peneliti dalam usaha untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data serta memformulasikannya dalam bentuk laporan atau hukum ilmiah. Penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya, selain data yang berupa angka dalam penelitian kuantitatif, dalam

6


(25)

15

penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.7 Jenis

penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi8

a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu treatment, terdapat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Penelitian ini menggunakan kedua variabel tersebut, yaitu variable bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah:

1) Variabel Bebas (Independent Variable)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). 9 Dalam penulisan ini variabel

bebasnya adalah Metode Ummi.

2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.10 Dalam

penulisan ini variabel terikatnya adalah minat belajar al-Qur’an (Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren Mahasiswi Annuriyah Wonocolo Surabaya).

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 10-11.

8

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 56.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 4.

10


(26)

16

2. Jenis Data

Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah, atau dengan pengertian lain suatu hal yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi 2 (dua):

a. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka

secara langsung.11Data kualitatif digunakan untuk mengetahui

sejarah berdiriya objek penelitian, letak geografis objek penelitian, struktur organisasi objek penelitian dan pelaksanaan belajar al-Qur’an Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

b. Data Kuantitatif

Yaitu data yang dapat diukur atau dihitung langsung karena berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk mengetahui tentang

pengaruh metode ummi terhadap minat belajar al-Qur’an Pondok

Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya. Dalam hal ini, data kuantitatif dapat diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan, dari hasil angket dan Absensi kehadiran santri.

11


(27)

17

3. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu:

a. Library Research

Yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari landasan teori dari permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku, jurnal dan lain-lain.

b. Field Research

Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit dan berkaitan dengan masalah

yang diteliti.12 Adapun data ini meliputi dua macam, yaitu:

1) Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya yang kemudian dijadikan sebagai bahan utama

penelitian.13 Adapun data yang diambil adalah memperoleh

informasi dari Guru, ustadz-ustadzah, pengurus, dan para santri yang menjadi obyek penelitian.

12

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980), 66.

13

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kualitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 308.


(28)

18

2) Data Sekunder

Adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya dari keterangan atau publikasi lain. Data sekunder ini bersifat penunjang dan melengkapi data

primer.14

4. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan kasus yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

penelitian.15Yang mana jumlah populasi dari seluruh mahasiswi di

Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya , sebanyak 400 mahasiswi.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, memberikan petunjuk sebagai berikut: ”Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari seratus, maka dapat diambil antara 10 % -15 % atau

14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), 309.

15


(29)

19

20 % - 25 % atau lebih”.16Data yang diperoleh dari subjek

penelitian ini bersifat kuantitatif. Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil subyek pokok dalam penelitian yaitu 10%, yakni 10% dari 400 mahasiswi santri an-Nuriyah yaitu 40 orang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam penelitian harus menggunakan metode atau tehnik yang tepat dan dapat menunjang penelitian tersebut. Adapun metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.17 Dengan adanya

metode observasi ini hasil yang diperoleh peneliti lebih jelas dan terarah sesuai dengan tujuan.

Agar diperoleh pengamatan yang jelas untuk menghindari

kesalah pahaman dengan obyek, maka penulis mengamati dan mencatat secara langsung untuk mengetahui Pengaruh Metode

ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi Pondok

Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

b. Metode Wawancara (Interview)

Interview adalah segala kegiatan menghimpun data dengan

jalan melakukan tanya jawab lisan secara bertatap muka (face to

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 134.

17


(30)

20

face) dengan siapa saja yang diperlukan atau dikehendaki. Adapun wawancara yang penulis gunakan adalah terlebih dahulu menyiapkan pokok pertanyaan yang akan digunakan.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, prasasti,

majalah, agenda, koran, transkip, legger dan lain-lain.18 Metode ini

digunakan untuk mengetahui data tentang minat belajar al-Qur’an

mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah dan gambaran umum obyek penelitian.

d. Metode angket

Angket adalah kumpulan dari berbagai pertanyaan yang

diajukan secara tertulis kepada seseorang atau responden dan cara

menjawabnya juga dilakukan secara tertulis. 19 Instrumen ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Metode ummi

terhadap minat belajar al-Qur’an.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dalam rangka menguji hipotesis dan sekaligus memperoleh suatu kesimpulan yang tepat maka diperlukan teknik analisis data. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah:

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur, 107.

19


(31)

21

a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun tabel distribusi frekuensi sederhana sesuai dengan variabel yang ada yaitu data tentang pengaruh metode Ummi

terhadap Minat belajar al-Qur’an.

b. Analisis Uji Hipotesis

Data pada analisis ini yang berupa kuantitatif dan khususnya untuk menguji kebenaran hipotesis. Untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an

Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya,

maka penulis menggunakan rumus “regresi” dengan menggunakan

aplikasi SPSS. Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variable independen di manipulasi/dirubah-rubah atau

dinaik-naikan.20 Manfaat dari dari hasil analisis regresi adalah untuk

membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel

independen atau tidak.

Untuk me ng e t a hu i ada tidaknya korelasi metode baca al-Qur’an ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, maka penulis

menggunakan analisis statistik Product Moment.

20


(32)

22

R = � ∑ − ∑ ( )

∑ 2 − ()2(� ∑ 2 − ()2)

Keterangan:

Rxy = Angka indeks korelasi “rproduct moment

N = Jumlah subyek yang diteliti

∑ = Jumlah perkalian antara skor x dan y

∑ = Jumlah nilai variabel x

∑ = Jumlah nilai variabel y

Setelah itu untuk mengetahui tingkat keterkaitan atau seberapa besar pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, dalam peneliti menggunakan analisis regresi Linier Sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS.

K. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:

Bab pertama yakni pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,


(33)

23

hipotesis penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, definisi operasional, sistematika pembahasan.

Bab kedua yakni landasan teori ini menjelaskan tinjauan tentang Metode ummi yang meliputi: pengertian metode, fungsi metode, dan

langkah – langkah metode. Minat belajar yang meliputi: Pengertian

minat,teori belajar, devinisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip belajar beberapa aktifitas belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan beberapa sifat murid dalam belajar.

Bab ketiga yakni metode penelitian ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab ke empat yakni laporan hasil penelitian ini berisi tentang profil pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi-misi dan susunan pengurus, program kegiatan, keadaan sarana dan prasarana, keadaan para guru serta keadaan Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah khususnya tahun 2015 - 2016. Penyajian data, meliputi data tentang metode ummi minat belajar al-Qur’an Pondok Pesantren Mahasiswi Annuriyah Wonocolo Surabaya.

Bab kelima yakni pembahasan dan diskusi hasil penelitian ini berisi tentang pembahasan dan diskusi hasil penelitian

Bab keenam yakni penutup ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


(34)

BAB II KAJIAN TEORI

Penelitian dengan judul pengaruh metode Ummi terhadap minat

belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo

Surabaya, dalam penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh

metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an yang didasarkan pada latar

belakang pendidikan dasar mereka. Agar penelitian ini mendapat pijakan yang kuat, terlebih dahulu di sampaikan oleh para ahli untuk menjadi pijakan dalam penelitian ini.

A. Tinjauan Teoritik tentang Metode Ummi

1. Pengertian Metode Ummi

Metode ummi merupakan metode yang di gunakan dalam

pembelajaran membaca al-Qur’an. Metode ummi di sini untuk anak pra

sekolah, yaitu metode yaitu metode yang di analogikan kepada ibu (umi), artinya metode ini merupakan metode belajar membaca yang

mengikuti kata-kata ibu misalnya belajar membaca kata “sajada”,

maka dalam belajar membaca Surabaya, dalam mengejanya adalah langsung per suku kata (sa-ja-da). Anak tidak di kenalkan dengan

mengeja perhuruf (s-a-j-a- d-a).1

Metode Ummi adalah sebuah metode yang dapat mengantarkan

sebuah proses sehingga dapat menghasilhan produk yang cepat dan

1 Dari Artikel dalam Internet: Ummi Malang. Membangun Generasi Qur’ani. Lihat di

file:///D:/seputar%20ummi/Apa%20itu%20metode%20Ummi%20%20%E2%80%93%20Ummi% 20Malang.htm. Di akses pada 26 Desember 2016.


(35)

25

berkualitas. Buku belajar mudah baca Al Qur’an Metode Ummi

didesain mudah dipelajari dan diajarkan dengan pembelajaran yang menyenangkan.

Buku panduan metode Ummi terdiri dari 9 buku panduan yang

terdiri dari pra-TK, jilid 1-6, ghorib dan tajwid. Setiap buku terdapat pokok bahasan, latihan/pemahaman dan keterampilan yang berbeda. dan didalam setiap jilid mempunyai pokok bahasan yang berbeda, adapun pokok bahasannya yaitu:

a. Jilid 1 pengenalan huruf tunggal (hijaiyah)

b. Jilid 2 pengenalan harokat kasroh dan dlommah, fathatain.

c. Jilid 3 pengenalan tanda baca panjang

d. Jilid 4 pengenalan huruf yang disukun ditekan membacanya

(Lam, Tsa’, Syin), pengenalan tanda tasydid / syiddah ditekan

membacanya, membedakan cara membaca huruf-huruf.

e. Jilid 5 pengenalan cara membaca waqof /mewaqofkan,

pengenalan bacaan ghunnah/dengung, pengenalan bacaan

ikhfa’/samar, pengenalan bacaan idghom bighunnah, pengenalan

bacaan iqlab, pengenalan cara membaca lafadz Allah

(tafhim/tarqiq).

f. Pengenalan bacaan qolqolah (mantul), pengenalan bacaan

idghom bila ghunnah, pengenalan bacaan idzhar (jelas) pengenalan tanda-tanda waqaf atau wasal.


(36)

26

g. Ghorib : Pengenalan bacaan-bacaan ghorib/musylikat

dalam Al-Qur’an, pengenalan bacaan hati-hati ketika membacanya

di dalam Al-Qur’an.2

h. Tajwid : hukum nun sukun atau tanwin, ghunnah (nun dan

mim bertasydid), hokum mim sukun, macam-macam id-ghom,

hukum lafadz Alloh, Qalqolah, Idz-har wajib, hokum ro’, hokum

lam ta’rif (Al), macam mad (Mad Thobi’i Dan Mad Far’i).3

Perbedaan antara metode baca al-Qur’an Ummi dan metode baca al

-Qur’an Ummi yakni metode Ummi Metode Ummi adalah metode

pembelajaran al-Qur’an yang mudah (memberikan metodologi

pembelajaran yang mudah dipahami), menyenangkan (penyampaian materi disampaikan dalam suasana yang menyenangkan) dan menyentuh hati (sentuhan hati yang dilandasi keikhlasan dan hanya mengharap ridlo ilahi). Yang menjadi keunggulan metode ini lebih

tepatnya tidak hanya di ajarkan tentang cara membaca al-Qur’an yang

baik dan benar, tetapi juga cara mengamalkannya. Sedangkan metode

baca al-Qur’an yang lain lebih banyak mengajarkan cara membaca

al-Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid.

2. Sejarah Terbentuknya Metode Ummi

Metode ummi adalah sebuah metode yang di gunakan dalam

pembelajaran membaca Al-Qur’an. Metode ini di ciptakan pada

2

Masruri, Ahmad Yusuf, Buku Pelajaran Ghoroibul Qur’an, (Sidoarjo: Konsorsium Pendidikan Islam, 2007), cet.ke-1.

3

Masruri, Ahmad Yusuf, Buku Pelajaran Tajwid Dasar, (Sidoarjo: Konsorsium Pendidikan Islam, 2007), cet.ke-1


(37)

27

tahun 2007 yang di dirikan oleh KPI (kwalita pendidikan indonesia) yang di pelopori oleh A. Yusuf MS, Muzammil MS, Nurul h, Samidi dan Masruri yang di latar belakangi oleh kesadaran dan kebutuhan

masyarakat untuk belajar membaca Al-Qur’an semakin meningkat,

karena program dan metode pengajaran Al-Qur’an yang ada belum

menjangkau seluruh segmen masyarakat. 4

Metode ummi ini di maksudkan untuk fastabiq al-khairat

dalam pendidikan islam dan adanya metode ummi di ilhami dari

metode-metode pengajaran membaca Al-Qur’an yang sudah tersebar di

masyarakat, khususnya dari metode yang telah sukses mengantarkan

banyak anak bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil.

Ada tiga motto metode ummi dan setiap guru pengajar

Al-Qur’an metode ummi hendaknya memegang teguh 3 motto ini yaitu:

a. Mudah yaitu, metode ummi di desain untuk mudah di pelajari

bagi siswa, mudah di ajarkan bagi guru dan mudah di implementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal maupun non formal.

b. Menyenangkan yaitu, metode ummi di laksanakan melalui

proses pembelajaran yang menarik dan menggunakan pendekatan yang menggembirakan sehingga menghapus kesan tertekan dan

rasa takut dalam belajar Al-Qur’an.

4 Yuni Fatmasari, “

Efektifitas Pembelajaran Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan Hafalan Surat Pendek Pada Siswa Kelas II SD Taquma Surabaya”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Surabaya: Perpustakaan UINSA, 2014), h. 22.


(38)

28

c. Menyentuh hati yaitu, para guru yang mengajarkan metode

ummi tidak sekedar memberikan pembelajaran Al-Qur’an secara

material teoritik, tetapi juga menyampaikan substansi

akhlak-akhlak Al- Qur’an yang di implementasikan dalam sikap-sikap

pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa metode ummi memang cocok di gunakan bagi yang masih pemula maupun

yang sudah mahir dalam membaca al-Qur’an, dalam metode tersebut

tidak hanya mempelajari cara membaca al-Qur’an tetapi juga di

ajarkan bagaimana menerapkan sikap-sikap kita sehari-hari yang

sesuai dengan akhlak mahmudah yang di jelaskan di dalam al-Qur’an.

Pendekatan yang di gunakan dalam Al-Qur’an metode

ummi adalah pendekatan bahasa ibu ada tiga unsur yaitu:

a. Direct method (langsung tidak banyak penjelasan), yaitu langsung di baca tanpa di eja/di urai atau tidak banyak

penjelasan.5

b. Repeatition (di ulang-ulang), bacaan al-qur’an akan semakin kelihatan keindahan, kekuatan dan kemudahannya ketika

kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam al-qur’an.

c. Kasih sayang yang tulus, kekuatan cinta, kasih sayang yang

tulus, dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang guru yang

5

Dari Artikel dalam Internet: Asep Mulyawan, Metode Ummi, lihat di http://thi.or.id/sdit/home/readmore/44/metode-ummi, di akses pasa 27 Desember 2016.


(39)

29

mengajar al- qur’an jika ingin sukses hendaknya meneladani

seorang ibu agar guru juga dapat menyentuh hati siswa mereka.

3. Tata Cara Pengajaran al-Qur’an Model Ummi.

a. Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa

yang juga dalam keadaan duduk rapi.

b. Membaca surat al-Fatihah bersama-sama (dari ta’awwudz).

c. Dilanjutkan doa untuk kedua orang tua dan doa Nabi Musa.

d. Dilanjutkan dengan doa awal pelajaran secara terputus-putus dan

siswa

e. Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendekyang sudah

ditentukan oleh sekolah.

f. Mengulang kembali peelajaran yang lalu.

g. Penanaman konsep secara baik dan benar.

h. Pemahaman konsep.

i. Berikan tugas-tugas rumah sesuai dengan kebutuhan.

j. Doa akhir pelajaran.6

Berdasarkan uraian tentang pengertian metode Ummi, sejarah berdirinya metode Ummi, dan pendekatan metode Ummi yang

digunakan dalam mempelajari al-Qur’an, bahwasanya metode Ummi

lebih cocok di gunakan dalam mempelajari al-Qur’an. Metode Ummi

ini didasarkan atas kebutuhan pembelajaran Al Qur’an yang bermutu, penjaminan kualitas guru serta supporting system yang lebih baik dalam

6

Muzammil, Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi Angkatan XVIII tanggal 1-2 dan 8-9 November 2016


(40)

30

menghadapi perubahan dimasyarakat. Sebagai Acuan pokok Metode Ummi ini menggunakan mulai dari bukau dasar sampai murottal al-Qur’an, adapun pengajar metode Ummi harus memiliki standar yang telah tersertifikasi, metode Ummi juga mempunyai sistem yang berbasis pada mutu, mulai dari tingkatan yang tidak lancar sampai tahap ahli. B. Tinjauan Teoritik Tentang Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Secara etimologis, minat minat dapat diartikan sebagai dorongan atau dalam bahsa inggrisnya motive, berasal dari kata motion berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak juga perbuatan atau tingkah laku, sebenarnya merupakan istilah yang lebih umum, yang lebih menunjukan pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dari dalam individu, tingkah laku

yang ditumbuhkan dan tujuan akhir dari gerakan atau berbuatan.7

Menurut M.C Donald 1959 merumuskan, bahwa minat adalah suatu perubahan energy dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada 3 unsur yang saling berkaitan :

1) Minat dimulai dari perubahan energy dalam pribadi

2) Minat ditandai dengan timbulnya perasaan mula-mula berupa

tegangan psikologi, baru berupa suasana emosi, suasana emosi

7


(41)

31

menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perbuatan ini bisa diamati dengan perbuatanya.

3) Minat bisa ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Pribadi yang terdorongan memberikan respon kearah tujuan

tertentu.8

Berdasarkan uraian di atas, bahwa minat itu bisa muncul ketika ada ketertarikan dari sesuatu yang memotivasinya. Jadi ketika ingin membuat seseorang berminat atau merespon terhadap sesuatu maka kita harus bisa bagaimana cara kita memotivasi dengan cara memberi umpan yang tepat agar tepat sasaran.

2. Fungsi Minat Balajar

Minat merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar serta bertujuan meningkatkan tujuan hasil belajar. S. Nasution, bahwa minat itu mempunyai tiga fungsi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energy

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai

c. Menyeleksi sebuah peruatan yakni menentukan

perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai

8


(42)

32

tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.9

Sedangkan menurut Direktorat pembinaan perguruan tinggi agama Islam bahwa minat mempunyai fungsi antara lain :

a. Member semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat

dan siaga

b. Memusatkan perhatian kepada anak pada tugas-tugas tertentu yang

berhuungan denngan tujuan belajar

c. Membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan berhasil jangka

pendek dan hasil jangka panjang.

Minat juga dapat berfungsi sebagai pendorong dan usaha prestasi, seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya minat, adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukakan hasil yang baik, intensitas minat seseorang siswa akan sangat menentukan agi pencapean prestasi belajar.10

Bagi seseorang guru harus berusaha agar siswi memiliki minat intrinsik yakni dorongan untuk berusaha yang terdapat atau berasal dari dalam diri sendiri, sehingga ia berbuat untuk memenuhi kebutuhan itu, maka salah satu untuk memberikan minat belajar adalah memberikan kesempatan pada siswi untuk memilih kegiatan secara kooperatif sesuai dengan keinginannya.

9

S. Nasution, Didaktik Asa-Asas Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h. 76-77

10

Dari Artikel dalam Internet: Meiske Katampuge, Fungsi Minat dalam Belajar, lihat di file:///D:/minat%20belajar/Fungsi%20minat%20dalam%20belajar%20_%20meiske%20katampug e.htm. Diakses pada 27 Desember 2016.


(43)

33

Guru harus selalu memberikan minat belajar kepada siswi, maksutnya bahwa guru harus dapat menciptakan situasi yang merangsang dan menantang siswi untuk belajar. Diantara hal yang dapat mendorong minat siswi belajar adalah salah satunya dengan memberikan hadiah berupa pujian, sanjungan, benda, uang dan lain sebagainya. Dan minat juga berguna untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan yang baru, sebab setiap siswi dating kekelas dengan latar belakang yang berbeda, dengan huungan yang seperti ini siswi tidak akan mengalami tentang belajar dan memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan

tujuan pencapaian belajar.11

Dengan melihat uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi minat belajar adalah untuk menumbuhkan semangat pada seorang siswi terhadap kegiatan belajar sehingga dengan adanya minat, belajar tersebut siswi akan lebih giatdalam belajar untuk menemukan dalam hasil belajarnya serta tercapai arah tujuan yang diinginkan.

3. Bentuk-Bentuk Minat Belajar

Didalam pelaksaan proses belajar diperlukan dorongan untuk membangkitkan minat dari guru atau dari orang tua dengan menggunakan beragai strategi, dimana minat belajar tersebut ditujukan sebagai penunjang keberhasilan peserta didik, berhasil atau tidaknya belajar itu pada dasarnya ditentukan oleh besar tidaknya minat yang

11


(44)

34

dimunculkan diberikan oleh murid dengan bantuan strategi yang baik hususnya strategi memperjelas pelajaran tersebut.

Semakin banyak dorongan yang diberikan oleh guru kepada siswi maka kemampuan belajarnya semakin meningkat, sebaliknya semakin jarang guru memberikan dorongan semakin lemah pulah semangat belajarnya.

Sehubugan hal di atas, maka bermacam-macam dorongan yang diberikan oleh guru akan memperoleh hasil yang baik dalam belajar, untuk itu peru adanya pemupukan yang harus dilakukan oleh guru atau orang tua dengan memberikan bantuan yang cemerlang misalnya menyediakan bahan bacaan yang menunjang untuk kegiatan belajar.

Menurut pendapat Sardiman AM. yang mengatakan bahwa kalau berbicara masalah dorongan atau jenis serta macamnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, dengan demikian dorongan atau motif

yang aktif itu sangat berfariasi12

a. Dorongan dilihat dari dasar pentukannya

1) Motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang di bawah sejak kecil. Jadi motif itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya dorongan untuk makan, minum, bekerja, istirahat dn lain-lain.

2) Motif yang dipelajari

12


(45)

35

Motif yang dipelajari, maksudnya adalah motif yang timul karena dipelajari sebagai contoh dorongan untuk belajar ilmu pengetahua, dorongan untuk mengajar suatu masyarakat dan lain-lain

b. Jenis dorongan menurut pembagian dari worth dan marqis

1) Motif atau bantuan organis meliputi : kebutuhan makan,

minum, bernafas dan lain-lain

2) Motif-motif darurat yang termasuk dalam jenis ini antara lain,

dorongan untuk menyelamatkandiri, dorongan untuk

membelas, untuk memburuh, untuk berusaha jelasnya motif ini ditimbulkan karena rangsangan dari luar.

3) Moti-motif objektif, dalam hal ini kebutuhan untuk

bereksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif-motif ini muncul karena menghadapi dunia luar yang efektif

c. Motivasi Jasmaniyah dan Rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniyah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniyah seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termsuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat moment


(46)

36

1) Moment timbul alasan

Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olahraga untuk menghadapi suatu porseni di sekolahannya. Tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seorang tamu untuk membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan suatu kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.

2) Momen pilih

Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan diantara alternatif atau alasan-alasan itu, kemudian seorang menimbang-nimbang dari berbagai alternatif yang akan dikerjakan.

3) Momen putusan

Dalam persaingan berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.

4) Momen terbentuknya kemauan

Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan timbullah dorong pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.


(47)

37

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, jadi

sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan

perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar, dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu dan membaca

komik sebab tidak serasi dengan tujuan.13

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Mulyadi dalam bukunya ”Psikologi pendidikan” mengungkapkan pendapat De Cocco tentang masalah motivasi yang dihadapi guru dalam rangka menghadapi

13


(48)

38

situasi dan memelihara suasana belajar yaitu ada empat macam fungsi motivasi, yakni:

1) Fungsi Penggugahan (Arousal Function)

Maksudnya adalah belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada penggugah atau minta secara emosional yang telah ada pada diri siswa. Setelah siswa tergugah minatnya maka tugas guru selanjutnya adalah mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat dalam suasana belajar.

2) Fungsi Penggarapan (Expectancy Function)

Artinya jika ada dorongan belajar belum muncul pada diri siswa dan pada dirinya ditetapkan segenggam harapan untuk

memahami, memiliki dan juga menguasai kecakapan,

keterampilan dan juga pengetahuan setelah menyelesaikan tugas belajar.

3) Fungsi Pengajaran (Incentive Function)

Untuk mendorong siswa belajar secara optimal, guru perlu memberi ganjaran ataupun hadiah yang setimpal dengan usaha siswa dalam mencapai apa yang diinginkan siswa yang merasa mudah dapat memecahkan dan juga menyelesaikan personal yang dihadapinya akan menjadi puas dan kepuasan itu membentuk semacam ”Reward” bagi dirinya.


(49)

39

Agar belajar berjalan secara optimal diperlukan adanya pengaturan tingkah laku secara optimal dan juga relevan dengan keadaan siswa. Guru wajib menanamkan disiplin pada diri siswa agar senantiasa mereka berada dalam situasi belajar.

Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Motivasi:

a. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik adalah:

1) Adanya kebutuhan

Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya anak ingin mengetahui isi cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui isi tersebut menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hak ini menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya pengetahuan sendiri tentang kemajuannya, maka motivasi

tersebut akan timbul.14

3) Adanya inspirasi atau cita-cita

Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal ini tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak kecil belum mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia

14


(50)

40

seseorang semakin jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui jati dirinya dan juga cita-citanya yang ingin dicapainya.

b. Hal-hal yang menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:

1) Ganjaran

Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran merupakan alat pendidikan represif dan positif. Ganjaran adalah juga merupakan alat motivasi yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.

2) Hukuman

Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman yang dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

3) Persaingan

Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai sifat insentif yang penting dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan dalam suasana yang fair, maka hal ini akan merupakan motivasi dalam ”academic achievement” itu sendiri dan jika persaingan itu dijalankan dengan insentif, maka murid yang terbelakang akan mengundurkan diri dan juga putus asa, murid yang tergolong sedang maka hal ini akan menimbulkan ketegangan emosional, kekhawatiran ataupun sikap acuh. Untuk murid yang termasuk pandai maka persaingan yang insentif akan menimbulkan optimis


(51)

41

terhadap kemampuan mereka yang sering kali menimbulkan keseimbangan.

C. Pengaruh Metode ummi Terhadap Minat Belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya)

Pada umumnya minat dalam belajar itu sangatlah penting, karena belajar tanpa adanya minat maka tingkat kefahaman seorang murid sangatlah rendah. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran yang di ajarkan.

Minat adalah suatu perubahan energy dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. minat itu bisa muncul ketika ada ketertarikan dari sesuatu yang memotivasinya.

Jadi ketika ingin membuat seseorang berminat atau merespon terhadap sesuatu maka kita harus bisa bagaimana cara kita memotivasi dengan cara memberi umpan yang tepat agar tepat sasaran. Begitu juga dengan belajar, belajar adalah perunahan tingkah laku, perubahan dari yang tidah tahu menjadi tahu. Akan tetapi belajar juga harus disertai dengan minat, karena minat dalam belajar adalah hal yang sangat penting, agar seseorang dapat cepat memahami segala sesuatu yang di ajarkan. Minat bisa di bangun dengan memberikan motivasi, baik dengan bercerita, dan ain sebagainya.

Metode Ummi adalah sebuah metode baca al-Qur’an yang dapat


(52)

42

cepat dan berkualitas. Buku belajar mudah baca Al Qur’an Metode Ummi didesain mudah dipelajari dan diajarkan dengan pembelajaran yang menyenangkan.

Adapun pembahasan pengaruh metode baca al-Qur’an Ummi dalam

kajian teori ini, setelah beberapa tinjauan teori telah dipaparkan sebelumnya, bahwasanya metode Ummi ini sangat cocok digunakan untuk semua orang, dari tingkatan anak-anak sampai orang dewasa, karena di dalam metode Ummi ini sistem pembelajarannya sudah di desain dengan sangat bagus, sehingga di dalam pembelajarannya tidak akan monoton, maupun bosan, metode ini juga cocok sekali digunakan oleh para mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah

Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa metode Ummi sangat berpengaruh terhadap minat belajar mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, karena metode ini sangat cocok untuk jenjang pendidikan apapun.

D. Hipotesis

Hipotesis dari kajian teoritik tentang metode Ummi, minat belajar, dan motivasi belajar, bahwasanya jawaban sementara dari data yang terkumpul yaitu tinjauan teoritik tentang metode Ummi, minat belajar, dan motivasi belajar, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode Ummi dapat

mempengaruhi minat belajar al-Qur’an Mahasiswi pondok pesantren an


(53)

43

Hal ini karena metode Ummi berbeda dengan metode belajar al-Qur’an yang lain yang sekedar di ajarkan bagaimana cara baca al-Quran yang baik dan benar, di dalam metode Ummi tidak hanya di ajarkan

bagaimana cara baca tulis al-Qur’an yang baik dan benar, tetapi juga di

ajarkan menerapkan sikap-sikap kita sehari-hari yang sesuai dengan

akhlak mahmudah yang di jelaskan di dalam al-Qur’an. Di dalam metode

Ummi ini ada tiga hal yang mendorong Ummi Foundation (Metode Ummi) berupaya memberikan kontribusi yang maksimal melalui cara pembelajaran Al Quran yang mudah, cepat dan bermutu.kekuatan mutu yang dibangun Ummi Foundation ada tiga : Metode yang baik, guru yang handal, dan sistem yang kokoh oleh karena itu dengan menggunakan metode Ummi ini lebih cocok di gunakan oleh Mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa

metode Ummi berpengaruh terhadap minat belajar al-Qur’an Mahasiswi


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.dan dapat diartikan juga sebagai

upaya dalam memecahkan suatu masalah untuk menemukan kebenaran46

Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan objek yang sedang diteliti, baik berupa manusia, peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi pada lingkungan yang diteliti. Hal ini merupakan variabel yang diperlukan dalam rangka penelitian yang akan dilakukan penulis, metode penelitian yang penulis terapkan dalam penelitian ini meliputi.

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya, selain data yang berupa angka dalam penelitian kuantitatif, dalam

penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.47 Model

penelitian kuantitatif sebagai metodologi merupakan prosedur penilaian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Tujuan utama penelitian deskriptif

46

Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 24.

47


(55)

45

adalah memberikan gambaran yang jelas tentang fenomena yang sedang diselidiki.48

Rancangan adalah sesuatu yang telah di program, di susun, dan di

rancang. Sedangkan penelitian merupakan suatu usaha untuk

mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah. Selain itu juga dimaknakan sebagai suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat dari pada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru

dalam mengembangkan metode-metode baru.49

Jadi rancangan penelitian adalah strategi yang mengatur latar penelitain agar peneliti memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesa agar memperoleh data yang valid, sesuai dengan

karakteristik variabel dan tujuan penelitian. 50 Penjelasan mengenai

rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimen.

Adapun jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan

teknik regresi linier sederhana51

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

48

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 274

49

Trianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), 11.

50

Tim penyusun pedoman penulisan skripsi program S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA 2016, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Surabaya:Tarbiyah, 2016) h. 11.

51

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 56.


(56)

46

Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah, atau dengan pengertian lain suatu hal yang dianggap atau diketahui. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

1) Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai

dengan angka secara langsung.52 Data kualitatif digunakan

untuk mengetahui sejarah berdiriya objek penelitian, letak geografis objek penelitian, struktur organisasi, keadaan pendidik, keadaan mahasiswi, keadaan sarana dan prasarana objek penelitian dan proses pelaksanaan metode Ummi mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya

2) Data Kuantitatif

Yaitu data yang dapat diukur atau dihitung langsung karena berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk mengetahui tentang Jumlah pendidik, pegawai dan peserta didik di pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya dan hasil angket pengaruh metode Ummi terhadap minat

belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok pesantren an

-Nuriyah di Wonocolo Surabaya.

52


(57)

47

b. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu: 1) Library Research

Yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari landasan teori dari permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku dan lain-lain

2) Field Research

Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti.53 Adapun data ini meliputi dua macam,

yaitu:

a) Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya yang kemudian dijadikan sebagai bahan utama

penelitian.54 Adapun data yang diambil adalah memperoleh

informasi dari Guru/ustadz, Kepala pondok, Wali Santri, dan Mahasiswi. Data ini diperoleh melalui wawancara langsung dari sumber data.

53

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980), 66.

54

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kualitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 308.


(58)

48

b) Data Sekunder

Adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya dari laporan-laporan, dokumentasi, buku-buku dan sebagainya. Data sekunder ini bersifat penunjang

dan melengkapi data primer.55

2. Rancangan Penelitian

Tahapan-tahapan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahap pertama, peneliti mencari data dengan wawancara dan

observasi tentang pengembangan metode Ummi terhadap minat

belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di

Wonocolo Surabaya

b. Setelah mengetahui bagaimana pengembangan metode Ummi

terhadap minat belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok

pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya, peneliti memberikan angket tentang motivasi yang menumbuhkan minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya.

B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian 1.Variabel

Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata ”vary” dan ”able” yang berarti ”berubah” dan ”bisa”. Jadi kata variabel bisa berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu

55

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), 309.


(59)

49

berubah-ubah. Nilai itu bisa kuantitatif (terukur atau terhitung dan dinyatakan dalam angka) juga bisa kualitatif. Ukuran suatu variabel

tidak lain adalah jumlah dan derajat atribut.56 Memahami variabel dan

kemampuan menganalisa atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap penelitian. Memecah variabel menjadi sub variabel itu juga disebut kategorisasi yakni memecah variabel kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini dapat

diartikan sebagai indikator variabel.57 Dalam penelitian ini ada dua

variabel yaitu:

1) Variabel Bebas (Independent Variable)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).58

Dalam penulisan ini variabel bebasnya adalah Metode Ummi yang diberi notasi (simbol) X.

2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. 59 Dalam penulisan ini

variabel terikatnya adalah minat belajar al-Qur’an Kasus

Mahasiswi Pondok Pesantren Mahasiswi Annuriyah Wonocolo Surabaya yang diberi simbol Y.

56

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 38

57

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 95

58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 4.

59


(60)

50

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Untuk dapat dikatakan instrument penelitian yang baik, paling tidak memenuhi lima kriteria, yaitu:

validitas, reliabilitas, sensitivitas, objektivitas dan fasibilitas.60

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat untuk pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa, sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Angket minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren

an-Nuriyah. Angket ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan kasus yang memenuhi

60

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarata:Kencana, 2014) h. 46


(61)

51

syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.61

Yang mana jumlah populasi dari seluruh mahasiswi di Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, sebanyak 400 mahasiswi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh,

atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.62

Suharsimi Arikunto dalam bukunya tentang Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktek, memberikan petunjuk sebagai

berikut: ”Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari seratus, maka

dapat diambil antara 10 % -15 % atau 20 % - 25 % atau lebih”.63Data

yang diperoleh dari subjek penelitian ini bersifat kuantitatif. Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil subyek pokok dalam penelitian 10% dari 400 mahasiswi santri an-Nuriyah yaitu 40 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam penelitian harus menggunakan metode atau teknik yang tepat dan dapat menunjang

61

Mardalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 53.

62

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 131-133.

63


(62)

52

penelitian tersebut. Adapun metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.64 Dengan adanya

metode observasi ini hasil yang diperoleh peneliti lebih jelas dan terarah sesuai dengan tujuan.

Agar diperoleh pengamatan yang jelas untuk menghindari

kesalah pahaman dengan obyek, maka penulis mengamati dan mencatat secara langsung untuk mengetahui pengaruh metode Ummi

terhadap minat belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok pesantren

an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya.

2. Metode Wawancara (Interview)

Interview adalah segala kegiatan menghimpun data dengan

jalan melakukan tanya jawab lisan secara bertatap muka (face to face) dengan siapa saja yang diperlukan atau dikehendaki. Adapun wawancara yang penulis gunakan adalah terlebih dahulu menyiapkan pokok pertanyaan yang akan digunakan.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, Absensi, prasasti, majalah, agenda, dokumen, transkip, peraturan-peraturan

64


(63)

53

dan lain-lain.65 Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang

minat belajar al Quran dan gambaran umum obyek penelitian.

4. Metode angket

Angket adalah kumpulan dari berbagai pertanyaan yang

diajukan secara tertulis kepada seseorang atau responden dan cara

menjawabnya juga dilakukan secara tertulis. 66 Instrumen ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana pengaruh

metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an kasus mahasiswi

pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya. E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara untuk menganalisa data dalam penelitian yang dilakukan untuk menjawab persoaln-persoalan menguji hipotesis. Dalam hal ini menganalisa data metode Ummi sebagai

variabel bebas (X) dan untuk mengetahui minat belajar al-Qur’an

mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya sebagai variabel terikat (Y).

Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian

dan mencapai tujuan akhir penelitian.67

65

Suharsimi Arikunto, Prosedur, 107.

66

Ibid, Suharsimi h. 135.

67


(64)

54

Pada dasarnya analisis adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu

hipotesa.68

Dalam analisis data mencakup banyak kegiatan, yakni

mengkategorikan data, mengatur data, menjumlahkan data, yang diarahkan untuk memperoleh jawaban dari problem penelitian.

Dalam skripsi ini tahap-tahap penganalisisan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dan kedua, yakni

tentang penerapan metode baca al-Qur’an Ummi di podnok

pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya menggunakan teknik analisis prosentase. Data yang telah berhasil dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan prosentase/ frekuensi relatif dengan rumus :

P = x 100% Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi).69

68

Ibid., Joko Subagyo, h. 106.

69


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

114

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2001)

Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarata:Kencana, 2014)

Slameto, Belajar dan faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2013)

Sobur Alex, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung : Pustaka Setia, 2003)

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009)

Sugiono, Statistik untuk Penelian, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007)

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitan (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005)

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980)

Tim penyusun pedoman penulisan skripsi program S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA 2016, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Surabaya:Tarbiyah, 2016)

Trianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011) W. Al-Hafidz Ahsin, Kamus Ilmu Al-qur’an (Wonosobo: Amzah, 2005)


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

115


(3)

108

DAFTAR PUSTAKA

AM Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996).

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Dari Artikel dalam Internet : pengertian dan janis motivasi, pengertian ahli, file:///D:/pengertin%20motivasi/Pengertian%20Motivasi%20Menurut%20 para%20Ahli%20_%20Pengertian%20Ahli.htm diakses tanggal 1 desember 2016.

Dari Artikel dalam Internet : pengertian motivasi,

file:///D:/pengertin%20motivasi/Pengertian%20Motivasi%20dan%20Jenis -Jenis%20Motivasi.htm, diakses tanggal 1 desember 2016.

Dari Artikel dalam Internet: Asep Mulyawan, Metode Ummi, lihat di http://thi.or.id/sdit/home/readmore/44/metode-ummi, di akses pasa 27 Desember 2016.

Dari Artikel dalam Internet: Meiske Katampuge, Fungsi Minat dalam Belajar,

lihat di

file:///D:/minat%20belajar/Fungsi%20minat%20dalam%20belajar%20_% 20meiske%20katampuge.htm. Diakses pada 27 Desember 2016.

Dari Artikel dalam Internet: Ummi Malang. Membangun Generasi Qur’ani. Lihat difile:///D:/seputar%20ummi/Apa%20itu%20metode%20Ummi%20%20% E2%80%93%20Ummi%20Malang.htm. Di akses pada 26 Desember 2016.


(4)

109

Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit J-Art, 2005).

Fatmasari Yuni, “Efektifitas Pembelajaran Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan Hafalan Surat Pendek Pada Siswa Kelas II SD Taquma

Surabaya”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Surabaya: Perpustakaan UINSA,

2014)

Hadi Sutrisno, Metode Research Jilid 2 (Yogyakarta: Andi Offset, 1990) Hadi Sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980)

Hajar Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Kualitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)

Hamalik Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003) http://www.ruhamaku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=20

7:metodeummi&catid=69:belajar-quran&Itemid=148, diakses tanggal 5 Desember 2016 jam 12.03 WIB.

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kualitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)

Khodijah Nyayu, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2014)

M. Moeliono Anton, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005)

Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)


(5)

110

Masruri, Ahmad Yusuf, Buku Pelajaran Ghoroibul Qur’an, (Sidoarjo: Konsorsium

Masruri, Ahmad Yusuf, Buku Pelajaran Tajwid Dasar cet.ke-1 , (Sidoarjo: Konsorsium Pendidikan Islam, 2007)

Masruri, Ahmad Yusuf, Metode Praktis Belajar Membaca A-Qur’an cet. Ke-1, jilid 1 (Sidoarjo: Konsorsium Pendidikan Islam, 2007)

MS Muzammil, Pengajar Metode Ummi dan Penulis Metode Ummi Surabaya, Wawancara Pribadi, Surabaya, 25 Februari 2017 jam 20.35 WIB.

Muhid Abdul, Analisis Statistik (5 langkah praktis analisis statistik dengan SPSS for windows), (Sidoarjo: Zifatama Publishing, 2012), h. 127.

Musyafa’ah Nihayatin, Santri Ponpes. an-Nuriyah Surabaya, Wawancara Pribadi, Surabaya, 3 Maret 2017 Jam 08.45 WIB.

Muzammil, Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi Angkatan XVIII tanggal 1-2 dan 8-9 November 2016

Pendidikan Islam, 2007)

Qibtiyah Mariatul, Santri Ponpes. an-Nuriyah Surabaya, Wawancara Pribadi, Surabaya, 1 Maret 2017 Jam 10.45 WIB.

S. Nasution, Didaktik Asa-Asas Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995)

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2001)


(6)

111

Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarata:Kencana, 2014)

Slameto, Belajar dan faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2013)

Sobur Alex, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung : Pustaka Setia, 2003)

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009)

Sugiono, Statistik untuk Penelian, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007)

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitan (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005)

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980)

Tim penyusun pedoman penulisan skripsi program S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA 2016, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Surabaya:Tarbiyah, 2016)

Trianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011) W. Al-Hafidz Ahsin, Kamus Ilmu Al-qur’an (Wonosobo: Amzah, 2005) Wijaya Wina, Strategi Pembelajaran, (Prenada Media Group, TT).


Dokumen yang terkait

Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan Occlusion Feature Index (OFI) pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Qodiri dan Pondok Pesantren An-Nuriyah; Shovia Vela Sita, 06161010101

0 4 17

GAMBARAN KEBUTUHAN PERAWATAN MALOKLUSI BERDASARKAN OCCLUSION FEATURE INDEX PESANTREN AL-QODIRI DAN PONDOK PESANTREN AN-NURIYAH (Penelitian Observasional)

1 13 17

Perspektif Alumni Terhadap Metode Pembelajaran Tradisioanal di Pondok Pesantren Al-Qur'an Assanusiah

0 11 93

Efektivitas kegiatan anjangsana dalam pembentukan kecerdasan emosional santriwati di Yayasan Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah Surabaya.

9 69 114

Manajemen sumber daya manusia Yayasan Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah Surabaya : studi tentang partisipasi pengurus.

0 2 113

Implementasi metode menghafal al Qur'an dalam mewujudkan kualitas hafalan al Qur'an: studi komparasi di pondok pesantren tahfiz al Qur’an Shohihuddin Surabaya dan pondok pesantren modern al Azhar Gresik.

10 30 149

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN AN-NURIYAH SURABAYA.

0 1 127

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN LABEL HALAL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOSMETIKA WARDAH DI YAYASAN PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NURIYAH SURABAYA.

3 10 104

PERAN KONSELING SEBAYA DALAM PENYESUAIAN DIRI REMAJA AKHIR : STUDI KASUS SANTRIWATI BARU DI YAYASAN PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NURIYAH WONOCOLO SURABAYA TAHUN 2014.

0 1 150

Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran Alquran pada Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mahfudz Seblak Jombang

0 0 16