Kreativitas, Inovasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Muda di Pajak USU Padang Bulan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Kreativitas
Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan

menghasilkan

ide-ide

baru

dengan

mengkombinasikan,

mengubah

atau


menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan
sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan
sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi
(Zimmerer, 2008 : 57).
Rahasia keberhasilan seorang wirausaha terletak pada kesediaan untuk
senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan
memperhatikan orang dilingkungan tempat ia berada dan berusaha untuk
memenuhinya. Dengan terus melakukan kreativitas dan inovasi dapat menjadikan
wirausahawan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan
produk yang lebih baik lagi. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide
dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang
(Suryana, 2008 : 2)
Menurut West, kreativitas adalah penyatuan pengatahuan dari berbagai
bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dan
lebih baik. Kreativitas adalah salah satu bagian mendsar dari usaha manusia
(Marizar, 2005 : 10).


 

Universitas Sumatera Utara

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang
bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat
heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang
tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau
menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah terbuka terhadap
pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa,
kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi
terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan,
berpikir dan bertindak, memerlukan dan meng-asumsikan otonomi, percaya diri,
tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko
yang diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan
untuk men-generik ide-ide yang banyak, fleksibel keaslian, responsif terhadap
perasaan, terbuka terhadap feno-mena yang belum jelas, motivasi, bebas dari rasa
takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif (Hadiyati, 2011 : 10).
Menurut Mc. Pherson mendefinisikan kreativias (Hutagalung, 2010:18),
yakni :
1.


Kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan
didalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berpikir
secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, ataupun
menghasilkan gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam
menghasilkan hal bermanfaat.

2.

Penyatuan

pengetahuan

dari

berbagai

bidang

pengalaman


untuk

menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik: ketreampilan untuk menentukan
10 
 
Universitas Sumatera Utara

pertalian baru, melihat dari perspektif baru dan membentuk kombinasi –
kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam
pikiran.
3.

Kumpulan ide-ide (pikiran bebas yang hidup pada individu, kelompok dan
masyarakat), baik pengetahuan dan pengalaman yang berada di dalam
pikiran manusia (proses mental pada otak bagian kanan), yang kemudian
diramu (ketrampilan) menjadi sesuatu hal kreatif (hal baru atau kejutan)
yang berguna bagi diri sendiri, orang lain maupun organisasi pada kondisi
yang konsudif.
Dalam bukunya A Whack on the Side od the Head, Roger von Oech


mengidentifikasikan 10 “kunci mental” (mental locks) yang membatasi krativitas
seseorang (Zimmerer, 2008 : 68) :
1.

Mencari jawaban satu jawaban yang “tepat”.
Kebanyakan sistem pendidikan yang mendarah daging adalah asumsi
bahwa terdapat satu jawaban yang “tepat” untuk masalah tertentu.

2.

Berfokus untuk “berpikir logis”.
Logika adalah bagian yang sangat penting dalam proses kreatif, terutama
ketika mengevaluasi ide dan menerapkannya. Akan tetapi, dalam fase
imajinatif awal dari proses tersebut, pemikiran logis dapat menghambat
kreativitas.

11 
 
Universitas Sumatera Utara


3.

Mengikuti aturan acara membabi buta.
Kadang-kadang krativitas bergantung pada kemampuan kita melanggar
aturan yang ada sehingga kita dapat melihat cara-cara baru melakukan
sesuatu.

4.

Terus-menerus bersifat praktis.
Menyingkirkan kepraktisan selama beberapa waktu dapat membebaskan
pikiran untuk mempertimbangkan solusi kreatif yang sebaliknya mungkin
tidak akan pernah timbul.

5.

Memandang permainan sebagai hal yang tidak berguna.
Wirausahaan dapat mengambil manfaat dari permainan seperti dilakukan
oleh anak-anak. Kreativitas membuahkan hasil ketika wirausahawan
mengambil


apa

mengevaluasinya,

yang

telah

mereka

memperkuatnya

pelajari

dengan

sewaktu

pengetahuan


bermain,
lain,

dan

mempraktikkannya.
6.

Menjadi terlalu terspesialisasi.
Pemikir kreatif cenderung menjadi “penjelajah,” mencari beberapa ide di
luar bidang keahlian mereka.

7.

Menghindari ambiguitas.
Ambiguitas (makna ganda) dapat menjadi rangsangan kreatif yang sangat
kuat, hal tersebut mendorong kita untuk “berpikir dengan cara berbeda.”
Menjadi


sangat

terperinci

dalam

situasi

imajinatif

cenderung

melumpuhkan kreativitas.

12 
 
Universitas Sumatera Utara

8.


Takut terlihat tolol.
Pemikiran kreatif bukan tempat untuk konvensionalitas. Ide-ide baru
jarang muncul dari lingkungan yang konvensional. Orang cenderung
menjadi konvensional karena mereka tidak ingin terlihat bodoh.

9.

Takut salah dan gagal.
Orang-orang kreatif menyadari bahwa mencoba sesuatu yang baru sering
kali mengarah pada kegagalan; akan tetapi, mereka tidak melihat
kegagalan sebagai akhir. Hal itu mencerminkan pengalaman belajar yang
mengarah pada kesuksesan.

10.

Percaya bahwa “saya tidak kreatif.”
Beberapa orang membatasi dirinya karena merasa yakin bahwa kreativitas
hanya dimiliki oleh Einsten, Beethoven, dan da Vinci. Sayangnya,
keyakinan ini sering menjadi ramalan untuk menghakimi diri sendiri.
Seseorang yang yakin dirinya tidak kreatif akan bertindak seperti itu dan

akan mewujudkan keyakinan tersebut.
Ada tujuh prinsip di dalam pola pikir kreatif (The Basics of Creative

Thinking) (Hendro, 2011 : 110) yaitu:
1.

Posisikan diri anda berlawanan atau berebeda dengan yang lain (opposite
atau think differently).

2.

The innovation theory: Think differently dari nothing to give a spectacular
result.

3.

Think more detail: Berpikirlah lebih detail daripada yang lain atau
biasanya.
13 

 
Universitas Sumatera Utara

4.

Have a perfect result: Berpikirlah bahwa apa yang ingin andai capai itu
sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh yang lain.

5.

Berpikirlah: There must be a solution, bahwa apa pun kesulitannya, pasti
ada jalan keluarnya.

6.

Kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, satu di depan dan yang
lain di belakangnya.

7.

Knowledge only 1%, imagination 99%: Sebagian besar penemu dunia
memiliki pola pikir imajinasi yang kuat.

2.1.1 Ciri-Ciri Kreatif
Ciri – ciri kreatif didasarkan pada pengembangan sejumlah pribadi
berulang-ulang secara konsisten (Hutagalung, 2010 : 21), antara lain :
1.

Nilai –nilai intelektual dan artistik. Sebagai ilustrasi, kegiatan intelektual
seperti membaca buku-buku bermutu dan bernilai astistik.

2.

Minat akan kompleksitas. Hal ini ditunjukan dari ketertarikan pada usaha
menjelajahi masalah sulit dan rumit untuk mendapatkan solusi dan
memahami masalah tersebut.

3.

Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian. Hal ini ditunjukkan oleh
disiplin diri yang berkaitan dalam pekerjaan, dengan dorongan dan
motivasi tinggi, serta peduli terhadap usaha mencapai keunggulan.

4.

Ketekunan. Orang yang kreatif biasanya mempunyai tekad keras untuk
mencapai tujuan dan mengidentifikasikan, serta memecahkan masalah
ditempat kerja, mempunyai keyakinan kuat akan kekuatan-kekuatan dan
ketrampilan-ketrampilan yang mendukung tekadnya.
14 

 
Universitas Sumatera Utara

5.

Pemikiran mandiri. Orang-orangyang kreatif dan inovatif menunjukkan
kemaandiriannya dalam karakteristik membuat kesimpulan, setiap pada
opini dan sikap, meskipun banyak diantaranya cenderung menyesuaikan
diri pada pandangan-pandangan yang dinyatakan oleh mayoritas atau
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

6.

Toleransi terhadap keraguan. Orang-orang yang kreatif merespon secara
positif pada situasi meragukan dan berusaha mencernanya sambil
menikmati proses. Keraguan adalah situasi dimana seseorang mengalami
pengalaman tidak menentu.

7.

Otonomi. Orang kreatif cenderung mengandalkan diri sendiri dan kurang
bergantung pada orang lain, menikmati dan menuntut kebebasan ditempat
kerja, dalam hal ini membutuhkan kebebasan dan pengontrolan yang tidak
terlalu ketat.

8.

Kepercayaan diri. Salah satu ciri orang kreatif adalah kepercayaan diri
yang tinggi dan dipeliharanya citra diri kreatif. Dalam hal ini, orang-orang
yang percaya pada kreatifitas dirinya sendiri dan yakin kepada
kemampuannya akan lebih besar kemungkinannya untuk berperilaku
kreatif.

9.

Kesiapan mengambil resiko. Orang kreatif lebih cenderung siap
mengambil resiko dengan ide-ide baru, serta mencoba cara-cara baru dan
lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal, sekalipun orang-orang
disekitarnya tidak mendukung.

15 
 
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Proses Kreatif
Proses kreatif yang diikuti oleh pikiran kita dalam hal mencari pemecahan
masalah tertentu, telah dianalisis oleh banyak ilmuwan, dan mereka berhasil
menemukan berbagai macam cara untuk melaksanakannya. Seorang yang
bernama Herman von Helmholtz, seorang ahli fisika Jerman menggariskan proses
kreatif dalam tiga langkah (Winardi, 2008 : 205) sebagai berikut:
1.

Saturasi (saturation)
Saturasi yaitu upaya mengumpulkan fakta, data dan sensasi-sensasi yang
kemudian oleh pikiran dijadikan bahan mentah untuk memproduksi ide-ide
baru. Proses tersebut dapat berlangsung secara sadar atau dibawah sadar
dan secara umum boleh dikatakan bahwa proses yang dikemukakan
berlangsung seumur hidup atau sepanjang kehidupan kita.

2.

Inkubasi (incubation)
Inkubasi merupakan langkah berikut dalam proses berlangsung, yang
dilaksanakan tanpa adanya sesuatu upaya yang dilakukan secara sadar.
Menurut teori yang ada, disini pikiran kita dibawah sadar menyeleksi
aneka macam potongan informasi, yang kemudian diolah menjadi berbagai
macam kombinasi yang tidak terhitung banyaknya, yang sebagian besar
ditolak, sebelum mereka muncul pada pikiran sadar kita.

3.

Iluminasi (illumination)
Iluminasi berkaitan dengan suatu gejala yang dinyatakan sebagai ”flash of
genius” (ilham yang sekonyong-konyong muncul dalam pikiran kita),
yang seringkali terlihat setelah periode inkubasi yang berlangsung lama.
16 

 
Universitas Sumatera Utara

Sekonyong-konyong pemecahan problem muncul dalam benak dan pikiran
kita, yang kadang-kadang secara sangat mengherankan berisikan hal-hal
rinci secara lengkap.
2.2

Pengertian Inovasi
Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang

dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Suatu gagasan murni
memegang peranan penting, dan pikiran yang kreatif mengembangkannya
menjadi gagasan berharga (Machfoedz, 2005 : 8).
Kreativitas inovatif mengakibatkan timbulnya sesuatu hal yang baru:
misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah
gaya penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode
baru untuk memanaje sebuah organisasi (Winardi, 2008 : 234).
2.2.1 Ciri-Ciri Inovasi
Inovator adalah orang yang berani mengotak-atik berbagai kemungkinan
baru dan mengubah cara-cara yang sudah biasa dilakukan. Inovator selalu
melihat apa yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang, dan memikirkan apa yang
belum terpikirkan oleh kebanyakan orang (Sun, 2013 : 110). Inovator sejati
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.

Mampu berpikir kreatif
Dengan kreativitas, inovator mampu menghasilkan banyak ide baru untuk
berkreasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu produk atau jasa.

17 
 
Universitas Sumatera Utara

2.

Mampu mengeksplorasi
Inovator gemar mengeksplorasi berbagai kemungkinan dengan melakukan
riset dan eksperimen. Disamping itu, inovator juga melakukan eksplorasi
terhadap berbagai informasi penting yang diperlukannya.

3.

Mampu mengatasi masalah
Dalam mengatasi masalah, inovator memiliki sepasang kemampuan yang
amat penting. Pertama, kemampuan mendefinisikan masalah. Kedua,
kemampuan menciptakan solusi atas berbagai masalah dengaan sangat
mengagumkan.

4.

Mampu memanfaatkan perubahan
Inovator selalu mampu meenciptakan perubahan yang bermanfaat dan
bernilai tambah. Inovator adalah orang yang mampu menyesuaikan diri
dengan dinamika kehidupan yang sarat perubahan.

5.

Berani menghadapi risiko
Inovator berani menghadapi risiko sebagai harga kesuksesan yang harus
dibayarnya. Sebagai invator, Anda harus berani mengambil risiko dalam
rangka mewujudkan ide-ide baru Anda.

6.

Pengamat yang jeli
Sebagai pengamat yang jeli, inovator memahami inovasi sebagai apa yang
perlu dilakukannya. Dengan demikian, inovator bisa memunculkan ide-ide
baru yang sesuai dengan hasil pengamatannya.

18 
 
Universitas Sumatera Utara

7.

Proaktif
Sikap proaktif membantu mengenali berbagai peluang atau potensi yang
mungkin selama ini belum Anda manfaatkan secara maksimal. Hal ini
akan menguji keahlian dan kemampuan Anda dalam menciptakan peluang
baru yang bermanfaat dan bernilai tambah.

8.

Kompeten
Sebaiknya seorang inovator memiliki kegemaran membaca agar bisa
menyerap banyak pengetahuan atau informasi. Dengan tingkat kompetensi
yang tinggi, inovator akan siap menerima ide-ide baru serta kemampuan
mewujudkannya.

2.2.2 Tujuan Inovasi
Perusahaan perlu mencari ide-ide baru yang segar untuk meningkatkan
kualitas barang atau jasa yang diproduksinya. Setiap perusahaan yang ingin
meningkatkan produktivitas serta daya saingnya perlu menyadari pentingnya
berinovasi, yakni mewujudkan ide-ide baru yang lebih bermanfaat dan laku dijual.
Berikut ini adalah tujuan-tujuan inovasi bagi perusahaan (Sun, 2013 : 21) :
1.

Inovasi untuk menciptakan produk baru
Semakin perusahaan mampu mengeksplorasi ide-ide kreatif untuk
menciptakan produk baru, semakin cerah pula masa depan perusahaan
tersebut. Hidup matinya perusahaan bergantung pada kemampuan
perusahaan berinovasi.

19 
 
Universitas Sumatera Utara

2.

Inovasi untuk menyempurnakan produk lama
Inovasi terhadap penyempurnaan suatu produk juga bisa mencakup aspekaspek lain, misalnya memangkas biaya produksi, kinerja, penampilan fisik,
ukuran, dan bobot.

3.

Inovasi untuk memenangkan persaingan
Inovasi sering merupakan faktor penentu apakah suatu perusahaan mampu
bersaing atau tidak. Jika perusahaan tidak mampu atau lalai berinovasi
akan kalah bersaing dengan perusahaan yang mampu berinovasi dengan
baik.

4.

Inovasi untuk membuat kemajuan
Tanpa inovasi, suatu perusahaan hanyalah berjalan di tempat. Setiap
perusahaan yang ingin maju perlu melakukan inovasi dalam berbagai
bidang. Seberapa besar kemajuan suatu perusahaan bisa diukur dari
inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.

5.

Inovasi untuk mencapai tujuan khusus
Tujuan utama setiap perusahaan adalah menghasilkan laba sebesar
mungkin. Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan selain laba. Inovasi
merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi jika perusahaan ingin berhasil
meraih tujuan-tujuannya.

6.

Inovasi untuk mengatasi masalah
Inovasi merupakan cara perusahaan menghasilkan solusi andal untuk
mengatasi masalah perusahaan, yang umumnya bertujuan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas operasional.
20 

 
Universitas Sumatera Utara

Howell dan Higgins (wardoyo.staff.gunadarma.ac.id) melihat bahwa
inovasi bersumber dari:
a.

Kejadian yang tidak diharapkan.

b.

Ketidakharmonisan.

c.

Proses sesuai dengan kebutuhan.

d.

Perubahan pada industri dan pasar.

e.

Perubahan demografi.

f.

Perubahan persepsi.

g.

Konsep pengetahuan dasar.

2.3

Pengetahuan Kewirausahaan
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau

menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui
mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang
pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat
menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan. Pemilik
usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk
memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi
pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja.
Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha
memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja.
Pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang
tentang berwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang
punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehingga ide21 
 
Universitas Sumatera Utara

ide/gagasan yang kreatif dan inovatif dapat memunculkan bentuk-bentuk
wirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan konsumen.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003 : 13).
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian
mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha,
orang-orang

yang

memiliki

kemampuan

untuk

mengambil

resiko

dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai desain
produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi masalah manajerial yang
kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah
seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala

22 
 
Universitas Sumatera Utara

risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan
(Machfoedz, 2005 : 9).
Mas’ud Machfoedz (2005 : 9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan
adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko
untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih
memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang
wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri
ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi
berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
Faktor demografi dari wirausaha, yaitu usia, pengalaman dan pendidikan
merupakan faktor-faktor yang melekat pada diri wirausaha. Usia atau lamanya
seseorang menjalankan usaha jelas ada kaitannya dengan keberhasilan usaha.
Entreprenurial age memang mencerminkan adanya pengalaman usaha. Menurut
Hisrich & Brush (Riyanti, 2003 : 9), usaha yang berhasil saat ini biasanya bukan
usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari
bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha
atau dari pengalaman kerja dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan
penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada
keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah
tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia
memulai usaha sendiri.
Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi
perubahan. Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih mudah melakukan
23 
 
Universitas Sumatera Utara

proses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya terjadi interaksi
langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya wirausaha, karyawan pun
dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu produk baru. Bahkan
karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide kreatif bisa muncul dari
karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru wirausahalah yang harus
belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu terjadi proses pembelajaran.
Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari
sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.
2.4

Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Muda

2.4.1

Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu

jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit
bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan
memuaskan.

Ukuran

keberhasilan

usaha

dalam

menerapkan

strategi

pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin
banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka
mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup
berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan
salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada
lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya
(Kasmir, 2006 : 172).
Menurut Ranto (2007 : 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
24 
 
Universitas Sumatera Utara

kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak
berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun
kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik
maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Nasution (2001 : 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Menurut Hutagalung (2008 : 50), sukses tidak terjadi secara kebetulan,
secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari
proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan
uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi
dari kesemuanya.
Seorang wirausaha dapat mendayagunakan segala sumber daya yang
dimiliki, dengan proses yang kreatif dan inovatif, menjadikan usaha kecil dan
menengah (UKM) siap menghadapi tantangan krisis global. Beberapa peran
kewirausahaan dalam mengatasi tantangan di UKM adalah (Manurung, 2013 :
84):

25 
 
Universitas Sumatera Utara

1.

Memiliki daya pikir kreatif, yang meliputi:
a. Selalu berpikir secara visionaris (melihat jauh ke depan), sehingga
memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka
panjang (stratejik).
b. Belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka
menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan UKM.

2.

Bertindak inovatif, yaitu:
a. Selalu berusaha meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas
dalam setiap aspek kegiatan UKM.
b. Meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi persaingan bisnis.

3.

Berani mengambil resiko, dan menyesuaikan profil resiko serta
mengetahui resiko dan manfaat dari suatu bisnis.35 UKM harus memiliki
manajemen resiko dalam segala aktivitas usahanya. Sementara untuk
mengatasi masalah yang ada di UKM saat ini, tidak saja dibutuhkan 3
(tiga) sikap di atas, namun juga diperlukan langkah-langkah pendukung
dari manajemen UKM, dalam aspek penataan manajemen UKM .

2.4.2

Wirausaha Muda
Hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi young entrepreneur.

Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus
pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai mengambil bagian
dalam memulai bisnis (Zimmerer, 2008 : 26). Didorong akan sempitnya lapangan
pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan

26 
 
Universitas Sumatera Utara

untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi
muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
Menurut Hurlock (Hutagalung, 2010 : 9) menyatakan bahwa usia 18 tahun
sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal, dimana masa itu merupakan masa yang
terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan
pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam usia dewasa awal yang memiliki tugas
pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat serta
faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang
bingung dengan pilihan karirnya, situasi seperti ini sering terjadi pada
entrepreneur. Hurlock menyebutkan masa dewasa awal adalah masa coba-coba
untuk berkarir.
Penelitian yang dilakukan oleh College (Zimmerer, 2008 : 26) menemukan
bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun 1965-1981) tiga kali lebih
mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok
umur lainnya. Anggota generasi ini menangani sekitar 80% dari seluruh bisnis
awal,

sehingga

mereka

menjadi

generasi

yang

paling

memiliki

jiwa

kewirausahaan tinggi dalam sejarah. Tidak ada kemunduran yang terjadi ketika
generasi ini menegangkan otot-otot kewirausahaannya. Generasi X ini mungkin
lebih tepat disebut sebagai Generasi Entrepreneur.
2.5

Penelitian Terdahulu
Menurut Deden dan Janivita (2012) melakukan penelitian dengan judul

“Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil” menunjukkan
bahwa kreativitas dan inovasi mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi
27 
 
Universitas Sumatera Utara

usaha kecil. Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 165 unit usaha meliputi
wilayah Bandung, Purwakarta,Tasikmalaya, Ciamis dan Garut, dengan teknik
pengambilan sampelnya adalah Two Stage ClusterSampling. Variasi perubahan
kreativitas

dan

inovasi

mempengaruhi

variasi

perubahan

kompetensi

kewirausahaan sebesar 58 %. Angka positif mengindikasikan bahwa apabila
kreativitas dan inovasi tinggi maka kemampuan kewirausahaan juga tinggi
sehingga menunjang keberhasilan usaha.
Peneliti lain Nasution (2011) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan
(X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y1) pada
rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Penulis menarik hipotesis bahwa
pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan merupakan faktor
pendorong keberhasilan usaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti
menggunakan 2 orang responden sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan
terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan
pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis
diterima.
28 
 
Universitas Sumatera Utara

2.6

Kerangka Konseptual
Untuk mencapai keberhasilan usaha di era persaingan yang tinggi

dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Sun
(2013 : 21) semakin perusahaan mampu mengeksplorasi ide-ide kreatif untuk
menciptakan produk baru, semakin cerah pula masa depan perusahaan tersebut.
Hidup matinya perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan
berinovasi. Perusahaan akan menjadi sehat dan kuat jika mampu berinovasi
dengan baik.
Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan
menghasilkan

ide-ide

baru

dengan

mengkombinasikan,

mengubah

atau

menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan
sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan
sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi
(Zimmerer 2008 : 57).
Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah faktor
pengetahuan kewirausahaan yaitu kemampuan untuk mengenali atau menciptakan
peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai
kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha
harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam dunia usaha karena sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
Hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi young entrepreneur.
Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus
pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai mengambil bagian
29 
 
Universitas Sumatera Utara

dalam memulai bisnis (Zimmerer, 2008 : 26). Didorong akan sempitnya lapangan
pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan
untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi
muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
Kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut:

Kreativitas
(X1)

Inovasi
(X2)

Keberhasilan Usaha Pada
Wirausaha Muda
(Y)

Pengetahuan
Kewirausahaan
(X3)
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Sun (2013), Zimmerer (2008) data diolah
2.7

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Kreativitas, inovasi dan
pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha pada wirausaha muda (studi kasus usaha yang berada di Pajak
USU Padang Bulan)”.

30 
 
Universitas Sumatera Utara