ANALISIS MANAJEMEN KREDIT GUNA MEMINIMALKAN RISIKO KREDIT (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar) | Lihani | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2561 5779 1 SM

Jupe UNS, Vol 1, No. 3 Hal 1 s/d 11 – Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan
Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK
Tasikmadu Karanganyar) |Juli, 2013
ANALISIS MANAJEMEN KREDIT GUNA MEMINIMALKAN RISIKO KREDIT
(Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)
Rafika Lihani, Ngadiman, Nurhasan Hamidi
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
E-mail: rafikalihani@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis: 1) penerapan manajemen
kredit, 2) upaya penyelamatan kredit bermasalah, 3) upaya penyelesaian kredit macet pada PD
BPR BKK Tasikmadu Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan
adalah strategi tunggal terpancang yaitu memfokuskan pada satu masalah. Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik bola salju (snowball sampling) dengan menetapkan informan kunci (key
informans). Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Untuk
validitas data, menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.
Simpulan penelitian ini adalah: 1) Penerapan manajemen kredit pada PD BPR BKK

Tasikmadu belum terimplementasi secara maksimal. Kurang maksimalnya penerapan manajemen
kredit antara lain dalam hal: analisis kredit yang dilakukan kurang maksimal, kurang
dipegangnya prinsip kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari segi pengawasan yang
diterapkan belum efektif. 2) upaya penyelamatan kredit bermasalah disesuaikan pada kondisi
kredit yang bermasalah, penyebab dari terjadinya kredit bermasalah tersebut dan i`tikad baik dari
nasabah 3) Penyelesaian kredit macet yang dilakukan berhubungan dengan pencairan jaminan
untuk pelunasan kredit, penghapusbukuan dan upaya hukum.
Kata Kunci: manajemen kredit, penanganan kredit bermasalah, risiko kredit
ABSTRACT
The aim of this research is to study and analyze: 1) management credit implementation,
2) a saving effort on non performing loans, 3) a solving effort of bad credit on PD BPR BKK
Tasikmadu Karanganyar.
This research is used descriptive qualitative approach. Strategi used is single rooted
strategy that focuses on one problem. Sampling technique used is sowball sampling with deciding
key informants.the data sources used are interview, observation, and document analysis. For data
validity, it is used source and method trianggulation. While data analyzing technique used is
interactive analysis.
The conclusion of this research is: 1) management credit decided by PD BPR BKK
Tasikmadu not implemented maximum. Management credit not maximum it is in case: credit
analysis done is not maximum, it is less hold carefulness principle by decision maker and from

monitoring was implemented is less effective. 2) an effort of in solving non performing loan
adapted on credit condition, cause factor of non performing loan happen, and good will from the
customer. 3) Problem solving on bad credit done are related with mortgage liquidation to pay off
the credit, clean of account and law effort.
Key words: credit management, bad credit solving, credit risk.

2| Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11

PENDAHULUAN
Bank memiliki peranan yang sangat
penting

dalam

menggerakkan

perekonomian
umumnya

nasional.


negara

menyediakan dana bagi masyarakat yang

roda

membutuhkannya. Saat ini, masyarakat baik

Sebagaimana

individu maupun kelompok banyak yang

berkembang,

sumber

meminjam dana ke bank untuk memenuhi

pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih


kebutuhannya

didominasi oleh penyaluran kredit perbankan

konsumtif ataupun modal usaha. Hal itu

yang

mendorong

sangat menguntungkan bagi pihak bank

pertumbuhan ekonomi. Bank memberikan jasa

karena pemberian kredit merupakan sumber

kredit kepada debitur untuk memperoleh

utama penghasilan bank.


diharapkan

dapat

baik

untuk

kebutuhan

pendapatan dari bunga kredit tersebut dan

Dalam melaksanakan bisnis di bidang

debitur melakukan pinjaman/kredit untuk

industri perbankan, setiap bankir harus benar-

memenuhi kebutuhan akan kekurangan dana,


benar menyadari berbagai risiko bisnis yang

sehingga dengan kredit kedua belah pihak

dihadapinya. Usaha perbankan adalah usaha

akan saling memperoleh keuntungan.

yang memiliki risiko yang tinggi baik dari

Dalam arti luas kredit diartikan

aspek penarikan dana maupun dari aspek

sebagai kepercayaan, dalam bahasa latin

penyaluran dana. Pemberian kredit merupakan

kredit berarti ”credere” artinya percaya.


aktivitas bank yang paling utama dalam

Maksudnya, si pemberi kredit percaya bahwa

menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang

kredit

terbesar dalam bank juga bersumber dari

yang

disalurkan

pasti

akan

dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan


pemberian kredit.

bagi penerima kredit merupakan penerimaan

Dalam menghadapi risiko kredit,

kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban

kredit

untuk

jangka

mengalami kesulitan pelunasan sehingga ada

Menurut

kemungkinan bank mengalami kerugian. Oleh


(2006:113),

karena itu, para bankir harus melakukan

“kredit adalah pemberian fasilitas pinjaman

perencanaan yang tepat dengan kemampuan

(bukan berdasarkan prinsip syariah) kepada

prediksi yang akurat. Manajemen bank harus

nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai

melakukan analisis dengan teliti terhadap

(cash loan) maupun pinjaman non tunai (non-

masing-masing


kredit

cash

meminimalkan

risikonya

membayar

waktunya
Budisantoso

(Kasmir,
dan

loan)”.

penyaluran


sesuai

kredit

dengan

2002).

Triandaru

Dengan

melaksanakan

dapat dikatakan bank

yang

diberikan

kepada

nasabah

ini

untuk

serta

perlu

menetapkan kebijakan-kebijakan yang disusun

Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna
Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 3 |
untuk dijadikan suatu pedoman bagi pejabat-

kemampuan, modal, agunan, dan prospek

pejabat kredit untuk memutuskan permohonan

usaha dari nasabah debitur. Dalam proses

kredit. Kebijakan perkreditan yang disusun

analisis pemberian kredit, selain kelengkapan

tersebut

digunakan

manajemen

bank

untuk

membantu

data pendukung permohonan kredit bank juga

dalam

menjamin

melakukan

penilaian

kelengkapan

dan

keseragaman pengambilan keputusan kredit

kebenaran informasi

dan

peraturan-peraturan

Berbagai sumber informasi kredit mengenai

perkreditan yang telah ditetapkan. Dalam

calon debitur itu dapat diperoleh pihak bank

penjelasan pasal 8 Undang-Undang Nomor 10

antara lain melalui data pribadi calon debitur,

Tahun 1998 ditegaskan bahwa “kredit yang

wawancara, catatan bank atau arsip bank

diberikan oleh bank mengandung risiko,

mengenai riwayat pinjaman, dan data lain

sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

yang dapat dipakai sebagai sumber informasi.

memenuhi

dari calon debitur.

memperhatikan asas-asas perkreditan yang

Setelah permohonan kredit calon

sehat”. Untuk mengurangi risiko tersebut,

debitur disetujui dan kredit dicairkan, maka

jaminan

arti

tugas bank selanjutnya adalah melakukan

keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

pengawasan agar kredit dipergunakan sesuai

nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya

dengan permohonan, bunga dibayarkan sesuai

sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan

kesepakatan

faktor penting yang harus diperhatikan oleh

pengembalian

bank.

waktu. Pengawasan yang dilakukan pihak

pemberian

kredit

dalam

kedua

belah

pinjaman

pihak

serta

dilakukan

tepat

Risiko kredit harus diantisipasi oleh

bank terhadap kelancaran pembayaran kredit

bank melalui suatu proses penilaian serta

harus dilaksanakan sampai kredit tersebut

analisis kredit yang benar dan tepat. Proses

lunas,

analisis

dasarnya

menghindari timbulnya kredit bermasalah.

dimaksudkan untuk menilai prospek calon

Salah satu kendala dalam kredit adalah apabila

debitur dan memperhitungkan kemungkinan

pihak bank kesulitan menagih kredit yang

terjadinya kegagalan debitur dalam membayar

telah diberikan kepada debitur, walaupun

kembali kredit yang diterimanya. Untuk

analisis pemberian kredit telah dilaksanakan

memperoleh

tetapi

kredit

tersebut

keyakinan

pada

tersebut

sebelum

hal

tersebut

dilakukan

permasalahan-permasalahan

untuk

dalam

memberikan kredit bank harus melakukan

perkreditan tidak dapat dihindari sehingga

penilaian yang seksama terhadap watak,

terkadang terdapat kredit yang bermasalah

4 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11
dalam dunia perbankan. Kredit bermasalah

hatian”. Oleh karena itu agar penerapan

dan kredit macet memberikan dampak yang

prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan

ganda terhadap investasi dana karena dana

yang sehat tersebut dilaksanakan secara

yang dikreditkan kepada debitur terlambat

konsisten

kembali atau tidak kembali kepada kreditur

memiliki pedoman yang digunakan untuk

sehingga dana yang telah dikreditkan tersebut

menetapkan

tidak dapat

kepada

tersebut diatur sesuai dengan Undang-Undang

debitur lain yang membutuhkan. Menurut

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan

Reed

Surat

dikreditkan kembali

dan

Gill

(1995:301)

“pinjaman

maka

manajemen

kebijakan

Edaran

BPR

harus

perkreditan,

Bank

hal

Indonesia

bermasalah mempunyai akibat buruk terhadap

No.14/26/DKBU Tanggal 19 September 2012

likuiditas

Perihal Pedoman Kebijakan dan Prosedur

bank

kemungkinan
mengurangi
menguras

dan

rugi.

Kerugian

cadangan
kekuatan

meningkatkan

atau

modal

keuangan

dapat

Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

yang

bank dan

Pemberian
mengandung

suatu

suatu

fasilitas

risiko

kredit

kemacetan.

mengurangi kemampuan bank untuk melayani

Akibatnya, kredit tidak dapat ditagih sehingga

nasabahnya dan memberikan sumbangan pada

menimbulkan kerugian yang harus ditanggung

pertumbuhan ekonomi”.

oleh bank. Dalam dunia perbankan sering

Manajemen bank dalam memberikan

terjadi kredit macet, sepandai apa pun analis

kredit harus didasarkan atas perencanaan,

kredit dalam menganalisis setiap permohonan

pengorganisasian,

dan

kredit kemungkinan kredit tersebut macet

Jika

pasti ada. Oleh karena itu pihak bank harus

pengalokasian kredit dilakukan berdasarkan

melakukan suatu tindakan demi mencegah

fungsi

timbulnya kredit macet tersebut. Menurut

pengawasan

pengarahan,

yang

manajemen

maksimal.

yang

baik

maka

kemungkinan terjadinya kredit bermasalah

Peraturan

dapat

untuk

13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status dan

bank,

Tindak Lanjut Pengawasan Bank “bank dinilai

dihindari.

meminimalisir

Mengenai
risiko

upaya

kerugian

Bank

Indonesia

Suhardjono (2003:81) berpendapat “Bank

memiliki

wajib melaksanakan transaksi tersebut dengan

membahayakan

berpedoman pada kebijakan dan pedoman

apabila

penerapan manajemen risiko yang ditetapkan

bermasalah (non performing loan/financing)

dengan berlandaskan pada prinsip kehati-

potensi

Nomor:

rasio

kesulitan

kelangsungan
kredit

atau

yang
usahanya

pembiayaan

Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna
Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 5 |
secara neto lebih dari 5% (lima persen) dari

seluruh Perusahaan Daerah, Bank Perkreditan

total kredit atau total pembiayaan”.

Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (PD BPR

Berdasarkan penelitian yang telah

BKK) yang ada di Kabupaten Karanganyar

dilakukan sebelumnya, dapat ditarik simpulan

menurunkan non performing loan (NPL) atau

bahwa dengan menerapkan manajemen kredit

kredit macet hingga satu persen atau maksimal

serta analisis kredit minimal menggunakan

5% sedangkan Direktur utama BPR BKK

prinsip

mungkin,

Tasikmadu Sugimin menjelaskan di akhir

diharapkan pihak bank dapat menekan tingkat

tahun 2010 indeks NPL sebesar 8,59 persen.

kredit bermasalah. Menurut Reed dan Gill

Imbauan

(1995:184), “tujuan dari analisis kredit adalah

Kredit Macet PD BPR BKK Tasikmadu.

untuk

JOGLOSEMAR (2011), Direktur Utama PD

5C

dengan

menentukan

kesungguhan

sebaik

kesanggupan

seorang

peminjam

dan
untuk

BPR

Bupati

BKK

Karanganyar

Mengenai

Tasikmadu,

membayar kembali pinjaman sesuai dengan

mengungkapkan

persyaratan yang terdapat dalam perjanjian

mempunyai

pinjaman”. Dalam hal kredit bermasalah pihak

membereskan kredit macet yang mencapai Rp

bank

3,28 miliar yang berasal dari 922 debitur.

perlu

walaupun

melakukan

sebagian

penyelamatan,

pinjaman

bermasalah

Bupati

BPR

BKK

Sugimin

pekerjaan

Karanganyar,

Tasikmadu

rumah

Rina

untuk

Iriani

dianggap serius tapi pinjaman tersebut dapat

mengharapkan kredit macet yang ada bisa

dilakukan

sehingga

segera diatasi, sebab kredit macet inilah yang

diharapkan sebagian pinjaman bermasalah

turut mempengaruhi kesehatan bank, untuk

tersebut dapat berkembang ke arah perbaikan.

mengatasi kredit macet ini BPR BKK diminta

Semakin

untuk lebih selektif dalam memberikan kredit

upaya

cepat

penyelamatan,

mengidentifikasi

gejala

timbulnya kredit bermasalah semakin baik

pada

bagi bank, karena akan berdampak semakin

menghambat

dini pula dalam upaya penyelamatannya

masyarakat.

sehingga dapat meminimalkan risiko kerugian
bagi pihak bank.
Imbauan
Mengenai

nasabah,

namun

pengguliran

bukan
modal

berarti
untuk

Untuk meminimalkan risiko kerugian
dari pemberian kredit, maka bank dalam

Bupati

Karanganyar

melaksanakan

kegiatannya

harus

selalu

Indeks NPL PD BPR BKK

berpedoman pada kebijakan dan prosedur

Tasikmadu. JOGLOSEMAR (2010), Bupati

manajemen yang telah ditetapkan. Selain itu

Karanganyar Rina Iriani meminta kepada

bank harus menggunakan prinsip kehati-hatian

6 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11
dalam

menganalisis

kredit

sebelum

. Penelitian ini menggunakan bentuk

kepada

debitur.

penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi

Apabila kegiatan analisis kredit dilakukan

tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari

secara baik dan benar, maka dikemudian hari

nara sumber, peristiwa atau aktivitas, tempat

akan terhindar dari risiko kredit macet atau

dan lokasi, benda, beragam gambar atau

kredit bermasalah. Selain penerapan proses

rekaman, dokumen dan arsip.

memberikan

pinjaman

analisis yang baik, upaya penyelamatan dan

Adapun dalam teknik pengambilan

penyelesaian kredit bermasalah yang tepat

sampel berkaitan dengan pembatasan jumlah

sangat

dan jenis data yang digunakan pada penelitian

diperlukan

guna

menghindari

ini menggunakan teknik snowball sampling

terjadinya kerugian pihak bank.
Tujuan yang akan dicapai dalam

dengan

teknik

pengumpulan

data

yang

penelitian ini adalah 1) Untuk mengkaji dan

digunakan melalui wawancara, observasi,

menganalisis penerapan manajemen kredit

mengkaji dokumen dan arsip.

pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar.

Trianggulasi

2)

Untuk

dalam penelitian ini adalah trianggulasi data

Tasikmadu

dan trianggulasi metode. Model analisis yang

penyelamatan

digunakan adalah model analisis mengalir atau

kredit bermasalah. 3) Untuk mengkaji dan

saling terjalin. Untuk lebih jelasnya dalam

menganalisis

BKK

model ini tiga komponen analisis yaitu reduksi

upaya

data, penyajian data dan penarikan simpulan

PD

Karanganyar

Tasikmadu

dan

dipergunakan

menganalisis

kebijakan

mengkaji

yang

BPR

dalam

BKK
upaya

kebijakan

PD

Karanganyar

BPR

dalam

penyelesaian kredit macet.

atau

verifikasi

dilakukan

dalam

bentuk

interaktif dengan proses siklus.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, tempat yang
dipilih

untuk

dijadikan

sebagai

lokasi

penelitian adalah PD BPR BKK Tasikmadu
Karanganyar

BPR BKK Tasikmadu Karanganyar
Penerapan manajemen kredit pada

mengenai jumlah Non Performing Loan yang

PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar sudah

belum

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10

Indonesia.

dengan

terdapat

Penerapan manajemen kredit pada PD

masalah

sesuai

karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

ketentuan

Bank

Tahun 1998 tentang Perbankan dan Surat
Edaran

Bank

Indonesia

No.14/26/DKBU

Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna
Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 7 |
Tanggal 19 September 2012 Perihal Pedoman

harus dilakukan kurang efektif karena belum

Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi

semua prinsip 5C dan 7P diterapkan, terutama

Bank

prinsip character dan personality. Kurang

Perkreditan

Rakyat.

Penerapan

manajemen kredit pada PD BPR BKK

dipegangnya

Tasikmadu belum maksimal karena masih

memutuskan kredit terutama untuk kredit

terdapat kekurangan dalam hal: analisis kredit

dengan plafond kecil atau kurang dari 5 juta

yang dilakukan kurang maksimal, kurang

dan

dipegangnya

subyektifitas dalam memutuskan kredit.

prinsip

kehati-hatian

pihak

masih

prinsip

kehati-hatian

ditemukan

adanya

dalam

unsur

pemutus kredit dan dari segi pengawasan yang

Pengawasan

diterapkan belum efektif. Adapun pelaksanaan

Pengawasan yang diterapkan belum efektif

fungsi-fungsi manajemen pada PD BPR BKK

untuk

Tasikmadu adalah sebagai berikut:

dilakukan dengan maksimal setelah terjadi

Perencanaan kredit

kredit bermasalah.

menurunkan

risiko

kredit

karena

Perencanaan kredit yang diterapkan telah
menunjukkan perumusan tujuan yang jelas,

Kebijakan PD BPR BKK Tasikmadu

menetapkan sasaran, dan menyusun strategi-

Karanganyar dalam upaya penyelamatan

strategi yang digunakan untuk mempermudah

kredit bermasalah

mencapai tujuan yaitu dilunasinya pinjaman

Upaya

penyelamatan

kredit

debitur dan meminimalisir kredit bermasalah.

bermasalah yang dilakukan oleh PD BPR

Pengorganisasian

BKK Tasikmadu disesuaikan pada i`tikad baik

Pengorganisasian yang diterapkan oleh PD

dari nasabah, kondisi kredit dan penyebab dari

BPR BKK Tasikmadu sudah tepat seperti

terjadinya kredit bermasalah tersebut. I’tikad

yang tercantum pada struktur organisasi dan

baik dari nasabah diperlukan untuk menilai

job description.

komitmen dan sejauh mana keinginan nasabah

Pelaksanaan pemberian kredit

untuk melunasi kredit bermasalah tersebut.

Pelaksanaan pemberian kredit yang diterapkan

Kondisi

oleh PD BPR BKK Tasikmadu adalah

menetapkan kebijakan yang tepat sesuai

prosedur pemberian kredit yang mudah,

dengan kolektibitas kredit nasabah tersebut

jaminan kredit, syarat-syarat yang harus

agar lebih efektif. Selain i’tikad dan kondisi

dipenuhi cukup efektif untuk menghindari

kredit, petugas perlu mengetahui faktor-faktor

kredit bermasalah. Namun analisis kredit yang

penyebab terjadinya kredit bermasalah untuk

kredit

juga

diperlukan

untuk

8 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11
memudahkan

dalam

menetapkan

upaya

kredit. 5) Penyelesaian melalui jalur hukum

penyelamatan yang tepat. Faktor penyebab

oleh pihak ketiga.

terjadinya kredit bermasalah yang paling

Beberapa
proses

kendala

yang

pelaksanaan

ditemui

banyak terjadi pada PD BPR BKK Tasikmadu

dalam

disebabkan dari pihak debitur yang mengalami

kredit dan penyelesaian kredit antara lain

kemacetan usaha dan karakter yang buruk,

buruknya karakter nasabah, jaminan tidak

sedangkan faktor dari bank disebabkan karena

likuid atau marketable, debitur meninggal

kurang dipegangnya prinsip kehati-hatian

dunia atau terdapat masalah keluarga misalnya

dalam memberikan kredit dan pengawasan

perceraian, dan apabila ternyata kredit yang

yang kurang efektif. Upaya penyelamatan

diberikan

kredit pada PD BPR BKK Tasikmadu yaitu:

dipergunakan oleh pihak ketiga. Namun

1) pemberitahuan keterlambatan pembayaran,

meskipun

2) penagihan intensif, 3) memberikan surat

dengan upaya penyelamatan dan penyelesaian

peringatan, 4) mendatangi debitur bersama tim

kredit

dan melakukan negosiasi.

menurunkan besarnya persentase NPL dan

kepada

menjumpai

yang

dilakukan

penyelamatan

debitur

beberapa

terbukti

tidaklah

kendala,

mampu

jumlah kredit macet, dengan kata lain bank
Kebijakan PD BPR BKK Tasikmadu

mampu meminimalisir risiko kredit atau

Karanganyar dalam upaya penyelesaian

kerugian yang mungkin ditanggung oleh pihak

kredit macet

bank.

Penyelesaian

kredit

macet

yang

Dilihat dari data kolektibilitas kredit

dilakukan oleh PD BPR BKK Tasikmadu

PD BPR BKK Tasikmadu persentase NPL dan

dilakukan dengan cara: 1) Pembelian barang

jumlah kredit macet mengalami penurunan,

jaminan oleh bank yang pembayarannya

pada tahun 2010 NPL PD BPR BKK

diperhitungkan dengan utang debitur tersebut.

Tasikmadu Pusat sebesar 8,59% dan pada

2) Penjualan barang jaminan untuk melunasi

akhir tahun 2012 mengalami penurunan

utang kepada bank, baik dilakukan oleh

menjadi 7,65%. Sedangkan NPL KPO 1 dari

debitur itu sendiri dengan persetujuan dan

data pada bulan Juli 2012 sebesar 9,51%

pengawasan bank. 3) Penebusan jaminan atau

dengan kredit macet sebesar Rp 469.529.446,

penarikan jaminan dari bank oleh debitur

Desember 2012 sebesar 7,15% dengan kredit

dengan menyetorkan sejumlah uang yang

macet sebesar Rp 361.155.687, dan Maret

ditetapkan oleh bank. 4) Penghapusbukuan

2013 sebesar 6,51% dengan kredit macet

Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna
Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 9 |
sebesar Rp 355.315.389. Namun besarnya

tersebut dapat mendorong kredit bermasalah

NPL PD BPR BKK Tasikmadu belum sesuai

ke arah perbaikan dan mengurangi jumlah

dengan imbauan dari Bupati Karanganyar agar

kredit macet. Simpulan tersebut mendukung

NPL tidak lebih dari 5%. Namun dapat dilihat

pendapat Rivai, Veithzal (2006:482) bahwa

bahwa

penyelamatan kredit merupakan upaya yang

jumlah

mengalami

NPL

dan

kredit

macet

penurunan,

hal

tersebut

menunjukkan

bahwa

upaya

meminimalisir

kredit

bermasalah

dilakukan

di

dalam

pengelolaan

kredit

untuk

bermasalah yang masih mempunyai prospek

bisa

di dalam usahanya dengan tujuan untuk

dikatakan cukup berhasil.

meminimalkan

kemungkinan

timbulnya

Penerapan manajemen kredit pada

kerugian bagi bank, menyelamatkan kembali

PD BPR BKK Tasikmadu masih belum

kredit yang ada agar menjadi lancar atau

maksimal karena masih terdapat kekurangan

kualitas kredit nasabah meningkat.

dalam hal: analisis kredit yang dilakukan

Penyelesaian kredit yang diterapkan

kurang maksimal, kurang dipegangnya prinsip

mendukung

kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari

(2006:482) bahwa upaya yang dilakukan bank

segi pengawasan yang diterapkan belum

untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang

efektif. Simpulan tersebut mendukung teori

tidak mempunyai prospek setelah usaha

mengenai manajemen kredit menurut Kasmir

pembinaan, penyelamatan dan dengan jalan

(2004, 71-72) yang mengungkapkan bahwa

apa pun ternyata tidak mungkin dilakukan

agar bank mampu menyalurkan kredit dan

lagi, dengan tujuan untuk mencegah risiko

terhindar

diperlukan

bank yang semakin besar serta mendapatkan

pengelolaan kredit yang harus dilakukan

pelunasan kembali atas kredit tersebut dari

dengan

nasabah dengan berbagai macam upaya yang

dari

kerugian

sebaik-baiknya

mulai

dari

perencanaan kredit, penentuan suku bunga,

pendapat

Rivai,

Veithzal

dapat ditempuh oleh bank.

prosedur pemberian kredit, analisis pemberian
kredit sampai kepada pengendalian kredit
yang macet.
Kebijakan

SIMPULAN
Penerapan manajemen kredit pada

penyelamatan

dan

PD BPR BKK Tasikmadu masih belum

penyelesaian kredit bermasalah pada PD BPR

maksimal karena masih terdapat kekurangan

BKK Tasikmadu yang dilaksanakan mampu

dalam hal: analisis kredit yang dilakukan

untuk meminimalisir kerugian bank, upaya

kurang maksimal, kurang dipegangnya prinsip

10 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11
kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari

terjadi kredit bermasalah secara rutin pada

segi pengawasan yang diterapkan belum

setiap pelaksanaan pemberian kredit. Selain

efektif.

dan

pengawasan kepada nasabah sebaiknya juga

penyelesaian kredit bermasalah pada PD BPR

perlu untuk lebih ditingkatkan pengawasan

BKK Tasikmadu yang dilaksanakan mampu

terhadap

untuk meminimalisir kerugian bank, upaya

melaksanakan

tersebut dapat mendorong kredit bermasalah

instrumen pendukung dan pengelolaan kredit

ke arah perbaikan dan mengurangi jumlah

supaya tidak terjadi penyimpangan atas kredit

kredit macet.

yang disalurkan.

SARAN

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih
penulis

Kebijakan

penyelamatan

Berdasarkan simpulan dan implikasi

karyawan

yang

tugas

pemberian

besar

dalam
kredit,

sampaikan

hasil penelitian yang telah dikemukakan,

kepada:

maka peneliti memberikan beberapa saran

Pendidikan

yang diharapkan dapat memberikan manfaat

Keahlian Khusus Akuntansi. Pembimbing I

bagi manajemen kredit PD BPR BKK

dan

Tasikmadu. Adapun saran-saran yang dapat

membimbing dan mengarahkan penulis dalam

peneliti sampaikan adalah:

penelitian ini. Pimpinan dan seluruh pegawai

Prosedur analisis kredit hendaknya

Keluarga

terlibat

Ekonomi

pembimbing

II

Program

khususnya

yang

telah

Studi
Bidang

sabar

PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar. Prodi

dilaksanakan dengan lebih maksimal dan

Pendidikan

unsur prinsip 5C dan 7P dapat dilaksanakan

Pendidikan Akuntansi. Segenap TIM redaksi

dengan sebaik mungkin, terutama prinsip

Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) FKIP

character

pihak

UNS. Serta Semua pihak yang tidak dapat

pemutus kredit hendaknya lebih berhati-hati

penulis sebutkan satu persatu yang telah

sebelum memutuskan kredit dengan meneliti

memberikan bantuan dan dukungan kepada

ulang hasil analisis kredit terutama untuk

penulis.

dan

personality.

Bagi

Ekonomi

khususnya

BKK

kredit dengan plafond kecil atau kurang dari 5
juta dan meneliti adakah hubungan antara

DAFTAR PUSTAKA

nasabah

_________, Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998. Diperoleh 03 September
2012,
dari
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7
402D01-A030-454A-BC75-

dan

calon

debitur

agar

unsur

subyektifitas dapat terhindarkan. Pengawasan
kepada nasabah hendaknya dilakukan sebelum

Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna
Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 11|
9858774DF852/13313/uu_bi_1099.p
df
_________, Surat Edaran Bank Indonesia
No.14/ 26 /DKBU Tanggal 19
September 2012 tentang Pedoman
Kebijakan dan Prosedur Perkreditan
Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Diperoleh 3 Maret 2013, dari
http://m.bi.go.id/NR/rdonlyres/05C20
1E7-BDB4-4D07-97A628FE383F1FD4/27149/lamp_se_142
613.pdf
JOGLOSEMAR. (2010, 30 September). PD
BPR BKK dihadapkan kredit macet
Rp 32 miliar. Diperoleh 25 Maret
2013,
dari
http://www.edisicetak.joglosemar.co/
Kasmir. (2002). Dasar-dasar Perbankan.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Kasmir.

(2004). Manajemen Perbankan.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Purnomo, Ari (2011, 1 Februari). Bupati minta
kredit macet di bawah 5%. JOGLO
SEMAR. Diperoleh 13 April 2013,
dari
http://www.edisicetak.joglosemar.co/
Reed, E.W. & Edward K.G. (1995). Bank
Umum. Jakarta:Bumi Aksara.
Rivai&Veithzal, (2006). Credit Management
Handbook: Teori, Konsep, dan
Aplikasi
Panduan
Praktis
Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Suhardjono.(2003). Manajemen Perkreditan
Usaha Kecil dan Menengah. Yogya:
UPP AMP YKPN.
Triandaru, S & Totok B.S. (2006). Bank dan
Lembaga
Keuangan
Lain.
Jakarta:Salemba Empat.