PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS V MI. RIYADLUL ULUM JENGGOT KREMBUNG SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2014-2015.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DENGAN MODEL EXAMPLES

NON EXAMPLES KELAS V MI. RIYADLUL ULUM JENGGOT

KREMBUNG SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2014-2015

SKRIPSI

Oleh:

A. MUJIB AMRULLOH

NIM. D57211090

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PGMI

JUNI 2015


(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DENGAN MODEL

EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS V MI. RIYADLUL ULUM

JENGGOT KREMBUNG SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2014-2015

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

A. MUJIB AMRULLOH

NIM. D57211090

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PGMI

JUNI 2015


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: A. Mujib Amrulloh

NIM

: D57211090

Jurusan/Program Studi Fakultas : PGMI/Tarbiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang saya tulis

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan

pengambil-alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Surabaya, 30 Juni 2015

Yang membuat pernyataan


(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PTK oleh:

Nama

: A. Mujib Amrulloh

NIM

: D57211090

Judul

: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DENGAN MODEL

EXAMPLES NON EXAMPLES

KELAS V MI. RIYADLUL ULUM

JENGGOT KREMBUNG SIDOARJO TAHUN PELAJARAN

2014-2015

ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 30 Juni 2015

Pembimbing

Taufik, M.Pd.I


(5)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Laporan oleh A. Mujib Amrulloh ini telah dipertahankan di

Depan Tim Penguji

Surabaya, 31 Juli 2015

Mengesahkan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dekan,

Prof, Dr.H. Ali Mudlofir,M.Ag

NIP.196311161989031003

Penguji I,

Dr. H. Saiful Jazil,M.Ag

NIP.

Penguji II,

Sulthon Mas’ud,M.Pd.I

NIP.19730910200711017

Penguji III,

Taufik,M.Pd.I


(6)

ABSTRAK

A. Mujib Amrulloh

, 2015. Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model

Examples Non Examples

Kelas V MI. Riyadlul Ulum

Jenggot Krembung Sidoarjo Tahun Pelajaran

2014-2015

Dosen Pembimbing : Taufik, M.Pd.I

Kata Kunci

:

menulis teks berita, example non example

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di MI. Riyadlul Ulum pada mata

pelajaran bahasa Indonesia Tahun Pelajaran sebelumnya diketahui bahwa

kemampuan menulis siswa masih rendah. Siswa merasa kesulitan untuk menulis

pokok-pokok dan menyimpulkan berita secara runtut dalam bentuk teks berita.

Kenyataan tersebut bila terus berlanjut akan membawa dampak kurang baik bagi

proses pembelajaran, guru, siswa, sekolah, maupun kemajuan pendidikan pada

umumnya.

Model Pembelajaran

Examples non Examples

dipandang sebagai bentuk

tindakan yang relevan untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran di atas. Dengan

menawarkan contoh gambar sebagai model pembelajaran yang dapat menggiatkan

minat siswa untuk menulis teks berita melalui diskusi kelompok. Model

pembelajaran ini memang sesuai dengan jiwa kurikulum sekarang yang menuntut

siswa lebih aktif dan kreatif.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, masalah yang ingin

dipecahkan dalam penelitian ini adalah:1). Bagaimanakah penerapan Model

Examples non Examples

dalam pembelajaran menulis teks berita mata pelajaran

bahasa Indonesia dengan Siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran

2014/2015?, 2). Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan Model

Examples non Examples

Siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Example non

Example dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis pokok-pokok

teks berita siswa kelas V MI. Riyadlul Ulum. Telah terjadi peningkatan hasil yang

cukup signifikan dari hanya 16 orang siswa (61,54%) yang mengalami ketuntasan

pada siklus I, menjadi 26 orang siswa (100%) pada siklus II. Peningkatan hasil

pembelajaran menulis teks berita yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 38,46%

(10 orang siswa), sehingga pada siklus II target ketuntasan belajar 85% dari jumlah

siswa secara keseluruhan sudah tercapai.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

i

HALAMAN JUDUL ...

ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...

iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

v

ABSTRAK ...

vi

KATA PENGANTAR ...

vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ...

3

C. Tujuan Penelitian ...

3

D. Manfaat Penelitian ...

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjuan Pustaka ...

5

B. Kerangka Teori ...

6

C. Hakikat Menulis ...

6

D. Model Examples non Examples ...

8

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian ...

13

B. Waktu Penelitian ...

13

C. Desain Penelitian ...

14


(8)

2. Perencanaan Tindakan ...

17

3. Pelaksanaan Tindakan ...

19

4. Observasi Tindakan ...

22

5. Refleksi Tindakan ... 22

D. Pengumpulan Data ...

23

E. Analisis Data...

24

F. Indikator keberhasilan ...

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I...

29

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ...

29

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 31

3. Observasi Tindakan Siklus I ...

34

4. Refleksi Tindakan Siklus I ...

46

B. Siklus II ...

49

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ...

49

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus II ...

49

3. Observasi Tindakan Siklus II ... 52

4. Refleksi Tindakan Siklus II. ... 59

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ...

61

5.2 Saran-saran ...

62

DAFTAR PUSTAKA

...

63

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di MI. Riyadlul Ulum pada mata

pelajaran bahasa Indonesia Tahun Pelajaran sebelumnya diketahui bahwa

kemampuan menulis siswa masih rendah. Siswa merasa kesulitan untuk menulis

pokok-pokok dan menyimpulkan berita secara runtut dalam bentuk teks berita.

Kenyataan tersebut bila terus berlanjut akan membawa dampak kurang

baik bagi proses pembelajaran, guru, siswa, sekolah, maupun kemajuan

pendidikan pada umumnya. Proses pembelajaran yang kurang maksimal dapat

menyebabkan situasi pembelajaran menjadi kurang kondusif, kurang menarik,

dan siswa menjadi bosan. Di samping itu, apabila dilihat dari aspek guru, berarti

guru merasa bersalah karena belum mampu menuntaskan kompetensi dasar yang

telah direncanakan. Sebab siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan

pokok-pokok berita, menuangkan pokok-pokok berita ke dalam teks berita, dan

menyunting teks berita. Belum lagi adanya perasaan takut untuk memulai

sesuatu, takut berbeda dengan maksud guru sehingga dapat mengendorkan minat

belajar serta kreativitas siswa dalam menulis teks berita. Bila hal ini berlanjut

dapat mengurangi keharmonisan hubungan guru dengan siswa yang dampaknya

bisa menurunkan kualitas pendidikan secara umum.


(10)

2

Kondisi yang kurang kondusif tersebut tidak serta merta muncul begitu

saja. Rendahnya kemampuan siswa kelas V dalam menulis teks berita

disebabkan oleh beberapa faktor. Guru yang kurang menguasai kompetensi

materi pembelajaran dan cara penyajian bahan ajar yang cenderung monoton,

merupakan salah satu penyebabnya. Belum lagi kreativitas guru yang rendah

dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar juga ikut mengurangi minat

belajar siswa. Bahkan ketidakhadiran media pembelajaran yang bervariasi akan

semakin menambah kebosanan siswa.

Untuk menyikapi hal tersebut perlu kiranya ditemukan solusi

pemecahannya dalam rangka perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif

yaitu, suatu pembelajaran yang dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan

ajar, media pembelajaran, maupun pemilihan model pembelajaran yang inovatif.

Dengan adanya pemilihan bahan ajar, media pembelajaran, dan model

pembelajaran akan dapat memotivasi minat, gairah, dan kompetensi siswa.

Berdasarkan jenis masalah dan faktor penyebab munculnya masalah di atas,

Model Pembelajaran

Examples non Examples

dipandang sebagai bentuk

tindakan yang relevan untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran di atas.

Model Pembelajaran

Examples non Examples

telah menawarkan contoh gambar

sebagai model pembelajaran yang dapat menggiatkan minat siswa untuk menulis

teks berita melalui diskusi kelompok. Model pembelajaran ini memang sesuai

dengan jiwa kurikulum sekarang yang menuntut siswa lebih aktif dan kreatif.


(11)

3

Penggunaan Model

Examples non Examples

diharapkan bisa memotivasi

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Terlebih dengan adanya sarana

gambar sebagai media pembelajaran diharapkan bisa menjembatani siswa dalam

menuangkan ide-idenya.

B.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, masalah yang ingin

dipecahkan dalam penelitian ini adalah:

1.

Bagaimanakah penerapan Model

Examples non Examples

dalam

pembelajaran menulis teks berita mata pelajaran bahasa Indonesia dengan

Siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?

2.

Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia dengan Model

Examples non Examples

Siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?

C.

TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita

dengan Model

Examples non Examples

siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum

Tahun Pelajaran 2014/2015.


(12)

4

D.

MANFAAT PENELITIAN

Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat

sebagai berikut:

1.

Bagi Siswa

a.

Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita sehingga mereka

dapat menghasilkan teks berita yang singkat, padat, dan jelas.

b.

Untuk meningkatkan prestasi siswa secara umum.

2.

Bagi Guru

a.

Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya khususnya untuk

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran menulis teks berita agar

menjadi lebih efektif.

b.

Untuk menjadikan guru bisa berkembang lebih profesional.

c.

Untuk menjadikan guru lebih percaya diri.

d.

Memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan

dan ketrampilan sendiri dengan memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang sesuai.

3.

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi

sekolah dalam rangka menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi

dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Harapannya dapat

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.


(13)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang Peningkatan Kompetensi Menulis mata pealajaran

Bahasa Indonesia dengan Model

Examples non Examples

Siswa Kelas V MI.

Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015 ini tidak bisa terlepas dari

penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya memang cukup signifikan dalam meningkatkan

kompetensi menulis teks berita. Hanya saja yang menjadi penekanan peneliti

terdahulu lebih dipusatkan pada cara memperoleh data untuk menulis berita, dan

belum banyak disinggung masalah proses menyusun pokok-pokok berita, proses

menuangkannya ke dalam teks berita, dan proses menyuntingnya. Padahal

menurut data yang kami peroleh di lapangan, ketiga hal tersebut merupakan

kesulitan yang paling banyak dialami oleh siswa di Kelas V MI. Riyadlul Ulum.

Untuk itulah peneliti mencoba memberi alternatif dengan Model

Examples non

Examples

. Dengan model ini, diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif

melalui diskusi kelompok. Selain itu, juga lebih bisa mengkonkritkan ide-idenya

yang masih abstrak melalui contoh-contoh baik berita utuh, potongan-potongan

berita, maupun media gambar yang juga merupakan salah satu ciri dari model

pembelajaran ini. Harapannya, siswa tidak hanya mahir dalam menggali data,


(14)

6

tapi juga kompeten dalam menyusun pokok-pokok berita yang memenuhi

ADIK

SIMBA

(apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana = 5W + 1H),

kompeten dalam menuangkannya ke dalam teks berita, serta kompeten dalam

menyunting teks berita.

B.

KERANGKA TEORI

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus

dari Kemmis dan McTaggart dengan dua siklus. Setiap siklus berisikan empat

kegiatan utama, yaitu:

1.

Merancang/memodifikasi strategi sajian,

2.

Melaksanakan strategi sebagai tindakan perbaikan,

3.

Memantau proses dan hasil tindakan, dan

4.

Membuat refleksi dan justifikasi hasil tindakan.

1

C.

HAKIKAT MENULIS

Menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa. Istilah menulis

menurut Gie adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

masyarakat pembaca untuk dipahami.

2

Hal senada juga terdapat dalam Kamus

1 Wiriaatmadja.Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya,

2012), 66-67.


(15)

7

Besar Bahasa Indonesia yang menyebutkan bahwa menulis adalah melahirkan

pikiran atau perasaan dengan tulisan.

3

Atau dengan kata lain, menulis

merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan dan

menghasilkan lambang-lambang

grafis.

4

Lambang grafis tersebut tiada lain

adalah tulisan. Tulisan ini kemudian digunakan untuk mengekspresikan diri atau

mengkomunikasikan berbagai informasi kepada orang lain secara tidak

langsung.

Sementara menurut Syafi’ie menulis merupakan aktivitas berpikir.

5

Maksudnya, menulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional.

Tanpa melibatkan proses berpikir yang rasional dan kritis akan sulit

menghasilkan karangan yang baik. Dengan demikian, jika seseorang menulis,

maka akan mengarahkan pikirannya untuk menata, merangkai berbagai

pengetahuan yang dimiliki, baik pengetahuan tentang informasi yang

dikemukakan, maupun pengetahuan kebahasaan yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut secara umum dapat disimpulkan

bahwa menulis merupakan proses berbahasa, bersifat aktif, produktif, dan

ekspresif dengan menggunakan bahasa yang efektif agar dapat dipahami oleh

pembaca.

3 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1990), 968

4 Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa (Bandung:Angkasa, 1982),

21.


(16)

8

D.

MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Model

Examples non Examples

yang dicetuskan Slavin tahun 1995 ini,

sejalan dengan teori konstruktivisme yang digagas oleh Piaget dan Vigotsky.

Konstruktivistik menekankan pada prinsip belajar yang berpusat pada siswa

(

student center

). Dalam hal ini, guru semata-mata tidak hanya memberikan

pengetahuan kepada siswa, melainkan siswalah yang harus membangun

pengetahuannya serta mencari ide-idenya sendiri.

6

Tujuan penggunaan Metode Konstruktivistik menurut Sutiyono

7

adalah

sebagai berikut.

1.

Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan penting

dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri.

3.

Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep

secara lengkap.

4.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

Model

Examples non Examples

merupakan model pembelajaran kooperatif

secara luas. Siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang

sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

6 Nur. Yanto, “

Upaya Peningkatan Pembelajaran Kalimat Aktif/Pasif pada siswa kelas I A SLTPN

Dryorejo dengan Pendekatan Konstruktivistik

”, Laporan Penelitian (Surabaya: Perpustakaan UNESA,

2004), t.d., 4.

7

Ibid., 6.


(17)

9

Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang

dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap mata

pelajaran, mulai dari ketrampilan-ketrampilan dasar sampai dengan pemecahan

masalah yang kompleks.

8

Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode

pengajaran siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu

dalam belajar. Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak

peran dalam pelajaran.

Penggunaan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berpikir yang

sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan diantara mereka

sendiri merupakan unsur kunci dari konsep tentang perubahan kognitif yang

dikemukakan oleh Piaget dan Vigotsky.

9

Sebagai model pembelajaran kooperatif, Model

Examples non Examples

memiliki nilai plus karena disyaratkan dengan penggunaan media gambar.

Sehubungan dengan media gambar, beberapa tokoh berpendapat sebagai

berikut:

10

1.

Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem

penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi,

seperti buku, modul, dan komputer.

8

Nur. Muhammad,

Pembelajaran Kooperatif

, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah

Unesa, 2005), 1.

9

Nur. Muhammad,

Pembelajaran Kooperatif

,... 8-9.

10

Subana. M dan Sunarti,

Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia

(Bandung: Pustaka

Setia,1998), 289.


(18)

10

2.

Bretz menyebut media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak

yang membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat

bahwa media pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik

yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi

lisan.

3.

Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara

yang satu dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan

perangkat lunak.

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah

berikut:

1.

Dependen media

Dependen media adalah media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar dan

sebagai media belajar yang digunakan sendiri oleh siswa. Contoh gambar foto

yang digunakan guru menerangkan suatu konsep.

2.

Independen media

Independen media adalah media belajar yang dapat digunakan oleh siswa

dalam kegiatan belajar mandiri. Media ini dirancang, dikembangkan, dan

diproduksi secara sistematik untuk menyalurkan informasi secara terarah dan

mencapai tujuan instruksional tertentu. Contoh media film bingkai, video, dan

media cetak.


(19)

11

Atas dasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat

membantu guru untuk memberikan informasi dengan lebih baik diantaranya

adalah:

1.

Memudahkan menggambar objek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa

di dalam kelas, seperti gambar.

2.

Memudahkan objek yang terlalu konfliks, yaitu dengan cara disajikan melalui

diagram atau model yang sederhana.

3.

Menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.

Sedangkan masalah gambar, Subana menjelaskan manfaat gambar sebagai

media pembelajaran antara lain:

11

1.

Menimbulkan daya tarik pada diri siswa.

2.

Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa.

3.

Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak.

4.

Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga

dapat diamati.

5.

Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata

mungkin membutuhkan uraian panjang.

Dari uraian di atas semakin jelas bahwa Model

Examples non Examples

memiliki beberapa keunggulan, di antaranya seperti berikut ini.

11

Ibid.,322


(20)

12

1.

Mendorong siswa agar mampu menumbuhkan memotivasi diri untuk bisa

membangun pengetahuan sendiri yang sudah berada di dalam diri mereka

sendiri.

2.

Membangun kerja sama antar sesama siswa sehingga mereka bisa saling

mengemukakan dan meluruskan kompetensi pembelajaran.

3.

Dengan contoh-contoh dan media gambar akan bisa menimbulkan daya tarik,

mempermudah pemahaman yang bersifat abstrak sehingga bisa mempercepat

peserta didik membentuk pemahaman diri terhadap suatu konsep.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples,

diantaranya :

12

1.

Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Gambar-gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan

dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.

2.

Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD/OHP/In

Focus

Pada tahap ini Guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan

gambar dan membentuk kelompok siswa.

3.

Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.


(21)

13

Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan

secara seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru

juga memberi deskripsi tentang gambar yang diamati.

4.

Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar

tersebut dicatat pada kertas.

Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan guru.

5.

Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.

dilatih peserta didik untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui

perwakilan kelompok masing-masing.

6.

Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan

materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

7.

Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu rancangan tindakan yang akan digunakan

untuk mendapatkan, mengolah, dan menganalisis data. Bagian berikut akan diuraikan

tentang setting penelitian, waktu penelitian, desain penelitian (yang meliputi studi

pendahuluan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan

refleksi tindakan). Selanjutnya akan dikemukakan juga tentang pengumpulan data

(yang meliputi jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data), analisis data,

dan indikator keberhasilan.

A.

SETTING PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI. Riyadlul Ulum Jenggot

Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Tahun Ajaran 2014-2015, terdiri atas

14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

B.

WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan, yakni mulai

bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015.


(23)

15

C.

DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan. Hal ini

digunakan karena permasalahan yang ingin dipecahkan berasal dari

pembelajaran praktis di kelas melalui suatu tindakan, yaitu Peningkatan hasil

pembelajaran menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples

pada

Siswa Kelas V MI. Riyadlul Ulum Jenggot. Hal ini didasarkan pada pendapat

Cohen & Manion, yang mengartikan penelitian tindakan sebagai intervensi skala

kecil terhadap tindakan dalam dunia nyata dan pemeriksaan secara cermat

terhadap efek dari intervensi tindakan tersebut.

13

Jadi, esensi penelitian tindakan

ini terletak pada adanya tindakan berupa penerapan Model

Examples non

Examples

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi siswa.

Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa tahapan yang

berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK

Model Kemmis & McTaggart. Model ini memfokuskan empat tindakan dalam

satu siklus kegiatan yang dilaksanakan secara berdaur ulang. Tindakan tersebut

berupa: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan

refleksi tindakan.

14

Jika dalam satu siklus belum terjadi peningkatan yang

signifikan, maka dipandang perlu untuk melakukan siklus lanjutan. Secara

operasional, siklus tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan alur penelitian

13 Rofi’uddin. Ahmad, “

Metode Penelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

(Malang: Perpustakaan Fak Sastra UM, 2002), 10.


(24)

16

peningkatan kompetensi menulis teks berita dengan Model

Examples non

Examples

.

Gambar. 3.1

Diagram Alur PTK

1.

STUDI PENDAHULUAN

Kegiatan penelitian dimulai dengan studi pendahuluan. Secara

umum, kegiatan studi pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi

permasalahan pembelajaran, yang terjadi di MI. Riyadlul Ulum Jenggot.

Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret

2015, dengan beberapa cara.

Pertama

, observasi pembelajaran di kelas V

Rencana

Awal

Rencana

Yang direvisi

Refleksi

Refleksi

Tindakan

Observasi

Tindakan

Observasi

Siklus I


(25)

17

MI. Riyadlul Ulum Jenggot.

Kedua,

wawancara dengan beberapa guru dan

siswa serta pengisian kuesioner siswa/angket tentang pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya menulis teks berita.

Ketiga

, hasil ulangan prasiklus

tentang penulisan teks berita. Kegiatan identifikasi permasalahan

pembelajaran dapat dilihat pada resume hasil studi pendahuluan di bawah

ini.

Tabel 3.1

Resume Hasil Studi Pendahuluan

No

Studi Pendahuluan

Simpulan Hasil

1.

Observasi Pembelajaran

:

a.

Persiapan pembelajaran

b.

Proses Belajar Mengajar

c.

Evaluasi Pembelajaran

Hasil observasi terhadap persiapan

pembelajaran sebagai berikut.

Rencana pembelajaran masih

perlu penyesuaian terutama

berkaitan dengan media dan

model pembelajaran yang

inovatif.

Pemilihan materi sudah sesuai.

Hasil observasi terhadap proses belajar

mengajar yang dilakukan guru dan siswa,

sebagai berikut.

Siswa masih banyak yang

mengalami kesulitan dalam

memahami Bahasa Indonesia

Hasil observasi terhadap evaluasi

pembelajaran sebagai berikut.

Penilaian proses masih belum

dilaksanakan.

Penilaian hasil masih banyak

siswa yang belum memenuhi

SKM yang telah ditetapkan.

2.

Kegiatan Wawancara dengan

Hasil kegiatan wawancara dengan guru


(26)

18

Guru dan Siswa

dan siswa sebagai berikut.

Dari beberapa tahun terakhir

siswa memang mengalami

kesulitan dalam menulis teks

berita.

Siswa sebenarnya senang menulis

hanya saja masih kesulitan dalam

menulis teks berita.

3.

Kegiatan Pengisian

Kuesioner/angket bagi Siswa

Hasil pengisian kuesioner/angket sebagai

berikut.

Sebagian besar siswa senang

menulis, khususnya menulis teks

berita.

Sebagian besar siswa masih

mengalami kesulitan dalam

menulis teks berita

Guru dalam mengajar masih

kurang menarik.

Guru dalam mengajar masih

menggunakan metode yang

kurang bervariasi.

4.

Kegiatan Ulangan Pra Siklus

tentang Menulis Teks Berita

Hasil ulangan pra siklus dari 35 siswa,

sebagai berikut.

Siswa yang tuntas sebanyak 9

siswa.

Siswa yang tidak tuntas sebanyak

24 siswa.

Siswa yang tidak masuk sebanyak

2 siswa.

2.

PERENCANAAN TINDAKAN

Berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat studi pendahuluan,

disusunlah rencana tindakan perbaikan. Rencana tindakan diartikan sebagai

seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematis dan runtut, yang akan

dilaksanakan oleh seorang peneliti untuk mencapai tujuan penelitian.

15


(27)

19

Penyusunan rencana tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru

dalam bentuk pembelajaran dengan Model

Examples non Examples

. Untuk

mendapatkan gambaran yang lengkap tentang rencana tindakan ini, berikut

ini disajikan tabel rencana tindakan penelitian menulis teks berita dengan

Model

Examples non Examples

.

Tabel 3.2

Rencana Tindakan Penelitian Dengan Model Examples non Examples

No

Tahap

Aspek Tindakan

Tindakan Penelitian

1. Persiapan

tindakan

Penyusunan

rencana tindakan.

Penyamaan

pemahaman dan

sikap terhadap

masalah dan

konsep

pembelajaran.

Merumuskan RPP tentang

bahasa Indonesia dengan

Model

Examples non

Examples.

Merumuskan aspek,

deskriptor, dan kriteria

pencapaian tujuan

pembelajaran dengan Model

Examples non Examples.

Menyiapkan alat pengumpul

data, proses, dan hasil

pembelajaran dengan Model

Examples non Examples.

Mendiskusikan bersama

teman sejawat tentang

strategi pembelajaran BI

dengan Model

Examples non

Examples

.

Simulasi pembelajaran BI

dengan Model

Examples non

Examples.

2. Pelaksanaan

Tindakan

Melaksanaan

tindakan

pembelajaran.

Guru melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah

disusun.


(28)

20

Guru melaksanakan evaluasi

terhadap proses dan hasil

pembelajaran BI dengan

Model

Examples non

Examples.

3. Observasi

Tindakan

Melaksanakan

observasi terhadap

pembelajaran

menulis teks berita

dengan Model

Examples non

Examples.

Peneliti melakukan observasi

tentang kesesuaian antara

RPP dengan kegiatan

pembelajaran.

Peneliti melakukan observasi

terhadap proses

pembelajaran yang

dilaksanakan guru dan siswa.

Peneliti melakukan observasi

terhadap pelaksanaan dan

hasil evaluasi pembelajaran

yang dilakukan guru dan

siswa.

4. Refleksi

Tindakan

Melakukan diskusi

dengan guru

tentang

pelaksanaan

tindakan

pembelajaran

berdasarkan

observasi yang

dilakukan.

Menganalisis pelaksanaan

tindakan pembelajaran.

Menyintesis hasil tindakan

pelaksanaan pembelajaran.

Memaknai hasil pelaksanaan

tindakan pembelajaran.

Menyimpulkan hasil

pelaksanaan tindakan

pembelajaran.

3.

PELAKSANAAN TINDAKAN

Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan implementasi dari

rencana tindakan. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut.


(29)

21

1.

Guru melaksanakan tindakan pembelajaran menulis teks berita dengan

Model

Examples non Examples

di kelas V MI. Riyadlul Ulum Jenggot

berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

2.

Selama tindakan pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi secara

sistematis, cermat, dan obyektif untuk merekam data tentang

gejala-gejala yang muncul, baik yang sifatnya mendukung maupun

menghambat proses pembelajaran.

Secara rinci, pelaksanaan tindakan dalam satu siklus pada

pembelajaran menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples

dapat digambarkan/diuraikan sebagai berikut.


(30)

22

Tabel 3.3

Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Berita

dengan Model Examples non Examples

No.

Fokus

Pembelajaran

Metode

Deskripsi Tindakan

I.

Pertemuan ke-1

Pemodelan,

tanya jawab,

diskusi

kelompok,

inkuiri

Skenario pembelajaran BI

Guru mengadakan apersepsi,

motivasi, dan menanyakan

kesiapan siswa.

Siswa mengamati contoh teks

berita dari koran.

Siswa dan guru bertanya jawab

tentang kebermaknaan berita.

Guru menyampaikan kompetensi

dasar, tujuan, dan rencana

pembelajaran.

Siswa membentuk kelompok

diskusi.

Siswa mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dan kelompok

lain menanggapi.

Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil sajiannya.

Siswa berkelompok mengamati

dan mengidentifikasi contoh

gambar.

II.

Pertemuan ke-2

Tanya jawab,

diskusi

kelompok/ kelas,

demonstrasi,

inkuiri

Skenario pembelajaran BI.

Guru mengadakan apersepsi,

motivasi, dan menanyakan

kesiapan siswa.

Guru menyampaikan kompetensi

dasar, tujuan, dan rencana

pembelajaran.

Siswa dan guru bertanya jawab

tentang materi yang sudah

diberikan pada pertemuan

sebelumnya.

Siswa mengamati dan

mengidentifikasi contoh gambar

yang berisi peristiwa menarik.


(31)

23

4.

OBSERVASI TINDAKAN

Observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan

yang terjadi selama tindakan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu.

16

Pada tahap ini, seluruh perubahan yang terjadi baik pada indikator proses

maupun hasil pembelajaran diidentifikasi dan direkam. Perubahan tersebut

bisa diakibatkan oleh tindakan terencana maupun efek sampingan, bahkan

efek lanjutan dari penerapan Model

Examples non Examples

. Keseluruhan

hasil observasi direkam dengan menggunakan instrumen pengumpul data

yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan secara terus-menerus

mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hasil observasi digunakan

sebagai bahan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan.

5.

REFLEKSI TINDAKAN

Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk memahami

dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan

yang dilakukan.

17

Tahap refleksi ini melibatkan kegiatan:

menganalisis,

menyintesis, memaknai

, dan

menyimpulkan.

Hasil yang diperoleh dari

16

Simbolon. O.dkk,

Penelitian Tindakan Kelas

(Jakarta: Depdikbud, 1999), 38.

17

Rofi’uddin. Ahmad, “

Metode Penelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


(32)

24

kegiatan refleksi ini berupa informasi tentang hal yang terjadi dan

hal-hal yang perlu dilakukan.

Tahap refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan setiap berakhirnya

tindakan. Pada tahap ini, hasil observasi tentang pembelajaran menulis teks

berita dengan Model

Examples non Examples

didiskusikan dengan guru.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam diskusi. Pertama, refleksi

dengan melaksanakan perbandingan antara hasil observasi dengan indikator

keberhasilan Kedua, pembahasan tentang kesenjangan antara faktor yang

direncanakan dengan pelaksanaan tindakan yang dituangkan dalam hasil

observasi dengan indikator keberhasilan dan rencana tindakan. Ketiga,

penginterpretasian, pemaknaan, dan penyimpulan tentang perencanaan dan

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Untuk selanjutnya, hasil refleksi

digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan siklus kedua.

D.

PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan jenis-jenis data

yang meliputi RPP, data proses yakni kegiatan pembelajaran siswa dan guru,

serta data hasil dari menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples

.

Sedangkan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan

dokumen. Kegiatan wawancara dilakukan dengan guru maupun siswa untuk

mendapatkan data tentang pembelajaran menulis teks berita sebelum maupun


(33)

25

sesudah diberi tindakan. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan

terhadap seluruh aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Instrumen yang digunakan adalah instrumen tindakan dan instrumen

pengumpul data penelitian. Instrumen tindakan berupa panduan pelaksanaan

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model

Examples non Examples

.

Instrumen pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi,

dan rekaman data hasil pembelajaran.

E.

ANALISIS DATA

Data yang diperoleh berasal dari proses dan hasil pembelajaran menulis

teks berita dengan Model

Examples non Examples

. Data proses berupa data dari

hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Lebih lanjut tentang aspek yang dinilai, penskoran, maupun

persentasenya bisa dilihat pada lembar observasi aktivitas guru maupun siswa

seperti berikut ini.

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Jumlah

(%)

1

2

3

4

1.

Prapembelajaran

a.

Mempersiapkan siswa untuk belajar.

b.

Melakukan kegiatan apersepsi.

c.

Memberikan motivasi kepada siswa


(34)

26

non Examples.

2.

Kegiatan Inti Pembelajaran

a.

Mampu menarik perhatian ke fokus

kegiatan pembelajaran.

b.

Mengemukakan kompetensi

pembelajaran.

c.

Menguasai materi pembelajaran.

d.

Menyampaikan materi dengan jelas,

sesuai dengan kompetensi

pembelajaran.

3.

Strategi dan Metode Pembelajaran

a.

Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang akan

dicapai dan guru menguasai kelas.

b.

Melaksanakan pembelajaran dalam

urutan yang sistematis.

c.

Melaksanakan pembelajaran dengan

Model

Examples non Examples.

d.

Melaksanakan sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan.

4.

Pemanfaatan Media Pembelajaran

a.

Menggunakan media secara efektif dan

efisien.

b.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media.

c.

Menghasilkan pesan yang baik.

5.

Penilaian Proses dan Hasil belajar

a.

Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran.

b.

Memantau kemajuan belajar selama

proses belajar.

6.

Penggunaan Bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas,

lantang, dan benar.

7.

Penutup

a.

Melakukan refleksi/membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa.

b.

Melakukan tindak lanjut (arahan, tugas,

kegiatan melibatkan siswa).

Jumlah


(35)

27

Untuk mengetahui prosentase aktivitas guru pada tiap kegiatan sebagai berikut.

P =

∑ ����

x 100%

P = jumlah persentase

(x) = jumlah skor perolehan

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (76)

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Jumlah

(%)

1

2

3

4

1. Memperhatikan penjelasan dari guru

2. Keaktivan dalam mendiskusikan

materi BI

3. Keaktivan dalam diskusi kelas untuk

menyajikan hasil diskusi

kelompoknya maupun dalam

memberikan komentar/tanggapan

terhadap hasil pekerjaan kelompok

lain.

4. Secara individu aktif dalam

mengikuti pembelajaran dengan

mengamati gambar sebagai obyek

dalam menyusun teks berita.

5. Keaktivan dalam mempraktikkan

hasil diskusi dengan Model

Examples

non Examples.

6. Keaktivan dalam menyunting naskah

teks berita teman sebangku.

7. Keaktivan siswa dalam memperbaiki

hasil diskusi

8. Merefleksikan materi pelajaran

(menyimpulkan maupun

kebermaknaan)


(36)

2

8

Jumlah

Aktif artinya siswa memperhatikan, menanggapi, merespon secara positif aktivitas

pembelajaran.

P =

∑ ����

x 100%

P = jumlah persentase

(x) = jumlah skor perolehan (1-4)

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (32)

Nilai akhir (NA) =

���� ������������� ��������

x skor ideal (100)

Keterangan :

Nilai 90 – 100 (Baik sekali) = A

Nilai 80– 89 (Baik) = B

Nilai 68 – 79 (Cukup) = C

Nilai ... – 67 (Kurang) = K

Untuk mencari nilai rata-rata siswa pada siklus I digunakan rumus sebagai berikut:

=

∑ ����

= nilai rata-rata

(x) = jumlah nilai rata-rata secara keseluruhan

n = jumlah siswa


(37)

2

9

F.

INDIKATOR KEBERHASILAN

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah

dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil bila aktivitas

guru maupun siswa dalam pembelajaran baik atau sangat baik.

Sedangkan dari segi hasil apabila 85% dari siswa secara klasikal

memiliki kompetensi standar minimal sesuai dengan SKM (Standar

Kompetensi Minimal) yakni mendapat nilai 70.


(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

SIKLUS I

1.

PERENCANAAN TINDAKAN SIKLUS I

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan baik melalui

observasi dan wawancara pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2015,

diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam hal menulis, khususnya

menulis teks berita masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai Bahasa

Indonesia sebagai berikut.

Tabel 4.1

KEMAMPUAN MENULIS

No

Nama Siswa

L/P

Nilai

1 Adam Febriansyah Azhar

L

60

2 Alfisah Fitria Saputri

P

60

3 Alfiyani Febriyana

P

60

4 Bagus Dwi Oktaviyanto

L

50

5 Fajrian M. Bintang

L

90

6 Hana Ribthi Dimas’udah

P

60

7 Indah Rizqi Tsania

P

80

8 Kurnia Nur Faizah

P

80

9 M. Adi Pranata

L

70

10 M. Maulana Abdullah

L

80

11 M. Rafli Nafian Akbar

L

60

12 M. Randhy Hanif

L

60

13 M. Reyzhar Alfin Rizkillah

L

60

14 M. Rifqi Mu’afi

L

60


(39)

31

16 Mayla Faiza Asril

P

60

17 Muhammad Qonik Lytto S.A

L

60

18 Nanda Putri Ferliawati

P

50

19 Nisfi Laili Rakhma

P

60

20 Nur Fauzi

L

60

21 Nurul Ilmi Fauziyah

P

50

22 Nurul Maulidah

P

60

23 Putra Rizky Ridhany

L

50

24 Putri Catur Pamungkas

P

80

25 Siti Anisa

P

60

26 Virdan Ersa Maulana

L

50

Jumlah

1660

Rata-rata

6,48

Dari 26 siswa, yang tuntas hanya 7 siswa atau persentase ketuntasan

secara klasikal hanya 27% dan 73% belum tuntas. Namun demikian secara

garis besar tentang perbandingan persentase ketuntasan pada kegiatan

prasiklus ini, dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut ini.

Diagram 4.1

Kemampuan Menulis (Prasiklus)

5

19%

6

54%

7

4%

8

15%

9

8%


(40)

32

Untuk itu, peneliti membuat rencana tindakan berupa skenario

pembelajaran menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples

.

Skenario pembelajaran yang disusun, dirancang untuk 2 kali pertemuan

dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Waktu

pelaksanaan pembelajaran hari Rabu dan Kamis tanggal 8 dan 9 April 2015.

Peneliti bersama kolaborator menyusun alat evaluasi pembelajaran,

baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses berupa lembar observasi

kegiatan guru maupun kegiatan siswa.

2.

PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I

Pelaksanaa siklus pertama diawali dengan kegiatan guru untuk

memberikan apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran. Setelah semuanya siap, maka dilanjutkan dengan

kegiatan siswa untuk mengamati contoh-contoh berita dalam koran/surat

kabar yang dibagikan oleh guru. Suasana pembelajaran semakin hidup

dengan adanya tanya jawab antara siswa dengan guru tentang kebermaknaan

sebuah berita. Selanjutnya guru menggiring siswa pada kegiatan inti

pembelajaran dengan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai,

tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada

pertemuan tersebut.


(41)

33

Salah satu ciri dari pembelajaran dengan Model

Examples non

Examples

adalah kerja kelompok. Untuk itu, siswa berkumpul sesuai dengan

kelompoknya (kelompok 1 sampai dengan 5) dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa ada yang satu kelompok yang terdiri dari 6

siswa. Lebih lanjut tentang kelompok tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut

ini.

Tabel 4.2

DAFTAR KELOMPOK DISKUSI

No Kelompok Nama Kelompok

Nama Anggota

1.

1

Kompas

1.

Adam Febriansyah Azhar

2.

Alfisah Fitria Saputri

3.

Alfiyani Febriyana

4.

Bagus Dwi Oktaviyanto

5.

Fajrian M. Bintang

2.

2

Jawa Pos

1.

Hana Ribthi Dimas’udah

2.

Indah Rizqi Tsania

3.

Kurnia Nur Faizah

4.

M. Adi Pranata

5.

M. Maulana Abdullah

3.

3

Republika

1.

M. Rafli Nafian Akbar

2.

M. Randhy Hanif

3.

M. Reyzhar Alfin Rizkillah

4.

M. Rifqi Mu’afi

5.

M. Rizky Saputra

4.

4

Sindo

1.

Mayla Faiza Asril

2.

Muhammad Qonik Lytto S.A

3.

Nanda Putri Ferliawati

4.

Nisfi Laili Rakhma

5.

Nur Fauzi


(42)

34

No Kelompok Nama Kelompok

Nama Anggota

5.

5

Surya

6.

Nurul Ilmi Fauziyah

7.

Nurul Maulidah

8.

Putra Rizky Ridhany

9.

Putri Catur Pamungkas

10.

Siti Anisa

11.

Virdan Ersa Maulana

Selanjutnya siswa perkelompok memasangkan potongan-potongan

wacana berita sehingga membentuk teks berita yang runtut dan utuh. Salah

satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya, sementara anggota

kelompok yang lain memperhatikan serta memberi tanggapan. Diskusi

diakhiri dengan kesepakatan urutan wacana yang runtut dan benar. Setelah

dirasa pemahaman siswa tentang penulisan teks berita cukup, maka kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan penarikan simpulan secara bersama antara

siswa dengan guru. Kegiatan pramenulis ini diakhiri dengan pembagian

contoh gambar menarik tentang suatu peristiwa untuk diamati dan dijadikan

sebagai bahan untuk menyusun data pokok-pokok berita.

Sementara kegiatan pramenulis pada pertemuan kedua pada dasarnya

tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Hanya saja setelah guru

mengadakan apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran, guru langsung menjelaskan tentang kompetensi

dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan yang

akan dilakukan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab tentang


(43)

35

kegiatan penulisan teks berita secara berkelompok yang sudah dilakukan pada

pertemuaan sebelumnya.

Selanjutnya secara perorangan, siswa mengamati gambar menarik

tentang suatu peristiwa yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun

data pokok-pokok berita yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi

sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.

3.

OBSERVASI TINDAKAN SIKLUS I

Kegiatan observasi pada siklus I ini meliputi observasi terhadap

aktivitas guru dan observasi terhadap aktivitas siswa. Kegiatan observasi ini

dilakukan selama proses pembelajaran dari awal sampai akhir.

a.

Data Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan observasi terhadap aktivitas guru baik pada pertemuan

pertama maupun kedua terdiri dari sembilan belas poin. Berdasarkan

hasil observasi, poin pertama kegiatan guru adalah mempersiapkan

siswa untuk belajar. Dalam kegiatan ini peran guru masih belum

maksimal. Terbukti hanya mendapat skor 2 (cukup baik) dengan

persentase 2,63%. Poin kedua, guru melakukan kegiatan apersepsi

pembelajaran. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh guru, meski belum

maksimal tapi sudah bagus dengan skor 3 atau dengan persentase 3,95%.

Sedangkan pemberian motivasi kepada siswa dalam pembelajaran


(44)

36

dengan Model

Examples non Examples

dilakukan guru dengan sangat

baik dengan skor ideal 4 dengan persentase 5,26%.

Poin keempat, kegiatan guru dalam menarik perhatian siswa ke

fokus kegiatan pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi terbukti

hanya mendapat skor 2 (cukup bagus) dengan persentase 2,63%.

Demikian halnya dengan poin kelima, guru dalam menyampaikan

kompetensi pembelajaran juga masih perlu ditingkat lagi. Hal ini karena

masih mendapat skor 2 (cukup bagus) dengan persentase 2,63%.

Berikutnya dalam menguasai materi pelajaran/kompetensi pembelajaran

yang merupakan poin keenam, guru memang sangat baik dengan skor 4

(5,26%). Poin ketujuh, yakni kejelasan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran dan kaitannya dengan kompetensi pembelajaran yang akan

dicapai sudah bagus dengan skor 3 (3,95%). Meski demikian perlu

ditingkatkan agar bisa lebih optimal lagi.

Poin kedelapan, kesesuaian antara kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru dengan kompetensi/tujuan yang akan dicapai serta

penguasaan kelas oleh guru sangat baik dengan skor ideal 4 dengan

persentase 5,26%. Demikian halnya dengan poin kesembilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran dengan urutan yang sistematis dan poin

kesepuluh, yakni guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan Model


(45)

37

Examples non Examples

juga sangat baik dengan mendapat skor ideal 4

dengan persentase masing-masing 5,26%.

Sementara yang perlu ditingkatkan oleh guru adalah pada poin

sebelas, dua belas, dan tiga belas. Poin ini tentang pengelolaan waktu,

penggunaan media pembelajaran, serta kegiatan untuk melibatkan siswa

dalam memanfaatkan media. Masing-masing sebenarnya sudah baik

dengan skor 3 dengan persentase 3,95%. Hanya hanya perlu lebih

dioptimalkan lagi. Sedangkan pada poin empat belas, tentang media yang

menghasilkan pesan yang baik, serta poin kelima belas, tentang kegiatan

penilaian akhir yang sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran

sudah sangat baik dengan skor 4 dan persentase 5,26%.

Kegiatan guru yang masih terasa kurang dan perlu peningkatan

adalah pada poin enam belas tentang kegiatan memantau kemajuan

belajar siswa selama proses belajar mengajar yakni hanya mendapat skor

2 dengan persentase 2,63%. Selanjutnya poin ketujuh belas tentang

penggunaan bahasa lisan guru yang jelas, lantang, dan benar sudah

sangat baik denga mendapat skor ideal 4 dengan persentase 5,26%.

Kegiatan refleksi dan membuat rangkuman materi pembelajaran oleh

siswa, yang merupakan poin kedelapan belas sudah baik dengan skor 3

(3,95%). Terakhir poin kesembilan belas, yakni guru dalam memberikan


(46)

3

8

tindak lanjut (arahan, tugas, kegiatan yang melibatkan siswa) juga sudah

baik dengan skor 3 (3,95%).

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas guru selama

pembelajaran dalam siklus I sudah baik (dengan tujuh poin) bahkan

delapan poin dengan skor ideal (sangat baik). Hal ini perlu

dipertahankan. Hanya saja masih ada beberapa poin, yakni empat poin

yang patut mendapat perhatian dari guru untuk lebih ditingkatkan lagi

pada pembelajaran ke depan. Keempat poin tersebut, yaitu kegiatan guru

dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran, kegiatan

guru dalam menarik perhatian ke fokus kegiatan pembelajaran, kegiatan

guru dalam mengemukakan kompetensi pembelajaran, serta kegiatan

guru dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses

pembelajaran.

Secara lebih jelas hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No

Skor

Kualifikasi

Jumlah Poin

Persentase

1.

4

A (sangat baik)

8

42,11%

2.

3

B (baik)

7

36,84%

3.

2

C (cukup)

4

21%


(47)

39

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut

Diagram 4.2

Prosentase Aktivitas Guru Siklus I

b.

Data Observasi Aktivitas Siswa

Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I ini meliputi

delapan poin. Poin pertama, yakni aktivitas siswa ketika memperhatikan

penjelasan guru. Kegiatan yang diamati meliputi kegiatan guru dalam

mengadakan apersepsi, memotivasi, serta menanyakan kesiapan siswa

untuk melaksanakan pembelajaran. Jenis aktivitas lain yang bisa diamati

yakni ketika guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,

serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan lain yang bisa

dijadikan sebagai sarana pengamatan adalah ketika guru menjelaskan

0

1

2

3

4

P

o

in

1

P

o

in

2

P

o

in

3

P

o

in

4

P

o

in

5

P

o

in

6

P

o

in

7

P

o

in

8

P

o

in

9

P

o

in

1

0

P

o

in

1

1

P

o

in

1

2

P

o

in

1

3

P

o

in

1

4

P

o

in

1

5

P

o

in

1

6

P

o

in

1

7

P

o

in

1

8

P

o

in

1

9

Prosentase Aktifitas Guru Siklus I


(48)

40

pembagian kelompok, kegiatan pengamatan gambar, penulisan teks

berita, dan sebagainya. Hasil observasi terhadap poin ini siswa secara

umum sudah baik dengan skor 3 dengan persentase 9,38%.

Poin kedua dari lembar observasi aktivitas siswa adalah keaktivan

siswa dalam mendiskusikan materi teks berita baik dalam hal

memasang-masangkan potongan-potongan teks berita, mengamati gambar,

menyusun pokok-pokok berita, maupun dalam menyusun teks berita.

Dari hasil observasi, ternyata keaktivan siswa secara keseluruhan masih

cukup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor 2 atau dengan

persentase yang hanya 6,25%.

Poin ketiga tentang keaktivan siswa dalam diskusi kelas untuk

menyajikan hasil diskusi kelompoknya maupun dalam memberikan

komentar atau tanggapan terhadap hasil pekerjaan kelompok lain. Dari

hasil observasi diperoleh data bahwa keaktivan siswa masih perlu

ditingkatkan lagi. Poin ini hanya mendapat skor 2 dengan persentase

6,25%.

Pada poin keempat, aspek yang dinilai dari aktivitas siswa adalah

keaktivannya secara individu dalam mengikuti pembelajaran dengan

mengamati, mencermati gambar sebagai objek dalam menyusun teks

berita. Meskipun belum maksimal, keaktivan siswa secara keseluruhan

sudah termasuk baik dengan skor 3 dan persentase 9,38%.


(49)

41

Poin kelima, yakni keaktivan siswa secara individu mempraktikkan

menulis teks berita secara utuh namun singkat, padat, dan jelas dengan

Model

Examples non Examples

. Secara keseluruhan keaktivan dan

semangat siswa sangat tinggi. Terbukti dari hasil observasi diperoleh data

bahwa keaktivan siswa pada poin ini mencapai angka ideal 4 dengan

persentase 12,5%.

Poin keenam, yakni keaktivan siswa dalam menyunting naskah teks

berita teman sebangku. Meski teman satu bangku namun objek gambar

yang diamati berbeda sehingga siswa pun merasa tertantang untuk

menyunting pekerjaan teman satu bangku tersebut. Dari hasil observasi,

keaktivan siswa juga sudah baik meskipun belum maksimal. Terbukti

mendapat skor 3 dengan persentase 9,38%.

Selanjutnya pada poin ketujuh, aspek yang diamati adalah

keaktivan siswa dalam memperbaiki naskah teks beritanya setelah

disunting oleh teman sebangkunya. Dari hasil obsevasi keaktivan siswa

juga nampak meskipun dengan skor 3 dengan persentase 9,38%. Hal ini

karena siswa merasa bahwa dari hasil suntingan teman sebangku

merupakan masukan yang sangat berharga bagi peningkatan kompetensi

diri dalam penulisan teks berita.

Terakhir, pada poin kedelapan ini aspek yang dinilai dari aktivitas

siswa adalah keaktivannya dalam merefleksi materi pembelajaran


(50)

42

menulis teks berita. Kegiatan ini dilakukan bersama guru dengan menarik

simpulan, sampai dengan menemukan kelemahan, kelebihan, dan

kebermaknaan dari pembelajaran menulis teks berita yang telah

dilakukan. Skor yang diperoleh siswa masih cenderung baik dengan skor

3 dengan persentase 9,38%.

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama

pembelajaran dalam siklus I sudah baik. Terbukti dari delapan aspek

yang dinilai, lima poin menunjukkan hal tersebut. Bahkan terdapat satu

poin yang mendapat skor ideal, yakni keaktivan siswa secara individu

dalam menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples.

Namun

ada juga dua poin yang masih perlu peningkatan yakni keaktifan siswa

dalam berdiskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas.

Lebih jelas hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No

Skor

Kualifikasi

Jumlah Poin

Persentase

1.

4

A (sangat baik)

1

12,5%

2.

3

B (baik)

5

62,5%

3.

2

C (cukup)

2

25%


(51)

43

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Diagram 4.3

Prosentase Aktivitas Siswa Siklus I

c.

Data Hasil Pembelajaran

Setelah dilakukan evaluasi berupa tes menulis teks berita, hasil

yang dicapai berdasarkan rubrik penilaian hasil yang digunakan sudah

menampakkan kemajuan. Siswa yang memperoleh skor 8-10 dengan

kualifikasi A (Sangat Baik) ada 1 orang (3,86%). Siswa yang

memperoleh skor 6-7 dengan kualifikasi B (Baik) ada 5 orang (19,23%).

Siswa yang memperoleh skor 4-5 dengan kualifikasi C (Cukup) ada 10

orang (38,46%). Siswa yang hanya memperoleh skor kurang dari 4

dengan kualifikasi K (Kurang) berjumlah 10 orang (38,46%).

0

1

2

3

4

Poin 1

Poin 2

Poin 3

Poin 4

Poin 5

Poin 6

Poin 7

Poin 8

Prosentase Aktifitas Siswa Siklus I


(52)

44

Dari data di atas dapat diketahui bahwa meskipun sudah terdapat

kenaikan, hanya saja kompetensi siswa dalam menulis teks berita masih

perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian dari

masing-masing aspek yang dijadikan indikator penilaian. Bila diteliti

lebih lanjut dari empat aspek yang digunakan sebagai indikator penilaian,

dapat diketahui bahwa dari aspek judul kompetensi rata-rata persentase

ketercapaian 77,14%, dari aspek isi berita mencapai 76,43%, dari aspek

kepaduan mencapai 78,57%, dan dari aspek penggunaan ejaan hanya

mencapai 56,43%. Secara lebih jelas bisa dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Persentase Ketercapaian dari Aspek Penilaian Hasil Siklus I

No.

Aspek Penilaian

Persentase Ketercapaian

1. Judul Berita

77,14%

2. Isi Berita

76,43%

3. Kepaduan Berita

78,57%

4. Penggunaan Ejaan

56,43%

Berdasarkan persentase ketercapaian tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa masih kurang menguasai masalah penggunaan

ejaan. Secara keseluruhan dari 26 siswa, yang memperoleh nilai 70 ke atas

ada 16 orang, sehingga ketuntasan belajar di kelas tersebut baru mencapai

61,54%.


(53)

45

Secara ringkas, peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Data Hasil I

No

Kualifikasi

Jumlah Siswa

Prosentase

1. A (sangat baik)

1

3,85%

2. B (baik)

5

19,23%

3. C (cukup)

10

38,46%

4. K (kurang)

10

38,46%

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7.1

Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia

Sesudah Perbaikan

No

Nama Siswa

L/P

Nilai

1

Adam Febriansyah Azhar

L

6

2

Alfisah Fitria Saputri

P

6

3

Alfiyani Febriyana

P

6

4

Bagus Dwi Oktaviyanto

L

6

5

Fajrian M. Bintang

L

8

6

Hana Ribthi Dimas’udah

P

7

7

Indah Rizqi Tsania

P

8

8

Kurnia Nur Faizah

P

7

9

M. Adi Pranata

L

8

10

M. Maulana Abdullah

L

8


(54)

46

No

Nama Siswa

L/P

Nilai

12

M. Randhy Hanif

L

7

13

M. Reyzhar Alfin Rizkillah

L

6

14

M. Rifqi Mu’afi

L

7

15

M. Rizky Saputra

L

10

16

Mayla Faiza Asril

P

6

17

Muhammad Qonik Lytto S.A

L

5

18

Nanda Putri Ferliawati

P

5

19

Nisfi Laili Rakhma

P

7

20

Nur Fauzi

L

7

21

Nurul Ilmi Fauziyah

P

5

22

Nurul Maulidah

P

7

23

Putra Rizky Ridhany

L

5

24

Putri Catur Pamungkas

P

7

25

Siti Anisa

P

7

26

Virdan Ersa Maulana

L

7

Jumlah

176

Rata-rata

6,77

Selanjutnya secara garis besar tentang perbandingan persentase

ketuntasan pada kegiatan siklus I ini, dapat dilihat pada diagram lingkaran

berikut ini.


(55)

47

Diagram 4.4

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I

4.

Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita, baik dari segi proses

maupun hasil, sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Namun demikian, peneliti dan guru berpendapat bahwa proses maupun hasil

yang sudah dicapai pada tindakan siklus I ini masih belum optimal dan perlu

disempurnakan agar kegiatan pembelajaran menulis teks berita bisa lebih

ditingkatkan lagi.

Tuntas

62%

Tidak Tuntas

38%

Prosentase Ketuntasan

Siswa Siklus I


(56)

4

8

Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan siklus I tersebut adalah

sebagai berikut.

1.

Guru masih kurang maksimal dalam mempersiapkan siswa untuk

belajar.

2.

Guru masih kurang maksimal dalam menarik perhatian siswa ke fokus

kegiatan pembelajaran atau dalam menyampaikan kompetensi

pembelajaran yang akan dicapai.

3.

Guru masih kurang maksimal dalam memantau kemajuan belajar siswa

selama proses pembelajaran.

4.

Guru masih kurang maksimal dalam membangkitkan keaktivan siswa

dalam berdiskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

5.

Guru masih kurang maksimal dalam menjelaskan penulisan teks berita

khususnya masalah penggunaan ejaan kepada siswa.

Berdasarkan kekurangmaksimalan tindakan yang dikemukakan di atas,

maka peneliti memandang perlu untuk melaksanakan Siklus II dengan

tindakan tambahan sebagai berikut.

1.

Pada kegiatan prapembelajaran diharapkan guru lebih bisa mengondisikan

agar siswa lebih siap baik dari fisik maupun mentalnya untuk mengikuti

pembelajaran. Dengan persiapan yang lebih dini dan matang diharapkan

proses maupun hasil pembelajaran bisa lebih ditingkatkan lagi.


(1)

BAB V PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Examples

non Examples dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita.

Peningkatan ini dapat dilihat dari segi proses maupun hasil.

1. Penerapan Model Examples non Examples pada proses pembelajaran Bahasa

Indonesia terdapat kenaikan baik dari aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Dari data hasil observasi aktivitas guru membuktikan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Terbukti pada siklus I masih terdapat 21% dengan klasifikasi nilai C (cukup), sementara pada siklus II yang termasuk klasifikasi C (cukup) 0%. Bahkan klasifikasi A (sangat baik) pada siklus I terdapat 42,11% dan meningkat menjadi 84,21% pada siklus II. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I masih terdapat 25% yang memiliki kualifikasi C (cukup), sementara pada siklus II menjadi 0%. Pada kualifikasi A (sangat baik) pada siklus I 12,5% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75%.


(2)

63

yang mengalami ketuntasan pada siklus I, menjadi 26 orang siswa (100%) pada siklus II. Peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 38,46% (10 orang siswa), sehingga pada siklus II target ketuntasan belajar 85% dari jumlah siswa secara keseluruhan sudah tercapai.

B. SARAN-SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Model Examples non Examples

dalam pembelajaran menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kompetensi siswa. Oleh karena itu, diharapkan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI. Riyadlul Ulum Jenggot Krembung Sidoarjo untuk menerapkan model ini dalam pembelajaran menulis umumnya dan menulis teks berita khususnya.

2. Penerapan Model Examples non Examples dalam pembelajaran menulis pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan variasi media pembelajaran dan menuntut keterlibatan siswa secara penuh mulai dari kegiatan diskusi kelompok, diskusi kelas, sampai dengan kerja mandiri. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru benar-benar menyiapkan dengan baik sehingga bisa meningkatkan kompetensi siswa secara optimal.


(3)

���������������������������������������������������������������������������

��������������������������������������������������������������������������������� �����������������������������������������������������


(4)

63

DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, Husnul & Dwitasari, Yuyun. 2007. Model-model Pembelajaran untuk

PTK. Malang: SMA Lab. UM

Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Press

Hs. Widodo, dkk. 1997. Pengajaran Ketrampilan Menulis. Malang: IKIP Malang Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan

Matematika Sekolah Unesa.

Nur, Yanto. 2004. Upaya Peningkatan Pembelajaran Kalimat Aktif/Pasif pada siswa kelas I A SLTPN Dryorejo dengan Pendekatan Konstruktivistik. Surabaya : Unesa.

Nurchasanah & Widodo. 1993. Ketrampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FS UM.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rofi’uddin, Ahmad. 2002. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Fak Sastra UM

Safi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Penerbit IKIP Malang. Simbolon, O.dkk. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Subana, M dan Sunarti, 1998. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.

Bandung: Pustaka Setia

Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(5)

63

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

���������������������������������������������������������������������������

��������������������������������������������������������������������������������� �����������������������������������������������������


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

3 6 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIWSA KELAS VII SMP SWASTA PAB PATUMBAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 18

PENGEMBANGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MAKE A Pengembangan Model Examples Non Examples Dengan Make A Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 11

PENGEMBANGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MAKE Pengembangan Model Examples Non Examples Dengan Make A Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 STABAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 25

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARATIF KELAS X SMA SWASTA SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SETIA BUDI ABADI PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KAMPUNG RAKYAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Metode Pembelajaran Examples Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sentono Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Yahun Ajaran 20

0 1 18

Peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran examples non examples pada kelas V SD N Pajang IV Laweyan tahun 2015/2016 - UNS Institutional Repository

0 0 234