PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI TOMINI | Wulandari | GeoTadulako 9028 29595 1 SM

1

Khusnul Wulandari1, Charles Kapile 2, Amiruddin, 2
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi
E-mail : khusnulwulandari855@gmail.com

ABSTRAK
Khusnul Wulandari, 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem solving (pemecahan
masalah) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran geografi di kelas XI
Madrasah Aliyah Negeri Tomini. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tadulako. Pembimbing (I) Charles Kapile, Pembimbing (2) Amiruddin.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena
dalam proses belajar mengajar guru kurang menerapkan model pembelajaran yang dapat
membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Rumusan masalah apakah penerapan
model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran geografi di kelas XI MAN TOMINI. Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah) pada pembelajaran geografi di kelas XI Madrasah Aliyah Negeri
Tomini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, prosedur penelitian ini dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data berupa
observasi dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dengan menerapkan model pembelajaran
problem solving (pemecahan masalah) dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang

tuntas secara individu 20 siswa dengan nilai 62,5% dan siswa yang tidak tuntas 12 siswa,
sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas secara individu 28 siswa dengan nilai 87,5% dan
siswa yang tidak tuntas berjumlah 4 siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa sudah
memenuhi kriteria di atas nilai KKM yaitu 75. Demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Negeri Tomini.

Kata Kunci : Model pembelajaran problem solving, hasil Belajar

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

2


I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Menurut Undang-undang SISDIKNAS (2009:3) Pendidikan menurut UU

RI No. 20 Tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa kondisi proses
belajar mengajar di kelas XI IPS 2 dalam proses pembelajaran masih kurang
efektif dan siswa kurang bersemangat mengikuti pelajaran. Aktivitas siswa pada
saat pembelajaran geografi sebagian cenderung pasif bertanya maupun menjawab
pertanyaan dari guru, hanya sebagian saja yang menonjolkan keaktifan belajarnya,
terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan yang mudah maupun hanya

melengkapi mengenai materi pembelajaran geografi, mereka menjawab secara
bersama-sama dan jawaban yang diberikan masih tidak sesuai bahkan hanya
beberapa saja yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga interaksi dan
komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru masih belum
terjalin selama proses pembelajaran, bahkan saat guru memberikan tugas ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakannya.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi atau
alternatif dengan menerapkan model pembelajaran problem solving dalam
kegiatan pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk memberikan perubahan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

3

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
geografi di kelas XI MAN TOMINI”.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran problem solving (pemecahan
masalah) pada mata pelajaran geografi di kelas XI Madrasah Aliyah Negeri
Tomini. Manfaat dari pelaksanaan penelitin tindakan kelas dengan menerapkan
model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) pada mata pelajaran
geografi dikelas XI Madrasah Aliyah Negeri Tomini berdasarkan masalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat: 1) Bagi siswa sebagai bahan masukan
untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil karena dapat memacu
pengembangan berfikir siswa. 2) Bagi guru sebagai bahan masukan dan referensi
dalam mendorong kreativitas guru dalam mengembangkan model pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.3) Bagi Sekolah sebagai bahan masukan
dan dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan tentang peningkatan hasil
belajar siswa. 4) Bagi Peneliti sebagai referensi untuk mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran geografi dan mengetahui hambatan-hambatan atau kekurangankekurangan pada penerapan model pembelajaran pada proses pembelajaran
geografi berhubungan dengan siswa, sekolah, orang tua siswa, sehingga dapat ikut
berperan dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako


4

II

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan penekanan

pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada
desain yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggar. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 22 Desember 2016 sampai dengan tanggal 23 Januari 2017 dan
bertempat di Madrasah Aliyah Negeri Tomini.

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 32 siswa
yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Tindakan dalam
penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS
2. MAN Tomini. Penelitian ini melibatkan guru Geografi kelas XI IPS 2 sebagai
pelaksanaan tindakan dan peneliti bertindak sebagai observer, melakukan

pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving di mana guru dan siswa sebagai
subyek penelitian.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

5

2.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data hasil observasi guru dan siswa menggunakan analisis persentasi skor Untuk
indikator sangat baik (4), baik (3), cukup (2), dan kurang (1). Selanjutnya
persentase rata-rata dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
�� �� � � ����� �� � − � � NR =

u

u

a


e

a

a

e a

a

X

Kriteria taraf keberhasilan dapat ditentukan sebagai berikut:

%

80% - 100%

= Kriteria sangat baik


71% - 85%

= Kriteria baik

56% - 70%

= Kriteria cukup

0% - 55%

= Kriteria kurang (Sujarwati, 2012:28).

2.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis hasil belajar, dengan
rumus dari Depdikbud dalam Sujarwati (2012:28):
a) Daya serap individu siswa.

Keterangan:

��� =




%

x

= Banyak skor yang diperoleh siswa

y

= Skor maksimal soal

DSI

= Daya Serap Individu

b) Daya serap klasikal
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau
daya serap subjek penelitian digunakan rumus:

��� =

∑�

∑�

%

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

6

Keterangan:
∑P

= Jumlah skor keseluruhan siswa

∑I


= Jumlah sko Maksimal keseluruhan siswa

DSK

= Daya Serap Klasikal

c) Ketuntasan belajar klasikal.

Keterangan:

��� =

∑�

∑�

∑N

= Banyaknya siswa yang tuntas

∑S

= Banyaknya siswa keseluruhan

%

KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal. (Sujarwati (2012:28))
III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1

Hasil Penelitian
Penelitian di kelas XI IPS 2 dilaksanakan dalam 2 kali tindakan dengan 4

kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui penerapan
metode pembelajaran problem solving.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas guru siklus I dalam penerapan model
pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) pada pembelajaran geografi
di kelas XI IPS 2 MAN Tomini meliputi: tindakan pertama dalam kategori kurang
diperoleh persentase 3,12% dan kategori cukup 43,7%. Sedangkan hasil analisis
aktivitas siswa siklus I meliputi: tindakan pertama dalam kategori kurang
diperoleh persentase 3,12%, kategori cukup 37,50%, dan kategori baik 9,38%.
Jika dilihat dari hasil persentase yang diperoleh maka untuk kriteria taraf

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

7

keberhasilan dapat dikategorikan dalam kategori kurang, karena dalam proses
pembelajaran masih ditemukan kendala-kendala yaitu Siswa kurang berani
bertanya atau masih ragu dengan pertanyaannya sendiri untuk ditanyakan kepada
guru mengenai hal-hal yang kurang dipahami maupun pertanyaan untuk
kelompok penyaji, Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, Sebagian
siswa

masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat

kegiatan tanya jawab, Siswa belum memahami dengan jelas mengenai materi
yang diajarkan. Hasil tes tindakan pada siklus I dari 32 orang siswa 20 orang
siswa yang tuntas 12 orang siswa yang tidak tuntas, Daya serap Klasikal 65 % dan
Ketuntasan belajar klasikal 62,5 %.Hasil tes tindakan siklus I dijadikan alat ukur
mengevaluasi kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah diberikan.
Untuk selanjutnya akan dilakukan pembelajaran pada siklus berikutnya.
3.2

Siklus II
Keberhasilan pembelajaran dikelas sangat ditentukan oleh kemampuan dan

kesiapan guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama cara
menyampaikan materi pelajaran yang mudah dipahami siswa, memotivasi siswa
dan memberikan penguatan agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas guru siklus II dalam penerapan model
pembelajaran problem solving pada pembelajaran geografi kelas XI IPS 2
Madrasah Aliyah Negeri Tomini meliputi: tindakan pertama pada kategori baik
diperoleh persentase 46,87% dan kategori sangat baik 37,5%. Berdasarkan kriteria
taraf keberhasilan guru termasuk dalam kriteria kurang. sedangkan pada tindakan
kedua pada kategori baik diperoleh persentase 28,12% dan kategori sangat baik

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

8

62,5%. Sedangkan hasil analisis aktivitas siswa siklus II pada penerapan model
pembelajaran problem solving pada pembelajaran geografi kelas XI IPS 2
Madrasah Aliyah Negeri Tomini meliputi: tindakan pertama pada kategori baik
diperoleh persentase 56,25% dan kategori sangat baik 25%. sedangkan pada
tindakan kedua pada kategori baik diperoleh persentase 28,12 % dan kategori
sangat baik 62,5%.
Berdasarkan data hasil observasi guru dan siswa serta hasil tes evaluasi
tindakan siklus II sudah mencapai kriteria ketuntasan sehingga hasilnya
menyatakan bahwa model pembelajaran problem solving pada mata pelajaran
geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil refleksi
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II antara lain : 1). Siswa sudah lebih berani
untuk mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang diajarkan. 2). Siswa
lebih aktif untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi jawaban saat
kegiatan diskusi mengenai materi yang diajarkan berlangsung. 3). Pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari sudah sangat baik, hal ini terlihat pada hasil
belajar siklus II yaitu hanya 4 orang siswa yang tidak tuntas secara individu. 4).
Guru sudah memberikan motivasi belajar siswa. 5). Guru lebih memperhatikan
dan membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran geografi dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah).
Tes akhir tindakan dalam penerapan model pembelajaran problem solving
dapat dilihat analisis tes tindakan siklus II Jumlah 32 orang siswa 28 orang siswa
yang tuntas 4 orang siswa yang tidak tuntas, Daya serap Klasikal 75,3 % dan
Ketuntasan belajar klasikal 87,5 %.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

9

Berdasarkan hasil tes tindakan siklus II, maka diketahui bahwa penerapan
model pembelajaran problem solving siswa dapat mudah memahami materi yang
diajarkan oleh guru geografi.
Pembahasan
1.

Siklus I
Pada siklus I, penerapan model pembelajaran problem solving (pemecahan

masalah) belum terlaksana dengan baik. Tes hasil belajar daya serap individu pada
siklus I, yakni 20 orang siswa yang tuntas dan 12 orang siswa yang tidak tuntas,
daya serap klasikal 65% (cukup), dan ketuntasan belajar klasikal 62,5% (cukup).
Hasil belajar (soal tes evaluasi) menunjukkan bahwa siswa cukup mengerti dan
memahami pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah). Hal ini disebabkan adanya kekurangan yang terlihat pada
lembar aktivitas guru dan siswa selama prose pembelajaran, yaitu: 1) Siswa
kurang berani bertanya atau masih ragu dengan pertanyaannya sendiri untuk
ditanyakan kepada guru mengenai hal-hal yang kurang dipahami maupun
pertanyaan untuk kelompok penyaji, 2) Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti
pelajaran, 3) Sebagian siswa masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi
pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab, 4) Siswa belum memahami dengan
jelas mengenai materi yang diajarkan, hal ini terlihat pada hasil tes belajar
tindakan siklus I masih ada 12 orang siswa yang tidak tuntas, 5) siswa kurang
serius mengikuti diskusi kelompok 6) Guru kurang mengarahkan siswa pada
pemecahan masalah, 7) Guru kurang memberikan motivasi belajar terhadap siswa.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail
khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

10

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka
pada siklus II guru dan peneliti melakukan

Upaya

yang dilakukan dengan

meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, guru berusaha
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara : 1) guru meningkatkan penguasaan
kelas untuk meningkatkan disiplin kelas agar kegiatan tanya jawab menjadi aktif,
2) memberikan kesempatan dengan waktu yang cukup kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga siswa dapat memahami
materi yang diajarka, 3) guru memberikan motivasi kepada siswa agar tidak raguragu untuk mengemukakan pendapatnya.
2.

Siklus II
Pada siklus II, sudah terlihat lebih baik, siswa bersemangat dan tertarik

untuk mengikuti pembelajaran problem solving , keterlibatan keaktifan siswa
sudah lebih baik dengan adanya motivasi dan bimbingan dari guru, siswa menjadi
lebih berani untuk mengemukakan pendapat dan menanyakan hal-hal yang belum
dipahami kepada guru, siswa sudah lebih aktif untuk mengajukan pertanyaan
maupun menanggapi pertanyaan saat kegiatan tanya jawab, pemahaman siswa
sudah sangat baik, hal ini terlihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus II melalui penerapan model pembelajaran proble solving (pemecahan
masalah) hanya 4 orang siswa saja yang tidak tuntas secara individu.
Berdasarkan hal tersebut diperoleh peningkatan hasil belajar siswa melalui
tes evaluasi pada siklus II, daya serap individu mencapai 28 orang siswa yang
tuntas dan 4 orang siswa yang tidak tuntas, daya serap klasikal 75,3% (baik), dan
ketuntasan belajar klasikal 87,5 (sangat baik). Persentase ketuntasan belajar siswa

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail

khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

11

pada siklus II sudah mememuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Hal
ini menunjukkan bahwa pada siklus I memperoleh nilai hasil belajar dengan
ketuntasan belajar klasikal 64,6% (cukup), daya serap klasikal 69% (cukup)
sedangkan pada siklus II memperoleh nilai hasil belajar dengan ketuntasan belajar
klasikal 87,5% (sangat baik) dan daya serap klasikal 75,3% (baik). Pada diagram
diatas dapat dilihat bahwa setiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar siswa
dengan ketuntasan belajar sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar. Sehingga
peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran problem solving pada pelajaran geografi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil olah data
kurang dan cukup pada aktivitas guru siklus I tindakan pertama pada kategori
kurang diperoleh persentase 3,12 dan cukup 43,7%. Sedangkan pada tindakan
kedua pada kategori cukup diperoleh persentase 31,25% dan kategori baik
28,12%.. Aktivitas siswa tindakan pertama pada kategori kurang memperoleh
persentase 3,12%, kategori cukup 37,50% dan kategori baik 9,38%. Sedangkan
tindakan kedua pada kategori cukup diperoleh persentase 31,25% dan kategori
baik 28,12%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan persentase yang diperoleh
pada tindakan petama dan kedua pada hasil analisis aktivitas guru dan siswa
termasuk dalam kriteria kurang. Selanjutnya hasil evaluasi pada siklus I meliputi
daya serap individu sebanyak 20 orang siswa yang tuntas dan 12 orang siswa yang

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail

khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

12

tidak tuntas, daya serap klasikal 64,6% (cukup) dan ketuntasan belajar klasikal
62,5% (cukup).
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya. Aktivitas guru pada siklus II tindakan pertama dengan perolehan
persentase pada kategori baik 46,87% dan kategori sangat baik 37,5%. sedangkan
tindakan kedua memperoleh persentase pada kategorri baik 28,12% dan sangat
baik 62,5%. pada aktivitas siswa tindakan pertama memperoleh persentase pada
kategori baik 56,25% dan kategori sangat baik 25%. sedangkan pada tindakan
kedua memperoleh persentase pada kategori baik 28,12% dan kategori sangat baik
62,5%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan persentase yang diperoleh pada
tindakan pertama dan kedua pada hasil analisis aktivitas guru maupun siswa
termasuk dalam kriteria cukup. selanjutnya hasil evaluasi pada siklus II semakin
meningkat, Daya serap individu mencapai 28 orang siswa yang tuntas sedangkan
yang tidak tuntas hanya 4 orang siswa, daya serap klasikal memperoleh nilai
75,3% (baik) dan ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai 87,5% (sangat
baik). persentase ketuntasan belajar pada siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan maksimal (KKM) yaitu 75.
V. DAFTAR RUJUKAN
Sujarwati. (2012). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips di kelas VII SMP
Negeri 3 Sigi. Skripsi sarjana FKIP. Universitas Tadulako. Tidak diterbitkan
Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). (2009). Jakarta.
Sinar Grafika
Wiriatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P. IPS FKIP UNTAD. E-Mail

khusnulwulandari855@gmail.com Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 16

BAB 1 Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING BAGI SISWA SMA Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 13

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMK PADA MATERI TERMOKIMIA.

0 0 37

Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 1 IPS SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Wati | GeoTadulako 5822 19286 1 PB

0 0 16

Perbandingan Pembelajaran Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) dengan Pembelajaran Metode Resitasi (Penugasan) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 6 Sigi | Alberto | GeoTadulako 5824 19296 1 PB

0 0 14

IDENTIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL PALU | Ridwan | GeoTadulako 8999 29511 1 SM

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. pdf

0 2 13

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

0 0 10