Hubungan Konsumsi Fast Food dan Soft Drink terhadap Siswa Obesitas dan Tidak Obesitas di SMAN 4 Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Peningkatan kemakmuran di Indonesia diikuti oleh perubahan gaya hidup

dan kebiasaan makan dari masyarakat baik dalam keluarga maupun diluar rumah.
Pola makan terutama di kota–kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke
pola makan barat yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang seperti
fast food (makanan siap saji). Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis makanan

yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan kelebihan
masukan kalori jika tidak dikonsumsi secara seimbang. Berbagai makanan yang
tergolong fast food tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger ,
pizza , hotdog, donat, ice cream, mie bakso dan lain-lain. Konsumsi tinggi

terhadap makanan fast food diduga dapat menyebabkan obesitas karena

kandungan dari makanan fast food tersebut (Nurlela, 2015).
Banyak faktor yang membuat para remaja lebih memilih mengkonsumsi
fast food antara lain kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat

menyiapkan makanan di rumah sehingga remaja memilih untuk membeli
makanan diluar, lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang mendukung dalam
hal besarnya uang saku remaja. Selain itu penyajian fast food yang praktis dan
tidak membutuhkan waktu yang lama, rasanya enak, sesuai selera dan
mengkonsumsi fast food dapat menaikan status sosial remaja, menaikan gengsi
dan tidak ketinggalan globalitas. Menurut penelitian Arief, Syam dan Dachlan
(2011) yang dilakukan di Makasar, faktor predisposisi remaja memilih berkunjung
ke restoran fast food adalah kegemaran dan nilai/gengsi yang mereka dapatkan
sekalipun mereka mengetahui dampak negatif yang muncul.
Perdagangan dan industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan
mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, yaitu masyarakat
lebih banyak yang memilih untuk mengkonsumsi makanan yang praktis seperti

Universitas Sumatera Utara

2


fast food dan juga soft drink terutama di perkotaan (Vigianto dan purwaningsih,

2010).
Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan
kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ini. Minuman ringan atau
soft drink memberi kontribusi 7,1% dari total pemasukan energi, pemanis buatan

ditambahkan untuk memenuhi selera rasa yang digemari remaja, tambahan
pemanis ini mencapai 7 hingga 14%, diantaranya fruktosa dan sukrosa(Nurlela,
2015).
Menurut Pereira (2005) yang dikutip dari International Journal Obesity
(2007), The American Population Study Cardia membuktikan bahwa konsumsi
fast food positif berhubungan dengan peningkatan berat badan dan memiliki risiko

terhadap resistensi insulin (Stender et al, 2007). Begitu juga dengan konsumsi soft
drink, Tinggi nya kadar pemanis buatan ini meningkatkan asupan energi pada

remaja. Kebiasaan mengkonsumsi soft drink, termasuk yang berlabel diet ternyata
meningkatkan risiko obesitas. Risiko nya bahkan lebih tinggi dibandingkan

dengan para penyuka makanan goreng (Fowler,2008). Peningkatan konsumsi soft
drink di seluruh dunia telah menimbulkan kecemasan yang luar biasa di kalangan

dunia kesehatan. Banyak peneliti yang telah membuktikan dampak negatif soft
drink bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa dampak negatif yang terjadi

khususnya pada masa remaja adalah meningkatnya risiko obesitas dan
pertumbuhan tulang yang tidak optimal. Dari 88 studi meta-analisis , telah diuji
hubungan antara konsumsi soft drink dengan output gizi dan kesehatan. Konsumsi
soft drink dapat meningkatkan intake energi dan berat badan.

Obesitas adalah peningkatan berat badan melampaui keterbatasan otot dan
fisik, sebagai hasil dari akumulasi lemak yang berlebihan (Kramer, 2011).
Menurut CDC (2011), obesitas merupakan suatu keadaan dimana indeks massa
tubuh anak/ remaja berada diatas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang
sesuai dengan jenis kelaminnya. Obesitas meningkatkan risiko kematian untuk
semua penyebab kematian. Kenaikan mortalitas diantara penderita obesitas
merupakan akibat dari beberapa penyakit yang mengancam kehidupan seperti

Universitas Sumatera Utara


3

diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit kandung kemih, kanker gastrointestinal
dan kanker yang sensitif terhadap perubahan hormon.
Penilaian obesitas dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh,
IMT. Indeks massa tubuh merupakan pengukuran valid terhadap status nutrisi
tubuh seseorang yang merupakan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan,
dan merupakan indikator nyata terhadap pengukuran lemak tubuh pada anak dan
remaja. (CDC, 2011)
Prevalensi obesitas meningkat pada tahun-tahun terakhir. Pada tahun 2014,
lebih dari 2,3 milyar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dengan 39%
orang dewasa kelebihan berat badan dan 23% obesitas. Prevalensi penduduk lakilaki dewasa obesitas pada tahun 2013 adalah sebanyak 19,7 persen, Sedangkan
prevalensi obesitas perempuan dewasa adalah 23,9 persen (WHO, 2011)
Menurut Word Health Organization (WHO), angka kejadian obesitas di
negara maju seperti di Amerika Serikat, Australia dan di negara-negara Eropa
sangat tinggi. WHO memperkirakan sekitar 1,6 milyar orang dewasa di seluruh
dunia menderita kelebihan berat badan, dan setidaknya 400 juta orang dewasa
menderita obesitas (kegemukan). Prevalensi overweight dan obesitas pada anak
usia 6-18 tahun di rusia adalah 6% dan 10%, di cina adalah 3,6% dan 3,4% dan

inggris adalah 23-31% dan 10-17%, bergantung pada umur dan jenis kelamin.
Menurut Damayanti Rusli Syarif (Universitas Indonesia, Jakarta),
kejadiaan obesitas hanya 10% yang disebabkan oleh faktor genetika sedangkan
yang sangat besar adalah faktor lingkungan. Lingkungan kita yang seperti
sekarang ini sangat mendukung untuk terjadinya obesitas karena hampir seluruh
restoran yang tersebar di seluruh kota kebanyakan menyediakan fast food.
SMAN

4

Medan

dipilih sebagai

lokasi

penelitian

berdasarkan


pertimbangan Dinas Pendidikan Nasional kota Medan sebagai salah satu SMA
Favorit di kota MEDAN karena fasilitas yang memadai serta prestasi-prestasi
yang diperoleh para siswa. Selain itu, siswa yang bersekolah di SMA tersebut
berasal dari golongan ekonomi menengah keatas. Dimana pada keadaan tersebut
mulai timbul kebiasaan atau gaya hidup mengkonsumsi fast food dan soft drink,

Universitas Sumatera Utara

4

oleh karena itu peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui hubungan konsumsi
fast food dan soft drink dengan indeks masa tubuh pada remaja.

1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan konsumsi fast food dan soft drink terhadap siswa

obesitas dan tidak obesitas di SMAN 4 Medan?


1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan konsumsi Fast Food dan Soft Drink terhadap
siswa obesitas dan tidak obesitas di SMAN 4 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain:
a.

Mengukur tinggi badan siswa.

b.

Mengukur berat badan siswa.

c.


Menentukan IMT.

d.

Mengetahui kebiasaan konsumsi Fast Food pada siswa.

e.

Mengetahui kebiasaan konsumsi Soft Drink pada siswa.

Universitas Sumatera Utara

5

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang pengaruh konsumsi fast food dan soft
drink terhadap kejadian obesitas terhadap siswa.


2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi instansi
kesehatan dalam menentukan kebijakan di bidang kesehatan,
khususnya masalah kegemukan (obesitas).
3. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan serta
pengembangan wawasan berfikir bagi pembaca dan merupakan salah
satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.
4. Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia terutama dalam masalah obesitas yang berhubungan dengan
konsumsi fast food dan soft drink.
5. Sebagai masukan dalam penyusunan cara pencegahan dalam
menanggulangi masalah obesitas di Indonesia.
6. Data penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pihak sekolah mengenai kejadian obesitas pada
murid-murid sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun suatu metode yang dapat mengurangi angka obesitas di
sekolah pada murid-murid.
7. Sebagai wadah bagi peneliti dalam mengembangkan dan menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan
kedokteran dalam kehidupan sehari-hari.
8. Bagi peneliti sendiri merupakan pengalaman yang sangat berharga

selama penelitian dan memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
hubungan konsumsi fast food dan soft drink terhadap siswa obesitas
dan tidak obesitas di SMAN 4 Medan.

Universitas Sumatera Utara