Gambaran Karakteristik Anak yang Menderita Invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2014

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dumora Fatma

Tempat / Tanggal Lahir : Padangsidimpuan/ 11 Desember 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Setia no.12 Sei Agul Medan Riwayat Pendidikan :

1. TK Kesuma Kota Padangsidimpuan (1999-2000)

2. Sekolah Dasar Negeri 200110/15 Kota Padangsidimpuan (2000-2006)

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kota

Padangsidimpuan (2006-2009)

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota

Padangsidimpuan (2009-2012)

Riwayat Organisasi : Sekretaris Dept.KASTRAD PEMA FK USU Anggota HBI-PM BKM Ar-Rahmah

Anggota Keungan SCORE PEMA FK USU Anggota PTKP HMI Komisariat FK USU


(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR DATA REKAM MEDIK

NO NAMA UMUR JENIS KELAMIN STATUS GIZI JENIS INVGINASI 1. 49.42.00 10 bulan Laki-laki Baik Colo-colica

2. 58.43.01 9 tahun Perempuan Baik Ileo-ileocolica 3. 58.76.05 1 tahun Laki-laki Baik Ileo-colica 4. 61.18.06 5 bulan Perempuan Baik Ileo-ileocolica 5. 51.07.07 1 tahun Perempuan Baik Ileo-colica 6. 58.30.08 8 bulan Perempuan Sedang Ileo-ileocolica 7. 56.75.08 10 bulan Laki-laki Baik Ileo-ileal 8. 54.09.09 9 tahun Perempuan Buruk Ileo-colica 9. 47.52.09 13 tahun Laki-laki Buruk Ileo-ileocolica 10. 57.22.09 10 bulan Laki-laki Baik Ileo-ileal 11. 57.63.09 1 tahun Perempuan Baik Ileo-ileal 12. 53.07.12 1 tahun Laki-laki Baik Ileo-colica 13. 59.66.15 1 tahun Laki-laki Baik Ileo-colica 14. 53.24.18 4 bualn Laki-laki Buruk Ileo-ileocolica 15. 62.52.29 1 tahun Laki-laki Buruk Ileo-colica 16. 55.08.33 3 bulan Laki-laki Baik Ileo-ileocolica 17. 55.29.33 4 bulan Laki-laki Baik Ileo-ileocolica 18. 59.20.37 2 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica 19. 50.31.37 7 tahun Perempuan Baik Ileo-ileal 20. 46.77.39 5 bulan Laki-laki Buruk Ileo-colica 21. 55.93.42 1 tahun Laki-laki Buruk Ileo-ileocolica 22. 47.42.46 2 tahun Perempuan Baik Ileo-colica 23. 49.64.46 5 bulan Laki-laki Buruk Ileo-ileocolica 24. 43.91.47 1 tahun Laki-laki Buruk Ileo-ileal 25. 59.24.48 1 tahun Laki-laki Baik Ileo-colica


(6)

26. 61.89.48 5 tahun Laki-laki Buruk Ileo-colica 27. 58.74.51 1 tahun Laki-laki Buruk Ileo-colica 28. 56.98.51 2 tahun Laki-laki Baik Ileo-ileocolica 29. 51.88.52 1 tahun Laki-laki Buruk Ileo-colica 30. 61.06.55 1 tahun Perempuan Buruk Ileo-ileal 31. 57.52.55 6 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica 32. 58.29.56 1 tahun Perempuan Buruk Colo-colica 33. 50.70.56 1 tahun Laki-laki Baik Ileo-colica 34. 59.62.57 1 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica 35. 50.52.58 4 bulan Laki-laki Baik Colo-colica 36. 58.28.62 7 bulan Perempuan Sedang Ileo-colica 37. 59.26.68 7 bulan Perempuan Baik Ileo-colica 38. 46.94.69 8 bulan Perempuan Sedang Colo-colica 39. 48.32.70 7 bulan Perempuan Sedang Ileo-colica 40. 56.64.70 8 bulan Perempuan Baik Ileo-ileocolica 41. 50.83.72 3 bulan Perempuan Sedang Ileo-colica 42. 55.89.74 2 bulan Laki-laki Sedang Colo-colica 43. 36.19.76 1 bulan Perempuan Baik Ileo-colica 44. 61.29.76 1 bulan Perempuan Baik Ileo-ileocolica 45. 46.76.77 2 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica 46. 58.81.77 3 bulan Perempuan Baik Colo-colica 47. 50.47.78 6 bulan Perempuan Baik Ileo-colica 48. 54.55.78 8 bulan Perempuan Sedang Ileo-colica 49. 61.79.80 7 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica 50. 61.92.80 6 bulan Perempuan Sedang Colo-colica 51. 53.41.81 8 bulan Laki-laki Buruk Ileo-colica 52. 58.87.83 7 bulan Laki-laki Baik Ileo-colica


(7)

DATA INDUK

UMUR PASIEN INVAGINASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1-4 12 23.2 23.2 23.3

5-8 16 30.1 30.1 53.4

9-11 9 17.3 17.3 70.7

1-4 5-8 9-11 6 3 6 11.5 5.8 11.5 11.5 5.8 11.5 82.2 87.0 100.0

Total 52 100.0 100.0

STATUSGIZI INVAGINASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 30 57.8 57.8 57.8

Sedang Buruk 8 14 15.4 26.8 15.4 26.8 73.2 100.0

Total 52 100.0 100.0

JENIS KELAMIN PASIEN INVAGINASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 30 57.6 57.6 57.6

Perempuan 22 42.4 42.4 100.0


(8)

JENIS INVAGINASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ileo-ileal 6 11.5 11.5 11.5

Ileo-colica 27 51.9 51.9 63.4

Ileo-ileocolica Colo-colica Appendical-colica Total

12 7 - 52

23.1 13.5 - 100.0

23.1 13.5 - 100.0

86.5 100.0


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, Newman.2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta:EGC,1765.

Harold E.2002. Acute intussusception in: maingot rodney abdominal operation, Ed 6, Appleton Century Craft New York.

Husain, M., Mantu, F.M., 1993. Invaginasi pada anak dan bayi. Cermin Dunia Kedokteran, 86.

Jong, W.D., Sjamsuhidayat, R.2004. Usus halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam: Buku ajar ilmu bedah.. Edisi 2. Jakarta: EGC 627-29.

Latief, A., Hassan, R..2005. Invaginasi. Jilid 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 204-5.

Mansoer, A.2001. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 381-82.

Mantu, F.1993. Invaginasi pada anak dan bayi. Cermin Dunia Kedokteran, 90.

Pickering. 2000. Ileus, adhesi, intussusepsi, dan obstruksi in: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Arvin, Ann.M., Ilmu kesehatan anak Nelson ed 15, jilid 2. Jakarta: EGC,1319-21.

Ningrum, Peny. 2009. Prevalensi invaginasi di rumah sakit pirngadi. Medan : Bagian Ilmu kesehatan Anak.


(10)

Sastroasmoro.2008. Pemilihan subyek penelitian. In : Sadstroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3. Jakarta: Sagung Seto, 78-89.

World Health Organization.2007. Acute intussusception in infants and children. Available from : http://whqlibdoc.who.int/hq/2007/WHO_V&B_02.19.pdf. Accessed 22 November 2015


(11)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Tabel 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Usia merupakan jumlah hari, bulan, tahun yang dilalui sejak lahir sampai waktu tertentu yang dilihat dari rekam medis dengan skala ukur numerik.

Jenis Kelamin merupakan istilah yang membedakan antara laki – laki dan perempuan secara biologis dan dibawa sejak lahir yang dilihat pada rekam medis dengan skala ukur nominal.

Status Gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi yang dilihat di rekam medis dengan skala ukur nominal.

Jenis Invaginasi dibedakan dalam 5 tipe yaitu ileal, colica, ileo-ileocolica, colo-colica, dan appendical-colica yang dilihat di rekam medis dengan skala ukur nominal.

Jenis Kelamin Umur St at us Gizi Jenis Invaginasi Karakt erist ik Anak

Penderit a Penyakit Invaginasi


(12)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional retrospektif, yaitu untuk mengetahui gambaran karakteristik anak menderita invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai November 2015, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita invaginasi yang dirawat inap, dirawat jalan, dan kegawat daruratan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dengan metode total sampling dari populasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut (Sastroasmoro, 2008):

1. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua anak yang menderita invaginasi dengan data rekam medis mencakup jenis kelamin, umur, status gizi, dan jenis invaginasi.

2. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah data rekam medis tidak lengkap atau kurang dari data pada kriteria inklusi.


(13)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh dengan melihat semua rekam medis anak yang menderita invaginasi berasal dari rekam medik Sub Unit Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014. Setelah didapatkan berapa jumlah sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi, kemudian peneliti mengisi lembar penelitian yang dilihat pada data rekam medis yang tersedia.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang di peroleh di analisis secara statistik dengan bantuan program (Statistical Package for the Social Science, version 17).


(14)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Dalam penelitian ini, jumlah kasus invaginasi pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tercatat 63 kasus. Dari 63 kasus tersebut hanya 52 kasus yang memenuhi kriteria inklusi. Hal ini dikarenakan tidak lengkapnya rekam medis, tidak sesuainya nomor rekam medis yang tercantum pada data manual maupun sistem komputer dan adanya orang tua dari pasien yang tidak bersedia melakukan tindakan bedah.


(15)

Tabel 5. 1. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin N (%)

1 Laki – Laki 30 (57,6)

2 Perempuan 22 (42,4)

Total 52 (100)

5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel diatas ditemukan 52 anak yang menderita invaginasi, berdasarkan jenis kelamin pada laki – laki sebesar 30 (57,6%) dan pada perempuan 22 (42,4%).

Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan Umur

No Umur N(%)

1 1-4 bulan 12 (23,1)

2 5-8 bulan 16 (30,1)

3 9-11bulan 9 (17,3)

4 1-4 tahun 6 (11,5)

5 5-8 tahun 3 (5,8)

6 9-11 tahun 6 (11,5)

Total 52 (100)

5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel diatas ditemukan 52 kejadian anak yang menderita invaginasi, terlihat bahwa terdapat 12 (23,1%) kasus pada usia 1-4 bulan, 16 (30,1%) kasus pada usia 5-8 bulan, 9 (17,3%) pada usia 9-11 bulan, 6 (11,5%) kasus pada usia 1-4 tahun, 3 (5,8%) kasus pada usia 5-8 tahun, dan 6 (11,5%) kasus pada usia 9-11 tahun.


(16)

Tabel 5. 3. Distribusi sampel berdasarkan Status Gizi

No Status Gizi N(%)

1 Baik 30 (57,8)

2 Sedang 8 (15,4)

3 Buruk 14 (26,8)

Total 52 (100)

5.1.2.3. Deskripsi Sampel Berdasarkan Status Gizi

Berdasarkan tabel ditemukan 52 kejadian anak yang menderita invaginasi, terlihat bahwa 30 (57,8) kasus memiliki gizi baik, 8 (15,4%) kasus memiliki status gizi sedang, 14 (26,8) kasus memiliki status gizi buruk.

Tabel 5. 4. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Invaginasi

No Jenis Invaginasi Jumlah(%)

1 Ileo-ileal 6 (11,5)

2 Ileo-colica 27 (51,9)

3 Ileo-ileocolica 12 (23,1)

4 Colo-colica 7 (13,5)

5 Appendical-colica -

Total 52 (100)

5.1.2.4.Deskrispsi Sampel Berdasarkan Jenis Invaginasi

Berdasarkan table diatas ditemukan 52 kejadian anak yang menderita invaginasi, terlihat bahwa 6 (11,5%) kasus ileo-ileal, 27 (51,9%) kasus ileo-colica, 12 (23,1%) ileo-ileocolica, 7 (13,5%) kasus colo-colica.


(17)

5.3. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014. Dengan menganalisa data menggunakan Statistical Package for the Social Science, version 17.

Pada 52 kejadian anak yang menderita invaginasi ditemukan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, dijumpai laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan pada kasus invaginasi anak dengan perbandingan 30 (57,6%) berbanding 22 (42,4%). Keadaan ini sama dengan ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sapan (1987), dimana perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan kejadian pada anak laki-laki lebih besar daripada perempuan. Hal tersebut juga dilaporkan oleh World Health Organization pada tahun 2007 di Medan bahwa kejadian invaginasi pada anak lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan, tetapi Yogyakarta memperlihatkan bahwa kejadian invaginasi pada anak memiliki jumlah yang sama. Sehingga jenis kelamin dapat dijadikan sebagai karakteristik untuk mengetahui invaginasi.

Berdasarkan umur dijumpai paling banyak kasus invaginasi pada anak di bawah 1 tahun, yaitu 23,1% (1-4 bulan) dengan jumlah 12 anak, 30,1% (5-8 bulan) dengan jumlah 16 anak, dan 17,3% (9-11 bulan) dengan jumlah 9 anak. Sedangkan anak di atas usia 1 tahun, yaitu 11,5% (1-4 tahun) dengan jumlah 6 anak, 5,8% (5-8 tahun) dengan jumlah 3 anak, dan 11,5% (9-11 tahun) dengan jumlah 6 anak. Kejadian ini memperlihatkan bahwa kejadian invaginasi pada anak banyak pada usia di bawah 1 tahun. Hal yang sama dijumpai pada laporan World Health Organization (2007) dimana paling banyak pada kelompok anak di bawah 1 tahun, yaitu di kota Medan (95 %), kota Jakarta (86%), dan kota Yogyakarta (61%). Sehingga usia dapat dijadikan sebagai salah satu karakteristik untuk mengetahui terjadinya invaginasi pada anak.

Berdasarkan status gizi, dijumpai paling banyak pada anak yang menderita invaginasi,yaitu status gizi baik 57,8% (30 anak), kemudian diikuti status gizi buruk 26,8% (14 anak), dan status gizi sedang dengan persentase 15,4% (8 anak). Hal yang telah didapatkan tersebut sesuai dengan Pickering (2000) penderita


(18)

biasanya mempunyai status gizi baik. Sehingga status gizi pada anak dapat dijadikan sebagai karakteristik terjadinya invaginasi pada anak.

Berdasarkan jenis invaginasi, dijumpai paling banyak jenis invaginasi pada anak yang menderita invaginasi, yaitu ileo-colica dengan 51,9% (27 anak), ileocolica dengan 23,1% (12 anak), colo-colica dengan 13,5% (7 anak), ileo-ileal dengan 11,5% (6 anak), dan hasil pada appendical-colica tidak ditemukan. Hasil yang ditemukan mendekati dengan penelitian oleh Sapan (1987), dengan persentase terbanyakpada ileo-colica yaitu 75%, diikuti ileo-ileocolica sebesar 15%, dan sisanya 10%. Sehingga jenis invaginasi dapat dijadikan sebagai karakteristik anak yang menderita invaginasi.


(19)

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah penderita invaginasi pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2011 sampai Desember 2014 sebesar 52 anak.

2. Jenis kelamin anak yang menderita invaginasi di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014 paling banyak pada anak laki - laki sebesar 30 (57,6%) dan pada perempuan 22 (42,4%).

3. Umur anak yang mederita invaginasi di RSUP Haji Adam Malik Medan paling banyak pada usia di bawah 1 (>1) tahun, yaitu 12 (23,1%) kasus pada usia 1-4 bulan, 16 (30,1%) kasus pada usia 5-8 bulan, 9 (17,3%) pada usia 9-11 bulan, 6 (11,5%) kasus pada usia 1-4 tahun, 3 (5,8%) kasus pada usia 5-8 tahun, dan 6 (11,5%) kasus pada usia 9-11 tahun.

4. Status gizi anak yang menderita invaginasi di RSUP Haji Adam Malik Medan, yaitu 30 (57,8) kasus memiliki gizi baik, 8 (15,4%) kasus memiliki status gizi sedang, 14 (26,8) kasus memiliki status gizi buruk. 5. Jenis Invaginasi anak yang menderita invaginasi di RSUP Haji Adam

Malik Medan paling banyak adalah kasus ileo-ileal dengan 6 (11,5%), kasus ileo-colica 27 (51,9%), ileo-ileocolica 12 (23,1%), kasus colo-colica 7 (13,5%).


(20)

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah

1. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa banyak kejadian invaginasi pada anak dengan usia di bawah 1 tahun, sehingga orangtua sebaiknya meningkatkan pengetahuan dan informasi tetang karakteristik invaginasi.

2. Pihak pemerintah dan petugas kesehatan bekerjasama untuk menyusun upaya tentang segera membawa anak yang menderita invaginasi agar tidak ada keterlambatan dalam menangani invaginasi yang dapat menimbulkan komplikasi atau kematian.

3. Diharapkan kepada RSUP Haji Adam Malik Medan pada bagian rekam medik, agar dapat memasukkan data ke sistem komputer secara lengkap dan tepat untuk dapat mempermudah dalam pencarian data, kesalahan dalam membuat kode rekam medis dapat dihindari, dan tidak ada penggandaan rekam medik.

4. Petugas kesehatan dalam melakukan tindakan medis dapat memberikan informasi serta edukasi, dan motivasi bagi ibu tentang kejadian invaginasi pada anak.

5. Sebaiknya tempat pengambilan sampel yang diambil lebih banyak sehingga sampel yang didapatkan lebih banyak, waktu pelaksaan lebih lama, dan penelitian dilaksanakan di beberapa rumah sakit agar dapat mewakili data di Medan

6. Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan penyakit invaginasi.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Invaginasi 2.1.1 Definisi

Invaginasi merupakan suatu keadaan yang mengenai bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum.

2.1.2. Epidemiologi

Invaginasi merupakan penyebab obstruksi intestinum dijumpai pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun, kelainan ini jarang pada anak < 3 bulan dan frekuensi menurun setelah 36 bulan. Insiden bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1

2.1.3. Etiologi

Penyebab pasti invaginasi belum diketahui, diperkirakan terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca atau perubahan pola makan. Sedangkan pada orang dewasa 5-10% penderita dapat dikenali hal-hal pendorong untuk terjadinya invaginasi, seperti apendiks yang terbalik, divertikulum Meckelli, polip usus, atau kistik fibrosis.

Pada sumber lain menjelaskan bahwa etiologi invaginasi terbagi dua : 1. Idiophatic

Menurut kepustakaan 90 – 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu tahun tidak dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai “infatile idiophatic intussusceptions”. Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding ileum terminal berupa hyperplasia jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat infeksi virus. Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.


(22)

2. Kausal

Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckel’s diverticulum, polip usus, leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi usus.

Gross mendapatkan titik awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel, polip,duplikasi usus dan lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.

Ein’s dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan “Specific leading points” berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary lymphoid hyperplasia dari ileum hemangioma dan perdarahan submukosa karena hemophilia atau Henoch’s purpura. Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi pada anak yang berusia diatas enam tahun.

Invaginasi dapat juga terjadi setelah laparotomi, yang biasanya timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltik usus, disebabkan manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia lokal.

2.1.4. Klasifikasi

Berdasarkan lokasi dibagi dalam 5 tipe, yaitu: 1. Ileo-ileal

2. Ileo-colica 3. Ileo-ileocolica 4. Colo-colica 5. Appendical-colica 2.1.5. Manifestasi Klinis

Pada kasus-kasus yang khas, nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang timbul, sering muncul dan disertai dengan rasa sakit yang menggelisahkan serta menangis keras pada anak yang sebelumnya sehat. Pada awalnya, bayi


(23)

mungkin dapat berhenti menangis tetapi jika invaginasi tidak cepat ditangani bayi menjadi semakin lemah dan lesu. Akhirnya terjadi keadaan seperti syok dengan kenaikan suhu tubuh sampai 41 C, nadi menjadi lemah-kecil, pernafasan menjadi dangkal, dan nyeri dengan suara rintihan. Muntah terjadi pada kebanyakan kasus dan biasanya pada bayi lebih sering pada fase awal. Pada fase lanjut, muntah disertai dengan empedu. Tinja dengan gambaran normal dapat dikeluarkan pada beberapa jam pertama setelah timbul gejala kemudian pengeluaran tinja sedikit bahkan tidak ada, dan flatus jarang atau tidak ada. Darah umumnya keluar pada 12 jam pertama, tetapi kadang-kadang tidak keluar sampai 1-2 hari. Didapati bahwa 60% bayi mengeluarkan tinja bercampur darah berwarna merah serta mukus.

2.1.6. Patologi

Invaginasi yang paling sering terjadi adalah colica, diikuti ileo-ileocolica, colo-colica, dan appendical-colica. Bagian atas usus yang disebut intususeptum mengalami invaginasi ke bawah, intususipiens sambil menarik mesentriumnya bersama-sama memasuki lumen yang pembungkusnya. Pada mulanya terdapat suatu konstriksi mesentrium sehingga menghalangi aliran balik vena, selanjutnya terjadi pembengkakan akibat edema dan perdarahan mukosa yang menghasilkan tinja mengandung darah, kadang–kadang mengandung mukus (lendir). Pada beberapa kasus invaginasi dapat mengenai hingga kolon tranversum desendens dan sigmoid bahkan ke anus pada kasus yang tidak ditangani. Setelah invaginasi ditatalaksana, maka bagian usus akan terlihat edema dan menebal, sering disertai lekukan pada permukaan serosa yang menggambarkan asal dari kerusakan tersebut. Kebanyakan invaginasi tidak menimbulkan strangulasi usus dalam 24 jam pertama, tetapi selanjutnya mengakibatkan gangren usus dan syok.


(24)

Gambar 1. Gambar skematis anatomi dari invaginasi 2.1.7. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis invaginasi dilakukan anamnese, pemeriksaan fisik, rontgen, dan reposisi enema barium :

1. Anamnesa

Dengan keluarga mengetahui gejala-gejala yang timbul dari riwayat pasien sebelum timbulnya gejala, misalnya sebelum sakit, anak memiliki riwayat dipijat, diberi makanan padat pada umur anak dibawah 4 bulan.

2. Pemeriksaan fisik

Pada inspeksi sulit sekali membedakan prolapsus rektum dari invaginasi. Pada invaginasi didapati invaginatum bebas dari dinding anus, sedangkan prolapsus berhubungan secara sirkuler dengan dinding anus.

Pada palpasi teraba sausage shape, suatu massa yang posisinya mengikuti garis usus colon ascendens sampai ke sigmoid dan rektum. Massa tumor sukar diraba bila berada di belakang hepar atau pada dinding yang tegang.

Pada perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong. Pada auskultasi bising usus terdengar meninggi selama serangan kolik menjadi normal kembali saat tidak terjadi serangan.


(25)

Bila invaginasi panjang hingga ke daerah rektum pada pemeriksaan colok dubur akan teraba ujung invaginasi seperti porsio uterus disebut pseudoporsio. Pada sarung tangan terdapat lendir dan darah.

3. Pemeriksaan Rontgen

Foto polos abdomen dapat memperlihatkan padatan di daerah invaginasi. Rontgen dilakukan dalam 2 arah, posisi supine dan lateral dekubitus kiri. Posisi lateral dekubitus kiri, dimana posisi pasien yang dibaringkan dengan bagian kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain untuk mengetahui invaginasi juga dapat mendeteksi adanya perforasi. Gambaran X-ray pada invaginasi ileo-colica memperlihatkan daerah bebas udara yang fossa iliaca kanan karena terisi massa. Pada invaginasi tingkat lanjut kelihatan air fluid levels.

A B

Gambar 2. Foto polos abdomen; A, tampak bayangan massa (tanda panah) merupakan bagian usus yang masuk ke lumen usus proksimal. B, invaginasi lanjut, sudah tampak tanda-tanda obstruksi.


(26)

4. Reposisi Barium Enema

Reposisi hidrostatik dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter dengan tekanan hidrostatik tidak boleh melewati satu meter air dan tidak boleh dilakukan pengurutan atau penekanan manual di perut sewaktu dilakukan reposisi hidrostatik, reposisi barium enema ini dapat dilakukan bersamaan pemeriksaan rontgen dilakukan, namun dengan syarat keadaan umum mengizinkan, tidak ada gejala dan tanda rangsangan peritoneum, anak tidak toksik, dan tidak terdapat obstruksi tinggi. Pengelolaan berhasil jika barium terlihat memasuki ileum.

A B

Gambar. 3. A, Colon in loop pada invaginasi, bagian usus masuk hingga leksura lienalis, B.Invaginasi di daerah colon ascenden.


(27)

2.1.8. Penatalaksaan

Pengobatan dilakukan secara operatip maupun non operatip. Pengobatan non operatip invaginasi dengan barium enema pada anak tanpa komplikasi sampai saat ini masih dipertentangkan.

Pengobatan Non Operatip, Dengan Ba- Enema (Teknik Reduksi Hidrostatik) Tahap-tahapan sebagai berikut:

1. Paling efektif bila dilakukan pada penderita invaginasi yang belum lebih dari 12-24 jam dari gejala awal.

2. Resposisi dengan Ba-enema dilakukan oleh dokter radiologi bersama-sama dokter bedah.

3. Digunakan keteter balon, umumnya ukuran 16 Fr, dibasahi/dilembabkan dengan air.

4. Kemudian dimasukkan ke dalam rektum tanpa lubrikasi, balon dikembungkan dibawah tuntunan fluoroskopik.

5. Kateter ditarik sedikit dan dipertahankan agar Barium tidak keluar. Hal tersebut bertujuan untuk membuat kedap air yang sangat penting untuk keberhasilan tehnik reduksi hidrostatik tersebut.

6. Barium ditempatkan kira-kira 1 meter di atas meja penderita.

7. Selama pemeriksaan tersebut tidak boleh diberikan tekanan pada abdomen dan juga tidak boleh dilakukan palpasi abdomen, karena dapat meningkatkan tekanan dalam usus dan bahaya perforasi. Kemudian Barium dimasukkan, tekanan hidrostatik dipertahankan. Jika setelah dilakukan tekanan hidrostatik dilakukan selama 10 menit dan ternyata tidak ada kemajuan, dilakukan pemeriksaan ulang. Biasanya dapat diulang sampai 2 atau 3 kali.

8. Jika ada kemajuan, maka tekanan hidrostatik di pertahankan meskipun kemajuan sedikit.

9. Dikatakan tereduksi sempurna bila terdapat refluks Barium yang signifikan/cukup ke dalam ileum.


(28)

10. Kemudian dibuat foto post evakuasi Barium. Keberhasilan reposisi dengan tekanan hidrostatik ditandai dengan:

1. Pengisian Barium yang penuh pada caecum sampai ileum terminal

2. Hilangnya massa di perut yang sebelumnya teraba 3. Nyeri perut menghilang

4. Keluarnya Barium disertai feces dan flatus pada proses evakuasi dari Barium

5. Membaiknya keadaan klinis dari penderita Reposisi tersebut di atas dikatakan gagal bila:

1. Dalam 2-3 kali usaha reposisi tak berhasil

2. Hanya sebagian saja usus yang tereposisi. Sedangkan kontra indikasi pengobatan invaginasi dengan Barium enema adalah:

a. Adanya rangsangan peritoneum yang ditandai dengan defance musculair, nyeri, nadi cepat, panas dan lekositosis akibat nekrosis usus, perforasi atau toksik.

b. Pada foto polos abdomen ada gambaran ileus obstruksi.

c. Distensi abdomen.

d. Rontgen terdapat udara bebas atau cairan bebas dalam rongga abdomen.

e. Umur penderita lebih dari 14 tahun.

f. Timbulnya gejala invaginasi telah lebih dari 24 jam.

g. Keadaan umum penderita sangat jelek

Angka keberhasilan pengobatan dengan tekanan hidrostatik ini berkisar antara 50 - 95%. Keuntungan pengobatan dengan tekanan hidrostatik tersebut adalah morbiditasnya kecil, komplikasi akibat pembiusan dan pembedahan dapat dihindarkan, serta proses penyembuhan lebih cepat dan ringan, perawatan menjadi


(29)

lebih cepat, biaya lebih murah. Sedangkan kerugiannya adalah angka terulang kembali lebih tinggi, adanya penyebab invaginasi yang kecil tidak terlihat, pada jenis ileo-ileocolica dan ileo-colica dapat tereponir sedangkan bagian ileo-ileal tak tereponir oleh karena adanya ileo-caecal valve, kehilangan waktu yang baik untuk operasi pada kegagalan reposisi atau pada reposisi yang tak sempurna.

Pengobatan Secara Operatif

Dilakukan pengobatan secara operatif bila: 1. Reposisi dengan Ba-enema gagal 2. Terjadi invaginasi yang berulang

3. Terdapat penyebab invaginasi yang spesifik 4. Terdapat nekrosis usus, perforasi atau peritonitis 5. Umur penderita lebih dari 1 tahun

Pengobatan secara operatif mempunyai 2 tujuan, yaitu 1. Sebagai terapi definitif

2. Untuk mengurangi residif

Pada pengobatan secara operatif reposisi dilakukan dengan milking ke proksimal secara gentle dan membutuhkan kesabaran. Bila reposisi gagal atau usus nekrosis, dilakukan reseksi dan dilakukan penyambungan usus secara end to end. Bila keadaan umum jelek, dilakukan reseksi usus, kemudian diikuti dengan double enterostomi secara Mikulicz.

2.1.9. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi adalah dehidrasi, obstruksi, nekrosis, perforasi, peritonitis, wound dehiscens, diare, fecal fistula dan recurrent idiopathic intussusception.


(30)

2.1.10. Prognosis

Angka terjadinya kembali pada pasien mencapai 5% bila dilakukan reduksi hidrostatik dan 2% bila dilakukan pembedahan.


(31)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di negara – negara barat, penderita invaginasi biasanya datang dalam keadaan yang masih dini, sehingga angka kesakitan dan angka kematian dapat ditekan. Kebanyakan penderita sembuh bila dirawat sebelum 12 jam setelah kejadian.

Di negara berkembang seperti di Indonesia, penderita sering datang dalam keadaan yang sudah terlambat atau lebih dari 12 jam setelah kejadian. Sehingga sebagian besar memerlukan tindakan pembedahan yang sering disertai dengan reseksi usus. Rendahnya pengetahuan orangtua penderita tentang kesehatan menyebabkan keterlambatan pemeriksaan penderita ke dokter.

Akibat variasi geografis yang sangat luas dalam insiden invaginasi sangat banyak membuat prevalensi dari penyakit invaginasi sangat sulit ditentukan. Sebagai contoh studi tentang prevalensi invaginasi di Amerika Serikat yang insidennya diperkirakan sekitar 1 kasus per 2000 kelahiran hidup. Di Inggris, insiden bervariasi 1,6 – 4 kasus per 1000 kelahiran hidup. Invaginasi dapat menjelaskan sebanyak 25% dari keadaan darurat bedah anak yang melebihi kejadian apendisitis.

Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, menyusui, gizi baik, dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui (Husain, 1993).

Hasil laporan World Health Organization yang dikeluarkan pada tahun 2007 di 3 kota besar di Indonesia menunjukan angka invaginasi pada anak yang terjadi di kota Medan sebanyak 29 kasus, dijumpai pada usia 2 bulan–2 tahun dan paling banyak di temukan pada anak usia di dibawah 1 tahun (95%) dengan perbandingan laki–laki dan perempuan 3:1. Sedangkan di kota lain seperti Jakarta


(32)

dan Yogyakarta angka kejadian invaginasi yang terjadi masing–masing adalah sebanyak 103 (86%) kasus dan 35 (61%) kasus anak dengan perbandingan laki– laki dan perempuan masing–masing sebanyak 2:1 dan 1:1.

Masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca ataupun perubahan pola makan. Sedangkan invaginasi pada orang dewasa sekitar 5-10% penderita dan dapat dikenali hal-hal pendorong untuk terjadinya invaginasi, seperti apendiks yang terbalik, divertikulum Meckelli, polip usus, atau kistik fibrosis (Pickering, 2000).

Manifestasi klinis invaginasi pada anak mulai tampak 3-24 jam setelah terjadinya invaginasi. Gejala-gejala khas sebagai tanda obstruksi intestinum yaitu nyeri abdomen, muntah, dan perdarahan rektum. Nyeri abdomen bersifat serangan setiap 15-30 menit dengan durasi 1-2 menit, di antara 2 serangan bayi terlihat sehat. Persentase nyeri abdomen pada anak < 1 tahun (60,7%), 1-2 tahun (81,8%), dan > 2 tahun (91%) yang menunjukkan gejala yang mencolok (Sapan, 1987). Biasanya nyeri diikuti oleh muntah, pada bayi muntah dapat sebagai gejala pertama. Muntah paling sering pada anak berumur < 2 tahun (73%) dan > 2 tahun (52%) mula-mula terdiri atas sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung kemudian berisi cairan empedu. Setelah nyeri kolik yang pertama, tinja masih normal kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lendir pada awal penyakit (currant jelly stool) pada penderita (59%) perdarahan terjadi dalam waktu 12 jam, kemudian berangsur-angsur bercampur jaringan nekrosis (terry stool) karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah (Sapan, 1987).

Dari hasil pengamatan jenis invaginasi, paling banyak terjadi ileo-colica (75%), ileo-ileocolica (15%), dan sisanya (10%). Angka kejadian invaginasi pada anak dan bayi dijumpai pada usia di < 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia 5-9 bulan. Prevalensi penyakit diperkirakan 1-3 per 1000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 3:1 (Sapan, 1987) kemudian terjadi peningkatan terhadap prevalensi penyakit invaginasi menjadi 1-4 per 1000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).


(33)

Sebuah penelitian bersifat deskriptif yang dilakukan sebelumnya oleh Peny Mulyaningrum mendapatkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) 2006-2009 sebagai berikut invaginasi pada anak berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 5-8 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileo-ileocolica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica.

Dari hasil pengamatan bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia menunjukkan kenaikan pada beberapa tahun terakhir yang penyebarannya kebanyakan pada anak dibandingkan orang dewasa, maka dibutuhkan data mengenai penyakit invaginasi pada anak di Indonesia dan memberikan penyuluhan tentang penyakit invagiasi agar tidak terlambat dalam melakukan tatalaksana yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan:

Bagaimana karakteristik anak yang menderita penyakit invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan periode 2011-2014?


(34)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik anak yang menderita invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan periode 2011-2014.

1.3.2 Tujuan Khusus :

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

Mengetahui karakteristik kejadian anak yang menderita penyakit invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan periode 2011-2014 yang dilihat berdasarkan jenis invaginasi, jenis kelamin, umur, dan status gizi.

1.4. Manfaat Penelitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.4.1. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

1. Sebagai infomasi gambaran karakteristik anak yang menderita invaginasi di Rumah Sakit Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan tahun 2011-2014.

2. Sebagai dasar ilmiah untuk memusatkan perhatian dalam menangani invaginasi pada anak.

1.4.2. Bagi Masyarakat

1. Sebagai dasar informasi mengenai anak yang menderita penyakit invaginasi sehingga diharapkan dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas.

2. Sebagai informasi kepada pasien yang menderita invaginasi untuk segera melakukan pengobatan dan penanganan yang segera.


(35)

1.4.3. Bagi Peneliti

1. Sebagai dasar informasi dalam latihan membuat suatu penelitian.

2. Sebagai dasar informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi data penelitian bagi peneliti lain.


(36)

ABSTRAK

Invaginasi sering ditemukan pada usia bayi atau anak yang biasanya memiliki gizi baik dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70% sampai 90% belum diketahui. Dari data didapatkan bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus mengalami kenaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik invaginasi pada anak di RSUP HAM periode 2011-2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 1 bulan-11 tahun. Data diperoleh dengan melihat seluruh rekam medis penderita invaginasi pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa invaginasi pada anak berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 58 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileo-ileocolica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica. Sehingga tim medis perlu lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit invaginasi, agar tidak terjadi keterlambatan dalam tatalaksana yang dapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.


(37)

ABSTRACT

Invagination often found in the age of the infant or child who usually have good nutrition and optimal growth. Cause of invagination in children and infants 70% to 90% is not yet known. Invagination disease in children in Indonesia have continued to rise. The aim of this study was to determine the characteristics of invagination in children in the human rights department of the 2011-2014 period. This is a descriptive study with retrospective cross-sectional design. The sample in this study was children aged 1 month-11 years. Data obtained by looking at the entire medical records of patients with invagination in children. The results showed that the invagination in children based on sex most frequently in 21 (63.6%) cases of males and 12 (36.4%) cases of women, based on the age of the most frequent in 13 (63.6%) cases 58 months, followed by 9 (27.3%) cases 1-4 months, 6 (18.2%) 9-11 months, 3 (9.1%) cases of 1-4 years, and 2 (6.1%) the case of 9-11 years, based on the nutritional status of the most in 25 (75,8,6%) cases of good nutritional status, and 8 (24.2%) cases of poor nutritional status. While the most frequent type of invagination 23 (69.7%) cases Ileocolica, followed by 6 (18.2%) cases ileo-ileocolica, and the remaining 2 (6.1%) cases and colo-colica ileoileal. So that medical teams need to be more active in providing information about the disease invaginasi, in order to avoid delays in the treatment of which can lead to complications or death.


(38)

GAMBARAN KARAKTERISTIK ANAK

YANG MENDERITA PENYAKIT INVAGINASI

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2011-2014

OLEH :

DUMORA FATMA

120100040

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(39)

GAMBARAN KARAKTERISTIK ANAK

YANG MENDERITA PENYAKIT INVAGINASI

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2011-2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Kelulusan

Sarjana Kedokteran

OLEH:

DUMORA FATMA

120100040

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(40)

(41)

ABSTRAK

Invaginasi sering ditemukan pada usia bayi atau anak yang biasanya memiliki gizi baik dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70% sampai 90% belum diketahui. Dari data didapatkan bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus mengalami kenaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik invaginasi pada anak di RSUP HAM periode 2011-2014. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 1 bulan-11 tahun. Data diperoleh dengan melihat seluruh rekam medis penderita invaginasi pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa invaginasi pada anak berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 58 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileo-ileocolica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica. Sehingga tim medis perlu lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit invaginasi, agar tidak terjadi keterlambatan dalam tatalaksana yang dapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.


(42)

ABSTRACT

Invagination often found in the age of the infant or child who usually have good nutrition and optimal growth. Cause of invagination in children and infants 70% to 90% is not yet known. Invagination disease in children in Indonesia have continued to rise. The aim of this study was to determine the characteristics of invagination in children in the human rights department of the 2011-2014 period. This is a descriptive study with retrospective cross-sectional design. The sample in this study was children aged 1 month-11 years. Data obtained by looking at the entire medical records of patients with invagination in children. The results showed that the invagination in children based on sex most frequently in 21 (63.6%) cases of males and 12 (36.4%) cases of women, based on the age of the most frequent in 13 (63.6%) cases 58 months, followed by 9 (27.3%) cases 1-4 months, 6 (18.2%) 9-11 months, 3 (9.1%) cases of 1-4 years, and 2 (6.1%) the case of 9-11 years, based on the nutritional status of the most in 25 (75,8,6%) cases of good nutritional status, and 8 (24.2%) cases of poor nutritional status. While the most frequent type of invagination 23 (69.7%) cases Ileocolica, followed by 6 (18.2%) cases ileo-ileocolica, and the remaining 2 (6.1%) cases and colo-colica ileoileal. So that medical teams need to be more active in providing information about the disease invaginasi, in order to avoid delays in the treatment of which can lead to complications or death.


(43)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “ Gambaran Karakteristik Anak yang Menderita Invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2014 ”.

Banyak hambatan dan tantangan yang dialami penulis dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini. Dengan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu penulis, Hj. Miskah Lubis.

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada : 1. Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A.Siregar,

Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dosen pembimbing dr. Iqbal Pahlevi Adeputra Nasution Sp.BA, yang telah banyak berkorban waktu, tenaga serta memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

3. Dosen penguji yang telah bersedia dengan sabar membantu penulis dalam menyempurnakan dan menilai karya tulis ilmiah.

4. Teman-teman seperjuangan, Yuga dan Dini yang telah membantu dalam proses menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah.

Untuk seluruh bantuan baik moral atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.


(44)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Sekian dan terima kasih.

11 Desember 2015 Penulis,

Dumora Fatma (120100040)


(45)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Invaginasi……… 6

2.1.1 Defenisi Invaginasi……… 6

2.1.2 Epidemiologi Invaginasi 6

2.1.3 Etiologi Invaginasi 6

2.1.4 Klasifikasi Invaginasi 7

2.1.5 Manifestasi Klinis Invaginasi ………. 8

2.1.6 Patologi Invaginasi………... 8

2.1.7 Diagnosis Invaginasi……… 9

2.1.8 Penatalaksanaan Invaginasi……….. 12

2.1.9 Komplikasi ……….. 14


(46)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL... 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 16

3.2. Defenisi Operasional... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN 17

4.1. Rancangan Penelitian 17

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 17

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 17

4.3.1. Populasi Penelitian 17

4.3.2. Sampel Penelitian 17

4.4. Teknik Pengumpulan Data 18

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data………..…… 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 19

5.1. Hasil Penelitian ……… 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel…..……….. 19

5.2. Pembahasan………... 22

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN……….……… 24

6.1. Simpulan……....………... 24

6.2. Saran……….. 25

DAFTAR PUSTAKA.……… 26 LAMPIRAN………….………..


(47)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5. 1. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin 20 Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan Umur 20 Tabel 5. 3. Distribusi sampel berdasarkan Status Gizi 21 Tabel 5. 4. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Invaginasi 21


(48)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Curiculum Vitae

Lampiran 2 Lembar Ethical Clearance Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Daftar Data Rekam Medik Lampiran 5 Data Induk


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “ Gambaran Karakteristik Anak yang Menderita Invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2014 ”.

Banyak hambatan dan tantangan yang dialami penulis dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini. Dengan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu penulis, Hj. Miskah Lubis.

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada : 1. Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A.Siregar,

Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dosen pembimbing dr. Iqbal Pahlevi Adeputra Nasution Sp.BA, yang telah banyak berkorban waktu, tenaga serta memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

3. Dosen penguji yang telah bersedia dengan sabar membantu penulis dalam menyempurnakan dan menilai karya tulis ilmiah.

4. Teman-teman seperjuangan, Yuga dan Dini yang telah membantu dalam proses menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah.

Untuk seluruh bantuan baik moral atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.


(2)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Sekian dan terima kasih.

11 Desember 2015 Penulis,

Dumora Fatma (120100040)


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Invaginasi……… 6

2.1.1 Defenisi Invaginasi……… 6

2.1.2 Epidemiologi Invaginasi 6

2.1.3 Etiologi Invaginasi 6

2.1.4 Klasifikasi Invaginasi 7

2.1.5 Manifestasi Klinis Invaginasi ………. 8

2.1.6 Patologi Invaginasi………... 8

2.1.7 Diagnosis Invaginasi……… 9

2.1.8 Penatalaksanaan Invaginasi……….. 12

2.1.9 Komplikasi ……….. 14


(4)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL... 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 16

3.2. Defenisi Operasional... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN 17

4.1. Rancangan Penelitian 17

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 17

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 17

4.3.1. Populasi Penelitian 17

4.3.2. Sampel Penelitian 17

4.4. Teknik Pengumpulan Data 18

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data………..…… 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 19

5.1. Hasil Penelitian ……… 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel…..……….. 19

5.2. Pembahasan………... 22

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN……….……… 24

6.1. Simpulan……....………... 24

6.2. Saran……….. 25

DAFTAR PUSTAKA.……… 26 LAMPIRAN………….………..


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5. 1. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin 20 Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan Umur 20 Tabel 5. 3. Distribusi sampel berdasarkan Status Gizi 21 Tabel 5. 4. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Invaginasi 21


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Curiculum Vitae

Lampiran 2 Lembar Ethical Clearance Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Daftar Data Rekam Medik Lampiran 5 Data Induk