Profil Penderita Kandidiasis Vulvovaginal di Puskesmas Pancurbatu

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kandidiasis vulvovaginal (VVC) adalah infeksi mukosa yang disebabkan
oleh spesies Candida dan merupakan salah satu masalah klinis yang paling umum
pada perempuan usia reproduksi. Antara 85% dan 95% dari strain ragi yang
diisolasi dari vagina milik spesies Candida albicans. Sisanya adalah spesies non –
albicans, yang paling umum adalah Candida glabrata. Spesies non-albicans juga
dapat menyebabkan vaginitis, yang secara klinis tidak dapat dibedakan dari yang
disebabkan oleh C. albicans. Selain itu, mereka sering lebih tahan terhadap terapi.7
2.2. Etiologi dan Epidemiologi
VVC mempengaruhi sebahagian besar perempuan setidaknya sekali selama
hidup mereka, paling sering di usia subur, pada tingkat yang diperkirakan, dari 7075%, 3-5 di antaranya 40-50% akan mengalami kekambuhan. Sebuah sub-populasi
kecil mungkin kurang dari 5% dari semua perempuan dewasa memiliki episode
berulang dari VVC didefiniskan sebagai > 4 episode per tahun. Di antara
perempuan

dengan

gejala


vulvovaginitis,

29.8%

telah

ragi

terisolasi,

mengkonfirmasikan diagnosis VVC. Kebanyakan penelitian mengindikasikan
bahwa VVC adalah sering diagnosis di kalangan perempuan muda, yang
mempengaruhi sebanyak 15-30% perempuan gejala mengunjungi seorang dokter.
Faktor risiko kandidiasis vulvovaginalis Beberapa faktor yang merupakan
predisposisi atau faktor risiko, khususnya yang berkaitan dengan dua hal, yaitu
meningkatnya karbohidrat, termasuk peningkatan dan penurunan pH. Hal ini erat
hubungannya dengan kehamilan, obesitas, lingkungan yanghangat dan lembab,
pakaian atau pakaian dalam yang ketat, pemakaian oral kontrasepsi, pemasangan
IUD (Intra Uterine Device), pemakaian antibiotika spektrum luas, menderita

diabetes mellitus yang tidak terkontrol, pemakaian obat yang mengandung
kortikosteroid, pemakaian pencuci vagina, penyakit infeksi dan keganasan yang
menekan daya tahan tubuh.8,9,10

Universitas Sumatera Utara

6
2.3. Patogenesis
Delapan puluh persen orang normal menunjukkan kolonisasi C.albicans
pada orofaring, traktus gastrointestinalis dan vagina. Perkembangan penyakit
karena spesies Candida bergantung pada interaksi kompleks antara organisme yang
patogen dengan mekanisme pertahanan tubuh pejamu karena infeksi candida
merupakan infeksi oportunistik.11

Faktor-faktor predisposisi yang dihubungkan dengan infeksi candida pada KVV
adalah kehamilan, pengunaan kontrasepsi yangmengandung estrogen, diabetes
mellitus, antibiotic dan perilaku seksual aktif.12
Mekanisme invasi candida ke dalam epitel vagina masih tidak jelas tetapi mungkin
menyangkut kerja enzim keratinolitik, fosfolipase atau enzim proteolitik galur
spesifik. Pseudohifa dapat menembus intraselular kedalam korneosit. Kemudian

terjadi proses lisis jaringan epitel kulit, Bentuk hifa maupun ragi (yeast) keduanya
dapat menembus jaringan pejamu dan kedua bentuk tersebut menunjukkan
virulensi yang potensial menginfeksi manusia. Bentuk hifa dapat mempercepat
kemampuan Candida dalam invasi jaringan.3

Universitas Sumatera Utara

7
2.4. Gambaran Klinis
Diagnosis bukan saja dibuat dari tanda-tanda dan gejala saja. Sensitivitas dan
spesifisitas untuk diagnosis diri adalah 35 % dan 89 %. Gejala menyajikan pruritus
akut dan keputihan yang tidak spesifik untuk VVC, dan diagnosis yang handal
tidak dapat dibuat tanpa gejala. Pruritus Vulvular adalah gejala yang paling sering
terjadi

pada

semua

pasien


yang

mempunyai

gejala

KVV, tetapi keputihan tidak selalu dijumpai dan jumlahnya biasanya
minimal.Tanda dan gejala lain meliputi vaginal sakit, iritasi, pembakaran vulvular,
dispareunia, dysuria eksternal dan bau yang minimal dan tidak menyinggung. 13
Pada pemeriksaan pasien, eritema dan pembengkakan pada labia dan vulva terlihat.
Walaupun serviks kelihatan normal namun vagina mukosa eritema kelihatan
terdapat duh tubuh. Gejala-gejala memburuk minggu sebelum menstruasi. Ada
beberapa bantuan setelah onset flow. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, gejala
pasien sendiri tidak boleh ditegakkan diagnosisnya. Kultur vagina positif mungkin
mencerminkan kolonisasi saja, dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya
dasar untuk diagnosis. Pasien yang hadir dengan gejala vaginitis dapat ditegakan
diagnosis dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopis dengan pengambilan
sekresi. Sekresi vagina dilakukan secara me-mount basah dengan persiapan saline
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis adanya ragi dan miselium dan juga

untuk mengecualikan kondisi. Persiapan kalium hidroksida 10% lebih tinggi
sensitivitinya

untuk

menegakan

diagnosis adanya ragi

Perkecambahan pH normal pada kandidiasis vagina,

tetapi

atau

tidak.

vaginosis

bakteri


trikomoniasis, dan infeksi campuran, pHnya lebih dari 4. Penegakan Candida tidak
boleh diminta kecuali gejala dan tanda-tanda klasik dengan pH vagina normal
dan parameter mikroskop lainnya tidak dapat disimpulkan, atau kambuh dicurigai .
14

Universitas Sumatera Utara

8
2.5. Diagnosis
Diagnosis cepat dan tepat dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis
dan didukung pemeriksaan mikroskopik langsung, bila perlu dilakukan biakan
(kultur). Berikut ini beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi KVV:15
Pemeriksaan klinis
Pada gambaran klinis, keluhan khas dari KVV adalah gatal/iritasi vulva dan duh
tubuh vaginal/keputihan Vulva bisa terlihat tenang, tetapi bisa juga kemerahan,
udem dengan fisura, dan dijumpai erosi dan ulserasi. Kelainan lain yang khas
adalah adanya pseudomembran, berupa plak-plak putih seperti sariawan (thrush),
terdiri dari miselia yang kusut (matted mycelia), leukosit dan sel epitel yang
melekat pada dinding vagina. Pada vagina juga dijumpai kemerahan, sering tertutup

pseudomembran putih keju. Jika pseudomembran diambil akan tampak mukosa
yang erosif. Cairan vagina biasanya mukoid atau cair dengan butir-butir atau
“gumpalan keju” (cottage cheese). Namun, duh tubuh biasanya amat sedikit dan
cair, vagina dapat tampak normal. Pada pemeriksaan kolposkopi, terdapat dilatasi
atau meningkatnya pembuluh darah pada dinding vagina atau serviks sebagai tanda
peradangan.16

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan mikroskopik dapat dipakai sebagai standar emas (gold standard) untuk
membuktikan adanya bentuk ragi dari kandida. Terutama sensitivitasnya pada
penderita simtomatik sama dengan biakan. Di bawah ini terdapat beberapa metode
pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya
candida.

Pemeriksaan mikroskopik: pulasan dari pseudomembran atau cairan vagina
dijadikan sampel lalu dilakukan pewarnaan Gram atau KOH 10% kemudian di
letakkan di bawah mikroskop cahaya. Candida albicans akan terlihat dimorfik
dengan ragi sel-sel tunas berbentuk lonjong dan hifa. Serta dalam bentuk yang
invasif kandida tumbuh sebagi filamen, miselia, atau pseudohifa.


Universitas Sumatera Utara

9
Kultur: sampel dibiakkan pada agar Sabouraud’s dextrose atau agar Nutrient. Piring
agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-72 jam. Biakan jamur (kultur) dari
sekret vagina dilakukan untuk konfirmasi terhadap hasil pemeriksaan mikroskopik
yang negatif (false negative) yang sering ditemukan pada KVV kronis dan untuk
mengindentifikasi spesies non-Candida albicans. Kultur mempunyai nilai
sensitivitas yang tinggi sampai 90%, tetapi hasil postif kultur saja tidak dapat
dijadikan indikasi seseorang menderita KVV jika tidak ditemukan simtom pada
vagina karena 10-15% perempuan normal dijumpai kolonisasi pada vaginanya. Hal
ini didukung oleh, kultur secara rutin tidak direkomendasikan kecuali pada
perempuan yang telah terinfeksi kandida sebelumnya serta gagal dalam pemberian
pengobatan empiris.17,18
Kandidiasis vulvovaginal didiagnosis oleh adanya hifa terlihat pada mount
basah kalium hidroksida. (Gambar 1)

(Gamabar 1: Vaginal Wet Mount Revealing Hyphae.)

2.6. Diagnosis Banding

Trichomoniasis vagina
Trichomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering
menyerang traktus urogenitalis bagian bawah. Pada perempuan sering tidak
menunjukan keluhan, bila ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyak,

Universitas Sumatera Utara

10
berwarna kehijauan dan berbusa yang patognomonis untuk penyakit ini. Pada
pemeriksaan dengan kolposkopi tampak gambaran “Strawberry cervix” yang
dianggap khas untuk trichomoniasis. Diagnosis Trichomonoasis ditegakan bila
ditemukan Trichomo nas vaginalis pada sediaan basah. Pada keadaan yang
meragukan dapat dilakukan pemeriksaan dengan biakan duh tubuh vagina. 19

Vaginosis Bakterialis
Vaginosis Bakterialis merupakan sindrome klinik akibat pergantian Bacillus
Duoderlin yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam
konsentrasi tinggi seperti Bacteroides Spp, Mobiluncus Sp, Peptostreptococcus Sp
dan Gardnerella vaginalis bakterialis dapat dijumpai duh tubuh vagina yang

banyak, homogen dengan bau yang khas seperti bau ikan, terutama waktu
berhubungan seksual. Bau tersebut disebabkan adanya amin yang menguap bila
cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa menimbulkan terlepasnya
amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau
yang khas. Amsel et al merekomendasikan diagnosa klinik vaginosis bakterialis
berdasarkan pada adanya tiga dari empat tanda-tanda berikut:
1.

Cairan vagina homogen, putih atau keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina.

2.

pH vagina lebih besar dari 4,5.

3.

Sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau sesudah
penambahan KOH 10% (whiff test)


4.

Adanya “clue cells” pada pemeriksaan mikroskop sediaan basah.
Clue cell merupakan sel epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai
bakteri vagina sehingga memberikan gambaran granular dengan
batas sel yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau kokus
yang kecil. 20

Universitas Sumatera Utara

11
Gonore
Gonore adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh negatif Gram
diplokokus Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan
mukosa epitel kuboid atau lapisan gepeng yang belum berkembang yaitu pada
vagina sebelum pubertas. Organ tubuh yang sering dikenai adalah mukosa
membran uretra, endoserviks, rektum dan pharing. Penyakit gonore pada
perempuan, baik akut maupun kronik jarang ditemukan gejala subyektif dan
hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Infeksi pada perempuan, pada
mulanya hanya mengenai serviks uteri. Dapat asimptomatik, kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Pada pemeriksaan serviks
tampak merah dengan erosi dan sekret muko purulen. Bila terjadi servisitis
akut atau disertai vaginitis oleh trikomonas vaginalis, candida albicans dan
chlamydia trachomatis duh tubuh akan terlihat lebih banyak. Diagnosa gonore
ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
laboratorium.
1. Sediaan Langsung Pada sediaan langsung dengan pengecetan Gram dapat
ditemukan negatif Gram diplokokus intraseluler dan ekstraseluler. Bahan
duh tubuh pada perempuan diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin,
serviks dan rektum.
2. Kultur Untuk identifikasi perlu dilakukan kultur (pembiakan) dengan
menggunakan media pertumbuhan: - Media Thayer – Martin: selektif untuk
mengisolasi

gonokokus,

mengandung

vankomisin

untuk

menekan

pertumbuhan kuman positif Gram, kolimestat untuk menekan pertumbuhan
bakteri negatif Gram dan Nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur. Modifikasi Thayer – Martin: Media ditambah Trimetoprim untuk
mencegah pertumbuhan kuman Proteus Spp.21

Universitas Sumatera Utara

12
2.7. Penatalaksanaan
I.

Pencegahan Usaha
Pencegahan

terhadap

timbulnya

kandidiasis

vagina

meliputi

penanggulangan faktor predisposisi dan penanggulangan sumber infeksi yang
ada. Penanggulangan faktor predisposisi misalnya tidak menggunakan
antibiotika atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan pakaian ketat,
mengganti kontrasepsi pil atau AKDR dengan kontrasepsi lain yang sesuai,
memperhatikan higiene. Penanggulangan sumber infeksi yaitu dengan mencari
dan mengatasi sumber infeksi yang ada, baik dalam tubuhnya sendiri atau
diluarnya.22

II.

Pemberian Obat Anti Jamur
Untuk Candidiasis, pengobatan dengan tablet Clotrimazole telah digantikan
oleh pengobatan dengan salah satu krim formularium: krim vagina clotrimazole
1% atau krim vagina miconazole 2%. Cream Klotrimazol 1% 5 g dalam vagina
selama 7-14 hari atau Miconazole cream 2% 5 g dalam vagina selama 7 hari.
Gambaran klinis KVV yaitu dysuria eksternal, pruritis vulva, nyeri, kemerahan,
edema vulva, atau keputihan dadih kental. Pengobatan tanpa komplikasi
kandidiasis vulvovaginal (VVC) biasanya merespon jangka pendek terapi
intravaginal. Komplikasi VVC (misalnya, berulang atau penyakit berat,
kandidiasis

non-albicans,

atau

adanya

diabetes

atau

kondisi

immunocompromised lainnya) biasanya membutuhkan lebih rezim perawatan
intensif, kadang-kadang dengan pemberian obat oral (yaitu, flukonazol). Jika
perempuan yang hamil diberikan obat agen topikal. 23

Universitas Sumatera Utara

13
Infeksi
Vaginal
Candidiasis

Obat
clotrimazole
1A+
or
oral
fluconazole
1A+
Hamil: elakkan
Hamil atau
oral azole dan
Pemberian
menggunakan
ASI:
tatalaksana
clotrimazole
intravaginal untuk 3A+
7 hari.
or
miconazole
2% Salep
COMMENTS
All topical and
oral azoles give
75% cure. 1A+

Gagal tatalaksana
vaginal
candidiasis.
Candida yang
diderita – patients
experiencing
cyclical relapse
that requires
suppressive
therapy.

Dosis
500mg pessary
or 10% cream
150mg orally

Durasi TX
stat
stat

100mg pessary 6 malam 5C
at malam
7 hari
5g intravaginally BD

Pemeriksaan dan pengenalpastian

clotrimazole
atau
fluconazole
atau
itraconazole

-500mg
pessary
seminggu
sekali
-100mg oral
seminggu
sekali
-400mg oral
satu kali
sebulan pada
waktu tertentu

-untuk3-6
months

-untuk 3-6
months
-untuk 3-6
months

(Table 2.1 : Penatalaksanaan Kandidiasis Vulvovaginal)19

Universitas Sumatera Utara

14
2.8. Prognosis
Mengikut sejarah alam kandidiasis vulvovaginal ditemukan beberapa deskripsi
dari sejarah bahwa tidak diobati. Ketidaknyamanan adalah komplikasi utama
dan dapat termasuk rasa sakit saat buang air kecil atau selama hubungan
seksual. Balanitis di pasangan pria perempuan dengan kandidiasis vulvovaginal
dapat terjadi, tapi jarang.24
2.9. Edukasi
Edukasi yang harus diberikan kepada penderita kandidiasis vulvovaginal adalah
menyuruh pasien mengelakkan daripada memakai celana dalam yang ketat,
pemakaian produk kebersihan yang berbeda, dan menjaga kebersihan diri
pasien.25

Universitas Sumatera Utara