Peran Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Upaya Menyetkan Keuangan Negara Dari Tindak Pidana Korupsi

ABSTRAKSI

PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PENGEMBALIAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DARI TINDAK PIDANA KORUPSI
Debora S. Tampubolon 1
Syafruddin Kalo 2
Nurmalawaty 3
Pemberantasan korupsi pada dewasa ini menjadi pembicaraan yang
semakin hangat di masyarakat. Dalam kenyataannya, masyarakat semakin terbuka
matanya dan mulai menyuarakan harapan dalam pencegahan dan pemberantasan
kejahatan luar biasa ini. Para koruptor yang dijerat oleh undang-undang korupsi
maupun yang berkaitan dengan hal itu seperti undang-undang pencucuian uang,
menunjukkan keseriusan pemerintah terhadap pemberantasan korupsi. Tidak
hanya itu, masalah lain yang perlu diingat adalah sejauh mana pemerintah dalam
mengembalikan kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi,
mengingat salah satu pengertian korupsi atau jenis korupsi dalam Pasal 2 dan 3
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi menggunakan rumusan “dapat merugikan keuangan dan
atau perekonomian negara”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ialah
metode pendekatan normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Teknik

pengumpulan data sesuai dengan metodenya yaitu library resources yang
berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin bahan-bahan melalui kepustakaan,
dan juga media elektronik online untuk mendapatkan informasi lebih yang
mungkin tidak dapat didapat dibuku-buku atau dokumen lain. Analisis data yang
penulis lakukan terhadap bahan-bahan hukum tersebut diatas adalah metode
analisis kualitatif .
Pemberian kewenangan kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang selanjutnya disebut KPK yang cukup luas dan bersifat mandiri akan
menjadi angin segar bagi pencari keadilan dan kebebasan dari belenggu korupsi.
Koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK akan sangat membantu dalam
pemberantasan korupsi. Instrumen nasional dan internasional semakin diperkuat
pemerintah, perluasan kerja sama bilateral dan multilateral diharapkan dapat
memberikan jalan untuk menangkap aset dan pelaku yang lari ke luar negeri.
Dibarengi lagi dengan kemampan jaksa dalam menuntut tindak pidana korupsi
melalui instrumen dalam undang-undang pencucian uang, memperluas jeratan
untuk para tikus pembobol kantung rakyat itu.

1
2
3


Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU

Universitas Sumatera Utara