Profil Penderita Kandidiasis Vulvovaginal di Puskesmas Pancurbatu Chapter III VI

15
BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori
Etiologi


Karbohidrat( )



pH ( / )

Pathogenesis
Perubahan Kolonisasi Jamur
Asimptomatis menjadi simptomastis

Gambaran Klinis
Kandidiasis Vulvovaginalis


Pemeriksaan klinis dan
Pemeriksaan kultur



Vaginal sakit



Iritasi



Pembakaran Vulvular



Dispareunia




Disuria eksternal



Bau, yang minimal dan tidak
menyinggung



Duh Tubuh Vagina/
Keputihan



Penatalaksanaan
-

Cream Klotrimazol
1% 5g


-

Miconazole cream 2%
5g

-

Oral Flucanzol 100mg

Universitas Sumatera Utara

16
3.2 Kerangka Konsep



Usia




Pekerjaan



Suku



Status pendidikan



Jumlah penderita
KVV



Jenis kandida




Spesies terbanyak

Profil Penderita
Kandididasis
Vulvovaginal

Universitas Sumatera Utara

17
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai data
profil penyakit di suatu daerah berdasarkan variable. Cross sectional study
digunakan pada desain ini yang dilakukan hanya satu kali pada suatu saat. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk melihat profil kandidiasis vulvovaginal pada

perempuan di Puskesmas Pancurbatu

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1. Tempat Penelitian
Pengambilan usapan vagina dilakukan di Puskesmas Pancur Batu.
Pemeriksaan usapan vagina dengan pewarnaan gram dan kultur dilakukan di
laboratorium Mikrobiologi FK USU.

4.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dari Augustus hingga Disember
2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita
kandidiasis vulvovaginal yang hadir pada waktu kegiatan rutin pelayanan KB
(Keluarga Berencana) di Puskesmas Pancurbatu.

4.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampeling pada seluruh pasien

kandidiasis vulvovaginal di Puskesmas Pancurbatu, Medan yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.

Universitas Sumatera Utara

18
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi izin
pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan dan Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Data diperoleh melalui metode pencatatan
profil pasien yang menderita kandidiasis vulvovaginal.

4.5. Bahan dan Cara Kerja
Pada penelitian ini sekret vagina diambil dari forniks posterior vagina dengan
memakai vaginal swab Becton Dickinson Company untuk pemeriksaan
mikroskopis pewarnaan gram.

4.5.1. Pengambilan bahan
1. Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan dan
menandatangani informed consent. 2. Pasien berbaring telentang diatas kursi

ginekologi dengan kedua lutut diletakkan kepada penyangganya (posisi litotomi).3.
Pakai sarung tangan. 4. Gunakan spekulum steril, masukkan ke dalam vagina. 5.
Buka kultur swab dari pembungkusnya kemudian usapkan bagian kapasnya ke
daerah forniks posterior vagina, dengan gerakan melingkar searah jarum jam dan
diamkan selama 5 – 10 detik supaya sekret terserap oleh kapas. 6. Ketika menarik
kultur swab keluar dari vagina, perhatikan jangan sampai menyentuh spekulum
dan bagian dinding vagina yang lain. 7. Kemudian kapas dimasukkan kedalam
media transport. Ditutup rapat kemudian diberi label nama. Dan segera dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.

4.5.2. Pemeriksaan laboratorium
Setelah sampai dilaboratorium, segera lakukan pemeriksaan mikroskopis.Cara
kerja pewarnaan gram adalah: Letakkan sediaan di atas rak pewarna, tuang kristal
violet, diamkan selama 1 menit, lalu cuci dengan air, tuang lodine/Lugol dan
diamkan selama 1 menit, lalu cuci dengan air, kemudian cuci dengan
aseton/alkohol 96% (dekolorisasi) hingga warna violet hilang, cuci dengan air,
selanjutnya tuangkan pewarna banding (counterstain) larutan safranin, diamkan

Universitas Sumatera Utara


19
selama 30 detik, bilas dengan air, keringkan diudara, setelah itu baca sediaan
dibawah mikroskop, pembesaran 100x dengan minyak emersi. Cara kultur jamur
adalah: Sediaan diletakkan di atas permukaan agar (Sabouraud Dextrose Agar),
dapat dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri,
gores-goreskan dengan lidi steril, kemudian inkubasi dalam inkubator 370C, koloni
tumbuh selama 24-48 jam.

4.6 Pengolahan dan Analisis Data
Semua data yang terkumpul dicatat dan dilakukan editing dan coding,
kemudian dimasukan ke dalam program komputer SPSS Windows untuk dianalisis
lebih lanjut. Jenis analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif dengan
menggunakan distribusi frekuensi.

4.6 Definisi Operasional
NO Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur


Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala

1.

Pasien yang menderita
kandiddiasis
vulvovaginal dari
gambaran klinis dan
kultur

Usupan
duh tubuh
vagina pada
media SDA


Pemeriksaan
fisik dan
pembiakan
kultur

-Kultur
Positive

Nominal

Umur perempuan
yang menderita
vulvovaginal.

Pencatatan
hasil
wawancara

Wawancara

-Usia
reproduksi

Status pendidikan
formal terakhir yang
menderita Kandidiasis
Vulvovaginal.

Pencatatan
hasil
wawancara

Wawancara

2.

3.

Kandidiasis
Vuvlvovaginal

Usia

Pendidikan

-Kultur
Negative

Ordinal

-Post
menopause
-Tidak
Sekolah

Ordinal

-SD
-SMP
-SMA
-Perguruan
Tinggi

Universitas Sumatera Utara

20
4.

Pekerjaan

Status pekerjaan
pasien yang menderita
Kandidiasis
Vulvovaginal.

Pencatatan
hasil
wawancara

Wawancara

-Ibu rumah
tangga

Nominal

-Pegawai
Swasta
-Wiraswasta

5.

Suku

Penggolongan etnik
pasien KVV

Pencatatan
hasil
wawancara

Wawancara

-Batak

Nominal

-Melayu
-Nias
-Karo
-Aceh

6.

Jenis spesies
kandida

Spesies kandida yang
didapatkan dari hasil
kultur

Usapan duh Pembiakan
tubuh
kultur
vagina pada
media SDA

- Candida
albicans

Nominal

-Candida
glabrata
-Candida
tropicalis
-Candida
krusei
-Candida
parapsilosis

Universitas Sumatera Utara

21
Bab V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pancurbatu yang berlokasi di Jalan Jamin
Ginting, Kec. Medan Baru. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai bulan
Desember 2016. Puskesmas Pancurbatu memiliki poli Obgyn (KB/IKA) yang
menjadi tempat pemeriksaan pasien menderita infeksi vagina. Pemeriksaan spesimen
sekret vagina dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK USU.
5.1.2. Karakteristik subjek penelitian
Subjek penelitian adalah perempuan usia subur usia 22 – 55 tahun yang
menderita kandidiasis vulvovaginal (KVV) berdasarkan gejala klinis. Dalam
penelitian ini diperoleh 25 subjek penelitian yang sesuai dengan sampel penelitian.

5.1.3. Karakteristik Pasien KVV di Puskemas Pancurbatu
Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data pasien KVV dengan
wawancara langsung. Hasil distribusi data yang merupakan karakteristik pasien KVV
di Puskesmas Pancurbatu dapat dilihat pada table-tabel di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

22
5.1.4. Distribusi pasien KVV berdasarkan umur
Tabel 5.1. Distribusi pasien KVV berdasarkan umur

Kelompok Umur (tahun)

n

%

50

2

8.0

Jumlah

25

100.0

Dari tabel 5.1. diketahui bahwa dari 25 wanita menderita KVV yang memiliki
proporsi terbesar adalah kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 11 orang (44.0%).
5.1.5. Distribusi pasien KVV berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 5.2. Distribusi pasien KVV berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan

n

%

Tidak Sekolah

4

16.0

SD

1

4.0

SMP

7

28.0

SMA/SMK

13

52.0

Perguruan Tinggi

0

0.0

Jumlah

25

100.0

Dari tabel 5.2. diketahui bahwa dari 25 pasien KVV menurut pendidikan terbanyak
dijumpai pada yang berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 13 orang (52.0%).

Universitas Sumatera Utara

23
5.1.6. Distribusi pasien KVV berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.3. Distribusi pasien KVV berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan

n

%

Ibu Rumah Tangga

15

60.0

Petani

5

20.0

Jualan

3

12.0

Wiraswasta

2

8.0

Jumlah

25

100.0

Dari tabel 5.3. diketahui bahwa dari 25 pasien KVV menurut pekerjaan terbanyak
adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 15 orang (60.0%).

5.1.7. Distribusi pasien KVV berdasarkan suku
Tabel 5.4 Distribusi pasien KVV berdasarkan suku
Suku

n

%

Batak

8

32.0

Karo

5

20.0

Jawa

9

36.0

Melayu

3

12.0

Jumlah

25

100.0

Dari tabel 5.4. diketahui bahwa dari 25 pasien KVV menurut suku terbanyak adalah
Jawa yaitu sebanyak 9 orang (36.0%).

Universitas Sumatera Utara

24
5.1.8. Karakteristik Gejala Klinis Pasien KVV di Puskesmas Pancurbatu
Pada penelitian ini, dikumpulkan data gejala klinis/keluhan yang dialamu oleh
pasien KVV di Puskesmas Pancurbatu. Distribusi data gejala klinis tersebut dapat
dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 5.5. Karakteristik Gejala Klinis Pasien KVV di Puskesmas Pancurbatu

Keluhan

KVV

Non-KVV

n

%

n

%

Ya

5,0

100,0

20,0

100,0

Tidak

0

0

0

0

Ya

5

100,0

17

85,0

Tidak

0

0

3

15,0

Ya

3

60,0

12

63,2

Tidak

2

40,0

7

36,8

Ya

5

100,0

8

45,0

Tidak

0

0

12

65,0

Keputihan

Gatal

Bau

Iritasi

Dari tabel diatas, diketahui semua pasien KVV dan non-KVV mengalami
keputihan (100%). Dari 5 pasien KVV semua yang mengalami keluhan gatal (
100,0%). Dari 20 pasien non-KVV 17 orang (85,0%) mengalami keluhan gatal dan 3
orang(15,0%) tidak mengalami keluhan gatal. Pasien KVV yang mengalami keluhan

Universitas Sumatera Utara

25
bau adalah 3 orang (60,0%) dan pasien non-KVV yang mengalami keluhan bau
adalah 12 orang (63,2%). Kesemua pasien KVV mengalami keluhan iritasi dan 8
pasien non-KVV (40,0%) mengalami keluhan iritasi.

5.1.9. Pemeriksaan Sekret Vagina Pasien KVV di Puskesmas Pancurbatu.
Pada penelitian ini, dilakukan pemeriksaan sekret vagina dari 25 pasien KVV.
Pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan metode pewarnaan gram dilakukan
untuk mengetahui morfologi jamur yang terdapat pada sekret vagina tersebut. Kultur
jamur dilakukan dengan menggunakan medium SDA dan identifikasi jamur dengan
menggunakan medium Briliance agarR.

Tabel 5.6. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Sekret Vagina dengan Metode
Pewarnaan Gram pasien KVV.

Pewarnaan Gram Sekret

n

%

Yeast (+)

5

20.0

Yeast (-)

20

80.0

Jumlah

25

100.0

Vagina

Dari tabel 5.8. ditemukan bahwa dari 25 spesimen KVV yang dilakukan pemeriksaan
pewarnaan gram dari sekret vagina pada 5 spesimen (20.0%) ditemukan yeast (+) dan
20 spesimen (80.0%) yeast (-).

Universitas Sumatera Utara

26
Tabel 5.7. Hasil Identifikasi Spesies Kandida yang Diisolasi dari Spesimen
Sekret Vagina Pasien KVV
Spesies

n

%

Candida albicans

4

16.0

Candida tropicalis

1

4.0

Tidak Ditemukan Spesies Jamur

20

80.0

Jumlah

25

100.0

Dari table 5.10 diketahui bahwa 25 spesimen KVV, pada 4 spesimen ditemukan
candida albicans, 1 spesimen candida tropicalis dan 20 spesimen tidak ditemukan
spesies jamur.

5.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini maka diperoleh bahwa 44,0% pasien KVV adalah
berusia 30 - 39 tahun. Hasil yang serupa pada penelitian sebelumnya Tibaldi C.
(2009) persentasi sebaran umur pada pasien KVV yang terbanyak adalah 25-40 tahun
sebanyak 53%. Penelitian Geiger AM. (2012) juga melaporkan kelompok umur
terbanyak pada pasien KVV adalah 25 – 40 tahun dengan (54,7%). Hal ini mungkin
disebabkan karena pada kelompok umur 31 - 40 tahun masih termasuk usia
subur.27,28
Pasien yang menderita KVV adalah 52,0% yang berpendidikan SMA/SMK.
Jumlah tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna dengan pasien berpendidikan
kurang daripada SMA/SMK. Menurut penelitian I. Mohamed et. al

pasien

kebanyakan tamatan sekolah menengah dengan 176 dari 360 orang (48,8) .29
Pekerjaan pasien penelitian ini terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga 15 orang
(60,0%). Hal yang serupa ditemukan pada penelitian Mohammad et al (2015) yaitu
dari 360 pasien, 291 (80,8%) di antaranya adalah Ibu Rumah Tangga. Penelitian
Darmani, E.H. (2009) dari 30 kasus pada kelompok pekerjaan, Ibu Rumah Tangga
adalah yang paling banyak yakni 20 orang (66,7%). Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan infeksi vagina kandida tidak mengenal tingkat ekonomi, sosial, dan
budaya.29,30

Universitas Sumatera Utara

27
Pasien yang menderita KVV paling banyak dijumpai pada suku Jawa dengan
jumlah 9 (36,0%). Jumlah tersebut tidak mempunyai perbedaan yang bermakna
dengan Pasien yang menderita KVV pada suku Batak yaitu 8 (33,3%). Hal ini
mungkin disebabkan karena distribusi KVV tidak memandang suku.
Pada penelitian ini, kesemua pasien menderita keluhan keputihan dan pasien
yang menderita keluhan bau adalah 16 orang (64,0%) dan 9 orang (36,0%) tidak
mengeluh mempunyai bau. Pada penelitian ini pasien yang menderita keluhan iritasi
adalah 13 (52,0%) dan keluhan tidak menderita iritasi adalah 12 (48,0%). Pada
penelitian ini gejala gatal yang diderita pasien infeksi vagina candida adalah 22 orang
(88,0%) dan tidak menderita gatal adalah 3 orang (12,0%). Menurut Euro Guidelines
2011 pasien KVV adalah kebanyakan mempunyai gejala keputihan,gatal, bau dan
iritasi.23
Pada penelitian ini, pemeriksaan sekret vagina menggunakan metode
pewarnaan gram dijumpai 5 spesimen (20,0%) dengan yeast (+), dan 20 spesimen
(80,0%) dengan yeast (-). Menurut Selda Songur (2015) melaporkan mempunyai
hasil 3 spesimen (5,6%) yeast positif dan 51 (94,4%) spesimen dijumpai yeast
negatif. 31
Dari 25 sampel specimen secret vagina dijumpai kultur positif candida 5. Hasil
identifikasi dari 5 kultur positif dijumpai candida albican sebanyak 4 (16,0%) dan
candida tropicalis sebanyak 1 (4,0%). Menurut CDC (2010) melaporkan mempunyai
hasil 85%-90% Candida albicans dan sisanya Candida tropicalis dan Candida
glabrata yaitu 5%-10%. Penelitian lain seperti penelitian yang dilakukan di Brazil,
candida albicans 40.9% kasus, Candida tropicalis 20.9%, Candida parapsilosis
20,5% dan Candida glabrata 4,9%. Penelitian G,Tempera tahun 2007, didapati
Bakterial Vaginosis 40%-50%, Candida pada 20%-35% dan Trichomonas vaginalis
pada 5%-10%. Dalam penelitian ini ditemukan Candida albican yang lebih dominan
dari jenis Candida lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa Candida albican merupakan
candida dominan yang menyebabkan infeksi fungal invasif. 24,32

Universitas Sumatera Utara

28
Bab VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian identifikasi spesies Candida pada pasien yang
hadir ketika pelaksanaan KB (Keluarga Berencana), diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a)

Pasien KVV pada penelitian ini terbanyak adalah pada kelompok usia 30-39
tahun, pekerjaan ibu rumah tangga,15 orang (60,0%), pendidikan terakhir SMA
13 orang (52,0%) dan suku Jawa 9 orang (36,0%).

b)

Jika ditinjau berdasarkan gejala klinisnya adalah terbanyak pasien menderita
bau, iritasi, gatal dan kesemua pasien mengeluh mempunyai keputihan.
Ditemukan 2 spesies kandida dari 25 pasien KVV yaitu Candida albicans dan

c)

Candida tropicalis.
Candida albicans merupakan spesies terbanyak yang ditemukan pada

d)

penelitian ini.

6.2

Saran

1. Bagi Institusi
Rutin melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan agar perempuan yang
mengalami keluhan KVV dapat didiagnosa lebih cepat.
2. Bagi masyarakat
Memeriksakan diri jika mengalami keluhan KVV.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
.

Universitas Sumatera Utara