Perbandingan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Anak Miopia Dan Emmetropia Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG
Mata anak-anak adalah mata yang sedang bertumbuh. Sistem

imunitas anak yang sedang berkembang dan sistem saraf pusat yang juga
berfungsi dalam pembentukan, mengakibatkan rentannya mata anak
terhadap

gangguan

perkembangan

yang

abnormal.

bisa


mengakibatkan

Pertumbuhan

dan

pertumbuhan

perkembangan

dan
mata

berlangsung cepat dalam dua tahun pertama kehidupan. Kemudian
berkembang secara berlahan sampai usia pubertas.(Riordan&Eva,2009;
Fouraker, Hared, Isbey et all,2014)
Gangguan refraksi masih merupakan salah satu penyebab
kebutaan di dunia.


World Health Organization (WHO) menyatakan

terdapat 45 juta orang menjadi buta di seluruh dunia dan 135 juta dengan
low vision. Diperkirakan gangguan refraksi menyebabkan sekitar 8 juta
orang (18% penyebab kebutaan global) mengalami kebutaan.

Angka

kebutaan anak di dunia masih belum jelas, namun diperkirakan ada
sekitar 1,4 juta kasus kebutaan pada anak, dan 500.000 baru terjadi tiap
tahunnya.

Penyebab kebutaan pada anak sangat bervariasi pada tiap

negara. Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu anak menjadi buta
dan

hampir

setengahnya


berada

di

Asia

Tenggara.

(Murthy

QVS,CEHJ,2007)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil survei Indera Penglihatan dan Pendengaran
tahun 1993-1996 yang dilakukan di 8 provinsi menunjukkan prevalensi
kebutaan di Indonesia sebesar 1,5% dengan penyebabnya katarak 0,78%,
glaukoma 0,20%, kelainan refraksi 0,14%, kelainan retina 0,13%, kelainan
kornea 0,10%, dan oleh penyebab lain 0,15%. Kebutaan pada anak di

Indonesia sebesar 0,6 per 1000 anak. (Depkes RI,1998)
Goh P.P dalam Malaysian study pada anak usia sekolah,
didapatkan prevalensi miopia lebih tinggi pada anak usia lebih tua, jenis
kelamin perempuan, anak dengan tingkat pendidikan orang tua yang lebih
tinggi dan ras Tionghoa.

Hipermetropia lebih banyak ditemukan pada

anak usia lebih muda dan pada etnik lainnya. (Goh PP., Abqariyah Y.,
Pokharel GP., Ellwein LB., 2005.)
Menurut Rahmadini menyatakan dari 89 orang siswa SD kelas 4- 6
di Kelurahan Pondok Ranji Ciputat yang menjalani pemeriksaan tajam
penglihatan, 51 responden (57,3%) menderita miopia & 38 responden
(42,7%) memiliki tajam penglihatan normal. (Rahmadini,2009)
Menurut penelitian Mona R. Hutahuruk menyatakan pengetahuan
orangtua berhubungan secara tidak bermakna dengan sikap orangtua
mengenai kelainan refraksi pada anak. Ada faktor-faktor lain yang lebih
mempengaruhi

pengambilan


sikap

orangtua

sehingga

diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor ini. (Hutahuruk M.,2009)
Menurut penelitian Rodiah R. L menyatakan penderita miopia
sedang dan berat rata-rata panjang sumbu bola mata kanan pada
perempuan 25,30 mm dan mata kiri 25,38 mm sedangkan rata-rata

Universitas Sumatera Utara

panjang sumbu bola mata kanan laki-laki 25,82 mm dan mata kiri 25,89
mm, tidak terdapat perbedaan pertambahan panjang sumbu bola mata
kanan maupun kiri dan juga tidak terdapat perbedaan koreksi mata kanan
dan mata kiri pada miopia sedang berat berdasarkan jenis kelamin, ratarata pertambahan panjang sumbu bola mata tiap kenaikan 1 dioptri adalah

sebesar 0,42 mm (Lubis R.R,2005)
Saerang dkk pada penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat
hubungan erat antara tingkat pendidikan / pekerjaan (penglihatan dekat)
dan pendapatan dengan derajat miopia.

Dimana makin tinggi tingkat

pendidikan, pekerjaan atau pendapatan makin tinggi derajat miopia yang
diderita. (Saerang,1988)
Panjang sumbu bola mata merupakan salah satu faktor penentu
status refraksi seseorang, disamping kelengkungan kornea dan lensa.
Pada miopia sumbu bola mata lebih panjang dari normal dan dikatakan
bahwa pemanjangan tersebut berbanding lurus dengan derajat miopia.
Walaupun telah terdapat bukti-bukti dari penelitian-penelitian terdahulu
bahwa miopia disebabkan oleh pemanjangan sumbu bola mata, tetapi
yang mendasarinya belum jelas sepenuhnya.(Duke elder,SS; Curtin
B.J.,1985)

I.2


RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui

perbandingan panjang sumbu bola mata (axial length) pada anak Miopia
dan Emmetropiadi RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2014

Universitas Sumatera Utara

I.3

TUJUAN PENELITIAN

I.3.1

Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan panjang sumbu bola

mata pada anak Miopia dengan Emmetropia di RSUP. H. Adam Malik
Tahun 2014.


I.3.2

Tujuan Khusus



Untuk mengetahui proporsi Miopia & Emmetropia pada anak



Untuk mengetahui panjang sumbu bola mata anak Miopia &
Emmetropia



Untuk membandingkan panjang sumbu bola mata pada anak
Miopia dengan Emmetropia.

1.4



MANFAAT PENELITIAN
Untuk Peneliti :

menambah pengetahuan peneliti dalam bidang

refraksi.


Untuk Institusi : memberikan informasi mengenai proporsi Miopia &
Emmetropia di RSHAM sehingga dapat memberikan sumbangan
pada data epidemiologi angka kebutaan akibat kelainan refraksi di
Sumatera Utara dan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.



Untuk Masyarakat : mengetahui lebih dini kelainan refraksi
terutama miopia pada anak, dengan demikian dapat menurunkan
angka kebutaan.


Universitas Sumatera Utara