Akuntabilitas Pelayanan Publik Surat Ijin Usaha Perdagangan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.

Menurut

Sugiyono,

penelitian

kualitatif

bertujuan

untukmengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada
masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan sesuatu masalah. Penelitian
yang dilakukan yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari
kejadian yang diteliti atau penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri
atau tunggal, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lain, sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang
objektif.
Dalam hal ini untuk memberikan gambaran tentang Akuntabilitas
Pelayanan Publik surat izin usaha perdagangan di kantor Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan dengan melakukan survey
terhadap pengguna surat izin usaha perdagangan dengan tujuan untuk
mengumpulkan sejumlah data dan informasi dengan cara wawancara mendalam
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.2 Lokasi Peneltian
Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Medan yang ada terletak di Jalan Jenderal Besar Abdul
Haris Nasution No. 32 LT II Medan.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Informan Penelitian
Informan adalah seseorang yang benar - benar mengetahui suatu persoalan
atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang
dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.

Adapun informan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan.
2. Staff Bidang Pelayanan Perijinan yang berjumlah 3 orang.
3. Masyarakat pengguna Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang
berjumlah 6 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan
data primer dan sekunder.
1. Teknik pengumpulan data primer merupakan cara mengumpulkan informasi –
informasi penelitian dengan terjun langsung ke lapangan atau lokasi penelitian.
Teknik ini dilakukan dengan cara:
Wawancara. Wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan
terkait penelitian secara langsung kepada informan (tatap muka).
Observasi. Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk
memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti
serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan khususnya Surat Ijin Usaha Perdagangan di Kota
Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. Teknik pengumpulan data sekunder, cara mengumpulkan informasi dengan
melakukan studi kepustakaan dan mencari informasi terkait penelitian dari
bahan kepustakaan. Teknik ini dilakukan dengan cara:
a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau
sumber - sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.
b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku - buku,
literature, internet, dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan memiliki
keterkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Bodgan dalam Sugiyono (2007:244) mendefinisikan analisis
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Teknik analisa data dalam penelitian ini dimulai dengan mengolah data
yang diperoleh dari berbagai sumber, sampai dengan penarikan kesimpulan.
Dalam melakukan analisis data penelitian, penulis mengacu kepada beberapa

tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:334) yang terdiri
dari:
a. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan yang sesuai
terhadap penelitian. Proses ini dilakukan dengan observasi langsung ke
lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan
sumber data yang diharapkan.
b. Reduksi data, merupakan rangkaian proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan
Universitas Sumatera Utara

lapangan.

Rangkaian

proses

pengolahan

data


inilah

yang

akhirnya

menghasilkan pengelompokkan dan pengkategorian data sehingga data mudah
disajikan dan diverifikasi.
c. Penyajian data, adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif pada umumnya disajikan dalam bentuk teks
naratif, namun dapat juga menggunakan matriks, grafik, ataupun bagan.
d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, merupakan tahap akhir dari rangkaian
proses analisis data. Pada tahap ini data yang telah diolah dan disajikan
kemudian di uji dari segi makna, kesesuaian maupun kebenarannya. Pengujian
data sehingga menjadi kesimpulan yang matang harus didasarkan pada
perspektif emik (informan) bukan dari perspektif etik (peneliti).

3.6 Fokus Penelitian
Fokus Penelitian ini adalah:

1) Pelayanan Publik.
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat maupun Daerah, dan di
Lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa,
baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Akuntabilitas berarti para pengambil keputusan dalam sektor publik dan
masyarakat madani memliki pertanggung jawaban (akuntabilitas) kepada
publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para pemilik
(stakeholders).

Universitas Sumatera Utara

3) Teori Akuntabilitas dari Ellwood yaitu akuntabilitas proses terkait dengan
apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik
dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen,
dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasi melalui
pemberian pelayanan publik dengan prosedur yang tidak rumit, biaya yang
murah, jangka waktu yang cepat, serta responsivitas petugas dalam
melaksanakan pelayanan publik.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Pemerintahan Kota Medan
Kota Medan berlokasi di pulau Sumatera, yang merupakan ibu kota dari
provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan Kota terbesar di luar
pulau jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang bagi para wisatawan untuk
menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Kabupaten Karo, objek
wisata penangkaran Orang Utan di Bukit Lawang, serta Kawasan Danau Toba.
GAMBAR 4.1
Peta Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

Sumber : www.pemkomedan.com
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km2) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah di Sumatera Utara. Dengan demikian, Kota Medan memiliki
luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang lebih besar. Secara


Universitas Sumatera Utara

geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke
utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1: Batas Wilayah Kota Medan Secara Administratif
Utara

Selat Malaka

Selatan

Kabupaten Deli Serdang

Barat

Kabupaten Deli Serdang

Timur


Kabupaten Deli Serdang

Sumber : www.pemkomedan.com

Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota Kota
Meda dan Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota Kota Medan.Wilayah Kota
Medan dibagi menjadi 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.
Tabel 4.2: Kecamatan – Kecamatan di Kota Medan
Kecamatan di Kota Medan

Medan Amplas

Medan Helvetia

Medan Petisah

Medan Area

Medan Johor


Medan Polonia

Medan Barat

Medan Kota

Medan Selayang

Universitas Sumatera Utara

Medan Baru

Medan Labuhan

Medan Sunggal

Medan Belawan

Medan Maimun


Medan Tembung

Medan Deli

Medan Marelan

Medan Timur

Medan Denai

Medan Perjuangan

Medan Tuntungan

Sumber : www.pemkomedan.com
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2015, Penduduk Medan
berjumlah 2,210,624 jiwa. Kota Medan memiliki beranekaragam Suku yang
menetap tinggal. Diantaranya Suku Mandailing, Suku Batak, Suku Karo, Suku
Melayu, Suku Nias, Tionghoa, India dsb. Keanekaragaman yang terdapat dikota
Medan dapat dilihat dari jumlah Mesjid, Gereja, dan Vihara Tionghoa yang
banyak tersebar diseluruh penjuru Kota Medan.
4.2 Gambaran Umum Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kota Medan
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah
dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pada hakekatnya penyelenggaraan otonomi daerah diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah.
Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai
berlaku sejak tahun 2001 mendorong semangat baru dalam penataan sistem
birokrasi pemerintahan. Merujuk pada tujuannya, kebijakan otonomi pada

Universitas Sumatera Utara

dasarnya memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri
dengan tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut,
ada pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan oleh negara menjadi
pembangunan oleh masyarakat.
Secara programs, melalui kebijakan otonomi daerah diharapkan
muncul pusat-pusat kekuatan baru secara regional dalam sektor ekonomi,
kebijakan ini menggambarkan semangat mendorong tumbuhnya pusat ekonomi
baru. Di lain pihak karena adanya keterbatasan investasi di daerah menyebabkan
pemerintah membuka pintu bagi masuknya investasi swasta. Untuk itu harus
dilakukan serangkaian upaya yang sistematis yang mampu menciptakan iklim
investasi yang business friendly. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh
tantangan dan peluang, Pemerintah Daerah harus mampu melakukan inovasi
dalam peningkatan kualitas pelayanan publik sehingga kesan birokrasi pemerintah
yang lamban, berbelit-belit, tidak ramah harus dapat dihapuskan oleh pemda
terkait.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi
adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang
semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan
dan pemerataan. Jadi, kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat
merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah.
Berkaitan dengan pelayanan jasa perijinan, pemerintah melakukan
terobosan yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
24 Tahun 2006 tentang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang
selanjutnya ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan
Terpadu di Daerah. Dalam Permendagri tersebut, pemerintahan kabupaten/kota
Universitas Sumatera Utara

diwajibkan membentuk lembaga Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu atau
dikenal PPTSP paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan ditetapkan. Tidak
sebatas formalitas kelembagaan dalam artian institusi, tapi juga lembaga dalam
artian mekanisme dan nilai.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2009
Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Medan yang pertanggal 27 Januari berubah menjadi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan. Kesederhanaan,
kepastian hukum, transparan dalam pelayanan perizinan, itulah harapan yang
ingin dicapai dari dibentuknya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu PintuKota Medan yang merupakan unit pelayanan perijinan dan nonperijinan. Dalam rangka Good Governance, maka pelayanan prima kepada
masyarakat secara sederhana, jelas, aman, transparan, efisien, ekonomis, adil, dan
tepat waktu mutlak harus dilaksanakan agar dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal
dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

GAMBAR 4.2
DPMPTSP KOTA MEDAN

Sumber : Rio Silaen, Mei 2017

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi
adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang
semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan
dan pemerataan. Jadi kualitas layanan aparatur Pemerintah kepada ma
syarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) pada tahun 2009 dengan dasar
pembentukan:

Universitas Sumatera Utara

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;
3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan
Orgainisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Kesederhanaan,

kepastian

hukum,

transparan

dalam

pelayanan

perijinan itulah harapan dari dibentuknya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan sekarang ini yang merupakan unit
kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam rangka Good Governance
maka pelayanan prima kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman,
transparan,
dilaksanakan

effisien,

ekonomis,

adil

dan

tepat

waktu

mutlak harus

agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta

menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi
dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.
4.2.1 Dasar Hukum Pembentukan DPMPTSP Kota Medan
1. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
2. PP 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.
5. Peraturan Daerah Kota Medan No.3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
6. Perwal No.6 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara

7. Perwal No.36 Tahun 2010 Tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan
Proses dan Penandatanganan Perijinan Kepada Kepala DPMPTSP Kota
Medan.
8. PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional
4.2.2 Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
a. Visi : Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk Mewujudkan
Medan Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli
dan sejahtera.
b. Misi :
1. Mewujudkan

pelayanan

Perijinan

yang

Optimal

dan

Professional serta kepuasan masyarakat.
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional
3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang
berbasis Infomasi Teknologi.
4. Meningkatkan peran serta

masyarakat

dalam pelayanan

perizinan terpadu.
5. Meningkatkan hubungan kerja antar SKPD di lingkungan
Pemko Medan.
4.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Medan Pasal 159 dan 160, tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu (DPMPTSP) Kota Medan, adalah:
Universitas Sumatera Utara

a. Tugas pokok DPMPTSP adalah melaksanakan koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan
secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
simplifikasi, keamanan dan kepastian.
b. Adapun fungsi dari DPMPTSP adalah:


Pelaksanaan penyusunan program



Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan



Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan



Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan



Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya

4.2.4 Susunan Organisasi
a.Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Medan adalah :
1) Kepala Dinas
2) Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
(a). Sub Bagian Umum
(b). Sub Bagian Keuangan
(c). Sub Bagian Kepegawaian
(d). Bidang Pengolahan Data, Perencanaan dan
Pengembangan
(e). Bidang Promosi Penanaman Modal
(f). Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal,
Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

(g). Bidang Pelayanan Perizinan Usaha dan Tanda Daftar
(h). Bidang Perizinan Tata Ruang, Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
(i). Bidang Perizinan Kesehatan , Ketenagakerjaan dan
Perizinan Lainnya.
3) Bidang Pelayanan Perijinan I, terdiri dari :
(a). Sub Bidang Usaha
(b). Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian
4) Bidang Pelayanan Perijinan II, terdiri dari :
(a). Sub Bidang Ketentraman dan Ketertiban masyarakat
5) Bidang Pelayanan Perijinan III, terdiri dari :
(a). Sub Bidang Tata Ruang
(b). Sub Bidang Perhubungan
(c). Sub Bidang Lingkungan Hidup
6) Bidang Pelayanan Perijinan IV, terdiri dari :
(a). Sub Bidang Konstruksi
(b). Sub Bidang Kesehatan dan lain-lain
7) Tim Teknis
Sejumlah tenaga yang memiliki andil besar dalam proses
perijinan,perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat
Keputusan/Perijinan.
8) Kelompok Jabatan Fungsional
Sejumlah tenaga pada jenjang Jabatan yang terbagi
dalam

berbagaikelompok sesuai dengan bidang keahlian dan

ketrampilannya.

Universitas Sumatera Utara

BAGAN 4.1
Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kota Medan

Plt. KEPALA DINAS
Drs. M. Syafruddin, M.Si

Sekretaris

Bagian Tata Usaha

Sub Bagian
Umum

Sub Bagian
Keuangan

Sub Bagian
Kegegawaian

Kelompok Jabatan
Fungsional

1. Bagian
Pengolahan Data,
Perencanaan dan
b

3. Bidang Pelayanan
Perizinan Usaha dan
Tanda Daftar

5. Bidang Perizinan Tata
Ruang, Perhubungan dan
Lingkungan Hidup

2. Bidang Perizinan
Kesehatan,
Ketenagakerjaan
dan Perizinan
Lainnya

4. Bidang Promosi
Penanaman Modal

6. Bidang Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
Modal, Pengaduan,
Kebijakan dan Pelaporan
Pelayanan

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

4.2.5

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan
Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan, maka Tugas Pokok
dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi adalah :
1) Sekretariat/Badan
a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh
Sekretariat yang
dipimpin oleh Kepala;
c. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena
jabatannya adalah
Kepala Badan;
(1)

Badan

melaksanakan

mempunyai

tugas

pokok

koordinasi dan menyelenggarakan

pelayanan administrasi di bidang perijinan secara
terpadu

dengan

prinsip

koordinasi,

integrasi,

sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.
(2) Fungsi Badan :


Pelaksanaan penyusunan program;

Universitas Sumatera Utara



Penyelenggaraan

pelayanan

administrasi perijinan;


Pelaksanaan

koordinasi

proses

pelayanan perijinan;


Pelaksanaan

administrasi

pelayanan

perijinan;


Pemantauan

dan

evaluasi

proses

pemberian pelayanan perijinan;


Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2) Bagian Tata Usaha
Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(1) Tugas Pokok
Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan
sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang
meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan
penyusunan program.
(2) Fungsi


Penyusunan rencana, program dan kegiatan
Bagian Tata Usaha;



Pengelolaan

administrasi

Badan

yang

meliputi administrasi keuangan, kepegawaian,

Universitas Sumatera Utara

tata

persuratan,

perlengkapan,

dan rumah

tangga;


Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan,
dan program Badan;



Pelaksanaan

monitoring,

evaluasi,

dan

pelaporan pelaksanaan Badan;


Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala

Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Tupoksi Sub Bagian Umum
(1) Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian yang berada

dibawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi
umum;
(2) Fungsi


Penyusunan rencana, program dan kegiatan
Sub Bagian Umum;



Penyusunan bahan petunjuk teknis
pengelolaan administrasi umum;



Pengelolaan administrasi umum yang
meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan
kearsipan, administrasi kepegawaian,

Universitas Sumatera Utara

perlengkapan, dan penyelenggaraan
kerumahtanggaan Badan;


Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan;



Pelaporan lingkup administrasi umum;



Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan tugas;



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala
Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya;

3) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan I
a. Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala
Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan;
b. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan
perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan
Perindustrian;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan
Perijinan menyelenggarakan fungsi :


Penyusunan

rencana,

program

dan

kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;


Penyusunan

petunjuk

teknis

Bidang

Pelayanan Perijinan I;


Pelaksanaan persiapan fasilitasi program
kerja Bidang Pelayanan Perijinan I;

Universitas Sumatera Utara



Pelaksanaan pelayanan perijinan;



Pelaksanaan
Teknis

rapat-rapat
yang

dengan

berkaitan

Tim

dengan

permohonan Ijin;


Pengkoordiniran

pengolahan

data

perijinan;


Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan
lokasi/lapangan terhadap
ijin

dan

pembuatan

permohonan
berita

acara

pemeriksaan lapangan;


Pengkoordiniran
perijinan,

dan

pelaksanaan

proses

persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;


Pelaksanaan

koordinasi

dengan

instansi/lembaga lainnya terkait bidang
pelayanan perijinan;


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta
penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang
Pelayanan Perijinan I.



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
Kepala Badan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

4) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan II
a. Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala

Universitas Sumatera Utara

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan.
b. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai

tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup
pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman
dan ketertiban masyarakat;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan
Perijinan II menyelenggarakan fungsi :


Penyusunan rencana, program dan kegiatan
Bidang Pelayanan Perijinan II;



Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan
Perijinan II;



Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja
Bidang Pelayanan Perijinan II;



Pelaksanaan pelayanan perijinan;



Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis
yang berkaitan dengan permohonan Ijin;



Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;



Pengkoordiniran

pelaksanaan

peninjauan

lokasi/lapangan terhadap

permohonan

dan

acara pemeriksaan

pembuatan

berita

ijin

lapangan;


Pengkoordiniran
perijinan,

pelaksanaan

proses

perhitungan retribusi,

penetapan

Universitas Sumatera Utara

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat
Keputusan Perijinan;


Pelaksanaan

koordinasi

instansi/lembaga

lainnya

dengan
terkait bidang

pelayanan perijinan;


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta
penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang
Pelayanan Perijinan II.



Pelaksanaan
Kepala

tugas

Badan

lain

yang

diberikan

sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan III
a. Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala
Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan;
b. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai

tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup
pelayanan perijinan yang berkaitan dengan tata ruang,
perhubungan, dan lingkungan hidup;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan
Perijinan III menyelenggarakan fungsi :


Penyusunan

rencana,

program

dan

kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III;

Universitas Sumatera Utara



Penyusunan

petunjuk

teknis

Bidang

Pelayanan Perijinan III;


Pelaksanaan persiapan fasilitasi program
kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;



Pelaksanaan pelayanan perijinan;



Pelaksanaan

rapat-rapat

dengan

Tim

Teknis yang berkaitan dengan permohonan
Ijin;


Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;



Pengkoordiniran

pelaksanaan

peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin
dan pembuatan berita acara pemeriksaan
lapangan;


Pengkoordiniran

pelaksanaan

proses

perijinan, perhitungan retribusi, penetapan
SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat
Keputusan Perijinan;


Pelaksanaan

koordinasi

instansi/lembaga

lainnya

dengan
terkait bidang

pelayanan perijinan;


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta
penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang
Pelayanan Perijinan III;

Universitas Sumatera Utara



Pelaksanaan
Kepala

tugas

Badan

lain

yang

diberikan

sesuai dengan tugas dan

fungsinya.
6) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan IV
a. Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala
Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan;
b. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai

tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup
pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi,
kesehatan dan lain-lain;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan
Perijinan IV menyelenggarakan fungsi :


Penyusunan rencana, program dan kegiatan
Bidang Pelayanan Perijinan IV;



Penyusunan

petunjuk

teknis

Bidang

Pelayanan Perijinan IV;


Pelaksanaan persiapan fasilitasi program
kerja Bidang
Pelayanan Perijinan IV;



Pelaksanaan pelayanan perijinan;



Pelaksanaan

rapat-rapat

dengan

Tim

Teknis yang berkaitan dengan permohonan
Ijin;


Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

Universitas Sumatera Utara



Pengkoordiniran

pelaksanaan

peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin
dan pembuatan berita acara pemeriksaan
lapangan;


Pengkoordiniran
perijinan,

pelaksanaan

proses

perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat
Keputusan Perijinan;


Pelaksanaan

koordinasi

dengan

instansi/lembaga

lainnya

bidang

terkait

pelayanan perijinan;


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta
penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang
Pelayanan Perijinan IV;



Pelaksanaan
Kepala

tugas

Badan

lain

yang

diberikan

sesuai dengan tugas dan

fungsinya.
7) Tim Teknis
a. Meneliti permohonan ijin;
b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;
c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin apabila diperlukan;
d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan
persiapan
konsep Surat Keputusan/Perijinan;

Universitas Sumatera Utara

e.

Memberikan

saran-saran

atau

pertimbangan-

pertimbangan kepada
Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas
dan fungsi Badan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8) Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional

yang

diatur

dan

ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan;
b. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin
oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk;
c. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja;
d. Jenis

dan

jenjang

jabatan

fungsional

diatur

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4.2.6 Keadaan Pegawai
Penyelenggara
tahun 2017

secara

urusan

pelayanan

kelembagaan

perijinan

digerakkan

terpadu

oleh

selama

sumberdaya

kepegawaian. Adapun sumberdaya kepegawaian yang ada tahun 2017
sebanyak

137

orang

dibedakan

berdasarkan

kualifikasi

menurut

pendidikan, golongan dan jabatan untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel terlampir.

Universitas Sumatera Utara

4.2.7

Sarana dan Prasarana atau Fasilitas di Kantor Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan
Sarana dan Prasaranana/ Fasilitas yang tersedia dapat menunjang
tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya serta akan
dapat mendukung suatu lancarnya pelaksanaan tugas – tugas dan pekerjaan yang
sedang ataupun yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan untuk
mencapainya suatu tujuan dan sasaran tersebut.Berikut

ini peneliti akan

mengemukakan Hasil penelitian mengenai sarana dan Prasarana ( Fasilitas) di
Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, dapat dilihat pada gambar – gambar
dibawah ini:
GAMBAR 4.3
PUSAT INFORMASI

GAMBAR 4.4
FASILITAS

Sumber : Rio Silaen, Mei 2017

Sumber : Rio Silaen, Mei 2017

GAMBAR 4.5
RUANG TUNGGU

GAMBAR 4.6
RUANG TUNGGU

Sumber : Rio Silaen, Mei2017

Sumber : Rio Silaen, Mei2017

Universitas Sumatera Utara

GAMBAR 4.7
FASILITAS TERHADAP
PEGAWAI

GAMBAR 4.8
FASILITAS TERHADAP
PEGAWAI

Sumber : Rio Silaen, Mei 2017

Sumber:

Rio

Silaen,

Mei

2017

GAMBAR 4.9
CUSTOMER SERVICE

Sumber : Rio Silaen, Mei 2017

GAMBAR 4.10
LOKET PENGAMBILAN IJIN

Sumber:

Rio

Silaen,

Mei

2017

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di dalam bab ini, penulis akan menyajikan sebuah data-data

yang

diperoleh dari hasil Penelitian di lapangan melalui sebuah metode-metode
penelitian yang telah dijelaskan pada bab terdahulu.
Setelah mengumpulkan data terkait dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP) pada pelayanan Perijinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintahan Kota Medan dari berbagai
informan, baik informan kunci, informan utama, yakni para pelayan publik di
DPMPTSP Pemko Medan selaku pihak yang menyelanggarakan dan membuat
surat Ijin usaha perdagngan, serta informan tambahan dan masyarakat selaku
pihak penerima pelayanan, maka dalam bab ini penulis akan menyajikan data
yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di lapangan untuk selanjutnya
dapat dianalisis berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya.
Adapun data yang telah dikumpulkan penulis diperoleh melalui proses
wawancara terhadap beberapa informan, observasi lapangan dan pengumpulan
data-data sekunder. Informan kunci terdiri dari satu orang yaitu Bapak Drs. M.
Syafruddin selaku Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Pemerintah Kota Medan. Informan utama terdiri dari Bapak Khairil
Amri Pulungan selaku Pj Kepala Seksi Pemberdayaan Usaha, Bapak Ramli
Siregar, dan ibu Verawati.Sementara informan tambahan terdiri dari 6 orang dari
masyarakat yang sedang melakukan pengurusan Perijinandi DPMPTSP Kota

Universitas Sumatera Utara

Medan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat proses wawancara
merupakan pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang telah disusun
oleh penulis, namun penulis tidak hanya terpaku pada pertanyaan-pertanyaan yang
ada. Dalam pelaksanaannya, pertanyaan-pertanyaaan tersebut berkembang sesuai
dengan permasalahan penelitian ini.
Data – data dalam penelitian ini akan diuraikan dengan dibagi menjadi dua
bagian yaitu, data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan
dengan cara melakukan wawancara dengan informan utama dan informan kunci
serta melakukan wawancara langsung dengan pengguna Surat Ijin Usaha
Perdagangan dan dengan melakukan observasi lapngan. Pengumpulan data
Sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai dokumentasi yang
berkaitan dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan. Data-data diperoleh diperlukan
untuk menjawab segala permasalahan secara mendalam. Dalam penyajian data
metode yang digunakan dalam meneliti ini, penulis menggunakan teori Sheila
Elwood. Dengan variabel yang digunakan Prosedur, Biaya, Jangka Waktu, dan
Responsivitas.
Data ini merupakan hasil wawancara dari Dinas Penanaman Modal dan
Perijinan Terpadu Satu Pintu. Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu
wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu
peneliti menyusun draft pertanyaan yang hendak diajukan. Adapun variabel yang
digunakan untuk menganalisis Akuntabilitas Pelayanan Publik Surat Ijin Usaha
Perdagangan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

5.1 Prosedur
Prosedur merupakan kegiatan utama yang menjadi prioritas dalam
melaksanakan Akuntabilitas Pelayanan Publik. Prosedur terdiri sendiri atas
penyampaian informasi yang jelas kepada masyarakat, mekanisme pendaftaran,
alur pelayanan Perijinan, serta pemahaman petugas pelayanan tentang
akuntabilitas.
5.1.1 Informasi dan Persyaratan
Terkait dengan penyampaian informasi kepada masyarakat sendiri sudah
disampaikan melalui brosur yang disebar ke kecamatan-kecamatan yang ada di
kota Medan, dan juga di website DPMPTSP yang tertera secara lengkap. Di
DPMPTSP juga ada petugas yang khusus melayani masyarakat untuk informasi
mengenai pendaftaran dan persyaratan yang dibutuhkan. Kendala dalam
menyampaikan informasi ialah bagi masyarakat yang tidak bisa menggunakan
internet, sehingga umumnya masyarakat datang terlebih dahulu untuk melihat
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan lalu keesokan harinya datang lagi untuk
melaksanakan proses permohonan ijin. Informasi mengenai persyaratan bisa
dilihat dari internet sudah disosialisasikan melalui spanduk yang ditempel
disekitar gedung lengkap beserta situsnya. (Wawancara dengan Bpk Khairil Amri
Pulungan. 15 Mei 2017).
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengurus Ijin Usaha
Perdagangan adalah sebagai berikut:
1. Formulir permohonan Ijin Usaha Perdagangan.
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Universitas Sumatera Utara

3. Pasfoto Penanggung Jawab perusahaan berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 3
lembar.
4. Fotokopi NPWP pemilik atau NPWP perusahana yang bersangkutan
5. Fotokopi BPJS Ketenagakerjaan.
6. Fotokopi Ijin Gangguan yang dilegalisir.
7. Neraca Awal Perusahaan yang ditandatangani oleh Pemohon di atas
materai secukupnya.
8. Bagi Perusahaan yang berbentuk PT. Melampirkan fotokopi akte pendirian
dan perubahan beserta fotokopi akte pendirian dan perubahan beserta
fotokopi pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM yang dilegalisir
(khusus untuk akte notaris yang diterbitkan mulai tahun 2014 dilegalisir
oleh notaris yang menerbitkan)
9. Bagi perusahaan berbentuk CV. dan Fa. melampirkan fotokopi akte
pendirian dan perubahan yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri yang
dilegalisir.
10. Bagi Badan Usaha yang berbentuk Koperasi melampirkan fotokopi akte
pendirian dan perubahan beserta fotokopi pengesahan dari Dinas Koperasi
setempat atas nama Menteri yang dilegalisir.
11. Melampirkan rekomendasi atau teknis dari instansi terkait yang dilegalisir
bagi perusahaan yang memohon sub bidang barang dagangan yang
memerlukannya.
12. Khusus untuk Kantor Cabang ditambang dengan:
- Surat Permohonan Pembukaan Kantor Cabang diatas materai 6000
- Fotokopi KTP Pimpinan Cabang.
- Fotokopi akte pembukaan Kantor Cabang yang dilegalisir.
- Fotokopi surat penunjukan Kepala Cabang yang dilegalisir.
- Fotokopi IUP (Ijin Usaha Perdagangan) Pusat yang dilegalisir
untuk membuka Kantor Cabang di Medan.
Persyaratan Khusus memiliki syarat sebagai berikut:
Khusus untuk permohonan daftar ulang dan atau peubahan:
-

Melampirkan Asli Ijin Terakhir

Apabila SIUP rusak atau hilang, pemilik atau penanggung jawab perusahaan
dapat mengajukan permohonan penggantian SIUP dengan melamirkan:
1.
2.
3.
4.

Surat keterangan hilang dari Kepolisian setempat
Fotokopi SIUP lama untuk SIUP hilang
SIUP asli untuk penggantian SIUP yang rusak; dan
Pas photo pemilik atau penanggung jawab ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2
(dua) lembar.
Persyaratan yang ditentukan dalam mengurus SIUP diatas sudah melalui

beberapa tahap guna menghindari persyaratan yang merumitkan masyarakat, dan

Universitas Sumatera Utara

persyaratan tersebut sudah yang paling tepat karena sudah mencakup semua
informasi yang dibutuhkan yang terkait dengan dengan pengurusan Ijin Usaha
Perdagangan. (Wawancara dengan Bpk Ramli Siregar dan ibu Verawati, 15 Mei
2017)
Persyaratan yang telah ditentukan oleh DPMPTSP diatas sudah sesuai dan
tidak rumit untuk dijalankan oleh masyarakat yang ingin mengurus SIUP, namun
kendala yang ditemui adalah saat masyarakat yang belum bisa menggunakan
internet saat ingin mengetahui informasi persyaratan, maka masyarakat harus
datang dahulu ke kantor untuk mencari tahu informasi persyaratan. (Wawancara
dengan masyarakat, 16 Mei 2017)
Tabel 5.I
Rekapitulasi Jumlah Ijin Usaha Perdagangan
No.
1

Jenis Perijinan

Ijin Usaha
Perdagangan
Sumber: DPMPTSP, 2016

Tahun

Jumlah

2011-2016

36502

Data diatas menunjukkan data rekapitulasi Perijinan jenis ijin usaha
perdagangan dari tahun 2011 sampai 2016 berjumlah 36502, artinya ada 36502
usaha yang berdiri di Kota Medan yang tentunya melalui proses di DPMPTSP,
sehingga tentu pelayanan harus tetap ditingkatkan untuk tetap meningkatkan
jumlah Perijinan tiap tahunnya agar tetap menjadi sumber Pendapatan Asli
Daerah.

Universitas Sumatera Utara

5.1.2 Alur Prosedur Permohonan dan Pemrosesan Ijin
Alur permohonan Perijinan di DPMPTSP terdiri atas 2 tahap, yaitu
kedatangan pertama dan kedatangan kedua. Kedatangan pertama terdiri atas,
pemohon melakukan pelengkapan berkas yang kemudian diajukan kepada bagian
informasi untuk mendapatkan nomor antrian, kemudian pemohon akan berlanjut
ke bagian loket permohonan untuk mendapatkan resi tanda bukti pendaftaran,
berkas pemohon akan masuk kedalam tahap proses ijin untuk mengetahui apakah
ijin ditolak atau disetujui. Kedatangan kedua adalah untuk mengambil ijin yang
telah di verifikasi dan di cetak oleh petugas. (Wawancara dengan Bpk Khairil
Amri Pulungan, 15 Mei 2017)
Informasi mengenai alur dalam proses pengurusan Perijinan sudah tertera
di website, dan di papan informasi yang ada di ruang tunggu masyarakat yang
ingin mengurus Perijinan. (Wawancara dengan Bpk Khairil Amri Pulungan, 15
Mei 2017).
Bagan 5.I Alur Pelayanan Perijinan

Universitas Sumatera Utara

Dalam tahap proses ijin, pemohon bisa mendapatkan informasi mengenai
status Perijinannya dengan cara menggunakan SMS Gateway, pemohon hanya
perlu mengirimkan sms dengan format :
KODE_IJIN#NO_AGENDA(RESI)#TAHUN

kemudian

dikirim

ke

082277733130 , atau masyarakat juga dapat melihat tentang informasi Perijinan
mereka melalui alat touch screen yang ada di ruang tunggu, seperti yang ada pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Alat Touch Screen

Sumber: Rio Silaen, Mei 2017
SMS Gateway dan Touch Screen merupakan inovasi langsung dari
DPMPTSP untuk meningkatkan pelayanan Perijinan ke arah yang lebih baik dan

Universitas Sumatera Utara

memudahkan masyarakat dalam mengurus Perijinannya. (Wawancara dengan Bpk
Khairil Amri Pulungan, 15 Mei 2017)
Dalam tahap proses permohonan SIUP, DPMPTSP sendiri masih
memperbolehkan pengurusan surat ijin melalui pihak ketiga, dengan syarat utama
yaitu adanya surat ijin pengurusan dari perusahaan yang ingin membuat
permohonan terhadap orang ketiga yang akan mengurus SIUP. Di DPMPTSP
sendiri membuat loket tersendiri khusus untuk pelayanan terhadap perantara.
DPMPTSP membuat aturan yaitu untuk masyarakat yang mengurus langsung
akan tetap dilayani selama jam istirahat, sedangkan untuk perantara akan dilayani
pada saat jam kerja saja. (Wawancara dengan Bpk Ramli Siregar dan ibu
Verawati, 15 Mei 2017)
Pelayanan proses permohonan SIUP di DPMPTSP sudah sesuai dengan
alur yang telah ditetapkan oleh DPMPTSP, tidak ada penambahan kegiatan diluar
dari yang telah ditetapkan di dalam alur proses permohonan Perijinan. DPMPTSP
juga mengistimewakan masyarakat yang mengurus langsung Perijinannya yaitu
dengan tetap melaksanakan pelayanan pada saat jam istirahat petugas, masyarakat
juga dimudahkan dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap seperti SMS
Gatewaydan alat Touch Screen yang ada di kantor DPMPTSP. (Wawancara
dengan masyarakat, 17 Mei 2017)
5.1.3 Pemahaman Konsep Akuntabilitas Publik
Konsep Akuntabilitas Publik sudah disampaikan kepada setiap petugas
pelayanan untuk meningkatkan standar pelayanan yang ada di DPMPTSP, petugas
pelayanan yang ada di DPMPTSP sudah dianggap paham tentang konsep

Universitas Sumatera Utara

akuntabilitas publik, karena DPMPTSP memiliki SOP yang sesuai dengan
PERMENPAN RB No 35 Tahun 2012 dan melaksanakan standar pelayanan
sesuai dengan KEPMENPAN No 63 Tahun 2003. (Wawancara dengan Bapak
Drs. M. Syafruddin, 16 Mei 2017)
Standar Pelayanan yang digunakan sesuai dengan Keputusan MENPAN
Nomor 63 Tahun 2003, yaitu:
a. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan
b. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
c. Biaya pelayanan
Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
d. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
e. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan publik
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang
dibutuhkan.
SOP di DPMPTSP disusun sesuai dengan PERMENPAN RB No 35
Tahun 2012 dengan mengikuti berbagai prinsip berikut:
a. Kemudahan dan kejelasan
b. Efisiensi dan efektivitas

Universitas Sumatera Utara

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Keselerasan
Keterukuran
Dinamis
Beroirentasi pada pengguna atau pihak yang dilayani
Kepatuhan hukum
Kepastian hukum

Prinsip pelaksanaan SOP adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Konsisten
Komitmen
Perbaikan berkelanjutan
Mengikat dengan prosedur standar yang telah diterapkan
Seluruh unsur memiliki peran penting
Terdokumentasi dengan baik
Berikut adalah SOP yang ada pada DPMPTSP dalam melaksanakan

pelayanan Perijinan:
Bagan 5.2
Skematik Proses Perijinan

Universitas Sumatera Utara

Dalam SOP telah tertera tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan Perijinan, serta tanggung jawab yang wajib dilaksanakan oleh tiap
bagian yang ada di DMPTSP, dengan adanya SOP makan konsep akuntabilitas
dapat diwujudkan dengan baik. (Wawancara dengan Bpk Drs. M. Syafruddin, 16
Mei 2017)
Sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, ada 5 bidang yang bertanggung
jawab dalam melaksanakan pelayanan Perijinan, Layanan Informasi, Loket
Pelayanan, Bidang Pelayanan Perijinan, Sekretaris, dan Kepala Badan, dan ada
Pemohon dengan hak dan tanggung jawabnya yang sudah tertera dengan jelas.
Layanan Informasi: Memberikan Informasi kepada Pemohon
Loket Pelayanan: - Menerima Berkas
- Memeriksa kelengkapan berkas
- Memberikan tanda terima (resi) kepada pemohon
- Pembayaran (Jika ada)
- Penyelesaian Ijin
Bidang Pelayanan Perijinan:
Pengolahan Data: -Input/Entri Data
Pengecekan Lokasi: Cek lokasi oleh tim teknis (apabila dibutuhkan)
Proses Ijin: Analisa→Diterima→Perhitungan SKPD/SKRD→Penyiapan SK
Perijinan

Universitas Sumatera Utara

Analisa→Ditolak→Konsep Penolakan
Sekretaris: Cek Ijin, Pemberian Nomor Ijin, Arsip→Laporan dan Evaluasi
Kepala Badan: Pertimbangan, Persetujuan proses SK (Ditolak atau Diterima), Acc
Ijin, Tanda Tangan Ijin
Petugas yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam SOP akan dikenakan sanksi, yaitu berupa teguran, peringatan,
dan mutasi. Sanksi diterapkan guna meningkatkan pelayanan di DMPTSP sendiri
agar masyarakat tidak mengalami kesulitan saat mengurus Perijinan. (Wawancara
dengan Bpk Drs. M. Syafruddin, 16 Mei 2017)
Pemahaman petugas pelayanan mengenai tugas mereka yang telah tertera
di SOP sudah sepenuhnya paham dan sudah sesuai porsi tugasnya masing-masing,
petugas juga sudah melaksanakan SOP dengan baik. Petugas pelayanan juga
merasakan dampak yang positif dengan pelaksanaan SOP yang baik yaitu seperti
pelaksanaan tugas yang lebih tertata dengan rapi dan respon masyarakat yang
positif akan pelayanan. (Wawancara dengan Bpk Khairil Amri, Ramli Siregar,
dan ibu Verawati, 15 Mei 2017)
Dalam data diatas telah disampaikan informasi mengenai informasi
persyaratan, alur pelayanan Perijinan, mekanisme Perijinan, dan pemahaman
petugas pelayanan mengenai akuntabilitas. Dari hasil wawancara dengan informan
mengenai informasi persyaratan Perijinan didapai bahwa DPMPTSP telah
menyampaikan informasi mengenai persyaratan yang ditetapkan dalam mengurus
ijin usaha perdagangan, yaitu dengan cara membuat brosur, mencantumkannya di
internet, atau bisa langsung datang ke kantor DPMPTSP. Dalam penyampaian

Universitas Sumatera Utara

informasi sebagaian masyarakat sudah merasa jelas dan askes informasi mudah
untuk didapat, namun ada juga masyarakat yang harus langsung datang ke kantor
DPMPTSP hanya untuk menanyakan persyaratan yang dibutuhkan, dikarenakan
beberapa masyarakat ada yang belum bisa menggunakan internet untuk melihat
informasi persyaratan di situs DPMPTSP.
Dalam alur pelayanan Perijinan telah dijelaskan bahwa masyarakat hanya
perlu datang dua kali dalam mengurus ijin usaha perdagangan, kedatangan
pertama yaitu untuk mengisi formulir persyaratan dan untuk menunggu nomor
resi dari loket pelayanan, nomor resi ini bisa digunakan untuk melihat sudah
sampai dimana ijin usaha masyarakat, dan bisa digunakan untuk melihat apakah
permohonan ijin masyarakat ditolak atau di terima oleh DPMPTSP. Kedatangan
kedua ialah untk mengambil surat ijin usaha perdagangan yang telah dicetak oleh
DPMPTSP. Informasi mengenai alur pelayanan Perijinan ini telah disampaikan
DPMPTSP dengan cara menempelkan papan informasi di ruang tunggu, dan di
dalam situs DPMPTSP.
Mekanisme Perijinan yang ada di DPMPTSP merupakan SOP dari
DPMPTSP sendiri dan merupakan acuan DPMPTSP dalam melakukan pelayanan
kepada masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, bahwa SOP
yang ada di DPMPTSP disusun sesuai dengan PERMENPAN RB No 35 Tahun
2012 dan standar pelayanan yang digunakan oleh DPMPTSP sesuai dengan
KEPMENPAN No. 63 Tahun 2003, artinya pelayanan yang ada di DPMPTSP
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh undang undang yang ada dan
pelayanan yang ada juga sudah memiliki ketetapan sehingga petugas hanya perlu

Universitas Sumatera Utara

mengikuti standar pelayanan yang ada dan dapat dipastikan tidak akan ada lagi
penyimpangan dalam melakukan pelayanan.
Pemahaman petugas mengenai akuntabilitas merupakan hal yang paling
pokok karena hasil dari pelayanan yang baik dan sesuai dengan standar yang
ditentukan akan menghasilkan akuntabilitas yang baik. Berdasarkan hasil
wawancara dengan informan, petugas di DPMPTSP sudah memahami mengenai
akuntabilitas, karena DPMPTSP melaksanakan segala kegiatan berdasarkan SOP
yang ada dan standar pelayanan yang telah ditentukan negara.
Namun

DPMPTSP

sendiri

belum

mampu

untuk

melaksanakan

akuntabilitas secara total di bagian prosedur, karena dengan adanya perantara
maka kegiatan Perijinan tidak melibatkan masyarakat dengan petugas secara
langsung, melainkan adanya agen yang terlibat di antaranya. Berdasarkan hasil
wawancara DPMPTSP sudah melakukan aturan yang bagus dengan menetapkan
syarat yaitu surat ijin pengurusan permohonan dari perusahaan kepada perantara,
namun syarat ini dirasa belum bersifat kuat, dikarenakan surat dapat dikeluarkan
dengan mudah oleh pemilik perusahaan dan diberikan kepada perantara yang
bukan karyawan perusahaan tersebut. Memberikan batasan waktu bagi perantara
dalam melakukan pengurusan dianggap merupakan langkah yang baik guna
mengurangi antusiasme masyarakat menggunakan perantara.
Berdasarkan analisa penulis mengenai hasil wawancara dan hasil studi
kepustakaan dapat disimpulkan bahwa prosedur yang ada di DPMPTSP telah
jelas, dimulai dari penyampaian informasi, alur pelayanan, standar pelayanan, dan
pemahaman akuntabilitas oleh petugas serta pemahaman SOP masing-masing

Universitas Sumatera Utara

petugas, yang menjadi kekurangan adalah masyarakat yang belum paham
mengenai penggunaan internet sehingga harus melakukan kedatangan untuk
mengetahui informasi persyaratan dan belum adanya aturan yang mengikat
tentang pengurusan menggunakan perantara. Hilangnya prinsip akuntabilitas
dalam pelayanan dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Bagan 5.3 Aktor Dalam Pelayanan Publik
Negara /
Pemerintah

Pelayanan

Sektor Swasta

Pelayanan

Pelayanan:

Masyarakat
Pengguna
Pelayanan

Masyarakat
Pengguna
Pelayanan

Sumber: Wikipedia
Keterangan: Negara memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
pengguna jasa atau produk dari pelayanan publik. Negara bisa juga
memberikan

wewenangnya

kepada

sektor

swasta

untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna pelayanan.
Negara / Pemerintah
/ Sektor Swasta

Agen Perantara
/ Orang Ketiga

Masyarakat
Pengguna
Pelayanan

Bagan 5.4 Aktor Dalam Pelayanan Publik

Universitas Sumatera Utara

Keterangan: Dalam bagan diatas ditunjukkan bahwa adanya perantara yang berada
di antara Pemerintah dan masyarakat penggun