Kajian Yuridis Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Pengawas Dalam Kegiatan Perbankan Tanpa Kantor (Branchless Banking)

ABSTRAK
KAJIAN YURIDIS OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI PENGAWAS
DALAM KEGIATAN LAYANAN PERBANKAN TANPA KANTOR
(BRANCHLESS BANKING)
Jhon Perdana Purba *)
Bismar Nasution **)
Mahmul Siregar ***)
Branchless banking sebagai salah satu fasilitas yang sedang digalakkan oleh
bank di Indonesia dan juga sebagai sarana mewujudkan sistem keuangan inklusif
perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah khususnya dalam aspek
pengawasannya dalam kegiatan perbankan. Fungsi pengawasan tersebut dilakukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut dengan OJK). Adapun
permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana kedudukan
OJK dalam mengawasai kegiatan perbankan di Indonesia, bagaimana kegiatan
layanan perbankan tanpa kantor (branchless banking) berdasarkan peraturan
perundang-undangan di Indonesia, dan bagaimana peran OJK dalam mengawasi
kegiatan layanan perbankan tanpa kantor (branchless banking).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode hukum normatif dengan
dilakukan penelitian kepustakaan guna memperoleh data-data sekunder yang
dibutuhkan, meliputi bahan hukum primer, sekunder, tersier yang terkait dengan
permasalahan. Keseluruhan data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode

pengumpulan data kepustakaan. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif guna
memperoleh penjelasan dari masalah yang dibahas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan Undang- Undang Nomor
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pengaturan dan pengawasan lembaga
keuangan menjadi kewenangan OJK. Kemudian salah satu program dalam pilar SNKI
tentang fasilitas intermediasi dan distribusi adalah penyediaan layanan keuangan
tanpa kantor (branchless banking) yang antara lain dapat dilakukan melalui laku
pandai dengan Peraturan OJK No.19/POJK.03/2014 tentang Layanan Keuangan
Tanpa Kantor Dalam Rangka Inklusif (Laku Pandai). Program Laku Pandai yang
dikeluarkan oleh OJK tidak luput dari pengawasan OJK. Hal ini bisa terlihat dalam
berbagai ketentuan yang diatur dalam Peraturan OJK No. 19/POJK.03/2014 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif dan ditindak
lanjuti dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/Seojk.03/2015 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif Oleh Bank.

Kata Kunci : Branchless Banking, OJK, Pengawasan
*)
**)
***)


Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara