Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong | Hesrin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3955 12612 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan
Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar
di SDN Inpres Saiyong
Hesrin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas III
pada mata pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten
Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pembelajaran
menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata
pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai
Kepulauan. Desain penelitian yang digunakan adalah Kurt Lewin yang terdiri 4 langkah
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai
Kepulauan berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil tes akhir siklus I hanya mencapai
39,28% meningkatkan pada siklus II menjadi 100%. Sehingga secara umum

peningkatan rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 60,72%. Hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I hanya mencapai 55% kategori cukup meningkat
pada siklus II menjadi 95% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil
observasi guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 40%. Hasil observasi aktivitas
siswa pada siklus I hanya mencapai 50% kategori cukup meningkat pada siklus II
menjadi 92,5% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil observasi
guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 42,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam pembelajaran IPA dapat
ditingkatkan menggunakan media gambar.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Gambar
I.

PENDAHULUAN
Pelaksanaan proses pendidikan, khususnya dalam pelajaran IPA tidak sedikit

masalah atau hambatan yang dihadapi oleh seorang guru Sekolah Dasar (SD). Misalnya,
penerapan pendekatan atau metode mengajar yang baik, penggunaan media yang tepat,
agar situasinya benar-benar memberi dampak yang berarti bagi pencapaian hasil belajar
siswa. Kemampuan melibatkan siswa berpartisifasi aktif agar siswa tidak menjadi
pendengar yang pasif, kemampuam membuat suasana belajar yang menyenangkan

tentunya dilakukan dengan situasi yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran
yang telah tersusun dapat terlaksana dengan baik.
20

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Guru adalah
orang menciptakan belajar bagi kepentingan siswa, sedangkan siswa adalah yang
digiring ke dalam lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru. Dalam hal ini, bukan
hanya guru yang aktif, tetapi harus lebih melakukan aktivitas secara mandiri dalam
mengenal dan memahami setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru yang mengajarkan IPA kelas III SDN Inpres Saiyong, bahwa
umumnya siswa kesulitan dalam memahami materi penggolongan makhluk hidup. Hal
ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya faktor
kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, dan faktor eksternal diantaranya adalah
penggunaan media dan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Media yang digunakan
guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kemampuan siswa.
Guru cenderung hanya menjelaskan dan bercerita sehingga siswa lebih banyak
menghayal, tanpa memperlihatkan gambar atau model apa yang dijelaskan tersebut.

Siswa kurang tertarik pada materi yang diajarkan oleh guru, dapat mengakibatkan siswa
merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi seperti ini cukup
menyulitkan dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang produktif dan
dinamis pada gilirannya akan mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan masalah di atas
adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Menurut
Budiyono dkk, (2007:34), “Media gambar merupakan penyeruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukuran relatif terhadap lingkungan”.
Pemilihan media ini didasarkan atas fakta mengenai rendahnya kemampuan siswa
dalam mengekspresikan kemampuan pikiran tentang materi pelajaran penggolongan
makhluk hidup, lewat media yang praktis, efesien dan menitik beratkan langsung pada
kemampuan siswa, diharapkan stimulasi dan motivasi untuk mengeluarkan potensi yang
ada pada diri setiap siswa. Hal tersebut nantinya dapat ditentukan melalui proses
pembelajaran dalam pengamatan teks, seberapa besar keaktifan dan tingkat kemampuan
siswa dalam mengekspresikan pikiran serta gagasan, tentang penggolongan makhluk
hidup dengan bantuan media gambar.

21

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

ISSN 2354-614X
Selama ini yang terjadi di SDN Inpres Saiyong di kelas III penggunaan media
gambar tidak pernah dilakukan, sehingga hasil belajar siswa rendah dan kurang
memuaskan. Sesuai data yang diperoleh selama ini pencapaian setiap siswa hanya
mencapai 65%. Sementara KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 70%.
Penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan media
gambar setidaknya siswa dapat menghubungkan gambar yang dilihatnya dengan
keadaan yang terjadi disekitar mereka.
Hamalik (1983:28) belajar adalah “Suatu pertumbuhan atau perubahan dalam
diri seseorang, yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkahlaku yang berlaku berkat
pengalaman dan latihan. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun hasil diperoleh
karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan.
Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Sementara menurut S. Nasution
(1996:17) hasil belajar adalah “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,

merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek
yakni kognitif, efektif dan psikomotor, sebaliknya hasil kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
II.

METODE PENELITIAN
Desain atau model penelitian ini mengacu pada model Kurt Lewin, bahwa dalam

satu siklus terdapat 4 langkah yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan
refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan istilah model Kurt Lewin.
Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Inpres Saiyong Kecamatan
Tinangkung. Subjek penelitian berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN
Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung, karena peneliti mengajar di sekolah SDN
Inpres Saiyong dan terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III.
22

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitif. Data kualitatif adalah data yang berupa lembar observasi aktifitas
guru/peneliti, angket penilaian peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan media gambar dan lembar observasi aktifitas siswa dalam
pembelajaran. Lembar pengamatan aktifitas siswa untuk mengetahui kegiatan belajar
siswa dalam penggunaan media gambar, angket penilaian tentang peningkatan hasil
pembelajaran IPA digunakan untuk menilai kemampuan dalam pembelajaran di kelas.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi berupa penilaian terhadap
peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar.
Rencana tindakan pembelajaran pada siswa kelas III SDN Inpres Saiyong ini
dilakukan secara bersiklus atau melalui tahapan-tahapan kegiatan perencanaan. Setiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran
2) Menyusun skenario pembelajaran
3) Menyiapkan bahan/materi pelajaran
4) Menetapkan guru mitra sebagai pengamat
5) Membuat lembar observasi
6) Menyiapkan tes akhir tindakan
7) Menyiapkan instrumen penelitian

Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang direncanakan. Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara
bersiklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan.
1) Kegiatan Awal
a. Memberikan motifasi pada siswa
b. Menuliskan judul konsep materi IPA yang akan dipelajari
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dimiliki siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran

23

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
d. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran
yakni penggunaan media gambar.
2) Kegiatan Inti
a) Kegiatan Guru:
-


(Secara klasikal menjelaskan materi yang akan diajarkan)

-

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan hal-hal yang
belum dipahami.

b) Kegiatan Siswa:
-

Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru

-

Menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA sesuai petunjuk
yang disampaikan oleh guru.

c) Kegiatan Akhir
d) Memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran IPA yang menggunakan media gambar.

Observasi
Pada saat observasi tindakan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Observasi tindakan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis
yaitu observasi dengan menggunakan penilaian pembelajaran IPA yang
menggunakan media gambar dan observasi terhadap perilaku siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran dan menggunakan lembar observasi.
2) Observasi dengan penilaian pembelajaran IPA dan dilakukan pada akhir
pelaksanaan penilaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan alokasi waktu 2
x 35 menit.
3) Hasil analisis penilaian siswa sekaligus menggambarkan tingkat yang dicapai
dalam penelitian melalui media gambar dalam pelaksanaan tindakan.
4) Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi untuk mengetahui perhatian dan motivasi siswa terhadap
pengajaran yang diberikan.
Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh
pada tahap observasi. Berdasarkan analisa data dilakukan refleksi guna melihat

24


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran diterapkan. Kekurangan
dan kelebihan ini dijadikan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Hasil belajar
siswa

setelah menggunakan

media gambar dikatakan

tuntas

apabila

siswa

memperoleh nilai lebih atau sama dengan 70 (N  70). Sedangkan indikator
keberhasilan penelitian

tindakan


kelas

dikatakan

tuntas

apabila

persentase

ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari atau sama dengan 75% (P  75%) yang
dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase KBK

=

Daya Serap Individu =

banyak siswa yang tuntas belajar
 100%
banyak siswa seluruhnya
skor yang diperoleh siswa
 100%
skor maksimal

Hal ini disesuaikan dengan kriteria yang digunakan di SDN Inpres Saiyong
tentang kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal (KBKM).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
No

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

AH
RA
IM
TO
RA
IL
MZ
SA
FA
RI
RK
BA
RU
DA
JU
KA
AN
WA
HE
HA
NU

Tabel 1. Hasil Tes Awal
Nomor Soal/Skor soal
1/20 2/20 3/20 4/20 5/20
20
10
10
10
20
20
10
10
10
10
10
10
20
10
10
10
20
10
10
10
20
20
20
10
10
10
10
10
20
10
10
10
10
10
10
20
10
20
20
20
10
20
10
10
10
20
10
10
10
10
10
10
20
10
10
20
20
20
10
20
20
10
10
10
10
20
20
10
10
20
10
10
20
10
20
10
10
10
10
10
10
20
10
20

Skor
Keterangan
Perolehan
50
BT
60
BT
40
BT
50
BT
70
T
50
BT
40
BT
50
BT
60
BT
60
BT
50
BT
60
BT
30
BT
60
BT
50
BT
70
T
60
BT
40
BT
60
BT
40
BT
70
BT

25

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
22
WI
23
CI
24
SR
25
Wulandari
26
Priskila
27
Santi
28
Tera
Skor yang Diperoleh
Skor Maksimal
% Daya Serap

10
10
10
20
20
10
10
20
20
20
20
20
10
10
10
10
20
10
10
10
20
320
310
260
290
560
560
560
560
57,14 55,35 46,42 51,78

10
10
10
20
10
280
560
50

40
70
50
60
40
50
50
1460
2800
52,14

BT
T
BT
BT
BT
BT
BT

Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas
Persentase Ketuntasan belajar klasikal =
=

��

��

8



��

= 10,71%

� � � ��

� �

%





ℎ��



%

Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I
No

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

AH
RA
IM
TO
RA
IL
MZ
SA
FA
RI
RK
BA
RU
DA
JU
KA
AN
WA
HE
HA
NU
WI

Nomor Soal/Skor soal
1/20 2/20 3/20 4/20 5/20
20
10
10
10
10
10
20
20
10
10
10
10
10
10
10
20
10
10
10
20
10
10
20
20
20
20
10
10
10
10
10
10
10
20
10
10
10
10
10
10
20
20
10
20
10
20
20
10
20
10
10
10
10
20
10
10
10
10
10
10
10
10
20
10
10
20
20
20
10
10
20
20
10
10
20
10
20
20
10
10
10
20
10
10
10
20
10
10
20
10
10
10
10
10
10
10
20
10
20
10
10
10
10
10

Skor
Keterangan
Perolehan
60
BT
70
T
50
BT
50
BT
80
T
60
BT
50
BT
60
BT
70
T
70
T
60
BT
60
BT
40
BT
70
T
60
BT
80
T
70
T
50
BT
70
T
50
BT
70
BT
50
BT
26

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
23
CI
20
20
20
10
24
SR
20
10
20
25
WU
20
10
20
26
PR
20
10
10
27
SA
10
20
10
20
28
TR
10
10
10
20
Skor yang Diperoleh
340
350 360
340
Skor Maksimal
560
560
560
560
% Daya Serap
60,71 62,5 64,28 60,71
Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas
Persentase Ketuntasan belajar klasikal =
=

8



= 39,28%

��

��

%

10
10
20
10
10
10
350
560
62,5
��

80
60
70
50
70
60
1740
2800
62,14

� � � ��

� �





ℎ��

T
BT
T
BT
T
BT



%

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus II
No

Nama Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

AH
RA
IM
TO
RA
IL
MZ
SA
RA
RI
RK
BA
RU
DA
JU
KA
AN
WA
HE
HA
NU
WI
CI
SR

Nomor Soal/Skor soal
1/20 2/20 3/20 4/20 5/20
20
20
20
10
10
20
20
20
20
10
20
20
10
10
10
20
20
20
10
10
20
20
20
20
20
20
20
20
10
10
20
10
10
20
10
20
10
20
20
10
10
20
20
20
20
20
20
10
20
20
20
20
10
20
10
20
20
10
20
10
10
20
20
10
10
20
20
10
10
20
20
20
20
10
10
20
20
20
10
20
20
20
20
10
10
10
-20
20
10
10
20
20
10
10
20
20
20
10
10
10
10
20
20
10
20
20
20
10
10
10
20
20
20
20
20
20
20
10
20
10

Skor
Keterangan
Perolehan
80
T
90
T
70
T
80
T
100
T
80
T
70
T
80
T
90
T
90
T
80
T
80
T
70
T
80
T
80
T
90
T
80
T
70
T
80
T
70
T
80
T
70
T
100
T
80
T
27

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
25
WU
10
20
10
26
PR
20
10
10
27
SA
20
20
20
28
TR
20
20
10
Skor yang Diperoleh
510
530 430
Skor Maksimal
560
560
560
% Daya Serap
91,07 94,64 76,78
Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas
Persentase Ketuntasan belajar klasikal =
=

��

8
8

��



= 100%

20
20
20
20
420
560
75
��

20
10
10
10
370
560
66,07

� � � ��

� �

%



80
70
90
80
2310
2800
82,5


ℎ��



T
T
T
T

%

Pembahasan
Pada hari Senin 15 September 2014 peneliti menemui kepala sekolah dan rekan
sejawat. Pada pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian
serta mendiskusikan rencana kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian. Dari pertemuan
tersebut kepala sekolah menyetujui dan memberi izin untuk melaksanakan penelitian di
kelas III. Selanjutnya pada hari Rabu, 17 September 2014, peneliti memberikan tes awal
pada seluruh siswa kelas III semester I yang berjumlah 28 siswa.
Setelah dilaksanakan tes awal, hasil pekerjaan siswa dikoreksi, selanjutkan
disusun dari skor tinggi sampai skor rendah. Hal ini untuk mengetahui kemampuan awal
siswa tentang materi yang diujikan. Hasil tes awal dapat dilihat dari lampiran 2. Pada
hari Senin, 22 September 2014 peneliti membicrakan hasil tes awal dengan seorang
rekan sejawat untuk menjadikan 7 siswa yang akan dijadiakan subjek penelitian.
Penentuan 7 siswa sebagai subyek penelitian berdasarkan skor hasil tes yang rendah.
Siswa ini dipiih untuk ditempatkan pada setiap kelompok yang berbeda yang nantinya
agar dapat amati dengan teliti dan seksama.
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru. Pembelajaran
dilaksanakan kepada seluruh siswa kelas III SDN Inpres Saiyong sebanyak 28 siswa,
tetapi pengamat berfokus kepada subyek penelitian (yang terpilih dengan kemampuan
rendah). Langkah-langkah pembelajaran dari setiap tindakan disesuaikan dengan
pembelajaran.
Siklus I

28

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Kegiatan awal dilaksanakan dengan mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa
serta memberitahukan dan menjelaskan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa dengan memberi pertanyaan. Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK
semua kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup.
Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan namanama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk
membacakan nama-nama hewan berdasarkan tempat hidupnya yang telah mereka
tuliskan. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan
kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat permasalahan
sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan makhluk
hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat berkeliling dalam
kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain itu juga
mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh kelompok
agar aktif dalam berdiskusi.
Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban
anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari
antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang
dikerjakan oleh tiap kelompok dikumpul dan bagi kelompok yang mendapat nilai
tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan di atas berlangsung 45
menit. Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara
individu dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR.
Dengan demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase ketuntasan
belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir siswa
siklus I hanya mencapai 39,28%. Oleh karena itu guru memutuskan untuk melakukan
perbaikan pada tindakan siklus II. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan

29

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
observasi untuk mengamati bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase
pertama sampai selesai. Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan
pembelajaran, menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan
bagaimana suasana kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang
rekan sejawat sebagai pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan
juga mengamati aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Siklus II
Seperti halnya siklus I, pada siklus II kegiatan awal dilaksanakan dengan
mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa serta memberitahukan dan menjelaskan
cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan memberi pertanyaan.
Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK semua kegiatan ini berlangsung selama
10 menit.
Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup.
Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan namanama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk
membacakan nama-penggolongan hewan berdasarkan cara bergerak dan cara
berkembangbiaknya. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana
masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan
kesempatan kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat
permasalahan sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan
makhluk hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat
berkeliling dalam kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain
itu juga mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh
kelompok agar aktif dalam berdiskusi.
Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban
anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari
antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang
dikerjakan oleh tiap kelompok dikumpul dan bagi kelompok yang mendapat nilai

30

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan berlangsung 45 menit.
Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara individu
dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR.
Dengan demikian demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase
ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir
siswa siklus II telah mencapai 100%. Oleh karena itu, guru memutuskan untuk tidak
melakukan perbaikan pada tindakan siklus III.
Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan observasi untuk mengamati
bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase pertama sampai selesai.
Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan pembelajaran,
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan bagaimana suasana
kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang rekan sejawat sebagai
pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan juga mengamati
aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi guru pada
siklus I mencapai 95% masuk dalam kategori sangat baik.Hal ini karena guru telah
memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dengan sumber
informasi siswa kelas III SDN Inpres Saiyong, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan, yaitu bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam
pembelajaran IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar. Selain itu hasil
observasi juga menunjukkan adanya peningkatan dalam aktifitas guru dan siswa.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam penyampaian materi IPA di kelas III SDN Inpres Saiyong, guru
dapat meggunakan media gambar karena dapat meningkatkan hasil belajar anak
tentang penggolongan makhluk hidup, hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar
siswa melalui peningkatan skor perolehan pada tes akhir tindakan.

31

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
2. Hendaknya guru menggunakan media gambar pada materi IPA dan mata pelajaran
lainnya karena dapat memotivasi serta dapat meningkatkan percaya diri siswa dan
juga keaktifan siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. (2007). Media Gambar Secara Visual. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. (1983). Media Pendidikan, Alumni: Bandung
S. Nasution. (1996). Pengerttian Prestasi Belajar, PT. Remaja Rosdakarya Jakarta
Winkel. (1996). Pengertian Prestasi Belajar dan Aktivitas Mental/Psikis. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.

32