Gambaran Karakteristik Anak yang Menderita Invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Di negara – negara barat, penderita invaginasi biasanya datang dalam

keadaan yang masih dini, sehingga angka kesakitan dan angka kematian dapat
ditekan. Kebanyakan penderita sembuh bila dirawat sebelum 12 jam setelah
kejadian.
Di negara berkembang seperti di Indonesia, penderita sering datang dalam
keadaan yang sudah terlambat atau lebih dari 12 jam setelah kejadian. Sehingga
sebagian besar memerlukan tindakan pembedahan yang sering disertai dengan
reseksi usus. Rendahnya pengetahuan orangtua penderita tentang kesehatan
menyebabkan keterlambatan pemeriksaan penderita ke dokter.
Akibat variasi geografis yang sangat luas dalam insiden invaginasi sangat
banyak membuat prevalensi dari penyakit invaginasi sangat sulit ditentukan.
Sebagai contoh studi tentang prevalensi invaginasi di Amerika Serikat yang
insidennya diperkirakan sekitar 1 kasus per 2000 kelahiran hidup. Di Inggris,
insiden bervariasi 1,6 – 4 kasus per 1000 kelahiran hidup. Invaginasi dapat

menjelaskan sebanyak 25% dari keadaan darurat bedah anak yang melebihi
kejadian apendisitis.
Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan
invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, menyusui, gizi baik,
dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%90% belum diketahui (Husain, 1993).
Hasil laporan World Health Organization yang dikeluarkan pada tahun
2007 di 3 kota besar di Indonesia menunjukan angka invaginasi pada anak yang
terjadi di kota Medan sebanyak 29 kasus, dijumpai pada usia 2 bulan–2 tahun dan
paling banyak di temukan pada anak usia di dibawah 1 tahun (95%) dengan
perbandingan laki–laki dan perempuan 3:1. Sedangkan di kota lain seperti Jakarta

Universitas Sumatera Utara

dan Yogyakarta angka kejadian invaginasi yang terjadi masing–masing adalah
sebanyak 103 (86%) kasus dan 35 (61%) kasus anak dengan perbandingan laki–
laki dan perempuan masing–masing sebanyak 2:1 dan 1:1.
Masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus,
perubahan cuaca ataupun perubahan pola makan. Sedangkan invaginasi pada
orang dewasa sekitar 5-10% penderita dan dapat dikenali hal-hal pendorong untuk
terjadinya invaginasi, seperti apendiks yang terbalik, divertikulum Meckelli, polip

usus, atau kistik fibrosis (Pickering, 2000).
Manifestasi klinis invaginasi pada anak mulai tampak 3-24 jam setelah
terjadinya invaginasi. Gejala-gejala khas sebagai tanda obstruksi intestinum yaitu
nyeri abdomen, muntah, dan perdarahan rektum. Nyeri abdomen bersifat serangan
setiap 15-30 menit dengan durasi 1-2 menit, di antara 2 serangan bayi terlihat
sehat. Persentase nyeri abdomen pada anak < 1 tahun (60,7%), 1-2 tahun (81,8%),
dan > 2 tahun (91%) yang menunjukkan gejala yang mencolok (Sapan, 1987).
Biasanya nyeri diikuti oleh muntah, pada bayi muntah dapat sebagai gejala
pertama. Muntah paling sering pada anak berumur < 2 tahun (73%) dan > 2 tahun
(52%) mula-mula terdiri atas sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung
kemudian berisi cairan empedu. Setelah nyeri kolik yang pertama, tinja masih
normal kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lendir pada awal
penyakit (currant jelly stool) pada penderita (59%) perdarahan terjadi dalam
waktu 12 jam, kemudian berangsur-angsur bercampur jaringan nekrosis (terry
stool) karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah (Sapan, 1987).
Dari hasil pengamatan jenis invaginasi, paling banyak terjadi ileo-colica
(75%), ileo-ileocolica (15%), dan sisanya (10%). Angka kejadian invaginasi pada
anak dan bayi dijumpai pada usia di < 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia
5-9 bulan. Prevalensi penyakit diperkirakan 1-3 per 1000 kelahiran hidup dengan
perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 3:1 (Sapan, 1987) kemudian

terjadi peningkatan terhadap prevalensi penyakit invaginasi menjadi 1-4 per 1000
kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1
(Pickering, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Sebuah penelitian bersifat deskriptif yang dilakukan sebelumnya oleh
Peny Mulyaningrum mendapatkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik (RSUP HAM) 2006-2009 sebagai berikut invaginasi pada anak
berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan
12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13
(63,6%) kasus 5-8 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan,
3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi
yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus
status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus
Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileo-ileocolica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus
ileo-ileal dan colo-colica.
Dari hasil pengamatan bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia
menunjukkan kenaikan pada beberapa tahun terakhir yang penyebarannya
kebanyakan pada anak dibandingkan orang dewasa, maka dibutuhkan data

mengenai

penyakit invaginasi pada anak di Indonesia dan memberikan

penyuluhan tentang penyakit invagiasi agar tidak terlambat dalam melakukan
tatalaksana yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.

1.2.

Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk

pertanyaan:
Bagaimana karakteristik anak yang menderita penyakit invaginasi di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan
periode 2011-2014?

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
anak yang menderita invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
(RSUP HAM) Medan periode 2011-2014.

1.3.2 Tujuan Khusus :
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
Mengetahui karakteristik kejadian anak yang menderita penyakit
invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan
periode 2011-2014 yang dilihat berdasarkan jenis invaginasi, jenis kelamin, umur,
dan status gizi.

1.4. Manfaat Penelitan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.4.1. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
1. Sebagai

infomasi gambaran karakteristik anak yang menderita


invaginasi di Rumah Sakit Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan
tahun 2011-2014.
2. Sebagai dasar ilmiah untuk memusatkan perhatian dalam menangani
invaginasi pada anak.

1.4.2. Bagi Masyarakat
1. Sebagai dasar informasi mengenai anak yang menderita penyakit
invaginasi sehingga diharapkan dapat menurunkan angka morbilitas dan
mortalitas.
2. Sebagai informasi kepada pasien yang menderita invaginasi untuk
segera melakukan pengobatan dan penanganan yang segera.

Universitas Sumatera Utara

1.4.3. Bagi Peneliti
1. Sebagai dasar informasi dalam latihan membuat suatu penelitian.
2. Sebagai dasar informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi data
penelitian bagi peneliti lain.

Universitas Sumatera Utara