Gambaran Karakteristik Trauma Abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2011 – 2014

(1)

DAFTAR PUSAKA

Adams, et al, 2010. Chapter 43 Abdominal Trauma .Rosen’s Emergency Medicine

Concepts And Clinical Practice.Published by Elsevier Inc.

Ben Pansky, Thomas R. Gest 2013. Illustrated Anatomy Thorax Abdomen.

Lippincott’s Concise Illustrated Anatomy:Thorax, Abdomen& Pelvis.

Published by Published by Lippincott Williams, a Wolter Kluwer business Clinical Practice Guildelines: Trauma/Abdominal Trauma 2015. Published by

Queensland Government. Availablle at

https://ambulance .qld.gov.au/docs/clinical/cpg/CPG_Abdominal%20traun a.pdf

Frank H.Netter, MD 2014.Anatomy Abdomen. Atlas of Human

Anatomy.Published Saunders,an imprint of Elsevier Inc,5.

Gonzalez RP, Turk b, Falimirski ME, Holevar Mr.Abdominal Stab Wounds: Diagnostic Peritoneal Lavage Criteria For Emergency Room Discharge.J

trauma 2001 Nov:51(5):939-43.

Guilon, F., 2011. Epidemiology of Abdominal Trauma. In :CT of The Acute Abdomen.London: Springer; 15-26.

Hemilla MR, Wahl WL. Management of the Injured Patient. In: Doherty GM, editor. Current Surgical Diagnosis and Treatment. McGraw Hill Medical; 2008. pp 227

Hermosa Jl. R, et al 2008. Gastric Perforation from abdominal trauma. Dig Surg.

2008;25(2):109-16.

Jason Smith, Ian Greaves, Keith M. Porter 2011. Abdominal Trauma.Oxford Desk

Reference Major Trauma. Published by Oxford University Press, 210.

Keith L. Moore, Arthur F.Dalley, Anne M.R 2014. Anatomy of Abdomen. Agur.Moore Clinically Oriented Anatomy. Published by Lippincott Williams, a Wolter Kluwer business, 19.

Legome, Eric . (2014). Blunt Abdominal Trauma Treatment & Management. Available online at: http://emedicine.medscape.com/article/1980980-treatment [diakses 21 MEI 2015]


(2)

Mohammad A Gad, Aly Saber, Goda M Ellaban. Incidence, Patterns, and Factors Predicting Mortality of Abdominal Injuries in Trauma Patients. N Am J

Med Sci.2012 Mar;4(3):129-134

Muhammad U Butt, Nikolaos Zacharias, and George C Velmahos.Penetrating abdominal Injuries: Management controversies.Scandinavian Journal of

Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine 2009,17:19.

Rajendra B. Nerli, Amey Patil, Shishir Devaraju, Murigendra B. Hiremath 2015. Renal Pelvis Injury in Case of Blunt Trauma Abdomen. Available online at : http://ac.els-cdn.com/S2214442015000418/1-s2.0-

S2214442015000418-main.pdf?_tid=ec9c5ccc-1132-11e5-bb88-00000aacb35e&acdnat=1434134792_7eec3499b514fa96523c0336364607 8d [diakses 30 MEI 2015]

Offner, P . (2014). Penetrating Abdominal Trauma Treatment & Management. Available online at: http://emedicine.medscape.com/article/2036859-overview#aw2aab6b2b4aa [diakses 29 MEI 2015]

Paden M, McGee K, Krung E. Geneva, Switzerland: World Health Organization 2000; 2002. Injury: A leading cause of the global burden of disease. Shaikh S.T. The Surgical Anatomy Of Anterior Abdominal Wall. Int j clin surg

adv 2014;2(4):97-106

Sjamsuhidajat, de jong. Buku ajar ilmu bedah.ed.3.Jakarta. EGC; 2010.

Vishram Singh 2014. Surface Anatomy of The Abdominal Wall. Textbook of

Anatomy: Abdomen And Lower Limb.Published by Elsevier India Private

Limited,75.

William et al, 2002. Blunt Abdominal Trauma, Evaluation of. J Trauma

53(3):602-615.

Wibisono, E dan Jeo, W. S., 2014 Trauma Abdomen dalam Tanto, C, Liwang, F, Hanifati, S, Pradipta, EA, editor, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius

World Health Organization. Regional Office for South-East Asia, New Dehli. Strategic plan for injury prevention and control in South-East Asia. New Dehli 2002. Available online at: www.searo.who.int/Link Files/whd04_Documents_Accident-8.pdf


(3)

Yucel et al, 2014. The management of Penetrating Abdominal Stab Wound with Organ or Omentum Evisceration : The Result of Clinical Trial. Ulus


(4)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Trauma abdomen

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006).

3.2.2. Pasien Trauma Abdomen

Pasien yang mengalami trauma abdomen adalah pasien yang datang mendapat rawatan dari Departemen Bedah Digestif serta rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dan didiagnosa dengan trauma abdomen.

3.2.3. Data Klinis

Data klinis adalah catatan rekam medis yang berupa: umur, jenis kelamin, penyebab trauma dan organ yang mengalami trauma.

Data klinis:

- Umur

- Jenis kelamin - Penyebab trauma - Organ yang

mengalami trauma


(5)

- Umur pasien adalah terbagi menjadi anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan manula menurut departemen kesehatan Indonesia tahun 2009. Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis.

Alat Ukur : Rekam medis

Cara Ukur : Observasi data di rekam medis

Hasil Ukur : Umur pasien dalam penelitian dikategorikan menjadi: 1. Anak-anak : 0-11 tahun

2. Remaja : 12-25 tahun 3. Dewasa : 26-45 tahun 4. Lansia : 46-65 tahun 5. Manula : > 65 tahun Skala Pengukuran : Interval

- Jenis kelamin pasien adalah terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis

Alat Ukur : Rekam medis

Cara Ukur : Observasi data di rekam medis

Hasil Ukur : Jenis kelamin pasien dalam penelitian dikategorikan menjadi:

1. Laki-laki 2. Perempuan Skala Pengukuran: Nominal

- Etiologi trauma dibahagi kepada dua yaitu trauma tajam dan trauma tumpul (Offer, 2013). Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis.

Alat Ukur : Rekam medis

Cara Ukur : Observasi di rekam medis

Hasil Ukur : Klasifikasi trauma dalam penelitian dikategorikan menjadi:

1. Trauma tajam 2. Trauma tumpul Skala Pengukuran : Nominal


(6)

- Terdapat organ-organ yang mengalami trauma pada bagian abdomen. Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis.

Alat Ukur : Rekam medis

Cara Ukur : Observasi di rekam medis Hasil Ukur : 1.Hati Kantung

2.Empedu 3. Perut 4. Pankreas 5. Duodenum 6. Limfa 7. Appendix 8. Usus besar 9. Usus kecil 10. Ginjal

11. Kantung kemih 12. Uterus


(7)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain

cross-sectional untuk melihat penderita trauma abdomen untuk beberapa tahun yaitu

dari tahun 2011 hingga 2014.. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang menderita trauma abdomen di departemen Bedah Digestif Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (total sampling).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan berdasarkan data rekam medis yang didapatkan dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Kota Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan berawal dari persiapan proposal, penelitian proposal, pengambilan data, pengelohan data dan penelitian hasil dengan

mengambil waktu dari Maret 2015 hingga November 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis mengalami trauma abdomen di departemen Digestif Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada 1 Januari 2011 hingga 31 Desember 2014.

4.3.2. Sampel Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data pasien yang mengalami trauma abdomen yang dapat untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.


(8)

Kriteria inklusi adalah semua pasien yang didiagnosis mengalami trauma abdomen di departemen Bedah Digestif Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Kriteria eksklusi adalah rekam medis yang tidak lengkap.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dari rekam medis pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Data pada penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari rekam medis yang dikumpulkan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperlukan dikumpul setelah melihat rekam medis pasien yang didiagnosis mendeita tonsilitis lalu dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, ukuran tonsil dan indikasi tonsilektomi. Data kemudian dimaksukkan ke dalam program SPSS (Statistical Package for the Social Science) dan ditampilkan dalam bentuk distributive.

4.6 Rencana Penelitian

Tabel 4.1. Rencana Penelitian N

o

Bulan / Rancangan

Mrt Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

1. Persiapan Proposal

X X X

2. Penelitian Proposal

X

3. Pengambila n Data

X X

4. Pengelohan Data

X X

5. Penelitian Hasil


(9)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan adalah sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini terletak di lahan yang luas di pinggiran kota Medan. RSUP HAM mulai fungsi dengan pelayanan rawat jalan sejak tanggal 17 Juni 1991. Mulai tanggal 2 Mei 1992, rumah sakit ini turut menyediakan pelayanan rawat inap.

RSUP HAM Medan terdiri sebagai rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, RSUP HAM Medan juga sebagai Pusat Rujukan Wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Pada tahun 1993, Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran USU Medan dipindahkan ke rumah sakit ini secara resmi.

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Informasi berikut ini menunjukkan distribusi proposi gambaran

karakteristik trauma abdomen di RSUP HAM. Mulai bulan Januari 2011 sehingga Desember 2014, terdapat 53 pasien yang mengalami trauma abdomen berobat di RSUP HAM .


(10)

Tabel 5.1 Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi(n) Persentase (%)

Laki-laki 38 71.7

Perempuan 15 28.3

Total 53 100.0

Dari Tabel 5.1. dapat terlihat bahwa proporsi tertinggi pasien trauma abdomen dijumpai pada kelompok laki-laki yaitu sebanyak 38 orang kasus (71.7%) sedangkan perempuan dijumpai sebanyak 15 orang kasus (28.3 %).

Tabel 5.2 Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Usia

Kelompok Usia Frekuensi(n) Persentase (%)

Anak-anak 0-11 tahun 7 13.2

Remaja 12-25 tahun 22 41.5

Dewasa 26 - 45 tahun 12 22.6

Lansia 46 - 65 tahun 8 15.1

Manula > 65 tahun 4 7.5

Total 53 100.0

Dari Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa kelompok usia tertinggi pasien trauma abdomen adalah remaja (12-25 tahun) yaitu sebanyak 22 orang (41.5%) diikuti dengan kelompok dewasa (26-45 tahun) yaitu sebanyak 12 orang (22.6%), lansia (46-65 tahun) sebanyak 8 orang dan anak-anak(0-11 tahun) sebanyak 7 orang (13.2%). Kelompok yang paling rendah dilaporkan adalah manula ( >65 tahun) dengan 4 orang pasien.


(11)

Tabel 5.3 Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Penyebab Trauma Penyebab

Trauma Frekuensi (n) Persentase (%)

Trauma Tajam 3 5.7

Trauma Tumpul 50 94.3

Total 53 100.0

Tabel 5.3, menunjukkan penyebab trauma abdomen dan yang mempunyai frekuensi tertinggi untuk menyebabkan trauma abdomen adalah trauma tumpul ataupun blunt abdominal trauma yaitu sebanyak 50 orang (94.3 %) dan diikuti dengan trauma tajam ataupun penetrating abdominal trauma sebanyak 3 orang (5.7%).

Tabel 5.4 Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Lokasi Terjadinya Trauma

Organ- organ Frekuensi (n) Persentase (%) Hati Kantung Empedu Lambung Pankreas Duodenum Limfa Appendix Usus besar Usus kecil Ginjal Kantung kemih 6 0 15 0 0 9 0 4 3 12 4 11.3 0 28.3 0 0 17.0 0 7.5 5.7 22.6 7.4


(12)

Dari Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa pasien trauma abdomen yang mempunyai frekuensi tertinggi berdasarkan lokasi terjadinya trauma adalah lambung yaitu sebanyak 15 orang (28.3%) diikuti dengan ginjal yaitu sebanyak 12 orang (22.6%). Kemudian, untuk limfa yaitu sebanyak 9 orang (17.0%), dan diikuti dengan hati yaitu dengan 6 orang (11.3%). Selain itu, untuk usus besar dan kantung kemih adalah sebanyak 4 orang (7.4%) untuk kedua duanya. Yang paling sedikit dilaporkan adalah usus kecil dengan 3 orang (5.7%). Untuk kantong empedu, pankreas, duodenum, appendix dan uterus tidak ada kasus yang dilaporkan.


(13)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Jenis Kelamin Dari Tabel 5.1. dijumpai pasien laki-laki terdiri daripada 38 orang dan perempuan pula berjumlah 18 orang. Dapat dikatakan di sini bahwa ada perbedaan yang amat jelas di antara jumlah pasien yang mengalami trauma abdomen di mana laki-laki lebih ramai berbanding perempuan. Dalam teori dan penelitian sebelumya, juga ada buktinya bahwa laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan. Menurut Hemmati, Leili, Amiri, Darzi,

Kiakalayeh, Moghaddam, Eramshadati (2013), penderita yang mengalami trauma abdomen yang lebih banyak adalah laki-laki jika dibandingkan dengan perempuan. Di sini, hasil penelitian adalah sama seperti teori dan penelitian sebelumnya.

5.2.2. Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Usia

Dari Tabel 5.2. menunjukkan bahwa sebanyak 22 orang pasien mengalami trauma abdomen di antara umur 12-25 tahun dan sebanyak 12 orang di antara umur 26-45 tahun. Dalam hal ini, menunjukkan lebih ramai yang menderita trauma abdomen di antara umur 12-45 tahun, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, ramai penderita trauma abdomen berada di sekitar umur 21-40 tahun (Siddique, Rahman dan Hannan, 2004). Disini, hasil penelitian dengan penelitian yang sebelumnya tidak sama karena umur dalam penelitian sebelumnya tidak sama dengan hasil penelitian.

5.2.3. Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Penyebab Trauma Dari Tabel 5.3. menunjukkan bahwa trauma abdomen dikategorikan kepada dua yaitu trauma tajam( penetrating trauma) dan trauma tumpul (blunt

trauma). Dari 53 pasien yang dilaporkan menderita trauma abdomen, ditemukan 3


(14)

Menurut Naik dan Jakkam (2013), trauma tumpul merupakan trauma abdomen yang paling banyak diderita dibandingkan trauma tajam. Disini, hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya adalah sama.

5.2.4. Distribusi Pasien Trauma Abdomen Berdasarkan Lokasi Terjadinya Trauma Berdasarkan Tabel 5.4. lokasi terjadinya trauma dikategorikan ke dalam organ-organ yang berada dalam bahagian abdomen yaitu hati, kantung empedu, lambung, pancreas, duodenum, limfa, appendix, usus besar, usus kecil, ginjal dan kantung kemih. Daripada hasil penelitian, organ yang mempunyai frekuensi tertinggi mengalami trauma adalah lambung dengan 15 orang. Dari penelitian sebelumnya, limfa adalah organ yang paling banyak mengalami trauma tumpul di bahagian abdomen (Soto dan Anderson, 2012).


(15)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada pasien trauma

abdomen mulai Januari 2011 – Desember 2014 didapatkan 53 orang pasien yang mengalami trauma abdomen mahupun trauma tajam ataupun trauma tumpul. 53 orang telah didiagnosis mengalami trauma abdomen dan dapat diambil

kesimpulan seperti berikut:

1. Pasien trauma abdomen berdasarkan lokasi terjadinya trauma terbanyak adalah perut sebanyak 15 orang (28.3%) dan jumlah terendah adalah di usus kecil sebanyak 3 orang (5.7%).

2. Pasien trauma abdomen berdasarkan penyebab trauma yang terbanyak adalah trauma tumpul sebanyak 50 orang (94.3%) dan terendah adalah trauma tajam dengan 3 orang (5.7 %).

3. Pasien trauma abdomen menurut kelompok usia tertinggi terdapat pada usia 12 – 25 tahun sebanyak 22 orang (41.5%) manakala terendah pada kelompok usia lebih dari 65 tahun (7.5%).

4. Pasien trauma abdomen paling banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang (71.7%).


(16)

6.2 Saran

6.2.1. Saran Kepada Peneliti

Peneliti lanjutan yang berkaitan pemeriksaan trauma abdomen harus dilakukan supaya diagnosis terhadap penyakit ini lebih cepat agar pasien

mempunyai prognosa yang lebih baik. Penelitian juga haurs menggunkan populasi yang lebih luas seperti menggunakan dara dari beberapa rumah sakit, yang

bertujuan untuk memperkaya dara sehingga gambaran karakteristik trauma abdomen dapat diteliti dengan lebih baik.

6.2.2. Saran Kepada Rumah Sakit

Data rekam medis RSUP HAM perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi yang ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah, lebih sistematik dan sempurna, misalnya berhubungan dengan lokasi terjadi trauma dan biodata pasien. Informasi tentang cara terjadi trauma juga tidak tercatat sehingga penelitian terhadap karakteristik tersebut tidak dapat dijalankan. Beberapa pasien yang cocok dengan kriteria penelitian juga hilang datanya.

6.2.3 Saran Kepada Masyarakat

Masyarakat harus diberikan edukasi tentang trauma abdomen sehingga mereka sadar tentang cara-cara untuk mencegah dan mengedukasi cara


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Abdomen

Dinding abdomen terdiri daripada kulit, fascia superfiscialis, lemak, otot-otot, fascia transversalis dan parietal peritoneum (Shaikh, 2014). Selain itu, posisi abdomen ada diantara toraks dan pelvis (Moore, 2014)

Pada abdomen, terdapat empat kuadran yang dibahagi dari bagian midline dan bagian transumbilical (Pansky, 2013)

Gambar 2.1 Kuadran empat bagian abdomen (Netter, 2014) 1) Bagian kanan atas: Hepar dan kantong empedu

2) Bagian kiri atas: Gastric dan limfa

3) Bagian kanan bawah: Cecum, ascending colon dan usus kecil


(18)

Menurut Singh (2014), bagian-bagian abdomen terbahagi kepada :

Gambar 2.2 Bagian-bagian abdomen (Pansky, 2013) 1) hypocondriaca dextra

2) epigastrica

3) hypocondriaca sinistra 4) lateralis dextra

5) umbilicalis 6) lateralis sinistra 7) inguinalis dextra 8) pubica

9) inguinalis sinistra

Menurut Singh (2014),tempat organ abdomen adalah pada:

1) Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung empedu, sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar suprarenal kanan.

2) epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian hepar.


(19)

3) hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal pankreas, fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.

4) lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan, sebagian duodenum dan jejenum.

5) Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum, jejenum dan ileum.

6) Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri, sebagian jejenum dan ileum.

7) Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter kanan.

8) Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan). 9) Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium

kiri.

2.2. Trauma Abdomen 2.2.1. Definisi

Kata trauma ini berasal dari kata Yunani untuk luka sehingga definisi sederhana adalah bahwa trauma adalah cedera yang dihasilkan dari kekuatan fisik eksternal (Hamilton, 2013). Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diaphragma atas dan panggul bawah (Guilon, 2011). 2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi

Menurut Smith et. al (2011) trauma abdomen diklasifikasikan menjadi dua menjadi trauma tumpul dan trauma tajam.


(20)

2.3. Trauma tumpul 2.3.1. Etiologi

Trauma tumpul paling banyak disebabkan oleh kecelakaan ataupun motor

vehicle collisions(MCVs). Daripada itu, kecelakaan antara kenderaan dengan

kenderaan dan kenderaan dengan pejalan kaki telah menyebabkan 50-70 % daripada trauma ini. Penyebab trauma tumpul yang lain adalah kecelakaan di tempat industri ataupun kecelakaan rekreasi. Antara penyebab trauma tumpul yang jarang berlaku adalah iatrogenic trauma apabila melakukan cardiopulmonary resusitasi dan melakukan Heimlich maneuver (Legome, 2014).

2.3.2. Mekanisme

Terdapat empat mekanisme untuk trauma tumpul : 1) Tenaga kompresi (hantaman)

Kompresi external dari arah lateral atau antero-posterior akan menggangu organ yang terfiksasi pada bagian rongga perut. Organ- organ yang berada pada peritoneal seperti hepar, limpa dan duodenojejunal (DJ) flexure rentan terhadap trauma seperti ini karena ia berada pada bagian visera retroperitoneal. Ruptur langsung juga bisa terjadi jika berlaku pendarahan. 2) Shearing

Pasokan pada abdomen dengan tenaga deselerasi dan akselerasi akan menyebabkan organ bergerak dan dirobek dan ini akan menyebabkan pendarahan yang signifikan banyak.

3) Bursting

Kompresi external ke rongga perut akan menghasilkan peningkatan pada tekanan intra abdominal dan pada lumen organ yang berongga dan akan menyebabkan efek bursting. Bagian yang paling rentan kepada bursting adalah pada bagian oesophagogastric pada kasus ruptur diaphragma.


(21)

4) Penetrasi

Cedera tumpul ke tulang panggul, tulang belakang lumbosakral, atau tulang rusuk dapat menghasilkan spikula tulang yang menembus kedua organ berongga dan padat. (Smith, et al., 2010).

Cedera khusus A. Diafragma

Cedera ataupun robekan pada diafragma terjadi pada bagian-bagian tertentu ataupun pada kedua-dua diafragma. Bagian yang paling sering cedera adalah pada bagian kiri dan juga sering disebabkan oleh bursting. Biasanya pada luka tusuk, bagian diafragma mempunyai potensi untuk cedera. Cedera pada bagian ini disebabkan oleh trauma tumpul ataupun trauma tembus. Selain itu, cedera diafragma dapat terjadi dalam arah yang berlawanan dengan tempat terjadi tembusan dari bagian thorax kepada bagian abdomen. Lebih dari setengah dari kasus trauma pada bagian diafragma akan berkaitan dengan cedera pada hepar dan haemopneumothoraks.

B. Hati

Walaupun dilindungi oleh iga kanan, hati merupakan organ yang paling sering mengalami kecederaan dalam kasus trauma abdomen. Pada kasus trauma tumpul, kompresi dan shearing merupakan faktor paling dominan dalam mekanisme kecelakaan. Hati diselaputi oleh kapsul fibrosa dan diikat pada dinding abdomen oleh ligamentum falciform. Apabila mengalami tekanan ataupun kompresi, paling sering di iga bawah, hati tidak dapat dilindungi sehingga menyebabkan terjadinya laserasi pada parenkim.


(22)

C. Limfa

Kebanyakan kecederaan pada limfa sama seperti kecederaan di hati. Walaupun berada pada posisi yang dilindungi oleh iga, limfa sering mengalami kecederaan disebabkan oleh trauma tumpul. Kecederaan pada limfa paling sering disebabkan oleh motor vehicle crashes(MVCs), dan kecelakaan olahraga dan ruptur secara langsung juga menjadi penyebab. D. Ginjal

Ginjal selalunya dilindungi di bagian retroperitoneum dan hanya terjadi kecederaan jika mengalami trauma yang berat (cedera pada bagian ginjal hanya berlaku sebanyak kira-kira 10% dari kasus trauma abdomen). Cedera daripada kompresi haruslah dengan kekuatan yang tinggi karena perlindungan yang terdapat pada bagian tersebut adalah dari dinding abdomen yang posterior tetapi rentan kepada cedera deselerasi. Kasus yang menyebabkan kecederaan pada ureter atas juga jarang terjadi (Nerli dan Patil dan Devaraju dan Hiremath, 2015).

E. Pankreas

Kebanyakan cedera pada pancreas umumnya disebabkan oleh trauma tumpul, dan mekanismenya adalah melalui kompresi. Trauma ini disebabkan oleh kompresi apabila pemandu kenderaan mengalami hentaman pada bagian torso pada kemudi mobil, dan menghancurkan pancreas (Smith et,al,2011)

F. Perut

Cedera pada bagian ini umumnya sering terjadi karena trauma tembus daripada trauma tajam. Pada kasus trauma tumpul, kenaikan tekanan intra abdominal akan menyebabkan bursting dan pada gastro-esophageal junction terjadi shearing (Smith et at, 2011). Gastric rupture juga terjadi tetapi jarang (Hermosa Jl, 2008).


(23)

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis untuk trauma tumpul adalah nyeri abdomen, iritasi peritoneal, dan sehingga terjadi shock hipovolemik (Schaider, 2012). Selain itu, bisa kelihatan Cullen’s sign, dan Grey Turner’s sign pada abdomen dan pada bahu terdapat Kehr’s sign (Queensland Ambulance Service, 2015).

2.3.4. Diagnosa A. Anamnesis

Mekanisme cedera harus dieksplorasi seperti posis jatuh, asal ketinggian, jenis alat yang melukai, kecepatan dan sebagainya.

B. Pemereriksaan Fisis:

1. Kadang-kadang dijumpai jejas di dinding abdomen

2. Tanda rangsangan peritoneum: nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan defans muscular.

3. Darah atau cairan yang cukup banyak dapat dikenali dengan shifting dullness sedangkan udara bebasdapat deketahui dengan beranjaknya pekak hati

4. Bising usus dapat melemah atau menghilang

5. Adanya lap-belt sign (kontusio dinding perut) dengan curiga trauma usus.

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Darah perifer lengkap: tanda infeksi dan pendarahan

2. Urinalisis dapat dilakukan untuk menunjang kemungkinan diagnosis cedera saluran kemih

3. Roentfen abdomen 3 posisi digunakan untuk mengetahui adanya udara bebas


(24)

5. Roentgen toraks: pneumoperitonium, isi abdomen(ruptur hemidiafragma) atau fraktur iga bawah yang menandakan kemungkinan cedera limpa dan hepar.

6. USG: melihat adanya cairan intraperitoenal bebas seperti pada region spesifik kantong Morison, kuadran kiri atas dan pelvis.

7. CT scan digunakan untuk melihat cedera pada organ seperti ginjal, derajat cedera hati dan limpa terutama pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil

8. Bilasan rongga perut(peritoneal lavage) diagnostic dapat dilakukan apabila tidak terdapat indikasi laparotomi yang jelas, kondisi pasien hipotensi atau syok. Bilasan dilakukan dengan memasukan cairan garam fisiologis hingga 1000mL melalui kanul setelah sebelumnnya pada pengisipan tidak ditemukan cairan. Kriteria standar hasil positif pada trauma tumpul adalah aspirasi minimal 10 mL darah, cairan kemerahan, ditemukan eritrosit >100.000/mm3, leukosit >500/mm3, amylase >175 IU/dL atau terdapat bakteri, cairan empedu, serat makanan.

9. Ultrasound FAST akan memberikan cara yang cepat, noninvasive, akurat dan murah untuk mendeteksi hemoperitoneum. Ini juga dapat dilakukan sebagai bedside diagnostic di kamar resusitasi. Sesudah scan pertama dilakukan, scan kedua dilakukan lagi idealnya atau scan control 30 menit berikut. Scan kontrol ditujukan untuk melihat pertambahan hemoperitoneum pada pasien dengan pendarahan yang berangsur-angsur( Eastern Association for the Surgery of trauma, 2001)


(25)

Gambar 2.3. Algoritme diagnosa trauma tumpul abdomen (Butt, Zacharias dan Velmahos, 2009)

2.3.5. Penatalaksanaan

Menurut Adams, et al. (2005), pasien tidak stabil yang hipotensif atau takikardi, haruslah memasang jalur infus intravena dan pasien juga harus mendapat resusitasi cairan iaitu cristaloid. Nasogastric tube (NGT) atau orogastric

tube (OGT) juga haruslah dipasang pada pasien kasus ini. Selepas memastikan

tidak ada trauma pada ureter, Foley catheter haruslah dipasangkan. Jika resusitasi cristaloid tidak dapat memperbaikan keadaan haemodinamik, pemberian darah haruslah dilakukan secepat mungkin. Pasien dengan hemodinamiknya tidak stabil, seperti trauma pada dinding usus dan eccymosis pada dinding abdomen, operasi harus dilakukan secepat mungkin. Untuk pasien yang tidak stabil terutama pada pasien trauma multisistem, DPL ataupun pemeriksaan FAST harus dilakukan.

Untuk pasien stabil dengan trauma tumpul, terdapat beberapa faktor untuk menangani kasus tersebut. Pasien dengan trauma abdomen yang tumpul dan sadar dapat dilakukan beberapa pemeriksaan pada departmen emergensi atau di hospital. Pasien dengan trauma tumpul abdomen dan positif terjumpa trauma yang lain atau cedera pada bagian retroperitoneal haruslah dilakukan CT abdomen. Pasien juga haruslah diikuti dengan USG, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan hematokrit. Ct dapat menentukan jika terdapat cedera yang harus ditataksana secara nonoperatif .


(26)

CT pada pasien dengan tes negatif pada FAST dapat mengidentifikasi luka pada bagian lain seperti trauma usus. Selain itu, CT dapat mengidentifikasi cedera pada bagian retroperitoneum, pelvis, vertebra dan bagian bawah dada.

2.4. Trauma tajam 2.4.1. Definisi

Menurut Offner (2014), trauma tembus disebabkan oleh proyektil kecepatan tinggi (64%), diikuti dengan luka tusuk (31%) dan luka tembak (5%). Selain itu, luka tembus juga disebabkan oleh kekerasan di rumah tangga dan dari perspektif global, kecelakaan daripada peperangan.

2.4.2. Mekanisme

Trauma tajam abdomen adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yang disebabkan oleh tusukan benda tajam (Yucel et al, 2014). Luka tusuk maupun luka tembak akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi ataupun terpotong. Luka tembak dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan transfer energi kinetik yang lebih besar terhadap organ viscera, dengan adanya efek tambahan berupa temporary cavitation, dan bisa pecah menjadi fragmen yang mengakibatkan kerusakan lainnya. Kerusakan dapat berupa perdarahan bila mengenai pembuluh darah atau organ yang padat. Bila mengenai organ yang berongga, isinya akan keluar ke dalam rongga perut dan menimbulkan iritasi pada peritoneum (Sjamsuhidajat, 2010).

2.4.3. Gejala Klinis

Trauma tajam akan menyebabkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, pendarahan, dan nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding perut (Smith, et al, 2010).


(27)

2.4.4. Diagnosa A. Anamnesis

Mekanisme trauma tembus perlu ditanyakan dengan keterangan selengkap mungkin seperti senjata yang melukai, arah tusukan atau bagaimana terjadinya kecelakaan (Wibisono dan Jeo, 2014 ). Juga ditanyakan untuk mengetahui organ intra abdominal yang berpotensi mengalami trauma (Smith, et al, 2010).

B. Pemeriksaan Fisis:

1. Inspeksi abdomen: jejas di dinding perut

2. Tanda-tanda peritonitis, sepsis, syok, dan penurunan kesadaran.

- Perforasi di daerah atas(misalnya lambung): perangsangan segera terjadi dan timbul peritonitis hebat

- Perforasi organ pencernaan yang lebih distal; perangsangan peritoneum memerlukan waktu karena mikroorganisme butuh waktu untuk berkembang biak.

3. Colok dubur apabila dicuragai cedera anorektal; 4. Adanya eviserasi pada usus omentum.

C. Pemeriksaan Penunjang :

1. Darah perifer lengkap: tanda anemia dan infeksi (leukositosis); 2. Ultrasonografi untuk menemukan adanya cedera organ cairan

intraperitoneal dan pendarahan.

3. CT-scan pada kasus yang lebih stabil untuk menunjang tata laksana berikutnya (Wibisono, et al, 20).

4. Untuk pasien unstable, USG harus dilakukan secepat mungkin sebagain primary survey(circulation). FAST yang positif menunjukkan bahwa terdapat pendarahan intraabdominal dan ini menyebabkan hipotensi. 5. Untuk pasien stable, terdapat tiga cara untuk mendiagnosa:

- US: Screening awal boleh dilakukan untuk pasien hemodinamik stabil.


(28)

- Diagnostik peritoneal lavage (Schaider, et al, 2012). 2.4.5. Penatalaksanaan

Pasien trauma abdomen tajam yang harus dilakukan tatalaksana secara non operatif haruslah berdasarkan dua faktor iaitu stabil secara haemodinamik dan negatif peritonitis. Semua bagian yang cedera haruslah dieksplorasi terlebih dahulu dan jika ia menembus peritoneum, tindakan lapratomi haruslah dilakukan (Butt, et al, 2009). Menurut Gonzalez (2001), apabila ada prolaps visera, peritonitis, syok, terdapat darah dalam lambung, lavase peritoneal yang positif merupakan indikasi untuk melakukan laparotomi.


(29)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Trauma merupakan penyebab kematian paling sering dalam empat dekade kehidupan, dan itu menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di setiap Negara (Gad, et al, 2012). Menurut Journal of Emergencies, Trauma and Shock , profil statistic secara global mengestimasikan 5,1 juta kematian pada tahun 2000 yang disebabkan oleh cedera yang menyumbang 10% dari kematian akibat semua penyebab. Dari jumlah itu, seperempat dari kematian cedera terjadi di Wilayah Asia Tenggara (Paden M, et al, 2002). Kecelakaan lalu lintas (RTA) adalah salah satu diantara lima penyebab mobiditi dan mortalitas di negara- Negara Asia Tenggara(WHO, 2012). RTA menyebabkan trauma mekanis, morbiditas, kecacatan, dan bahkan kematian. Tingkat kematian kecelakaan lalu lintas jalan di India adalah salah satu yang tertinggi di dunia dan dilaporkan 20 kali lebih banyak daripada yang dilaporkan di Negara- Negara maju. Abdomen adalah bagian tubuh yang ketiga paling sering terkena di masyarakat (Park K, 2011).

Berdasarkan Data kepolisian RI menunjukkan, terdapat rata-rata 29 orang meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan di jalan raya sedangkan kecelakaan itu sendiri, pertahunnya rata- rata mencapai 14, 604 kejadian dan yang mengalami cedera abdomen sebanyak 52,6 % dengan jumlah korban meninggal dunia adalah 10,696 jiwa (Kevin, et al, 2010).

Menurut klasifikasi trauma, terdiri kepada dua iaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Pada trauma tumpul, limfa dan hati adalah organ yang paling sering tercedera (van der Vlies, et al 2011). Hampir tiga perempat daripada kasus trauma tumpul melibatkan kemalangan jalan raya dan hampir dua pertiga yang terlibat adalah terjadi pada laki- laki dengan puncak insidensi pada pasien antara usia 14 dan 30. Selain itu, trauma tumpul abdominal lebih banyak di perdesaan daripada trauma tajam atau tembus yang sering berlaku di wilayah perkotaan (Hemmila, 2008).


(30)

Berdasarkan uraian di atas, penelitian tertarik untuk mengambil judul “Gambaran Karakteristik Trauma Abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2011-2014.”

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran karakteristik trauma abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2011 hingga 2014?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik trauma abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2011 hingga 2014?

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran karakteristik trauma abdomen saat masuk RSUP. Haji Adam Malik.

2. Mengetahui jenis kelamin pasien yang mengalami trauma abdomen pada pasien di RSUP Haji Adam Malik.

3. Mengetahui usia pasien yang menderita trauma abdomen di RSUP Haji Adam Malik.

4. Mengetahui jenis trauma abdomen yang dialami oleh pasien di RSUP. Haji Adam Malik.

5. Mengetahui jenis organ yang mengalami trauma abdomen di RSUP. Haji Adam Malik.


(31)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan bahan masukan mengenai kateristik trauma abdominal di RSUP Haji Adam Malik.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada penelitian lain yang ingin mengembangkan ilmu yang berkenaan.


(32)

ABSTRAK

Trauma abdomen adalah cedera ataupun luka yang terjadi diantara diafragma dan pelvis. Trauma merupakan penyebab kematian paling sering dalam empat dekade kehidupan, dan itu menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di setiap negara. Disini, abdomen adalah bagian tubuh yang ketiga paling sering terkena trauma di dalam masyarakat. Trauma abdomen disebabkan oleh dua penyebab yaitu trauma tajam dan trauma tumpul.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik trauma abdomen di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2014. Disini, termasuk usia, jenis kelamin, penyebab trauma dan organ yang mengalami trauma apabila terjadinya trauma pada abdomen. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami trauma abdomen di RSUP H. Adam Malik Medan mulai Januari 2011 sehingga Desember 2014 dengan melakukan metode total

sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan usia yang paling banyak mengalami trauma abdomen adalah pada kelompok usia 12-25 tahun (41.5%) dan sering dijumpai pada laki-laki dengan 71.7%. Penyebab trauma yang paling banyak adalah trauma tumpul yaitu dengan 94.3 % dan organ yang terjadinya trauma adalah lambung (28.3%).

Diharapkan dan disarankan agar pihak rumah sakit dan dokter dapat melengkapi data rekam medik agar lebih bermanfaat bagi pasien maupun dokter.


(33)

ABSTRACT

Abdominal trauma is an injury occurred in between the diaphragm dan the pelvis. Trauma is still the most frequent cause of death in the first four decades of life, and it remains a major public health problem in every country. The abdomen is the third most frequent area in the body affect by trauma. The causes of abdominal trauma is penetrating trauma and blunt trauma.

The aim of this study is to describe the characteristics of abdominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2014. Here it includes the age, sex, cause of trauma and the organs affected by the trauma. The method used for this research is descriptive cross-sectional design. The population used in this study were all patients affected by abominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan from January 2011 to December 2014. Samples of this research is taken by total sampling.

The results of this research shows that the most frequent age group that is affected by abdominal trauma is within the ages of 12-25 years old (41%) dan are common in men (71.1%). The most common cause of abdominal trauma is blunt trauma with 94.3% and the organ that is most affected is the stomach (28.3%).

It is highly recommended for the hospitals to complete the medical record so that it will be useful for both patients and doctors.


(34)

GAMBARAN KARATERISTIK TRAUMA ABDOMEN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

TAHUN 2011-2014

Oleh:

ABIGAIL ANN MAATHAI 120100522

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(35)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Karakteristik Trauma Abdomen di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2011 – 2014

Nama: Abigail Ann Maathai NIM: 120100522

Pembimbing Penguji I

………... ……….

(dr. Adi Muradi, Sp. B-KBD) (dr. Dadik Wahyu Wijaya, Sp. An)

NIP. 140357138 NIP. 19680914 200801 1013

Penguji II

………. (dr. Syamsul Bihar, Sp.P) NIP. 19821219 200812 1004

Medan, 18 Desember 2015, Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

……….. (Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH)


(36)

ABSTRAK

Trauma abdomen adalah cedera ataupun luka yang terjadi diantara diafragma dan pelvis. Trauma merupakan penyebab kematian paling sering dalam empat dekade kehidupan, dan itu menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di setiap negara. Disini, abdomen adalah bagian tubuh yang ketiga paling sering terkena trauma di dalam masyarakat. Trauma abdomen disebabkan oleh dua penyebab yaitu trauma tajam dan trauma tumpul.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik trauma abdomen di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2014. Disini, termasuk usia, jenis kelamin, penyebab trauma dan organ yang mengalami trauma apabila terjadinya trauma pada abdomen. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami trauma abdomen di RSUP H. Adam Malik Medan mulai Januari 2011 sehingga Desember 2014 dengan melakukan metode total

sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan usia yang paling banyak mengalami trauma abdomen adalah pada kelompok usia 12-25 tahun (41.5%) dan sering dijumpai pada laki-laki dengan 71.7%. Penyebab trauma yang paling banyak adalah trauma tumpul yaitu dengan 94.3 % dan organ yang terjadinya trauma adalah lambung (28.3%).

Diharapkan dan disarankan agar pihak rumah sakit dan dokter dapat melengkapi data rekam medik agar lebih bermanfaat bagi pasien maupun dokter.


(37)

ABSTRACT

Abdominal trauma is an injury occurred in between the diaphragm dan the pelvis. Trauma is still the most frequent cause of death in the first four decades of life, and it remains a major public health problem in every country. The abdomen is the third most frequent area in the body affect by trauma. The causes of abdominal trauma is penetrating trauma and blunt trauma.

The aim of this study is to describe the characteristics of abdominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2014. Here it includes the age, sex, cause of trauma and the organs affected by the trauma. The method used for this research is descriptive cross-sectional design. The population used in this study were all patients affected by abominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan from January 2011 to December 2014. Samples of this research is taken by total sampling.

The results of this research shows that the most frequent age group that is affected by abdominal trauma is within the ages of 12-25 years old (41%) dan are common in men (71.1%). The most common cause of abdominal trauma is blunt trauma with 94.3% and the organ that is most affected is the stomach (28.3%).

It is highly recommended for the hospitals to complete the medical record so that it will be useful for both patients and doctors.


(38)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya oleh kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, banyak bimbingan dan arahan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan perhargaan

setiniggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A.Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Dr. Adi Muradi Sp.B-KBD selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, perhatian, kesabaran serta masukan yang diberikan kepada penulis untuk meyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan kepada dr. Dadik Wahyu Wijaya Sp. An dan dr. Syamsul Sp.P selaku dosen penguji yang selalu memberikan arahan dan saran selama penelitian ini.

3. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan.

4. Kedua orang tua penulis Bapak Maathai Onny dan Ibu Anne Philips yang selalu memberikan doa dan dukungan materi maupun moril, yang selalu memberikan semangat dan arahan selama menyelesaikan penelitian ini. 5. Teman-teman sesame bimbingan penelitian di Fakultas Kedokteran dan

teman sekelompok bimbingan serta teman-teman penulis lainnya yang selalu hadir dan member bantuan berupa saran, kritik, semangat, dan motivasi selama proses penelitian ini.


(39)

6. Teman-teman kelompok kecil yang sering membantu dan yang selalu memberi dukungan dan semangat, Arlene Priya, Joyce Teo Jia Le, Chai Shi Hui dan Adam Lott.

7. Semua instalasi-instalasi yang telah banyak membantu dan member kemudahan, RSUP H. Adam Malik Medan, Perpustakaan FK USU, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh itu, penulis

mengharapkan masukan berupa kritik dan saran demi kemajuan kualitas penelitian ini. Akhir kata , penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua orang untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia kesehatan dan kedokteran.

Penulis,

Abigail Ann Maathai NIM: 120100522


(40)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Anatomi Abdomen ... 4

2.2 Trauma Abdomen... 6

2.2.1. Definisi ... 6

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi ... 6

2.3. Trauma Tumpul ... 7

2.3.1. Etiologi ... 7

2.3.2. Mekanisme ... 7

2.3.3. Gejala Klinis ... 10

2.3.4. Diagnosa ... 10

2.3.5. Penatalaksanaan ... 12

2.4. Trauma Tajam ... 12

2.4.1. Definisi ... 12

2.4.2. Mekanisme ... 13

2.4.3. Gejala Klinis ... 13

2.4.4. Diagnosa ... 13

2.4.5. Penatalaksanaan ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2 Definisi Operasional... 16

3.2.1. Trauma Abdomen ... 16

3.2.2. Pasien Trauma Abdomen ... 16


(41)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Rancangan Penelitian ... 19

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 20

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 20

4.6. Rencana Penelitian ... 20

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

5.2 Deskripsi Karakterisktik Peneliti ... 21

5.3 Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 28

6.2 Saran ... 28

6.2.1. Saran Kepada Peneliti ... 28

6.2.2. Saran Kepada Rumah Sakit ... 28

6.2.3. Saran kepada Masyarakat ... DAFTAR PUSTAKA ... 29


(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kuadran empat bagian abdomen ... 4

Gambar 2.2. Bagian-bagian abdomen ... 5

Gambar 2.3. Algoritme diagnose trauma tumpul abdomen ... 11


(1)

ABSTRACT

Abdominal trauma is an injury occurred in between the diaphragm dan the pelvis. Trauma is still the most frequent cause of death in the first four decades of life, and it remains a major public health problem in every country. The abdomen is the third most frequent area in the body affect by trauma. The causes of abdominal trauma is penetrating trauma and blunt trauma.

The aim of this study is to describe the characteristics of abdominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2014. Here it includes the age, sex, cause of trauma and the organs affected by the trauma. The method used for this research is descriptive cross-sectional design. The population used in this study were all patients affected by abominal trauma in RSUP H. Adam Malik Medan from January 2011 to December 2014. Samples of this research is taken by total sampling.

The results of this research shows that the most frequent age group that is affected by abdominal trauma is within the ages of 12-25 years old (41%) dan are common in men (71.1%). The most common cause of abdominal trauma is blunt trauma with 94.3% and the organ that is most affected is the stomach (28.3%).

It is highly recommended for the hospitals to complete the medical record so that it will be useful for both patients and doctors.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya oleh kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, banyak bimbingan dan arahan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan perhargaan

setiniggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A.Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Dr. Adi Muradi Sp.B-KBD selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, perhatian, kesabaran serta masukan yang diberikan kepada penulis untuk meyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan kepada dr. Dadik Wahyu Wijaya Sp. An dan dr. Syamsul Sp.P selaku dosen penguji yang selalu memberikan arahan dan saran selama penelitian ini.

3. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan.

4. Kedua orang tua penulis Bapak Maathai Onny dan Ibu Anne Philips yang selalu memberikan doa dan dukungan materi maupun moril, yang selalu memberikan semangat dan arahan selama menyelesaikan penelitian ini. 5. Teman-teman sesame bimbingan penelitian di Fakultas Kedokteran dan

teman sekelompok bimbingan serta teman-teman penulis lainnya yang selalu hadir dan member bantuan berupa saran, kritik, semangat, dan motivasi selama proses penelitian ini.


(3)

6. Teman-teman kelompok kecil yang sering membantu dan yang selalu memberi dukungan dan semangat, Arlene Priya, Joyce Teo Jia Le, Chai Shi Hui dan Adam Lott.

7. Semua instalasi-instalasi yang telah banyak membantu dan member kemudahan, RSUP H. Adam Malik Medan, Perpustakaan FK USU, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh itu, penulis

mengharapkan masukan berupa kritik dan saran demi kemajuan kualitas penelitian ini. Akhir kata , penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua orang untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia kesehatan dan kedokteran.

Penulis,

Abigail Ann Maathai NIM: 120100522


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Anatomi Abdomen ... 4

2.2 Trauma Abdomen... 6

2.2.1. Definisi ... 6

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi ... 6

2.3. Trauma Tumpul ... 7

2.3.1. Etiologi ... 7

2.3.2. Mekanisme ... 7

2.3.3. Gejala Klinis ... 10

2.3.4. Diagnosa ... 10

2.3.5. Penatalaksanaan ... 12

2.4. Trauma Tajam ... 12

2.4.1. Definisi ... 12

2.4.2. Mekanisme ... 13

2.4.3. Gejala Klinis ... 13

2.4.4. Diagnosa ... 13

2.4.5. Penatalaksanaan ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2 Definisi Operasional... 16

3.2.1. Trauma Abdomen ... 16

3.2.2. Pasien Trauma Abdomen ... 16

3.2.3. Data Klinis... 16


(5)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Rancangan Penelitian ... 19

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 20

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 20

4.6. Rencana Penelitian ... 20

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

5.2 Deskripsi Karakterisktik Peneliti ... 21

5.3 Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 28

6.2 Saran ... 28

6.2.1. Saran Kepada Peneliti ... 28

6.2.2. Saran Kepada Rumah Sakit ... 28

6.2.3. Saran kepada Masyarakat ... DAFTAR PUSTAKA ... 29


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kuadran empat bagian abdomen ... 4

Gambar 2.2. Bagian-bagian abdomen ... 5

Gambar 2.3. Algoritme diagnose trauma tumpul abdomen ... 11

Gambar 2.4. Algoritme tatalaksana trauma tajam abdomen ... 15